You are on page 1of 23

A.

TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan konstanta pada pegas yang disusun dengan sistem pegas dengan dua
derajat kebebasan.
2. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan massa beban.
3. Membandingkan konstanta pegas baik mode rendah dan tinggi antara beban dari
logam dan balok kayu.

B. DASAR TEORI

Gerak harmonik sederhana adalah gerak osilasi yang periodik dan tidak pernah teredam
yang biasanya mengikuti Hukum Hooke (bahwa gaya akan berbanding lurus dengan
perubahan gerak) gerak harmonik secara umum terdiri atas gerak harmonik sederhana dan
gerak harmonik teredam.
Gerak harmonik sederhana adalah gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh selalu
sama(tetap). Gerak harmonik sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk
sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak periodik
adalah gerak berulang atau berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap.
Sistem pegas adalah sebuah pegas dengan konstanta pegas (k) dan diberi massa pada
ujungnya dan diberi simpangan sehingga membentuk gerak harmonik. Gaya yang
berpengaruh pada sistem pegas adalah gaya Hooke. Gerak harmonik sederhana disebabkan
oleh gaya pemulih atau gaya balik linier (F), yaitu resultan gaya yang arahnya selalu menuju
titik kesetimbangan dan besarnya sebanding dengan simpangannya, dimana arah gaya selalu
berlawanan dengan arah simpangannya.
Sehingga Hukum Hooke :



Dimana :
k= ketetapan gaya/konstanta pegas
= simpangan (m)

= gaya pemulih (N)


Konstanta pegas k ialah besarnya gaya yang diperlukan untuk menarik pegas sehingga
panjangnya bertambah sebesar satu satuan panjang. Makin berat benda, maka gerak benda itu
semakin lambat.










Dari Hukum II Newton, maka persamaan gerak untuk massa m dengan mengabaikan


gaya gesekan, adalah:
m.

= -kx
m.

=-kx
m.

+kx =0

=0
Solusiumumdaripersamaandiferensialnya adalah
x(t)= A sin (t +
0
)
atau
x(t)= A cos (t+
0
)
Benda yang bergetar mempunyai energi potensial.
Ep = m g y
dimana y = simpangan getaran




Benda yang bergetar mempunyai energi kinetik.

Ek =













Gambar 2. Getaran harmonik sederhana
Gambar 2.a menunjukkan pegas sebelum diberi beban.
Gambar 2.b menunjukkan pegas saat diberi beban dan berada pada posisi menyimpang (x).
Pada posisi ini benda berada dalam keadaan setimbang karena:


=


-k

= m g

= 0
Gambar 2.c menunjukkan pegas saat berada pada simpangan maksimum saat Ep = 0, dimana
v = 0.
Ada beberapa cara untuk menghitung konstanta pegas, di antaranya:
Melalui eksperimen
Melalui implisit: panjang pegas, solinoid/kumparan
Secara langsung: jenis bahan, diameter
Dalam percobaan getaran tergandeng ini, pegas yang digunakan lebih dari satu. Sistem
pegas ini terdiri dari tiga buah pegas yang memiliki nilai konstanta pegas yang sama yaitu k,
dan juga dua benda yang massanya sama yaitu m. Ada 2 mode getaran tergandeng:





a. Getaran Tergandeng Mode Rendah
Sistem ini diletakkan pada permukaan datar yang tanpa gesekan,lalu kedua benda
kita beri simpangan dengan panjang sama yaitu

seperti pada Gambar 3.











Gambar 3. Getaran tergandeng mode rendah
Dari gambar tersebut kita dapat menuliskan persamaan gerak untuk benda 1 dan 2.
Benda 1 :


Benda 2 :


Persamaan diferensial diatas tidak bebas satu dari yang lainnya.Dengan menganggap

.Jumlah dari kedua persamaan diatas akan menghasilkan:


Penyelesaian persamaan merupakan getaran pusat massa,sebagai berikut:


dengan

,ini biasa dikenal sebagai mode rendah atau mode 1. Pada getaran
pusat massa ini memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi getaran pegas tunggal,pegas
penggandeng hanya berfungsi sebagai penyelaras saja. Perpindahan masingmasing benda
mempunyai besar dan arah yang sama.


