You are on page 1of 112

ANALISA VARIASI KARAKTER MORFOMETRIK

DAN MERISTIK KEPITING BAKAU (Scylla spp.)


DI PERAIRAN INDONESIA







PUPUT FITRI RACHMAWATI







SKRIPSI

















DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI


Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Analisa Variasi Karakter Morfometrik dan Meristik Kepiting Bakau (Scylla
spp.) di Perairan Indonesia
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Bogor, September 2009

Puput Fitri Rachmawati
C24053089

RINGKASAN
Puput Fitri Rachmawati. C24053089. Analisa Variasi Karakter Morfometrik
dan Meristik Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Perairan Indonesia. Dibawah
bimbingan Yusli Wardiatno dan M. Mukhlis Kamal.
Indonesia memiliki sebuah garis hipotesis yang memisahkan wilayah geografi
hewan Asia dan Australasia yang ditemukan oleh Alfred Russel Wallace yang
bernama garis Wallace. Garis Wallace ditarik melalui kepulauan Melayu (di antara
Kalimantan dan Sulawesi) serta di antara Bali dan Lombok. Keanekaragaman jenis
hewan di bagian barat dari garis Wallace berhubungan dengan spesies Asia
sedangkan di bagian timur berhubungan dengan spesies Australia. Oleh karena itu
terdapat perbedaan karakteristik jenis hewan yang berada di wilayah barat dan timur
Indonesia. Perbedaan karakteristik tersebut lebih terfokus pada fauna terestrial
sedangkan perbedaan karakteristik pada fauna air belum banyak diketahui, salah
satunya adalah kepiting bakau.
Kepiting bakau (Scylla spp.) merupakan hewan yang berasosiasi kuat dengan
hutan mangrove dan memiliki daerah penyebaran yang meluas di seluruh Indonesia.
Hutan bakau (mangrove) merupakan ekosistem perairan pesisir yang khas dengan
variasi biofisik yang besar. Hal ini menyebabkan biota di daerah tersebut
beradaptasi dengan cara memiliki toleransi yang luas terhadap variasi biofisik
terutama suhu dan salinitas.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan karakteristik
morfometrik dan meristik kepiting bakau (Scylla spp.) yang ada di perairan
Indonesia berdasarkan perbedaan lokasi penelitian. Hasil penelitian diharapkan
dapat memberikan informasi dasar mengenai jenis dan penyebaran kepiting bakau di
perairan Indonesia, informasi mengenai variasi karakter morfometrik dan meristik
berdasarkan spesies kepiting bakau, serta sebagai bahan acuan dalam pengelolaan
kepiting bakau di perairan Indonesia.
Penelitian dilaksanakan selama 11 bulan yaitu mulai dari bulan Juli 2008
hingga bulan Mei 2009. Kepiting bakau yang diteliti merupakan hasil tangkapan
nelayan di 14 lokasi pengambilan sampel, mencakup Pidie (Nangroe Aceh
Darussalam), Tanjung Jabung Timur (Jambi), Bintan (Kep. Riau), Cilamaya
(Karawang), Blanakan (Subang), Gebang dan Ambulu (Cirebon), Mataram (Nusa
Tenggara Barat), Pontianak dan Samarinda (Kalimantan), Maros dan Teluk Bone
(Sulawesi), Jayapura dan Teluk Bintuni (Irian Jaya).
Data yang diukur ialah data karakter morfometrik dan meristik kepiting bakau,
yang meliputi panjang karapas (P), lebar karapas (L), tinggi tubuh (T), panjang duri
orbital pada frontal margin (P.orb), panjang cheliped sebelah kiri dan kanan (PCL
dan PCR), panjang profundus sebelah kiri dan kanan (PPL dan PPR), tinggi cheliped
sebelah kiri dan kanan (TCL dan TCR), berat tubuh (B), jumlah duri frontal margin
(SO), serta jumlah duri anterolateral sebelah kiri dan kanan (SCL dan SCR).
Pengukuran karakter morfometrik dan meristik dilakukan secara in situ dan di
laboratorium yang bertempat di Laboratorium Biologi Makro I (BIMA I),
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis data meliputi distribusi frekuensi
panjang dan lebar karapas, hubungan lebar karapas-berat, analisis komponen utama

(principal component analysis), dan analisis biplot. Analisis data dibantu dengan
menggunakan software SPSS 15.0 for Windows Evaluation, MINITAB 14.0 dan
SAS 9.1.
Kepiting bakau yang diteliti berasal dari genus Scylla berjumlah 625 ekor,
keseluruhan kepiting ini berasal dari 14 daerah penelitian yang telah ditentukan.
Persentase spesies yang paling banyak dikumpulkan selama penelitian ialah Scylla
serrata, yaitu 36,64% dari jumlah total sampel, sedangkan persentase spesies yang
paling sedikit dikumpulkan ialah Scylla tranquebarica, yaitu sebanyak 28,32% dari
jumlah total sampel. Selanjutnya, persentase sampel Scylla oceanica yang diperoleh
selama penelitian adalah 35,04% dari jumlah total sampel.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh identifikasi karakter morfologis untuk
membedakan ketiga jenis kepiting bakau, yaitu Scylla serrata, Scylla tranquebarica,
dan Scylla oceanica berdasarkan warna karapas, bentuk alur H, bentuk duri frontal
margin, duri pada cheliped carpus (inner carpal), serta corak pada pleopod masing-
masing spesies. Selanjutnya diketahui bahwa sebagian besar kepiting bakau di
seluruh lokasi penelitian lebih banyak dipengaruhi oleh pola pertumbuhan isometrik
sedangkan sebagian kecilnya dipengaruhi oleh pola pertumbuhan allometrik negatif.
Kemudian masing-masing spesies kepiting bakau memiliki puncak pemijahan dan
rekruitmen yang berbeda-beda berdasarkan distribusi frekuensi panjang dan lebar
karapas, tetapi seluruhnya berlangsung sepanjang tahun.
Berdasarkan analisis komponen utama, diketahui bahwa masing-masing
spesies (Scylla serrata, Scylla tranquebarica, dan Scylla oceanica) memiliki
perbedaan karakter morfometrik dan meristik di setiap lokasi penelitian. Hal ini
dikarenakan terdapat pengelompokkan masing-masing spesies di beberapa lokasi
penelitian. Karakter morfometrik dan meristik pada ketiga spesies saling berkorelasi
positif dan memiliki nilai keragaman yang bervariasi. Setiap spesies kepiting bakau
memiliki ukuran yang bervariasi.
Kesimpulan yang diperoleh ialah terdapat perbedaan karakter morfometrik dan
meristik ketiga spesies kepiting bakau di setiap lokasi penelitian. Hal ini
dikarenakan terdapat pengelompokkan masing-masing spesies di beberapa lokasi
penelitian berdasarkan analisis komponen utama. Selain itu, ketiga spesies tersebut
menyebar luas di perairan Indonesia, meliputi perairan di Pulau Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua dan penyebaran tersebut tidak dipengaruhi oleh
adanya garis Wallace.






ANALISA VARIASI KARAKTER MORFOMETRIK
DAN MERISTIK KEPITING BAKAU (Scylla spp.)
DI PERAIRAN INDONESIA






PUPUT FITRI RACHMAWATI
C24053089






Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
















DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PENGESAHAN SKRIPSI


Judul Skripsi : Analisa Variasi Karakter Morfometrik dan Meristik
Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Perairan Indonesia
Nama : Puput Fitri Rachmawati
N I M : C24053089
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan




Menyetujui:
Pembimbing I, Pembimbing II,




Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M. Sc Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M. Sc
NIP. 19660728 199103 1 002 NIP. 19680914 199402 1 001



Mengetahui:
Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,



Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc
NIP 19660728 199103 1 002






Tanggal Ujian: 15 September 2009



vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
Analisa Variasi Karakter Morfometrik dan Meristik Kepiting Bakau di
Perairan Indonesia. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian pada bulan
Juni 2008 hingga Mei 2009 dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari adanya ketidaksempurnaan dalam skripsi ini dikarenakan
keterbatasan pengetahuan penulis. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangsih bagi ilmu pengetahuan serta bermanfaat untuk berbagai pihak.




Bogor, September 2009



Penulis








viii
UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M. Sc. selaku pembimbing I atas kesabaran,
bimbingan, masukan, dan wawasan yang berarti bagi penulis, serta atas izin
beliau, penulis dapat bergabung dengan proyek penelitian ini.
2. Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M. Sc. selaku pembimbing II sekaligus pembimbing
akademik atas kesabaran, masukan, arahan, dan wawasan kepada penulis
hingga penulisan skripsi ini selesai, serta atas izin beliau, penulis dapat
bergabung dengan proyek penelitian ini.
3. Dr. Ir. Isdradjad Setyobudiandi, M. Sc. selaku dosen penguji tamu dan Dr. Ir.
Yunizar Ernawati, M.S. selaku dosen penguji Departemen yang telah
memberikan saran dan masukan yang sangat berarti bagi penulis.
4. Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Suwandi Sardiyanto dan Ibu Wasiah, atas semua
doa, dukungan, dan kasih sayang yang tidak pernah terputus kepada penulis,
serta adik-adikku, Diwa dan Helmi atas keceriaan, dukungan, dan kasih sayang.
6. Bapak Ruslan selaku staf Laboratorium Bio Makro I (BIMA I), Supriyadi, S.
Pi., serta staf Tata Usaha MSP yang telah banyak membantu penulis selama
penelitian.
7. Naila Faiqotul Muna, teman seperjuanganku selama penelitian yang telah
banyak membantu. Teman-teman MSP 41, MSP 43, dan MSP 42 (Pungky,
Endah, Ebith, Avie, Silfi, Lenggo, Erys, Eka, Guse, Awan, Moro, Didi, Mecin,
Puni, Shiro, Pipit, Irma, Lenny, Wati, Trio Kutai, dan semua yang tidak bisa
disebutkan satu persatu) atas bantuan dan kebersamaan yang tak terlupakan.
8. Keluarga besar Darmaga Regency B19 & B24 (Ka Hage, Ayu, Laras, Eno,
Zeni, Tyas) atas keceriaan dan canda tawa, serta Reri, Icha, dan Ayu yang telah
banyak memberikan semangat dan nasehat selama penulisan skripsi ini.

ix
RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Karawang, pada tanggal 12 Mei 1987 dari
pasangan Bapak Suwandi Sardiyanto dan Ibu Wasiah. Penulis
merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan formal
ditempuh di SDN Adiarsa 3 Karawang (1999), SLTPN 2
Karawang (2002) dan SMAN 1 Karawang (2005).
Pada tahun 2005, Penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian
Bogor melalui jalur USMI dan diterima di Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama mengikuti perkuliahan penulis berkesempatan menjadi Asisten luar
biasa mata kuliah Avertebrata Air (2007/2008 dan 2008/2009), Biologi Perikanan
(2007/2008 dan 2008/2009), dan Sumberdaya Perikanan (2008/2009). Selain itu,
penulis juga aktif di berbagai organisasi, diantaranya sebagai Sekretaris II
(2007/2008) dan Sekretaris I (2008/2009) Himpunan Mahasiswa Manajemen
Sumberdaya Perairan (HIMASPER), serta anggota Organisasi Mahasiswa Daerah
Karawang (PANATAYUDA) pada tahun 2006-2007. Penulis pernah mengikuti
Program Kreativitas Mahasiswa di bidang Penelitian dan berhasil didanai DIKTI
pada tahun 2006 yang berjudul Penggunaan lendir ikan lele (Clarias batrachus)
sebagai obat alternatif Hipertensi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, penulis menyusun skripsi
yang berjudul Analisa Variasi Karakter Morfometrik dan Mersitik Kepiting
Bakau (Scylla spp.) di Perairan Indonesia.










x
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4
2.1. Kepiting Bakau Genus Scylla ....................................................... 4
2.1.1. Klasifikasi dan identifikasi kepiting bakau ......................... 4
2.1.2. Morfologi kepiting bakau ................................................... 6
2.1.3. Distribusi dan habitat kepiting bakau ................................. 10
2.1.4. Daur hidup kepiting bakau ................................................. 13
2.1.5. Karakteristik lingkungan dan substrat terhadap
kepiting bakau .................................................................... 14
2.2. Hutan Mangrove ........................................................................... 15
2.2.1. Pengertian hutan mangrove ................................................ 15
2.2.2. Komposisi, fungsi, dan manfaat hutan mangrove ............... 16
2.2.3. Sebaran hutan mangrove di Indonesia ................................ 18
2.2.4. Ketergantungan kepiting bakau pada ekosistem
mangrove ........................................................................... 21
2.3. Garis Wallace ............................................................................... 21
2.4. Karakter Morfometrik dan Meristik serta Hubungan
Kekerabatan ................................................................................. 22
3. METODOLOGI ................................................................................. 24
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 24
3.2. Metode Kerja ................................................................................ 24
3.3. Identifikasi Morfologi Kepiting Bakau ......................................... 29
3.4. Analisis Data ................................................................................ 30
3.4.1. Distribusi frekuensi panjang dan lebar karapas .................. 30
3.4.2. Hubungan lebar karapas-berat ........................................... 30
3.4.3. Analisis komponen utama (principal component analysis) . 31
3.4.4. Analisis biplot.................................................................... 32
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 33
4.1. Komposisi Jumlah Kepiting Bakau Selama Penelitian .................. 33
4.2. Distribusi Frekuensi Panjang Karapas Setiap Spesies Kepiting
Bakau ........................................................................................... 35
4.3. Identifikasi Karakter Morfologi Sederhana ................................... 41

xi
4.3.1. Scylla serrata ...................................................................... 43
4.3.2. Scylla tranquebarica ........................................................... 44
4.3.3. Scylla oceanica ................................................................... 46
4.4. Pola Pertumbuhan Kepiting Bakau ............................................... 47
4.5. Analisis Komponen Utama (AKU) dan Hubungan Kekerabatan
Genus Scylla ................................................................................. 52
4.5.1. Scylla serrata ...................................................................... 52
4.5.2. Scylla tranquebarica ........................................................... 56
4.5.3. Scylla oceanica ................................................................... 58
4.6. Analisis Biplot Karakter Meristik dan Morfometrik Kepiting
Bakau ........................................................................................... 61
4.7. Pengelolaan Kepiting Bakau .......................................................... 64
5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 66
5.1. Kesimpulan ................................................................................... 66
5.2. Saran ............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 67
LAMPIRAN ............................................................................................. 70

xii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Karakteristik jenis kepiting bakau (Scylla spp.) menurut Estampador ..... 10
2. Daerah penyebaran spesies Scylla di dunia............................................. 11
3. Luas hutan mangrove di Indonesia ......................................................... 19
4. Karakter morfometrik kepiting bakau yang diukur ................................. 26
5. Karakter meristik yang kepiting bakau diukur ........................................ 26
6. Jumlah kepiting bakau yang dikumpulkan selama penelitian .................. 34
7. Hasil regresi hubungan lebar karapas-berat Scylla serrata...................... 48
8. Hasil regresi hubungan lebar karapas-berat Scylla tranquebarica ........... 49
9. Hasil regresi hubungan lebar karapas-berat Scylla oceanica ................... 51





























xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Perbandingan bentuk karapas (tampak dorsal dan ventral) serta
cheliped carpus pada ketiga spesies Scylla (jantan) (Fushimi &
Watanabe 2001) .................................................................................. 5
2. Bagian-bagian tubuh kepiting tampak dorsal (FAO 1998) ................... 8
3. Bagian-bagian tubuh kepiting tampak ventral (FAO 1998) .................. 9
4. Daerah penyebaran kepiting bakau menurut Keenan (FAO 1998)........ 12
5. Siklus hidup kepiting bakau (Scylla spp.) (Smith et al. 2004 in
Butar-Butar 2006) ............................................................................... 14
6. Peta penyebaran mangrove di Indonesia (warna hijau kehitaman)
(Reef at risk 1999 in Fisheries Businnes Center 2009) ........................ 20
7. Garis Wallace (Southchinasea 2009) ................................................... 22
8. Lokasi pengambilan sampel kepiting bakau di Perairan Indonesia
(peta dimodifikasi dari www.hino.co.id/peta-indonesia-simplfy.gif).... 25
9. Karakter morfometrik dan meristik tampak dorsal .............................. 27
10. Karakter morfometrik pada chela ........................................................ 27
11. Abdomen kepiting jantan (kiri) dan abdomen kepiting betina (kanan) 27
12. Identifikasi kepiting bakau menurut Estampador (dimodifikasi)
(FAO 1998)......................................................................................... 30
13. Distribusi frekuensi panjang karapas Scylla serrata berdasarkan
lokasi pengambilan sampel.................................................................. 36
14. Distribusi frekuensi panjang karapas Scylla tranquebarica berdasarkan
lokasi pengambilan sampel .................................................................. 36
15. Distribusi frekuensi panjang karapas Scylla oceanica berdasarkan
lokasi pengambilan sampel.................................................................. 37
16. Scylla serrata (jantan) ......................................................................... 44
17. Scylla tranquebarica (jantan) .............................................................. 45
18. Scylla oceanica (jantan) ...................................................................... 46
19. Grafik sebaran nilai b Scylla serrata.................................................... 49
20. Grafik sebaran nilai b Scylla tranquebarica......................................... 50
21. Grafik sebaran nilai b Scylla oceanica................................................. 51
22. Grafik score plot Scylla serrata........................................................... 54
23. Peta distribusi Scylla serrata di dunia.................................................. 55

xiv
24. Grafik score plot Scylla tranquebarica ................................................ 57
25. Peta distribusi Scylla tranquebarica di dunia....................................... 58
26. Grafik score plot Scylla oceanica ....................................................... 59
27. Peta distribusi Scylla oceanica di dunia............................................... 60
28. Grafik biplot Scylla serrata ................................................................. 61
29. Grafik biplot Scylla tranquebarica ...................................................... 62
30. Grafik biplot Scylla oceanica .............................................................. 63











xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Contoh sampel kepiting bakau yang telah dinomori.............................. 71
2. Alat yang digunakan selama penelitian................................................. 71
3. Proses pengukuran kepiting bakau saat di lapangan.............................. 72
4. Data sheet parameter karakter morfometrik dan meristik kepiting
bakau ................................................................................................... 73
5. Data mentah karakter morfometrik dan meristik selama penelitian ....... 94
6. Distribusi frekuensi panjang karapas tiap spesies kepiting bakau.......... 96



















1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang beriklim tropik. Iklim tropik
tersebut menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang
tinggi. Tingginya keanekaragaman hayati tersebut bukan hanya disebabkan oleh
letak geografis yang sangat strategis, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor variasi
iklim musiman, arus atau massa air laut yang dipengaruhi oleh massa air dari dua
samudera, serta keragaman tipe habitat dan ekosistem yang terdapat di dalamnya,
salah satunya adalah ekosistem mangrove (Dahuri 2003). Selain itu, Indonesia
memiliki sebuah garis hipotesis yang memisahkan wilayah geografi hewan Asia dan
Australasia yang ditemukan oleh Alfred Russel Wallace yang bernama garis
Wallace. Garis Wallace ditarik melalui kepulauan Melayu (di antara Kalimantan
dan Sulawesi) serta di antara Bali dan Lombok. Keanekaragaman jenis hewan di
bagian barat dari garis Wallace berhubungan dengan spesies Asia sedangkan di
bagian timur berhubungan dengan spesies Australia (Wikipedia 2008). Oleh karena
itu terdapat perbedaan karakteristik jenis hewan yang berada di wilayah barat dan
timur Indonesia. Perbedaan karakteristik tersebut lebih terfokus pada fauna terestrial
sedangkan perbedaan karakteristik pada fauna air belum banyak diketahui, termasuk
kepiting bakau.
Kepiting bakau (Scylla spp.) merupakan hewan yang berasosiasi kuat dengan
hutan mangrove dan memiliki daerah penyebaran yang meluas di seluruh Indonesia.
Hutan bakau (mangrove) merupakan ekosistem perairan pesisir yang khas dengan
variasi biofisik yang besar. Hal ini menyebabkan biota di daerah tersebut
beradaptasi dengan cara memiliki toleransi yang luas terhadap faktor abiotik
terutama suhu dan salinitas.
Kepiting bakau merupakan hewan pemakan segala dan pemakan bangkai
(omnivorous-scavenger), sehingga merupakan salah satu komoditas sumberdaya
perikanan yang sangat potensial dikembangkan di Indonesia karena
pembudidayaannya tidak sulit. Selain itu, Indonesia memiliki sekitar 3,5 juta Ha
hutan mangrove (pada tahun 1996) yang merupakan habitat dari kepiting bakau
(Dahuri 2003). Kepiting bakau biasanya ditangkap dengan menggunakan perangkap


2
bambu (wadong) dan jaring angkat (lift net atau disebut juga pintur) (Sulistiono et
al. 1994). Kepiting bakau tidak hanya diminati oleh konsumen dalam negeri tetapi
juga diminati konsumen luar negeri. Menurut Kasry (1996) kepiting bakau banyak
dikonsumsi masyarakat terutama kepiting yang sedang bertelur karena rasa
dagingnya yang enak. Kepiting bakau juga mengandung protein yang sangat tinggi
dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi (Kordi 1997).
Studi mengenai kepiting bakau hingga saat ini sudah meliputi aspek
reproduksi, makanan dan kebiasaan makan, serta aspek lainnya yang berkaitan
dengan hutan mangrove yang merupakan habitat kepiting bakau. Penelitian
mengenai sumberdaya hayati kepiting bakau masih minim, terutama studi mengenai
aspek morfometrik-meristik kepiting bakau sebagai dasar identifikasi spesies.
Penelitian yang telah dilakukan baik di Indonesia maupun luar negeri, diantaranya
adalah bioekologi kepiting bakau (Scylla spp.) di ekosistem mangrove Kabupaten
Subang, Jawa Barat (Siahainenia 2008); kualitas habitat kepiting bakau Scylla
serrata, S. oceanica, S. tranquebarica di hutan mangrove RPH Cibuaya, Karawang
(Sirait 1997); permasalahan identifikasi spesies kepiting bakau genus Scylla
(Brachyura: Portunidae) (Fushimi & Watanabe 2001); pengelolaan dan ekologi
kepiting bakau Scylla spp. (Le Vay 2001); penangkapan kepiting bakau berbasis
akuakultur (Shelley 2008); dan analisa multifaktor kepiting bakau Scylla serrata
(Brachyura: Portunidae) yang berasal dari empat lokasi di Asia Tenggara (Overton
et al. 1997).
Minimnya informasi mengenai sumberdaya hayati kepiting bakau dapat
menjadi faktor penghambat dalam usaha pemanfaatan dan pengelolaannya. Oleh
karena itu, diperlukan penelitian mengenai sumberdaya kepiting bakau terutama
mengenai aspek yang terkait dengan informasi dasar biologi perikanan seperti
karakteristik morfometrik-meristik yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
identifikasi spesies.

1.2. Rumusan Masalah
Indonesia memiliki sebuah garis hipotesis, yang bernama garis Wallace, yang
membentang di antara Kalimantan dan Sulawesi serta di antara Bali dan Lombok.
Garis Wallace memisahkan distribusi flora dan fauna terestrial di Indonesia, dimana


3
pada bagian barat garis Wallace berhubungan dengan spesies di Asia, sedangkan
pada bagian timur garis Wallace berhubungan dengan spesies Australia (Wikipedia
2008). Hingga saat ini, belum diketahui apakah hal tersebut berpengaruh pada fauna
air, salah satunya adalah kepiting bakau. Kepiting bakau merupakan salah satu
hewan yang berasosiasi dengan hutan bakau (mangrove) dan memiliki distribusi
yang luas di perairan Indonesia.
Namun, berdasarkan data hasil tangkapan yang berasal dari Dinas Perikanan
dan Kelautan (DKP 2006), hasil tangkapan kepiting bakau di daerah Jawa bagian
utara selama kurun waktu 3 tahun (2003 sampai 2005) menurun dari 41 ton/tahun
menjadi 24 ton/tahun. Selain peningkatan eksploitasi kepiting bakau, eksploitasi
habitat dan perubahan lingkungan menjadi faktor-faktor penyebab menurunnya
populasi kepiting bakau. Jika hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan terjadi
perubahan variasi morfometrik sehingga akan berdampak pada penurunan
keanekaragaman kepiting bakau di perairan Indonesia.
Berdasarkan kenyataan ini, diperlukan suatu kajian mengenai keanekaragaman
populasi kepiting bakau. Kajian tersebut diteliti melalui analisa variasi morfometrik
dan meristik. Analisa karakter morfometrik-meristik kepiting bakau dapat
digunakan sebagai acuan dasar bagi pengelolaan sumberdaya hayati kepiting di
Indonesia sehingga diperoleh pemanfaatan kepiting bakau yang optimal dengan
tetap memperhatikan kelestariannya.

1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik
morfometrik dan meristik kepiting bakau (Scylla spp.) yang ada di perairan
Indonesia berdasarkan perbedaan lokasi penelitian.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar mengenai
jenis dan penyebaran kepiting bakau di perairan Indonesia, informasi mengenai
variasi karakter morfometrik dan meristik berdasarkan spesies kepiting bakau, serta
sebagai bahan acuan dalam pengelolaan kepiting bakau di perairan Indonesia.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kepiting Bakau Genus Scylla
2.1.1. Klasifikasi dan identifikasi kepiting bakau
Kepiting bakau tergolong dalam famili Portunidae yang terdiri atas 6
subfamili, yaitu: Carcininae, Polybiinae, Caphrynae, Catoptrinae, Podopthalminae,
dan Portuninae. Moosa et al. (1985) memperkirakan bahwa terdapat sekitar 234
jenis kepiting yang tergolong ke dalam subfamili Portuninae di wilayah Indopasifik
Barat dan 124 jenis di wilayah Indonesia. Portunidae tergolong ke dalam kelompok
kepiting perenang (swimming crab) karena memiliki pasangan kaki terakhir yang
memipih dan digunakan untuk berenang. Famili Portunidae mencakup rajungan
(Portunus, Charybdis, dan Thalamita) dan kepiting bakau (Scylla spp). Kepiting
bakau memiliki nama lokal yang beragam, yaitu kepiting (Jawa), katang nene
(Maluku Tengah), dan ketam batu (Sumatera). Di mancanegara, kepiting bakau pun
memiliki nama yang beragam yaitu kepiting batu (Malaysia) (Oong 1966 in
Siahainenia 2008), kepiting lumpur atau mud crab (Australia), kepiting samoa
(Hawaii), alimango (Philipina), tsai jim (Taiwan), serta nokoro gozami (Jepang)
(Cowan 1984 in Siahainenia 2008).
Aiyun & Siliang (1991) dan Sukarya (1991) in Sulistiono et al. (1994),
mengklasifikasikan kepiting bakau sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Pleocyemata
Infra ordo : Brachyura
Famili : Portunidae
Sub famili : Portuninae
Genus : Scylla (de Haan)
Spesies : Scylla serrata (Forskal)
Scylla tranquebarica (Dana)
Scylla oceanica (Fabricious)
Hingga saat ini, pengidentifikasian spesies kepiting bakau masih kontroversi.
Beberapa tahun yang lalu, hanya terdapat satu spesies yang dikenal sebagai genus
Scylla (Fuseya 1998 in Fushimi & Watanabe 2001). Akan tetapi, saat ini para
5
peneliti telah melaporkan bahwa genus Scylla memiliki beberapa spesies
(Estampador 1949 in Fushimi & Watanabe 2001). Estampador (1949) in Fushimi &
Watanabe (2001), mengklasifikasikan kepiting bakau menjadi tiga spesies dan satu
varietas, yaitu Scylla serrata, Scylla tranquebarica, Scylla oceanica, dan Scylla
serrata var. paramamosain. Karaketristik morfologi yang telah ditemukan dari
ketiga spesies tersebut sesuai dengan deskripsi yang dijabarkan oleh Estampador
pada tahun 1949. Karakteristik morfologi dari rostrum dan gigi anterolateral serta
cheliped pada kepiting bakau dapat dilihat sebagai berikut: Scylla serrata: duri
frontal margin tumpul berukuran sama dan duri anterolateral berjumlah 9 dengan
gigi yang bergerigi tajam dan berukuran sama; Scylla tranquebarica: duri frontal
margin tajam dengan duri berukuran sama dan duri anterolateral berjumlah 9 dengan
gigi yang bergerigi tajam dan berduri; Scylla oceanica: duri frontal margin tajam
berukuran sama dan duri anterolateral berjumlah 9 dengan gigi yang bergerigi tajam.
Selain itu terdapat pembeda lainnya, yaitu jumlah duri pada cheliped carpus dan
corak pada pleopod pertama yang terdapat pada ketiga spesies kepiting bakau.
Perbedaan dari ketiga spesies kepiting bakau di atas dapat dilihat pada Gambar 1.














Gambar 1. Perbandingan bentuk karapas (tampak dorsal dan ventral) serta cheliped
carpus pada ketiga spesies Scylla (jantan) (Fushimi & Watanabe 2001).



6
Fuseya & Watanabe (1996) in Fushimi & Watanabe (2001) juga
mengklasifikasikan kepiting bakau menjadi 3 spesies, yaitu Scylla serrata, Scylla
tranquebarica, dan Scylla oceanica berdasarkan klasifikasi Estampador. Perbedaan
nyata tersebut ditemukan pada 3 dari 17 loci sampel dan jarak genetik relatifnya pun
telah dihitung antara ketiga spesies kepiting bakau dari genus Scylla. Ketiga spesies
kepiting bakau yang diklasifikasikan oleh Estampador berdasarkan ciri morfologis
memiliki kesamaan dengan hasil percobaan di atas. Akan tetapi, analisis genetik
memperlihatkan bahwa Scylla serrata dan Scylla tranquebarica berkorelasi lebih
dekat dibandingkan dengan Scylla oceanica. Informasi tersebut diperoleh dari
investigasi mutakhir yang menyatakan bahwa ketiga spesies kepiting bakau benar-
benar berbeda dan dapat dibedakan. Selanjutnya Klinbunga et al. (2001) in
Watanabe et al. (2002) melakukan studi dengan menggunakan sampel dari Thailand
dan menyatakan bahwa telah ditemukan tiga spesies kepiting bakau dengan
menggunakan analisa RAPD dari DNA genom, ketiga spesies kepiting bakau (S.
serrata, S. tranquebarica, S. oceanica) tersebut sesuai dengan kriteria yang telah
dijabarkan oleh Estampador. Berdasarkan perbedaan tersebut, penulis menggunakan
identifikasi kepiting genus Scylla berdasarkan deskripsi morfologi dari Estampador
yaitu Scylla serrata, Scylla tranquebarica, dan Scylla oceanica karena telah diuji
oleh berbagai ahli di bidangnya.

2.1.2. Morfologi kepiting bakau
Menurut Moosa (1981) in Siahainenia (2008) untuk mengenal dan
memberikan diagnosa dari tiga jenis krustasea, terlebih dahulu diperlukan
pengetahuan tentang istilah bagian-bagian tubuh yang biasanya digunakan dalam
taksonomi kepiting bakau. Dijelaskan pula bahwa bagian-bagian tubuh penting
yang digunakan dalam pengenalan jenis famili Portunidae adalah sebagai berikut
dan dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3:
a. Karapas (carapace), yaitu selubung kepala-dada serta bagian-bagian yang ada di
atasnya.
b. Jumlah, bentuk dan sifat duri pada bagian dahi karapaks (rostrum).
c. Jumlah, bentuk dan sifat duri pada tepi antero-lateral karapaks.
d. Bentuk sudut postero-lateral tubuh.


7
e. Bagian-bagian yang terdapat pada ruas-ruas kaki jalan (periopod), terutama dari
pasangan kaki pertama yang berbentuk capit (cheliped) dan pasangan kaki
terakhir yang berbentuk dayung (pleopod).
f. Bentuk tutup abdomen dan bentuk pleopod.
g. Bentuk mulut terutama maxiliped III.
h. Bentuk bagian ruas dasar antena (basal antennal joint).
Secara umum, ciri dari jenis-jenis organisme yang tergolong ke dalam famili
Portunidae adalah: karapas pipih atau agak cembung, berbentuk heksagonal atau
agak persegi, bentuk umum adalah bulat telur memanjang atau berbentuk kebulat-
bulatan, karapas umumnya berukuran lebih lebar daripada panjangnya dengan
permukaan yang tidak selalu jelas pembagiannya, dan memiliki tepi antero-lateral
karapaks dengan jumlah duri lima (jarang kurang dari lima kecuali pada subfamili
Podopthalminae) sampai sembilan buah. Kemudian memiliki dahi lebar serta
terpisah dengan jelas dari sudut supraorbital dan memiliki jumlah duri dua sampai
enam buah, antena (antennulae) kecil terletak menyerong atau melintang, pasangan
kaki terakhir berbentuk pipih menyerupai dayung, terurtama pada dua ruas terakhir
(terdapat beberapa genus yang tidak berbentuk demikian) (Moosa et al. 1985).
Menurut Kasry (1996) kepiting bakau memiliki karapaks berwarna seperti
lumpur atau sedikit kehijauan, pada bagian kiri dan kanan karapas terdapat sembilan
buah duri tajam, dan pada bagian depan karapas di antara kedua tangkai matanya
terdapat enam buah duri. Dalam keadaan normal sapit kanan lebih besar daripada
sapit kiri dengan warna kemerah-merahan pada masing-masing ujung sapit.
Kepiting bakau memiliki tiga kaki pejalan dan satu kaki perenang, di mana kaki
perenang tersebut terdapat pada bagian ujung perut dan ujung kaki perenang ini
dilengkapi dengan alat pendayung. Selanjutnya Sulistiono et al. (1992) in Mulya
(2000) menyatakan bahwa secara umum karapas berbentuk cembung dan halus,
lebar karapas satu setengah dari panjangnya, bentuk alur H antara gastric
(pencernaan) dan cardiac (jantung) jelas, empat gigi triangular pada lengan bagian
depan mempunyai ukuran yang sama, orbit lebar dan memiliki dua celah, ruas-ruas
abdomen pada kepiting bakau jantan berbentuk segitiga sedangkan pada kepiting
bakau betina berbentuk sedikit membulat. Akan tetapi ketiga spesies kepiting bakau


8
S. serrata, S. tranquebarica, dan S. oceanica memiliki morfologi yang berbeda-
beda, perbedaan morfologi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.










































Gambar 2. Bagian-bagian tubuh kepiting tampak dorsal (FAO 1998).



