You are on page 1of 47

Integrasi Kohort Bayi &

Balita dalam PWS KIA



Provinsi DKI Jakarta , Desember 2012
Pengertian PWS KIA
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS
KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan
program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus , agar
dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.
Program KIA yang dimaksud :
-Pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas
-Ibu dengan komplikasi kebidanan
-Keluarga berencana
-Bayi baru lahir
-Bayi baru lahir dgn komplikasi
-Bayi dan balita
Manfaat PWS KIA
Sebagai alat komunikasi
Sebagai alat penggerakan masyarakat
Sebagai alat manajemen program
Sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi maka penyajian PWS KIA
yang baik adalah:
Berfokus wilayah
Permasalahan mudah dilihat
Kesimpulan mudah diambil
Pimpinan dapat mengambil keputusan dengan
CEPAT dan TEPAT
K1 merupakan indikator akses program, artinya:
Semua bumil yang ada di wilayah kerja harus diberikan
pelayanan awal, yang selanjutnya diulang minimal 3 kali lagi
K1 rendah dapat terjadi karena:
Bumil tidak mau diperiksa
Bumil tidak tahu dimana terdapat pelayanan
Bumil tidak bisa ke tempat pelayanan
Ibu tidak mengetahui kalau diringa hamil
Perlu mendapatkan dukungan keluarga & masyarakat
Perlu penggerakan masyarakat
K1 merupakan indikator akses program, artinya:
Semua bumil yang ada di wilayah kerja harus diberikan
pelayanan awal, yang selanjutnya diulang minimal 3 kali lagi
K1 rendah dapat terjadi karena:
Bumil tidak mau diperiksa
Bumil tidak tahu dimana terdapat pelayanan
Bumil tidak bisa ke tempat pelayanan
Ibu tidak mengetahui kalau diringa hamil
Perlu mendapatkan dukungan keluarga & masyarakat
Perlu penggerakan masyarakat
Contoh Sebagai Alat Penggerakkan Masyarakat :
Contoh Penerapan Data PWS KIA
untuk Perencanaan Tingkat
Puskesmas
6
Sebagai Alat Manajemen Program
Prinsip Pengelolaan

Pencapaian Target Cakupan dan kualitas
Penataan Sisi Supply : pemenuhan Nakes yg
kompeten disesuaikan penempatannya
Penataan sisi Demand: Membangkitkan peran dan
partisipasi serta Masyarakat (community
partisipation and mobilization)

Prinsip Pengelolaan (lanjutan)

Pencapaian Target Cakupan dan kualitas
Pelaksanaan Manajemen: Menerapkan Manajemen
Data dg baik (koleksi n validasi data, analisa,
penyajian menjadi informasi ... Termasuk membuat
pemetaan / maping)
Dapat melaksanakan Respon Cepat dan
Terencana,melakukan koordinasi internal dan
Eksternal
Pengelolaan program KIA
Bertujuan memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara
efektif dan efisien:
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar
bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas
kesehatan.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan kompeten diarahkan ke fasilitas
kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas
sesuai standar di semua fasilitas kesehatan.

Pengelolaan program KIA ( lanjutan )
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus
sesuai standar di semua fasilitas kesehatan.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan
komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga
kesehatan maupun masyarakat.
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan
neonatus secara adekuat dan pengamatan secara
terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan bagi seluruh bayi sesuai
standar di semua fasilitas kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak
balita sesuai standar di semua fasilitas kesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.

