You are on page 1of 10

1

Hak Dan Kewajiban Suami Istri



A. Hak dan Kewajiban Suami Istri
Jika suami sama-sama menjalankan tanggung jawabnya masing-masing, maka
akan terwujudlah ketrentaman dan ketenangan hati sehingga sempurnalah
kebahagiaan hidup berumah tangga. Dengan demikian, tujuan hidup berkeluarga
akan terwujud sesuai dengan tuntunan agama, yaitu sakinah, mawaddah, dan
warrohmah.
1. Hak Bersama Suami Istri
Dengan adanya akad nikah maka antara suami dan istri mempunyai
tanggung jawab dan hak . yaitu sebagai berikut;
a. Suami dan istri dihalalkan melakukan hubungan seksual. Mengadakan
kenikmatan hubungan merupakan hak bagi suami istri yang dilakukan
secara bersamaan.
b. Haram melakukan pernikahan dengan saudaranya masing-masing baik
suami maupun istri.
c. Dengan adanya pernikahan, kedua belah pihak saling mewarisi apabila
seseorang telah meninggal meskipun belum bersetubuh.
d. Anak mempuanyai nasib jelas.
e. Kedua belah pihak bertingkah laku dengan baik sehingga melahirkan
kelsraan dalam kedamaian hidup.
f. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat An-nisa ayat 19 . dan
bergaulah dengan mereka (istri) secara patut.
2. Bersikap lemah lembut kepada istri
Seorang suami dianjurkan bersikap lemah lembut kepada istrinya. Di
samping itu, suami juga harus berperilaku yang santun kepada istrinya, bahkan
harus menjadi tauladan. Tidak boleh menyakitinya, baik dengan kekerasan
badan maupun lisanya.
Dalam hidupnya manusia tidak dapat terlepas dari adanya
kebutuhan-kebutuhan, baik kebutuhan bersifat jasmaniyah maupun rohaniyah.
2

Karena manusia memilika kebutuhan untuk melakukan suatu aktivitas atau
tindakan tertentu dalam hidupnya.
Dalam kehidupan berumah tangga, seorang suami istri harus saling
hormat dan saling mengasihi. Saling bantu membantu, take ang give (memberi
dan menerima), saling pengertian tidak boleh egoistis atau mau menang
sendiri.

3. Kewajiban Suami Istri Dalam Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa kewajiban suami istri, secara rinci, sebagai berikut;
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakan rumah
tangga yang sakinah, mawadah, dan warohmah yang menjadi sendi dasar dari
susunan masyarakat.
a. Suami istri wajib saling mencintai, menghormati, setia, dan memberi
bantuan lahir bathin
b. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-
anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani, amupun
kecerdasanya, serta pendidikan agamanya.
c. Suami istri wajib memelihara kehormatanya.
d. Jika suami atau istri melalaikan kewajibanya, masing-masing dapat
mengajukan gugatan ke pengadilan agama.

B. Hak dan Kewajiban Suami Terhadap Istri
1. Hak Suami Terhadap Istri
Diantara beberapa hak suami terhadap istrianya, yang paling pokok
diantaranya;
a. Ditaati dalam hal-hal yang tidak maksiat
b. Istri menjaga dirinya sendiri dan harta suami
c. Menjauhkan diri dari mencampuri sesuatu yang dapat menyusahkan
suami\
d. Tidak bermuka masam di hadapan suami
e. Tidak menunjukan keadaan yang tidak disenangi suami
3

