You are on page 1of 18

http://digilib.unimus.ac.

id Page 1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORISTIK
1. Akne Vulgaris
a. Definisi
Akne vulgaris adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh inflamasi
kronik dari unit pilosebasea yang ditandai oleh pembentukan komedo, papul,
pustul, nodul, dan pada beberapa kasus disertai jaringan parut, dengan
predileksi diwajah, leher, lengan atas, dada dan punggung.
9
Umumnya terjadi
pada remaja dan dapat sembuh sendiri.
4
Pada orang awam, akne dikenal
dengan jerawat.
1

b. Epidermiologi
Pada umumnya, akne vulgaris terjadi pada remaja dan dewasa muda
serta wanita lebih banyak daripada pria.
12,13
Hampir setiap orang pernah
menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang
timbul secara fisiologis. Akne paling sering terjadi pada masa remaja dan
dimulai pada masa pubertas. Pada umumnya insiden akne akan terjadi sekitar
umur 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada pria dan pada masa itu
yang paling dominan adalah komedo dan papul serta jarang terlihat lesi
beradang. Kadang akne menetap pada wania umur 30 tahunan atau lebih.
Meski pada pria akne lebih cepat berkurang namun pada penelitian diketahui
bahwa gejala akne yang lebih berat justru terjadi pada pria.
4-6,9,10

c. Etiologi
Penyebab pasti timbulnya akne belum diketahui dengan jelas. Faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya akne vulgaris antara lain :
1) Bakteria
Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah
Corynebakterium acnes, Staphylococcus epidermidis dan Pityrosporum
ovale.
13,14


http://digilib.unimus.ac.id Page 2

2) Genetik
Akne vulgaris mungkin merupakan penyakit genetik akibat adanya
peningkatan kepekaan unit pilosebasea terhadap kadar androgen yang
normal.
13
3) Ras

Kemungkinan ras berperan dalam timbulnya akne vulgaris
diajukan karena adanya ras-ras tertentu seperti oriental (Jepang, Cina,
Korea) yang lebih jarang dibandingkan dengan ras caucasian (Eropa,
Amerika) dan orang kulit hitam pun lebih jarang terkena daripada orang
kulit putih.
4,13,15
4) Hormon
Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid,
gonadotropin serta ACTH mungkin menjadi faktor penting pada kegiatan
kelenjar sebasea.
4,5
Kelenjar sebasea sangat sensitif terhadap hormon
androgen yang menyebabkan kelenjar sebasea bertambah besar dan
produksi sebum meningkat.
14
Hormon estrogen dapat mencegah terjadinya
akne karena bekerja berlawanan dengan hormon androgen.
16
Hormon
progesteron dalam jumlah fisiologik tidak mempunyai efektivitas terhadap
aktivitas kelenjar sebasea, akan tetapi terkadang progesteron dapat
menyebabkan akne sebelum menstruasi.
1
Pada wanita, 60-70% menjadi
lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai
seminggu menstruasi.
1,9,10

5) Diet
Jenis makanan yang sering dihubungkan dengan timbulnya akne
adalah makanan yang tinggi lemak (kacang, daging berlemak, susu, es
krim), makanan tinggi karbohidrat (sirup manis), makanan yang beryodida
tinggi (makanan asal laut) dan pedas.
13
Pola makanan yang tinggi lemak
jenuh dan tinggi glukosa susu dapat meningkatkan konsentrasi insulin-like
growth factor (IGF-I) yang dapat merangsang produksi hormon androgen
yang meningkatkan produksi jerawat.
17

6) Psikis
Stres psikis dapat menyebabkan sekresi ACTH yang akan
meningkatkan produksi androgen. Naiknya hormon androgen inilah yang
http://digilib.unimus.ac.id Page 3

menyebabkan kelenjar sebasea bertambah besar dan produksi sebum
bertambah.
1,3

7) Iklim
Pada daerah yang mempunyai empat musim biasanya akne akan
bertambah hebat pada musim dingin dan sebaliknya membaik pada musim
panas. Hal ini disebabkan karena sinar ultraviolet (UV) yang mempunyai
efek membunuh bakteri dapat menembus epidermis bagian bawah dan
dermis bagian atas yang berpengaruh pada bakteri yang berada dibagian
dalam kelenjar sebasea.
1

