You are on page 1of 11

Laporan Praktikum Gelombang

Nama Mahasiswa : Eko Nita Yulia Rahmawati


NIM : 4201412035
Nomor Kelompok : -
Jurusan : Fisika
Progam Studi : Pendidikan Fisika
Semester : IV




Tanggal Pengajuan :
Minggu ke - : 5
Nama Dosen : Bp. Sarwi
Kawan Kerja : 1.Jotti Karunawan (4201412037)
2. Fayeza Camalia (4201412076)








Laboratorium Fisika
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Semarang
Gd. D9 Jln. Raya Sekaran Gunungpati
Semarang 50229, Telp. (024) 7499386
Sistematika : Judul, Tujuan, Landasan Teori, Alat dan Bahan, Langkah-Langkah
Percobaan, Data Pengamatan, Analisis Data, Pembahasan,
Kesimpulan, Daftar Pustaka, Lampiran.
PERCOBAAN
AYUNAN FISIS
AYUNAN FISIS
A. Tujuan Percobaan
Memahami dan mengamati proses ayunan fisis
Menentukan pusat massa pada ayunan fisis
Menentukaan percepatan gravitasi dengan menggunakan ayunan fisis
B. Landasan Teori
A. Pengertian Ayunan Fisis
Ayunan Fisis adalah suatu sistem dengan benda yang digantung dari satu titik
yang bukan merupakan pusat massanya dan berosilasi ketika disimpangkan dari posisi
kesetimbangannnya. Ayunan fisis terdiri dari batang berlubang yang dapat dianggap
sebagai sebuah benda tegar yang memiliki Moment Inersia (I).
Ayunan fisis ini digunakan sebagai penentu pusat massa atau juga dapat
digunakan sebagai penentu percepatan gravitasi. Dalam percobaan ini akan
menggunakan batang kayu yang sekaligus digunakan sebagai beban.
B. Benda Tegar
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat
pengaruh gaya atau momen gaya. Sebenarnya benda hanyalah suatu model idealisasi,
karena pada dasarnya semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila
dipengaruhi oleh suatu gaya atau momen gaya. Akan tetapi karena perubahannya sangat
kecil, maka penngaruhnya terhadap keseimbangan statik dapat diabaikan.
(Subiyanto:2003,83)
C. Pusat Massa
Bila dua benda atau lebih gaya sejajar bekerja pada suatu benda, maka mereka
dapat diganti oleh sebuah gaya tunggal yang ekuivalen dengan jumlah gaya-gaya itu dan
dikerjakan pada sebuah titik sedemikian sehingga torsi yang dihasilkan gaya ekuivalen
tunggal itu sama dengan torsi yang dihasilkan oleh gaya-gaya semula. Hal ini
menunjukkan bahwa gaya gravitasi yang dikerjakan pada berbagai bagian benda dapat
diganti oleh gaya tunggal, berat total yang bekerja pada sebuah titik yang dinamakan
pusat massa. (Paul A Tippler:1998,321)



Pusat massa adalah sebuah titik yang dapat dianggap merupakan konsentrasi
seluruh massa sebuah benda
a. Inersia ( kelembaman ) adalah Sifat suatu benda yang mempertahankan
kedudukannya apabila diberi gaya.
b. Radius Girasi ( k ) :
i. Jarak antara poros putaran benda dari suatu titik diaman seluruh massa benda
seolah olah berkumpul.
ii. Akar kuadrat perbandingan momen kelembaman suatu benda tegar di sekitar
sumbu terhadap massa benda.
iii. Jarak pusat ayunan ke suatu titik fiktif dimana seolah olah semua massa
bandul terkumpul di titik tersebut.
Untuk menentukan Pusat Massa pada ayunan fisis dapat menggunakan rumus sebagai
berikut :
X
pm
=


Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu
suatu titik tempat berpusatnya massa atau berat dari benda tersebut. Perbedaannya
adalah letak massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga
letaknya tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya.
Untuk menentukan letak titik berat berupa keping atau lempengan homogen
dengan bentuk beraturan dan tidak beraturan dapat dilakukan dengan percobaan
sederhana sebagai berikut:
Dengan menggunakan tali, benda kita gantung dari sebuah titik A pada tepinya.
Pada saat benda dalam keadaan setimbang, maka titik berat harus di bawah titik gantung
yaitu pada garis AA. Karena hanya pada keadaan ini, momen gaya akibat tegangan dan
berat benda sama dengan nol. Kemudian benda kita gantungkan lagi dititik lain
misalnya B. Dalam hal ini titik berat harus berada pada garis BB. Suatu titik yang
terletak pada garis AA dan garis BB adalah titik O dan ini merupakan perpotongan
dua garis tersebut sehingga titik O merupakan titk berat benda. Jika sekarang benda kita
gantungkan lagi pada titik sembarang, misalnya titik C, maka garis vertikal CC pasti
akan melalui titik O. Jadi titik berat benda berada di titk O. (Supiyanto:2003,93)