9































Gambar 3. Bagian-bagian tubuh kepiting tampak ventral (FAO 1998).




10
Tabel 1. Karakteristik jenis kepiting bakau (Scylla spp) menurut Estampador.
Warna dan ciri
morfologis
Scylla serrata Scylla oceanica
Scylla
tranquebarica
Scylla serrata var.
paramamosain
Warna
karapaks
Coklat merah
seperti karat
Hijau keabu-
abuan
Hijau buah zaitun Coklat kehijauan
Sumber
pigmen
polygonal
Tidak ada Pada capit dan
semua kaki
jalan
Hanya pada
bagian terakir
kaki jalan
Pigmen putih pada
bagian terakhir
dari kaki
Bentuk alur
H pada
karapaks
Tidak dalam Dalam Dalam Relatif tidak
begitu dalam
Bentuk duri
depan
Tumpul Tajam Tajam Sedang
Bentuk duri
pada
fingerjoint
Duri tidak ada
dan berubah
menjadi vestigial
Kedua duri jelas
dan runcing
Kedua duri jelas
dan satu agak
tumpul
-
Bentuk
rambut/setae
Hanya pada
hepatic area
Melimpah pada
karapaks
- -
Sumber: Estampador (1949) in Siahainenia (2008).
Menurut Moosa et al. (1985) kepiting bakau genus Scylla di Indonesia
memiliki dua warna dasar berbeda, yaitu yang termasuk warna kehijauan atau hijau
keabuan (S. oceanica dan S. tranquebarica) serta kelompok yang berwarna dasar
hijau-merah-kecoklatan (S. serrata dan S. serrata var. paramamosain). Jenis S.
oceanica dan S. tranquebarica biasanya ditemukan pada perairan terbuka sedangkan
jenis S. serrata dan S. serrata var. paramamosain ditemukan meliang di daerah
mangrove. Selanjutnya, Kathirvel & Srinivasagam (1992) menyatakan bahwa
morfologi dari Scylla oceanica dan Scylla tranquebarica memiliki kesamaan, yaitu
kedua spesies Scylla ini dapat tumbuh dengan ukuran yang sangat besar, keduanya
tidak hidup meliang, dan memiliki dua duri tajam pada sisi terluar cheliped carpus.
Variasi warna yang terdapat pada karapas dari kedua spesies ini disebabkan oleh
perbedaan letak geografis. Sedangkan spesies Scylla serrata memiliki ukuran tubuh
yang lebih kecil dibandingkan S. oceanica dan S. tranquebarica, hidupnya meliang,
serta hanya memiliki satu duri yang tumpul pada sisi terluar cheliped carpus.

2.1.3. Distribusi dan habitat kepiting bakau
Kepiting bakau hanya tersebar di perairan tropik atau pada perairan berkondisi
tropik. Daerah sebarannya meliputi wilayah Indopasifik, mulai dari pantai selatan
dan timur Afrika Selatan, Mozambik, Iran, Pakistan, India, Srilangka, Bangladesh,
pulau-pulau di lautan Hindia, Kamboja, Vietnam, negara-negara ASEAN, Jepang,


11
Taiwan, serta Filipina. Kemudian kepiting bakau pun ditemukan di pulau-pulau
Lautan Pasifik mulai dari Kepulauan Hawaii sampai ke Selandia Baru dan Australia
(Kasry 1996). Menurut Sulistiono et al. (1994) kepiting bakau ditemukan di
perairan payau dan sebagian besar tertangkap di wilayah pesisir perairan Indonesia
(Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Irian
Jaya). Pemusatan daerah pengusahaan kepiting bakau berkaitan dengan habitat yang
masih baik, antara lain terdapat di selatan Jawa (Cilacap), utara Jawa (Tanjung Pasir,
Pamanukan), barat Sumatera (Bengkulu, Riau), timur Kalimantan (Kota Baru, Pasir,
Balikpapan), Sulawesi (Teluk Bone, Teluk Kolono, Kendari), Nusa Tenggara Barat
(Teluk Waworada, Teluk Bima), dan Irian Jaya (Teluk Bintuni, Biak Nimfor)
(Asmara 2004).
Secara representatif, kepiting bakau genus Scylla memiliki daerah sebaran
yang luas yaitu di sepanjang Indo-Pasifik Barat, dimana daerah penyebaran dari
maisng-masing spesies dapat dipisahkan secara jelas menurut Keenan (Tabel 2 dan
Gambar 4). Scylla serrata (S. oceanica Estampador) memiliki daerah penyebaran
paling luas, yang meliputi Samudera Hindia bagian Barat hingga ke Kepulauan
Pasifik Selatan. S. tranquebarica (S. serrata var. paramamosain Estampador) dan S.
olivacea (S. serrata Estampador) memiliki daerah penyebaran yang terfokus di Laut
Cina Selatan yang memanjang sampai Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
bagian Barat. Sementara itu, S. paramamosain (S. tranquebarica Estampador)
memiliki daerah penyebaran yang terbatas, kebanyakan berada di Laut Cina Selatan
dan Laut Jawa (Le Vay 2001 dan Keenan et al. 1998 in Watanabe et al. 2002).

Tabel 2. Daerah penyebaran spesies Scylla di dunia.
Spesies Daerah Penyebaran
S. serrata Indo-Pasifik Barat: Afrika Selatan, Laut Merah, Australia, Filiphina,
Kepulauan Pasifik (Fiji, P. Solomon, Caledonia Baru, Samoa Barat), Taiwan,
Jepang.
S. paramamosain Laut Cina Selatan: Kamboja, Vietnam, Singapura, Cina, Taiwan, Hong Kong;
Laut Jawa: Kalimantan, Jawa Tengah.
S. olivacea Samudera Hindia: Pakistan hingga Australia Barat;
Laut Cina Selatan: Thailand, Singapura, Vietnam, Sarawak hingga Cina
Selatan;
Samudera Pasifik: Filipina, Timor-Timur, Teluk Carpentaria.
S. tranquebarica Samudera Hindia: Pakistan hingga Malaysia;
Laut Cina Selatan: Sarawak, Singapura;
Samudera Pasifik: Filiphina.
Sumber: Keenan et al. (1998) in Le Vay (2001).


12














Gambar 4. Daerah penyebaran kepiting bakau di dunia menurut Keenan
(FAO 1998).

Kepiting bakau dapat ditemukan di daerah estuari dan daerah pesisir yang
tertutup, secara umum kepiting bakau biasanya berasosiasi kuat dengan hutan
mangrove, terutama daerah estuari. Selanjutnya, terdapat kondisi yang membedakan
distribusi lokal dan kelimpahan keempat spesies kepiting bakau secara kompleks,
Hill (1975;1978); Hill et al. (1982) in Le Vay (2001) menyatakan bahwa distribusi
dan kelimpahan kepiting bakau bergantung pada stadia perkembangan kepiting
bakau. Kepiting bakau juvenil hingga ukuran karapaks 8 cm biasanya melimpah
pada daerah intertidal, sedangkan kepiting bakau subadult dan dewasa berada di
daerah subtidal. Chandrasekaran & Natarajan (1994) in Le Vay (2001) menyatakan
bahwa juvenil baru kepiting bakau akan lebih memilih berada di lingkungan perairan
yang tertutupi oleh lamun, alga, dan akar mangrove.
Menurut Kasry (1996) kepiting bakau akan beruaya dari perairan pantai ke
perairan laut, kemudian induk dan anak-anaknya akan berusaha kembali ke perairan
pantai, muara sungai atau perairan hutan bakau untuk berlindung, mencari makan,
atau membesarkan diri. Kepiting bakau yang telah siap melakukan perkawinan akan
beruaya dari perairan bakau ke tepi pantai dan selanjutnya ke tengah laut untuk


13
melakukan pemijahan. Kepiting jantan yang telah melakukan perkawinan akan
kembali ke perairan hutan bakau atau paling jauh di sekitar perairan pantai yaitu
pada bagian-bagian yang berlumpur dengan organisme makanan yang berlimpah.
Telur kepiting yang telah dibuahi akan menetas menjadi zoea (Z I, II, III, IV, V),
megalopa, kepiting muda, dan akhirnya menjadi kepiting dewasa. Kepiting muda
akan kembali ke pantai atau kawasan bakau untuk mencari makan dan tempat
berlindung yang aman.

2.1.4. Daur hidup kepiting bakau
Potensi reproduksi kepiting bakau sangat tinggi, menurut Arriola (1940) in
Moosa et al. (1996) satu induk kepiting bakau dapat memijahkan telur dua juta telur.
Daur hidup kepiting bakau dimulai dari telur hingga mencapai kepiting dewasa
melalui beberapa tingkat perkembangan, antara lain tingkat zoea, tingkat megalopa,
tingkat kepiting muda, dan tingkat kepiting dewasa (Gambar 5) (Ong Kah Sin 1964;
Motoh et al. 1977 in Moosa et al. 1985). Sedangkan menurut Estampador (1949) in
Moosa et al. (1985) perkembangan kepiting bakau terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu
tahap embrionik, tahap larva, dan tahap postlarvae.
Menurut Ong Kah Sin (1964); Motoh et al. (1977) in Moosa et al. (1985)
dalam perkembangan dari tingkat zoea ke tingkat zoea selanjutnya memerlukan
waktu 3-4 hari, dan untuk perkembangan tingkat zoea seluruhnya memerlukan
waktu minimal 18 hari. Dalam perkembangan tingkat zoea menuju tingkat
megalopa, terdapat lima kali pergantian kulit (moulting). Ukuran panjang tubuh dari
setiap tingkatan dari setiap pergantian kulit (moulting) zoea ialah 1,15 mm (zoea
tingkat 1); 1,51 mm (zoea tingkat 2); 1,93 mm (zoea tingkat 3); 2,40 mm (zoea
tingkat 4), dan 3,45 mm (zoea tingkat 5). Selanjutnya dari tingkat megalopa ke
tingkat kepiting muda (instar 1) memerlukan waktu 11-12 hari dengan salinitas 31
2 ppt, sedangkan jika dilakukan pada salinitas 21-27 ppt akan diperlukan waktu 7-8
hari. Kepiting bakau hanya memiliki satu tingkat perkembangan megalopa dan
kuran panjang karapas dan lebar karapas pada tingkat megalopa ialah 2,18 mm dan
1,52 mm.
Menurut Smit et al. (2004) in Butar-Butar (2006) waktu yang diperlukan
kepiting dewasa yang siap memijah adalah antara 18 hingga 24 bulan, dimana


14
kepiting dewasa akan memijah pada bulan-bulan yang memiliki suhu perairan lebih
hangat.












Gambar 5. Siklus hidup kepiting bakau (Scylla spp) (Smit et al. 2004 in Butar-
Butar 2006).

2.1.5. Karakteristik lingkungan dan substrat terhadap kepiting bakau
Parameter fisika dan kimia adalah faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan kepiting bakau, diantaranya adalah salinitas, suhu, pH,
kedalaman air saat pasang surut, serta substrat dasar. Kepiting bakau di alam
menempati habitat yang berbeda-beda bergantung pada stadia daur hidupnya. Untuk
mengetahui kekhususan habitat kepiting bakau diperlukan pengetahuan mengenai
parameter fisika dan kimia di mana organisme ini berada (Mulya 2000).
Kasry (1996) menyatakan kisaran salinitas yang dapat ditolerir kepiting bakau
cukup luas. Kepiting bakau dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebih kecil dari
15 dan lebih besar dari 30. Hill (1978) in Mulya (2000) menyatakan bahwa S.
serrata mampu mentolerir perairan dengan salinitas hingga 60. Keenan et al.
(1998) in Le Vay (2001) menyatakan bahwa keempat spesies Scylla pada stadia
larva atau juvenil memiliki toleransi yang berbeda-beda terhadap salinitas. Scylla
serrata lebih dominan berada di perairan dengan salinitas 34 dan berada di daerah
mangrove yang tergenang oleh air laut selama hampir sepanjang tahun sedangkan


15
spesies lainnya lebih banyak berada di perairan dengan salinitas 33 di daerah
estuari yang tergenang air laut secara periodik.
Selanjutnya, suhu air mempengaruhi pertumbuhan (moulting), aktivitas dan
nafsu makan kepiting bakau (Hill 1982 in Mulya 2000). Fieder dan Haesman (1978)
in Siahainenia (2008) menyatakan bahwa perairan yang bersuhu tinggi cenderung
akan meningkatkan pertumbuhan kepiting bakau sehingga waktu untuk mencapai
dewasa menjadi singkat. Menurut Baliao (1983) in Siahainenia (2008) disamping
kepadatan makanan, suhu perairan diduga berperan terhadap efisiensi pemanfaatan
makanan dan peningkatan kelulushidupan larva kepiting bakau. Dinyatakan pula
bahwa kepiting bakau akan tumbuh lebih cepat pada perairan dengan kisara suhu 23
o
C 32
o
C.
Wahyudi dan Ismail (1987) in Mulya (2000) menyatakan bahwa kepiting
bakau dapat hidup pada kondisi perairan asam, yaitu pada daerah bersubstrat lumpur
dengan pH rata-rata 6,5. Pendapat ini didukung oleh La Sara (1994) in Mulya
(2000) yang menyatakan bahwa kepiting bakau dapat hidup pada kisaran pH 6,5-7,0.
Kedalaman air berpengaruh bagi kehidupan kepiting bakau pada saat terjadi
perkawinan. Kepiting bakau dapat hidup pada perairan yang dangkal. Wahyuni dan
Ismail (1987) in Mulya (2000) berpendapat bahwa kepiting bakau dapat hidup pada
kedalaman 30 cm 79 cm di perairan dekat hutan mangrove dan pada kedalaman 30
cm 125 cm di muara sungai. Kepiting bakau menuju perairan dangkal pada waktu
siang hari (Hill 1980 in Mulya 2000).
Menurut Snedaker dan Getter (1985) in Siahainenia (2008) habitat kepiting
bakau adalah perairan intertidal (dekat hutan mangrove) yang bersubstrat lumpur.
Substrat di sekitar hutan mangrove sangat mendukung kehidupan kepiting bakau
terutama dalam melangsungkan perkawinan.

2.2. Hutan Mangrove
2.2.1. Pengertian hutan mangrove
Kata mangrove merupakan perpaduan antara bahasa Portugis mangue dan
bahasa Inggris grove. Dalam bahasa Inggris, kata mangrove dipergunakan baik
untuk komunitas pohon-pohonan, rumput-rumputan, maupun semak belukar yang
tumbuh di laut. Sedangkan dalam bahasa Portugis, kata mangrove dipergunakan


16
untuk individu-individu jenis mangrove tersebut (Macnae 1969 in Pramudji 2004).
Hutan mangrove adalah suatu formasi hutan yang mampu tumbuh dan berkembang
di daerah tropik dan subtropik pada lingkungan pesisir yang berkadar garam sangat
ekstrim, jenuh air, serta kondisi tanah yang tidak stabil dan anaerob yang selalu
dipengaruhi oleh pasang surut. Umumnya hutan mangrove tumbuh dan berkembang
dengan baik pada kawasan pesisir di daerah yang terlindung dari hempasan ombak
dan ditopang oleh adanya aliran sungai yang selalu membawa material, misalnya di
daerah pesisir teluk, muara sungai, delta, dan estuari (Pramudji 2004).

2.2.2. Komposisi, fungsi, dan manfaat hutan mangrove
Komposisi flora yang terdapat pada ekosistem mangrove ditentukan oleh
beberapa faktor penting, seperti kondisi jenis tanah dan genangan pasang-surut.
Komunitas mangrove di Indonesia memiliki keragaman hayati tertinggi di dunia,
dengan jumlah total kurang lebih 89 spesies yang terdiri atas 35 spesies tanaman, 9
spesies perdu, 9 spesies liana, 29 spesies epifit, dan 2 spesies parasit. Beberapa jenis
yang umum dijumpai di wilayah pesisir Indonesia adalah: bakau (Rhizophora), api-
api (Avicennia), pedada (Sonneratia), tanjang (Bruguiera), nyirih (Xyclocarpus),
tengar (Ceriops), dan buta-buta (Exoecaria). Dikarenakan sifat lingkungan hutan
mangrove yang keras, misalnya karena genangan pasang-surut air laut, perubahan
salinitas yang besar, perairan berlumpur tebal dan anaerobik, maka pohon-pohon
mangrove telah beradaptasi baik secara morfologi maupun fisiologi (Nontji 2007).
Mangrove umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang selalu
dipengaruhi oleh air tawar serta terlindung dari hempasan ombak. Oleh karena itu,
magrove banyak tumbuh di kawasan pesisir yang terlindung. Sehubungan dengan
hal tersebut, untuk mempertahankan eksistensinya mangrove memiliki daya adaptasi
yang tinggi terhadap lingkungan pesisir yang sangat ekstrim (Smith 1987 in
Pramudji 2004). Kemampuan mangrove untuk beradaptasi terhadap lingkungan
tersebut adalah adaptasi terhadap salinitas dan suhu udara yang tinggi dengan cara
memiliki daun yang tebal, kuat, serta sel khusus untuk menyimpan garam; adaptasi
terhadap kadar oksigen yang rendah dengan cara memiliki bentuk perakaran yang
khas; serta adaptasi terhadap substrat (sedimen) dengan cara memiliki struktur


17
perakaran yang mampu menahan dan mengendapkan bahan organik (Pramudji
2004).
Besarnya daya adaptasi jenis tumbuhan mangrove terhadap kisaran salinitas
mempengaruhi terjadinya pemintakatan atau zonasi pada kawasan hutan mangrove.
Pembagian zonasi hutan mangrove berdasarkan perbedaan salinitas tersebut adalah
sebagai berikut (Pramudji 2004):
a. Zona garis pantai, yaitu kawasan hutan mangrove yang berhadapan langsung
dengan laut. Zona ini umumnya memiliki lebar sekitar 10-75 meter dari garis
pantai. Jenis mangrove yang biasa ditemukan pada zonasi ini adalah Rhizophora
stylosa, R. mucronata, Avicennia marina, dan Soneratia alba.
b. Zona tengah, yaitu kawasan hutan mangrove yang terletak di belakang zona
garis pantai dan memiliki substrat berupa lumpur liat. Pada zona ini umumnya
ditemukan jenis Rhizopora apiculata, Avicennia officinalis, Bruguiera
cylindrica, B. gymnorrhiza, B. parviflora, B. sexangula, Ceriops tagal,
Aegiceras corniculatum, Sonneratia caseolaris, dan Lumnitzera littorea.
c. Zona belakang, yaitu kawasan hutan mangrove yang berbatasan dengan hutan
darat. Jenis mangrove yang tumbuh pada pada zona ini adalah Xylocarpus
granatum, Excoecaria agalocha, Nypa fruticans, Derris trifolia, Osbornea
octodonta, dan Heritiera littoralis.
Sedangkan pembagian zonasi hutan mangrove berdasarkan jenis vegetasi yang
dominan mulai dari arah laut ke darat berturut-turut adalah zona Avicennia, zona
Rhizophora, zona Bruguiera, dan zona Nypa (Arief 2003 in Pramudji 2004).
Menurut Pramudji (2004), hutan mangrove memiliki beberapa fungsi penting
berdasarkan aspek ekologinya, yaitu:
a. Sebagai sumber nutrisi (nursery ground), karena didalamnya terjadi proses
biologi yang dimanfaatkan oleh berbagai biota laut.
b. Sebagai tempat penghasil oksigen.
c. Sebagai tempat memijah (spawning ground), pembesaran, mencari makan
(feeding ground) serta habitat dari berbagai biota laut, yaitu ikan, udang,
kepiting, dan kerang-kerangan.
d. Sebagai tempat berlindung dan berkembangnya hewan-hewan darat, seperti
burung, kelelawar, kera, buaya, biawak, dan ular.


18
e. Sebagai sumber plasma nutfah dan genetika.
f. Sebagai pelindung pantai dari abrasi, banjir, serta bencana gelombang pasang
tsunami.
g. Membantu dalam perluasan tanah dengan membentuk teras-teras pantai di
kawasan pesisir, karena akar mangrove mampu menahan sedimen yang terbawa
aliran sungai.
h. Sebagai kawasan penyangga proses intrusi air laut ke daratan, serta mampu
berperan sebagai filter untuk menyerap air limbah industri maupun air limbah
rumah tangga.
Selain itu hutan mangrove juga memiliki manfaat yang sangat besar bagi
masyarakat pesisir, manfaat tersebut antara lain adalah sebagai penyedia keperluan
rumah tangga, misalnya: kayu bangunan, kayu, dan arang; sebagai area tambak
udang dan ikan; sebagai bahan baku kertas, penyamak kulit, dan kayu lapis untuk
industri; sebagai tempat penghasil benih ikan, udang, kepiting, dan kerang; serta
sebagai kawasan ekowisata bagi masyarakat maupun sebagai tempat penelitan dan
pendidikan (Pramudji 2004).

2.2.3. Sebaran hutan mangrove di Indonesia
Luas hutan mangrove di seluruh Indonesia diperkirakan sekitar 4,25 juta
hektar atau 3,98% dari seluruh luas hutan Indonesia (Nontji 2007). Luas hutan
mangrove di Indonesia pada tahun 1982 diperkirakan sekitar 4,25 juta hektar namun
pada tahun 1993 atau dalam kurun waktu 11 tahun, luas hutan mangrove tersebut
turun menjadi 2,49 juta hektar (Pramudji 2004). Area hutan mangrove yang luas
antara lain terdapat di pesisir Sumatera sebesar 19,7% , pesisir Kalimantan sebesar
26,2%, dan pesisir selatan Papua sebesar 30% (Pramudji 2004; Nontji 2007). Pulau-
pulau tersebut memiliki banyak aliran sungai besar dan panjang dengan tipe delta
beragam sebagai akibat dari arus sungai yang membawa materi ke muara (Pramudji
2004). Sebaran dan luas hutan mangrove di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3.





19
Tabel 3. Luas hutan mangrove di Indonesia.
Provinsi Luas (ha)
Sumatera:
Aceh 20.000
Sumatera Utara 30.750
Sumatera Barat 1.800
Riau 184.400
Jambi 4.050
Sumatera Selatan 231.025
Bengkulu <2.000
Lampung 11.000

Jawa dan Bali:
DKI Jakarta dan Jawa Barat <5.000
Jawa Tengah 13.577
Jawa Timur 500
Bali <500

Kalimantan:
Kalimantan Barat 40.000
Kalimantan Tengah 20.000
Kalimantan Selatan 66.650
Kalimantan Timur 266.800

Nusa Tenggara:
NTB 4.500
NTT 20.700

Sulawesi:
Sulawesi Utara 4.833
Sulawesi Tengah 17.000
Sulawesi Tenggara 29.000
Sulawesi Selatan 34.000

Maluku: 100.000

Irian Jaya: 1.382.000

Indonesia: 2.490.085
Sumber: Parry (1996) in Pramudji (2004).

Akan tetapi, saat ini luas hutan mangrove di Indonesia telah mengalami
penambahan, hal ini dikarenakan adanya penanaman kembali lahan mangrove di
bekas tambak. FAO (2007) menyatakan luas hutan mangrove di Indonesia pada
tahun 2005 mencapai 2.900.000 ha.





2
0




G
a
m
b
a
r

6
.



P
e
t
a

p
e
n
y
e
b
a
r
a
n

m
a
n
g
r
o
v
e

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

(
w
a
r
n
a

h
i
j
a
u

k
e
h
i
t
a
m
a
n
)

(
R
e
e
f

a
t

R
i
s
k

1
9
9
9

i
n

F
i
s
h
e
r
i
e
s

B
u
s
i
n
n
e
s

C
e
n
t
e
r

2
0
0
9
)
.

20



21
2.2.4. Ketergantungan kepiting bakau pada ekosistem mangrove
Kepiting bakau menjalani sebagian besar daur hidupnya di ekosistem
mangrove dan memanfaatkan ekosistem mangrove sebagai habitat alami utamanya,
yakni sebagai tempat berlindung, mencari makan, dan pembesaran. Kepiting bakau
melangsungkan perkawinan di perairan hutan mangrove dan secara berangsur-
angsur sesuai dengan perkembangan telurnya, kepiting betina akan beruaya dari
perairan hutan mangrove ke laut untuk memijah. Sedangkan kepiting bakau jantan
akan tetap berada di perairan hutan mangrove untuk melanjutkan aktifitas hidupnya.
Setelah memijah, kepiting bakau betina akan kembali ke hutan mangrove, demikian
pula dengan dengan juvenil kepiting bakau yang akan bermigrasi ke hulu estuaria
untuk kemudian berangsur-angsur memasuki hutan mangrove (Siahainenia 2008).
Ekosistem mangrove merupakan tempat ideal bagi kepiting bakau untuk
berlindung. Kepiting muda yang berasal dari laut, banyak dijumpai di sekitar estuari
dan hutan mangrove karena terbawa arus laut dan pasang sehingga akan menempel
pada akar-akar mangrove untuk berlindung (Hutching & Saenger 1987 in
Siahainenia 2008). Sedangkan kepiting bakau dewasa merupakan penghuni tetap
hutan mangrove dan sering dijumpai membenamkan diri dalam substrat lumpur atau
menggali lubang pada substrat lunak sebagai tempat persembunyian (Queensland
Departement of Industries 1989 in Siahainenia 2008). Lebih lanjut dikemukakan
oleh Pagcatipunan (1972) in Siahainenia (2008) yang menyatakan bahwa setelah
berganti kulit (moulting), kepiting bakau akan melindungi dirinya dengan cara
membenamkan diri atau bersembunyi di lubang hingga karapaksnya mengeras.
Hutching & Saenger (1987) in Siahainenia (2008) menyatakan bahwa kepiting
bakau hidup di perairan sekitar hutan mangrove dan memakan akar-akarnya
(pneumatophore). Sementara Hill (1982) in Siahainenia (2008) menyatakan bahwa
perairan di sekitar hutan mangrove sangat cocok untuk kehidupan kepiting bakau
karena sumber makanannya seperti bentos dan serasah cukup tersedia.

2.3. Garis Wallace
Garis Wallace adalah sebuah garis hipotetis yang memisahkan wilayah
geografi hewan Asia dan Australasia. Bagian barat dari garis ini berhubungan
dengan spesies Asia sedangkan pada bagian timur berhubungan dengan spesies


22
Australia. Garis ini dinamakan atas nama Alfred Russel Wallace, yang menyadari
perbedaan tersebut pada saat melakukan kunjungan ke Hindia Timur pada abad ke-
19. Garis Wallace membentang melalui Kepulauan Melayu, antara Borneo
(Kalimantan) dan Sulawesi serta antara Bali (sebelah barat) dan Lombok (sebelah
timur). Keberadaan garis Wallace pun tercatat oleh Antonio Pigafetta dalam
catatannya mengenai perbedaan biologis antara Filipina dan Kepulauan Maluku dan
tercatat dalam perjalanan Ferdinand Magellan pada tahun 1521. Kemudian garis
Wallace diperbaiki dan digeser ke Timur (daratan pulau Sulawesi) oleh Weber dan
diberi nama garis Wallace-Weber. Batas penyebaran flora dan fauna Asia ini
ditentukan secara berbeda-beda, berdasarkan tipe-tipe flora dan fauna (Wikipedia
2008).


Gambar 7. Garis Wallace (Southchinasea 2009).

2.4. Karakter Morfometrik dan Meristik serta Hubungan Kekerabatan
Afrianto et al. (1996) menyatakan bahwa morfometrik ialah ukuran dalam
satuan panjang atau perbandingan ukuran bagian-bagian luar tubuh organisme,
sedangkan meristik adalah sifat-sifat yang menunjukkan jumlah-jumlah bagian-
bagian tubuh luar, seperti jumlah jari-jari sirip (pada ikan), yang digunakan untuk
penentuan klasifikasi. Ukuran dalam morfometrik adalah jarak antara satu bagian ke


23
bagian tubuh lainnya dan biasanya dinyatakan dalam satuan milimeter atau
centimeter.
Karakter morfometrik dapat memberikan informasi mengenai perbedaan antar
spesies, termasuk variasi spesies Crustacea. Contohnya variasi interspesifik pada
dua spesies Procambarus spp. (crayfish di Meksiko), yang kemudian diketahui
merupakan dua spesies simpatrik (Allegrucci et al. 1992 in Overton et al. 1997);
analisa multivariat kepiting bakau Scylla serrata yang berasal dari empat lokasi
negara di Asia Tenggara, yang kemudian diketahui merupakan tiga grup yang
berbeda berdasarkan karakter morfometrik dan meristiknya (Overton et al. 1997);
pengklasifikasian tiga spesies kepiting bakau genus Scylla di Thailand dan Laut
Andaman menggunakan analisis morfometrik, yang kemudian diketahui memiliki
tiga spesies yang berbeda (Sangthong & Jondeung 2006).
Selain itu, analisis karakter morfometrik dan meristik pun dapat digunakan
untuk mengetahui hubungan kekerabatan pada organisme lain, contohnya ikan dan
udang Penaeus monodon (Imron 1998). Studi morfometrik secara kuantitatif
memiliki tiga manfaat yaitu membedakan jenis kelamin dan spesies,
mendeskripsikan pola-pola keragaman morfologis antar spesies, dan
mengklasifikasikan serta menduga hubungan filogenik. Perbedaan morfologis antar
populasi atau spesies biasanya digambarkan sebagai kontras dalam bentuk tubuh
secara keseluruhan atau ciri-ciri anatomi tertentu. Hal yang sama dapat dilakukan
pada ciri-ciri meristik. Terdapat perbedaan yang mendasar antara ciri morfometrik
dan meristik, yaitu ciri meristik memiliki jumlah yang lebih stabil selama masa
pertumbuhan, sedangkan ciri morfometrik berubah secara kontinu sejalan dengan
ukuran dan umur (Strauss and Bond 1990 in Imron 1998).





3. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 11 bulan yaitu mulai dari bulan Juli
2008 hingga bulan Mei 2009. Kepiting bakau yang diteliti merupakan kepiting
bakau yang telah ditangkap oleh nelayan di masing-masing lokasi pengambilan
sampel dengan menggunakan metode pengambilan contoh acak sederhana (PCAS),
dimana jumlah sampel yang diambil sesuai dengan yang ada pada saat itu tanpa
melihat spesiesnya. Menurut Boer (2001), teknik pengacakan dapat mengurangi
faktor subjektivitas pelaksana percobaan dalam memilih dan mengatur perlakuan
atau ulangan pada satuan percobaan.
Lokasi pengambilan sampel yang dicakup berjumlah 14 lokasi, yaitu Pidie
(Nangroe Aceh Darussalam), Tanjung Jabung Timur (Jambi), Bintan (Kep. Riau),
Cilamaya (Karawang), Blanakan (Subang), Gebang dan Ambulu (Cirebon),
Mataram (Nusa Tenggara Barat), Pontianak dan Samarinda (Kalimantan), Maros
dan Teluk Bone (Sulawesi), Jayapura dan Teluk Bintuni (Irian Jaya). Lokasi
pengambilan sampel tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.
Pengukuran karakter morfometrik dan meristik dilakukan secara in situ dan di
laboratorium. Sampel kepiting bakau dimasukkan ke dalam ice box dan selanjutnya
di bawa ke Laboratorium Biologi Makro I (BIMA I), Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Data yang digunakan merupakan data primer.

3.2. Metode Kerja
Sampel kepiting bakau diambil dengan cara membeli langsung dari nelayan
yang menangkap kepiting bakau di sekitar perairan mangrove pada masing-masing
lokasi penelitian. Alat yang digunakan pada saat menangkap kepiting bakau ialah
pancing, bubu, dan jaring. Kepiting bakau yang diambil mewakili berbagai ukuran
kepiting bakau jantan dan betina dan dianalisis di Laboratorium Biologi Makro 1,
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Sampel kepiting bakau yang
terkumpul akan diukur secara mofometrik, yang meliputi 10 karakter utama seperti
yang dilakukan Clark et al. (2001) terhadap genus Carcinus (Portunidae). Karakter


2
5






G
a
m
b
a
r


8
.