8) Kosmetika
Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu, secara terus menerus
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan
yang terutama terdiri dari komedo tertutup dan beberapa lesi papulopustula
pada pipi dan dagu. Bahan yang sering menyebabkan akne bisa terdapat
pada berbagai krem wajah seperti bedak dasar (foundation), pelembab
(moisturiser), tabir surya (suncreen) dan krem malam.
1,15
9) Trauma kulit berulang
Menggosok dengan cairan pembersih wajah, scrub atau
penggunaan pakaian ketat misalnya tali bra, helm, kerah ketat dapat
memperburuk jerawat.
15

10) Merokok
Rokok dapat mempengaruhi kondisi kulit seseorang sehingga
menimbulkan acne yang dikenal dengan smoking acne. Berdasarkan
penelitian sekitar 42% perokok menderita akne vulgaris. Partisipasi non-
perokok yang memiliki akne vulgaris tidak meradang sebagian besar
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti sering terkena uap atau terus
menerus terpapar asap rokok.
15

d. Patogenesis
Meskipun etiologi akne vulgaris belum diketahui, namun ada beberapa
faktor yang berhubungan dengan patogenesis penyakit, antara lain :
1) Kenaikan ekskresi sebum
Penderita akne vulgaris memiliki produksi sebum yang lebih dari
rata-rata dan biasanya keparahan akne sebanding dengan jumlah produksi
http://digilib.unimus.ac.id Page 4

sebum.
9,10
Peningkatan produksi sebum menyebabkan peningkatan unsur
komedogenik dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi akne.
4,5
aktifitas
kelenjar sebasea diatur oleh androgen yang terdapat di dalam sirkulasi
maupun didalam jaringan.
9,10
Androgen yang dikeluarkan oleh kelenjar
adrenal terutama dehydroepiandrosterone sulphate (DHEA-S) merangsang
aktifitas kelenjar sebasea, menstimulasi pembentukan komedo.
9,10

Pada saat pubertas androgen yang dihasilkan oleh gonad terutama
testoteron ikut berperan merangsang kelenjar sebasea.
9
Pada penderita
akne terdapat peningkatan konversi hormon androgen yang normal beredar
dalam darah (testoteron) ke bentuk metabolit yang lebih aktif (5-alfa
dihidrotestosteron) mengikat reseptor androgen di sitoplasma dan akhirnya
menyebabkan proliferasi sel penghasil sebum. Meningkatnya produksi
sebum pada penderita akne disebabkan respon organ akhir yang berlebihan
pada kelenjar sebasea terhadap kadar normal androgen dalam darah .
1
2) Adanya keratinisasi folikel
Keratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung longgar dan
tipis berubah menjadi padat dan melekat sehingga sukar lepas dari saluran
folikel tersebut.
4,5
3) Peningkatan jumlah flora folikel
Corynebacterium acnes (Proprionibacterium acnes),
Staphylococcus epidermidis dan Pityrosporum ovale (Malassezia
furfur)berperan pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan
enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum.
4
Bakteri yang dominan
sebagai flora di folikel pilosebasea adalah Corynebacterium acnes
(Proprionibacterium acnes).
4) Peradangan (inflamasi)
Kemungkinan proses inflamasi diakibatkan oleh mediator aktif
yang dihasilkan oleh P.acnes yang terdapat pada didalam folikel.
Proprionibacterium acnes dapat memicu reaksi radang imun dan non
imun:
9

a) P.acnes memproduksi lipase yang dapat menghidrolisis trigliserid dari
sebum menjadi asam bebas yang bersifat iritasi dan komedogenik
b) Pelepasan faktor kemotaktik pada P.acnes akan menarik lekosit atau sel
darah putih kedaerah lesi. Enzim hidrolisis yang dihasilkan oleh lekosit
http://digilib.unimus.ac.id Page 5

dapat merusak dinding folikel kemudian isi folikel seperti sebum, epitel
yang mengalami kerattinisasi, rambut dan P.acnes masuk ke dermis
sehingga timbul inflamasi
c) Aktifitas komplemen dari pejamu
Proliferasi Proprionibacterium acnes kemungkinan terjadi produksi
sebum yang meningkat.


