You are on page 1of 4

Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dapat diklasifikasikan menurut JNC 7 yaitu prahipertensi, hipertensi stage 1, dan
hipertensi stage 2 yang dapat dilihat sebagai berikut :










Selain itu hipertensi dapat dibagi menjadi dua yaitu Hipertensi primer yang biasa disebut
juga dengan hipertensi esensial dan hipertensi sekunder.
Hipertensi Esensial (Primer)
Hipertensi esensial adalah hipertensi dimana penyebab pastinya belum diketahui oleh sebab
itu disebut sebagai penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara
faktor faktor resiko tertentu .Hipertensi Esensial sering ditemukan di klinik, hampir 80 %
dari semua penyebab hipertensi.
Faktor risiko
Faktor risiko yang relevan terhadap mekanisme terjadinya hipertensi primer adalah :

1) Genetik
Hipertensi primer bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat
keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi
primer daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

2) Jenis kelamin
Hipertensi primer lebih jarang ditemukan pada perempuan pra menopause dibanding pria
karena pengaruh hormon. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh
hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein
(HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis.

3) Usia
Insidensi hipertensi primer meningkat seiring dengan pertambahan usia. 50-60 % pasien
dengan umur lebih dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

4) Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi primer. Hal ini disebabkan lemak dapat
menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan
darah (Anggraini dkk., 2009.
5) Asupan garam
Asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan sekresi hormon natriuretik. Hormon
tersebut menghambat aktivitas sel pompa natrium dan mempunyai efek penekanan pada
sistem pengeluaran natrium sehingga terjadi peningkatan volume plasma yang
mengakibatkan kenaikan tekanan darah.
6) Hiperaktivitas simpatis
Pada hipertensi primer, sekresi katekolamin yang meningkat akan memacu produksi renin
menyebabkan konstriksi arteriol dan vena serta meningkatkan curah jantung
Hipertensi Sekunder
Hipertensi Sekunder yaitu hipertensi yang sudah diketahui penyebabnya .Jadi sekitar 5% kasus
hipertensi telah diketahui penyebabnya, dan dapat dikelompokkan seperti dibawah ini:
1. Hipertensi pada Penyakit Ginjal
Hipertensi pada penyakit ginjal dapat terjadi pada penyakit ginjal akut maupun penyakit
ginjal kronik baik pada kelainan glomerulus maupun kelainan vascular. Hipertensi pada
penyakit ginjal dikelompokkan dalam:
a. Pada penyakit glomerulus akut: GN pasca streptokokus, nefropati, membranosa
b. Pada penyakit vascular: vaskulitis, scleroderma
c. Pada penyakit ginjal kronik: CKD Stage III-V
d. Penyakit glomerulus kronik: tekanan darah normal tinggi
2. Hipertensi Renovaskular
Berdasarkan penyebabnya hpipertensi ini dapat dibagi menjadi 3 yakni :
a. Lesi aterosklerotik arteri renalis
Merupakan penyebab paling sering HRV, mencapai 90% kasus. Biasanya
ditemukan pada usia lanjut, sering dengan riwayat keluarga hipertensi. Lesis
umumnya terjadi bilateral dan biasanya pada daerah ostium, baik fokal atau
merupakan kelanjutan dari plak aorta serta pada 1/3 bagian proksimal arteri
renalis.
b. Dysplasia fibromuskular
Merupakan penyabab terbanyak kedua, lebih sering ditemukan pada
perempuan muda pada umur decade ketiga dan keempat. Biasanya tidak
mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga dan umumnya belum
mempunyai kelainan organ target. Terjadi bilateral pada 2/3 kasus, dan
biasanya terjadi pada 2/3 distal arteri renalis atau cabang intrarenal.
c. Penyebab lain
Arteritis Takayasu, neurofibromatosis, aneurisma aorta disekans, fistula arteri-
vena renalis, arteri radiasi, posttransplant stenosis, dan emboli.

Krisis Hiptensi
Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat
tinggi dengan kemungkinan akan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target. Pada
umumnya krisis hipertensi terjadi pada pasien yang lalai memakan obat antihipertensi. Krisis
hipertensi meliputi dua kelompok yaitu:
a. Hipertensi darurat (emergency hypertension )
Dimana selain tekanan darah yang sangat tinggi terdapat kelainan/ kerusakan target organ
yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam
menit sampai jam) agar dapat mencegah/membatasi kerusakan target organ yang terjadi.

b. Hipertensi mendesak ( urgency hypertension)
Dimana terdapat tekanan darah yang sangat tinggi tetapi tidak disertai kelaian/kerusakan
organ target yang progresif, sehingga penurunan tekanan darah dapat dilaksanaka lebih
lambat (dalam hitungan jam sampai hari). Prevalensi rata-rata 1-5 % penduduk dewasa
tergantung dari kesadaran pasien akan adanya hipertensi dan derajat kepatuhan makan
obat.

You might also like