You are on page 1of 17

FRAKTUR VERTEBRA

Oleh: DIAYANTI TENTI LESTARI


ANATOMI
Vertebra dimulai dari cranium sampai pada apex coccigeus, membentuk skeleton dari
leher, punggung dan bagian utama dari skeleton (tulang cranium, costa dan sternum).
Fungsi vertebra yaitu melindungi medulla spinalis dan serabut syaraf, menyokong berat
badan dan berperan dalam perubahan posisi tubuh. Vertebra pada orang dewasa terdiri
dari 33 vertebra dengan pembagian regio yaitu ! cervical, "# thoracal, lumbal,
sacral, $ coccigeal.
"
%ulang belakang merupakan suatu satu kesatuan yang kuat diikat oleh ligamen di depan
dan dibelakang serta dilengkapi diskus intervertebralis yang mempunyai daya absorbsi
tinggi terhadap tekanan atau trauma yang memberikan sifat fleksibel dan elastis. &emua
trauma tulang belakang harus dianggap suatu trauma hebat sehingga se'ak awal
pertolongan pertama dan transpotasi ke rumah sakit harus diperlakukan dengan hati(hati.
%rauma tulang dapt mengenai 'aringan lunak berupa ligament, discus dan faset, tulang
belakang dan medulla spinalis. )enyebab trauma tulang belakang adalah kecelakaan lalu
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
"
lintas ($$*), kecelakaan olah raga(##*), , ter'atuh dari ketinggian(#$*), kecelakaan
ker'a.
#, +
Cedera Stabil dan Tidak Stabil
,edera vertebra menurut kestabilannya terbagi men'adi cedera stabil dan cedera tidak
stabil. ,edera dianggap stabil 'ika bagian yang terkena tekanan hanya bagian medulla
spinalis anterior, komponen vertebral tidak bergeser dengan pergerakan normal, ligamen
posterior tidak rusak sehingga medulla spinalis tidak terganggu, fraktur kompresi dan
burst fraktur adalah contoh cedera stabil. ,edera tidak stabil artinya cedera yang dapat
bergeser dengan gerakan normal karena ligamen posteriornya rusak atau robek, Fraktur
medulla spinalis disebut tidak stabil 'ika kehilangan integritas dari ligamen posterior.
-enentukan stabil atau tidaknya fraktur membutuhkan pemeriksaan radiograf.
)emeriksaan radiografi minimal ada $ posisi yaitu anteroposterior, lateral, oblik kanan
dan kiri. .alam menilai stabilitas vertebra, ada tiga unsur yamg harus dipertimbangkan
yaitu kompleks posterior (kolumna posterior), kompleks media dan kompleks anterior
(kolumna anterior) (.enis, "/+3).
3
)embagian bagian kolumna vertebralis adalah sebagai berikut 0
". kolumna anterior yang terbentuk dari ligament longitudinal dan duapertiga
bagian anterior dari corpus vertebra, diskus dan annulus vertebralis
#. kolumna media yang terbentuk dari satupertiga bagian posterior dari corpus
vertebralis, diskus dan annulus vertebralis
3. kolumna posterior yang terbentuk dari pedikulus, sendi(sendi permukaan, arkus
tulang posterior, ligamen interspinosa dan supraspinosa
"
Mekani!e "edera
%ipe pergeseran yang penting0 (") hiperekstensi (#) fleksi (3) tekanan aksial ($) fleksi
dan tekanan digabungkan dengan distraksi posterior () fleksi yang digabungkan
dengan rotasi dan (1) translasi hori2ontal. Fraktur dapat ter'adi akibat kekuatan
minimal sa'a pada tulang osteoporotik atau patologik.
3
#$ %i&erekteni 'k(!binai ditraki dan ekteni)
3iperekstensi 'arang ter'adi di daerah torakolumbal tetapi sering pada leher, pukulan
pada muka atau dahi akan memaksa kepala ke belakang dan tanpa menyangga
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
#
oksiput sehingga kepala membentur bagian atas punggung. 4igamen anterior dan
diskus dapat rusak atau arkus saraf mungkin mengalami fraktur. cedera ini stabil
karena tidak merusak ligamen posterior
#. Fleki
%rauma ini ter'adi akibat fleksi dan disertai kompresi pada vertebra. Vertebra
akan mengalami tekanan dan remuk yang dapat merusak ligamen posterior. 5ika
ligamen posterior rusak maka sifat fraktur ini tidak stabil sebaliknya 'ika
ligamentum posterior tidak rusak maka fraktur bersifat stabil. )ada daerah
cervical, tipe subluksasi ini sering terlewatkan karena pada saat dilakukan
pemeriksaan sinar(6 vertebra telah kembali ke tempatnya.