Bagan 1 : Etiopatogenesis Akne
5











e. Patofisiologi
Akne terjadi ketika lubang kecil dipermukaan kulit yang disebut pori-
pori tersumbat.Secara normal, kelenjar minyak membantu melumasi kulit dan
menyingkirkan sel kulit mati. Namun, ketika kelenjar tersebut menghasilkan
minyak yang berlebihan, pori-pori menjadi tersumbat oleh penumpukan
kotoran dan bakteri. Penyumbatan ini disebut sebagai komedo.
3
Pembentukan komedo dimulai dari bagian tengah folikel akibat
masuknya bahan keratin sehingga dinding folikel menjadi tipis dan
menggelembung, secara bertahap akan terjadi penumpukan keratin sehingga
Usia , hormonal, Ras,
stres, Genetik , cuaca




Kelenjar
palit
trigliserida
kental
Keratinisasi
abnormal
Sumbatan
komedo
Papul
Pustul
Nodul
kista
Asam
lemak
bebas
lipase
Kemotaktik
Jaringan parut
hiperpigmentasi
Flora
Respons hospes
http://digilib.unimus.ac.id Page 6

dinding folikel menjadi bertambah tipis dan dilatasi. Pada waktu yang
bersamaan kelenjar sebasea menjadi atropi dan diganti dengan sel epitel yang
tidak berdiferensiasi. Komedo yang telah terbentuk sempurna mempunyai
dinding yang tipis. Komedo terbuka (blackheads) mempunyai keratin yang
tersusun dalam bentuk lamelar yang konsentris dengan rambut pusatnya dan
jarang mengalami inflamasi kecuali bila terkena trauma. Komedo tertutup
(whiteheads) mempunyai keratin yang tidak padat, lubang folikelnya sempit
dan sumber timbulnya lesi yang inflamasi.
3,9,10
Pada awalnya lemak keluar melalui dinding komedo yang udem dan
kemudian timbul reaksi seluler pada dermis, ketika pecah seluruh isi komedo
masuk ke dalam dermis yang menimbulkan reaksi lebih hebat da terdapat sel
raksasa sebagai akibat keluarnya bahan keratin. Pada infiltrat ditemukan
bakteri difteroid garm positif dengan bentukan khas Proprionibacterium acnes
diluar dan didalam lekosit. Lesi yang nampak sebagai pustul, nodul, dengan
nodul diatasnya, tergantung letak dan luasnya inflamasi. Selanjutnya kontraksi
jaringan fibrus yang terbentuk dapat menimbulkan jaringan parut.
9,10

f. Gejala Klinis
Manifestasi klinis akne dapat berupa lesi non inflamasi (komedo
terbuka dan komedo tertutup), lesi inflamasi (papul dan pustul) dan lesi
inflamasi dalam (nodul).
9,10

1) Komedo
Komedo adalah tanda awal dari akne. Sering muncul 1-2 tahun
sebelum pubertas.
9
Komedogenic adalah proses deskuamasi korneosit
folikel dalam duktus folikel sebasea mengakibatkan terbentuknya
mikrokomedo (mikroskopik komedo) yang merupakan inti dari patogenesis
akne. Mikrokomedo berkembang menjadi lesi non inflamasi yaitu komedo
terbuka dan komedo tertutup atau dapat juga berkembang menjadi lesi
inflamasi
2

a) Komedo terbuka
Disebut juga blackhead secara klinis dijumpai lesi berwarna hitam
berdiameter 0,1-3mm, biasanya berkembang waktu beberapa minggu.
Puncak komedo berwarna hitam disebabkan permukaan lemaknya
mengalami oksidasi dan akibat pengaruh melamin
2

http://digilib.unimus.ac.id Page 7

b) Komedo tertutup
Disebut juga whitehead secara klinis dijumpai lesinya kecil dan jelas
berdiameter 0,1-3mm, komedo jenis inidisebabkan oleh sel-sel kulit
mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Secara berkala
pada kulit terjadi penumpukan sel-sel kulit mati, minyak dipermukaan
kulit kemudian menutup sel-sel kulit dan terjadilah sumbatan.
2) Jerawat biasa
Jerawat jenis ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau
kemerahan. Terjadi karena terinfeksi dengan bakteri. Bakteri ini terdapat
dipermukaan kulit, dapat juga dari waslap, kuas make up, jari tangan juga
telepon. Stres, hormon dan udara lembab dapat memperbesar kemungkinan
infeksi jerawat karena kulit memproduksi minyak yang merupakan
perkembangbiakannya bakteri berkumpul pada salah satu bagian muka.
19

a. Papula
Penonjolan padat diatas permukaan kulit akibat reaksi radang,
berbatas tegas dan berukuran diameter <5mm.
9,14
Papul superfisial
sembuh dalam 5-10 hari dengan sedikit jaringan parut tetapi dapat
terjadi hiperpigmentasi pasca inflamasi terutama remaja dengan kulit
yang berwarna gelap. Papul yang lebih dalam penyembuhannya
memerlukan waktu yang lebih lama dan dapat meninggalkan jaringan
parut.
9

b. Pustula
Pustul akne vulgaris merupakan papul dengan puncak berupa
pus.
9
Letak pustula bisa dalam ataupun superfisial. Pustula lebih jarang
dijumpai dibandingkan papula dan pustula yang dalam sering dijumpai
pada akne vulgaris yang parah.
2

c. Nodul
Nodul pada akne vulgaris merupakan lesi radang dengan
diameter 1 cm atau lebih, disertai dengan nyeri.
9