D. Percepatan Gravitasi
Menentukan percepatan gravitasi dengan menggunakan batang kayu homogen
Jika sebuah batang homogen dengan pusat massa Xpm
digantungkan dengan poros yang terletak pada ujung
batang, maka batang akan diam dalam posisi stabil.
Kemudian jika batang disimpangkan dengan sudut
kecil, batang tersebut akan berosilasi dengan frekuensi
seperti persamaan



percepatan gravitasinya yang diperoleh jika jarak antara poros ke pusat massa diubah-
ubah adalah sama seperti persamaan


C. Alat dan Bahan
1. Kayu Sengon 98 cm
2. Mistar dengan ketelitian 0,5 cm
3. Poros penggantung
4. Stopwatch 0,05s
5. Busur derajat 1

D. Langkah Percobaan
1. Menentukan massa dan pusat massa suatu benda.
2. Menggantungkan benda pada poros tertentu.
3. Mengukur jarak antara penggantung sampai pusat massa benda yang telah ditentukan
(L)
4. Memberi simpangan kecil kemudian melepaskannya.
5. Mengayunkan batang dengan sudut simpangan kecil kemudian melepaskannya
6. Mencatat waktu yang diperlukan untuk 20 kali ayunan
7. Mengulangi langkah 2 sampai 5 untuk lubang-lubang yang lain.

Gambar. Penentuan percepatan gravitasi
Xpm
L

E. Data Pengamatan
NO L N T t1 t2 t3
1 0,49 10 20 1,61 32,05 32,17 32,17
2 0,44 10 20 1,57 31,41 31,26 31,75
3 0,39 10 20 1,53 30,89 30,4 30,42
4 0,34 10 20 1,52 30,28 30,38 30,31
5 0,29 10 20 1,50 30,02 29,98 30
6 0,24 10 20 1,50 29,99 29,99 29,97

F. Analisis Data
Menentukan percepatan gravitasi bumi.
NO L (m) n T t1 t2 t3 t rata-rata T^2 L^2
1 0,24 10 20 1,50 29,99 29,99 29,97 29,98 2,25 0,0576
2 0,29 10 20 1,50 30,02 29,98 30 30,00 2,25 0,0841
3 0,34 10 20 1,52 30,28 30,38 30,31 30,32 2,30 0,1156
4 0,39 10 20 1,53 30,89 30,4 30,42 30,57 2,34 0,1521
5 0,44 10 20 1,57 31,41 31,26 31,75 31,47 2,48 0,1936
6 0,49 10 20 1,61 32,05 32,17 32,17 32,13 2,58 0,2401

NO Poros sb x (L2^2-L1^2)(m) sb y (L2T2^2-L1T1^2)(m)
1 poros 1-2 0,027 0,113
2 poros 1-3 0,058 0,242
3 poros 1-4 0,095 0,372
4 poros 1-5 0,136 0,550
5 poros 1-6 0,183 0,725
6 poros 2-3 0,032 0,129
7 poros 2-4 0,068 0,259
8 poros 2-5 0,110 0,437
9 poros 2-6 0,156 0,612
10 poros 3-4 0,037 0,130
11 poros 3-5 0,078 0,308
12 poros 3-6 0,125 0,483
13 poros 4-5 0,042 0,178
14 poros 4-6 0,088 0,353
15 poros 5-6 0,047 0,175
Gambar Ralat grafik