Kegiatan yang harus direncanakan :
Revitalisasi PWS KIA :
Validasi dan Analisis data KIA di tingkat Puskesmas
Pemanfaatan data PWS KIA bagi Lintas sektor di
tingkat desa dan Puskesmas
Pelaksanaan P4K untuk semua desa :
Sosialisasi kepala desa, kader, dukun, tokoh
masyarakat
Kampanye penyuluhan, brosur/leaflet, spanduk,
poster
Pelaksanaan Pendataan dan Penempelan stiker,
kunjungan rumah
Monitoring dan Evaluasi Pertemuan Rutin (lintas
sektor)
Lanjutan
Kemitraan bidan dan dukun bayi Reward bagi
dukun yang merujuk setiap bumil/bulin
Kebijakan bidan di desa wajib tinggal di desa :
Lakukan secara bertahap Prioritas untuk
desa dengan jumlah penduduk banyak
Sediakan tempat tinggal yang layak bangun
Poskesdes atau sewa rumah
Rumah tunggu/mobile clinics bagi desa tidak
ada bidan yang tinggal sewa rumah dan
operasional
Advokasi kepada Camat, Kepala Desa, tokoh
masyarakat dengan dukungan dari Dinkes
Kota Serang

DEFINISI OPERASIONAL
INDIKATOR
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Indikator pemantauan
program KIA

Proses dan Output
Dalam kurun waktu tertentu ( 1 tahun)
Denominator berdasarkan wilayah setempat.
Target Indikator Program KIA
pada tahun 2010-2013

No

Indikator
Target
2010 2011 2012 2013
1 Akses pelayanan Antenatal (K1) 100% 100% 100% 100%
2 Cak Pelayanan lengkap antenatal (K4) 95% 96% 96% 96%
3 Cak persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)
90% 93% 95% 97%
4 Cak pelayanan lengkap nifas (KF)
93.50% 94% 95% 96%
5 Cak Deteksi ibu hamil dengan resti oleh masyarakat
5% 6% 6% 6%
6 Cak Deteksi ibu hamil dengan komplikasi oleh tenaga
kesehatan (DKn) 10% 11% 11% 11%
7 Cak penanganan komplikasi obstetri (PK)
80% 85% 90% 95%
8 Cak Peserta KB aktif (CPR)
88% 89% 90% 90%
9 Cak pelayan pertama Neonatus (KN1) 90% 93% 96% 100%
10 Cak pelayanan lengkap Neonatus (KN lengkap)
92% 95% 96% 96%
11 Cak Penanganan komplikasi Neonatal (PKn)
80% 80% 80% 80%
12 Cak pelayanan bayi (Kby)
90% 93% 95% 97%
13 Cak pelayanan anak Balita ( Kbal )
90% 90% 90% 90%
14 Cak pelayanan kesehatan anak Balita sakit ( MTBS )
Target Indikator Program KIA
pada tahun 2012

1. Akses pelayanan Antenatal (K1): 100%
2. Cak Pelayanan lengkap antenatal (K4): 96%
3. Cak persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn): 95%
4. Cak pelayanan lengkap nifas (KF): 95%
5. Cak penjaringan ibu hamil dengan komplikasi oleh tenaga
kesehatan (DKn): 80%
6. Cak penanganan komplikasi obstetri (PK): 90%
7. Cak Peserta KB aktif (CPR): 90 %
8. Cak pelayan pertama Neonatus (KN1): 96%
9. Cak pelayanan lengkap Neonatus (KN lengkap): 90%
10. Cak Penanganan komplikasi Neonatal (PKn): 80%
11. Cak pelayanan bayi (Kby): 95%
12. Cak pelayanan anak Balita: 90%
13. Cak pelayanan kesehatan anak Balita sakit:
Denominator sasaran
Dalam periode waktu tertentu

1. Sensus / cacah jiwa ( data riil)

2. Proyeksi berdasarkan rumus :
Ibu hamil :
1,10 x angka kelahiran kasar (CBR / 15,7) x jumlah penduduk

Ibu bersalin:
1,05 x angka kelahiran kasar (CBR /15,7) x jumlah penduduk

Ibu hamil dengan komplikasi :
20% x jumlah sasaran ibu hamil

Pus :
17% x Jumlah Penduduk

Bayi dan neonatus (menggunakan rumus yang sama):
angka kelahiran kasar (CBR/ 15,7) x jumlah penduduk