3) Cystic Acne/jerawat Kista (jerawat batu)
Acne yang besar dengan tonjolan-tonjolan yang meradang hebat,
berkumpul diseluruh muka.
19
Penonjolan diatas permukaan kulit berupa
kantong yang berisi cairan serosa atau setengah padat atau padat.
12
Kista
jarang terjadi, bila terbentuk berdiameter bisa mencapai beberapa
http://digilib.unimus.ac.id Page 8

sentimeter. Jika diaspirasi dengan jarum besar akan didapati material kental
berupa krem berwarna kuning. Lesi dapa menyatu menyebabkan
terbentuknya sinus, terjadi nekrosis dan peradangan granulomatous.
Keadaan ini sering disebut akne konglobata.
2
Penderita ini biasanya juga
memiliki keluarga dekat yang juga menderita akne yang serupa.

4) Parut
Jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah
hilang.
12
Sering disebabkan lesi nodulokistik yang mengalami peradangan
yang besar.
2
Ada beberapa bentuk jaringan parut, antara lain:
9

a) Ice-pick scar merupakan jaringan parut depresi dengan bentuk ireguler
terutama pada wajah
b) Fibrosis peri-folikuler ditandai dengan cincin kuning disekitar folikel
c) Jaringan parut hipertrofik atau keloid, sering terdapat didada, punggung,
garis rahang (jaw line) dan telinga, lebih sering ditemukan pada orang
berkulit gelap

g. Gradasi
Klasifikasi diperlukan untuk menjelaskan morfologi, distribusi lesi,
komplikasi, respon terhadap terapi, dan dampak penyakit secara individu.
9,10
Gradasi menunjukkan berat ringannya penyakit yang diperlukan bagi pilihan
pengobatan, antara lain:
4

1) Ringan, bila : Beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi; Sedikit lesi
tak beradang pada beberapa tempat predileksi; atau Sedikit lesi beradang
pada 1 predileksi
2) Sedang, bila : Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi; Beberapa lesi
tak beradang pada lebih dari 1 predileksi; Beberapa lesi beradang pada 1
predileksi; atau Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi
3) Berat , bila : Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi; atau
banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi
Catatan :
a) sedikit : <5 , beberapa 5- 10 , banyak > 10
b) tak beradang : komedo putih, komedo hitam , papul
c) beradang : pustul, nodul, kista

http://digilib.unimus.ac.id Page 9

h. Diagnosis
Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan
ekskohleasi sebum.
4
Diagnosis klinis dimana pada pemeriksaan kulit
didapatkan erupsi kulit pada tempat predileksi yang bersifat polimorfi yang
terdiri dari komedo (tanda patognominik akne vulgaris), papul, pustul dan
nodul.
9,10
Pemeriksaan ekskohleasi sebum adalah pengeluaran sumbatan
sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna).
4
Pada pemeriksaan histopatologi komedo sel keratin, sebum dan
beberapa mikroorganisme, memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik
berupa serbukan sel radang kronis disekitar folikel pilosebasea dengan masa
sebum didalam folike tetapi yang sering ditemukan hanyalah sel keratin.
3,4
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface
lipida). Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas meningkat, oleh karena
itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk menurunkannya.
4

i. Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk akne vulgaris antara lain :
1) Erupsi akneiformis
Lesi ini disebabkan oleh obat-obatan. Klinis berupa erupsi papulopustul
mendadak tanpa adanya komedo hampir diseluruh bagian tubuh, dapat
disertai demam dan dapat
terjadi pada semua usia.
4,9,10

2) Rosacea
Merupakan penyakit peradangan kronis pada kulit muka. Penyakit ini
ditandai dengan eritema yang persisten, disertai telangiektasis, papul dan
pustul, kadang-kadang diserta hipertrofi kelenjar sebasea tetapi tidak
ditemukan komedo.
9,10

3) Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi
monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul dengan tempat
predileksi ditempat kontak zat kimia atau rangsangan fisisnya.
4