L
o
k
a
s
i

p
e
n
g
a
m
b
i
l
a
n

s
a
m
p
e
l

k
e
p
i
t
i
n
g

b
a
k
a
u

d
i

P
e
r
a
i
r
a
n

I
n
d
o
n
e
s
i
a

(
p
e
t
a

d
i
m
o
d
i
f
i
k
a
s
i

d
a
r
i

w
w
w
.
h
i
n
o
.
c
o
.
i
d
/


p
e
t
a
-
i
n
d
o
n
e
s
i
a
-
s
i
m
p
l
f
y
.
g
i
f
)
.
25


26
morfometrik dan meristik yang diukur tertera pada Tabel 4, Tabel 5, Gambar 9,
Gambar 10, dan Gambar 11.

Tabel 4. Karakter morfometrik kepiting bakau yang diukur.
No. Karakter Morfometrik Keterangan
1. Lebar karapas (L) Jarak antara ujung duri marginal terakhir di sebelah
kanan dengan duri marginal terakhir di sebelah kiri
(horizontal)
2. Panjang karapas (P) Jarak antara tepi duri frontal margin dengan tepi
bawah karapas
3. Tinggi karapas (T) Panjang garis tegak antara karapas dengan
abdomen
4. Optical groove widths Jarak duri frontal margin di antara mata
5. Panjang chela sebelah
kanan (PCR)
Panjang capit (hand) sebelah kanan mulai dari
ujung palm hingga ujung dactylus
6. Tinggi chela sebelah
kanan (TCR)
Jarak lurus terbesar secara vertikal antara tepi atas
dan bawah chela sebelah kanan
7. Panjang profundus chela
sebelah kanan (PCR)
Jarak antara ujung palm dengan tepi dactylus
sebelah kanan
8. Panjang chela sebelah kiri
(PCL)
Panjang capit (hand) sebelah kiri mulai dari ujung
palm hingga ujung dactylus
9. Tinggi chela sebelah kiri
(TCL)
Jarak lurus terbesar secara vertikal antara tepi atas
dan bawah chela sebelah kiri
10. Panjang profundus chela
sebelah kiri (PCL)
Jarak antara ujung palm dengan tepi dactylus
sebelah kiri

Tabel 5. Karakter meristik kepiting bakau yang diukur.
No. Karakter Meristik Keterangan
1. Jumlah duri frontal margin Jumlah duri frontal margin yang berada di antara
kedua mata kepiting
2. Jumlah duri anterolateral
margin sebelah kanan
Jumlah seluruh duri anterolateral margin yang
berada di sebelah kanan karapas
3. Jumlah duri anterolateral
sebelah kiri
Jumlah seluruh duri anterolateral margin yang
berada di sebelah kiri karapas

Berikut ini merupakan langkah kerja saat melakukan pengukuran. Pertama-
tama, dilakukan penomoran kepiting menggunakan kertas label dimana sebelumnya
telah dibersihkan dari lumpur dan air menggunakan tissue (Lampiran 1). Lalu
dilakukan pengamatan terhadap jenis kelamin dengan cara melihat bentuk abdomen
kepiting tersebut, dimana jantan memiliki bentuk abdomen yang mengerucut
sedangkan betina memiliki bentuk abdomen yang melebar.


27

Gambar 9. Karakter morfometrik dan meristik tampak dorsal (Keterangan: 1
(lebar karapas); 2 (panjang karapas); 3 (Optical groove widths ); 4 (
tinggi karapas); 5 (Duri anterolateral kiri); 6 (Duri anterolateral
kanan); 7 (duri frontal margin)).


Gambar 10. Karakter morfometrik pada chela (Keterangan: 8 (PPR); 9 (PCR); 10
(TCR); 11 (PPL); 12 (PCL); 13 (TCL)).







Gambar 11. Abdomen kepiting jantan (kiri) dan abdomen kepiting betina (kanan).


28
Kemudian, bobot tubuh ditimbang menggunakan timbangan dengan ketelitian
10 gram dan pengukuran tinggi karapas dengan menggunakan jangka sorong dengan
ketelitian 1 mm. Selanjutnya dilakukan pengukuran aspek morfometrik dengan
menggunakan penggaris dengan ketelitian 1 mm serta pengukuran aspek meristik
secara visual (Lampiran 2 dan 3). Seluruh data tersebut dicatat pada data sheet yang
telah dipersiapkan sebelumnya (Lampiran 4 dan 5). Setelah proses pengukuran
selesai, dilakukan proses identifikasi dan klasifikasi spesies, dengan cara dilakukan
pengamatan terhadap dua duri tajam yang berada pada bagian cheliped carpus,
warna karapas, bentuk alur H, corak pada pleopod, serta bentuk duri pada frontal
margin.
Penulis menggunakan klasifikasi dan identifikasi kepiting bakau berdasarkan
Estampador karena hingga saat ini masih terdapat perdebatan antara para ahli
mengenai jenis-jenis kepiting bakau. Estampador (1949) in Fushimi & Watanabe
(2001) mengklasifikasikan kepiting bakau menjadi tiga spesies dan satu varietas,
yaitu Scylla serrata, Scylla tranquebarica, Scylla oceanica, dan Scylla serrata var.
paramamosain dengan menggunakan spesimen yang dikumpulkan dari Filiphina
berdasarkan perbedaan morfologi eksternal (warna karapas dan kaki, gigi
anterolateral pada karapas, dan duri luar pada cheliped carpus). Serene (1952) in
Fushimi & Watanabe (2001) menyatakan bahwa eksistensi keempat spesies kepiting
bakau yang ditemukan di Vietnam sesuai dengan penemuan Estampador. Akan
tetapi, Stephenson dan Campbell (1960) in Fushimi & Watanabe (2001) menyatakan
bahwa keempat spesies tersebut merupakan satu spesies kepiting bakau berdasarkan
kesimpulan yang diambil dari sampel yang berasal dari Queensland dan New South
Wales (Australia). Stephenson dan Campbell menduga bahwa perbedaan karakter
morfologis tersebut diperoleh dari perbedaan lingkungan habitat kepiting bakau.
Selanjutnya Fuseya & Watanabe (1996) in Fushimi & Watanabe (2001)
melakukan studi mengenai variasi genetik di 3 loci pada kepiting bakau dan
menyatakan bahwa ketiga spesies tersebut benar-benar berbeda dan dapat dibedakan
sesuai dengan klasifikasi Estampador. Keenan et al. (1998) in Fushimi & Watanabe
(2001), membuat sebuah revisi mengenai genus Scylla dengan menggunakan
spesimen yang berasal dari Laut Merah dan beberapa lokasi di Indo-Pasifik,
menggunakan 2 metode genetik yang independen, allozyme elektrophoresis, dan


29
sequencing of two mitochondrial DNA genes (Sitokrom oksidase I dan 16s RNA)
yang bekerja pada masing-masing spesies. Keenan et al. (1998) in Fushimi &
Watanabe (2001), menyatakan bahwa terdapat 4 spesies dengan menggunakan
kriteria morfologi tetapi keempatnya berbeda secara istilah.
Fuseya (1998) in Fushimi & Watanabe (2001) melakukan analisis
morfometrik antar spesies pada genus Scylla yang berasal dari daerah sebaran
geografis kepiting bakau yang luas. Fuseya pun melakukan uji karakteristik
morfologi pada pleopod pertama dan kedua dari kepiting bakau jantan. Berdasarkan
analisisnya, spesies Scylla serrata, Scylla tranquebarica, dan Scylla oceanica benar-
benar dapat dibedakan. Karaketristik morfologi yang telah ditemukan dari ketiga
spesies tersebut sesuai dengan deskripsi yang dijabarkan oleh Estampador pada
tahun 1949.

3.3. Identifikasi Morfologi Kepiting Bakau
Proses pengidentifikasian kepiting bakau menggunakan klasifikasi yang
digunakan Estampador, di mana kepiting bakau dibedakan menjadi 3 spesies
berdasarkan perbedaan karakter morfologisnya, yaitu Scylla serrata, Scylla
tranquebarica, dan Scylla oceanica. Klasifikasi dan identifikasi kepiting bakau
(FAO 1998) adalah sebagai berikut:
a. Cheliped carpus hanya memiliki setidaknya 1 duri
yang tidak pernah tajam; warna tubuh biasanya
agak keorangean atau kekuningan ...........................


c d

b. Cheliped carpus memiliki 2 duri tajam; warna
tubuh biasanya hijau hingga ungu ...........................

e

c. Frontal margin bergigi tajam; duri pada ujung
carpus tajam ............................................................

Scylla tranquebarica

d. Frontal margin bergigi tumpul membundar; duri
pada ujung carpus hampir tereduksi ......................

Scylla serrata

e. Frontal margin bergigi tajam; duri pada cheliped
carpus kebanyakan tajam; warna karapas hijau
atau hijau-olive; pleopod biasanya bercorak (jantan
dan betina) ...............................................................



Scylla oceanica



30








Gambar 12. Identifikasi kepiting bakau menurut Estampador (dimodifikasi)
(FAO 1998).

3.4. Analisis Data
3.4.1. Distribusi frekuensi panjang dan lebar karapas
Analisis data dilakukan terhadap sebaran frekuensi panjang dan lebar karapas
kepiting bakau untuk mendapatkan selang kelas, nilai tengah, dan frekuensi dengan
menggunakan program Microsoft Excel dalam hal perhitungannya. Langkah-
langkah dalam penentuan distribusi frekuensi panjang adalah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai maksimum dan minimum dari keseluruhan data panjang dan
lebar karapas dari jumlah total kepiting bakau.
b. Menentukan jumlah kelas.
c. Menentukan wilayah data (c); c = nilai maksimum nilai minimum.
d. Menentukan lebar kelas; lebar kelas = c/jumlah kelas.
e. Menetukan batas atas kelas dan batas bawah kelas setiap selang kelas.
f. Mendaftarkan seluruh batas kelas untuk setiap selang kelas.
g. Menentukan nilai tengah setiap selang kelas.
h. Menjumlahkan frekuensi panjang dan lebar karapas yang telah ditentukan
berdasarkan masing-masing selang kelas.
i. Memplotkan distribusi frekuensi panjang dan lebar karapas dalam sebuah
grafik untuk melihat jumlah distribusi normalnya.




31
3.4.2. Hubungan lebar karapas-berat
Data yang digunakan pada analisis pada hubungan lebar karapas-berat ialah
data gabungan kepiting jantan dan betina pada masing-masing lokasi penelitian.
Analisis hubungan lebar karapas-berat menggunakan rumus hubungan panjang-berat
pada kepiting (Hartnoll 1982):
W = a L
b
Keterangan: W = berat
L = lebar karapas
a = intersep (perpotongan kurva hubungan panjang-
berat dengan sumbu y)
b = penduga pola pertumbuhan panjang-berat
Untuk mendapatkan persamaan linier atau garis lurus digunakan persamaan:
Log W = Log a + b Log L
Y = a + b x
Untuk menguji nilai b digunakan uji t, dengan hipotesis:
H
0
: b = 1, hubungan lebar karapas-berat adalah isometrik
H
1
: b 1, hubungan lebar karapas-berat adalah allometrik, yaitu:
Allometrik positif (b > 1), pertumbuhan berat lebih dominan dibandingkan
dengan pertumbuhan panjang.
Allometrik negatif (b < 1), pertumbuhan panjang lebih dominan dibandingkan
dengan pertumbuhan berat.
t
hitung
=
1
0 1
Sb
b b

Keterangan: b
1
= nilai b (dari hubungan panjang-berat)
b
0
= 1
Sb
1
= simpangan koefisien b
Kemudian, bandingkan antara nilai t
hitung
dengan nilai t
tabel
dengan selang
kepercayaan 95% ( = 0.05). Selanjutnya untuk mengetahui pola pertumbuhannya,
kaidah keputusan yang diambil adalah sebagai berikut:
t
hitung
> t
tabel
: tolak hipotesis nol (H
0
)
t
hitung
< t
tabel
: gagal tolak hipotesis nol (H
0
)
Penulis menggunakan bantuan software SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version
dan Microsoft Excel dalam hal perhitungannya.




32
3.4.3. Analisis komponen utama (principal component analysis)
Sepuluh karakter morfometrik dianalisis dengan menggunakan program
Principal Components Analysis (PCA). Berdasarkan hasil analisis dari program
PCA, didapatkan suatu komponen utama yang mampu mempertahankan sebagian
besar informasi yang diukur menggunakan keragaman total dengan menggunakan
sedikit komponen utama saja. Penggunaan komponen utama sering disarankan
untuk digunakan dalam proses mereduksi banyaknya peubah (Sartono et al. 2003).
Selain itu, hasil plot antar komponen utama (grafik score plot) dapat digunakan
untuk untuk menentukan banyaknya penggerombolan secara sederhana. Penulis
menggunakan bantuan software MINITAB 15.0 dalam hal perhitungan PCA.

3.4.4. Analisis biplot
Analisis perbandingan karakter morfometrik yang telah ditentukan bertujuan
untuk melihat karakter morfometrik yang memiliki keterkaitan dengan karakter
lainnya. Biplot merupakan teknik statistik deskriptif dimensi ganda yang dapat
disajikan secara visual dengan menyajikannya secara simultan segugus objek
pengamatan dan peubah dalam suatu grafik pada suatu bidang datar sehingga ciri-
ciri peubah dan objek pengamatan serta posisi relatif antara objek pengamatan dan
peubah dapat dianalisis. Biplot dapat menunjukkan hubungan antar peubah
kemiripan relatif antar objek pengamatan, serta posisi relatif antara objek
pengamatan dengan peubah (Jolllife 1986 & Rawling 1988 in Sartono et al. 2003).
Perhitungan dalam analisis biplot, Penulis dibantu dengan menggunakan software
SAS 9.1.
Salah satu informasi yang didapat melalui analisis bilpot adalah untuk
mengetahui korelasi antar peubah, dimana dua peubah yang memiliki korelasi
positif tinggi digambarkan dengan dua buah garis dengan arah yang sama
(membentuk sudut sempit). Sementara itu, dua peubah yang memiliki korelasi
negarif tinggi akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah yang
berlawanan (membentuk sudut tumpul). Sedangkan dua peubah yang tidak
berkorelasi akan digambarkan dalam bentuk dua garis yang membentuk sudut
mendekati 90
o
(Sartono et al. 2003).


4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Komposisi Jumlah Kepiting Bakau Selama Penelitian
Kepiting bakau (genus Scylla) yang diteliti selama bulan Juni 2008 hingga Mei
2009 berasal dari 14 daerah yang mencakup Pidie (Nangroe Aceh Darussalam),
Bintan (Kep. Riau), Tanjung Jabung Timur (Jambi), Cilamaya (Karawang),
Blanakan (Subang), Gebang dan Ambulu (Cirebon), Samarinda dan Pontianak
(Kalimantan), Mataram (Nusa Tenggara Barat), Maros dan Bone (Sulawesi), Teluk
Bintuni dan Jayapura (Papua). Kepiting bakau yang diperoleh selama penelitian
berasal dari para nelayan setempat yang menangkap kepiting bakau dengan
menggunakan alat tangkap pancing dan bubu. Lokasi penangkapan kepiting bakau
berada di perairan hutan mangrove maupun di perairan pesisir yang berlokasi di
sekitar perairan pada setiap lokasi penelitian.
Pemilihan daerah penelitian berdasarkan lokasi sebaran hutan mangrove di
Indonesia, dimana kepiting bakau menjalani sebagian besar daur hidupnya di
ekosistem mangrove dan memanfaatkan ekosistem mangrove sebagai habitat alami
utamanya, yakni sebagai tempat berlindung, mencari makan, dan pembesaran
(Siahainenia 2008). Area hutan mangrove yang luas antara lain terdapat di pesisir
Sumatera sebesar 19,7%, pesisir Kalimantan sebesar 26,2%, dan pesisir selatan
Papua sebesar 30% (Pramudji 2004; Nontji 2007).
Menurut Pramudji (2004) sebaran hutan mangrove mencakup hampir di
seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung), Jawa (DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur), Bali, Kalimantan (Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur), Nusa Tenggara (Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur), Sulawesi (Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan), Maluku, serta Irian Jaya (Papua).
Kepiting bakau yang diteliti berasal dari genus Scylla berjumlah 625 ekor,
keseluruhan kepiting ini berasal dari 14 daerah penelitian yang telah ditentukan dan
dapat dilihat pada Tabel 6.


34
Tabel 6. Jumlah kepiting bakau yang dikumpulkan selama penelitian.
Jumlah data (ekor)
No.

Daerah
Scylla spp.
(gabungan ketiga spesies)
Scylla
serrata
Scylla
tranquebarica
Scylla
oceanica
1 Pidie 83 11 64 8
2 Jambi 12 9 - 3
3 Bintan 5 - - 5
4 Cilamaya 36 36 - -
5 Blanakan 49 20 21 8
6 Gebang 54 24 24 6
7 Ambulu 23 23 - -
8 Mataram 30 10 14 6
9 Samarinda 98 2 29 67
10 Pontianak 30 - 1 29
11 Maros 61 29 12 20
12 Bone 75 55 5 15
13 Teluk Bintuni 55 4 6 45
14 Jayapura 14 6 1 7
Total 625 229 177 219

Berdasarkan Tabel 6, jumlah sampel kepting bakau (Scylla spp.) tertinggi
berasal dari Samarinda yaitu 98 ekor atau 15,68% dari jumlah total sampel,
sedangkan jumah sampel terendahnya berasal dari Bintan yaitu 5 ekor atau 0,8%
dari jumlah seluruh sampel. Persentase spesies yang paling banyak dikumpulkan
selama penelitian ialah Scylla serrata, yaitu 36,64% dari jumlah total sampel,
sedangkan persentase spesies yang paling sedikit dikumpulkan ialah Scylla
tranquebarica, yaitu sebanyak 28,32% dari jumlah total sampel. Selanjutnya,
persentase sampel Scylla oceanica yang diperoleh selama penelitian adalah 35,04%
dari jumlah total sampel.
Berdasarkan jumlah sampel yang paling banyak ditemukan di setiap lokasi
penelitian, spesies Scylla serrata mendominasi di 5 lokasi, yaitu Jambi, Cilamaya,
Ambulu, Maros, dan Bone. Sedangkan spesies Scylla tranquebarica mendominasi
di 3 lokasi, yaitu Pidie, Blanakan, dan Mataram. Kemudian spesies Scylla oceanica
mendominasi di 6 lokasi, yaitu Bintan, Samarinda, Pontianak, Teluk Bintuni, dan
Jayapura.
Jumlah sampel Scylla serrata terbanyak berasal dari Bone, yaitu sebanyak 55
ekor atau 24,02% dari jumlah total sampel S. serrata, sedangkan jumlah sampel
terendah berasal dari Bintan dan Pontianak, dimana pada kedua lokasi tidak


35
ditemukan S. serrata pada saat pengambilan sampel. Selanjutnya, jumlah sampel S.
tranquebarica terbanyak berasal dari Pidie, yaitu sebanyak 64 ekor atau 36,16% dari
jumlah total sampel S. tranquebarica. Jumlah sampel S. tranquebarica terendah
berasal dari Jambi, Bintan, Cilamaya, dan Ambulu, dimana pada keempat lokasi
tersebut tidak ditemukan S. tranquebarica pada saat pengambilan sampel.
Kemudian, jumlah sampel S.oceanica terbanyak berasal dari Samarinda yaitu 67
ekor atau 30,59% dari jumlah total sampel S. oceanica, sedangkan jumlah sampel
terendahnya berasal dari Ambulu dan Cilamaya, dimana pada kedua lokasi tidak
ditemukan S. oceanica pada saat pengambilan sampel.
Tidak ditemukannya kepiting bakau dari setiap spesies di beberapa daerah
penelitian bukan berarti kepiting tersebut tidak menempati habitat di daerah tersebut,
karena distribusi sebaran kepiting bakau ketiga spesies tersebut mencakup hampir
seluruh wilayah perairan Indonesia. Menurut Sulistiono et al. (1994) kepiting bakau
ditemukan di perairan payau dan sebagian besar tertangkap di wilayah pesisir
perairan Indonesia (Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi,
Maluku, dan Irian Jaya). Akan tetapi, tidak adanya beberapa spesies kepiting bakau
di beberapa lokasi penelitian diduga oleh lokasi penangkapan kepiting bakau, karena
para nelayan biasanya melakukan penangkapan di dua tempat, yaitu di perairan
hutan mangrove dan di perairan pesisir yang berlokasi di sekitar perairan pada setiap
lokasi penelitian. Hal tersebut berkaitan dengan habitat ketiga spesies kepiting
bakau, di mana S. serrata biasanya berada di perairan hutan mangrove dengan cara
meliang (burrow), sedangkan S. tranquebarica dan S. oceanica biasanya berada di
perairan pesisir di sekitar area hutan mangrove. Menurut Moosa et al. (1985) jenis
S. oceanica dan S. tranquebarica biasanya ditemukan pada perairan terbuka
sedangkan jenis S. serrata ditemukan meliang di daerah mangrove.

4.2. Distribusi Frekuensi Panjang Karapas Setiap Spesies Kepiting Bakau
Distribusi frekuensi panjang karapas dapat digunakan untuk mengetahui
modus, ukuran karapas tertinggi dan terendah dari spesies kepiting bakau pada
masing-masing daerah. Scylla serrata, Scylla tranquebarica, dan Scylla oceanica
yang diperoleh selama penelitian pada setiap daerah memiliki frekuensi yang
berbeda-beda, dan dapat dilihat pada Gambar 13, 14, 15, dan Lampiran 6.


36
Pidi Jambi Cilamaya Blanakan Gebang Ambulu Mataram Samarinda Jayapura Teluk
Bintuni
Maros Bone
Daerah penelitian
S
e
l
a
n
g

k
e
l
a
s

p
a
n
j
a
n
g

k
a
r
a
p
a
s

(
m
m
)
3
4
-
4
4
4
5
-
5
5
5
6
-
6
6
6
7
-
7
7
7
8
-
8
8
8
9
-
9
9
1
0
0
-
1
1
0
Gambar 13. Distribusi frekuensi panjang karapas Scylla serrata berdasarkan lokasi
pengambilan sampel.

S
e
l
a
n
g

k
e
l
a
s

p
a
n
j
a
n
g

k
a
r
a
p
a
s

(
m
m
)
4
1
-
5
3
5
4
-
6
6
6
7
-
7
9
8
0
-
9
2
9
3
-
1
0
5
1
0
6
-
1
1
8
Blanakan Gebang Mataram Kalimantan
Barat
Samarinda Bone Maros Jayapura Teluk
Bintuni
Pidi
Daerah penelitian

Gambar 14. Distribusi frekuensi panjang karapas Scylla tranquebarica berdasarkan
lokasi pengambilan sampel.




37
Daerah penelitian
Teluk
Bintuni
Kalimantan
Barat
Samarinda Pidi Bintan Jambi Blanakan Gebang Mataram Bone Maros Jayapura
S
e
l
a
n
g

k
e
l
a
s

p
a
n
j
a
n
g

k
a
r
a
p
a
s

(
m
m
)
4
1
-
5
3
5
4
-
6
6
6
7
-
7
9
8
0
-
9
2
9
3
-
1
0
5
1
0
6
-
1
1
8
Gambar 15. Distribusi frekuensi panjang karapas Scylla oceanica berdasarkan
lokasi pengambilan sampel.

Berdasarkan Gambar 13, terdapat 7 selang kelas panjang karapas Scylla
serrata. Modus ukuran panjang karapas berada pada selang kelas 67-77 mm,
dengan frekuensi S. serrata tertinggi berasal dari daerah Bone yaitu 31 ekor.
Ukuran panjang karapas terendah S. serrata adalah 34 mm yang berasal dari daerah
Bone, sedangkan ukuran panjang karapas tertingginya adalah 107 mm yang berasal
dari Teluk Bintuni.
Kisaran ukuran panjang dan lebar karapas S. serrata di daerah Bone, Maros,
Pidie, Jambi, dan Cilamaya berturut-turut ialah 34-77 mm dan 67-140 mm, 46-86
mm dan 64-105 mm, 43-70 mm dan 33-98 mm, 69-86 mm dan 82-118 mm, serta
46-92 mm dan 67-163 mm. Kemudian kisaran ukuran panjang dan lebar karapas S.
serrata di daerah Blanakan, Gebang, Ambulu, dan Mataram berturut-turut adalah
52-96 mm dan 76-134 mm, 61-106 mm dan 69-164 mm, 54-100 mm dan 76-150
mm, serta 64-90 mm dan 90-129 mm. Selanjutnya S. serrata di daerah Samarinda,
Jayapura, dan Teluk Bintuni berturut-turut memiliki kisaran ukuran panjang dan
lebar karapas sebesar 73-87 mm dan 95-118 mm, 80-87 mm dan 110-124 mm, serta
90-107 mm dan 127-146 mm.


38
Berdasarkan kisaran ukuran panjang karapas di setiap daerah, dapat diketahui
bahwa Scylla serrata yang berasal dari Teluk Bintuni memiliki ukuran lebar karapas
tertinggi, sedangkan ukuran lebar karapas terendah berasal dari daerah Bone.
Ukuran lebar karapas yang bervariasi ini diduga dipengaruhi oleh waktu
penangkapan yang berhubungan dengan proses reproduksi, dimana proses
reproduksi kepiting bakau di daerah tropik berlangsung sepanjang tahun dan
puncaknya pada musim hujan. Hal ini disebabkan oleh produktivitas perairan
pesisir yang tinggi terjadi pada saat musim hujan (Heasman et al. 1985 in Le Vay
2001). Waktu penangkapan S. serrata di wilayah Cilamaya, Blanakan, Gebang,
Ambulu, Jambi, Teluk Bintuni, dan Jayapura berkisar pada bulan Juli-November
2008. Selanjutnya waktu penangkapan S. serrata di wilayah Pidie, Maros, Bone,
dan Mataram berkisar pada bulan Februari hingga Maret 2009.
Kathirvel dan Srinivasagam (1992) in Le Vay (2001) menyatakan bahwa
kepiting bakau di India memijah sepanjang tahun, dengan puncak musim matang
gonad pada bulan April-Juni dan September-Februari serta memiliki ukuran lebar
karapas yang berkisar di antara 85-129 mm. Selain itu, proses rekruitmennya pun
berlangsung sepanjang tahun, dengan puncak pada bulan Desember-Oktober.
Berdasarkan hal di atas, S. serrata yang berasal dari Teluk Bintuni dan
Jayapura yang ditangkap pada bulan September dan November, dimana pada bulan-
bulan tersebut sedang musim hujan, diduga sedang mengalami proses matang gonad
atau akan memijah sehingga memiliki ukuran panjang dan lebar karapas yang besar.
Sedangkan S. serrata yang berada di daerah Cilamaya, Blanakan, Gebang, Ambulu,
dan Jambi yang ditangkap pada bulan Juli-Agustus 2008 dan S. serrata yang berasal
dari Pidie, Maros, Bone, dan Mataram, yang ditangkap pada bulan Februari-Maret
2009, diduga sedang mengalami proses rekruitmen sehingga ukuran panjang dan
lebar karapasnya tergolong kecil.
Berdasarkan Gambar 14, terdapat 6 selang kelas panjang karapas Scylla
tranquebarica. Modus ukuran panjang karapas berada pada selang kelas 67-79 mm,
dengan frekuensi S. tranquebarica tertinggi berasal dari daerah Samarinda yaitu 21
ekor. Ukuran panjang karapas terendah S. tranquebarica adalah 41 mm yang
berasal dari daerah Pidie, sedangkan ukuran panjang karapas tertingginya adalah 115
mm yang berasal dari Teluk Bintuni.


39
Kisaran ukuran panjang dan lebar karapas S. tranquebarica di daerah Pidie,
Blanakan, Gebang, Mataram, dan Pontianak berturut-turut ialah 41-69 mm dan 58-
103 mm, 64-100 mm dan 90-142 mm, 64-97 mm dan 90-135 mm, 62-104 mm dan
87-150 mm, serta 99 mm dan 144 mm. Kemudian kisaran ukuran panjang dan lebar
karapas S. tranquebarica di daerah Samarinda, Bone, dan Maros berturut-turut
adalah 57-76 mm dan 80-106 mm, 45-75 mm dan 62-110 mm, serta 45-69 mm dan
62-102 mm. Selanjutnya S. tranquebarica di daerah Jayapura dan Teluk Bintuni
memiliki ukuran panjang dan lebar karapas sebesar 90 mm dan 132 mm serta 91-
115 mm dan 126-164 mm.
Berdasarkan kisaran ukuran panjang karapas di setiap daerah, dapat diketahui
bahwa Scylla tranquebarica yang berasal dari Teluk Bintuni memiliki ukuran lebar
karapas tertinggi, sedangkan ukuran lebar karapas terendah berasal dari daerah
Pidie. Ukuran lebar karapas yang bervariasi ini diduga dipengaruhi oleh waktu
penangkapan yang berhubungan dengan proses reproduksi. Waktu penangkapan S.
tranquebarica di daerah Jayapura dan Teluk Bintuni berkisar pada bulan September-
November 2008. Kemudian waktu penangkapan di daerah Pidie, Maros, Bone,
Pontianak, Samarinda, Mataram, Blanakan, dan Gebang berkisar pada bulan
Februari-Mei 2009. Waktu penangkapan tersebut berhubungan dengan proses
reproduksi kepiting bakau, dimana reproduksi kepiting bakau di daerah tropik
berlangsung sepanjang tahun dan puncaknya pada musim hujan. Hal ini disebabkan
oleh produktivitas perairan pesisir yang tinggi terjadi pada saat musim hujan
(Heasman et al. 1985 in Le Vay 2001). Selanjutnya Le Vay et al. (pers. obs.) in Le
Vay (2001) menyatakan bahwa kepiting bakau S. tranquebarica di Vietnam
memijah sepanjang tahun, dengan puncak musim matang gonad pada bulan
September-Oktober. Selain itu S. tranquebarica di Jawa bagian Utara memiliki
ukuran lebar karapas yang berkisar di antara 80-90 mm pada saat matang gonad dan
proses rekruitmennya pun berlangsung sepanjang tahun.
Berdasarkan hal di atas, S. tranquebarica yang berasal dari Teluk Bintuni dan
Jayapura yang ditangkap pada bulan September dan November, dimana pada bulan-
bulan tersebut sedang musim hujan, diduga sedang mengalami proses matang gonad
atau akan memijah sehingga memiliki ukuran panjang dan lebar karapas yang besar.
Kemudian S. tranquebarica yang berada di daerah Pidie, Maros, Bone, Kalimantan


40
Barat, Samarinda, Mataram, Blanakan, dan Gebang yang ditangkap pada bulan
Februari-Mei 2009, diduga sedang mengalami proses rekruitmen sehingga ukuran
panjang dan lebar karapasnya tergolong kecil.
Berdasarkan Gambar 15, terdapat 6 selang kelas panjang karapas Scylla
oceanica. Modus ukuran panjang karapas berada pada selang kelas 80-92 mm,
dengan frekuensi S. oceanica tertinggi berasal dari daerah Samarinda yaitu 45 ekor.
Ukuran panjang karapas terendah S. oceanica adalah 41 mm yang berasal dari
daerah Pidie, sedangkan ukuran panjang karapas tertingginya adalah 115 mm yang
berasal dari Jayapura.
Kisaran ukuran panjang dan lebar karapas S. oceanica di daerah Samarinda,
Pontianak, Pidie, Bintan, dan Blanakan berturut-turut ialah 62-102 mm dan 83-150
mm, 74-95 mm dan 111-144 mm, 41-61 mm dan 59-89 mm, 79-99 mm dan 123-136
mm, serta 61-93 mm dan 86-130 mm. Kemudian kisaran ukuran panjang karapas
dan lebar karapas S. oceanica di daerah Gebang, Mataram, Bone, dan Maros
berturut-turut adalah 65-88 mm dan 91-127 mm, 70-91 mm dan 97-134 mm, 41-67
mm dan 62-90 mm, serta 44-87 mm dan 65-118 mm. Selanjutnya S. oceanica di
daerah Jayapura dan Teluk Bintuni memiliki kisaran ukuran panjang dan lebar
karapas sebesar 79-115mm dan 115-159 mm serta 60-110 mm dan 110-158 mm.
Berdasarkan kisaran ukuran panjang karapas di setiap daerah, dapat diketahui
bahwa Scylla oceanica yang berasal dari Jayapura memiliki ukuran lebar karapas
tertinggi, sedangkan ukuran lebar karapas terendah berasal dari daerah Pidie.
Ukuran lebar karapas yang bervariasi ini diduga dipengaruhi oleh waktu
penangkapan yang berhubungan dengan proses reproduksi. Waktu penangkapan S.
oceanica di daerah Jambi, Samarinda, Jayapura dan Teluk Bintuni berkisar pada
bulan Agustus-Desember 2008, serta Maret dan Mei 2009 untuk daerah Samarinda
dan Teluk Bintuni (pengambilan sampel kedua kali di kedua lokasi tersebut).
Kemudian waktu penangkapan di daerah Bintan, Pidie, Maros, Bone, Pontianak,
Mataram, Blanakan, dan Gebang berkisar pada bulan Januari-Mei 2009. Waktu
penangkapan tersebut berhubungan dengan proses reproduksi kepiting bakau,
dimana reproduksi kepiting bakau di daerah tropik berlangsung sepanjang tahun dan
puncaknya pada musim hujan. Hal ini disebabkan oleh produktivitas perairan


41
pesisir yang tinggi terjadi pada saat musim hujan (Heasman et al. 1985 in Le Vay
2001).
Berdasarkan hal di atas, S. oceanica yang berasal dari Jambi yang ditangkap
pada tanggal 31 Agustus 2008 , Jayapura yang ditangkap pada bulan September ,
Samarinda yang ditangkap pada bulan November 2008, serta Teluk Bintuni yang
ditangkap pada bulan November-Desember 2008, dimana pada bulan-bulan tersebut
sedang musim hujan, diduga sedang mengalami proses matang gonad atau akan
memijah sehingga memiliki ukuran panjang dan lebar karapas yang besar.
Kemudian S. oceanica yang berada di daerah Bintan, Pidie, Maros, Bone, Pontianak,
Samarinda, Teluk Bintuni, Mataram, Blanakan, dan Gebang yang ditangkap pada
bulan Januari-Mei 2009, diduga sedang mengalami proses rekruitmen sehingga
ukuran panjang dan lebar karapasnya tergolong kecil.
Selanjutnya berdasarkan distribusi frekuensi panjang dan lebar karapas dari
ketiga spesies kepiting bakau pada masing-masing daerah, dapat diketahui bahwa
ukuran panjang dan lebar karapas tertinggi berasal dari spesies Scylla oceanica
dengan selang kelas panjang karapas 41-118 mm, sedangkan ukuran terendah
berasal dari spesies Scylla serrata dengan selang kelas panjang karapas 34-110 mm.
Kemudian, berdasarkan perbandingan ukuran panjang dan lebar karapas pada
masing-masing daerah, dapat diketahui bahwa Teluk Bintuni memiliki ukuran
panjang dan lebar karapas kepiting bakau yang tertinggi. Hal tersebut erat kaitannya
dengan kondisi habitat dan kelimpahan makanan yang akan mempengaruhi
pertumbuhan kepiting bakau, di mana kondisi hutan mangrove di Teluk Bintuni
masih lebat dan bagus, serta belum banyak campur tangan manusia. Sehingga
keadaan tersebut mempengaruhi kelimpahan makanannya. Menurut Pramudji
(2004) Pulau Papua memiliki banyak aliran sungai besar dan panjang dengan tipe
delta beragam sebagai akibat dari arus sungai yang membawa materi ke muara.
Keadaan tersebut mengakibatkan tingginya kelimpahan makanan di muara sungai
yang merupakan area hutan mangrove dan habitat kepiting bakau.