Neonatus dengan komplikasi
15 % x jumlah bayi baru lahir

Anak Balita : 9,7 X JML PENDUDUK



Cakupan pelayanan Antenatal
(K1)

Cakupan K1 adalah persentase ibu hamil yang
pertama kali mendapat pelayanan oleh tenaga
kesehatan
Indikator ini di gunakan untuk mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam
menggerakkan masyarakat
Rumus K1 :

Jumlah kunjungan ibu hamil pertama (K1)
X 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun
Cakupan pelayanan Antenatal
(K1)

Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah
pelayanan yang mencakup minimal :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan



Cakupan pelayanan Antenatal lengkap
(K4)
Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan Antenatal sesuai standar, paling sedikit
empat kali, 1 kali pada trimester 1, 1 kali ke dua dan 2
kali pada trimester 3
Menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil dan
menggambarkan kemajuan manajemen atau
kelangsungan program KIA
Rumus K4 :


Jumlah kunjungan ibu hamil ke 4
X 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun
Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan (Pn)
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan
persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV
persalinan.
Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan
klinis kebidanan sesuai standar.
Indikator ini menggambarkan kemampuan Manajemen
program KIA dalam pertolongan Sesuai standar
Rumus Pn :
Jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
X 100 %
Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun
Cakupan Pelayanan Nifas Lengkap
oleh Tenaga Kesehatan (KF)
Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan.
Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada
ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan
s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI
termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan
dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan.
Dengan indikator ini kita dapat mengetahui jangkauan
dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas
Rumus KF :
Jumlah pelayanan ibu nifas oleh tenaga kesehatan min 3 kali
X 100 %
Jumlah sasaran ibu nifas dalam 1 tahun
Cakupan Deteksi dini faktor risiko dan
komplikasi kebidanan oleh masyarakat

Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan
yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai
faktor risiko dan komplikasi kebidanan.
Dengan indikator ini dapat di perkirakan besarnya masalah yang
di hadapi oleh program KIA dan harus di tindaklanjuti dengan
intervensi (survailans)
- Dapat melihat besarnya peran pemberdayaan
masyarakat yg peduli pada kesehatan ibu dan kesiapan
menghadapi komplikasi
Rumus :

Jumlahi bu hamil yang berisiko yang ditemukan kader atau
dukun bayi atau masyarakat
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu X 100 %
20% x jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah dalam 1
tahun
Faktor risiko pada ibu hamil adalah
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2
tahun.
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari
23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa
kehamilan.
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk
panggul dan tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini.
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis,
kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes
Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan
lanjutan

9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik
terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat
kongenital
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio
sesarea, ekstraksivakum/ forseps.
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan,
Infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi
dan riwayat cacat kongenital.
13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar
15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada
usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
.
Catatan : penambahan berat badan ibu hamil yang normal
adalah 9 12 kg selama masa kehamilan

Cakupan Penanganan Komplikasi
Obstetri (Pk)

Adalah cakupan kasus komplikasi/kegawatdaruratan
yang mendapat pelayanan kesehatan sampai selesai
( termasuk kasus yang dirujuk untuk mendaptkan
pelayanan lebih lanjut)
Indikator ini mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil,
bersalin, nifas) dengan komplikasi.
Rumus Pk :
Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dg komplikasi yang
ditangani oleh tenaga kesehatan
X 100 %
20% dari jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin
dan nifas antara lain :

1. Ketuban pecah dini.
2. Perdarahan pervaginam :
- Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta
- Intra Partum : robekan jalan lahir
- Post Partum : atonia uteri, retensio plasenta, plasenta
inkarserata, kelainan pembekuan darah, subinvolusi uteri
3. Hipertensi dalam Kehamilan (HDK): Tekanan darah tinggi (sistolik >
140 mmHg, diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pretibial.
4. Kontraksi dini / persalinan prematur / persalinan ganda
5. Infeksi berat dalam kehamilan : demam berdarah, tifus abdominalis,
Sepsis.
6. Distosia: Persalinan macet, persalinan tak maju.
7. Infeksi masa nifas.
8. Kelainan letak / presentasi janin
9. Kehamilan lewat waktu
10. Hiperemesis gravidarum