4) Dermatitis perioral
http://digilib.unimus.ac.id Page 10

Gejala klinis berupa papul eritema atau papulo pustul dengan ukuran 1-
3mm terletak didagu, cekungan nasolabial dan sekitar mulut disertai
skuama dan rasa gatal.
9,10

5) Adenoma sebaseum
Sering merupakan manifestasi kulit dari penyakit tuberous
sclerosis.Nampak sebagai papul merah muda sampai merah diwajah yang
timbul sejak usai anak-anak atau pubertas.Lesi ini merupakan
angiofibroma.
9,10

j. Penatalaksanaaan
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah
terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan akne yang terjadi
(kuratif).
4,5,13

1) Pencegahan
a) Menghindari peningkatan jumlah sebum dan perubahan isi
sebum
4,5,10,13,18

- Diet rendah lemak dan karbohidrat.
- Minum air putih minimal 8 gelas sehari, dengan air putih yang
cukup kulit akan lebih elastis dan metabolisme tubuh menjadi lancar
dan normal dan detokfikasi tubuh dari dalam keluar
- Melakukan perawatan kulit.
- Mandi sesegera mungkin setelah aktifitas berkeringat.
- Cuci muka dengan sabun dan air hangat 2 kali sehari.
18
Jangan
mencuci muka berlebihan dengan sabun (6-8 kali sehari) karena
dapat menyebabkan akne detergen
- Dapat juga menggunakan cairan cleanser, tetapi hindari
menggunakan scrub yang malah dapat mengiritasi kulit dan dapat
memperparah akne.
- Hindari pemakaian anti septik atau medicated soap yang sering
mengakibatkan kulit menjadi iritasi
b) Menghindari faktor pemicu terjadinya akne
4,5,13,15

- Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi
tubuh.
- Penggunaan kosmetika secukupnya
http://digilib.unimus.ac.id Page 11

- Bersihkan kuas kosmetika secara teratur dengan air sabun dan
membuang alat make up yang sudah lama dan sudah tidak layak
pakai.
- Hindari bahan kosmetika yang berminyak, tabir surya, produk
pembentuk rambut atau penutup jerawat.
c) Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalkan minuman keras,
rokok,polusi debu,lingkungan yang tidak sehat dan sebagainya
4,5,13

d) Hindari penusukan,pemencetan lesi, mencongkel dan sebagainya
karena dapat menyebabkan infeksi, menimbulkan bekas, memperparah
akne dan bahkan membuat kesembuhan lebih lama.
3-5,13,15,16

2) Pengobatan
Pengobatan dilakukan dengan cara memberikan obat-obat topikal,
obat sistemik, bedah kulit ataupun kombinasi cara-cara tersebut
a) Pengobatan topikal
Dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan
peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi, obat topikal terdiri
atas:
4

- Bahan iritan yang dapat melupas kulit (peeling), misalnya sulfur (4-
8%), resorsinol (1-5%), asam salisilat (2-5%), peroksida benzoil
(2,5-10%), asam vitamin A (0,025-0,1%) dan asam azeleat (15-
20%).Efek samping obat iritan dapat dikurangi dengan cara
pemakaian berhati-hati dimulai dengan konsentrasi yang paling
rendah.
- Antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam
folikel, misalnya oksi tetrasiklin (1%), eritromisin (1%), klindamisin
fosfat (1%)
- Anti peradangan topikal, salep atau krim kortikosteroid kekuatan
ringan atau sedang (hidrokortison 1-2,5%) atau suntikan intralesi
kortikosteroid kuat (triamsolon asetonid 10 mg/cc) pada lesi nodulo-
kistik
- Lainnya, misalnya etil laktat 10% untuk menghambat pertumbuhan
jasad renik
b) Pengobatan sistemik
http://digilib.unimus.ac.id Page 12

Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktivitas jasad
renik, dapat juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum
dan mempengaruhi keseimbangan hormonal. Golongan ini terdiri atas:
- Anti bakteri sistemik : tetrasiklin (250mg-1 g/hari), eritromisin
(4x250 mg/ hari), doksisiklin(50mg/hari), trimetoprim (3x100
mg/hari)
4,14

- Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara
kompetitif menduduki reseptor organ target dikelenjar sebasea
misalnya estrogen (50mg/hari selama 21 hari dalam sebulan) atau
antiandrogen siproteron asetat (2mg/hari).
16