4.3. Identifikasi Karakter Morfologi
Hingga saat ini, pada pelaksanaan proses identifikasi dan klasifikasi kepiting
bakau masih terdapat perdebatan di antara para ahli mengenai pembagian jumlah


42
spesies kepiting bakau. Menurut Stephenson & Campbell (1960) in Fushimi &
Watanabe (2001) keempat spesies kepiting bakau tersebut merupakan satu spesies
kepiting bakau berdasarkan kesimpulan yang diambil dari sampel yang berasal dari
Queensland dan New South Wales (Australia). Stephenson dan Campbell menduga
bahwa perbedaan karakter morfologis tersebut diperoleh dari perbedaan lingkungan
habitat kepiting bakau. Akan tetapi Stephenson dan Campbell tidak secara spesifik
menyebutkan kondisi lingkungan yang dapat membuat perbedaan morfologi dari
ketiga spesies kepiting bakau tersebut. Sedangkan menurut Estampador (1949) in
Fushimi & Watanabe (2001) kepiting bakau diklasifikasikan menjadi tiga spesies
dan satu varietas, yaitu Scylla serrata, Scylla tranquebarica, Scylla oceanica, dan
Scylla serrata var. paramamosain dengan menggunakan spesimen yang
dikumpulkan dari Filipina berdasarkan perbedaan morfologi eksternal (warna
karapas dan pleopod, gigi anterolateral pada karapas, dan duri luar pada cheliped
carpus).
Selanjutnya terdapat ahli lainnya, yaitu Fuseya (1998) in Fushimi & Watanabe
(2001) yang melakukan analisis morfometrik antar spesies pada genus Scylla yang
berasal dari daerah sebaran geografis kepiting bakau yang luas. Fuseya pun
melakukan uji karakteristik morfologi pada pleopod pertama dan kedua dari kepiting
bakau jantan. Berdasarkan analisisnya, spesies Scylla serrata, Scylla tranquebarica,
dan Scylla oceanica benar-benar dapat dibedakan dan karaketristik morfologi yang
telah ditemukan dari ketiga spesies tersebut sesuai dengan deskripsi yang dijabarkan
oleh Estampador. Kemudian dilakukan penelitian genetika kepiting bakau di mana
informasi genetik merupakan hal penting dalam mengindentifikasi ketiga spesies
kepiting bakau dari genus Scylla. Pada bulan Juni 1994 hingga Mei 1995, Fuseya
dan Watanabe (1996) in Fushimi & Watanabe (2001) telah mengumpulkan dan
mengindentifikasi 342 kepiting bakau yang berasal dari 7 lokasi (Danau Hamana
dan Okinawa (Jepang), Bali dan Cilacap (Indonesia), Chantaburi dan Surat Thani
(Thailand), dan Madagaskar). Fuseya dan Watanabe mengklasifikasi kepiting bakau
menjadi 3 spesies, yaitu Scylla serrata, Scylla tranquebarica, dan Scylla oceanica,
berdasarkan klasifikasi Estampador.
Keenan et al. (1998) in Watanabe et al. (2002) melakukan revisi spesies
kepiting bakau menjadi empat spesies. Hal ini berdasarkan analisis mt-DNA


43
kepiting bakau yang menyatakan bahwa terdapat empat spesies dalam genus Scylla,
yaitu S. serrata (S. oceanica Estampador), S. olivacea (S. serrata Estampador), S.
tranquebarica (S. serrata var. paramamosain Estampador), serta S. paramamosain
(S. tranquebarica Estampador). Akan tetapi Klinbunga et al. (2000) in Watanabe et
al. (2002) melakukan riset genetika terhadap kepiting bakau yang berasal dari
Thailand dan menyatakan bahwa terdapat tiga spesies kepiting bakau dengan
menggunakan analisis RAPD dari genomik DNA kepiting bakau. Ketiga spesies
tersebut adalah Scylla serrata, Scylla tranquebarica, dan Scylla oceanica
berdasarkan kriteria Estampador.
Berdasarkan riset para ahli di atas, Penulis menggunakan identifikasi dan
klasifikasi berdasarkan Estampador pada tahun 1949, yaitu Scylla serrata: duri
frontal margin tumpul berukuran sama dan duri anterolateral berjumlah 9 dengan
gigi yang bergerigi tajam dan berukuran sama. Scylla tranquebarica: duri frontal
margin tajam dengan duri berukuran sama dan duri anterolateral berjumlah 9 dengan
gigi yang bergerigi tajam dan berduri. Scylla oceanica: duri frontal margin tajam
berukuran sama dan duri anterolateral berjumlah 9 dengan gigi yang bergerigi tajam.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh identifikasi karakter morfologis untuk
membedakan ketiga jenis kepiting bakau, yaitu Scylla serrata, Scylla tranquebarica,
dan Scylla oceanica berdasarkan warna karapas, bentuk alur H, bentuk duri frontal
margin, duri pada cheliped carpus (inner carpal), serta corak pada pleopod masing-
masing spesies.

4.3.1. Scylla serrata
Menurut Estampador (1949) in Kathirvel & Srinivasagam (1992) Scylla
serrata termasuk ke dalam kelompok Mamosain, di mana spesies tersebut hidup
meliang di area hutan mangrove, berwarna coklat kehitaman, dan tidak memiliki
corak pada pleopodnya. Sedangkan menurut Kathirvel & Srinivasagam (1992)
Scylla serrata memiliki warna karapas coklat kemerahan dengan bentuk alur H
tidak dalam dan tidak memiliki corak pada pleopodnya.
Berdasarkan hasil penelitian pada Gambar 16, diketahui bahwa Scylla serrata
memiliki warna karapas coklat kehitam-hitaman dengan bentuk alur H pada karapas
tidak dalam. Menurut Moosa et al. (1985) S. serrata termasuk kelompok yang


44
berwarna dasar hijau-merah-kecoklatan. Warna karapas pada S. serrata
berhubungan dengan habitatnya, yaitu hidupnya meliang di daerah mangrove
(Moosa et al. (1985); Kathirvel & Srinivasagam (1992)). Bentuk duri frontal
margin tumpul dan duri inner carpal (duri pada cheliped carpus) berjumlah satu dan
tidak tumpul serta pleopod pada S. serrata tidak bercorak. Estampador (1949) in
Siahainenia (2008) menyatakan bahwa Scylla serrata memiliki warna karapas coklat
merah seperti karat dengan bentuk alur H pada karapas tidak dalam, memiliki bentuk
duri depan (frontal margin) tumpul, serta tidak memiliki duri pada fingerjoint (duri
pada cheliped carpus) yang berubah menjadi vestigial.


























Gambar 16. Scylla serrata (jantan).

4.3.2. Scylla tranquebarica
Menurut Estampador (1949) in Kathirvel & Srinivasagam (1992) Scylla
tranquebarica termasuk ke dalam kelompok Banhawin, di mana spesies tersebut


45
berenang bebas di sekitar perairan pesisir, berwarna hijau, dan memiliki corak pada
pleopodnya. Begitu pula dengan Scylla oceanica, kedua spesies ini memiliki ciri-
ciri yang hampir mirip, kecuali pada bagian alur H dan duri pada cheliped carpus,
dapat dilihat pada Gambar 17.
















Gambar 17. Scylla tranquebarica (jantan).

Berdasarkan hasil penelitian, pada Gambar 17, terlihat bahwa Scylla
tranquebarica memiliki warna karapas coklat kehijau-hijauan dengan bentuk alur H
pada karapas dalam. Bentuk duri frontal margin tajam dan duri inner carpal (duri
pada cheliped carpus) berjumlah dua dengan salah satu duri berduri tajam,
sedangkan duri lainnya agak tumpul serta pleopod pada S. tranquebarica bercorak.
Estampador (1949) in Siahainenia (2008) menyatakan bahwa Scylla
tranquebarica memiliki warna karapas hijau buah zaitun dengan bentuk alur H pada
karapas dalam, memiliki bentuk duri depan (frontal margin) tajam, serta bentuk
kedua duri pada fingerjoint (duri pada cheliped carpus) jelas, dimana salah satunya
agak tumpul. Moosa et al. (1985) menyatakan bahwa kepiting bakau genus Scylla


46
di Indonesia memiliki dua warna dasar berbeda, yaitu yang termasuk warna
kehijauan atau hijau keabuan (S. oceanica dan S. tranquebarica) serta kelompok
yang berwarna dasar hijau-merah-kecoklatan (S. serrata dan S. serrata var.
paramamosain). Jenis S. oceanica dan S. tranquebarica biasanya ditemukan pada
perairan terbuka.

4.3.3. Scylla oceanica
Menurut Estampador (1949) in Kathirvel & Srinivasagam (1992) Scylla
oceanica termasuk ke dalam kelompok Banhawin, sama halnya dengan Scylla
tranquebarica, di mana spesies tersebut berenang bebas di sekitar perairan pesisir,
berwarna hijau, dan memiliki corak pada pleopodnya. Sedangkan menurut
Kathirvel & Srinivasagam (1992) Scylla oceanica memiliki warna karapas hijau
keabu-abuan, dengan bentuk alur H yang dalam, serta memiliki corak pada kaki
jalan dan pleopodnya, dapat dilihat pada Gambar 18.

























Gambar 18. Scylla oceanica (jantan)


47
Berdasarkan hasil penelitian, pada Gambar 18, terlihat bahwa Scylla oceanica
memiliki warna karapas coklat kehijau-hijauan dengan bentuk alur H pada karapas
dalam. Bentuk duri frontal margin tajam dan duri inner carpal (duri pada cheliped
carpus) berjumlah dua dan berduri tajam serta pleopod pada Scylla oceanica
bercorak. Hal di atas sesuai dengan deksripsi yang dijelaskan oleh Moosa et al.
(1985). Estampador (1949) in Siahainenia (2008) menyatakan bahwa Scylla
oceanica memiliki warna karapas hijau keabu-abuan dengan bentuk alur H pada
karapas dalam, memiliki bentuk duri depan (frontal margin) tajam, serta memiliki
bentuk duri pada fingerjoint (duri pada cheliped carpus) keduanya tajam.

4.4. Pola Pertumbuhan Kepiting Bakau
Pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan panjang, volume, dan bobot
terhadap perubahan waktu (Hartnoll 1982 in Anggraini 1991). Di dalam manajemen
sumberdaya perikanan, analisis pertumbuhan digunakan untuk meramalkan ukuran
rata-rata biota di suatu populasi pada waktu tertentu dan untuk membandingkan
kondisi biota di daerah perikanan yang berbeda atau pada daerah yang sama dengan
strategi manejemen yang berbeda.
Organisme yang tidak mempunyai kerangka luar (eksoskeleton), ukuran
panjang berubah secara kontinu. Akan tetapi pada Crustacea yang memiliki
kerangka luar, terutama kepiting bakau, pertumbuhan menjadi suatu proses yang
diskontinu. Di dalam fase pertumbuhan kepiting bakau, terdapat suatu rangkaian
lepas cangkang (molt atau ecdysis) yang dipisahkan oleh suatu rangkaian antar ganti
cangkang (intermolt). Pada saat fase antar ganti cangkang, karapas tubuh menjadi
keras dan pertumbuhan terbatas sedangkan pada saat fase lepas cangkang, karapas
yang lama dilepaskan sehingga penambahan pertumbuhan terjadi sangat cepat
dengan periode waktu yang relatif pendek sebelum karapas yang baru menjadi keras.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada crustacea meliputi dua faktor,
yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi ukuran, jenis kelamin,
tingkat kedewasaan, dan cacat tubuh. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor
ekstrinsik adalah ketersediaan makanan, suhu lingkungan, dan parasit (Hartnoll
1982 in Anggraini 1991).


48
Kajian pertumbuhan masing-masing spesies kepiting bakau di beberapa daerah
yang meliputi hubungan lebar karapas-berat dan hubungan lebar karapas-panjang
karapas dapat dilihat pada Tabel 7, 8, 9 serta Gambar 19, 20, dan 21. Di bawah ini
merupakan hasil regresi hubungan hubungan lebar karapas-berat dan hubungan lebar
karapas-panjang karapas dari Scylla serrata yang berasal dari 11 daerah penelitian
yang ditunjukkan oleh Tabel 7 dan Gambar 19.

Tabel 7. Hasil regresi hubungan lebar karapas-berat Scylla serrata.
Regresi
Lebar karapas-berat
Lebar karapas-panjang
karapas
Lokasi
Jumlah
(ekor)
Ukuran
lebar karapas
(mm)
R
2
r b R
2
r b
Pidie 11 33-98 0.469 0.685 0.976 0.646 0.804 0.335
Jambi 9 82-118 0.821 0.906 2.300 0.836 0.914 0.465
Cilamaya 36 67-163 0.693 0.833 1.772* 0.608 0.78 0.473
Blanakan 20 76-134 0.467 0.683 3.530* 0.93 0.964 0.667
Gebang 17 69-164 0.680 0.825 2.115* 0.763 0.874 0.526
Ambulu 23 76-150 0.904 0.951 2.870* 0.961 0.981 0.651
Mataram 5 90-129 0.315 0.561 3.167 0.955 0.977 0.62
Bone 55 67-140 0.560 0.748 1.640* 0.628 0.792 0.548
Maros 29 64-105 0.913 0.955 3.097* 0.895 0.946 0.747
Teluk Bintuni 4 127-146 0.558 0.747 3.209 0.762 0.873 0.737
Jayapura 6 110-124 0.021 0.145 -0.335 0.828 0.91 0.431
Keterangan: * setelah dilakukan uji-t, tolak H
0

Berdasarkan Tabel 7, pada hubungan lebar karapas-berat, terlihat bahwa
sebagian besar pola pertumbuhan Scylla serrata di beberapa daerah ialah pola
pertumbuhan allometrik positif, artinya pertambahan berat tubuh lebih dominan
dibandingkan pertambahan lebar karapas. Sama halnya dengan pola pertumbuhan
kepiting bakau menurut Hartnoll (1982) di mana pola pertumbuhannya ialah
allometrik. Akan tetapi terdapat beberapa S. serrata yang memiliki pola
pertumbuhan isometrik, di mana pertambahan lebar karapas sama dengan
dibandingkan pertambahan berat. Selanjutnya berdasarkan hasil regresi lebar
karapas dan berat, diperoleh nilai koefisien determinasi (R
2
) yang bervariasi pada
setiap lokasi penelitian, di mana nilai R
2
tertinggi berasal dari Maros, yaitu sebesar
0,913 artinya model regresi tersebut dapat menjelaskan model yang sebenarnya di
alam sebesar 91,3%.


49
Nilai b
4.0000 3.0000 2.0000 1.0000 0.0000 -1.0000
F
r
e
q
u
e
n
c
y
4
3
2
1
0
Mean =2.2128
Std. Dev. =1.1581
N =11

Gambar 19. Grafik sebaran nilai b Scylla serrata.

Berdasarkan pada Gambar 19, diketahui bahwa nilai b yang berasal dari
hubungan lebar karapas-berat memiliki distribusi yang normal dengan nilai rata-rata
b sebesar 2,2128. Selanjutnya di bawah ini merupakan hasil regresi hubungan lebar
karapas-berat dan hubungan lebar karapas-panjang karapas dari Scylla
tranquebarica yang berasal dari 8 daerah penelitian yang ditunjukkan oleh Tabel 8
dan Gambar 20.

Tabel 8. Hasil regresi hubungan lebar karapas-berat Scylla tranquebarica.
Regresi
Lebar karapas-berat
Lebar karapas-Panjang
karapas
Lokasi
Jumlah
(ekor)
Ukuran
lebar karapas
(mm)
R
2
r b R
2
r b
Pidi 64 58-103 0.827 0.909 2.703* 0.810 0.900 0.609
Blanakan 21 90-142 0.752 0.867 1.097 0.590 0.768 0.309
Gebang 24 90-135 0.746 0.864 3.190* 0.915 0.957 0.623
Mataram 12 87-150 0.829 0.910 3.197* 0.777 0.882 0.592
Samarinda 29 80-106 0.725 0.852 2.706* 0.913 0.955 0.692
Maros 12 62-102 0.772 0.879 2.990* 0.706 0.840 0.590
Bone 5 62-110 0.983 0.992 2.163* 0.997 0.999 0.631
Teluk Bintuni 4 126-164 0.960 0.980 3.721* 0.978 0.989 0.664
Keterangan: * setelah dilakukan uji-t, tolak H
0



50
Berdasarkan Tabel 8, pada hubungan lebar karapas-berat, terlihat bahwa
sebagian besar pola pertumbuhan Scylla tranquebarica di beberapa daerah memiliki
pola pertumbuhan allometrik positif, akan tetapi S. tranquebarica di Blanakan
memiliki pola pertumbuhan isometrik. Menurut Hartnoll (1982) hubungan lebar
karapas-berat pada kepiting dipengaruhi oleh pertumbuhan allometrik. Selanjutnya
berdasarkan hasil regresi lebar karapas dan berat, diperoleh nilai koefisien
determinasi (R
2
) yang bervariasi pada setiap lokasi penelitian, di mana nilai R
2
tertinggi berasal dari Bone, yaitu sebesar 0,983 artinya model regresi tersebut dapat
menjelaskan model yang sebenarnya di alam sebesar 98,3%.
Nilai b
4.0000 3.5000 3.0000 2.5000 2.0000 1.5000 1.0000
F
r
e
q
u
e
n
c
y
3
2
1
0
Mean =2.7209
Std. Dev. =0.7989
N =8

Gambar 20. Grafik sebaran nilai b Scylla tranquebarica.

Kemudian berdasarkan pada Gambar 20, terlihat bahwa nilai b yang berasal
dari hubungan lebar karapas-berat memiliki distribusi yang normal dengan nilai rata-
rata b sebesar 2,7209. Selanjutnya di bawah ini merupakan hasil regresi hubungan
hubungan lebar karapas-berat dan hubungan lebar karapas-panjang karapas dari
Scylla oceanica yang berasal dari 11 daerah penelitian yang ditunjukkan oleh Tabel
9 dan Gambar 21.




51
Tabel 9. Hasil regresi hubungan lebar karapas-berat Scylla oceanica.
Regresi
Lebar karapas-berat
Lebar karapas-panjang
karapas
Lokasi
Jumlah
(ekor)
Ukuran
lebar karapas
(mm)
R
2
r b R
2
r b
Pidie 8 59-89 0.786 0.887 2.526 0.941 0.970 0.640
Jambi 3 83-110 0.999 1.000 2.866 0.955 0.997 0.563
Blanakan 8 86-130 0.963 0.981 2.667* 0.987 0.993 0.655
Gebang 6 91-127 0.967 0.984 3.696* 0.987 0.993 0.655
Mataram 4 97-134 0.942 0.971 2.534 0.977 0.988 0.555
Samarinda 66 83-150 0.482 0.694 1.984* 0.870 0.933 0.604
Pontianak 29 111-144 0.488 0.699 2.794* 0.927 0.963 0.614
Maros 20 65-118 0.671 0.819 2.162* 0.532 0.729 0.846
Bone 15 62-90 0.898 0.948 2.827* 0.872 0.934 1.025
Teluk Bintuni 45 110-158 0.764 0.874 3.461* 0.672 0.820 0.671
Jayapura 7 115-159 0.779 0.882 3.640* 0.897 0.947 0.835
Keterangan: * setelah dilakukan uji-t, tolak H
0

Nilai b
4.0000 3.5000 3.0000 2.5000 2.0000 1.5000
F
r
e
q
u
e
n
c
y
3
2
1
0
Mean =2.8325
Std. Dev. =0.5635
N =11

Gambar 21. Grafik sebaran nilai b Scylla oceanica.

Berdasarkan Tabel 9, pada hubungan lebar karapas-berat, sebagian besar
Scylla oceanica memiliki pola pertumbuhan allometrik positif, artinya pertambahan
berat tubuh lebih dominan dibandingkan pertambahan lebar karapas. Akan tetapi, S.
oceanica yang berasal dari Pidie, Jambi, dan Mataram memiliki pola pertumbuhan
isometrik, artinya pertambahan lebar karapas sama dengan pertambahan berat.


52
Menurut Hartnoll (1982) hubungan lebar karapas-berat pada kepiting dipengaruhi
oleh pertumbuhan allometrik. Kemudian berdasarkan hasil regresi lebar karapas dan
berat, diperoleh nilai koefisien determinasi (R
2
) yang bervariasi pada setiap lokasi
penelitian, di mana nilai R
2
tertinggi berasal dari Gebang, yaitu sebesar 0,967 artinya
model regresi tersebut dapat menjelaskan model yang sebenarnya di alam sebesar
96,7%. Selanjutnya pada Gambar 21 terlihat bahwa nilai b yang berasal dari
hubungan lebar karapas-berat S. oceanica memiliki distribusi yang normal dengan
nilai rata-rata b kurang dari 3, yaitu 2,8325.

4.5. Analisis Komponen Utama (AKU) dan Hubungan Kekerabatan Genus
Scylla
Analisis Komponen Utama (AKU) atau Principal Component Analysis (PCA)
digunakan untuk mereduksi banyaknya peubah (variabel) yang digunakan dalam
sejumlah data hingga mendapatkan suatu komponen utama yang dapat
menggambarkan sebagian besar informasi yang diukur menggunakan keragaman
total yang terkandung di dalam sejumlah variabel. Variabel yang digunakan dalam
AKU hanya 10 karakter morfometrik kepiting bakau Scylla spp. yang meliputi
panjang karapas (P), lebar karapas (L), berat tubuh (B), tinggi tubuh (T), panjang
duri orbital pada frontal margin (P.orb), panjang cheliped sebelah kanan dan kiri
(PCR dan PCL), panjang profundus sebelah kanan dan kiri (PPR dan PPL), serta
tinggi cheliped sebelah kanan dan kiri (TCR dan TCL). Karakter meristik yang
meliputi jumlah duri frontal margin (SO), jumlah duri anterolateral sebelah kiri dan
kanan (SCL dan SCR) tidak digunakan dalam AKU, hal tersebut dikarenakan
jumlah duri dari ketiga karakter meristik hampir sama pada setiap sampel kepiting
sehingga memiliki keragaman yang mendekati nol.

4.5.1. Scylla serrata
Berdasarkan hasil perhitungan Principal Component Analysis (PCA) atau
Analisis Komponen Utama (AKU), diperoleh satu komponen utama pertama (first
component) yang dapat menggambarkan 91,3% terhadap total keragaman semua
variabel karakter morfometrik. Komponen utama tersebut diperoleh berdasarkan


53
eigen value (akar ciri pertama) sebesar 10,041 yang juga merupakan ragam
komponen utama. Selain itu diperoleh nilai vektor ciri yang merupakan koefisien
komponen utama dari seluruh karakter morfometrik S. serrata yang dapat
menggambarkan secara umum karakter morfometriknya. Nilai dari vektor ciri
tersebut adalah PC1 = 0,295P + 0,289L + 0,294T + 0,302B + 0,290P.orb + 0,311Pcr
+ 0,302Ppr + 0,306Tcr + 0,311Pcl + 0,302Ppl + 0,314Tcl. Berdasarkan nilai vektor
ciri komponen utama pertama, terlihat bahwa nilai setiap karakter morfometrik S.
serrata bernilai positif artinya keseluruhan karakter morfometrik di atas dapat
digambarkan oleh komponen utama pertama. Akan tetapi terdapat satu karakter
yang paling berpengaruh pada AKU, yaitu tinggi chela sebelah kiri (TCL), hal ini
dikarenakan karakter tersebut memiliki hubungan korelasi paling dekat dengan
komponen utama pertama.
Kemudian, terdapat komponen utama kedua (second component) yang dapat
menggambarkan 5,1% terhadap total keragaman seluruh karakter morfometrik S.
serrata dan memiliki eigen value (nilai akar ciri atau ragam) sebesar 0,563.
Berdasarkan besaran persentase total keragaman dari dua komponen utama
diperoleh satu komponen utama, yaitu komponen utama pertama yang dapat
menggambarkan hampir secara keseluruhan informasi dari karakter morfometrik S.
serrata yang bernilai 91,3% dibandingkan dengan komponen utama kedua yang
bernilai 5,1%.
Selanjutnya berdasarkan analisis komponen utama, diperoleh grafik score plot
yang dapat menggambarkan penggerombolan S. serrata menurut lokasi penelitian.
Penggerombolan tersebut dapat dilihat pada Gambar 22, yang menampilkan
kemiripan Scylla serrata di setiap daerah, dimana garis berwarna merah
menggambarkan kemiripan S. serrata antar lokasi yang memiliki jarak yang lebih
dekat dan garis berwarna biru menggambarkan suatu kelompok yang lebih besar
Scylla serrata di beberapa lokasi penelitian memiliki perbedaan pada karakter
morfometriknya. Hal ini terlihat dari kelompok-kelompok kecil (garis berwarna
merah) pada Gambar 22, misalnya S. serrata yang berasal dari Blanakan memiliki
kemiripan dengan yang berasal dari Samarinda dan Mataram tetapi berbeda dengan
S. serrata yang berasal dari Jambi dan Ambulu. Menurut Overton et al. (1997)
terjadinya perbedaan karakter morfometrik pada kepiting bakau disebabkan oleh


54
adanya pengaruh lingkungan perairan di sekitar hutan mangrove yang dapat
mempengaruhi sifat fenotip dari kepiting bakau. Selain itu, faktor suhu pun dapat
menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi karakteristik morfometrik kepiting
bakau walaupun terpisah oleh jarak geografi yang jauh karena suhu dapat
mempengaruhi iklim pada suatu daerah. Hal ini pun berlaku pada kepiting bakau
jenis S. tranquebarica dan S. oceanica.


Gambar 22. Grafik score plot Scylla serrata.

Overton et al. (1997) menyatakan terdapat perbedaan kepiting bakau yang
berasal dari empat lokasi di Asia Tenggara, yaitu Klong Ngao, Ranong, Thailand;
Teluk Ban Don, Surat Thani, Thailand; Can Gio, Vietnam Selatan; serta Sematan,
Sarawak, Malaysia Timur. Kepiting bakau yang diteliti memiliki dua sifat fenotif,
yaitu kepiting bakau tipe black dan white berdasarkan nama lokalnya. Khusus
kepiting bakau yang berasal dari Teluk Ban Don terdapat kedua jenis kepiting
(black dan white) yang simpatrik, artinya kedua jenis kepiting tersebut hidup
dalam habitat yang sama tetapi tidak melakukan perkawinan antar spesies.
Berdasarkan keempat lokasi tersebut, diketahui terdapat tiga kelompok berbeda
berdasarkan kemiripan karakter pada masing-masing lokasi. Kepiting bakau yang
berasal dari Klong Ngao (Thailand) memiliki kemiripan dengan kepiting bakau dari


55
Sematan (Malaysia) dengan sifat fenotif black. Kemudian, kepiting bakau yang
berasal dari Teluk Ban Don (Thailand) dengan sifat fenotif black memiliki
kemiripan dengan kepiting bakau yang berasal dari Can Giao (Vietnam) dengan sifat
fenotif white. Sedangkan kepiting bakau yang berasal dari Klong Ngao
(Thailand) yang memiliki sifat fenotif white dan black membentuk kelompok
tersendiri.
Berdasarkan Gambar 22 terdapat dua kelompok besar yang memiliki
kemiripan satu sama lainnya, yaitu kelompok 1 (Pidie, Maros, Jambi, Cilamaya,
Bone, Blanakan, Jayapura, Gebang, Ambulu, Mataram, dan Samarinda) serta
kelompok 2 (Teluk Bintuni). Berdasarkan kelompok tersebut, dapat diketahui
bahwa penyebaran Scylla serrata di wilayah bagian barat dan timur Indonesia tidak
dipengaruhi oleh adanya garis Wallace. Hal tersebut dapat dilihat pada kelompok 1
di mana wilayah barat Indonesia (Mataram, Maros, Bone, dan Jayapura) bergabung
dengan wilayah timur Indonesia (Pidie, Jambi, Cilamaya, Blanakan, Gebang,
Ambulu, dan Samarinda).
Distribusi S. serrata yang tidak dipengaruhi oleh garis Wallace dapat
disebabkan oleh penyebaran spesies Scylla serrata di dunia, yang menyebar mulai
dari Samudera Hindia (Pakistan hingga Australia Barat), Laut Cina Selatan
(Thailand, Singapura, Vietnam, Sarawak, hingga Cina Selatan), hingga ke Samudera
Pasifik (Filipina, Timor-Timur, Teluk Carpentaria) (Keenan et al. 1998 in Le Vay
2001), di mana perairan Indonesia berada di dalam kawasan tersebut seperti tampak
pada Gambar 24.














Gambar 23. Peta distribusi Scylla serrata di dunia (FAO 1998).


56
4.5.2. Scylla tranquebarica
Berdasarkan hasil perhitungan Analisis Komponen Utama (AKU), diperoleh
satu komponen utama pertama (first component) yang dapat menggambarkan 92,6%
terhadap total keragaman semua variabel karakter morfometrik. Komponen utama
tersebut diperoleh berdasarkan eigen value (nilai akar ciri pertama) sebesar 10,181
yang merupakan ragam komponen utama. Kemudian, diperoleh nilai vektor ciri
yang merupakan koefisien komponen utama dari seluruh karakter morfometrik yang
dapat menggambarkan secara umum keseluruhan karakter morfometrik S.
tranquebarica. Nilai dari vektor ciri tersebut adalah PC1 = 0,311P + 0,310L +
0,307T + 0,304B + 0,303P.orb + 0,3Pcr + 0,299Ppr + 0,286Tcr + 0,298Pcl +
0,293Ppl + 0,306Tcl. Berdasarkan vektor ciri yang bernilai positif pada setiap
karakter morfometriknya, keseluruhan karakter morfometrik di atas dapat
digambarkan oleh komponen utama pertama. Akan tetapi terdapat satu karakter
morfometrik yang paling berpengaruh pada AKU, yaitu panjang orbital (P.orb atau
optical groove width) berdasarkan hubungan korelasi terdekat dengan komponen
utama pertama.
Kemudian terdapat komponen utama kedua (second component) yang dapat
menggambarkan 5,9% terhadap total keragaman seluruh karakter morfometrik S.
tranquebarica dan memiliki nilai akar ciri atau ragam sebesar 0,647. Berdasarkan
besaran persentase nilai keragaman kedua komponen utama, diperoleh satu
komponen utama saja yaitu komponen utama pertama yang dapat menggambarkan
hampir secara keseluruhan informasi dari karakter morfometrik S. tranquebarica
dengan persentase sebesar 92.6% dibanding komponen utama kedua yang bernilai
5.9%. Selanjutnya berdasarkan analisis komponen utama, diperoleh grafik score
plot yang dapat menggambarkan secara sederhana penggerombolan S. tranquebarica
menurut lokasi penelitian. Penggerombolan tersebut dapat dilihat pada Gambar 24,
yang menampilkan kemiripan Scylla tranquebarica di setiap daerah secara
sederhana, dimana garis berwarna merah menggambarkan kemiripan S.
tranquebarica antar lokasi yang memiliki jarak yang lebih dekat dan garis berwarna
biru menggambarkan suatu kelompok yang lebih besar.