*$ Fleki dan k(!&rei di+ab,n+kan den+an ditraki &(teri(r
7ombinasi fleksi dengan kompresi anterior dan distraksi posterior dapat mengganggu kompleks
vertebra pertengahan di samping kompleks posterior. Fragmen tulang dan bahan diskus dapat bergeser ke
dalam kanalis spinalis. 8erbeda dengan fraktur kompresi mur ni, keadaan ini merupakan cedera tak stabil
dengan risiko progresi yang tinggi.
Fleksi lateral yang terlalu banyak dapat menyebabkan kompresi pada setengah
corpus vertebra dan distraksi pada unsur lateral dan posterior pada sisi
sebaliknya. 7alau permukaan dan pedikulus remuk, lesi bersifat tidak stabil.
-$ .er+eeran akial 'k(!&rei)
7ekuatan vertikal yang mengenai segmen lurus pada spina servikal atau lumbal akan
menimbulkan kompresi aksial. 9ukleus pulposus akan mematahkan lempeng vertebra
dan menyebabkan fraktur vertikal pada vertebra: dengan kekuatan yang lebih besar,
bahan diskus didorong masuk ke dalam badan vertebral, menyebabkan fraktur remuk
(burst fracture). 7arena unsur posterior utuh, keadaan ini didefinisikan sebagai
cedera stabil. Fragmen tulang dapat terdorong ke belakang ke dalam kanalis
spinalis dan inilah yang men'adikan fraktur ini berbahaya: kerusakan neurologik
sering ter'adi.
. R(tai/0leki
,edera spina yang paling berbahaya adalah akibat kombinasi fleksi dan rotasi. 4igamen
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
3
dan kapsul sendi teregang sampai batas kekuatannya: kemudian dapat robek, permukaan sendi dapat
mengalami fraktur atau bagian atas dari satu vertebra dapat ter potong. ;kibat dari mekanisme ini adalah
pergeseran atau dislokasi ke depan pada vertebra di atas, dengan atau tanpa dibarengi kerusakan tulang.
&emua fraktur(dislokasi bersifat tak stabil dan terdapat banyak risiko munculnya kerusakan neurologik.
1. Tranlai %(ri1(ntal
7olumna vertebralis teriris dan segmen bagian atas atau bawah dapat bergeser
ke anteroposterior atau ke lateral. 4esi bersifat tidak stabil dan sering ter'adi
kerusakan syaraf.
3
Cedera Cer2i"al
&egmen cervical adalah segmen yang paling mudah digerakkan dan mudah cedera.
,edera cervical dengan mengenai bagian atas medulla spinalis akan berakibat fatal dan
penyebab kematian pada pasien kecelakaan saat pasien diper'alanan menu'u rumah sakit.
$
9yeri dan kekakuan leher atau keluhan paraestesia atau kelemahan pada tungkai atas, harus
diperhatikan. 7ekuatan yang menyebabkan cedera kepala yang berbahaya (misalnya kecelakaan lalu lintas
atau benturan kepala akibat 'atuh dari tempat tinggi) 'uga dapat menyebabkan cedera leher. 7arena itu, pada
pasien yang pingsan karena cedera kepala, harus selalu dicurigai mengalami fraktur
vertebra cervical.
)emeriksaan diawali dengan inspeksi, posisi leher yang abnormal dapat men'adi tanda pendukung.
<erakan harus dilakukan dengan sangat pelan(pelan dan, 'ika nyeri sebaiknya ditunda hingga leher difoto dengan
sinar(6. 9yeri atau paraestesia pada tungkai perlu diperhatikan, dan tungkai harus selalu diperiksa untuk
mencari bukti adanya kerusakan sumsum atau akar saraf.
#
5enis fraktur daerah cervical, sebagai berikut0
#$ Frakt,r Atla C #
Fraktur ini ter'adi pada kecelakaan 'atuh dari ketinggian dan posisi kepala menopang
badan dan daerah cervical mendapat tekanan hebat. ,ondylus occipitalis pada basis crani
dapat menghancurkan cincin tulang atlas. 5ika tidak ada cedera angulasi dan rotasi maka
pergeseran tidak berat dan medulla spinalis tidak ikut cedera. )emeriksaan radiologi yang
dilakukan adalah posisi anteroposterior dengan mulut pasien dalam keadaan terbuka
%erapi untuk fraktur tipe stabil seperti fraktur atlas ini adalah immobilisasi cervical
dengan collar plaster selama 3 bulan
3$ .er+eeran C # C3 ' Sendi Atlant(a4ial)
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
$
;tlas dan axis dihubungkan dengan ligamentum tranversalis dari atlas yang menyilang
dibelakang prosesus odontoid pada axis. .islokasi sendi atlantoaxial dapat
mengakibatkan arthritis rheumatoid karena adanya perlunakan kemudian akan ada
penekanan ligamentum transversalis.