Kewajiban taat kepada suami hanya dalam hal-hal yang dibenarkan
agama, bukan dalam hal kemaksiatan kepada Allah Swt. Jika suami
memerintahkan istri untuk berbuat maksiat, maka ia harus menolaknya. Di
antara ketaatan istri kepada suami adalah tidak keluar rumah kecuali
dengan izinya.
Dalam Al-Quran Allah Swt, menjelaskan bahwa istri harus bisa
menjaga dirinya, baik ketika berada di depan maupun di belakang
suaminya, dan ini merupakan salah satu cirri yang salehah.
Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara. (QS An-Nisa [4] ; 34)
Maksud memelihara diri di balik pembelakanga suaminya. Dalam ayat
tersebut adalah istri dapat menjaga dirinya ketika suaminya tidak ada dan
tidak berbuat khiana kepadanya, baik ,mengenai diri maupun harta
bendanya. Inilah ,erupakan kewajiban tertinggi bagi seseorang istri
terhadap suami.
2. Kewajiban Suami Terhadap Istri
Kewajiban suami terhadap istri mencakup kewajiban materi berupa
kebendaan dan kewajiban nonmateri yang berupa kebendaan.
a. Kewajiban materi berupa kebendaan
b. Sesuai dengan penghasilanya, suami mempunyai kewajiban terhadap
istri
1. Memberi nafkah, pakaian, dan tempat tinggal
2. Biaya rumah tangga, biaya perawatan, dan baiaya pengobatan bagi
istri dan anak
3. Biaya pendidikan bagi anak
4. Dua kewajiban yang paling depan di atas mulai berlaku sesudah
ada tamkin, yaitu istri mematuhi suami, khususnya, ketika suami
ingin menggaulinya. Di samping itu, nafkah bisa gugur apabila istri
nusuz.

4




C. Kewajiban Istri Terhadap Suami
Diantara beberapa kewajiban seorang istri terhadap suami adalah sebagai
berikut;
1. Taat dan patuh terhadap suami
2. Pandai mengambil hati suami memalui makanan dan minuman
3. Mengatur rumah dengan baik
4. Menghormati keluarga suami
5. Bersikap sopan, penuh senyum terhadap suami.
6. Tidak mempersulit suamidan selalu mendorong suami untuk maju
7. Ridha dan syukur terhadap apa yang telah diberika suami
8. Selalu berhemat dan suka menabung
9. Selalu berhias, dan bersolek untuk dihadapan suami
10. Jangan selalu cemburu buta.



D. . Landasan Hukum hak dan kewajiban suami istri
1. Landasan Hak suami/ kewajiban istri
Hak suami tercermin dari ketaatan dari seorang istri, penghormatan
dari seorang istri terhadap segala keinginannya, dan mewujudkan
kehidupan yang tenang dan nikmat sebagaimana yang diinginkan.
Hak-hak yang tercermin dalam kebahagiannya dengan makna pernikahan
dan kebencian. Menjauhkan akibat permusuhan dan keterpaksaan sehingga
kehidupan rumah tangga tidak bagaikan dalam neraka jahim, sulit dalam
pekerjaan , menghabiskan segenap usaha, kemudian tidak terdapat
kebahagiaan dan ketenangan didalamnya.
Bagi istri hendaknya mengetahui suaminya dengan penghormatan
dan kemuliaan. Ia menggantikan suami dalam usaha dan pemberian.
5

Memberi suaminya dari berbagai kesusahan dan kekacauan. Ia tidak
berusaha menentang ucapan suaminya, merendahkannya, dan mengikuti
keinginannya. ia mengikuti pandangannya, dan ikut merasakannya dengan
keingkaran dan mengingkarinya.
Hak-hak suami terhadap istrinya yang diwajibkan oleh islam
memungkinkan perempuan melaksanakan tanggung jawabnya yang pokok
dalam rumah tangga dan masyarakat. Memberi kemampuan bagi laki-laki
untuk membangun rumahnya dan keluarganya.
Kewajiban taat seorang istri kepada suami hanyalah dalam hal-hal
yang dibenarkan agama, bukan dalam hal kemaksiatan kepada Allah SWT.
Adapun dasar yang dijadikan landasan hukum hak-hak seorang suami
adalah sebagai berikut. :
Dari Abdullah bin Umar ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW.
bersabda : Hak suami terhadap istrinya adalah tidak menghalangi
permintaan suaminya kepadanya sekalipun sedang di atas punggung unta,
tidak berpuasa walaupun sehari saja selain dengan izinnya, kecuali puasa
wajib. Jika ia tetap berpuasa, ia berdosa dan puasanya tidak diterima. Ia
tidak boleh memberikan sesuatu dari rumahnya kecuali dengan izin
suaminya. Jika ia memberinya maka pahalanya bagi suaminya dan
dosanya untuk dirinya sendiri. Ia tidak keluar dari rumahnya kecuali
dengan izin suaminya. Jika ia berbuat demikian, maka Allah akan
melaknatnya dan para malaikat memarahinya sampai tobat dan pulang
kembali sekalipun suaminya itu dzalim.
2. Landasan hak istri/ kewajiban suami
Adapun hadits yang dijadikan pedoman mengenai hak-hak istri
yang menjadi kewajiban seorang suami :Dari Sulaiman bin Amru bin
Amru bin al-Ahwasy dari bapaknya, sesungguhnya ia hadir dalam haji
wada bersama Rasulullah SAW. Ia memuji dan memuji Allah SWT.
berdzikir dan memberi nasihat. kemudian ia berkata : Aku berwasiat
kepada kalian untuk berbuat baik terhadap para perempuan karena
mereka bagi kalian seperti para tawanan yang tidak memiliki sesuatu
6

