Standar audit merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis mencakup pertimbangan mengenai kualitas profesional seperti kompetensi, independensi, dan bukti. Standar Umum Seorang auditor harus mempertahankan independensi. Standar ini menuntut auditor untuk independen dalam melaksanakan auditing dan melaporkan laporannya serta dalam memberikan pendapat. Ada tiga aspek independensi : a. Independensi senyatanya, auditor tidak memiliki kepentingan ekonomis dalam perusahaan yang dilihat dari keadaan sebenarnya. b. Independensi dalam penampilan, auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensinya. c. Independensi dari keahlian, auditor harus memiliki kecakapan dan mampu menyelesaikan tugasnya dengan menggunakan segala kemahiran jabatannya sebagai pemeriksa dengan ahli dan seksama. Seorang auditor harus menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama dalam melaksanakan audit dan penyusunan laporannya. Audit harus dilaksanakan oleh seorang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis sebagai auditor. Standar ini menuntut kompetensi teknis seorang auditor yang melaksanakan audit, meski seorang auditor ahli dalam bidang bisnis dan keuangan dapat dikatakan tidak memenuhi persyaratan sebagai auditor bila tidak memiliki pendidikan dan pengalaman memadai dalam bidang auditing. Standar Pekerjaan Lapangan Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten, harus diawasi saat melakukan audit. Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit dan perancangan program audit untuk melaksanakan audit. Walaupun auditor boleh memperkerjakan asisten tetapi tanggung jawab atas pekerjaan tetap berada ditangan auditor. Pemahaman terhadap struktur pengendalian intern harus dikuasai untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Pemahaman mengenai struktur pengendalian interen klien akan digunakan untuk mengindentifikasi salah saji potensial, mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi resiko slah saji yang material. Bukti audit harus bersifat kompeten dan diperoleh melalui inspeksi pengamatan, permintaan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Audit harus menghimpun hal-hal yang bersifat membuktikan dan tidak hanya membuktikan bukti konkrit sebagai dasar untuk menyatakan pendapat untuk laporan keuangan klien. Standar Pelaporan Laporan audit harus menyatakan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang di terima oleh umum dan berlaku di Indonesia. Standar ini mengharuskan auditor untuk mengidentifikasikan dan menggunakan prinsip akuntansi yang berterima umum di Indonesia sebagai kriteria yang dipakai untuk mengevaluasi keputusan yang dibuat oleh manajemen. Laporan audit harus menunjukkan jika ada ketidak ada penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dan membandingkannya dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. Konsistensi adalah suatu konsep di dalam akuntansi menuntut diterapkannya secara terus-menurus dan tidak diubah kecuali dengan alasan yang tertentu yang dapat dibenarkan, ini sangat diperlukan untuk mendukung kebenaran laporan keuangan dari suatu periode keperiode berikutnya. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai. Standar ini berkaitan erat dengan informasi tambahan sebagai pndukung dan pelengkap laporan keuangan. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, Jika ada pendapat yang tidak bisa diberikan, auditor harus menyatakan alasannya dengan jelas. Standar ini bertujuan untuk mencegah salah tafsir tetang tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan. Auditor harus menyatakan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang tidak di audit tetapi namanya dikaitkan dengan laporan keuangan tersebut. HUBUNGAN STANDAR AUDITING DENGAN STANDAR PENGENDALIAN MUTU KAP Dalam paragraf 1 SPAP SA Seksi 161 dijelaskan bahwa dalam penugasan audit, auditor independen bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Seksi 202 Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik mengharuskan anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai auditor independen mematuhi standar auditing jika berkaitan dengan audit atas laporan keuangan. Kantor akuntan publik juga harus mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dalam pelaksanaan audit. Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia berkaitan dengan pelaksanaan penugasan audit secara individual; standar pengendalian mutu berkaitan dengan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara keseluruhan. Oleh karena itu, standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan standar pengendalian mutu berhubungan satu sama lain, dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu yang diterapkan oleh kantor akuntan publik berpengaruh terhadap pelaksanaan penugasan audit secara individual dan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara keseluruhan