Fraktur dislokasi termasuk fraktur basis prosesus odontoid. =mumnya ligamentum
tranversalis masih utuh dan prosesus odontoid pindah dengan atlas dan dapat menekan
medulla spinalis.
%erapi untuk fraktur tidak bergeser yaitu imobilisasi vertebra cervical.
%erapi untuk fraktur geser atlantoaxial adalah reduksi dengan traksi continues.
*$ Frakt,r K(!&rei C(r&, Vertebral
%ipe kompresi lebih sering tanpa kerusakan ligamentum spinal namun dapat
mengakibatkan kompresi corpus vertebralis. &ifat fraktur ini adalah tipe tidak stabil.
%erapi untuk fraktur tipe ini adalah reduksi dengan plastic collar selama 3 minggu ( masa
penyembuhan tulang)
-$ Fle4i S,bl,kai Vertebral Cer2i"al
Fraktur ini ter'adi saat pergerakan kepala kearah depan yang tiba(tiba sehingga ter'adi
deselerasi kepala karena tubrukan atau dorongan pada kepala bagian belakang, ter'adi
vertebra yang miring ke depan diatas vertebra yang ada dibawahnya, ligament posterior
dapat rusak dan fraktur ini disebut subluksasi, medulla spinalis mengalami kontusio
dalam waktu singkat.
%indakan yang diberikan untuk fraktur tipe ini adalah ekstensi cervical dilan'utkan
dengan imobilisasi leher terekstensi dengan collar selama # bulan.
5$ Fleki dil(kai dan 0rakt,r dil(kai "er2i"al
,edera ini lebih berat dibanding fleksi subluksasi. -ekanisme ter'adinya fraktur hampir
sama dengan fleksi subluksasi, posterior ligamen robek dan posterior facet pada satu atau
kedua sisi kehilangan kestabilannya dengan bangunan sekitar. 5ika dislokasi atau fraktur
dislokasi pada ,! >%h" maka posisi ini sulit dilihat dari posisi foto lateral maka posisi
yang terbaik untuk radiografi adalah ?swimmer projection@
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

%indakan yang dilakukan adalah reduksi fleksi dislokasi ataupun fraktur dislokasi dari
fraktur cervical termasuk sulit namun traksi skull continu dapat dipakai sementara.
6$ Ekteni S&rain ' Kele() Cer2i"al 'Whiplash injury)
-ekanisme cedera pada cedera 'aringan lunak yang ter'adi bila leher tiba(tiba tersentak
ke dalam hiperekstensi. 8iasanya cedera ini ter'adi setelah tertabrak dari belakang:
badan terlempar ke depan dan kepala tersentak ke belakang. %erdapat ketidaksesuaian
mengenai patologi yang tepat tetapi kemungkinan ligamen longitudinal anterior
meregang atau robek dan diskus mungkin 'uga rusak.
)asien mengeluh nyeri dan kekakuan pada leher, yang refrakter dan bertahan selama
setahun atau lebih lama. 7eadaan ini sering disertai dengan ge'ala lain yang lebih
tidak 'elas, misalnya nyeri kepala, pusing, depresi, penglihatan kabur dan rasa baal
atau paraestesia pada lengan. 8iasanya tidak terdapat tanda(tanda fisik, dan
pemeriksaan dengan sinar(6 hanya memperlihatkan perubahan kecil pada postur. %idak
ada bentuk terapi yang telah terbukti bermanfaat, pasien diberikan analgetik dan
fisioterapi.
7$ Frakt,r .ada Cer2i"al Ke /7 '.r("e, S&in(,)
)rosesus spinosus ,! lebih pan'ang dan prosesus ini melekat pada otot. ;danya kontraksi
otot akibat kekerasan yang sifatnya tiba(tiba akan menyebabkan avulsi prosesus spinosus
yang disebut ?clay shovelers fracture@ . Fraktur ini nyeri tetapi tak berbahaya.
$
-etode untuk foto daerah cervical
". )ada foto anteroposterior garis lateral harus utuh, dan prosesus spinosus dan bayangan
trakea harus berada pada garis tengah. .iperlukan foto dengan mulut terbuka untuk memperlihatkan ,"
dan ,# (untuk fraktur massa lateral dan odontoid).
#. Foto lateral harus mencakup ketu'uh vertebra cervical dan %", 'ika tidak cedera yang rendah
akar terl ewat kan. 3i tunglah vertebra kal au perlu, periksa ulang dengan sinar(6 sementara
menerapkan traksi ke bawah pada lengan. 7urva lordotik harus diikuti dan menelusuri empat garis
se'a'ar yang dibentuk oleh bagian depan kor pus vertebra, bagian belakang badan vertebra. massa
lateral dan dasar(dasar prosesus spinosus setiap ketidakteraturan menun'ukkan suatu fraktur atau
pergeseran. Auang interspinosa yang terlalu lebar menun'ukkan luksasi anterior. %rakea dapat tergeser oleh
hematoma 'aringan lunak.
