You are on page 1of 14

Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi

Hidrogeologi dan Potensi Airtanah Pulau Padang dan Sekitarnya


1. Tinjauan Geologi dan Hidrogeologi Regional
1.1 Geologi Regional
Berdasarkan peta topografi skala 1:50.000 yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal, morfologi daerah
penelitian relatif landai dengan ketinggian antara 0 m dpl sampai 25 m dpl).
Berdasarkan geologi regional lembar Bengkalis dan iak ri !ndrapura, yang dirangkum dari laporan
geolistrik, maka daerah ka"ian tersusun oleh 2 satuan, yaitu :
1. #lu$ium %ua &Old Alluvium), endapan ini merupakan alu$ium yang berumur 'listosen #tas
danmenindih (ormasi )inas se*ara tidak selaras. )aterial penyusunnya terdiri atas material lepas
berbutir halus sampai kasar terdiri lempung, lanau, kerikil lempungan, sisa+sisa tumbuhan.
2. #lu$ium )uda &Young Alluvium), berumur ,olosen sampai sekarang, terdiri dari lempung dan
lanau pada endapan pantai, lumpur, pasir dan kerikil sisa+sisa tumbuhan yang diendapkan di
dataran ban"ir aliran sungai. -uga terdapat terumbu koral.
'eta geologi regional dapat dilihat pada Gambar 1.
1.2 ,idrogeologi Regional
,idrogeologi di 'ulau 'adang dan sekitarnya, menggambarkan kondisi yang homogen, yaitu se*ara
hidrogeologis akifer di daerah ini termasuk akifer produktif dengan penyebaran yang luas. #kifer
produktif ini merupakan akifer dengan aliran melalui ruang antar butir, yaitu pada satuan batulumpur
lunak dengan urat kaolin dan limonit, batulanau, lempung tufan, pasir dan kerikil, dengan kelulusan
relatif sedang.
)uka airtanah pada sistem ini umumnya dekat permukaan &dangkal) dan mengikuti topografi, dengan
debit sumur men*apai lebih dari 5 liter . detik. 'eta hidrogeologi regional daerah penelitian dapat dilihat
pada Gambar 2.
,al 1.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
Kurau
Pedas
Meranti
Bunting
Lukit
BU
Mekikit / AI
PULAU PADANG PULAU MERBAU
PULAU TEBINGTINGGI
PULAU SUMATERA
046'30" 046'30"
051'40" 051'40"
056'50" 056'50"
12'00" 12'00"
17'10" 17'10"
10215'30"
10215'30"
10220'40"
10220'40"
10225'50"
10225'50"
10231'00"
10231'00"
10236'10"
10236'10"
1 1
PETA GEOLOGI REGIONAL
Pulau Padang dan sekitarnya
N
4000 0 4000 8000 M
Legenda
Aluviu !ua
"nda#an Aluviu Muda
$%ntur
&alan
$eterangan
'u(er )
1* Peta +e%l%gi ,egi%nal Le(ar -engkalis
. 'iak 'ri /ndra#ura0 'uatera 1 ) 250*000
2* Peta ,u#a -ui0 -ak%surtanal0 1 ) 50*000
Gambar 1 'eta Geologi Regional &0ameron, 1. R., dkk., 1232)
Gambar 2 'eta ,idroeologi Regional lembar Bengkalis 1 : 250.00 & )udiana, 4., 200/)
,al 2.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
2. Model Sistem Hidrogeologi Daerah Penelitian
Berdasarkan peta Geologi yang dikeluarkan oleh 'usat 'enelitian dan 'engembangan Geologi
&'''G) tahun 1255, daerah penelitian tersusun oleh satuan batuan berumur kuarter &6a) yang
didominasi oleh pasir, lanau, hingga lempung yang belum mengalami kompaksi. e*ara regional
satuan alu$ial ini di bagi dalam dua unit yaitu satuan alu$ial muda dan alu$ial tua. e*ara umum tidak
ditemukan kelurusan yang menun"ukan adanya struktur geologi.
Berdasarkan in$estigasi geolistrik sampai kedalaman kurang lebih 150 m, litologi daerah penelitian
terbagi dalam 2 satuan litologi yaitu satuan pasir &sand dominated) dan satuan lempung &clay
dominated). 7itologi alu$ial ini se*ara umum terbagi dalam tiga lapisan dengan kemiringan landai.
'ada lapisan atas adalah satuan dengan dominasi pasir &sampai kedalaman 21 m bmt), lapisan kedua
adalah satuan lempung &kedalaman antara 15 sampai 83 m bmt), lapisan ketiga kembali dominasi
pasir &dari kedalaman antara 80 m hingga tidak diketahui). Berdasarkan interpretasi geolistrik yang
sudah dilakukan akuifer 1 dan 2 merupakan resh !ater. 'rofil susunan litologi daerah penelitian di titik
geolistrik dan perkiraan satuan hidrogeologi daerah penelitian dapat dilihat pada %abel 1, 2 dan 9.
%abel 1 'rofil 7itologi dan atuan ,idrogeologi di 'ulau 'adang, berdasarkan profil geolistrik '01.
1e#t2
Lit%l%gi 'atuan
3idr%ge%l%gi 4r% !%
0 0*5 La#isan Penutu# Aki5er1
0*5 0*5214 La#isan Penutu# Aki5er1
0*5214 5*382 Pasir6kerikil Aki5er1
5*382 5*578 Pasir6kerikil Aki5er1
5*578 24*28 Le#ung0Lu#ur Akitard 1
24*28 26*13 Le#ung0Lu#ur Akitard 1
26*13 47*1 Le#ung0Lu#ur Akitard 1
47*1 138*2 Pasir6kerikil Aki5er2
%abel 2. 'rofil 7itologi dan atuan ,idrogeologi di '. %ebing %inggi, berdasarkan profil geolistrik %%01.
1e#t2
Lit%l%gi 'atuan
3idr%ge%l%gi 4r% !%
0 0*6 La#isan Penutu# Aki5er1
0*6 1*32 La#isan Penutu# Aki5er1
1*32 2*705 Pasir6kerikil Aki5er1
2*705 6*374 Pasir6kerikil Aki5er1
6*374 14*07 Le#ung0Lu#ur Akitard 1
14*07 30*77 Le#ung0Lu#ur Akitard 1
30*77 68*16 Le#ung0Lu#ur Akitard 1
68*16 150 Pasir6kerikil Aki5er2
%abel 9. 'rofil 7itologi dan atuan ,idrogeologi di '. )erbau, berdasarkan profil geolistrik )01.
,al 9.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
1e#t2
Lit%l%gi 'atuan 3idr%ge%l%gi
4r% !%
0 0*5 La#isan Penutu# Aki5er1
0*5 0*803 La#isan Penutu# Aki5er1
0*803 1*74 Pasir6kerikil Aki5er1
1*74 7*01 Pasir6kerikil Aki5er1
7*01 18*2 Pasir6kerikil Aki5er1
18*2 54*8 Le#ung0Lu#ur Akitard 1
54*8 64*4 Pasir6kerikil Aki5er2
64*4 142 Pasir6kerikil Aki5er2
elan"utnya berdasarkan titik+titik pengukuran geolistrik &22 titik) direkonstruksi model 9 :imensi untuk
melakukan simulasi. Beberapa dasar asumsi simulasi numerik hidrogeologi adalah sebagai berikut:
1. )odel konfigurasi akuifer sebagai model fisik dibangun berdasarkan data pengukuran
geolistrik yang didukung dengan peta geologi regional
2. )orfologi model dibangun berdasarkan peta topografi Bakosurtanal dengan skala 1:50.000
dengan inter$al kontur 25 m.
9. )odel sistem airtanah adalah sistem airtanah bebas &unconined) sampai semi conined. leaky
a"uier dimana lapisan pengekang lempung sebagai akitard, tidak sepenuhnya kedap karena
masih dalam formasi satuan yang belum terkompaksi.
/. )odel aliran mengikuti turunan persamaan :ar*y untuk kondisi transient dengan persamaan
T
R
dt
dh
T
S
z
h
T
z y
h
T
y x
h
T
x
=