C. ALAT DAN BAHAN
1. Pegas : 3 buah
2. Beban : berupa balok kayu 42 gr, 126 gr, 139 gr, 168 gr, 181 gr
logam ( 50 gr, 100 gr, 150 gr, 200 gr, 250 gr )
3. Stopwatch : 1 buah
4. Mistar : 1 buah
5. Neraca : 1 buah
6. Statif : 2 buah
7. Solatipe : seperlunya
8. Bedak ( Pelicin )
9. Meja Kaca : 2 buah

D. RANGKAIAN ALAT DAN LANGKAH KERJA


Gambar 5. Skema rangkaian
1. Getarantergandengpada beban logam
a. mode rendah
1) Menimbangmassabebansebelumdigunakandenganneraca.
2) Mencari nilai konstanta (teori) setiap pegas yang digunakan dengan
menggantungkan secara vertikal pada massa logam yang digunakan.
3) Merangkai alat seperti gambar 5dengan menggunakan tiga pegas dan dua benda
bermassa sama.
4) Memberi simpangan pada pegas dengan menggeser kedua benda searah dan
pergeserannya sama.
5) Melepaskan pegas sampai pegas berosilasi.
6) Mencatat waktu yang diperlukan untuk 3 kali getaran.
7) Mengulangilangkah c-f untukvariasibeban.




b. mode tinggi
1) Menimbangmassabebansebelumdigunakandenganneraca.
2) Mencari nilai konstanta (teori) setiap pegas yang digunakan dengan
menggantungkan secara vertikal pada massa logam yang digunakan.
3) Merangkai alat seperti gambar 5dengan menggunakan tiga pegas dan dua benda
bermassa sama.
4) Memberi simpangan pada pegas dengan menggeser kedua benda berlawan arah dan
pergeserannya sama.
5) Melepaskan pegas sampai pegas berosilasi.
6) Mencatat waktu yang diperlukan untuk 3 kali getaran.
7) Mengulangilangkah c-f untukvariasibeban.

2. Getarantergandeng pada beban balok kayu
a. Mode rendah
1) Menimbangmassabebansebelumdigunakandenganneraca.
2) Merangkai alat seperti gambar 5dengan menggunakan tiga pegas dan dua benda
bermassa sama.
3) Memberi simpangan pada pegas dengan menggeser kedua benda searah dan
pergeserannya sama.
4) Melepaskan pegas sampai pegas berosilasi.
5) Mencatat waktu yang diperlukan untuk 3 kali getaran.
6) Mengulangilangkah c-f untukvariasibeban.

b. Mode Tinggi
1) Menimbangmassabebansebelumdigunakandenganneraca.
2) Merangkai alat seperti gambar 5dengan menggunakan tiga pegas dan dua benda
bermassa sama.
3) Memberi simpangan pada pegas dengan menggeser kedua benda berlawanan arah dan
pergeserannya sama.
4) Melepaskan pegas sampai pegas berosilasi.
5) Mencatat waktu yang diperlukan untuk 3 kali getaran.
6) Mengulangilangkah c-f untukvariasibeban.



E. DATA PENGAMATAN
1. Getarantergandeng variasi beban logam
a. Mode rendah
x = 40cm
n = 3 kali
No. m (gr)
t (s)

(s) T(s)


1. 50
1,03 1,07 1,05 1,05 0,35 0,12
2. 100
1,47 1,5 1,52 1,5 0,5 0,25
3. 150
1,75 1,56 1,69 1,67 0,56 0,31
4. 200
1,92 1,77 1,84 1,84 0,61 0,38
5 250
1,95 1,91 2,03 1,96 0,65 0,43

b. Mode tinggi
x = 40cm
n = 3 kali
No. m (gr)
t (s)

