You are on page 1of 4

dy/igsb/pengantar sistem reaksi heterogen/2007/halaman 1 dari 4

Sistem reaksi heterogen merupakan sistem reaksi yang melibatkan lebih dari 1 (satu) fase.
Sebagian besar proses reaksi kimia di industri merupakan sistem reaksi heterogen, yang pada
umumnya berupa sistem fluida-padatan. Sebagian besar di antaranya merupakan sistem reaksi
berkatalis padat.
Dengan demikian sistem ini sangat penting untuk dipelajari.
Beberapa contoh sistem reaksi heterogen:
No. Sistem Reaksi Heterogen / Contoh
1. Sistem gas-padat, katalitik

Reaksi-reaksi transformasi hidrokarbon:
(cracking atau perengkahan, reforming, dehidrogenasi, isomerisasi, dan
desulfurisasi minyak bumi)

Pembuatan gas SO
3
:
SO
2
(g) + O
2
(g) SO
3
(g) (menggunakan katalis V
2
O
5
)

Sintesis amonia:
N
2
(g) + 3 H
2
(g) 2 NH
3
(g) (menggunakan katalis Fe-base)

Shift conversion di dalam pabrik amonia/urea:
CO (g) + H
2
O (g) CO
2
(g) + H
2
(g) (katalis Fe-base dan Cu-base)
2. Sistem gas-padat, non-katalitik

Reduksi bijih:
ZnS (s) + 3/2 O
2
(g) ZnO (s) + SO
2
(g)
FeS (s) + 3/2 O
2
(g) FeO (s) + SO
2
(g)

Pembuatan HCl dari garam dapur NaCl:
2 NaCl (s) + SO
3
(g) + H
2
O (g) Na
2
SO
4
(s) + 2 HCl (g)

Pembakaran karbon dengan udara:
C (s) + O
2
(g) CO
2
(g)
3. Sistem cair-padat (berkatalis padat)
Alkilasi hidrokarbon cair dengan katalis AlCl
3
(s)
4. Sistem cair-cair (berkatalis homogen)
Alkilasi hidrokarbon cair dengan katalis HF (aq) atau H
2
SO
4
(aq)
5. Sistem padat-padat, non-katalitik
Pembuatan keramik
6. Sistem gas-cair, non-katalitik
Pemisahan CO
2
(g) dan H
2
S (g) dari gas-gas dengan larutan amina
7. Sistem gas-cair-padat

Polimerisasi gas etilena dengan melarutkannya dalam pelarut yang mengandung partikel
katalis tersuspensi.

Karena melibatkan lebih dari 1 fase, maka: ada batas-batas fase
Pada umumnya, sistem reaksi heterogen melibatkan 2 proses, yakni:
1. Proses perpindahan atau transfer massa (difusi), yang merupakan proses atau peristiwa
fisika, dan
2. Proses reaksi kimia, yang merupakan proses atau peristiwa kimia
Oleh karena itu, kecepatan proses secara keseluruhan pada umumnya dinyatakan sebagai global
(atau overall) rates, yang merupakan hasil kontribusi dari kedua proses tersebut.
PENGANTAR
SISTEM REAKSI HETEROGEN
dy/igsb/pengantar sistem reaksi heterogen/2007/halaman 2 dari 4
TAHAP-TAHAP TERKONVERSINYA REAKTAN MENJADI PRODUK REAKSI
(Untuk Kasus Sistem Reaksi Heterogen Fluida-Padatan, atau Sistem Reaksi Fase
Fluida: A P yang Berkatalis Padat)



(1) Perpindahan massa reaktan dari fluida bulk ke antarmuka fluida-padatan (permukaan luar
partikel padatan). Tahap ini biasa disebut sebagai difusi eksternal reaktan.
(2) Perpindahan massa reaktan secara intrapartikel ke dalam partikel padatan (jika berpori).
Tahap ini biasa disebut sebagai difusi internal reaktan.
(3) Adsorpsi reaktan pada sisi-sisi aktif (interior sites) permukaan partikel padatan (atau
katalis padat).
(4) Reaksi reaktan-teradsorp menjadi produk-teradsorp di permukaan aktif padatan (atau
katalis padat).
(5) Desorpsi produk-teradsorp dari permukaan partikel padatan (atau katalis padat).
(6) Perpindahan massa produk secara intrapartikel dari sisi-sisi dalam ke permukaan luar
partikel padatan (jika berpori). Tahap ini biasa disebut sebagai difusi internal produk.
(7) Perpindahan massa produk dari antarmuka fluida-padatan (permukaan luar partikel
padatan) ke fluida bulk. Tahap ini biasa disebut sebagai difusi eksternal produk.
Untuk mempelajari kinetika reaksi sistem heterogen ini, pada umumnya teknik atau metode
eksperimen yang dilakukan dikondisikan sedemikian rupa sehingga tahap yang diharapkan menjadi
penentu atau pengendali kecepatan proses secara keseluruhan adalah hanya peristiwa kimianya
(dan bukan peristiwa fisika).
Oleh karenanya, beberapa contoh upaya yang dapat dilakukan:
Meningkatkan difusi eksternal, dengan cara mempercepat proses pengadukan.
Meningkatkan difusi internal, dengan cara memperkecil ukuran partikel padatan (atau katalis
padat) atau memperbanyak jumlah pori padatan (atau katalis padat), sedemikian sehingga
dapat memperluas permukaan pori padatan (atau katalis padat).
Menurunkan suhu reaksi atau melangsungkan reaksi pada suhu relatif rendah, sedemikian
sehingga reaksi berlangsung relatif lambat.