57












Gambar 24. Grafik score plot Scylla tranquebarica.

Kepiting bakau Scylla tranquebarica di beberapa lokasi penelitian memiliki
pada karakter morfometriknya. Hal ini terlihat dari kelompok-kelompok kecil pada
Gambar 24, misalnya S. tranquebarica yang berasal dari Pidi dan Maros memiliki
kemiripan tetapi berbeda dengan S. tranquebarica yang berasal dari Samarinda dan
Bone. Hal ini sama dengan dengan hasil penelitian Overton et al. (1997).
Selanjutnya, berdasarkan Gambar 24 terdapat dua kelompok besar yang
memiliki kemiripan antar daerahnya, yaitu kelompok 1 (Pidie, Maros, Samarinda,
Bone, Blanakan, Gebang, Mataram, Pontianak, dan Jayapura) serta kelompok 2
(Teluk Bintuni). Berdasarkan kelompok tersebut, dapat diketahui bahwa penyebaran
Scylla tranquebarica di wilayah bagian barat dan timur Indonesia tidak dipisahkan
oleh garis Wallace. Hal tersebut dapat dilihat pada kelompok 1 di mana wilayah
barat Indonesia (Mataram, Maros, Bone, dan Jayapura) bergabung dengan wilayah
timur Indonesia (Pidi, Blanakan, Gebang, Samarinda, dan Kalimantan Barat)
menjadi satu kelompok.
Distribusi S. tranquebarica yang tidak terpengaruh oleh garis Wallace dapat
disebabkan oleh penyebaran spesies Scylla tranquebarica di dunia, yang menyebar
mulai dari Samudera Hindia (Pakistan hingga Malaysia), Laut Cina Selatan
(Singapura dan Sarawak), hingga ke Samudera Pasifik (Filipina) (Keenan et al. 1998


58
in Le Vay 2001), di mana perairan Indonesia berada di dalam kawasan tersebut,
seperti pada Gambar 25.


Gambar 25. Peta distribusi Scylla tranquebarica di dunia (FAO 1998).

4.5.3 Scylla oceanica
Berdasarkan hasil perhitungan Analisis Komponen Utama (AKU), diperoleh
satu komponen utama pertama (first component) yang dapat menggambarkan 94,6%
terhadap total keragaman semua variabel karakter morfometrik. Komponen utama
tersebut diperoleh berdasarkan eigen value (nilai akar ciri pertama) sebesar 10,408
yang merupakan ragam komponen utama. Kemudian diperoleh nilai vektor ciri
yang merupakan koefisien komponen utama dari S. oceanica yang dapat
menggambarkan secara umum karakter morfometrik S. oceanica. Nilai dari vektor
ciri tersebut adalah PC1 = 0,296P + 0,305L + 0,303T + 0,295B + 0,298P.orb +
0,302Pcr + 0,295Ppr + 0,303Tcr + 0,309Pcl + 0,306Ppl + 0,304Tcl. Berdasarkan
nilai vektor ciri dari setiap karakter morfometrik S. oceanica yang bernilai positif,
keseluruhan karakter morfometrik tersebut dapat digambarkan oleh komponen
utama pertama. Akan tetapi, terdapat satu karakter morfometrik yang paling
berpengaruh, yaitu panjang chela sebelah kiri (Pcl), hal ini berdasarkan hubungan
korelasi terdekat dengan komponen utama pertama.
Kemudian terdapat komponen utama kedua (second component) yang dapat
menggambarkan 3,2% terhadap total keragaman seluruh karakter morfometrik S.
oceanic serta memiliki nilai akar ciri atau ragam sebesar 0,348. Berdasarkan besaran
persentase nilai keragaman dari kedua komponen utama, diperoleh satu komponen


59
utama saja, yaitu komponen utama pertama yang dapat menggambarkan hampir
secara keseluruhan informasi dari karakter morfometrik S. oceanica sebesar 94,6%
dibanding komponen utama kedua yang bernilai 3,2%. Selanjutnya berdasarkan
analisis komponen utama, diperoleh grafik score plot yang dapat menggambarkan
secara sederhana penggerombolan S. oceanica menurut lokasi penelitian.
Penggerombolan tersebut dapat dilihat pada Gambar 26, yang menampilkan
kemiripan Scylla oceanica di setiap daerah secara sederhana, dimana garis berwarna
merah menggambarkan kemiripan S. oceanica antar lokasi yang memiliki jarak yang
lebih dekat dan garis berwarna biru menggambarkan suatu kelompok yang lebih
besar












Gambar 26. Grafik score plot Scylla oceanica.

. Berdasarkan Gambar 26, dikeahui bahwa terdapat perbedaan pada karakter
morfometrik Scylla oceanica di beberapa lokasi penelitian. Hal ini terlihat dari
kelompok-kelompok kecil pada Gambar 26, misalnya S. oceanica yang berasal dari
Maros memiliki kemiripan dengan yang berasal dari Samarinda tetapi berbeda
dengan S. oceanica yang berasal dari Blanakan dan Gebang.
Selanjutnya berdasarkan Gambar 26, terdapat dua kelompok besar berdasarkan
kemiripan antar daerahnya, yaitu kelompok 1 (Pidi, Bone, Maros, Jambi, Samarinda,
Blanakan, Gebang, dan Mataram) serta kelompok 2 (Bintan, Kalimantan Barat,


60
Jayapura, dan Teluk Bintuni). Selanjutnya dapat diperoleh suatu gambaran
mengenai penyebaran kepiting bakau S. oceanica yang tidak dipengaruhi oleh garis
Wallace. Hal tersebut dapat dilihat pada kedua kelompok besar di mana wilayah
barat Indonesia (Mataram, Maros, Bone, Jayapura, dan Teluk Bintuni) bergabung
dengan wilayah timur Indonesia (Pidi, Jambi, Bintan, Blanakan, Gebang,
Samarinda, dan Kalimantan Barat). Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya
penyebaran spesies S. oceanica di dunia (Gambar 27).


Gambar 27. Peta distribusi Scylla oceanica di dunia (FAO 1998).

Berdasarkan Gambar 27, distribusi S. oceanica yang tidak terpengaruh oleh
garis Wallace disebabkan oleh penyebaran spesies Scylla oceanica di dunia, yang
menyebar mulai dari Indo-Pasifik Barat (Afrika Selatan, Laut Merah, Australia,
Filiphina), Taiwan, Jepang, hingga ke Kepulauan Pasifik (Fiji, P. Solomon,
Caledonia Baru, Samoa Barat) (Keenan et al. 1998 in Le Vay 2001), di mana
perairan Indonesia berada di dalam kawasan tersebut.

4.6. Analisis Biplot Karakter Meristik dan Morfometrik Kepiting Bakau
Analisis biplot digunakan untuk mengetahui keeratan antara karakter meristik
dan morfometrik kepiting bakau, yang meliputi panjang karapas (P), lebar karapas
(L), berat tubuh (B), tinggi tubuh (T), jumlah duri frontal margin (SO), jumlah duri
anterolateral sebelah kiri dan kanan (SCL dan SCR), panjang duri orbital pada
frontal margin (P.orb) panjang cheliped sebelah kiri dan kanan (PCL dan PCR),


61
panjang profundus sebelah kiri dan kanan (PPL dan PPR), serta tinggi cheliped
sebelah kanan dan kiri (TCL dan TCR) pada kepiting bakau. Selain itu, analisis
biplot digunakan pula untuk mengetahui keragaman setiap karakter dan nilai peubah
karakter untuk mengetahui keunggulan karakter tersebut. Analisis biplot dari Scylla
serrata, S. tranquebarica, dan S. oceanica berturut-turut dapat dilihat pada Gambar
28, Gambar 29, dan Gambar 30.

Pi di
Jambi
Ci l amaya
Bl anakan
Gebang
Ambul u
Mat ar am
Samar i nd
Mar os
Bone
Jayapur a
Tel . Bi nt
PL
T
B
Por b
SO
SCR
Pcr
Ppr
Tcr
SCL
Pcl
Ppl
Tcl
- 2
- 1
0
1
2
3
4
5
Di mensi on 1 ( 99. 1%)
- 10 0 10 20 30

Gambar 28. Grafik biplot Scylla serrata.

Berdasarkan Gambar 28, dapat dilihat bahwa karakter P, L, T, B, PCR, PPR,
TCR, PCL, PPL, dan TCL saling berkorelasi positif berdasarkan sudut-sudut yang
dibuat antar karakter kurang dari 90
o
, artinya jika salah satu karakter mengalami
peningkatan maka karakter lainnya pun akan mengalami peningkatan. Nilai
keragaman ditunjukkan oleh garis berwarna merah dimana semakin panjang garis
tersebut, keragamannya semakin besar. Karakter meristik SO, SCR, dan SCL
memiliki keragaman yang sangat kecil mendekati nol, hal ini menggambarkan nilai
dari karakter tersebut hampir sama di setiap daerah. Sedangkan keragaman karakter
morfometrik lainnya memiliki keragaman yang tinggi.
Scylla serrata yang berasal dari Pidie, Jambi, Maros, Cilamaya, Ambulu dan
Bone memiliki ukuran yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan spesies S.
serrata dari daerah lainnya. S. serrata yang berasal dari Samarinda, Mataram,


62
Blanakan, dan Subang memiliki ukuran yang hampir sama. Kemudian, S. serrata
dari Teluk Bintuni dan Jayapura memiliki ukuran yang relatif lebih besar dan dapat
digambarkan oleh berat badannya yang besar. Ketiga hal di atas berkenaan dengan
sudut yang dibentuk antara suatu lokasi dengan karakter morfometrik atau
meristiknya, jika sudut yang dibentuk lebih dari 90
o
maka ukuran kepiting di daerah
tersebut di atas ukuran rata-rata karakter morfometrik atau meristiknya begitu pula
jika sebaliknya.

Pi di
Bl anakan
Gebang
Mat ar am
Samar i nd
Kal bar
Mar os
Bone
Jayapur a
Tel . Bi nt
P
L
T
B
Por b
SO SCR
Pcr
Ppr
Tcr
SCL
Pcl
Ppl
Tcl
- 4
- 3
- 2
- 1
0
1
2
3
4
5
Di mensi on 1 ( 99. 4%)
- 10 0 10 20 30

Gambar 29. Grafik biplot Scylla tranquebarica.

Berdasarkan Gambar 29, di atas dapat dilihat bahwa karakter P, L, T, B, PCL,
PPL, dan TCL saling berkorelasi positif berdasarkan sudut-sudut yang dibuat antar
variabel kurang dari 90
o
, artinya jika salah satu karakter mengalami peningkatan
maka karakter lainnya pun akan mengalami peningkatan. Sedangkan karakter PPR,
PCR, dan TCR saling berkorelasi negatif dengan karakter P, L, T, B, PCL, PPL, dan
TCL berdasarkan sudut antar variabel lebih dari 90
o
, artinya jika salah satu karakter
mengalami peningkatan maka karakter lainnya akan mengalami penurunan. Akan
tetapi, hubungan di antara karakter PPR, PCR, dan TCR saling berkorelasi positif.
Nilai keragaman ditunjukkan oleh garis berwarna merah di mana semakin panjang
garis tersebut, keragamannya semakin besar. Karakter meristik SO, SCR, dan SCL
memiliki keragaman yang sangat kecil mendekati nol, hal ini menggambarkan nilai


63
dari karakter tersebut hampir sama di setiap daerah. Sedangkan keragaman karakter
morfometrik lainnya memiliki keragaman yang tinggi, terutama keragaman berat
tubuh.
Scylla tranquebarica yang berasal dari Pidie, Maros, dan Bone memiliki
ukuran yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan spesies S. tranquebarica dari
daerah lainnya yang memiliki ukuran yang hampir sama, kecuali S. tranquebarica
yang berasal dari Teluk Bintuni. S. tranquebarica yang berasal dari Teluk Bintuni
memiliki ukuran yang relatif lebih besar yang dapat digambarkan oleh berat
badannya yang besar.

Pi di
Jambi
Bi nt an
Bl anakan
Gebang
Mat ar am
Samar i nd
Kal bar
Mar os
Bone
Jayapur a
Tel . Bi nt
P
L
T
B
Por b
SO
SCR
Pcr
Ppr
Tcr
SCL
Pcl
Ppl
Tcl
- 4
- 3
- 2
- 1
0
1
2
3
4
Di mensi on 1 ( 98. 9%)
- 10 0 10 20 30

Gambar 30. Grafik biplot Scylla oceanica.

Berdasarkan Gambar 30, dapat dilihat bahwa karakter P, L, T, B, PCR, PPR,
TCR, PCL, PPL, dan TCL saling berkorelasi positif berdasarkan sudut-sudut yang
dibuat antar variabel kurang dari 90
o
atau saling berhimpitan, artinya jika salah satu
karakter mengalami peningkatan maka karakter lainnya pun akan mengalami
peningkatan. Nilai keragaman ditunjukkan oleh garis berwarna merah dimana
semakin panjang garis tersebut, keragamannya semakin besar. Karakter meristik
SO, SCR, dan SCL memiliki keragaman yang sangat kecil mendekati nol, hal ini
menggambarkan nilai dari karakter tersebut hampir sama di setiap daerah.


64
Sedangkan keragaman karakter morfometrik lainnya memiliki keragaman yang
tinggi, terutama keragaman berat tubuh. Hal ini berkaitan dengan nilai berat tubuh
pada setiap sampel yang bervariasi.
Scylla oceanica yang berasal dari Pidie, Jambi, dan Maros memiliki ukuran
yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan spesies S. oceanica dari daerah lainnya
yang memiliki ukuran yang hampir sama, kecuali S. oceanica yang berasal dari
Gebang, Jayapura, dan Teluk Bintuni yang memiliki ukuran yang relatif lebih besar
dan dapat digambarkan oleh berat badannya yang besar. Hal di atas berkaitan
dengan sudut yang dibentuk antara suatu daerah dengan karakter morfometrik atau
meristiknya, jika sudut yang dibentuk lebih dari 90
o
maka ukuran kepiting di daerah
tesebut di atas ukuran rata-rata karakter morfometrik atau meristiknya begitu pula
jika sebaliknya.

4.7. Pengelolaan Kepiting Bakau
Berdasarkan distribusi ketiga spesies kepiting bakau yang menyebar di
seluruh perairan Indonesia dan penyebarannya tidak dipengaruhi oleh garis Wallace,
dapat dijadikan alternatif penambahan stok kepiting bakau jika populasi kepiting
bakau di suatu daerah mengalami penurunan. Introduksi kepiting bakau dapat
dilakukan, karena adanya kemiripan kepiting bakau dibeberapa lokasi penelitian
berdasarkan karakter morfometriknya. Selanjutnya setiap spesies kepiting bakau
memiliki habitat, distribusi, musim puncak pemijahan, musim puncak rekruitmen,
dan ukuran lebar karapas saat matang gonad pertama kali yang berbeda-beda,
sehingga diperlukan pengelolaan kepiting bakau yang berkelanjutan, yang
didasarkan pada jenis kepiting bakau yang berbeda-beda.
Pengelolaan tersebut harus sesuai dengan pengelolaan berdasarkan ekologi, di
mana perlu adanya interaksi antara lingkungan (baik biotik maupun abiotiknya),
kegiatan penangkapan, kebijakan pemerintah, serta sumberdaya perikanannya, yaitu
kepiting bakau, agar lingkungan yang merupakan habitat kepiting bakau tetap
lestari. Perlunya peraturan yang efektif dan selektif di setiap daerah dapat menjadi
cara yang tepat untuk pengelolaan kepiting bakau yang berkelanjutan di masa yang
akan datang. Selain itu, perlunya dukungan dan peran serta masyarakat dan
pemerintah setempat dalam membuat peraturan, seperti terdapat closed season


65
ketika puncak pemijahan dan puncak rekruitmen dan open season ketika puncak
pemijahan dan rekruitmen selesai, hal ini berkaitan dengan pertambahan populasi
kepiting bakau yang berkelanjutan. Menurut Ewel (2007) yang melakukan
penelitian kepiting bakau di Kep. Hawaii, pengelolaan yang tepat untuk kepiting
bakau agar tetap lestari ialah dengan cara membentuk marine protected area,
pelarangan penangkapan kepiting bakau betina, serta pembatasan penangkapan
kepiting bakau selama beberapa bulan. Adanya regulasi penangkapan yang sesuai
di setiap daerah dapat menjadi cara yang terbaik untuk menjaga kelestarian kepiting
bakau.
Sementara itu teknologi untuk budidaya benih kepiting bakau sangat
diperlukan, karena selama ini benih yang digunakan untuk budidaya kepiting masih
berasal dari alam dengan tingkat eksploitasi yang semakin meningkat setiap
tahunnya, sehingga mengancam populasi kepiting bakau di samping menurunnya
luasan hutan mangrove. Terakhir, diperlukan suatu pemantauan yang berkala
terhadap setiap peraturan yang berlaku sehingga dapat meningkatkan proses
pengelolaan kepiting bakau yang berkelanjutan.




66
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis karakter morfometrik dan meristik kepiting bakau di
14 lokasi penelitian, terdapat tiga spesies kepiting bakau, yaitu Scylla serrata, Scylla
tranquebarica, dan Scylla oceanica yang dapat dibedakan berdasarkan warna
karapas, bentuk alur H, bentuk duri frontal margin, bentuk dan jumlah duri pada
cheliped carpus, serta corak pada pleopod. Ketiga spesies ini menyebar luas di
perairan Indonesia, meliputi perairan di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua dan penyebarannya tidak dipengaruhi oleh adanya garis
Wallace. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan karakter
morfometrik dan meristik ketiga spesies kepiting bakau di setiap lokasi penelitian.
Hal ini dikarenakan terdapat pengelompokkan masing-masing spesies di beberapa
lokasi penelitian berdasarkan analisis komponen utama. Kemudian untuk sarana
pengelolaannya, dapat dilakukan introduksi masing-masing spesies kepiting bakau
yang memiliki kemiripan karakter morfometrik dan meristik jika di suatu daerah
mengalami penurunan stok kepiting bakau. Serta diperlukan suatu pengelolaan
kepiting bakau yang berkelanjutan di setiap daerah agar populasi kepiting bakau
tidak punah dan variasi keanekaragamannya pun terjaga.

5.2 Saran
Perlu dilakukan suatu kajian yang lebih mendalam pada aspek genetik, seperti
pengujian DNA kepiting bakau dari setiap lokasi penelitian atau lokasi lainnya di
perairan Indonesia, sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil analisis
karakter morfometrik dan meristik agar hasilnya dapat lebih akurat.



67
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto E, Rivai SA, Liviawaty E, Hamdhani E. 1996. Kamus istilah perikanan.
Kanisius. Yogyakarta. 148 p.

Anggraini E. 1991. Regenerasi alat gerak, pertambahan bobot tubuh pasca lepas
cangkang, dan kajian morfometrik kepiting bakau (Scylla serrata, Forskal) di
Rawa Payau Muara Sungai Cikaso, Kabupaten Sukabumi [skripsi]. Jurusan
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 111 hlm.

Asmara H. 2004. Analisis beberapa aspek reproduksi kepiting bakau (Scylla serrata)
di perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah [skripsi].
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 47 hlm.

Boer M. 2001. Perancangan percobaan. Laboratorium Model dan Simulasi,
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perairan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. vi + 46 p.

Butar-Butar H. 2006. Keterkaitan kelimpahan kepiting bakau (Scylla spp.) dengan
ketersediaan makanan alami di kawasan hutan mangrove (studi kasus di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi) [skripsi]. Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 65 hlm.

Clark FP, M Neale, PS Rainbow. 2001. A morphometric analysis of regional
variation in Carcinus Leach, 1814 (Brachiura: Portunidae: Carcininae) with
particular reference to the status of the two species C. Maenas (Linnaeus, 1785)
and C. Estuarii Nardo, 1847. Journal of Crustacean Biology 21(1): 288-303.

Dahuri R. 2003. Keanekaragaman hayati laut: aset pembangunan berkelanjutan
Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. xxxiii + 412 p.

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2006. Data produksi berdasarkan jenis
ikan di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2003 hingga tahun 2005. [terhubung
berkala]. http://dkp.go.id/SIMPATIK [16 Juni 2006].

Effendie MI. 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Dewi Sri. vii + 112
p.

Ewel K. 2007. Mangrove crab (Scylla serrata) populations may sometimes be best
managed locally. Journal of Sea Research 59(2008): 114-120.

[FAO] Food and Agriculture Organization of the United Nations. 1998. p. 1046-
1128. In: Carpenter KE, Niem VH (eds). FAO species identification guide for


68
fishery purposes, the living marine resource of the Western Central Pasific, vol
2: cephalopods, crustaceans, holothurians, and sharks. Rome: Food and
Agriculture Organization of the United Nations.

[FAO] Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2007. The worlds
mangroves 1980-2005. [terhubung berkala]. http://fao.org. [6 November 2009].

Fisheries Bussines Center. 2009. Peta Indonesia (batimetri, elevasi, sebaran
mangrove dan terumbu karang). [terhubung berkala]. http://perikanan-
diy.info/pustaka/img_1.gif. [30 Maret 2009].

Fushimi H dan Watanabe S. 2001. Problems in spesies identification of the mud
crab Genus Scylla (Brachyura: Portunidae). Fisheries Science: 9-13.

Hartnoll RG. 1982. Growth. p. 111-195. In: Bliss DE, Abele LG (eds). The biology
of crustacean vol. II: embryology, morphology, and genetic. Academis Press,
New York.

Hino. 2009. Peta Indonesia. [terhubung berkala]. http://hino.co.id/peta-indonesia-
simplfy.gif [27 Agustus 2009].

Imron. 1998. Keragaman morfologis dan biokimiawi beberapa stok keturunan udang
windu (Penaeus monodon) asal laut yang dibudidayakan di tambak [tesis].
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 69 hlm.

Kasry A. 1996. Budidaya kepiting dan biologi ringkas. Bhratara Niaga Media.
Jakarta. x + 93 p.

Kathirvel M, Srinivasagam S. 1992. Taxonomy of the Mud Crab, Scylla serrata
(Forskal), from India. p. 127-132. In: Angell CA, editor. The mud crab, a report
on the seminar convened in Surat Thani, Thailand, 5-8 November 1991. Bay of
Bengal Programme. Madras.

Kordi M. 1997. Budidaya Kepiting dan Bandeng di Tambak Sistem Polikultur.
Semarang: Dahara Prize. vii + 272 p.

Le Vay. 2001. Ecology and management of mud crab Scylla spp. p. 101-111. Asian
Fisheries Science. Proceedings of the International Forum on the Culture of
Portunid Crabs: Manila, Philiphines 2001Asian Fisheries Society. Manila.

Moosa MK, Aswandy I, Kasry A. 1985. Kepiting bakau Scylla serrata (Forskal,
1775) dari Perairan Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
v + 16 p.

Mulya MB. 2000. Kelimpahan dan distribusi kepiting bakau (Scylla spp.) serta
keterkaitannya dengan karakteristik biofisik hutan mangrove di Suaka
Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur, Propinsi Sumatera Utara
[tesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 66 hlm.


69
Nontji A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. viii + 372 p.

Overton JL, Macintosh DJ, Thorpe RS. 1997. Multivariate analysis of the mud crab
Scylla serrata (Brachyura: Portunidae) from four locations in Southeast Asia.
Marine Biology, 128: 55-62.

Pramudji. 2004. Mangrove di pesisir Delta Mahakam, Kalimantan Timur. Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Sangthong P, Jondeung A. 2006. Classification of three mud crab morphs in the
genus Scylla using morphometric analysis. Nat. Sci, 40: 958-970.

Sartono B, Affendi FM, Syafitri UD, Sumertajaya IM, Angraeni Y. 2003. Modul
teori, analisis peubah ganda. Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogor. vi + 317 p.

Shelley C. 2008. Capture-based aquaculture of mud crabs (Scylla spp.). p. 255-269.
In: A. Lovatelli, P.F. Holthus (eds). Capture-based aquaculture. Global
overview. FAO Fisheries Technical Paper No. 508. Food and Agriculture
Organization of the United Nations. Rome.

Siahainenia L. 2008. Bioekologi kepiting bakau (Scylla spp.) di ekosistem mangrove
Kabupaten Subang, Jawa Barat [disertasi]. Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 289 hlm.

Sirait JM. 1997. Kualitas habitat kepiting bakau Scylla serrata, S. oceanica, S.
tranquebarica di Hutan Mangrove RPH Cibuaya, Karawang [skripsi]. Jurusan
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 92 hlm.

Southchinasea. 2009. Wallace Line. [terhubung berkala]. http://southchinasea.org/
miranda2/wallacebig.jpg. [6 April 2009].

Sulistiono, Watanabe S, Tsuchida S. 1994. Biology and Fisheries of Crabs in Segara
Anakan Lagoon. p. 65-76. In: Takashima F, Soewardi K (eds). Ecological
Assesment for Management Planning of Segara Anakan Lagoon, Cilacap,
Central Java, Maret 1994. NODAI Center for International Program, Tokyo
University of Agriculture, JSPS-DGHE Program. Tokyo.

Watanabe S, Fuseya R, Sulistiono. 2002. Crab Resources and Fisheries Management
in Japan. p. 31-38. In: Sulistiono, Rahardjo MF, Zairion, Brodjo M, Watanabe
S, Yokota M (eds). Procceding of the JSPS-DGHE International Seminar
Science in Tropical Area towards the Integrated Sustainable Fisheries in Asia,
Bogor, 20-21 August 2001. Bogor Agricultural University. Bogor.

Wikipedia. 2008. Garis Wallace. [terhubung berkala]. http://id.wikipedia.org/
wiki/Garis_Wallace [14 Maret 2008].


70













71
Lampiran 1. Contoh sampel kepiting bakau yang telah dinomori.




















Lampiran 2. Alat yang digunakan selama penelitian.





















Keterangan (dari kiri ke kanan): penggaris, kertas
label, spidol, timbangan, tissue, jangka sorong.



72
Lampiran 2. Proses pengukuran kepiting bakau saat di lapangan.















.



7
3

L
a
m
p
i
r
a
n

4
.


D
a
t
a

s
h
e
e
t

p
a
r
a
m
e
t
e
r

k
a
r
a
k
t
e
r

m
o
r
f
o
m
e
t
r
i
k
-
m
e
r
i
s
t
i
k

k
e
p
i
t
i
n
g

b
a
k
a
u
.

P
A
R
A
M
E
T
E
R

M
O
R
F
O
M
E
T
R
I
K

D
A
N

M
E
R
I
S
T
I
K

L
o
c
a
t
i
o
n
:






S
p
e
c
i
e
s
:

D
a
t
e



:





S
e
x

:

N
o
.

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
)

P
o
r
b

(
m
m
)

S
O

S
C
R

P
c
r

(
m
m
)

P
p
r

(
m
m
)

T
c
r

(
m
m
)

S
C
L

P
c
l

(
m
m
)

P
p
l

(
m
m
)

T
c
l

(
m
m
)

K
e
t
.

































































































































































































































K
e
t
e
r
a
n
g
a
n
:

P

:

p
a
n
j
a
n
g

b
a
d
a
n







P
c
r

:

p
a
n
j
a
n
g

c
h
e
l
a

s
e
b
e
l
a
h

k
a
n
a
n

L

:

l
e
b
a
r

b
a
d
a
n







P
p
r

:

p
a
n
j
a
n
g

p
r
o
f
u
n
d
u
s

s
e
b
e
l
a
h

k
a
n
a
n

T

:

t
e
b
a
l

b
a
d
a
n







T
c
r

:

t
i
n
g
g
i

c
h
e
l
a

s
e
b
e
l
a
h

k
a
n
a
n

B

:

b
e
r
a
t








P
c
l

:

p
a
n
j
a
n
g

c
h
l
e

s
e
b
e
l
a
h

k
i
r
i

P
o
r
b

:

p
a
n
j
a
n
g
/
j
a
r
a
k

2

m
a
t
a





P
p
r

:

p
a
n
j
a
n
g

p
r
o
f
u
n
d
u
s

s
e
b
e
l
a
h

k
i
r
i

S
O

:

j
u
m
l
a
h

d
u
r
i

a
n
t
a
r
a

2

m
a
t
a





T
c
l

:

t
i
n
g
g
i

c
h
e
l
a

s
e
b
e
l
a
h

k
i
r
i

S
C
R

:

j
u
m
l
a
h

d
u
r
i

p
a
d
a

k
a
r
a
p
a
s

s
e
b
e
l
a
h

k
a
n
a
n

m
a
t
a


S
C
L

:

j
u
m
l
a
h

d
u
r
i

p
a
d
a

k
a
r
a
p
a
s

s
e
b
e
l
a
h

k
i
r
i

m
a
t
a


73


7
4

L
a
m
p
i
r
a
n

5
.


D
a
t
a

m
e
n
t
a
h

k
a
r
a
k
t
e
r

m
o
r
f
o
m
e
t
r
i
k

d
a
n

m
e
r
i
s
t
i
k

s
e
l
a
m
a

p
e
n
e
l
i
t
i
a
n
.

P
e
n
j
e
l
a
s
a
n

t
a
m
b
a
h
a
n
:

K
a
r
a
k
t
e
r

m
e
r
i
s
t
i
k

y
a
n
g

m
e
l
i
p
u
t
i


S
O
,


S
C
R
,

d
a
n


S
C
L

s
e
h
a
r
u
s
n
y
a

m
e
m
i
l
i
k
i

j
u
m
l
a
h

y
a
n
g

s
t
a
b
i
l
,

a
k
a
n

t
e
t
a
p
i

t
e
r
i
n
d
i
k
a
s
i

m
e
n
g
a
l
a
m
i

p
e
r
u
b
a
h
a
n

j
u
m
l
a
h

a
k
i
b
a
t

f
a
k
t
o
r

l
a
i
n

(
j
u
m
l
a
h
n
y
a

t
i
d
a
k

s
t
a
b
i
l

p
a
d
a

s
e
t
i
a
p

k
e
p
i
t
i
n
g

b
a
k
a
u
)
.