- Vitamin A dan retinoid oral.
4,13

- Obat lainnya, misalnya antiinflamasi non steroid ibuprofen
(600mg/hari),dapson (2 x100mg/hari),seng sulfat (2x200 mg/hari)
4

c) Bedah kulit
Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama untuk
memperbaiki jaringan parut akibat akne vulgaris meradang yang berat
yang sering menimbulkan jaringan parut, baik yang hipertrofik maupun
hipotrofik. Jenis bedah kulit dipilih disesuaikan dengan macam dan
kondisi jaringan parut yang terjadi.Tindakan dilakukan setelah akne
vulgaris sembuh.
4,13


k. Prognosis
Umumnya prognosis penyakit baik. Akne vulgaris umumnya sembuh
sebelum mencapai 30-40an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai
tua atau mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu dirawat inap dirumah saki

2. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang.
8,11

http://digilib.unimus.ac.id Page 13

b. Tingkatan pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan:
8,11,19

1) Tahu (know)
Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk
kedalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang rendah.
2) Memahami (comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam
komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sistensis
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru dengan
kata lain sistensis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi yang ada.

c. Proses perilaku TAHU
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni
8, 11,19

1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu
2) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian
dan tertarik pada stimulus
3) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan
baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya
http://digilib.unimus.ac.id Page 14

4) Trial, individu mulai mencoba perilaku baru
5) Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

d. Indikator
Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan
menjadi :
8,19

1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit.
2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat.
3) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
11
b) Pekerjaan
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan
cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak
tantangan.
11

c) Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan kematangan jiwa.
11

2) Faktor eksternal
a. Lingkungan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok.
11

b. Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi.
11
http://digilib.unimus.ac.id Page 15

3. Perilaku
a. Pengertian
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak.
11
Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang
positif akan menjadikan perilaku tersebut bersifat langgeng sedangkan apabila
perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak
akan berlangsung lama.
19
b. Bentuk perilaku
11

1) Bentuk pasif adalah respons internalyaitu yang terjadi didalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya
berpikir, tangapan, atau sikap batin, dan pengetahuan.
2) Bentuk aktif apabila perilaku itu jelas dapat di observasi secara langsung.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
8,11

1) Faktor internal
Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersift bawaan misal: tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya
2) Faktor eksternal
Lingkungan baik lingkungan fisik , sosial, budaya, ekonomi, politik dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan
yang mewarnai perilaku seseorang
Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
8

1) Faktor presdiposisi
Faktor ini mencakupi pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yan
berkaitan dengan kesehata, sistem yang dianut masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat sosial, ekonomi dan sebagainya.
2) Faktor pemungkin (enambling factors)
Faktor ini mencakup tersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat.



http://digilib.unimus.ac.id Page 16

3) Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilak tokoh masyarakat, tokoh
agama, sikap dan perilaku para petugas.
d. Tingkatan
Perilaku terdiri dari tingkatan yaitu:
19

1) Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek yang sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil
2) Respon terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar
3) Mekanisme
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan
4) Adaptasi
Adaptasi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.

e. Klasifikasi
8

1) Perilaku hidup sehat
Perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya
2) Perilaku sakit (illness behaviour)
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit penyakit,
persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala
penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya
3) Perilaku peran sakit (the sick role behaviour)
Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran mencakup hak-
hak orang sakit dan kewajiban sebagai orang sakit.





http://digilib.unimus.ac.id Page 17

B. KERANGKA TEORI


















* = yang diteliti




Derajat
Keparahan
Akne*
Akne vulgaris
Perilaku* Pengetahuan*
Faktor eksternal:
1. Lingkungan
(fisik, sosial,
budaya,
ekonomi,
politik, dan
sebagainya)
Faktor internal :
1. Tingkat
kecerdasan
2. Tingkat
emosional
3. Jenis kelamin
4. Dan sebagainya
Faktor internal :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. umur
Faktor eksternal:
1. Lingkungan
2. Sosial
budaya
Faktor
presdiposisi
1. Bakteria
2. Genetik
3. Ras
4. Hormon
5. Diet
6. Psikis
7. Iklim
8. Kosmetika
9. Trauma kulit
berulang
10. merokok

http://digilib.unimus.ac.id Page 18

C. KERANGKA KONSEP






D. HIPOTESIS
Ada hubungan pengetahuan dan perilaku dengan derajat keparahan akne
vulgaris pada siswa-siswi SMA Negeri 14 Semarang















Derajat
keparahan
Akne vulgaris
Pengetahuan
perilaku

You might also like