Cakupan Peserta KB Aktif
Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang salah
satu pasangannya masih menggunakan alat kontrasepsi
dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut.
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami
Isteri, yang istrinya berusia 15 49 tahun.
Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan
lama yang masih aktif memakai alat dan obat
kontrasepsi terus menerus hingga saat ini untuk
menunda, menjarangkan kehamilan atau mengakhiri
kesuburannya
Rumus CPR :


Jumlah Peserta KB Aktif
X 100 %
Jumlah Pasangan Usia Subur dalam 1 tahun
KUNJUNGAN NEONATAL
Pelayanan Neonatal :
adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali,
selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di
fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
Standar pelayanan minimal:
- Satu kali pada 6-48 jam : (KN 1)
- Satu kali pada 3-7 hari : (KN 2)
- Satu kali pada 8-28 hari : (KN 3)
Dengan indikator ini dapat di ketahui akses / Jangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan neonatal
Rumus KN1 :



Jumlah neonatus yg telah memperoleh pelayanan Kunjungan
Neonatal minimal 1 kali pada masa 6-48 jam setelah lahir sesuai
standar di satu wilayah kerja pada satu tahun


x 100%
Seluruh sasaran bayi di satu wilayah kerja dlm satu tahun yg sama
Cakupan Pelayanan Neonatus
Lengkap (KnL)
Dengan indikator ini dapat di ketahui akses / Jangkauan
dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal

Rumus KN Lengkap :

Jumlah neonatus yg telah memperoleh pelayanan Kunjungan
Neonatal minimal 3 kali yaitu 1 kali pada masa 6-48 jam, 1 kali
pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari setelah lahir sesuai
standar di satu wilayah kerja pada satu tahun
x 100%
Seluruh sasaran bayi di satu wilayah kerja dalam satu tahun
yang sama
Pelayanan Kesehatan Neonatal Dasar
1. Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir
Perawatan Tali pusat
Melaksanakan ASI Eksklusif
Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1
Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik
Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0

2. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,
ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI.
Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada waktu
perawatan bayi baru lahir
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi
baru lahir di rumah dengan menggunakan Buku KIA.
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.


Cakupan Penanganan Komplikasi
Neonatus
Faktor risiko pada neonatus adalah sama dengan faktor risiko
pada ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki faktor risiko akan
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada neonatus.

Indikator ini menunjukkan kemampuan Sarana pelayanan
kesehatan dalam menangani kasus kegawat daruratan Neonatal,
yang kemudian ditindak lanjuti sesuai dengan kewenangannya
atau di rujuk Ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi

Rumus PKn :

Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
X 100 %
Jumlah neonatus dengan faktor resiko 15 % dari seluruh bayi
dalam 1 tahun
Deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dg
melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sbb :
1. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat Kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
4. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
5. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Ada pustul Kulit
9. Nanah banyak di mata
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.

Komplikasi pada neonatus
antara lain :


1. Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)
2. Asfiksia
3. Infeksi Bakteri
4. Kejang
5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermia
8. Tetanus neonatorum
9. Masalah pemberian ASI
10. Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan
kongenital, dll.


Cakupan Kunjungan Bayi (Kby)

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi
sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11
bulan setelah lahir.
1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari 2 bulan.
2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 5 bulan.
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 8 bulan.
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 11 bulan.

Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi
deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan
penyuluhan perawatan kesehatan bayi

Lanjutan





Indikator ini mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi bayi sehingga
kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan
kesehatan.