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1

F

7
2

1
0
4

3
8

2
0
0

2
6

6

9

6
4

3
9

3
4

9

6
2

3
7

2
2

2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

2

M

6
1

9
0

3
3

1
4
0

2
2

6

9

6
1

3
5

2
4

9

5
5

3
3

2
1

3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

3

F

5
6

7
9

2
9

1
0
0

2
4

6

9

4
6

2
7

1
7

9

5
0

2
9

1
7

4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

4

F

6
7

1
0
1

3
7

1
8
0

2
2

6

9

5
9

3
4

2
2

9

5
6

3
3

2
1

5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

5

F

5
3

8
0

2
7

8
0

2
2

6

9

4
7

3
0

1
8

9

4
4

2
6

1
7

6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

6

F

5
2

7
1

2
6

8
0

2
1

6

9

4
4

2
6

1
9

9

4
3

2
4

1
2

7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

7

F

5
4

8
0

2
9

1
0
0

2
0

6

9

4
7

2
7

1
7

9

4
4

2
6

1
6

8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

8

F

5
2

7
4

2
7

9
0

1
9

6

9

4
3

2
5

1
8

9

4
0

2
5

1
6

9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

9

M

4
6

7
0

2
4

8
0

1
7

6

9

3
8

2
3

1
6

9

3
8

2
4

1
5

1
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1
0

M

6
1

8
3

3
1

1
4
0

2
4

6

9

5
8

3
4

2
5

9

5
7

3
3

2
3

1
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1
1

F

7
3

1
6
3

4
0

1
8
0

2
6

6

9

4
5

2
5

1
3

9

5
7

3
4

2
1

1
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1
2

M

6
2

8
7

3
0

1
1
0

2
3

6

9

5
6

3
3

2
2

9

5
2

2
9

1
9

1
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1
3

F

6
1

8
9

3
2

9
0

2
2

6

9

5
3

3
1

1
9

9

5
3

3
2

1
9

1
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1
4

F

7
5

9
2

3
3

1
4
0

2
6

6

9

5
7

3
4

2
3

9

5
2

2
9

1
9

1
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1
5

F

5
2

6
7

2
1

9
0

1
8

6

9

3
8

2
0

1
3

9

3
8

2
3

1
2

1
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1
6

M

7
4

9
8

3
3

1
5
0

2
9

6

9

6
5

3
9

3
1

9

6
3

3
8

2
8

1
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1
7

F

5
2

7
7

2
8

1
1
0

1
9

6

9

4
4

2
5

1
6

9

4
3

2
5

1
5

1
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1
8

M

7
3

9
6

3
3

1
3
0

2
6

6

9

5
8

3
4

2
5

9

5
3

3
0

2
2

1
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

1
9

M

6
5

9
0

3
5

1
3
0

2
2

6

9

5
6

3
2

2
1

9

5
7

3
2

2
5

2
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

2
0

M

7
9

9
7

3
9

1
5
0

3
0

6

9

7
0

4
1

3
4

9

6
9

3
8

2
8

2
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

2
1

M

7
8

1
1
0

4
1

2
7
0

2
8

6

9

7
9

4
7

3
5

9

7
5

4
5

3
1

2
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

2
2

M

9
0

1
2
2

4
5

3
7
0

4
3

6

9

9
7

5
1

3
5

9

9
4

4
9

3
8

2
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

2
3

F

8
1

1
1
6

4
1

2
2
0

2
6

6

9

7
0

3
6

2
6

9

6
0

3
5

2
4

74


7
5

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

2
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

2
4

F

8
7

1
2
0

4
3

2
3
0

3
6

6

9

7
2

4
1

2
8

9

7
3

3
9

2
2

2
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

2
5

M

6
8

9
8

3
7

1
7
0

2
1

6

9

6
0

3
8

2
4

9

6
4

4
0

2
8

2
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

2
6

F

7
9

9
4

3
5

1
4
0

2
8

6

9

5
9

3
2

2
4

9

5
6

3
1

2
1

2
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

2
7

M

7
3

9
9

4
0

1
8
0

3
0

6

9

5
9

3
1

2
0

9

7
0

3
6

2
8

2
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

2
9

F

6
3

9
5

3
5

1
2
0

2
4

6

9

5
7

3
4

1
9

9

5
6

3
2

1
8

2
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

3
0

M

5
8

8
5

3
2

1
0
0

2
2

6

9

5
5

3
2

2
1

9

5
5

3
3

2
0

3
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

3
1

F

6
5

9
5

3
5

1
3
0

2
3

6

9

5
8

3
4

2
1

9

5
4

3
1

1
9

3
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

3
2

F

6
6

9
7

3
4

1
2
0

2
5

6

9

6
1

3
4

2
0

8

5
3

3
0

1
9

3
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

3
3

F

6
9

8
8

3
1

9
0

2
2

6

9

5
2

3
0

1
7

9

5
0

2
9

1
6

3
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

3
4

F

5
4

8
3

3
0

9
0

2
2

6

9

5
0

3
0

1
8

9

4
8

2
9

1
6

3
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

3
5

F

7
1

1
0
6

3
7

1
9
0

2
6

6

9

6
4

3
7

2
4

9

6
3

3
7

2
3

3
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

3
6

F

8
0

1
1
5

4
3

2
1
0

2
8

6

9

6
6

4
1

2
6

9

6
2

4
0

2
3

3
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

C
i
l
a
m
a
y
a
,

K
a
r
a
w
a
n
g

3
7

F

8
5

1
2
6

4
5

2
8
0

3
0

6

9

7
0

4
0

2
6

9

7
0

4
0

2
5

3
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1

M

6
5

9
4

3
2

1
7

1
8

6

9

6
9

4
3

2
5

9

6
2

3
9

2
5

3
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2

M

7
7

1
0
4

3
8

2
1
0

3
3

6

9

7
4

4
2

3
3

9

7
1

3
8

2
9

3
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

3

M

6
8

1
0
0

3
4

1
9
0

2
5

6

9

7
2

4
5

3
1

9

7
2

4
6

3
1

4
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

4

M

6
6

9
2

3
4

1
6
0

2
4

6

9

6
4

3
8

2
6

9

6
1

3
6

2
3

4
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

5

F

5
2

7
6

2
9

9
0

2
0

6

9

4
5

2
8

1
7

9

4
4

2
7

1
5

4
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

6

M

7
5

1
0
7

4
1

2
8
0

2
6

6

9

7
8

4
8

3
2

9

7
6

4
8

3
0

4
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

7

M

6
9

9
9

3
7

2
1
0

2
5

6

9

7
7

4
7

3
2

9

7
7

4
8

2
9

4
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

8

M

7
9

1
1
5

4
1

2
5
0

2
9

6

9

6
9

4
0

2
9

9

6
9

4
0

2
9

4
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

9

M

7
2

1
0
6

4
0

2
5
0

2
5

6

9

7
8

4
7

3
1

8

7
7

4
7

2
9

4
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
0

M

8
6

1
2
4

4
5

3
8
0

2
9

6

9

9
1

5
5

4
0

9

9
0

5
5

3
7

4
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
1

M

9
5

1
3
1

4
9

5
0
0

3
8

6

9

1
1
0

6
3

4
2

9

1
0
0

6
2

4
0

4
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
2

M

7
8

1
0
9

4
2

2
8
0

2
8

6

9

8
0

4
8

3
3

9

7
7

4
7

3
1

4
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
3

M

7
1

9
5

3
7

2
4
0

2
4

5

9

7
4

4
2

2
9

9

7
1

4
2

3
1

5
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
4

M

7
3

1
0
6

4
0

2
5
0

2
5

6

9

7
9

4
8

3
2

9

7
8

4
7

3
0

5
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
5

M

7
8

1
1
3

4
3

2
6
0

2
7

6

9

8
2

4
9

3
5

9

7
0

3
9

2
9

75


7
6

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

5
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
6

M

7
7

1
1
4

4
4

3
3
0

2
7

6

9

8
1

4
8

3
7

9

7
6

4
8

3
5

5
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
7

M

8
2

1
1
6

4
4

2
9
0

2
9

6

9

7
6

4
5

3
4

9

8
1

4
7

3
4

5
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
8

M

8
1

1
1
7

4
4

2
9
0

2
8

6

9

8
0

4
7

3
3

9

7
9

4
7

3
1

5
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
7
/
2
0
0
8

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
9

F

8
6

1
3
4

4
7

3
2
0

3
1

6

9

7
4

4
5

3
0

9

7
2

4
4

2
5

5
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
8
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1

F

9
2

1
3
5

5
4

3
5
0

3
4

6

9

1
0
0

5
0

3
9

9

8
1

5
0

3
4

5
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
8
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2

F

9
5

1
3
6

5
2

3
6
0

3
2

6

9

9
4

4
7

3
7

9

7
6

4
7

3
2

5
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
8
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

3

F

9
6

1
3
7

4
2

3
0
0

3
1

6

9

1
0
0

5
0

3
8

9

8
2

4
8

3
2

5
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
8
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

4

F

7
5

1
1
0

4
0

1
7
0

2
7

6

9

9
0

4
5

2
9

9

6
8

3
9

2
6

6
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

6

F

6
7

9
6

3
5

1
2
0

3
2

6

9

6
4

3
4

2
3

9

5
8

3
0

2
1

6
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

7

F

6
3

8
9

3
2

1
0
0

2
8

6

9

6
2

3
4

2
3

9

5
7

3
0

2
0

6
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

8

F

6
5

9
5

3
5

1
2
0

2
9

6

9

6
2

3
5

2
6

9

5
8

3
1

2
1

6
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

9

M

9
5

1
3
5

4
7

5
0
0

4
0

6

9

1
0
8

6
3

5
0

9

1
0
7

6
0

4
5

6
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
0

F

9
0

1
3
0

5
3

3
5
0

4
1

6

9

8
0

4
5

3
3

9

7
8

4
3

2
9

6
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
1

F

8
2

1
2
0

5
1

3
0
0

3
5

6

9

7
2

3
9

3
2

9

6
6

3
4

2
9

6
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
2

F

9
0

1
3
4

5
0

3
4
0

3
8

6

9

7
9

4
5

3
2

9

7
4

3
8

2
9

6
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
3

F

8
4

1
2
0

4
7

2
6
0

3
6

6

9

6
8

3
8

2
8

9

6
9

3
8

2
6

6
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
5

F

6
4

8
9

3
5

1
4
0

2
8

6

9

5
7

3
3

2
2

9

5
4

2
9

2
0

7
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
6

M

6
7

9
1

3
7

1
8
0

3
0

6

9

6
6

3
8

2
7

9

6
4

3
5

2
5

7
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
7

F

6
4

9
0

3
3

1
7
0

2
8

6

9

6
6

3
5

3
0

9

6
0

3
1

2
8

7
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
8

M

8
7

1
2
0

4
5

4
0
0

2
9

6

9

8
6

5
3

4
0

9

8
5

5
2

4
0

7
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
9

M

6
1

9
3

3
6

1
6
0

2
4

6

9

5
9

3
1

2
3

9

5
6

3
0

2
1

7
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
0

M

7
1

1
0
0

3
7

1
5
0

2
5

6

9

6
1

3
8

2
4

9

6
2

3
8

2
2

7
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
1

F

6
6

9
4

3
6

1
5
0

2
5

6

9

5
3

3
1

1
7

9

5
3

3
1

2
1

7
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
2

F

7
9

1
0
4

3
6

1
5
0

2
4

6

9

5
8

3
3

2
3

9

5
4

3
2

2
2

7
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
3

M

7
8

1
1
5

4
2

2
8
0

2
8

6

9

7
6

4
8

3
2

9

7
6

4
8

3
2

7
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
4

F

8
1

1
1
0

4
4

2
8
0

2
8

6

9

7
0

4
0

2
5

9

6
8

3
9

2
3

7
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
1
/
0
7
/
2
0
0
8

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
5

M

1
0
6

1
6
4

5
4

4
8
0

3
5

6

9

9
2

5
8

4
0

9

8
4

5
3

3
9

8
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

1

M

8
9

1
3
0

4
8

4
1
0

3
0

6

9

9
9

5
9

4
0

9

9
4

5
5

3
9

76


7
7

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

8
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

2

M

9
6

1
3
2

5
0

4
4
0

2
5

6

9

9
3

5
5

3
8

9

9
8

5
9

1
8

8
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

3

M

6
0

8
2

3
4

1
1
0

2
0

6

9

5
1

2
8

2
1

9

5
0

2
9

4
3

8
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

4

M

8
6

1
2
5

5
1

4
0
0

3
0

6

9

8
1

4
9

4
1

9

8
3

4
9

2
5

8
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

5

M

5
4

7
6

3
6

8
0

2
7

6

9

6
1

3
4

2
7

9

6
0

3
3

2
2

8
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

6

M

6
1

8
2

3
6

1
2
0

2
7

6

9

6
1

3
5

2
3

9

5
7

3
3

2
2

8
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

7

F

6
5

9
4

3
9

1
1
0

2
8

6

9

5
8

3
2

2
5

9

5
4

2
9

1
9

8
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

8

M

6
1

9
0

3
9

9
0

2
1

6

9

4
8

2
9

1
9

9

4
4

2
5

2
1

8
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

9

M

5
8

8
2

3
4

9
0

2
1

6

9

6
0

3
7

2
3

9

5
1

2
7


8
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

1
0

F

6
0

8
7

3
9

1
0
0

2
0

6

9

4
9

2
9

2
0

9

4
4

2
2

1
6

9
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

1
1

M

5
8

8
0

3
4

1
0
0

2
0

6

9

5
2

2
9

2
3

9

5
1

2
8

1
9

9
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

1
2

F

6
9

9
3

4
4

1
8
0

2
5

6

9

6
0

3
4

2
6

9

5
7

3
3

2
0

9
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

1
3

M

6
0

8
6

3
2

9
0

2
7

6

9

4
6

2
6

2
0

9

4
5

2
6

1
9

9
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

1
4

M

6
0

9
4

3
6

1
0
0

2
6

6

9

6
1

3
5

2
6

9

4
5

2
3

1
4

9
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

1
5

F

7
1

1
0
5

3
7

1
8
0

2
4

6

9

4
3

2
3

2
0

9

3
7

1
9

1
7

9
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

1
6

M

6
2

9
1

3
7

1
1
0

2
2

6

9

5
5

3
0

2
5

9

5
4

3
2

2
2

9
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

1
7

F

8
9

1
2
4

4
6

2
8
0

3
0

6

9

7
9

4
0

3
9

9

6
1

3
4

2
2

9
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

1
9

M

6
4

8
3

3
9

1
2
0

2
3

6

9

5
2

3
0

2
2

9

5
3

3
0

2
1

9
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

2
0

F

7
2

1
0
4

4
1

1
6
0

2
4

6

9

5
5

3
1

2
4

9

6
2

3
3

2
2

1
0
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

2
1

F

1
0
0

1
5
0

5
5

5
0
0

3
2

6

9

7
9

4
8

3
1

9

8
2

5
1

3
2

1
0
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

2
2

F

8
4

1
2
0

4
5

2
6
0

2
8

6

9

6
8

3
8

3
0

9

6
7

3
9

2
8

1
0
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
2
/
0
7
/
2
0
0
8

A
m
b
u
l
u
,

C
i
r
e
b
o
n

2
4

F

8
1

1
2
0

4
3

2
7
0

3
0

6

9

7
5

4
5

3
0

9

6
4

3
7

2
4

1
0
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

3

M

7
8

1
0
5

4
0

1
6
0

2
9

6

9

6
1

3
2

2
2

9

6
0

3
1

2
1

1
0
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

4

M

7
8

1
1
0

3
6

1
7
0

2
5

6

9

6
7

4
0

2
8

9

6
6

4
0

2
8

1
0
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

5

M

7
9

1
1
0

3
6

1
6
0

2
5

6

9

6
2

3
8

2
5

9

6
2

3
7

2
4

1
0
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

6

M

8
6

1
1
8

4
1

1
9
0

2
7

6

9

6
2

4
0

2
7

9

6
5

3
8

2
6

1
0
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

8

M

7
0

9
8

3
1

1
0
0

2
0

6

9

5
0

3
0

2
0

9

5
0

3
0

1
9

1
0
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

9

F

6
6

8
3

3
0

8
0

2
1

6

9

4
0

2
4

1
2

9

4
9

2
9

1
9

1
0
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

1
0

M

7
4

1
0
0

3
3

1
2
0

2
3

6

9

5
4

3
2

2
1

9

5
2

3
1

2
2

77


7
8

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

1
1
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

1
1

M

7
8

1
0
5

3
6

1
7
0

2
5

6

9

6
3

3
8

2
5

9

6
1

3
7

2
1

1
1
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

1
2

M

7
6

1
0
3

3
4

1
4
0

2
4

6

9

5
8

3
4

2
2

9

5
6

3
3

2
2

1
1
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

1
3

M

6
9

8
2

3
1

9
0

2
2

6

9

4
9

3
0

2
0

9

4
7

2
8

1
8

1
1
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

1
4

M

7
0

9
2

3
2

1
1
0

2
2

6

9

4
9

3
0

1
8

9

5
2

3
2

2
2

1
1
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
1
/
0
8
/
2
0
0
8

J
a
m
b
i
,

S
u
m
S
e
l

1
5

M

8
1

1
1
0

3
8

1
8
0

2
6

6

9

5
9

3
4

2
2

9

6
1

3
5

2
6

1
1
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

1

F

8
4

1
1
5

4
3

2
5
0

3
0

6

9

6
4

3
8

2
2

9

6
7

3
8

2
6

1
1
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

2

F

8
5

1
2
1

4
3

2
7
0

3
2

6

9

6
8

3
8

2
6

9

6
5

3
6

2
5

1
1
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

3

M

8
3

1
1
1

4
4

3
5
0

3
2

6

9

7
3

4
7

3
8

9

7
6

4
5

3
7

1
1
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

4

M

9
0

1
3
2

4
7

4
0
0

3
2

6

8

8
2

4
8

2
8

8

7
6

4
8

3
4

1
1
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

5

F

8
7

1
2
4

4
5

2
9
0

3
0

6

9

7
4

4
2

2
6

9

6
9

3
8

2
4

1
2
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

6

M

8
0

1
1
0

4
2

2
7
0

3
0

6

9

7
0

3
8

3
2

9

6
8

3
8

2
8

1
2
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

7

F

7
9

1
1
5

3
8

1
8
0

2
8

6

9

6
3

3
8

2
3

9

6
4

3
9

2
5

1
2
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

9

F

9
7

1
3
9

4
8

3
5
0

3
3

6

9

6
9

4
0

2
8

9

6
7

3
8

2
7

1
2
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

1
0

M

1
1
5

1
5
0

5
0

6
9
0

3
6

6

9

1
1
0

6
5

4
6

9

1
0
6

6
0

4
6

1
2
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

1
1

M

8
0

1
1
1

4
2

2
7
0

3
0

6

9

7
0

4
0

3
0

9

6
8

3
8

2
8

1
2
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

1
3

M

9
6

1
3
3

4
7

4
5
0

3
2

6

9

7
5

4
5

3
1

9

8
2

4
7

3
7

1
2
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

1
5

F

8
3

1
2
5

4
0

2
8
0

2
8

6

9

6
9

3
8

2
7

9

6
7

3
8

2
5

1
2
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

1
7

F

1
1
0

1
5
9

5
2

5
4
0

3
6

6

9

7
8

4
3

3
0

9

8
4

4
9

3
5

1
2
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
9
/
2
0
0
8

J
a
y
a
p
u
r
a
,

P
a
p
u
a

1
8

M

9
5

1
3
4

4
6

4
6
0

3
2

6

9

7
1

4
5

3
7

9

7
3

4
8

3
2

1
2
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

1

M

1
1
0

1
5
8

5
8

9
4
0

4
0

6

9

1
2
7

8
0

6
5

9

1
3
5

8
0

6
3

1
3
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

4

M

9
5

1
3
8

5
0

6
1
0

3
5

6

9

1
0
5

6
5

5
4

8

1
0
9

6
2

5
2

1
3
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

5

M

6
0

1
3
3

4
8

4
2
0

3
2

6

9

1
0
1

5
6

4
4

9

9
5

5
5

3
8

1
3
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

7

M

9
1

1
2
6

4
5

3
7
0

3
5

6

9

1
0
0

6
3

5
0

9

0

0

0

1
3
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

8

F

8
5

1
2
5

4
1

2
8
0

3
0

6

9

8
5

5
5

2
5

9

7
0

4
2

2
2

1
3
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

9

M

1
1
0

1
5
3

5
3

7
5
0

4
0

6

9

1
2
0

7
0

5
0

9

1
1
8

7
0

5
4

1
3
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

1
0

M

1
1
4

1
6
4

5
6

7
8
0

3
5

6

9

1
3
5

8
0

6
2

9

0

0

0

1
3
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

1
1

F

8
8

1
2
3

4
5

3
1
0

3
2

6

9

7
3

4
3

2
5

9

7
1

4
1

2
9

1
3
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

1
3

F

1
0
0

1
3
0

5
1

4
0
0

3
5

6

9

8
3

4
6

3
0

9

8
8

5
0

3
0

78


7
9

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

1
3
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

1
4

M

9
0

1
3
0

4
6

3
6
0

3
3

6

9

8
0

4
5

3
5

9

7
3

4
5

2
9

1
3
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

1
5

F

9
0

1
2
6

4
5

3
1
0

3
3

6

9

7
0

4
0

2
5

9

7
4

4
0

2
9

1
4
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

1
7

M

9
6

1
3
6

4
7

5
6
0

3
5

6

9

1
1
0

6
5

5
5

9

9
3

5
0

4
5

1
4
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

1
8

M

1
0
0

1
5
1

4
9

6
4
0

3
8

6

9

1
2
2

7
0

5
0

9

1
0
0

6
0

4
5

1
4
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
1
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

2
1

M

9
0

1
2
7

4
5

5
4
0

3
4

6

9

9
6

5
6

4
2

9

1
1
0

6
5

5
0

1
4
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
0
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

1

M

9
7

1
3
5

5
2

6
5
0

3
5

6

9

1
1
4

7
0

5
5

9

1
0
5

6
5

4
5

1
4
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
0
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

4

F

9
7

1
2
7

4
3

2
8
0

3
2

6

9

7
1

4
2

2
5

9

6
5

4
0

2
4

1
4
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
0
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

5

M

1
1
5

1
6
0

5
6

1
0
2
0

4
0

6

9

1
4
0

8
5

7
0

9

1
2
8

8
2

6
2

1
4
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
0
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

6

M

1
0
0

1
4
0

4
2

4
9
0

3
5

6

9

1
0
0

6
0

4
3

9

8
8

5
5

4
0

1
4
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
0
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