3. 5arak tiang odontoid dan bagian belakang arkus anterior pada atlas tidak boleh
melebihi $, mm ( anak(anak ) dan 3mm pada dewasa
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
1
$. =ntuk menghindari terlewatnya adanya dislokasi tanpa fraktur diperlukan film lateral
pada posisi ekstensi dan fleksi.
. )ergeseran korpus vertebra ke arah depan terhadap korpus vertebra dibawahnya dapat
berarti klinis yaitu dislokasi permukaan unilateral 'ika pergeseran yang kurang dari
setengah lebar korpus vertebra. =ntuk hal ini diperlukan foto oblik untuk
memperlihatkan sisi yang terkena. )ergeseran yang lebih dari setengah lebar korpus
vertebra tersbut menun'ukkan dislokasi bilateral.
1. 4esi yang tidak 'elas perlu dilan'utkn pemeriksaan ,% scan.
3
Cedera Vertebra Th(rak(l,!bar
". Frakt,r k(!&rei 'Wedge fractures) adanya kompresi pada bagian depan corpus
vertebralis yang tertekan dan membentuk patahan irisan. Fraktur kompresi adalah
fraktur tersering yang mempengaruhi kolumna vertebra. Fraktur ini dapat
disebabkan oleh kecelakaan 'atuh dari ketinggian dengan posisi terduduk ataupun
mendapat pukulan di kepala, osteoporosis dan adanya metastase kanker dari tempat
lain ke vertebra kemudian membuat bagian vertebra tersebut men'adi lemah dan
akhirnya mudah mengalami fraktur kompresi.
Vertebra dengan fraktur kompresi akan men'adi lebih pendek ukurannya daripada
ukuran vertebra sebenarnya.


Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
!
#. Frakt,r re!,k (Burst fractures) fraktur yang ter'adi ketika ada penekanan corpus
vertebralis secara langsung, dan tulang men'adi hancur. Fragmen tulang berpotensi
masuk ke kanalis spinais. %erminologi fraktur ini adalah menyebarnya tepi korpus
vertebralis kearah luar yang disebabkan adanya kecelakaan yang lebih berat
dibanding fraktur kompresi. tepi tulang yang menyebar atau melebar itu akan
memudahkan medulla spinalis untuk cedera dan ada fragmen tulang yang mengarah
ke medulla spinalis dan dapat menekan medulla spinalis dan menyebabkan paralisi
atau gangguan syaraf parsial. %ipe burst fracture sering ter'adi pada thoraco lumbar
'unction dan ter'adi paralysis pada kaki dan gangguan defekasi ataupun miksi.
.iagnosis burst fracture ditegakkan dengan x(rays dan ,% scan untuk mengetahui
letak fraktur dan menentukan apakah fraktur tersebut merupakan fraktur kompresi,
burst fracture atau fraktur dislokasi. 8iasanya dengan scan -AB fraktur ini akan
lebih 'elas mengevaluasi trauma 'aringan lunak, kerusakan ligamen dan adanya
perdarahan.
1

3. Fraktur dislokasi>ter'adi ketika ada segmen vertebra berpindah dari tempatnya
karena kompresi, rotasi atau tekanan. 7etiga kolumna mengalami kerusakan
sehingga sangat tidak stabil, cedera ini sangat berbahaya. %erapi tergantung apakah
ada atau tidaknya korda atau akar syaraf yang rusak.
#
7erusakan akan ter'adi pada ketiga bagian kolumna vertebralis dengan kombinasi
mekanisme kecelakaan yang ter'adi yaitu adanya kompresi, penekanan, rotasi dan
proses pengelupasan. )engelupasan komponen akan ter'adi dari posterior ke
anterior dengan kerusakan parah pada ligamentum posterior, fraktur lamina,
penekanan sendi facet dan akhirnya kompresi korpus vertebra anterior. 9amun
dapat 'uga ter'adi dari bagian anterior ke posterior. kolumna vertebralis. )ada
mekanisme rotasi akan ter'adi fraktur pada prosesus transversus dan bagian bawah
costa. Fraktur akan melewati lamina dan seringnya akan menyebabkan dural tears
dan keluarnya serabut syaraf.
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
+
$. Cedera &ia, li&at 'Seat belt 0ra"t,re) sering ter'adi pada kecelakaan mobil
dengan kekuatan tinggi dan tiba(tiba mengerem sehingga membuat vertebrae dalam
keadaan fleksi, dislokasi fraktur sering ter'adi pada thoracolumbar junction.
!
.