atasan selain hal itu kecuali ia melakukan kemungkaran yang nyata. Jika
ia melakukan maka diamkanlah mereka dari tempat tidur, pukullah
mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti. Jika mereka menyakiti
kalian maka janganlah kalian menari jalan. Bagi kalian terdapat hak atas
perempuan-perempuan kalian, bagi perempuan-perempuan kalian
terdapat hak atas kalian. Adapun hak kalian atas para perempuan kalian
adalah janganlah mereka berhubungan dengan kalian di tempat tidur
dengan keadaan membenci dan ia tidak memberi izin dalam rumah kalian
seseorang yang mereka benci ingatlah hak mereka atas kalian untuk
memberikan yang baik dalam pakaian dan makanan mereka. ( H.R. Ibnu
Majah dan Tirmidzi)
Menurut Abu Isa hadits diatas hasan shahih. Hadits ini juga
diriwayatkan Abul Ahwasy dari Syabib bin Gharqadah. Hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Daud.Dari Muawiyah Al-Qusyairy berkata :
Saya bertanya kepada Rasullah SAW. : Wahai Rasulullah apa hak
seorang istri salah satu dari kami, Rasulullah menjawab : Memberi
makannya apabila kamu makan, memberi pakaiannya apabila kamu
berpakaian, janganlah memukul wajah, Dan jangalah menjelek-
jelekkannya dan janganlah bertengkar kecuali di rumah. (H.R. Abu
Daud)
Pendapat Ulama mengenai Hak dan Kewajiban Suami istri
Adapun perbedaan pendapat mengenai kewajiban istri/ hak suami
mengenai kewajiban seorang istri ditinjau dari pelayannya. Menurut
sebagian ulama salaf dan ulama khalaf mewajibkan pelayanan istri untuk
kemaslahatan keluarga. Sebagaimana Abu Tsaur mengatakan bahwa,
wajib bagi istri untuk membantu suaminya dalam setiap urusan.
Menurut Sebagian Ulama madzhab Maliki, Istri itu wajib
mengerjakan pekerjaan rumah tangganya, dan melihat dari kedudukannya.
Jika ia kaya maka menggunakan pelayan, jika dari golongan sederhana
maka ia berkewajiban melaksanakan sendiri seperti membentangkan
7