(s) T(s)


1. 50
0,93 0,97 0,98 0,96 0,32 0,10
2. 100
1,03 1,05 1,07 1,05 0,35 0,12
3. 150
1,15 1,13 1,09 1,12 0,37 0,14
4. 200
1,31 1,21 1,31 1,28 0,43 0,18
5. 250
1,44 1,48 1,45 1,46 0,49 0,24

c. Hubunganantaraperiodepegasdanmassabeban
No. m (gr) T (s) Mode Rendah T(s) Mode Tinggi
1. 50
0,35 0,32
2. 100
0,5 0,35
3. 150
0,56 0,37
4. 200
0,61 0,43
5. 250
0,65 0,49



2. Getarantergandeng variasibebanbalok kayu

a. Mode rendah
No. m (gr)
t (s)

(s) T(s)


1.
42 0,9 0,9 1 0,93 0,31 0,096
2.
126 1,9 1,9 1,8 1,87 0,62 0,387
3.
139 1,4 1,6 1,6 1,53 0,51 0,261
4.
168 2 2,1 1,9 2,00 0,67 0,444
5.
181 1,7 2,2 2,3 2,07 0,69 0,475

b. Mode tinggi
No. m (gr)
t (s)

(s) T(s)


1.
42 0,76 0,72 0,6 0,69 0,23 0,053
2.
126 1,09 0,98 1 1,02 0,34 0,116
3.
139 1,2 1,1 1,13 1,14 0,38 0,145
4.
168 1,27 1,3 1,28 1,28 0,43 0,183
5.
181 1,3 1,33 1,28 1,30 0,43 0,189

c. Hubunganantaraperiodepegasdanmassabeban

No. m (gr) T (s) Mode Rendah T(s) Mode Tinggi
1.
42 0,31 0,23
2.
126 0,62 0,34
3.
139 0,51 0,38
4.
168 0,67 0,43
5.
181 0,69 0,43






F. ANALISIS DATA

Perhitungan konstanta pegas secara praktikum

1. Getarantergandeng variasibebanlogam
a. Mode rendah


1) Massa beban = 50 gram
= 0,05 kg
T
2
= 0,13 sekon




2) Massa beban = 100 gram
= 0,1 kg
T
2
= 0, 25 sekon




3) Massa beban = 150 gram
= 0,15 kg
T
2
= 0, 31 sekon





4) Massa beban = 200 gram
= 0,2 kg
T
2
= 0, 38 sekon



5) Massa beban = 250 gram
= 0,25 kg
T
2
= 0, 43 sekon


16,45 19,01 -2,56 6,55
15,79 19,01 -3,22 10,37
19,1 19,01
0,09
0,01
20,78 19,01
1,77
3,13
22,95 19,01 3,94 15,52

= 35,58








Kesalahan Relatif =


= 6,99 %
Ketelitian = 100% - KR
= 100% - 6,99%
= 93,01%


b. Mode tinggi



1) Massa beban = 50 gram
= 0,05 kg
T
2
= 0, 1 sekon



2) Massa beban = 100 gram
= 0,1 kg
T
2
= 0, 12 sekon




3) Massa beban = 150 gram
= 0,15 kg
T
2
= 0, 14 sekon



4) Massa beban = 200 gram
= 0,2 kg
T
2
= 0, 18 sekon



5) Massa beban = 250 gram
= 0,25 kg
T
2
= 0, 24 sekon


11,93
-5,5 30,25
11,93
-1,19 1,42
11,93
2,07 4,28
11,93
2,6 6,76
11,93
2,02 4,08

= 46,79







Kesalahan Relatif =


= 12,8 %
Ketelitian = 100% - KR
= 100% - 12,8 %
= 87,2%
c. HubunganAntaraPeriodePegasdan Massa Beban