7

F

8
7

1
3
2

4
5

3
1
0

3
3

6

9

7
5

4
5

2
7

9

7
5

4
3

3
0

1
4
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
0
/
1
1
/
2
0
0
8

B
a
b
o
,

P
a
p
u
a

8

F

1
0
0

1
4
6

5
0

4
1
0

3
5

6

9

8
8

5
1

3
2

9

8
5

5
0

3
4

1
4
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1

M

1
0
0

1
4
4

5
0

4
4
0

3
5

6

9

1
1
3

6
5

5
0

9

1
0
3

6
0

4
3

1
5
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2

F

7
0

8
3

3
7

1
4
0

2
7

6

9

6
3

3
8

2
4

9

6
0

3
7

2
1

1
5
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3

M

1
0
2

1
4
5

4
9

4
2
0

3
6

6

9

1
0
6

6
4

4
9

9

1
0
1

6
2

4
5

1
5
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4

M

7
8

1
0
2

3
5

1
7
0

3
5

6

9

7
1

4
4

2
9

9

7
8

4
8

3
3

1
5
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6

M

8
0

1
1
4

4
1

2
3
0

2
4

6

9

8
3

5
3

3
7

9

8
6

5
5

3
8

1
5
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

7

F

7
2

1
0
7

3
7

1
3
0

2
7

6

9

5
5

3
5

2
5

9

5
2

3
0

2
1

1
5
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

8

F

7
9

1
1
7

4
0

2
8
0

2
7

6

9

7
0

4
3

2
7

9

6
7

4
0

2
3

1
5
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

9

F

7
3

1
1
0

3
9

1
7
0

2
6

6

9

7
0

4
0

2
5

9

6
4

3
8

2
6

1
5
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
0

F

7
0

1
0
1

3
6

1
3
0

2
5

6

9

6
6

3
8

2
5

9

6
2

3
7

2
3

1
5
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
1

M

8
3

1
1
9

4
3

2
5
0

3
0

6

9

9
4

5
5

4
5

9

8
8

5
5

3
8

1
5
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
2

M

7
8

1
1
2

4
0

2
1
0

2
8

6

9

8
6

5
0

4
2

9

8
4

5
0

3
5

1
6
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
3

F

7
2

1
1
7

3
9

1
0
0

2
6

6

9

6
7

3
8

2
4

9

6
1

3
6

2
2

1
6
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
4

F

9
0

1
3
0

4
5

2
2
0

3
0

6

9

8
0

4
8

3
2

9

7
2

4
2

2
5

1
6
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
5

F

7
9

1
1
6

3
6

1
4
0

2
8

6

9

6
1

3
5

2
4

9

6
9

4
0

2
8

1
6
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
6

F

8
0

1
1
9

3
9

1
6
0

2
8

6

9

6
7

3
8

2
6

9

6
5

3
7

2
4

1
6
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
7

M

8
2

1
1
5

4
2

2
5
0

3
0

6

9

1
0
0

5
9

5
0

9

9
2

5
5

4
4

1
6
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
8

F

8
2

1
2
2

4
0

1
8
0

3
0

6

9

7
2

4
3

3
1

8

6
7

4
1

2
4

79


8
0

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

1
6
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
9

F

7
6

1
1
3

3
9

1
5
0

2
6

6

9

6
2

3
7

2
8

9

5
7

3
3

2
2

1
6
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
0

F

8
0

1
1
6

4
0

1
7
0

2
8

6

9

7
0

4
0

2
8

9

6
5

4
0

2
4

1
6
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
1

M

7
3

9
5

3
8

1
2
0

2
7

6

9

7
0

4
2

3
2

9

6
7

4
0

2
7

1
6
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
2

M

8
7

1
1
9

4
3

2
8
0

3
2

6

9

8
7

5
0

4
2

9

8
7

5
0

3
6

1
7
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
3

M

8
4

1
2
3

4
5

2
9
0

3
0

6

9

9
1

5
5

4
3

9

8
2

5
5

3
9

1
7
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
5

F

8
6

1
2
8

4
4

2
3
0

3
0

6

9

7
5

4
7

3
1

9

6
5

3
7

2
6

1
7
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
6

F

8
0

1
1
2

4
0

2
0
0

2
7

6

9

6
8

3
9

2
5

9

6
6

3
8

2
3

1
7
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
7

M

7
0

9
9

3
3

1
1
0

2
8

6

9

6
5

4
0

2
9

9

6
2

3
8

2
3

1
7
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
8

M

7
1

1
0
0

3
7

1
9
0

2
7

6

9

6
4

3
9

2
7

9

6
2

3
5

2
4

1
7
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
9

M

6
8

9
3

3
4

1
5
0

2
5

6

9

6
3

3
8

2
6

9

5
7

3
4

2
2

1
7
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
0

F

8
3

1
2
1

4
3

2
2
0

2
8

6

9

7
3

4
3

3
3

9

6
8

4
0

2
5

1
7
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
0
/
1
1
/
2
0
0
8

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
1

M

6
9

9
2

3
6

1
6
0

2
5

6

9

6
5

3
7

2
8

9

5
9

3
5

2
5

1
7
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1

F

9
3

1
3
9

4
8

3
7
0

3
4

6

9

9
0

5
5

3
5

9

8
5

5
1

3
1

1
7
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

2

M

8
8

1
2
2

4
4

3
7
0

3
3

6

9

7
9

4
2

3
5

9

8
4

4
0

4
0

1
8
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

3

M

9
8

1
3
6

4
9

4
5
0

2
9

6

9

1
0
5

6
3

4
5

9

1
0
4

6
0

4
0

1
8
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

4

F

8
6

1
2
6

4
3

2
8
0

3
0

5

9

7
5

4
5

2
9

9

7
3

4
4

2
7

1
8
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

5

M

8
0

1
1
3

4
1

2
7
0

3
1

6

9

8
1

4
6

3
4

8

7
9

4
7

3
0

1
8
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

6

M

9
7

1
3
7

4
9

4
6
0

3
5

6

9

1
0
2

6
3

4
2

9

1
0
0

6
3

4
6

1
8
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

8

F

9
1

1
3
3

4
6

3
0
0

3
2

6

9

7
8

4
5

3
1

9

7
3

4
3

2
8

1
8
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

9

M

8
0

1
1
7

4
2

2
8
0

3
0

6

9

8
7

5
5

3
4

9

8
1

4
9

3
3

1
8
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
0

F

7
6

1
1
0

3
9

2
3
0

3
0

6

9

7
3

4
4

2
2

9

7
0

4
1

2
6

1
8
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
1

M

8
1

1
1
7

4
1

2
6
0

2
9

6

9

7
4

4
5

2
6

9

8
6

5
4

3
3

1
8
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
2

M

8
7

1
2
7

4
4

3
5
0

1
9

4

9

8
0

5
0

3
7

9

8
7

5
2

3
5

1
8
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

2
1
/
1
2
/
2
0
0
8

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
3

M

8
3

1
1
9

4
2

2
8
0

3
0

6

9

8
3

5
0

3
3

9

8
0

5
1

3
0

1
9
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
7
/
0
1
/
2
0
0
9

B
i
n
t
a
n
,

R
i
a
u

1

M

9
9

1
3
6

4
8

4
2
0

3
5

6

8

9
5

5
3

4
1

9

9
0

5
7

3
1

1
9
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
7
/
0
1
/
2
0
0
9

B
i
n
t
a
n
,

R
i
a
u

3

F

8
6

1
2
5

4
5

3
4
0

3
0

6

9

8
0

4
4

3
0

9

7
3

4
7

2
8

1
9
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
7
/
0
1
/
2
0
0
9

B
i
n
t
a
n
,

R
i
a
u

4

F

7
9

1
2
3

4
1

2
5
0

2
9

6

9

7
7

4
3

3
0

9

7
0

4
4

2
1

1
9
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
7
/
0
1
/
2
0
0
9

B
i
n
t
a
n
,

R
i
a
u

5

M

8
1

1
2
4

4
5

3
9
0

3
0

6

9

9
5

5
3

4
2

9

1
0
4

6
3

4
7

80


8
1

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

1
9
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
7
/
0
1
/
2
0
0
9

B
i
n
t
a
n
,

R
i
a
u

6

F

8
6

1
3
1

4
5

3
1
0

3
2

6

9

8
0

4
6

3
1

9

8
0

4
8

3
2

1
9
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1

M

5
7

8
0

3
1

1
0
0

2
6

6

9

5
7

3
3

1
5

9

6
0

3
7

2
3

1
9
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3

M

6
8

9
8

3
8

1
8
0

2
8

6

9

7
0

4
8

2
9

9

6
7

4
1

2
7

1
9
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

4

M

4
7

6
5

2
9

5
0

2
1

6

9

4
3

2
5

1
5

9

4
4

2
7

1
6

1
9
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5

M

4
3

5
8

2
1

4
0

2
0

6

9

4
1

2
5

1
4

9

3
8

2
3

1
2

1
9
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

6

M

4
8

7
2

2
7

7
0

2
1

6

9

4
8

3
0

1
8

9

4
6

2
7

1
5

2
0
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7

M

4
9

7
3

2
7

7
0

2
2

6

9

5
3

3
3

1
9

9

4
9

3
0

1
6

2
0
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

8

M

4
9

7
2

2
7

7
0

2
2

6

9

5
0

3
1

1
9

9

4
8

2
9

1
6

2
0
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

9

M

5
0

7
0

2
1

6
0

2
2

6

9

4
7

2
9

1
8

9

4
5

2
7

1
6

2
0
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1
0

M

5
7

8
2

3
1

1
0
0

2
5

6

9

5
7

3
6

2
9

9

5
3

3
2

1
9

2
0
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1
1

M

4
5

6
0

2
3

5
0

2
0

6

9

4
3

2
5

1
5

9

4
1

2
4

1
3

2
0
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1
2

M

5
1

7
1

2
7

7
0

2
3

6

9

5
4

3
4

1
9

9

4
9

2
9

1
6

2
0
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1
3

M

6
6

9
7

3
6

1
1
0

2
9

6

9

7
5

5
2

3
0

9

7
2

4
5

2
8

2
0
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1
4

M

4
6

7
6

2
4

6
0

2
1

6

9

4
4

2
8

1
6

9

4
2

2
2

1
9

2
0
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1
5

M

5
1

7
0

2
7

7
0

2
2

6

9

4
8

2
8

1
8

9

4
2

2
3

1
5

2
0
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1
6

M

6
5

9
0

3
3

1
2
0

2
8

6

9

6
7

3
8

2
6

9

6
3

3
9

2
3

2
1
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1
7

F

5
1

7
4

2
7

7
0

2
3

6

9

5
0

3
1

1
4

9

5
1

3
1

1
7

2
1
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1
8

M

5
1

7
1

2
7

7
0

2
2

6

9

4
8

2
8

1
6

9

4
9

3
1

1
7

2
1
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

1
9

M

6
2

9
4

3
4

1
4
0

2
6

6

9

5
9

3
5

2
5

9

6
0

3
8

2
1

2
1
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

2
0

M

5
2

7
1

2
6

7
0

2
2

6

9

4
3

2
4

1
8

9

4
6

3
5

1
6

2
1
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

2
1

M

4
9

6
8

2
4

4
0

2
0

6

9

4
8

3
3

1
5

9

4
1

2
3

1
9

2
1
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

2
2

M

6
7

9
3

3
5

1
2
0

2
7

6

8

6
7

4
2

2
7

8

6
4

3
9

2
4

2
1
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

2
3

M

6
4

9
0

3
4

1
2
0

2
9

6

9

6
3

3
8

2
3

9

6
0

3
7

2
0

2
1
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

2
5

M

6
1

8
0

3
1

1
0
0

2
7

6

9

6
3

3
9

2
5

9

5
8

3
6

2
0

2
1
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

2
8

M

5
1

7
5

2
6

6
0

2
2

6

9

4
7

2
9

1
6

9

5
3

3
2

2
0

2
1
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3
0

M

4
7

6
5

2
5

5
0

2
0

6

9

4
5

2
8

1
6

9

4
3

2
6

1
4

2
2
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3
1

M

4
8

7
3

2
9

5
0

2
0

6

9

4
8

3
0

1
8

9

4
6

2
9

1
5

2
2
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3
2

M

4
1

5
9

2
0

3
0

1
8

6

9

4
0

2
5

1
6

9

3
5

2
2

1
1

81


8
2

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

2
2
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3
3

M

5
2

7
3

2
7

7
0

2
2

6

9

5
3

3
3

1
9

9

4
9

3
0

1
6

2
2
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3
4

M

5
6

8
2

3
1

1
0
0

2
5

6

9

5
7

3
6

2
1

9

5
3

3
3

1
9

2
2
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3
5

M

7
0

9
8

3
7

2
0
0

3
0

6

9

7
7

4
8

3
1

9

7
3

4
3

2
8

2
2
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3
6

F

6
9

1
0
3

3
8

1
9
0

3
2

6

9

6
2

3
4

2
5

9

6
4

3
7

2
1

2
2
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3
7

M

5
8

8
2

3
0

9
0

2
7

6

9

5
5

2
6

2
1

9

5
0

2
9

1
6

2
2
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3
8

M

4
8

6
8

2
9

4
0

2
2

6

9

4
0

2
5

1
2

9

3
8

2
3

1
8

2
2
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

3
9

M

5
2

3
3

2
7

7
0

2
3

6

9

4
8

3
2

1
7

9

4
6

3
0

1
5

2
2
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

4
0

M

6
1

8
9

3
1

1
1
0

2
5

6

8

6
1

3
2

2
2

8

5
6

3
5

1
8

2
3
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

4
2

M

6
0

8
5

3
2

1
2
0

2
7

6

9

6
1

3
7

2
2

9

5
9

3
6

2
0

2
3
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

4
3

M

5
8

8
6

3
1

1
1
0

2
4

6

9

5
7

3
5

2
1

9

5
3

3
3

1
9

2
3
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

4
4

M

6
0

8
4

3
2

1
0
0

2
8

6

9

5
7

3
5

2
0

9

5
3

3
2

1
7

2
3
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

4
5

M

6
1

8
5

3
4

1
2
0

2
6

6

9

5
9

3
7

2
1

9

5
4

3
2

1
8

2
3
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

4
6

M

5
1

7
3

2
6

6
0

2
3

6

9

5
0

3
1

1
7

9

4
7

2
9

1
6

2
3
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

4
7

F

6
7

9
5

3
6

1
5
0

2
9

6

9

6
0

3
5

2
3

9

5
9

3
4

2
1

2
3
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

4
8

M

4
6

6
7

2
5

6
0

2
2

6

9

4
5

2
7

1
6

9

4
3

2
5

1
4

2
3
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

4
9

M

4
7

6
7

2
5

6
0

2
2

6

9

4
5

2
7

1
6

9

4
3

2
5

1
4

2
3
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5
0

M

5
7

8
4

3
1

1
0
0

2
5

6

9

4
5

2
7

1
5

9

5
2

3
2

1
9

2
3
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5
1

M

5
1

7
4

2
8

8
0

2
3

6

9

4
5

2
6

1
4

9

4
9

3
0

1
8

2
4
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5
2

M

4
7

6
4

2
4

6
0

2
0

6

5

4
3

2
7

1
4

9

4
6

2
9

1
6

2
4
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5
3

M

5
5

8
1

3
2

1
0
0

2
4

6

9

5
3

3
2

1
9

9

5
0

3
1

1
6

2
4
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5
4

M

6
5

9
0

3
4

1
3
0

3
0

6

9

5
9

3
6

2
0

9

6
4

4
0

2
4

2
4
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5
5

M

5
9

7
0

2
7

7
0

2
0

6

9

4
5

2
8

1
7

9

4
4

2
7

1
4

2
4
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5
6

M

4
6

6
6

2
5

6
0

2
2

6

9

4
5

2
7

1
6

9

4
2

2
5

1
3

2
4
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5
7

M

4
8

6
9

2
6

6
0

2
1

6

9

4
5

2
8

1
6

9

4
3

2
6

1
4

2
4
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5
8

M

5
7

8
3

3
0

9
0

2
4

6

9

5
4

3
4

1
9

9

5
0

3
0

1
6

2
4
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

5
9

M

6
3

8
9

3
3

1
1
0

2
6

6

9

5
9

3
6

2
1

9

5
5

3
3

1
7

2
4
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

6
0

M

5
0

6
9

2
6

6
0

2
2

6

9

4
7

2
8

1
4

9

5
0

3
2

1
7

2
4
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

6
1

M

5
0

7
9

3
0

6
0

2
3

6

9

4
5

2
7

1
5

9

4
9

3
1

1
8

82


8
3

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

2
5
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

6
2

M

5
1

7
0

2
4

4
0

2
4

6

9

4
4

2
6

1
4

9

4
6

3
0

1
8

2
5
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

6
3

M

5
6

6
3

2
3

4
0

2
1

6

9

4
0

2
3

1
3

9

3
1

1
7

9

2
5
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

6
4

M

4
1

5
8

2
1

3
0

1
9

6

9

3
9

2
3

1
2

9

4
1

2
5

1
4

2
5
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

6
5

M

5
2

7
3

2
8

8
0

2
4

6

9

4
6

2
7

1
5

9

4
9

3
0

1
6

2
5
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

6
6

M

4
1

6
2

2
2

4
0

1
9

6

9

4
0

2
5

1
4

9

3
9

2
4

1
3

2
5
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

6
7

M

4
7

6
6

2
4

5
0

2
2

6

9

4
3

2
6

1
5

9

4
1

2
5

1
3

2
5
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

6
9

M

5
6

8
0

3
0

9
0

2
4

6

9

5
0

2
9

1
6

9

5
3

3
2

1
9

2
5
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7
0

M

5
6

7
8

2
9

9
0

2
6

6

9

5
5

3
4

1
9

9

5
0

3
0

1
6

2
5
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7
1

M

5
1

7
1

2
8

7
0

2
2

6

9

4
5

2
5

1
4

9

4
7

2
8

1
6

2
5
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7
2

M

4
3

5
9

2
1

4
0

2
0

6

9

3
7

2
2

1
2

9

4
0

2
5

1
3

2
6
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7
3

M

4
6

6
6

1
9

5
0

2
0

6

9

4
1

2
6

1
6

9

3
7

2
3

1
3

2
6
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7
4

M

5
0

7
2

2
6

5
0

2
1

6

9

4
7

3
0

1
9

9

4
3

2
7

1
4

2
6
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7
5

M

6
1

8
0

2
9

8
0

2
4

6

9

5
2

3
2

1
8

9

5
0

3
2

1
7

2
6
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7
6

M

6
0

8
4

3
1

8
0

2
5

6

9

5
8

3
7

2
1

9

5
4

3
1

1
7

2
6
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7
7

M

5
3

7
9

3
0

6
0

2
3

6

9

5
1

3
2

1
9

9

5
0

3
1

1
6

2
6
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7
8

M

4
7

6
3

2
7

5
0

2
0

6

7

4
2

2
6

1
4

9

4
1

2
3

1
2

2
6
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

7
9

M

4
6

6
3

2
4

4
0

2
1

6

9

4
5

2
8

1
6

9

4
1

2
3

1
3

2
6
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

8
2

M

6
0

8
6

3
1

9
0

2
2

6

9

5
2

3
2

2
0

9

5
1

3
0

1
7

2
6
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

8
3

M

5
0

7
6

2
6

5
0

2
0

6

9

4
8

3
1

1
9

9

4
5

2
9

1
9

2
6
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

8
4

M

5
1

7
5

2
8

7
0

2
0

6

9

4
3

2
6

1
5

9

4
6

2
9

1
8

2
7
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

8
5

M

5
5

7
7

3
0

9
0

2
4

6

9

5
2

3
4

1
9

9

5
0

3
1

1
6

2
7
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

8
6

M

5
7

8
3

3
6

9
0

2
4

6

9

5
5

3
5

2
0

9

4
6

2
8

1
4

2
7
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

8
7

M

6
1

9
1

3
4

1
1
0

2
5

6

9

5
8

3
6

2
2

9

5
3

3
1

1
7

2
7
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

8
8

M

5
3

7
2

2
8

6
0

2
2

6

9

5
0

3
0

1
8

9

3
8

2
3

1
1

2
7
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

8
9

M

5
3

8
0

2
8

7
0

2
2

6

9

4
0

2
5

1
3

9

4
0

2
4

1
3

2
7
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

9
0

M

4
5

6
6

2
4

5
0

2
0

6

9

4
4

2
8

1
6

9

4
1

2
5

1
4

2
7
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

9
1

M

4
6

7
9

2
6

5
0

2
0

6

9

4
5

2
6

1
4

9

4
7

2
9

1
5

2
7
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
3
/
0
2
/
2
0
0
9

P
i
d
i
,

A
c
e
h

T
i
m
u
r

9
3

M

6
5

9
0

3
4

1
4
0

2
8

6

9

6
8

4
3

2
8

9

6
4

3
9

2
1

83


8
4

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

2
7
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

1

M

6
3

9
1

3
0

8
0

2
6

6

9

5
4

3
4

2
0

9

5
9

3
9

2
2

2
7
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2

F

6
0

8
2

3
0

1
0
0

2
6

6

9

5
4

3
1

1
8

9

5
8

3
7

2
0

2
8
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

3

M

5
3

8
0

2
7

7
0

2
4

6

9

5
2

3
1

1
9

9

4
6

2
7

1
5

2
8
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4

F

6
9

1
0
1

3
7

1
5
0

2
9

6

9

6
1

3
8

2
2

9

6
1

3
8

1
9

2
8
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

5

M

5
9

8
7

3
0

9
0

2
5

6

9

5
4

3
4

1
7

9

5
6

3
5

2
0

2
8
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

6

M

6
2

8
5

3
2

1
2
0

2
6

6

9

6
7

4
5

2
6

9

6
4

4
1

2
4

2
8
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

7

M

5
6

7
8

2
8

8
0

2
5

6

9

5
6

3
4

2
2

9

5
2

3
2

1
8

2
8
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

8

M

5
9

6
7

2
5

6
0

2
2

6

9

4
4

2
4

1
6

9

4
3

2
6

1
3

2
8
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

9

M

6
5

8
9

3
2

1
0
0

2
6

6

9

6
0

3
9

2
4

9

5
8

3
6

2
0

2
8
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

1
0

F

6
0

8
4

3
2

9
0

2
6

6

9

5
3

2
7

1
8

9

5
0

3
0

1
6

2
8
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

1
1

M

6
3

8
6

3
2

1
0
0

2
8

6

9

6
2

3
8

2
2

9

5
8

3
6

1
9

2
8
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

1
2

M

6
5

9
4

3
1

9
0

2
8

6

9

6
6

4
2

2
4

9

6
2

3
9

2
1

2
9
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

1
3

M

6
3

8
3

2
8

9
0

2
6

6

9

5
9

3
8

2
2

8

5
8

3
6

1
9

2
9
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

1
4

M

7
3

1
0
4

3
9

1
8
0

3
1

6

9

7
4

4
7

2
7

9

7
0

4
3

2
9

2
9
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

1
5

F

6
1

8
5

3
1

9
0

2
7

6

9

5
7

3
6

2
1

9

5
5

3
5

1
8

2
9
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

1
6

M

6
1

8
9

3
1

9
0

2
5

6

9

5
8

3
7

2
0

9

5
2

3
3

1
8

2
9
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

1
7

M

5
1

7
1

2
5

6
0

2
4

6

9

4
7

2
9

1
5

9

5
1

3
1

1
9

2
9
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

1
8

M

4
6

6
4

2
3

4
0

2
2

6

9

4
6

3
0

1
5

9

4
3

2
7

1
3

2
9
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2
0

M

5
0

7
2

2
6

4
0

2
3

6

9

4
6

2
8

1
9

9

4
3

2
6

1
3

2
9
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2
1

M

4
9

6
9

2
5

4
0

2
0

6

9

4
6

3
0

1
5

9

4
3

2
6

1
3

2
9
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2
2

M

4
5

6
4

2
3

4
0

1
9

6

9

4
3

2
8

1
3

9

4
4

2
5

1
4

2
9
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2
3

F

5
9

8
2

3
1

9
0

2
5

6

9

5
2

3
2

1
8

9

5
0

3
0

1
5

3
0
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2
4

F

6
5

9
2

3
2

9
0

2
5

6

9

6
3

4
2

2
3

9

5
5

3
4

1
9

3
0
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2
5

F

5
7

7
9

3
0

7
0

2
5

6

9

5
3

3
3

1
7

9

5
3

3
3

1
7

3
0
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2
6

M

4
6

6
7

2
4

4
0

2
1

6

9

4
4

2
7

1
5

9

4
3

2
6

1
3

3
0
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2
7

M

4
6

6
4

2
3

3
0

2
0

6

9

4
3

2
5

1
5

9

4
2

2
5

1
8

3
0
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2
8

F

5
3

7
5

2
7

6
0

2
3

6

9

5
0

3
0

1
7

9

4
6

2
8

1
5

3
0
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

2
9

M

4
7

7
9

2
4

4
0

2
1

6

9

4
5

2
8

1
5

9

4
3

2
6

1
3

84


8
5

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

3
0
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

3
0

M

4
7

6
2

2
4

4
0

2
1

6

9

4
2

2
5

1
2

9

4
3

2
7

1
5

3
0
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

3
1

M

7
0

1
0
0

3
7

1
4
0

2
9

6

9

6
6

4
1

2
1

9

6
8

4
1

2
6

3
0
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

3
2

M

5
9

8
5

3
1

9
0

2
5

6

9

5
3

3
3

1
8

9

4
7

2
6

1
6

3
0
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

3
3

M

6
0

8
0

3
0

8
0

2
5

6

9

5
6

3
4

2
0

9

5
5

3
3

1
7

3
1
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

3
4

F

8
7

8
1

2
9

8
0

2
4

6

9

5
3

3
6

1
6

9

5
2

3
1

1
9

3
1
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

3
5

M

4
6

6
6

2
4

4
0

2
1

6

9

4
0

2
5

1
3

9

3
9

2
4

1
2

3
1
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

3
6

F

6
8

9
5

3
5

1
2
0

2
9

6

9

6
2

4
1

2
2

9

6
2

3
8

2
0

3
1
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

3
7

M

5
9

7
2

2
4

5
0

2
2

6

9

4
7

3
0

1
6

9

4
5

2
8

1
3

3
1
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

3
8

M

5
3

7
8

2
7

6
0

2
3

6

9

4
9

3
0

1
7

9

4
8

3
0

1
6

3
1
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4
0

M

4
4

6
5

2
1

3
0

2
0

6

9

4
5

2
8

1
5

9

4
2

2
6

1
3

3
1
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4
1

M

5
2

7
4

2
6

5
0

2
3

6

9

5
1

3
2

1
8

9

4
7

3
4

1
6

3
1
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4
2

M

5
0

7
0

2
5

5
0

2
2

6

9

4
9

3
1

1
7

9

4
5

2
8

1
6

3
1
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4
3

M

5
0

7
2

2
1

5
0

2
4

6

9

4
8

3
1

1
8

9

4
6

3
0

1
5

3
1
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4
4

M

5
9

8
1

3
0

9
0

2
4

6

9

5
0

3
0

1
6

9

5
1

3
1

1
8

3
2
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4
5

M

5
0

7
0

2
6

4
0

2
2

6

9

4
8

2
8

1
9

9

4
8

2
8

1
6

3
2
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4
6

M

6
4

8
8

3
3

1
0
0

2
8

6

9

5
7

3
3

2
3

9

5
9

3
3

2
0

3
2
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4
7

M

4
8

6
7

2
4

4
0

2
2

6

9

4
5

2
7

1
7

9

4
4

2
5

1
4

3
2
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4
8

M

8
0

1
0
4

3
2

1
1
0

3
1

6

9

8
3

5
3

3
5

9

7
6

4
8

3
1

3
2
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

4
9

M

5
0

6
8

2
5

5
0

2
3

6

9

4
7

2
9

1
5

9

4
2

2
6

1
4

3
2
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

5
0

F

5
3

7
3

2
6

5
0

2
2

6

9

4
6

2
9

1
7

9

4
5

2
8

1
9

3
2
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

5
1

M

5
3

7
5

2
7

7
0

2
4

6

9

5
1

3
2

1
8

9

4
7

2
8

1
5

3
2
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

5
3

F

4
8

7
0

2
5

5
0

2
2

6

9

4
4

2
6

1
3

9

4
5

2
8

1
5

3
2
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

5
4

F

5
1

7
2

2
6

5
0

2
3

6

9

4
8

2
9

1
8

9

4
6

2
7

1
5

3
2
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

5
5

M

5
8

8
4

2
7

6
0

2
4

6

9

5
3

3
3

1
8

9

5
5

3
4

2
1

3
3
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

5
6

F

6
2

9
5

3
0

9
0

2
7

6

9

5
7

3
6

2
1

9

5
4

2
8

1
9

3
3
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

5
7

M

8
6

1
0
5

3
8

1
6
0

3
2

6

9

7
7

4
7

3
0

9

7
1

4
1

2
5

3
3
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

5
8

M

6
0

8
4

2
9

7
0

2
6

6

9

5
9

3
7

2
1

9

5
3

3
3

1
8

3
3
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

5
9

M

8
1

1
1
8

4
1

1
8
0

3
1

6

9

7
5

4
5

2
7

9

7
0

4
4

2
6

85


8
6

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

3
3
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

6
0

F

6
1

8
8

2
9

7
0

2
7

6

9

5
8

3
6

2
1

9

5
5

3
5

1
8

3
3
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

6
1

M

4
8

7
5

2
5

4
0

2
5

6

9

4
7

2
8

1
4

9

4
9

3
0

1
6

3
3
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

6
2

M

6
0

6
8

3
0

9
0

2
5

6

9

6
3

3
8

2
4

9

5
7

3
6

1
9

3
3
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

6
3

M

7
0

9
7

3
6

1
4
0

2
8

6

9

7
6

4
6

3
2

9

7
2

4
4

2
7

3
3
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
r
o
s
,

S
u
l
a
w
e
s
i

6
4

M

5
6

8
0

2
9

6
0

2
4

6

9

5
3

3
2

2
0

9

5
2

3
1

1
6

3
3
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

1

M

6
7

9
6

3
6

1
7
0

2
9

6

9

7
0

4
2

2
7

9

6
7

4
0

2
2

3
4
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

2

M

7
0

9
5

3
5

1
9
0

3
0

6

9

7
8

4
7

3
4

9

7
3

4
5

2
8

3
4
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

3

M

6
7

9
3

3
5

1
9
0

2
9

6

9

7
6

5
1

3
3

9

6
9

4
2

2
6

3
4
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

4

F

6
9

9
7

3
5

1
4
0

2
9

6

9

6
0

3
4

2
0

9

5
6

3
4

1
8

3
4
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5

M

6
5

8
7

3
3

1
3
0

2
5

5

9

6
1

3
5

2
2

9

5
7

3
4

2
0

3
4
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6

M

6
5

9
2

3
2

1
4
0

2
8

6

9

6
5

3
9

2
4

9

6
0

3
6

2
0

3
4
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7

M

4
3

6
6

2
1

4
0

1
9

6

9

4
0

2
5

1
8

9

2
6

1
2

1
1

3
4
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

9

M

6
8

9
3

3
7

1
6
0

2
9

6

9

6
7

4
2

2
4

9

6
4

3
9

2
1

3
4
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

1
0

M

6
2

9
8

3
2

1
3
0

2
7

6

9

5
5

3
1

1
9

9

5
7

3
1

2
3

3
4
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

1
1

F

7
3

1
0
5

3
7

1
6
0

3
1

6

9

6
3

3
6

2
1

9

5
8

3
4

1
8

3
4
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

1
2

M

4
2

6
5

2
0

4
0

1
8

6

9

3
8

2
3

1
3

9

3
6

2
2

1
2

3
5
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

1
3

M

4
3

6
3

2
0

4
0

1
9

6

9

4
1

2
6

1
4

9

3
8

2
3

1
3

3
5
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

1
4

M

5
0

7
0

2
4

6
0

2
0

6

9

4
7

2
9

1
8

9

4
5

2
8

1
5

3
5
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

1
5

M

6
6

9
1

3
4

1
6
0

2
9

6

9

6
0

3
5

2
1

9

6
7

4
2

2
4

3
5
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

1
7

M

4
5

6
7

2
2

5
0

1
9

6

9

4
3

2
4

1
5

9

4
2

2
5

1
4

3
5
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

1
8

M

5
3

7
5

2
5

7
0

2
3

6

9

4
0

1
7

1
8

9

5
0

3
1

1
8

3
5
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

1
9

F

7
4

1
0
8

3
9

2
1
0

3
1

6

9

6
6

3
6

2
6

9

6
0

3
3

2
0

3
5
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

2
0

M

6
0

8
8

3
2

1
2
0

2
6

6

9

6
0

3
8

2
5

9

5
7

3
5

2
0

3
5
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

2
1

M

7
5

1
0
3

3
6

1
3
0

3
1

6

9

8
2

5
2

3
1

9

7
7

4
7

2
8

3
5
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

2
3

M

4
9

7
1

2
4

5
0

1
9

6

9

4
6

2
9

1
4

9

4
5

2
8

1
5

3
5
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

2
4

M

4
7

6
9

2
2

6
0

1
9

6

9

4
5

2
8

1
5

9

4
5

2
8

1
7

3
6
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

2
5

M

6
5

9
4

3
4

1
4
0

2
7

6

9

6
7

4
4

2
5

9

6
3

3
8

2
1

3
6
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

2
6

F

6
7

9
7

3
5

1
3
0

2
8

6

9

6
6

3
9

2
1

9

5
9

3
4

1
8

86


8
7

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

3
6
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

2
8

M

6
4

8
6

3
2

1
2
0

2
6

6

9

6
0

3
8

2
3

9

5
8

3
6

2
0

3
6
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

2
9

M

7
3

1
0
0

3
7

1
7
0

3
0

6

9

6
9

4
0

2
8

9

5
7

3
1

2
4

3
6
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

3
0

M

5
2

7
0

2
6

7
0

2
2

6

9

4
9

3
0

1
6

9

4
7

2
8

1
4

3
6
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

3
1

M

5
2

7
6

2
5

6
0

2
2

6

9

5
1

3
1

1
9

9

4
7

2
8

1
6

3
6
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

3
2

M

6
8

9
5

3
4

1
5
0

2
7

6

9

6
9

4
1

2
6

9

6
5

3
8

2
1

3
6
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

3
3

M

6
3

9
0

3
3

1
5
0

2
8

6

9

6
5

4
0

2
3

9

6
4

3
8

2
7

3
6
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

3
4

F

6
0

9
0

3
2

1
2
0

2
5

6

9

5
9

3
4

2
3

9

5
5

3
4

1
9

3
6
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

3
5

M

6
8

9
2

3
5

1
5
0

2
8

6

9

6
5

3
9

2
4

9

6
4

3
9

2
1

3
7
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

3
7

M

6
6

9
2

3
6

1
5
0

2
9

6

9

6
2

3
6

2
2

9

5
6

3
0

2
6

3
7
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

3
8

M

6
2

9
8

3
4

1
3
0

2
7

6

9

6
0

3
7

2
3

9

5
9

3
7

2
0

3
7
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

3
9

F

6
1

8
8

3
2

1
2
0

2
8

6

9

5
3

3
0

2
0

9

5
1

3
0

1
7

3
7
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

4
0

F

7
4

1
0
3

3
8

1
7
0

3
0

6

9

6
1

3
5

2
0

9

6
3

3
6

2
2

3
7
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

4
1

F

7
2

1
0
2

3
7

1
6
0

2
9

6

9

6
5

3
8

2
4

9

6
0

3
5

1
9

3
7
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

4
2

M

7
1

9
9

3
6

1
9
0

2
8

6

9

7
5

4
6

3
0

9

7
2

4
2

2
6

3
7
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

4
3

M

3
4

6
7

3
5

9
0

2
7

6

9

6
3

3
8

2
2

9

6
3

3
9

2
5

3
7
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

4
4

F

6
8

9
4

3
5

1
3
0

3
0

6

9

5
9

3
4

1
9

9

5
8

3
3

2
0

3
7
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

4
5

F

6
1

8
4

3
0

1
2
0

2
6

6

9

5
5

3
5

2
2

9

5
2

3
1

1
7

3
7
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

4
7

F

6
0

8
3

2
9

1
0
0

2
6

6

9

5
4

3
2

1
8

9

5
3

3
1

1
6

3
8
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

4
8

F

7
2

1
0
5

3
6

1
7
0

3
0

6

9

6
2

3
6

2
0

9

6
3

3
5

2
2

3
8
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

4
9

M

6
3

9
8

3
2

1
3
0

2
7

6

9

6
1

4
0

2
4

9

5
8

3
5

2
0

3
8
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5
0

F

6
7

9
5

3
4

1
4
0

2
9

6

9

6
0

3
5

2
3

9

5
6

3
3

1
8

3
8
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5
1

M

4
2

6
3

2
0

4
0

1
8

6

9

3
8

2
3

1
4

9

3
9

2
4

1
4

3
8
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5
2

F

6
8

9
1

3
5

1
4
0

3
0

6

9

6
1

3
8

2
1

9

5
8

3
5

1
9

3
8
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5
3

F

5
7

8
2

3
1

1
1
0

2
6

6

9

5
2

3
2

1
7

9

5
8

3
4

2
1

3
8
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5
4

M

4
1

6
2

2
1

4
0

1
9

6

9

3
8

2
3

1
5

9

3
7

2
3

1
3

3
8
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5
5

M

5
5

7
8

2
8

8
0

2
3

6

9

5
3

3
3

2
1

9

4
8

3
0

1
6

3
8
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5
6

M

6
7

8
4

2
9

8
0

2
2

6

9

5
6

3
6

2
0

9

5
1

3
0

1
7

3
8
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5
7

F

5
9

8
3

3
0

1
0
0

2
5

6

9

5
4

3
2

1
9

9

5
3

3
1

1
7

87


8
8

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

3
9
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5
8

M

4
5

6
4

2
3

5
0

2
0

6

9

3
8

2
3

1
2

9

3
7

2
1

1
4

3
9
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

5
9

F

7
7

1
0
5

3
7

1
7
0

3
1

6

9

6
0

3
8

2
1

9

6
0

3
4

2
0

3
9
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6
0

F

7
5

1
1
0

3
9

1
8
0

3
2

6

9

6
6

4
0

2
1

9

6
5

4
0

2
3

3
9
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6
1

F

7
0

1
0
0

3
5

1
5
0

2
9

6

9

6
5

3
7

2
4

9

5
5

3
0

1
8

3
9
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6
2

F

7
0

1
0
0

3
6

1
3
0

2
9

6

9

6
2

3
6

2
1

9

6
0

3
5

1
9

3
9
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6
3

F

6
5

9
4

3
3

1
3
0

3
0

6

9

5
8

3
2

2
0

9

5
6

3
2

1
8

3
9
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6
4

F

5
5