kasur. Kalu dari kalangan selain itu maka berkewajiban mengatur rumah
tangga, mencuci, memasak dan lain sebagainya.
Sebagian ulama menolak atas wajibnya istri untuk memberikan
pelayanannya dalam permasalahan ini. Sebagian dari ulama tersebut
adalah Malik, Asy-Syafii, Abu Hanifah, Rahimatullah. Pendapat ketiga
ulama tersebut sama dengan para ulama dzahir, mereka mengatakan
bahwa sesungguhnya akad nikah menuntut kesenangan bukan untuk
memberi pelayanan, memberikan manfaat-manfaat. Mereka mengatakan,
hadits-hadits yang disebutkan menunjukkan sukarela dan akhlak-akhlak
mulia. Menurut mereka hadits hadits tentang pelayanan istri terhadap
suami menunjukkan kesukarelaan.
Adapun pendapat ulama mengenai kewajiban suami/hak istri
dalam hal memberikan nafkah. Para Ulama fuqaha berpendapat bahwa
suami wajib memberikan nafkah jika sudah dipenuhinya syarat-syarat
kepemilikan hak terhadap nafkah. Untuk memiliki hak atas nafkah,
beberapa syarat berikut harus dipenuhi :
a. Akad nikah dilaksanakan secara sah
b. Istri menyerahkan dirinya kepada suami
c. Istri menyediakan diri bagi suami untuk menikmati kesenangan dengan
dirinya
d. Istri tidak menolak untuk pindah sesuai dengan keinginan suami
e. Keduanya termasuk orang yang layak untuk dapat menikmati
kesenangan dalam hubungan suami istri.
Madzhab Zhahiri berpendapat bahwa kewajiban memberi nafkah yakni
ketika sudah melukukan hubungan suami istri. Manakalah terjadi
hubungan suami istri, maka nafkah wajib ditunaikan. Mereka menganggap
bahwa nafkah tetap diberikan kepada istri yang belum berusia balig dan
istri yang membangkangnya tanpa memperhatikan syarat-syarat yang
ditetapkan oleh para ulama fikih selain mereka.
Lebih lanjut, Ulama Zhahiiyah berpendapat bahwa istri yang tidak
menerima nafaqah dari suaminya tetap menjalankan kewajibannya sebagai
8

istri dan tidak boleh menolak permintaan suami untuk digauli. Istri harus
sabar menerima kenyataan ketidakmampuan suaminya. Sebagian ulama
berpendapat bahwa jika suami mengalami kesulitan mengenai nafkah, istri
diperintahkan untuk mengambil utang dan tetap bersamanya dengan sabar.
Menurut pendapat Hanafi, suami yang tidak sanggup memberikan
nafkah da pakaian kepada istrinya, tidak berhak mendapat pelayanan,
tetapi hendaknya istri diberi kesempatan untuk mencari kehidupan.
Adapun pendapat Maliki, Hanbali, dan Syafii mengenai hal tersebut
membolehkan istri meminta pembatalan pernikahan lantaran suaminya tak
sanggup memberikan nafkah.
Dari berbagai pendapat diatas, kiranya seorang suami/istri memahami
kekurangan pasangannya masing-masing, agar dapat menjalin kehidupan
yang harmonis sehingga tercipta keluarga yang sakinah mawaddah
warahmah.


E. KESIMPULAN
Hak-hak yang diwajibkan dalam Islam, bagi masing-masing suami istri
memiliki hak-hak dan kewajiban antara satu dengan yang lainnya yang
diklasifikasikan sebagai berikut: Hak berserikat suami istri, Hak
suami/kewajiban istri dan Hak istri/kewajiban suami
Landasan hukum dan pendapat ulama kebanyakan berbicara mengenai
tugas/ kewajiban masing-masing pasangan serta hak yang menyertai mereka.
Islam mengajarkan keseimbangan, dalam hal ini teks-teks sabda nabi sudah
mengisyaratkan secara jelas apa kewajiban dan hak suami istri.






9

MAKALAH

MATERI FIQIH
Hak dan Kewajiban Suami Istri



Disusun Oleh :
Selpi Kusnita
211 324 7813



Dosen Pembimbing :
Dra. Khermarinah, M.Pd







PRODI PENDIDIKAN GURU MADRSA IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INTSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
2014

10

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H.M.A Tihami, M.A., M.M , Drs. Sohari Sahrani, M.M., M.H. Fiqh
Munakahat (kajian Fiqh Nikah Lengkap). Jakarta: Rajawali Pers,
2010, cet. ke-2.
Nasiruddin, Muhammad AlBani, Shahih Sunan At-Tirmidzi buku 1, Pustaka al-
Ahzar Kampung Sunnah. ORG, tt, bentuk PDF

Abdurrahman, Muhammad Ad-Dimasyiqi, Fiqih 4 madzhab, Bandung : Hamisyi,
2010

Ghozali, Abdur Rahman, Fiqh Munakahat, Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2010.

Shahih Sunan At-Tirmidzi buku 3, Pustaka al-Ahzar Kampung Sunnah. ORG, tt,
bentuk PDF.

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah Jilid 3, Jakarta : Cakrawala Publishing, 2008

Fikih Sunnah, Jakarta : PT. Pena Pundi Aksara, 2010

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta : Prenada
Media, 2007

You might also like