GAMBARAN TENTANG GLOBAL RATE (OVERALL RATE)
Tinjaulah sebuah sistem reaksi heterogen sebagai berikut:
Reaksi fase gas ireversibel: A (g) P (g)
Membutuhkan katalis padat (C) nonporous.
Kondisi isotermal (suhu tetap).
Reaksi berlangsung dengan melewatkan gas melalui unggun (bed) katalis C.
Reaktan (A)
Produk reaksi (P)
Keterangan gambar:
Tahap-tahap nomor:
1, 2, 6, 7 merupakan proses difusi (peristiwa
fisika)
3, 4, 5 merupakan proses reaksi kimia
(peristiwa kimia)
dy/igsb/pengantar sistem reaksi heterogen/2007/halaman 3 dari 4
Katalis padat bersifat nonporous, sehingga tahap (2) (tahap difusi internal reaktan ke dalam pori
katalis) dan tahap (6) (tahap difusi internal produk dari dalam pori katalis) menjadi tidak ada.
Kecepatan reaksi katalitik (global rate) dapat dinyatakan per satuan luas permukaan (surface, S)
katalis:
waktu . permukaan luas
bereaksi A mol
] [
dt
dn
S
1
r
A
' '
A
= =

Kecepatan proses secara keseluruhan dapat digambarkan melalui 2 (dua) tahap proses, yakni:
(1) Kecepatan difusi (atau fluks) A ke permukaan katalis (
' '
1 A
r
), dan
(2) Kecepatan reaksi di permukaan katalis (
' '
2 A
r
)
C
AG
C
AS
x
fase gas bulk
lapisan
film gas
permukaan
katalis
fase padatan
(katalis)

(1) Kecepatan difusi (fluks) A dari fase gas bulk
ke permukaan katalis, melalui lapisan film gas:

( )
AS AG
' '
1 A
C C
x
D
r =



( )
AS AG G
' '
1 A
C C k r =
.... (i)
(2) Kecepatan reaksi di permukaan katalis (jika
diasumsikan berorde-1 terhadap A):

AS
' ' ' '
2 A
C k r =
.... (ii)
Kedua tahap tersebut di atas berlangsung secara seri atau berurutan.
Pada steady state:
' '
1 A
r
=
' '
2 A
r


( )
AS
''
AS AG G
C k C C k =


AS
' '
AS G AG G
C k C k C k =
( )
AG G
''
G AS
C k k k C = +

AG
''
G
G
AS
C
k k
k
C
+
= .... (iii)
Nilai C
AS
tidak dapat terukur, sedangkan C
AG
dapat terukur, sehingga kecepatan reaksi harus
dinyatakan sebagai fungsi C
AG
(atau, tidak dapat dinyatakan sebagai fungsi C
AS
). Dengan demikian,
dengan mensubstitusikan (iii) ke (i) dan (ii), diperoleh global rate (overall rate) sebesar:

''
A
''
2 A
''
1 A
r r r = = atau
AG overall AG
' '
G
AG
G
' '
G
' '
' '
A
C k C
k 1 k 1
1
C
k k
k k
r =
+
=
+
=

Dengan cara yang sama, jika kecepatan reaksi di permukaan katalis diasumsikan berorde-2
terhadap A, yakni:
2
AS
' ' ' '
2 A
C k r =
,
maka diperoleh global rate (overall rate) sebesar:
( )
AG G
' ' 2
G G AG
' '
' '
G ' '
A
C k k 4 k k C k 2
k 2
k
r + + =
Keterangan:
k
G
koefisien transfer (atau perpindahan) massa A di fase gas
k konstanta kecepatan reaksi di permukaan katalis, per satuan massa katalis padat
1/k
G
dan 1/k tahanan atau resistansi kecepatan
1/k
G
tahanan kecepatan perpindahan massa
1/k tahanan kecepatan reaksi di permukaan katalis
1/k
G
+1/k tahanan keseluruhan (dijumlahkan, jika linier terhadap konsentrasi dan proses
berlangsung secara seri)
dy/igsb/pengantar sistem reaksi heterogen/2007/halaman 4 dari 4
Jika sistem ditinjau pada keadaan stedi (steady state) dan tahap-tahap proses berlangsung secara:
Seri (berurutan), maka: r keseluruhan = r
1
= r
2
= ...
Paralel (bersamaan), maka: r keseluruhan = r
1
+ r
2
+ ...
Selain per satuan luas permukaan (surface, S) katalis, kecepatan reaksi katalitik (global rate) juga
dapat dinyatakan dalam:
waktu . fluida volume
bereaksi A mol
] [
dt
dn
V
1
r
A
A
= = , atau

waktu ). katalis ( tan pada massa
bereaksi A mol
] [
dt
dn
W
1
r
A
'
A
= =
(Ingatlah kembali beberapa cara pendefinisian kecepatan reaksi, seperti yang sudah dipelajari di
materi kuliah sebelumnya).

POLA PENGONTAKAN SISTEM DUA-FASE
Banyak cara (atau pola) pengontakan dua fase. Pada hampir semua jenis reaktor untuk sistem reaksi
heterogen, kecuali pada reaktor unggun terfluidisasi (fluidized bed reactor), ada 5 (lima) pola
pengontakan ideal untuk dua fluida yang mengalir, yakni:
No. Pola Pengontakan Gambar Skema
1.
Plug A / plug B
(countercurrent)
A
B

2.
Plug A / plug B
(cocurrent)
A
B

3.
Plug A / plug B
(crosscurrent)
A
B

4.
Plug A / mixed B
(two cases)
A
B
Micro or
macro
Reaction in
either A or
B phase

5.
Mixed A / mixed B
(two cases)
A
B
Micro-micro or
macro-micro
Reaction in
either A or
B phase

Sumber: Levenspiel, 1999

You might also like