7ombinasi fleksi dan distraksi dapat menyebabkan tulang belakang pertengahan
menbetuk pisau lipat dengan poros yang bertumpu pada bagian kolumna anterior
vertebralis. )ada cedera sabuk pengaman, tubuh penderita terlempar kedepan
melawan tahanan tali pengikat. 7orpus vertebra kemungkinan dapat hancur
selan'utnya kolumna posterior dan media akan rusak sehingga fraktur ini termasuk
'enis fraktur tidak stabil
3
Tabel #$ Klai0ikai 0rakt,r tabil dan tidak tabil
7
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Ti&e 0rakt,r Ba+ian 8an+ terkena Stable 2 Untable
Cedge fractures 3anya ;nterior &table
8urst fractures ;nterior dan middle =nstable
FractureDdislocation in'uries ;nterior, middle, posterior =nstable
&eat belt fractures ;nterior, middle, posterior =nstable
/
Cedera Sara0
)ada cedera spinal akibat pergeseran struktur dapat merusak korda atau akar saraf, atau keduanya:
lesi servikal dapat menyebabkan kuadriplegia, paraplegia lesi torakolumbal. 7erusakan dapat sebagian atau
lengkap. %erdapat tiga 'enis lesi0 gegar korda, transeksi korda dan transeksi akar.
3
9e+ar K(rda 'Ne,ra&rakia)
)aralisis motorik (flasid), kehilangan sensorik dan paralisis viseral di bawah tingkat lesi
korda mungkin bersifat lengkap, tetapi dalam beberapa menit atau beberapa 'am
penyembuhan dimulai dan segera sembuh sepenuhnya. 7eadaan itu paling mungkin ter'adi pada pasien
yang, karena beberapa alasan selain cedera, mempunyai saluran anteroposterior yang diameternya kecil:
tetapi, tidak terdapat bukti radiologik adanya kerusakan tulang yang barn ter'adi.
3
Traneki K(rda
)aralisis motorik, kehilangan sensorik dan paralisis viseral ter'adi di bawah tingkat lesi
korda: seperti halnya gegar korda, paralisis motorik mula(mula bersifat flasid. Bni adalah keadaan
sementara yang dikenal sebagai syok korda, tetapi cedera itu bersifat anatomic dan tak dapat diperbaiki.
%etapi, beberapa waktu kemudian, korda di bawah tingkat transeksi sembuh dari syok dan beker'a
sebagai struktur yang bebas: artinya, menun'ukkan aktivitas refleks. .alam beberapa 'am refleks anal dan
penis pulih kembali, dan respons plantar men'adi ekstensor. .alam beberapa hari atau beberapa minggu
paralisis flasid men'adi spastik, disertai peningkatan, tonus, peningkatan refleks tendon dan klonus: spasme
fleksor dan kontraktur dapat ter'adi tetapi sensasi tak pernah pulih kembali. %imbulnya refleks anal dan penis
tanpa adanya sensasi pada kaki bersifat diagnostik untuk transeksi korda.
Traneki Akar
)aralisis motorik, kehilangan sensorik dan paralisis viseral ter'adi pada distribusi akar yang rusak.
%etapi, transeksi akar berbeda dari transeksi korda, dalam dua hal0 (") regenerasi secara teoretis dapat ter'adi:
dan (#) paralisis motorik yang tersisa tetap flasid secara permanen.
3
&kala klinis yang digunakan untuk menentukan dera'atan keparahan gangguan neurologi
adalah scoring Frankel ("/!E) , kategori tersebut adalah ;. 'ika sensorik dan
motoriknya tidak berfungsi, 8 'ika hanya sensori sa'a yang berfungsi, , 'ika sensorinya
ada sebagian dan motorikny ada sebagian, d 'ika motorik baik dan F sensorik dan
motorik baik.
Tabel *0 ;&B; impairment scale

<rade .escription
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
"E
; 4engkap0 tidak ada sensorik maupun motorik dibawah level defisit
neurologi
8 %idak lengkap 0 sensorik baik namun motorik nya menurun di bawah
level defisit neurology
, %idak lengkap 0 sensorik baik dan fungsi motorik dibawah defisit
neurology memiliki kekuatan otot dibawah 3
. %idak lengkap 0 sensorik baik namun kekuatan otot motoriknya lebih
dari 3 atau sama dengan 3
F Fungsi sensorik dan motorik normal
9a!baran Klinik Ker,akan S8ara0 Tin+kat Anat(!ik
Cer2i"al
)ada cedera vertebra servikal, transeksi korda hampir sesuai dengan tingkat kerusakan
tulang. %idak lebih dari satu atau dua akar lain yang mungkin akan mengalami transeksi. %ranseksi korda
servikal yang tinggi bersifat fatal karena semua otot pernapasan lumpuh. )ada tingkat vertebra ,, transeksi
korda dapat secara khusus mengisolasi korda servikal bagian bawah (dengan paralisis tungkai atas), korda
toraks (dengan paralisis badan) dan korda lumbal dan sakral (dengan paralisis tungkai bawah dan visera).