2. Getarantergandeng variasibebanbalok kayu
a. Mode rendah


1) Massa beban = 42 gram
= 0,042 kg
T
2
= 0, 096 sekon



2) Massa beban = 126 gram
= 0,126 kg
T
2
= 0, 387 sekon



3) Massa beban = 139 gram
0,35
0,5
0,56
0,61
0,65
0,32
0,35
0,37
0,43
0,49
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
50 100 150 200 250
Variasi Beban Logam
mode rendah
mode tinggi
T(s)
m(gr)
= 0,139kg
T
2
= 0, 261 sekon



4) Massa beban = 168 gram
= 0,168 kg
T
2
= 0, 444 sekon




5) Massa beban = 181 gram
= 0,181 kg
T
2
= 0, 474 sekon



-0,95 0,9

3,33 11,08

-4,81 23,16

1,26 1,59

1,18 1,39

= 38,12









Kesalahan Relatif =


= 8,5 %
Ketelitian = 100% - KR
= 100% - 8,5 %
= 91,5%

a. Mode tinggi



1) Massa beban=42 gram
= 0,042 kg
T
2
= 0, 053 sekon




2) Massa beban =126 gram
= 0,126 kg
T
2
= 0, 116 sekon



3) Massa beban =139 gram
= 0,139 kg
T
2
= 0, 145 sekon




4) Massa beban =168 gram
= 0,168 kg
T
2
= 0, 183 sekon



5) Massa beban =181 gram
= 0,181 kg
T
2
= 0, 189 sekon



-2,01 4,04

1,89 3,57

0,23 0,05

-0,36 0,13

0,26 0,06

= 7,85








Kesalahan Relatif =


= 5 %
Ketelitian = 100% - KR
= 100% - 5 %
= 95%


c. Hubungan antara periode pegas dan massa beban


















0,31
0,62
0,51
0,67
0,69
0,23
0,34
0,38
0,43 0,43
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
42 126 139 168 181
Variasi Balok Kayu
mode rendah
mode tinggi
T(s)
m(gr)

G. PEMBAHASAN
Eksperimengetaran tergandeng yang telah kami lakukan bertujuanuntuk menentukan
konstanta pegas pada balok dan logam serta mengetahui hubungan antara periode pegas dan
massa beban. Terdapat dua mode yaitu mode rendah dan tinggi.
Massa beban logam Massa beban balok kayu
Mode Rendah Mode Tinggi Mode Rendah Mode Tinggi
K