7
6

2
8

8
0

2
4

6

9

4
9

2
8

1
7

9

4
8

2
8

1
6

3
9
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6
5

F

6
0

8
8

3
2

1
0
0

2
5

6

9

5
5

3
2

2
1

9

5
1

2
9

1
7

3
9
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6
6

F

7
2

1
0
3

3
7

1
5
0

3
0

6

9

6
4

3
7

2
3

9

6
2

3
6

2
0

3
9
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6
7

F

7
3

1
0
2

3
8

1
6
0

2
1

6

9

6
0

3
5

2
0

9

5
9

3
3

2
1

4
0
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6
8

M

4
6

7
1

2
4

5
0

2
1

6

9

4
1

2
5

1
3

9

4
6

2
8

1
6

4
0
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

6
9

M

4
5

6
2

2
3

5
0

2
0

6

9

4
0

2
5

1
4

9

3
9

2
3

1
2

4
0
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7
0

F

6
1

8
5

3
2

1
5
0

2
5

6

9

5
4

3
2

2
1

9

5
1

2
9

1
8

4
0
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7
1

M

7
2

9
6

3
6

1
9
0

3
0

6

9

7
1

4
1

3
1

9

6
5

3
9

2
5

4
0
4

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7
2

F

7
5

1
4
0

3
7

1
7
0

3
2

6

9

6
9

4
1

2
2

9

5
7

2
8

2
3

4
0
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7
3

F

6
1

8
6

3
0

1
1
0

2
6

6

9

5
5

3
2

1
9

9

5
2

3
1

1
8

4
0
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7
4

M

7
0

9
7

3
5

1
6
0

2
8

6

9

6
5

3
6

2
6

9

6
6

3
9

2
4

4
0
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7
5

F

7
0

9
4

3
6

1
6
0

2
8

6

9

6
5

4
0

2
2

9

6
1

3
6

2
0

4
0
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7
6

M

7
2

9
4

3
5

1
7
0

3
0

7

9

6
9

4
2

2
6

9

7
1

4
2

3
0

4
0
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7
7

F

6
7

9
2

3
4

1
2
0

2
7

6

9

5
8

3
5

1
8

9

5
8

3
3

2
0

4
1
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7
8

M

6
5

9
4

3
4

1
4
0

2
9

6

9

6
3

3
8

2
5

9

6
3

3
9

2
2

4
1
1

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

7
9

M

7
1

9
7

3
4

1
4
0

3
0

6

9

6
1

3
7

2
1

9

6
0

3
4

1
8

4
1
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

8
0

M

7
7

9
2

3
5

1
6
0

2
7

6

9

6
1

3
7

2
5

9

5
9

3
6

2
1

4
1
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

0
4
/
0
3
/
2
0
0
9

B
o
n
e
,

S
u
l
s
e
l

8
1

M

6
0

8
2

3
1

1
1
0

2
7

6

9

5
2

3
0

2
1

9

5
4

3
2

1
8

4
1
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1

F

8
4

1
2
4

4
3

2
6
0

3
6

6

9

7
8

4
7

2
6

9

7
7

4
8

2
8

4
1
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2

F

9
4

1
4
4

4
8

4
2
0

3
4

6

9

8
7

5
5

2
8

9

9
2

5
6

3
3

4
1
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

3

F

9
0

1
3
4

4
6

3
3
0

3
7

6

9

8
4

5
0

3
1

9

7
9

4
8

2
6

4
1
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

4

F

8
1

1
2
2

4
1

1
5
0

3
3

6

9

7
7

4
6

2
5

9

7
3

4
4

3
3

88


8
9

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

4
1
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

5

F

9
2

1
3
7

4
7

3
6
0

3
6

6

9

8
4

5
2

3
3

9

7
8

4
8

2
9

4
1
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

6

F

9
1

1
3
3

4
7

3
4
0

3
6

6

9

8
3

5
1

3
0

9

7
8

4
7

2
6

4
2
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

7

F

9
1

1
3
5

4
5

3
2
0

3
6

6

9

7
6

4
6

2
7

9

8
2

4
9

3
1

4
2
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

8

M

8
7

1
2
7

4
7

4
3
0

3
7

6

9

1
1
3

7
0

4
8

9

9
8

5
9

4
3

4
2
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

9

M

8
1

1
1
6

4
1

2
6
0

3
5

6

9

8
6

5
5

3
4

9

7
7

4
5

2
9

4
2
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1
0

M

8
1

1
2
1

4
1

2
7
0

3
4

6

9

8
2

5
0

2
7

9

8
3

5
0

3
0

4
2
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1
1

M

8
1

1
1
6

4
1

2
7
0

3
5

6

9

8
9

5
3

3
4

9

8
2

4
8

3
1

4
2
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1
2

M

8
1

1
1
6

4
2

2
6
0

3
6

6

9

8
2

5
1

3
3

9

7
5

4
5

3
1

4
2
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1
3

M

9
2

1
3
4

4
7

3
6
0

3
7

6

9

9
2

5
6

3
8

9

8
8

5
4

3
3

4
2
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1
4

M

9
5

1
3
9

4
8

4
4
0

3
8

6

9

1
0
5

6
4

3
7

9

9
8

6
0

3
5

4
2
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1
5

M

8
5

1
2
4

4
3

3
4
0

3
5

6

9

1
0
2

6
2

4
2

9

9
6

5
8

4
0

4
2
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1
6

F

8
7

1
2
9

4
5

3
1
0

3
4

6

9

8
1

4
9

3
0

9

7
6

4
7

2
5

4
3
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1
7

M

8
0

1
1
6

4
0

2
6
0

3
4

6

9

8
3

4
9

3
0

9

7
7

4
6

2
7

4
3
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1
8

F

9
9

1
4
4

5
4

4
4
0

3
9

6

9

8
8

5
3

3
6

9

8
2

5
1

3
2

4
3
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

1
9

F

9
4

1
3
5

5
0

3
6
0

3
7

6

9

8
6

5
2

3
1

9

7
3

4
1

2
8

4
3
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2
0

M

8
4

1
2
2

4
5

3
6
0

3
6

6

9

1
0
6

6
5

4
1

9

9
2

5
5

3
7

4
3
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2
1

F

8
8

1
3
2

4
6

3
0
0

3
8

6

9

8
1

4
8

3
2

9

7
5

4
5

2
7

4
3
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2
2

F

8
0

1
2
1

4
1

2
4
0

3
2

6

9

7
5

4
5

2
5

9

7
0

4
2

2
3

4
3
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2
3

M

8
6

1
2
4

4
4

3
2
0

3
7

6

9

7
7

4
8

2
6

9

9
0

5
5

3
8

4
3
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2
4

F

9
0

1
3
5

4
6

3
1
0

3
8

6

9

8
1

5
0

3
1

9

7
6

4
5

2
8

4
3
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2
5

F

9
4

1
3
7

4
7

3
9
0

3
9

6

9

8
2

4
7

3
0

9

8
6

4
8

3
1

4
3
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2
6

M

9
2

1
3
5

4
8

4
2
0

4
0

6

9

9
9

5
8

4
0

9

9
1

5
4

3
5

4
4
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2
7

M

9
0

1
3
2

4
5

3
0
0

3
8

6

9

9
5

5
9

3
9

9

8
6

5
1

3
5

4
4
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2
8

M

7
4

1
1
1

3
9

2
4
0

3
3

6

9

9
2

5
6

3
7

9

8
4

5
0

3
2

4
4
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

2
9

F

8
7

1
3
0

4
5

2
9
0

3
5

6

9

7
6

4
7

2
6

9

8
0

4
5

2
9

4
4
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

0
5
/
0
3
/
2
0
0
9

K
a
l
b
a
r

3
0

M

8
1

1
1
6

4
1

1
2
0

3
5

6

9

8
0

4
7

3
1

9

7
5

4
5

2
9

4
4
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1

F

6
8

9
9

3
7

1
4
0

3
0

6

9

6
3

3
9

2
2

9

6
2

3
7

1
9

4
4
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2

F

7
0

9
7

3
6

1
4
0

3
1

6

9

6
4

3
7

2
1

9

6
6

3
9

2
4

89


9
0

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

4
4
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3

F

6
6

9
8

3
4

1
3
0

3
0

6

9

6
0

3
5

2
1

9

6
3

3
7

2
3

4
4
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4

M

6
6

9
3

3
4

1
5
0

3
1

6

9

7
3

4
5

2
7

9

7
6

4
6

3
1

4
4
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5

F

6
8

1
0
1

3
6

1
2
0

3
1

6

9

6
6

3
9

2
3

9

6
1

3
6

2
0

4
4
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

7

M

6
8

9
5

3
3

1
0
0

3
1

6

9

5
6

3
4

2
1

9

6
9

4
0

2
5

4
5
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

9

M

6
8

9
8

3
4

1
3
0

3
0

6

9

7
1

4
3

2
6

9

6
5

3
9

2
4

4
5
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
1

F

7
1

1
0
1

4
1

1
6
0

3
1

6

9

6
5

4
0

2
4

9

6
2

3
7

2
0

4
5
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
2

F

6
6

9
5

3
5

1
1
0

2
9

6

9

6
3

3
8

2
3

9

5
9

3
5

1
8

4
5
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
3

F

6
8

9
8

3
5

1
2
0

2
9

6

9

6
2

3
5

1
9

9

5
8

3
3

1
7

4
5
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
4

M

6
8

9
7

3
5

1
6
0

3
2

6

9

8
0

4
8

3
5

9

7
3

4
4

3
0

4
5
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
6

M

7
0

1
0
3

3
4

1
4
0

3
0

6

9

7
4

4
4

2
9

9

6
8

4
1

2
5

4
5
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
7

M

7
0

9
6

3
2

1
0
0

2
9

6

9

6
6

3
8

2
3

9

6
0

3
4

1
9

4
5
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
8

M

6
4

9
1

3
3

1
1
0

3
0

6

9

6
3

3
8

2
2

9

6
8

4
2

2
6

4
5
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

1
9

F

7
1

9
9

3
5

1
3
0

3
1

6

9

5
5

3
2

1
6

9

6
3

3
8

2
2

4
5
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
0

F

6
7

1
0
1

3
4

1
2
0

2
9

6

9

6
5

3
8

2
3

9

6
2

3
7

2
1

4
6
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
1

M

7
0

1
0
3

3
7

1
6
0

3
2

6

9

7
0

4
1

2
6

9

6
9

4
1

2
2

4
6
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
2

F

7
2

1
0
2

3
7

1
6
0

3
1

6

9

6
4

3
9

2
3

9

6
3

3
7

2
0

4
6
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
3

F

6
8

1
0
3

3
1

1
1
0

3
2

5

9

5
1

3
2

1
6

9

5
7

3
5

2
1

4
6
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
4

F

6
6

9
0

3
3

1
1
0

2
9

6

9

5
9

3
5

1
7

9

6
1

3
5

2
0

4
6
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
5

M

5
7

8
0

3
0

8
0

2
6

6

9

5
3

3
5

1
8

9

5
0

3
0

1
6

4
6
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
6

F

7
7

1
1
2

3
7

1
4
0

3
2

6

9

6
7

3
9

2
5

9

6
4

4
0

2
1

4
6
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
7

M

7
2

1
0
5

3
7

1
8
0

3
0

6

9

8
3

5
1

3
6

9

7
5

4
6

3
0

4
6
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
8

M

9
7

1
5
0

3
5

1
6
0

3
4

6

9

6
5

4
0

2
2

9

6
6

3
9

2
5

4
6
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

2
9

F

6
6

9
6

3
5

1
2
0

2
9

6

9

6
0

3
5

2
1

9

5
9

3
5

2
8

4
6
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
0

F

7
3

1
0
2

3
7

1
5
0

3
1

6

9

6
8

4
3

2
4

9

6
5

3
7

1
9

4
7
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
1

F

7
4

1
0
4

3
5

1
4
0

3
1

6

9

6
7

3
8

2
1

9

6
2

3
3

2
2

4
7
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
2

F

7
6

9
9

3
4

1
4
0

2
8

6

9

6
1

3
6

2
2

9

5
9

3
5

1
9

4
7
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
3

F

7
3

1
0
3

3
9

1
4
0

3
1

6

9

6
4

3
7

2
3

9

6
1

3
5

2
0

4
7
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
4

F

6
6

9
9

3
5

1
1
0

2
9

6

9

6
2

3
8

2
1

9

5
8

3
4

1
9

90


9
1

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

4
7
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
5

F

6
3

9
0

3
2

9
0

2
7

6

9

5
7

3
5

1
9

9

5
5

3
2

1
7

4
7
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
6

M

5
9

8
3

3
0

8
0

2
6

6

9

5
6

3
3

1
9

9

5
4

3
1

1
6

4
7
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
7

F

7
3

1
0
4

3
8

1
7
0

3
1

6

9

6
8

4
1

2
5

9

6
3

3
8

1
9

4
7
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
8

F

6
9

1
0
2

3
5

1
5
0

2
8

6

9

6
5

3
9

2
3

9

6
1

3
6

2
0

4
7
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

3
9

F

7
2

1
0
3

3
7

1
5
0

3
1

6

9

5
6

3
3

1
7

9

6
7

4
0

2
2

4
7
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4
0

F

7
5

1
1
5

3
7

1
3
0

3
2

6

9

6
7

4
0

2
2

9

6
3

3
7

2
1

4
8
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4
1

F

7
3

1
0
9

3
1

1
2
0

3
1

6

9

6
5

3
9

2
1

9

6
6

4
0

2
3

4
8
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4
2

M

7
2

1
0
6

3
7

1
6
0

3
0

6

9

6
9

4
2

2
5

9

6
6

4
1

2
2

4
8
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4
3

M

7
0

1
0
1

3
5

1
0
0

3
0

6

9

6
9

4
3

2
6

9

6
5

3
9

2
3

4
8
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4
4

F

7
0

1
0
3

3
6

1
2
0

3
1

6

8

6
8

4
0

2
5

9

6
2

3
7

2
0

4
8
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4
5

F

7
6

1
0
4

3
9

1
5
0

3
2

6

9

6
5

3
8

2
3

9

6
3

3
7

2
2

4
8
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4
6

F

6
4

9
3

2
8

1
0
0

2
8

6

9

5
8

3
3

2
1

9

5
7

3
4

1
9

4
8
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4
7

M

6
8

1
0
0

3
4

1
1
0

2
9

6

9

6
9

4
1

2
6

9

6
7

4
1

2
3

4
8
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4
8

M

6
3

9
4

3
2

9
0

2
8

6

9

6
8

4
3

2
6

9

6
8

4
3

2
7

4
8
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

4
9

F

7
1

1
0
1

3
7

1
4
0

3
1

6

9

6
4

3
8

2
1

9

6
1

3
5

2
0

4
8
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5
0

F

6
9

1
0
1

3
6

1
4
0

2
9

6

9

6
0

3
5

2
1

9

5
7

3
2

1
8

4
9
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5
1

M

7
1

1
0
3

3
7

1
5
0

3
1

6

9

7
2

4
3

2
8

9

6
7

4
1

2
4

4
9
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5
2

F

7
3

1
0
8

3
8

1
5
0

3
1

6

9

7
3

4
4

2
5

9

6
9

4
1

2
2

4
9
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5
3

F

6
8

9
6

3
5

1
1
0

3
1

6

9

5
8

3
4

1
9

9

5
6

3
3

1
8

4
9
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5
4

F

6
7

9
6

3
5

1
2
0

2
9

6

9

6
3

3
8

2
3

9

5
7

3
3

1
9

4
9
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5
5

M

6
8

1
0
2

3
4

1
0
0

2
9

6

9

6
6

4
1

2
3

9

6
0

3
5

2
1

4
9
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5
6

F

6
8

1
0
5

3
6

1
2
0

3
0

6

9

6
1

3
6

2
3

9

5
9

3
5

2
0

4
9
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5
7

F

7
2

1
0
1

3
7

1
2
0

3
1

6

9

5
4

2
9

2
3

9

6
1

3
5

1
9

4
9
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5
8

F

7
1

1
0
8

3
6

1
4
0

3
2

6

7

6
4

3
9

2
1

9

6
9

4
0

2
5

4
9
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

5
9

M

7
0

1
0
0

3
5

1
3
0

3
0

6

9

7
2

4
3

2
6

9

6
7

4
0

2
2

4
9
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6
0

F

6
8

1
0
0

3
5

1
2
0

2
9

6

9

6
6

3
9

2
4

9

6
3

3
7

2
1

5
0
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6
1

M

6
8

9
8

3
4

1
3
0

3
1

6

9

6
7

3
8

2
5

9

5
5

2
9

2
2

5
0
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6
2

F

6
5

9
8

3
4

1
4
0

3
0

6

9

6
3

3
7

2
2

9

5
9

3
5

1
8

91


9
2

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

5
0
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6
3

M

6
7

9
7

3
5

1
3
0

2
9

6

9

6
7

4
0

2
3

9

6
9

4
2

2
6

5
0
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6
4

F

7
2

1
0
3

3
7

1
3
0

3
1

6

9

6
3

3
5

2
2

9

6
2

3
7

1
9

5
0
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6
5

F

7
0

1
0
8

3
5

1
2
0

3
1

6

9

6
2

3
6

2
1

9

5
5

3
3

1
8

5
0
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6
6

F

7
1

1
0
9

3
6

1
3
0

3
0

6

9

6
8

4
0

2
4

9

5
9

3
4

2
0

5
0
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6
7

M

6
5

9
3

3
3

9
0

2
8

6

9

6
0

3
5

2
0

9

4
7

2
7

1
9

5
0
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6
8

F

6
3

9
4

3
2

1
1
0

2
6

6

9

5
5

3
4

1
9

9

5
5

3
3

1
7

5
0
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

6
9

F

7
5

1
0
6

3
8

1
6
0

3
1

6

9

7
0

4
2

2
3

9

6
3

3
6

1
9

5
0
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

7
1

F

7
3

1
0
2

3
8

1
1
0

3
0

6

9

6
4

3
7

2
1

9

6
4

3
7

2
2

5
1
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

7
2

F

7
4

1
0
4

3
8

1
2
0

3
1

6

9

6
2

3
5

2
0

9

6
4

3
7

2
1

5
1
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

7
3

F

6
9

1
0
2

3
7

1
6
0

3
1

6

9

6
6

4
0

2
1

9

6
3

3
6

1
9

5
1
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

S
a
m
a
r
i
n
d
a
,

K
a
l
T
i
m

7
4

M

6
2

9
0

3
1

1
0
0

2
7

6

9

6
5

3
9

2
5

9

5
9

3
5

2
0

5
1
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

1

M

1
0
4

1
5
0

5
2

7
4
0

4
2

6

9

1
2
6

7
8

5
3

9

1
2
5

7
8

5
0

5
1
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

2

F

6
2

8
7

3
3

1
1
0

2
8

6

9

5
8

3
5

2
1

9

5
4

3
1

1
7

5
1
5

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

3

M

7
2

9
7

3
8

2
1
0

3
1

6

9

7
4

4
4

3
0

9

7
0

4
3

2
3

5
1
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

4

M

7
2

1
0
4

3
8

2
4
0

3
2

6

9

7
2

4
6

2
8

9

8
0

4
9

3
3

5
1
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

5

M

7
0

9
9

3
6

1
2
0

3
1

6

9

6
7

4
0

2
6

9

6
6

4
0

2
3

5
1
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

6

?

6
3

9
5

3
1

1
1
0

2
7

6

9

5
9

3
4

2
1

9

5
5

3
3

1
9

5
1
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

7

F

8
6

1
0
9

3
8

1
6
0

2
5

6

9

6
1

3
6

1
7

9

6
5

3
8

2
1

5
2
0

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

8

M

6
9

9
4

3
6

1
5
0

3
0

6

9

6
5

4
1

2
8

9

6
3

3
9

2
4

5
2
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

9

F

6
9

9
8

3
5

1
1
0

2
8

6

9

6
0

3
5

2
2

9

5
8

3
3

2
0

5
2
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

1
0

M

7
0

9
8

4
1

2
2
0

2
9

6

9

8
0

4
7

3
3

9

7
6

4
0

2
8

5
2
3

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

1
1

M

9
0

1
2
5

4
8

3
6
0

3
5

6

9

1
0
0

6
3

4
3

9

9
8

6
0

3
9

5
2
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

1
2

F

7
1

1
0
4

4
1

1
6
0

3
0

6

9

6
7

4
3

2
7

9

6
2

3
6

2
2

5
2
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

1
3

M

9
1

1
3
4

4
5

3
2
0

3
6

6

9

1
0
0

5
9

3
9

9

9
4

5
9

3
5

5
2
6

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

1
4

M

6
9

9
6

3
6

1
9
0

3
4

6

9

7
4

4
5

3
2

9

7
0

4
5

2
7

5
2
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

1
6

F

8
7

1
2
9

4
5

2
4
0

3
6

6

9

8
0

4
5

2
7

9

8
0

4
8

2
9

5
2
8

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

1
9

M

6
8

9
5

3
6

1
8
0

2
9

6

9

6
3

3
7

2
6

9

7
1

4
6

3
0

5
2
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

2
1

F

8
1

1
2
0

4
4

2
6
0

3
4

6

9

7
4

4
3

2
7

9

7
4

4
4

2
4

92


9
3

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

5
3
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

2
2

F

8
6

1
3
1

4
5

2
7
0

3
6

6

9

8
2

5
2

2
9

9

8
0

4
7

3
2

5
3
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

2
3

M

7
0

9
7

3
4

1
4
0

2
7

6

9

6
5

4
1

2
5

9

6
0

4
0

2
1

5
3
2

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

2
4

M

6
4

9
0

3
4

1
3
0

2
7

6

9

5
9

3
6

2
3

9

5
8

3
4

2
1

5
3
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

2
5

F

8
1

1
1
6

4
2

1
7
0

3
4

6

9

6
8

3
9

2
6

9

6
7

3
9

2
3

5
3
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

2
6

F

7
7

1
1
3

4
0

1
6
0

3
2

6

9

6
7

4
2

2
6

9

6
7

3
9

2
2

5
3
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

2
8

F

7
3

1
0
3

3
8

1
7
0

2
9

6

9

6
0

3
4

1
9

9

6
4

3
8

2
2

5
3
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

2
9

F

7
1

1
0
0

3
8

1
7
0

2
9

6

9

6
3

3
9

2
4

9

6
1

3
7

2
0

5
3
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

3
1

M

7
0

1
0
0

3
4

1
5
0

3
0

6

9

6
4

3
9

2
2

9

6
9

4
3

2
3

5
3
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

3
2

F

8
6

1
0
8

3
9

1
7
0

3
0

6

9

6
7

3
7

2
4

9

6
5

3
8

2
1

5
3
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

3
3

F

8
4

1
2
6

4
2

3
1
0

3
3

6

9

8
0

4
9

3
1

9

7
8

4
8

2
8

5
4
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

3
4

F

7
0

9
9

3
7

1
4
0

2
9

6

9

6
0

3
5

2
3

9

5
8

3
3

2
0

5
4
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

3
5

F

8
4

1
1
9

4
4

2
5
0

3
5

6

9

7
3

4
4

2
8

9

7
1

4
1

2
5

5
4
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

3
6

F

7
4

1
1
8

3
9

1
8
0

3
1

6

9

6
5

3
7

2
0

9

6
5

3
8

2
4

5
4
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
2
/
0
3
/
2
0
0
9

M
a
t
a
r
a
m
,

N
T
B

3
7

F

7
6

9
7

3
5

1
3
0

2
7

6

9

5
8

3
3

2
0

9

5
6

3
4

1
7

5
4
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1

F

1
0
2

1
5
2

5
2

4
3
0

4
6

6

9

8
4

5
2

3
2

9

8
9

5
5

3
5

5
4
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

2

M

8
6

1
2
5

4
3

3
0
0

4
0

6

9

8
5

5
0

3
2

9

7
3

4
0

2
6

5
4
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

3

M

1
0
1

1
4
3

5
3

6
6
0

4
6

6

9

1
2
7

7
2

5
6

9

1
2
0

7
2

5
0

5
4
7

S
.

s
e
r
r
a
t
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

4

M

1
0
7

1
4
6

5
3

7
3
0

4
6

6

9

1
0
5

6
0

4
9

9

1
1
6

7
3

5
1

5
4
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

5

M

1
0
7

1
5
4

5
4

8
7
0

4
6

6

9

8
0

1
3
8

6
3

9

1
2
6

7
7

5
5

5
4
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

6

F

9
7

1
4
5

5
0

4
3
0

4
4

6

9

8
7

5
0

3
4

9

8
4

4
9

2
9

5
5
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

7

M

1
0
5

1
4
6

5
3

8
0
0

4
5

6

9

1
2
3

7
2

5
4

9

1
2
7

7
8

6
2

5
5
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

8

M

9
4

1
3
3

4
6

4
3
0

4
1

6

9

9
2

5
2

3
9

9

8
7

5
6

3
5

5
5
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

9

M

9
0

1
3
1

4
5

4
2
0

4
0

6

9

8
8

5
0

2
9

9

9
0

5
9

3
9

5
5
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
0

F

9
1

1
3
7

4
8

3
9
0

3
9

6

9

8
5

4
9

3
1

9

8
1

5
0

2
9

5
5
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
1

M

9
2

1
3
4

4
6

4
2
0

4
4

6

9

9
4

5
3

3
5

9

9
6

5
8

3
7

5
5
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
2

M

1
1
0

1
5
7

5
3

8
3
0

5
0

6

9

1
2
3

7
1

5
7

9

1
3
1

8
2

6
0

5
5
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
3

M

9
3

1
3
6

4
8

4
7
0

4
3

6

9

1
0
6

6
2

4
5

9

9
2

6
0

3
8

5
5
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
4

M

9
5

1
4
0

4
8

4
5
0

4
3

6

9

7
9

4
7

3
4

9

8
2

5
5

3
6

93


9
4

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

5
5
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
5

M

9
3

1
3
9

4
5

4
2
0

4
3

6

9

8
9

5
5

3
9

9

8
3

5
3

3
5

5
5
9

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
6

M

9
7

1
3
5

5
0

4
7
0

4
5

6

9

8
6

4
7

3
7

9

8
0

5
0

3
0

5
6
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
7

M

8
4

1
2
0

4
2

2
9
0

4
0

6

9

8
1

4
2

3
5

9

8
0

4
9

3
0

5
6
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
8

F

9
3

1
3
6

4
9

3
7
0

4
1

6

9

8
2

4
8

3
2

9

7
4

4
6

2
8

5
6
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

1
9

M

1
0
9

1
5
3

5
2

8
1
0

5
0

6

9

1
3
3

8
0

6
2

9

1
2
2

8
2

5
6

5
6
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

2
0

F

9
5

1
4
0

5
1

3
6
0

4
3

6

9

7
3

4
0

2
5

9

8
3

5
0

3
0

5
6
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

2
1

M

8
5

1
2
8

4
0

2
8
0

3
8

6

9

8
3

4
5

3
1

9

8
2

4
7

3
0

5
6
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

2
2

M

8
9

1
3
0

4
4

3
8
5

3
8

6

9

9
2

5
4

3
3

9

8
0

4
9

2
8

5
6
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

1
5
/
0
5
/
2
0
0
9

B
i
n
t
u
n
i
,

P
a
p
u
a

2
3

M

9
4

1
3
2

4
6

4
5
0

4
2

6

9

1
0
0

6
0

4
1

9

9
6

6
1

3
7

5
6
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1

M

9
9

1
3
8

5
3

6
0
0

4
0

6

1
0

1
1
5

6
5

4
5

9

1
0
6

6
8

4
5

5
6
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2

F

8
7

1
2
9

4
5

2
7
0

3
4

6

9

7
0

4
1

2
7

9

6
5

4
1

2
4

5
6
9

S
.

s
e
r
r
a
t
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

3

M

9
6

1
3
4

5
1

5
4
0

3
9

6

9

1
0
5

6
2

4
4

9

1
0
5

6
1

4
2

5
7
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

4

M

8
0

1
1
5

4
1

2
5
0

3
1

6

9

7
1

4
6

3
1

8

8
0

4
5

2
7

5
7
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

5

F

8
4

1
2
5

4
5

2
4
0

3
3

6

9

5
0

2
7

1
9

9

6
8

4
2

2
7

5
7
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

6

F

7
9

1
1
8

4
2

2
1
0

3
0

6

9

6
9

4
0

2
7

9

6
3

4
0

2
3

5
7
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

7

M

8
0

1
1
4

4
0

2
6
0

3
2

6

9

7
1

4
7

2
9

8

7
1

4
6

2
6

5
7
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

8

M

7
6

1
1
0

4
2

2
5
0

3
2

6

9

8
0

4
7

3
3

9

7
8

4
7

3
0

5
7
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

9

F

6
4

9
0

3
3

1
2
0

2
6

6

9

5
8

3
4

2
3

9

5
2

3
2

1
8

5
7
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
0

F

7
4

1
1
1

4
0

1
9
0

3
1

6

9

6
2

3
7

2
3

9

6
0

3
7

2
0

5
7
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
1

M

8
6

1
2
3

4
4

3
5
0

3
4

6

9

8
9

5
5

3
8

9

8
6

5
3

3
4

5
7
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
2

F

8
8

1
2
9

4
6

2
8
0

3
5

6

9

6
7

3
8

2
4

9

6
7

4
0

2
7

5
7
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
3

F

9
0

1
3
2

4
8

3
3
0

3
6

6

9

7
0

4
3

3
1

9

7
5

4
5

2
7

5
8
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
4

F

9
3

1
3
0

4
9

3
1
0

3
5

6

9

6
8

4
0

2
6

9

7
1

4
4

3
0

5
8
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
5

M

8
8

1
2
5

4
5

3
4
0

3
5

6

9

8
6

4
9

3
6

9

8
9

5
5

3
4

5
8
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
6

F

1
0
0

1
4
2

5
2

4
0
0

3
8

6

9

8
2

4
7

3
4

9

7
9

4
8

2
9

5
8
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
7

F

9
4

1
3
8

5
0

3
5
0

3
7

6

1
0

8
0

4
6

3
2

9

7
7

4
6

2
8

5
8
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
8

F

7
1

1
0
1

3
8

1
7
0

2
8

6

9

5
9

3
2

2
3

9

6
0

3
8

2
1

5
8
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

1
9

M

7
1

1
0
1

3
7

1
8
0

3
0

6

9

7
2

4
2

2
9

9

7
0

4
3

2
7

94


9
5

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

5
8
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2
0

M

7
1

1
0
0

3
7

2
0
0

2
8

6

9

7
5

4
4

3
6

9

7
4

4
7

2
8

5
8
7

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2
1

M

8
1

1
1
4

4
2

2
5
0

3
3

6

9

9
0

5
3

3
8

9

8
2

4
9

3
2

5
8
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2
2

M

7
5

1
0
5

4
0

2
1
0

3
1

6

9

7
9

4
4

3
1

9

7
2

4
3

2
7

5
8
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2
3

F

7
6

1
1
1

4
2

1
8
0

3
1

6

9

6
6

4
0

2
5

9

6
5

3
9

2
1

5
9
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2
4

M

6
1

8
6

3
2

1
0
0

2
6

6

9

5
4

3
1

1
9

9

5
4

3
3

2
0

5
9
1

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2
5

M

6
2

9
2

3
3

1
1
0

2
6

6

9

5
9

3
5

2
1

9

5
7

3
5

2
2

5
9
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2
6

F

6
6

9
7

3
5

1
3
0

2
7

6

9

5
7

3
3

2
0

9

5
6

3
5

1
9

5
9
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2
7

M

6
9

2
0

4
8

5
0

2
5

6

9

4
3

2
6

1
6

9

4
3

2
7

1
4

5
9
4

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2
8

F

8
8

1
3
0

4
7

2
8
0

3
6

6

9

6
6

3
7

2
4

9

6
9

4
2

2
8

5
9
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

2
9

F

9
2

1
3
2

4
8

3
4
0

3
6

6

9

7
3

4
4

3
0

9

7
9

4
7

2
7

5
9
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

B
l
a
n
a
k
a
n
,

S
u
b
a
n
g

3
0

F

9
5

1
4
0

5
0

3
8
0

3
7

6

9

8
0

4
9

3
3

9

7
8

4
8

2
8

5
9
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1

F

8
9

1
3
5

4
8

4
0
0

3
7

6

9

7
7

4
5

3
4

9

7
5

4
9

2
6

5
9
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2

M

8
3

1
1
5

4
1

3
4
0

3
6

6

9

9
5

5
5

3
6

9

8
5

5
6

3
5

5
9
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

3

F

9
0

1
3
1

4
8

3
6
0

3
8

5

9

7
7

4
4

2
6

9

7
0

4
6

2
8

6
0
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

4

F

7
2

1
0
6

3
7

1
9
0

3
1

6

9

5
5

3
1

2
4

9

6
1

3
9

2
2

6
0
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

5

F

8
1

1
2
2

4
2

2
7
0

3
3

6

9

6
6

3
8

2
7

9

6
6

4
1

2
2

6
0
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

6

M

8
9

1
2
3

5
1

4
2
0

3
8

6

9

9
8

5
7

4
5

9

9
3

6
1

3
8

6
0
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

7

M

9
0

1
2
5

4
6

4
3
0

3
1

6

9

9
1

5
3

3
8

9

9
3

5
8

3
9

6
0
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

8

M

7
3

1
0
5

4
3

2
2
0

3
0

6

9

6
3

3
8

2
6

9

6
1

3
9

2
3

6
0
5

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

9

M

6
6

9
1

3
6

1
1
0

2
7

6

9

6
0

3
7

2
5

9

4
9

3
1

1
8

6
0
6

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
0

M

7
9

1
1
1

4
1

2
5
0

3
1

6

9

7
9

4
8

3
1

9

8
1

5
1

3
3

6
0
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
1

M

9
7

1
3
4

5
2

6
7
0

3
9

6

9

1
0
3

6
0

4
9

9

9
9

6
3

4
4

6
0
8

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
2

M

8
3

1
1
6

4
3

3
5
0

3
2

6

9

8
6

5
0

3
8

9

8
2

5
0

3
4

6
0
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
3

F

9
1

1
3
2

4
8

3
7
0

3
5

6

9

7
4

4
3

3
2

9

7
3

4
5

2
9

6
1
0

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
4

F

8
4

1
2
1

4
6

3
4
0

3
3

6

9

7
3

4
2

3
2

9

6
2

4
0

2
3

6
1
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
5

M

6
9

9
5

3
6

1
9
0

2
8

6

9

6
1

3
7

2
4

9

6
1

3
8

2
1

6
1
2

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
6

M

8
4

1
1
8

4
5

3
6
0

3
1

6

9

8
7

5
1

4
2

9

8
8

5
6

3
6

6
1
3

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
7

F

7
2

1
0
3

3
8

1
9
0

2
8

6

9

6
0

3
5

2
1

9

6
3

4
0

2
3

95


9
6

N
o
.

J
e
n
i
s

T
a
n
g
g
a
l

A
s
a
l

d
a
e
r
a
h

N
o
.

S
e
x

P

(
m
m
)

L

(
m
m
)

T

(
m
m
)

B

(
g
r
a
m
)

P

o
r
b

(
m
m
)


S
O


S
C
R

P

c
r

(
m
m
)

P

p
r

(
m
m
)

T

c
r

(
m
m
)


S
C
L

P

c
l

(
m
m
)

P

p
l

(
m
m
)

T

c
l

(
m
m
)

6
1
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
8

F

8
1

1
1
8

4
3

2
9
0

3
0

6

9

6
5

3
9

2
2

9

6
6

4
2

2
6

6
1
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

1
9

F

8
0

1
1
7

4
3

2
6
0

3
1

6

9

7
1

4
3

2
8

9

6
7

4
3

2
3

6
1
6

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
0

M

6
9

1
0
0

3
6

2
0
0

2
7

6

9

6
3

4
0

2
4

9

6
1

3
9

2
3

6
1
7

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
1

M

7
1

9
8

3
8

2
2
0

3
0

6

9

6
7

4
2

2
7

9

7
0

4
3

2
8

6
1
8

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
2

M

8
5

1
2
0

4
6

3
6
0

3
4

6

9

7
1

4
2

2
6

7

9
0

5
7

4
1

6
1
9

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
3

F

6
4

9
0

3
4

1
2
0

2
5

6

9

5
7

3
5

2
3

9

5
5

3
4

1
9

6
2
0

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
4

M

6
5

9
1

3
3

1
2
0

2
6

6

9

5
1

2
8

1
8

9

6
2

3
3

3
2

6
2
1

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
5

F

6
9

1
0
0

3
7

1
0
0

2
7

6

9

5
6

3
3

1
5

9

5
6

3
5

2
0

6
2
2

S
.

o
c
e
a
n
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
6

M

8
8

1
2
7

4
6

3
8
0

3
5

6

9

8
0

4
3

4
0

1
0

8
0

5
1

3
3

6
2
3

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
7

F

8
7

1
3
0

4
7

3
7
0

3
3

6

9

6
8

4
0

2
7

9

6
6

4
1

2
5

6
2
4

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
8

F

8
3

1
2
2

4
4

3
3
0

3
2

6

9

7
1

4
2

2
7

9

6
4

4
0

2
5

6
2
5

S
.

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

3
0
/
0
5
/
2
0
0
9

G
e
b
a
n
g
,

C
i
r
e
b
o
n

2
9

M

8
4

1
1
8

4
5

3
7
0

3
2

6

9

9
2

5
7

3
7

9

8
5

5
5

3
4

L
a
m
p
i
r
a
n

6
.

D
i
s
t
r
i
b
u
s
i

f
r
e
k
u
e
n
s
i

p
a
n
j
a
n
g

k
a
r
a
p
a
s

t
i
a
p

s
p
e
s
i
e
s
.

1
.

S
c
y
l
l
a

s
e
r
r
a
t
a

F
r
e
k
u
e
n
s
i

(
e
k
o
r
)





S
e
l
a
n
g

k
e
l
a
s

(
m
m
)

N
i
l
a
i

t
e
n
g
a
h

(
m
m
)

P
i
d
i

J
a
m
b
i

C
i
l
a
m
a
y
a

B
l
a
n
a
k
a
n

G
e
b
a
n
g

A
m
b
u
l
u

M
a
t
a
r
a
m

S
a
m
a
r
i
n
d
a

J
a
y
a
p
u
r
a

T
e
l
u
k

B
i
n
t
u
n
i

M
a
r
o
s

B
o
n
e

3
4
-
4
4

3
9

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

4
5
-
5
5

5
0

2

0

8

1

0

1

0

0

0

0

1
2

3

5
6
-
6
6

6
1

6

0

1
0

2

6

1
1

1

0

0

0

8

2
0

6
7
-
7
7

7
2

2

4

1
0

8

5

3

7

1

0

0

4

3
1

7
8
-
8
8

8
3

0

5

7

7

6

4

1

1

6

0

1

0

8
9
-
9
9

9
4

0

0

1

2

6

3

1

0

0

2

0

0

1
0
0
-
1
1
0

1
0
5

0

0

0

0

1

1

0

0

0

2

0

0



96


9
7

2
.


S
c
y
l
l
a

t
r
a
n
q
u
e
b
a
r
i
c
a

F
r
e
k
u
e
n
s
i

(
e
k
o
r
)

S
e
l
a
n
g

k
e
l
a
s

(
m
m
)

N
i
l
a
i

t
e
n
g
a
h

(
m
m
)

B
l
a
n
a
k
a
n

G
e
b
a
n
g

M
a
t
a
r
a
m

K
a
l
i
m
a
n
t
a
n

B
a
r
a
t

S
a
m
a
r
i
n
d
a

B
o
n
e

M
a
r
o
s

J
a
y
a
p
u
r
a

T
e
l
u
k

B
i
n
t
u
n
i

P
i
d
i

4
1
-
5
3

4
7

0

0

0

0

0

1

7

0

0

3
9

5
4
-
6
6

6
0

1

1

1

0

8

2

4

0

0

2
2

6
7
-
7
9

7
3

9

6

7

0

2
1

2

1

0

0

3

8
0
-
9
2

8
6

7

1
6

5

0

0

0

0

1

1

0

9
3
-
1
0
5

9
9

4

1

1

1

0

0

0

0

3

0

1
0
6
-
1
1
8

1
1
2

0

0

0

0

0

0

0

0

2

0

3
.


S
c
y
l
l
a

o
c
e
a
n
i
c
a

F
r
e
k
u
e
n
s
i

(
e
k
o
r
)

S
e
l
a
n
g

k
e
l
a
s

(
m
m
)

N
i
l
a
i

t
e
n
g
a
h

(
m
m
)

P
i
d
i

B
i
n
t
a
n

J
a
m
b
i

B
l
a
n
a
k
a
n

G
e
b
a
n
g

M
a
t
a
r
a
m

B
o
n
e

M
a
r
o
s

J
a
y
a
p
u
r
a

T
e
l
u
k

B
i
n
t
u
n
i

K
a
l
i
m
a
n
t
a
n

B
a
r
a
t

S
a
m
a
r
i
n
d
a

4
1
-
5
3

4
7

6

0

0

0

0

0

1
2

6

0

0

0

0

5
4
-
6
6

6
0

2

0

1

3

2

0

2

1
1

0

1

0

8

6
7
-
7
9

7
3

0

1

1

0

2

3

1

0

1

1

1

4
5

8
0
-
9
2

8
6

0

3

1

4

2

3

0

3

1

2
0

2
4

1
1

9
3
-
1
0
5

9
9

0

1

0

1

0

0

0

0

3

1
8

4

3

1
0
6
-
1
1
8

1
1
2

0

0

0

0

0

0

0

0

2

5

0

0


97

You might also like