)ada cedera di bawah vertebra ,, tungkai atas sebagian terhindar dan mengakibatkan deformitas yang
khas.
3
Antara Vertebra Th I dan Th :
&egmen korda lumbal pertama pada orang dewasa berada pada tingkat vertebra %"E. ;kibatnya,
transeksi korda pada tingkat itu akan menghindarkan korda toraks tetapi mengisolasikan seluruh korda,
lumbal dan sakral, disertai paralisis tungkai bawah dan visera. ;kar toraks bagian bawah 'uga dapat
mengalami transeksi tetapi tak banyak pengaruhnya.
3
Di Ba;ah Vertebra Th :
7orda membentuk suatu ton'olan kecil (konus medularis) di antara vertebra % B dan 4B, dan meruncing
pada antar ruang di antara vertebra 4B dan 4#. ;kar saraf 4# sampai &$ muncul dari konus medularis dan
beraturanan turun dalam suatu kelompok (cauda eGuina) untuk muncul pada tingkat yang berturutan pada
spina lumbosakral. 7aren itu, cedera spinal di atas vertebra %"E menyebabkan transeksi korda, cedera di
antara vertebra %BH dan 4B dapat menyebabkan lesi korda dan lesi akar saraf, dan cedera di bawah vertebra
4l hanya menyebabkan lesi akar. ;kar sakral mempersarafi0 (") sensasi dalam daerah IpelanaI, suatu 'alur di
sepan'ang bagian belakang paha dan tungkai bawah, dan dua pertiga sebelah luar tapak kaki: (#) tenaga motorik
pada otot yang mengendalikan pergelangan kaki dan kaki0 (3) refleks anal dan penis, respons plantar dan
refleks pergelangan kaki: dan ($) pengendalian kencing.
;kar lumbal mempersarafi0 (") sensasi pada seluruh tungkai bawah selain bagian yang dipasok oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
""
segmen sakral: (#) tenaga motorik pada otot yang mengendalikan pinggul dan lutut0 dan (3) refleks
kremaster dan refleks lutut.. 8ila cedera tulang berada pada sambungan torakolumbal, penting untuk
membedakan antara transeksi korda tanpa kerusakan akar dan transeksi korda dengan transeksi akar. )asien
tanpa kerusakan akar 'auh lebih baik daripada pasien dengan transeksi korda dan akar.
Lei K(rda Len+ka&
)aralisis Bengkap dan anestesi di bawah tingkat cedera menun'ukkan transeksi korda. &elama
stadium syok spinal, bila tidak ada refleks anal (tidak lebih dari #$ 'am pertama) diagnosis tidak dapat
ditegakkan dan 'ika refleks anal pulih kembali dan defisit saraf terus berlan'ut, lesi korda bersifat lengkap.
&etiap lesi lengkap yang berlangsung lebih dari !# 'am tidak akan sembuh.
3
Lei K(rda Tidak Len+ka&
;danya sisa sensasi apapun di bagian distal cedera (u'i menusukkan peniti di daerah perianal )
menun'ukkan lesi tak lengkap sehingga prognosis baik. )enyembuhan dapat berlan'ut sampai 1 bulan
setelah cedera. )enyembuhan paling sering ter'adi pada sindroma korda central di mana kelemahan adalah
hasil awal diikuti dengan paralisis neuron motorik bawah pada tungkai atas dengan paralisis neuron motorik
atas (spastik) pada tungkai bawah, dan tetap ada kemampuan pengendalian kandung kemih dan sensasi
perianal (sakral terhindar). )ada sindroma korda anterior yang lebih 'arang ter'adi, terdapat paralisis
lengkap dan anestesi tetapi tekanan dalam dan indera posisi tetap ad pada tungkai bawah (kolom dorsal
terhindar). )ada sindroma korda posterior yang agak 'arang ter'adi (hanya tekanan dalam dan propriosepsi
yang hilang), dan sindroma Brown Sequard (hemiseksi korda, dengan paralisis ipsilateral dan hilangnya
perasaan nyeri kontralateral) biasanya disebabkan oleh cedera toraks. .i bawah vertebra %h 6, diskrepansi
antara tingkat neurologik dan tingkat rangka adalah akibat transeksi akar yang turun dari segmen yang lebih
tinggi dari lesi korda.
3
Tabel 3: In"(!&lete "(rd 8ndr(!e
<
&indrom .eskripsi
Anterior cord 4esi yang mengakibatkan hilangnya fungsi motorik dan sensitivitas
terhadap nyeri, temperature namun fungsi propioseptif masih normal
Brown-Sequard )roposeptif ipsilateral normal, motorik hilang dan kehilangan sensitivitas
nyeri dan temperatur pada sisi kontralateral
Central cord 7husus pada regio sentral, anggota gerak atas lebih lemah dibanding
anggota gerak bawah
orsal cord
(posterior cord!