Ketelitian 93,01% 87,2%

91,5%

95%


1. Penentuan Konstanta Pegas
Pada sistem pegas yang menggunakan beban balok dan logam ini didapatkan hasil:
Konstanta pegas logam : mode rendah = 19,01 ; mode tinggi : 11,93
Konstanta pegas balok (kayu) : mode rendah = 16,18 ; mode tinggi 12,36
Dari hasil di atas terdapat nilai yang berbeda dan tidak tetap, antara logam dan balok pada
mode rendah nilainya lebih besar konstanta pegas logam, sedangkan pada mode tinggi
didapatkan sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi akibat faktor yang mempengaruhi, antara
lain :
1. Perbedaan jenis massa atau rapat partikelnya, antara balok kayu dan logam memiliki
massa jenis yang berbeda, sehingga dapat mempengaruhi hasil perhitungan konstanta
pegas.
2. Massa beban yang digunakan tidak sama, antara balok dan logam massanya tidak
sama. Apabila massa yang digunakan sama, kemungkinan besar kami dapat
memperbandingkan antara konstanta logam dan balok lebih tepat, karena memiliki
massa yang sama besar.
3. Ketidaklinearan bidang datar yang digunakan, pada praktikum ini, kami menggunakan
dua meja yang terdapat kaca pada permukaannya. Namun, pada pertengahan yang
terbentuk antara pinggir kedua meja menyebabkan adanya spaceantara ke dua meja
yang digunakan sehingga menimbulkan gangguan pada berjalannya beban. Pada saat
pegas berosilasi, terdapat gesekan pada space tersebut yang mengenai beban massa
yang digunakan.
4. Penggunaan bedak yang jumlahnya tidak sama, bedak yang berperan sebagai bahan
pelicin guna mengurangi gesekan yang ditimbulkan juga mempengaruhi hasil
perhitungan konstanta. Jumlah bedak yang menempel pada beban jumlahnya tidak
sama antara percobaan satu dan yang lainnya. Seharusnya, saat beralih menuju
percobaan selanjutnya, massa beban harus dibersihkan permukaannya, dan menabur
bedak yang jumlahnya relatif sama.
5. Penggunaaan solatif yang tidak konsisten balutannya. Pada saat kami melakukan
percobaan, kami mengamankan pengait antara beban dan pegas dengan solatif, pada
saat membalut dengan solatif, kami tidak memperhitungkan jumlah balutan yang kami
gunakan antara beban dan pegas satu dengan lainnya.
2. Mengetahui Hubungan antara Periode Pegas dan Massa Beban
Periode pegas dan massa beban saling berhubungan, sesuai rumus yang telah
diuraikan sebelumnya pada landasan teori, terdapat hubungan yang berbanding lurus,
antara massa beban dan kuadrat periode pegas pada mode rendah, dan massa
berbanding lurus dengan tiga kali kuadrat periodenya pada mode tinggi. Sehingga,
semakin besar massa beban yang digunakan, maka akan semakin besar pula
periodenya. Hasil yang lebih jelas dapat terlihat di data pengamatan. Hasil yang sesuai
dengan teori ini didukung dengan dua kali pengulangan pada setiap percobaan.
3. Membandingkan konstanta pegas baik mode rendah dan tinggi antara beban dari
logam dan balok kayu.
Dari data sebelumnyadapatdilihatbahwaketelitianpada mode
rendahdarimassabebanbalokkayudanlogamtidakjauhberbeda.
Perbedaaninidisebabkanolehmassajenisbeban yang
digunakandanakanmemengaruhiwaktu yang digunakanuntukmelakukanosilasi.
Dapatdilihat pula padaketelitian mode tinggidarimassabebanlogamdanbalokkayu yang
jauhberbeda. Dari percobaan yang dilakukanmasihditemukanhasil yang
tidaksesuaidenganidealnya, halinidisebabkanolehbeberapafaktor di antaranyaadalah :
1. Bidang osilasi yang digunakan tidaklah begitu licin, masih ada gesekan antara
beban dan bidang sehingga menimbulkan gaya hambat yang bekerja pada beban.
2. Menentukan waktu yang digunakan dalam osilasi yang sulit.
Kendala yang dialami:
1. Ketersediaanalatpraktikum yang kurangmemadai
2. Penentuantempatpraktikum yang sesuai
3. Penyatuanjadwalantarkelompokpraktikum.



H. KESIMPULAN

Dari percobaan dan anlisis yang dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan
1. Besarnya konstanta pegas getarantergandengdengan persamaan :
a. Mode Rendah

1. Konstanta pegas pada logam:


Mode rendah:
Kesalahan relatif : 6,99%
Ketelitian : 93, 01%
2. Konstanta pegas pada balok kayu:
Mode rendah :
Kesalahan relatif : 8,5%
Ketelitian : 91,5%

b. Mode Tinggi


1. Konstanta pegas pada logam:
Mode tinggi :
Kesalahan relatif: 12,8%
Ketelitian : 87,2%
2. Konstanta pegas pada balok kayu:
Mode tinggi :
Kesalahan relatif : 5%
Ketelitian : 95%
2. Semakin besar massa bebanyang diberikan maka semakin besar pula waktu yang
diperlukan untuk satu getarannya (periode).
3. Massa jenis mempengaruhi konstanta pegas.






I. DAFTAR PUSTAKA
Khanafiyah, Siti dan Elianawati.2007.Fenomena Gelombang.Semarang: H
2
0 Publishing.
Mudilarto. 1993. Materi Pokok Fisika Dasar 2. Jakarta: Depdikbud.
http://hmjfisikauinalauddin.files.wordpress.com/2012/06/bab-tiga.doc

You might also like