You are on page 1of 6

Nama-nama gubernur aceh.

1.Teungku nyak Arif priode 1945-1946.


2.Teungku Daud Syah priode 1947-1948.
3.Tgk.Daud Beureueh priode 1948-1951.
4.Danu Broto priode 1951-1952.
5.Teungku Sulaiman Daud priode 1952-1953.
6.Abdul Wahab priode 1953-1955.
7.Abdul Razak priode 1955-1956.
8.Aly Hasjmy priode 1957-1964.
9.Nyak Adam Kamil priode 1964-1966.
10.H.Hasbi Wahidi priode 1966-1967.
11.A.Muzakkir Walad priode 1967-1978.
12.Prof.Dr.A.Madjid Ibrahim priode 1978-1981
13.Eddy Sabhara 1981 pejabat sementara.
14.H.Hadi Thayeb priode 1981-1986.
15.Prof.Dr.Ibrahim Hasan priode 1986-1993.
16.Pof.Dr.Syamsudin Mahmud priode 1993-2000.
17Ramli Ridwan priode 21 juni 2000-November 2000.
18.Abdullah Puteh priode November 2000-19 juli 2004.
19.Azwar Abubakar priode 19 juli 2004-30 desember 2005.
20.Mustafa Abubakar priode 30 Desember2005-5 Februari 2007.
21.Drh.Irwandi Yusuf,M.Sc.priode 8 februari 2007-7 Februari 2012.
22. Dr. Zaini Abdullah ( Periode 2012 2017)
Nama Gubernur Aceh Dari Masa ke Masa
1. Teuku Nyak Arief (1945-1946)
Latar Belakang :
Teuku Nyak Arief dilahirkan di Ul Lheue, Kutaraja
(sekarang Banda Aceh) pada tanggal 17 Juli 1899. Ayahnya
adalah seorang Ul Balang bernama Teuku Nyak Banta,
ibunya bernama Cut Nyak Rayeuk. Kedudukan Teuku Nyak
Banta adalah sebagai Panglima Sagi 26 Mukim wilayah Aceh
Besar. Teuku Nyak Arief merupakan anak yang ke 3 dari 5
bersaudara, adapun saudara kandung Teuku Nyak Arief adalah
sebagai berikut:
1. Cut Nyak Asmah.
2. Cut Nyak Mariah.
3. Teuku Nyak Arief.
4. Cut Nyak Samsiah.
5. Teuku Mohd. Yusuf.
Teuku Nyak Arief bersekolah di Volksschool (Sekolah Rakyat) Kutaraja, ia melanjutkan
pendidikannya di Sekolah Raja Kweekschool di Bukit Tinggi, dan kemudian Sekolah
Pamongpraja OSVIA di Serang Banten. Sekolah ini khusus diadakan oleh Belanda untuk
anak-anak Raja dan Bangsawan dari seluruh Indonesia. selengkapnya