4esi ter'adi pada bagian sensori terutama mempengaruhi propioseptif
Conus medullaris ,edera pada sacral cord dan nervus lumbar dengan kanlis neuralis :
arefllex pada vesika urinaria, pencernaan dan anggota gerak bawah
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
"#
Cauda equina ,edera pada daerah lumbosacral dengan kanalis neuralis yang
mengakibatkan arefleksia vesika urinaria, pencernaan dan anggota gerak
bawah
Dia+n(i dan .e!erikaan Frakt,r Vertebra
)emeriksaan klinik pada punggung hampir selalu menun'ukkan tanda(tanda fraktur yang
tak stabil namun fraktur remuk yang disertai paraplegia umunya bersifat stabil. &ifat dan
tingkat lesi tulang dapat diperlihatkan dengan sinar(6, sedangkan sifat dan tingkat lesi saraf
dengan ,% atau -AB.
)emeriksaan neurologik harus dilakukan dengan amat cermat. %anpa informasi yang rinci, diagnosis dan
prognosis yang tepat tidak mungkin ditentukan. )emeriksaan rektum harus dilakukan.
,edera spinal termasuk kegawatan. )entingnya memperhatikan kondisi pasien khususnya
'aln nafas, pernafasan dan sirkulasi pasien. Vertebra akan ter'aga dengan fiksasi
sementara samapai diagnosis dapat ditegakkan.
".R(ent+en(+ra&h80 pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat tulang vertebra, untuk
melihat adanya fraktur ataupun pergeeseran pada vertebra.
#.C(!&,teri1ed T(!(+ra&h8 : pemeriksaan ini sifatnya membuat gambar vertebra #
dimensi . pemeriksaan vertebra dilakukan dengan melihat irisan(irisan yang
dihasilkan ,% scan
3.Ma+neti" Re(nan"e I!a+in+: &e!erikaan ini !en++,nakan +el(!ban+
frekuensiradio untuk memberikan informasi detail mengenai 'aringan lunak di aerah
vertebra. <ambaran yang akan dihasilkan adalah gambaran 3 dimensi . -ABsering
digunakan untuk mengetahui kerusakan 'aringan lunak pada ligament dan discus
intervertebralis dan menilai cedera medulla spinalis.
"E
TERA.I
)ertolongan pertama dan penanganan darurat trauma spinal terdiri atas0 penilaian
kesadaran, 'alan nafas, sirkulasi, pernafasan, kemungkinan adanya perdarahan dan segera
mengirim penderita ke unit trauma spinal ( 'ika ada). &elan'utnya dilakukan pemeriksaan
klinik secara teliti meliputi pemeriksaan neurology fungsi motorik, sensorik dan reflek
untuk mengetahui kemungkinan adanya fraktur pada vertebra.
#
%erapi pada fraktur
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
"3
vertebra diawali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi untuk mencegah kerusakan yang
lebih parah lagi. semuanya tergantung dengan tipe fraktur
". Bra"e = Orth(ti" ada tiga hal yang dilakukan yakni, mempertahankan
kesegarisan vertebra (ali"ment!# # imobilisasi vertebra dalam masa penyembuhan, 3
mengatsi rasa nyeri yang dirasakan dengan membatasi pergerakan. Fraktur yang
sifatnya stabil membutuhkan stabilisasi, sebagai contoh: brace ri"id collar (-iami 5)
untuk fraktur cervical, cervical-thoracic brace (-inerva) untuk fraktur pada
punggung bagian atas, thoracolumbar-sacral orthosis (%4&H) untuk fraktur
punggung bagian bawah, dalam waktu + sampai "# minggu brace akan terputus,
umumnya fraktur pada leher yang sifatnya tidak stabil ataupun mengalami dislokas
memerlukan traksi, halo rin" dan vest brace untuk mengembalikan kesegarisan
#. .e!aana+an alat dan &r((e &en8at,an 'fusion)$ %eknik ini adalah teknik
pembedahan yang dipakai untuk fraktur tidak stabil. $usion adalah proses
penggabungan dua vertebra dengan adanya bone "raft dibantu dengan alat(alat
seperti plat> rods# hoo%s dan pedicle screws& 3asil dari bone graft adalah penyatuan
vertebra dibagian atas dan bawah dari bagian yang disambung. )enyatuan ini
memerlukan waktu beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk menghasilkan
penyatuan yang solid.
3. Vertebr(&lat8 = K8&h(&lat8> tindakan ini adalah prosedur invasi yang minimal.
)ada prinsipnya teknik ini digunakan pada fraktur kompresi yag disebabkan
osteoporosis dan tumor vertebra. )ada vertebroplasti bone cement diin'eksikan
melalui lubang 'arung menu'u corpus vertebra sedangkan pada kypoplasti, sebuah
balon dimasukkanan dikembungkan untuk melebarkan vertebra yang terkompresi
sebelum celah tersebut diisi dengan bone cement .