Jumlah bayi memperoleh pelayanan kesehatan
X 100 %
Jumlah bayi dalam 1 tahun
INDIKATOR KESEHATAN ANAK BALITA
Pemantauan Pertumbuhan
Pemantauan Perkembangan
Pemberian Vitamin A
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA








Definisi Operasional
Cakupan pelayanan anak balita adalah anak usia 12 59
bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar
pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun
pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun
pemberian vitamin A 2 x setahun.


g
Anak balita :
anak berumur 12 59 bln

1. Pemantauan Pertumbuhan:

Pengukuran berat badan pertinggi/panjang badan
(BB/TB) status gizi

..
Bila berat badan tidak naik atau kenaikan berat badannya
tidak mengikuti garis pertumbuhan dalam 2 bulan berturut-
turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah,
harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan untuk
menentukan status gizinya dan upaya tindak lanjut.
RUJUK
Jika ada keluhan/kecurigaan adanya kelainan :
Gangguan mental emosional (KMME)
Autisme
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH)
RUJUK



2. Pemantauan Perkembangan
- Gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian
- Tes daya dengar (TDD)
- Tes daya lihat (TDL)

Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli
gizi dan petugas sektor terkait lainnya yang memiliki
kemampuan melaksanakan stimulasi, deteksi dan intervensi
dini gangguan tumbuh kembang anak di Puskesmas,
Posyandu, Poliklinik Tumbuh Kembang, Taman Bermain, Pos
PAUD, Taman Penitipan Anak dan Taman Kanak-Kanak,
serta Raudatul Athfal dll.

3. Pemberian Vit. A

Setiap anak balita usia 12-59 bulan mendapat Vitamin A
(200.000 IU)
Pemberian sebanyak : 2 x / thn
Jadwal pemberian pada bulan Februari dan Agustus
Cakupan pelayanan anak balita
Setiap anak umur 12 - 59 bulan memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 x dalam
setahun yang tercatat di Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah,
Buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia
12-59 bulan dilaksanakan minimal 2 kali pertahun (setiap 6
bulan)
Rumus Kbal :




Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA
dalam melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin
melalui penyediaan pelayanan kesehatan.

Jml anak balita yg memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan minimal 8 kali
X 100 %
Jumlah anak Balita dalam 1 tahun
Cakupan pelayanan
anak balita sakit
Adalah cakupan anak balita (umur 12 59 bulan) yang
berobat ke Puskesmas dan mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar (MTBS) di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Indikator ini mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara profesional kepada anak balita sakit.
Rumus :
Jumlah balita sakit yang memperoleh pelayanan sesuai
standar
X 100 %
Jumlah anak Balita dalam 1 tahun
44
Alur Pengiriman Laporan On Line
Perbandingan PWS KIA elektronik (Kartini)
dengan PWS KIA manual
Mempermudah kerja petugas
Waktu, tenaga & pikiran petugas
Lama (Manual) Baru (Elektronik)
Prinsip & Konsep Tidak ada perbedaan
Pencatatan &
penyimpanan data
Manual Manual dan Elektronik
Analisis Manual Lebih cepat, lebih akurat,
lebih lengkap
Pemanfaatan Lokal Terpadu PKM-RS-Dinkes
Kabupaten
Mencari data (penelusuran)
Membuat grafik
Membuat laporan
Analisis data
Alternatif solusi
Rencana tindak lanjut
Aktifitas Form
Penanggung jawab
Manual Komputerisasi
Identifikasi WUS Form register WUS Kader Kader
Identifikasi Bumil Form register Bumil Bidan Bidan
ANC, Persalinan, PNC Kartu Ibu Bidan Bidan
Kohort Ibu Form kohort ibu Bidan Komputer (di lakukan
oleh DO)
Membuat laporan pelayanan
ANC, Persalinan dan PNC
Register ANC,
persalinan dan PNC
Bidan Komputer ( dilakukan
oleh DO)
Membuat laporan PWS dan
penelusuran
Format laporan PWS Bidan Komputer (dilakukan
oleh DO)
Perbandingan PWS KIA lama & baru
Mempermudah kerja petugas
Waktu, tenaga & pikiran petugas
Mencari data (penelusuran)
Membuat grafik
Membuat laporan
Analisis data
Alternatif solusi
Rencana tindak lanjut
TERIMA KASIH

You might also like