2. Tgk. Daud Beureueh (1948-1951) Gubernur militer
Latar Belakang :
Teungku Muhammad Daud Beureueh (lahir di Beureueh,
kabupaten Pidie, Aceh, 17 September 1899 meninggal di Aceh,
10 Juni 1987 pada umur 87 tahun) atau yang nama lengkapnya
adalah Teungku Muhammad Daud Beureueh adalah mantan
Gubernur Aceh, pendiri NII di Aceh dan pejuang kemerdekaan
Indonesia.
Ketika PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) didirikan untuk
menentang pendudukan Belanda, Daud Beureueh terpilih sebagai
ketuanya. Pada masa perang revolusi, Daud Beureueh menjabat
sebagai Gubernur Militer Aceh.
Sejak 21 September 1953 sampai dengan 9 Mei 1962, ia melakukan pemberontakan kepada
pemerintah dengan mendirikan NII akibat ketidakpuasannya atas pemerintahan Soekarno.
Namun akhirnya ia kembali ke pangkuan Republik Indonesia setelah dibujuk kembali oleh
Mohammad Natsir.
3. Prof. Dr. A. Madjid Ibrahim (1978-1981)
Latar Belakang :
Prof. Ali Hasjmy (Nama lahir: Muhammad Ali Hasyim) alias Al Hariry, Asmara Hakiki dan
Aria Hadiningsun lahir di Lampaseh, Aceh, 28 Maret 1914 meninggal 18 Januari 1998 pada
umur 83 tahun adalah sastrawan, ulama, dan tokoh daerah Aceh. selengkapnya
4. H. Hadi Thayeb (1981-1986)
Latar Belakang :
Teuku Mohammad Hadi Thayeb (lahir di Peureulak, Aceh, 14 September
1922; umur 89 tahun) adalah putra Teuku Tjhik Haji Mohammad Thayeb,
pejuang Indonesia dan uleebalang terakhir dari Peureulak, Aceh Timur, yang
diasingkan oleh Belanda dari Aceh. Hadi, anak ke-lima dari delapan
bersaudara, mengikuti jejak ayahnya untuk mewujudkan impian kemerdekaan
Indonesia.
Sejak kecil, Hadi bercita-cita menjadi dokter. Setelah menyelesaikan
sekolahnya di HBS Jakarta, ia masuk Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Tetapi, pada masa itu, penjajahan Jepang telah menyusup
permukaan Indonesia. Dengan demikian, Hadi yang termasuk alumni FKUI/Salemba 6,
terpaksa berhenti masa pendidikan kedokterannya pada tanggal 8 Maret 1942. FKUI awalnya
di bentuk oleh Pemertinah Hindia-Belanda pada tanggal 16 Agustus 1927, atas nama
Geneeskundige Hoogeschool. Kedatangan Jepang mengakibatkan penetutupan Sekolah
Tinggi Kedokteran, dan diberi nama Ika Dai Gaku pada tanggal 29 April 1943 kemudian.
Mula-mulanya, Hadi bertugas sebagai Pemimpin Kantor Urusan Indonesia pada tahun 1942
hingga 1945. Selain itu, ia menjadi anggota Seinendan (Barisan Pemuda) dari 1944 sampai
1945. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, Hadi diajak oleh Achmad Soebardjo (Menteri
Luar Negeri Indonesia pertama) untuk membentuk dan mendirikan kantor Departemen Luar
Negeri. Untuk sementara itu, rumah/garasi Achmad Soebardjo di Jl. Cikini no. 80-82 diubah
dan digunakan sebagai kantor Deplu. Sejak itu, Hadi menjadi pegawai permanen di Deplu. Ia
termasuk enam pegawai pertama Deplu (dua diantaranya Bapak Achmad Soebardjo dan Ibu
Herawati Diah).
Hadi dikenal terutama sebagai orang diplomat dalam masa kariernya. Ia menjabat sebagai
Duta Besar Indonesia untuk Italia, Polandia, Arab Saudi, Swiss dan Britania Raya.
Sebelumnya ia ditugaskan sebagai Charg daffaires di Meksiko dan Paris. Selain itu, jabatan
yang pernah diduduki atau diisi oleh Hadi adalah Menteri Perindustrian, Wakil Gubernur
Lemhannas dan Gubernur Aceh. selengkapnya
5. Prof. Dr. Ibrahim Hasan (1986-1993)
Latar Belakang :
Ibrahim Hassan (lahir di Lampoh Weng, Pidie, Nanggroe Aceh
Darussalam, 16 Maret 1935 meninggal di Jakarta, 20 Januari
2007 pada umur 71 tahun) adalah salah satu mantan Menteri
Negara Urusan Pangan/Kabulog dan Gubernur Aceh periode
1986 1993. Ia juga pernah menjabat sebagai rektor Universitas
Syiah Kuala periode 1973 dan 1982. selengkapnya
6. Prof. Dr. Syamsudin Mahmud (1993-21 Juni 2000)
Latar Belakang :
Syamsudin Mahmud (lahir di Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam, 24 April 1935; umur 77
tahun) Gubernur Aceh periode 1993 2000. Ia diangkat sebagai Gubernur Aceh
menggantikan Ibrahim Hassan. selengkapnya



7. Abdullah Puteh November (2000-19 Juli 2004)
Latar belakang :
Abdullah Puteh (lahir di Meunasah Arun, Aceh Timur, 4
Juli 1948; umur 63 tahun), adalah seorang mantan gubernur
Nanggroe Aceh Darussalam,(Aceh sekarang).
Ia pada tanggal 7 Desember 2004 dijebloskan ke Rutan
Salemba, Jakarta karena dituduh melakukan korupsi dalam
pembelian 2 buah helikopter PLC Rostov jenis MI-2 senilai
Rp 12,5 miliar.
Pada 11 April 2005, Puteh divonis hukuman penjara 10 tahun
oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Saat vonis hakim
dibacakan, Puteh berada di rumah sakit karena baru selesai
dioperasi prostatnya. Segera setelah putusan tersebut dikeluarkan, Departemen Dalam Negeri
memberhentikan Puteh sebagai Gubernur. Sebelumnya Puteh hanya dinonaktifkan sementara
sejak 26 Desember 2004
8. Azwar Abubakar (Pj. 19 Juli 2004-30 Desember 2005)
Pejabat Gubernur, mengantikan Abdullah Puteh yang dipenjara 10
tahun karena kasus korupsi
Latar Belakang :
Haji Azwar Abubakar (lahir di Banda Aceh, 21 Juni 1952; umur
59 tahun) adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Indonesia yang ke-14. selengkapnya