+
)engelolaan penderita dengan paralisis meliputi
". )engelolaan kandung kemih dengan pemberian cairan yang cukup, kateterisasi
dan evakuasi kandung kemih dalam # minggu
#. )engelolaan saluran pencernaan dengan pemberian laksansia setiap dua hari
3. -onitoring cairan masuk dan cairan yang keluar dari tubuh
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
"$
$. 9utirsi dengan diet tinggi protein secara intravena
. ,egah dekubitus
1. Fisioterapi untuk mencegah kontraktur
#

DISKUSI KASUS
)enanganan tergantung pada sifat dan beratnya cedera, yang tidak dapat dinilai melalui
penampilan di permukaan. 8eberapa pasien pergi ke bagian rawat kecelakaan dengan ber'alan, tak sadar akan
fraktur yang mengancam korda: sebagian dengan 'elas mengalami cedera dan gangguan: sebagian lagi tak sadar.
5ika pasien perlu resusitasi atau intubasi trakea, hati(hati akan bahaya fleksi atau
ekstensi leher. Ventilasi harus di'amin, dan syok serta perdarahan diperhatikan )asien
dinilai dengan cermat untuk mencari ada tidaknya cedera spinal dan dilakukan
pemeriksaan neurologik: ini akan men'adi data dasar yang penting untuk
penanganan selan'utnya$
4eher dan punggung dipertahankan pada posisi anatomik dengan bantal dan penyangga,
dan terapi pasti untuk cedera spinal ditunda hingga diagnosis penuh telah dibuat.
)emeriksaan klinik diulangi beberapa 'am setelah masuk ke bagian rawat: tanda(
tanda mungkin telah berubah. )erawatan umum pada muka, )ipa trakea (kalau ada),
dada, perut, kandung kemih dan kulit pedu dilakukan. Fraktur yang lain dibebat hingga
prioritas telah ditentukan.)asien dengan kerusakan korda memerlukan perhatian khusus
untuk mencegah ulkus dekubitus dan komplikasi kandung kemih. &uatu kateter uretra
dimasukkan dan keluaran urine diukur (keluaran urine berkurang selama periode syok).
7alau kandung kemih mengalami kelumpuhan, pasien akan membutuhkan, kateterisasi
berkala
%u'uan terapi adalah0 mempertahankan fungsi neurologik: mengurangi kompresi pada saraf atau
korda yang dapat dipulihkan: menstabilkan spina: dan merehabilitasi. )asien yang tanpa kerusakan
tulang dan hanya mengalami cedera 'aringan lunak yang ringan dapat ditangani dalam
bagian rawat kecelakaan dan diperbolehkan pulang, dengan pesan agar kembali lagi
seminggu kemudian untuk dinilai. )asien yang mengalami cedera berat harus dimasukkan
ke rumah sakit dan dengan hati(hati mengganggu bagian tubuh yang cedera.
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
"
.;F%;A )=&%;7;
". -oore keith, (#EE#), 'ssential Clinical Anatomy: &econd Fdition, lippincot
Cilliams and Cilkins0 8altimore.
#. Aas'ad ,haeruddin, (#EE3), (lmu Bedah )rtopedi, bintang 4amumpatue 0
-akassar.
3. ;pley graham and &olomon louis, ("//), )rtopedi $ra%tur System
Apley:edisi ketu'uh, widya medika0 5akarta.
$. salter 8ruce Aobert, ("///), *e+t Boo% )f isoreder and (njuries )f *he
,usculos%eletal System: %hird Fdition, Cilliams and Cilkins0 8altimore
5. Joung wise, (#EEE), Spinal Cord (njury -evel And Classification, download
from http0DDwww.neurosurgery.ufl.eduD)atientsDfracture.shtml
6. .eblick %homas, (#EE") , Burst $racture, down load from
http0DDwww.emedicine.medscape.comDspecialties
!. claire -ary, (#EE), *he *hree Colimn Concept: &pineuniverse. .ownload
from http0DDwww.spineuniverseDcolumnconcept.html
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
"1
+. Aoper &teven, (#EE3), Spine $racture0 .ept. 9eurosurgery =nversity of
Florida, download from
http0DDwww.neurosurgery.ufl.eduD)atientsDfracture.shtml
/. %homas, V-, (#EE$), *horacolumbal .ertebral $racture: 5ournal of
Hrthopaedics, download from http0DDwww.'ortho.orgDindex.html
"E. 7unt2 ,harle2, (#EE$), Spine $racture: Fmedicine 5ournals, download from
http0DDwww.emedicine.comDorthopedDtopic1!.htm
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
"!

You might also like