dari rumus g = 4


Variabel bebas(sumbu x) =


Variabel terikat (sumbu y) =



tan

=


= 4
tan


= 5
tan


= 4
tan=| |
= | |
= 1
tan=| |
=| |
=0
tan = |

|
= |

|
= 0,5





=9,85 m/s
2

tan
=

.0,5
= 1,23
(
= (


* Kesalahan relatif =


= 12,4
* Ketelitian = 100% - 12,4
= 87,52
* Kesesatan =
| |


=
||


=0,41

* Ketepatan =100% - 0,41
= 99,59




G. Pembahasan
Pada percobaan ayunan fisis kali ini, benda yang digunakan adalah benda tegar homogen
yang terbuat dari kayu sengon panjang 0,98 meter. Yang digantungkan pada gantungan
fisis.Kayu kemudian diayunkan dengan menggunakan sudut kecil yaitu 10 derajat (sudut kecil
berfungsi agar mendapatkan nilai Sin ,sehingga dapat diabaikan). Waktu yang
dibutuhkan dalam percobaan adalah selama 20 kali ayunan yang kemudian dicatat dalam data
pengamatan.
Menurut kajian teoritis besar percepatan gravitasi besarnya telah kita ketahui yaitu sebesar
9,81. Untuk mengetahui besar percepatan gravitasi dapat dilakukan beberapa percobaan, salah
satunya adalah menggunakan Ayunan Fisis.
Dalam percobaan ayunan fisis dilakukan dua macam percobaan yaitu yang pertama adalah
ayunan fisis, yang merupakan kayu berlubang-lubang, dalam percobaan ini dilakukan 6 kali
percoban dengan variasi L, variasi L dilakukan dengan cara menggantidari satu lubang ke
lubang lainnya.

Pada percobaan kita dapat menentukan pusat massa kayu sengon menggunakan rumus :
X
pm
=



Dan kita dapat menentukan percepatan gravitasi bumi ditempat percobaan, yaitu
menggunakan rumus:



Setelah diperoleh data pengamatan, kemudian melakukan perhitungan dan analisis data
menggunakan ralat grafik, diperoleh nilai percepatan gravitasi sebesar (

dengan ketelitian sebesar 87,52 dan ketepatan sebesar 99,59.


Besarnya nilai gravitasi tidak jauh berbeda dengan nilai gravitassi teori yang bernilai 9,81
m/s
2
, perbedaan antara besarnya ketelitian dan ketepatan karena dipengaruhi oleh factor sebagai
berikut :
a. kesalahan paralaks yaitu kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh arah pandang
pengamat dalam membaca skala suatu alat ukur (tidak lurus dengan skalanya).
b. Kesalahan dalam perhitungan waktu yang dilakukan praktikan.Waktu yang diperlukan
untuk 20 ayunan nantinya berpengaruh terhadap periode (T), jadi praktikan harus tepat
dalam mengukur waktu.
c. Ketidaktepatan dalam pengukuran panjang (l) sehingga mempengaruhi dalam
perhitungan menentukan percepatan gravitasi.

H. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan percobaan adalah
1. Ayunan Fisis adalah suatu sistem dengan benda yang digantung dari satu titik yang
bukan merupakan pusat massanya dan berosilasi ketika disimpangkan dari posisi
kesetimbangannnya.
2. Untuk menentukan pusat massa pada ayunan fisis, digunakan rumus:
X
pm
=


Dengan panjang kayu sengon sebesar 0,98 m dapat diketahui pusat massanya sebesar
0,46
3. Dalam menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi pada ayunan fisis masa
benda tidak berpengaruh tetapi yang berpengaruh adalah adalah L (jarak antara pusat
massa dengan gantungan.
Untuk menentukan percepatan gravitasi, digunakan rumus:


dalam percobaan diperoleh hasil percepatan gravitasi sebesar (

,
dengan ketelitian sebesar 87,52 dan ketepatan sebesar 99,59
b. Saran yang perlu diperhatikan dalam percobaan ini adalah
1. Praktikan harus lebih teliti dalam mengukur waktu.
2. Praktikan harus lebih cermat dalam mengukur panjang kayu sengon
3. Saat menyimpangkan benda jangan sampai ada gaya luar yang mempengaruhinya
(v
0
= 0 m/s)
4. Praktikan harus lebih teliti dalam menghitung banyaknya ayunan.
5. Simpangan sudut benda haruslah kecil.
6. Praktikan harus menguasai materi eksperimen.

I. Referensi
Alonso,Marcelo dan Edward J.Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas, Jakarta:
Eralangga
Tipler,Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik, Jakarta: Erlangga
Subiyanto, 2003. Fisika, Bandung : Aksara
Khanafiyah,S.Oktober 2010.Percobaan Osilasi Bandul Fisis Bentuk Sederhana sebagai
Tugas Proyek Penelitian pada Materi Momen Inersia di SMA.Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia 5(2009) 47-53

You might also like