9. Mustafa Abubakar (Pj. 30 Desember 2005-Februari 2007)
Latar Belakang :
Mustafa Abubakar, Dr. Ir. (lahir di Pidie, Kabupaten Pidie,
Nanggroe Aceh Darussalam, 15 Oktober 1949; umur 62 tahun)
adalah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik
Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II dan mantan Direktur
Utama Perusahaan Umum (PERUM) Badan Urusan Logistik
(BULOG) Republik Indonesia. Ia juga adalah mantan Pelaksana
Tugas Harian Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam.
Mustafa Abubakar jatuh sakit dan dilarikan ke rumah sakit Medistra, Jakarta pada tanggal 23
Agustus 2011
[1]
dan untuk sementara tugasnya akan digantikan oleh Hatta Rajasa. Pada
tanggal 18 Oktober 2011, berkaitan dengan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II,
Mustafa Abubakar digantikan oleh Dahlan Iskan sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Republik Indonesia
10. Irwandi Yusuf (8 Februari 2007-7 Februari 2011)

Latar Belakang :
Irwandi Yusuf atau lengkapnya drh. Irwandi Yusuf M.Sc. (lahir
di Bireuen, Aceh, 2 Agustus 1960; umur 51 tahun) adalah Gubernur
Provinsi Aceh sekarang ini. Bersama wakilnya, ia dilantik pada 8
Februari 2007 oleh Menteri Dalam Negeri Mohammad Maruf di
hadapan 67 anggota DPR Aceh. selengkapnya

11. Dr. Zaini Abdullah ( Periode 2012 2017)
Latar Belakang :
Dr. ZAINI ABDULLAH Alamat Tempat Tinggal: Darul Aman,
Desa Rapana, Jl. Tangse km 1, Teureubue, Beureunuen
Tempat dan tanggal lahir: Sigli, 24 April 1940
Profesi: Dokter
Kewargenegaraan: Indonesia
Nama Istri: Niazah A. Hamid
Nama Anak:
- Niza Ratna Zaini
- Hasnita Zahra Zaini
- Sri Wahyuni Zaini
Riwayat Pendidikan:
- Sekolah Rakyat di Beureunuen Aceh (1947-1952)
- Sekolah Menengah Pertama Sigli Aceh (1953-1957)
- Sekolah Menengah Atas Kutaraja/Banda Aceh Aceh (1957-1960)
- Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (1960-1972)
- Pendidikan Spesialis dalam Bidang Penyakit Kandungan dan Kebidanan pada Universitas
Sumatera Utara (USU) RSU Pirngadi Medan (1975-1977)
- Pendidikan Spesialis Family Doctor di Karolinska Universitets Sjukhus Huddinge,
Stockholm Swedia (1990-1995)
Riwayat Pekerjaan:
- Kepala Puskesmas/Kepala Rumah Sakit Umum Kuala SimpangAceh Timur (1972-
1975)
- Aktif sebagai dokter di sejumlah Rumah Sakit di Swedia (1982-2005)
- Pensiun dan bekerja sebagai Konsultan Kesehatan dan dokter di Rumah Sakit Umum dan
Health Centre di Swedia (2005-2009)
Pengalaman dalam Organisasi dan Perdamaian
- Leadership Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sekaligus Anggota Delegasi GAM dalam
proses perdamaian Pertama dengan Pemerintah Republik Indonesia (RI) pada Tahun 2000-
2003 di Genewa Swiss.
- Leadership Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sekaligus anggota Delegasi GAM dalam
Perundingan Antara GAM dan Pemerintah Republik Indonesia di Helsinki-Finlandia tahun
2005 yang menghasilkan Kesepakatan Damai Bersama (MoU) Helsinki 15 Agustus 2005.

You might also like