:imana: R perubahan recharge atau discharge. 'enyelesaian persamaan numerik ini dengan
metode beda hingga #inite dierence) grid centered dengan sot!are modlo! v$ %$&$
5. )odel dibangun dengan dimensi model 99 km &;asting) dan 28 km &1orthing), dengan ukuran
grid *ell 100 meter 5 100 meter, "umlah grid *ells 9/0 5 2<0 *ells. )odel ini meliputi sebagian
'ulau 'adang, 'ulau )erbau, 'ulau %ebing %inggi dan sebagian ke*il 'ulau umatera.
8. ebagai boundary condition digunakan constant head lo! model :iri*hlet Boundary &spe*ified
head) dalam model ini digunakan laut. selat dengan muka tetap 0 m dpl.
<. 'echarge dan e$apotranspirasi dihitung di a=al dimana net recharge &setelah dikurangi
e$apotranspirasi) adalah
,al /.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
3. 'arameter akuifer &kondukti$itas hidraulik) dihasilkan dari optimasi menggunakan trial and
error pada kondisi steady, parameter kondukti$itas hidraulik adalah 2.8 5 10
+5
m.det untuk
#kuifer 1, 10 5
+<
m.det untuk akuitard lempung, dan 1,93 5 10
+5
m.det untuk #kuifer 2.
2. imulasi dilakukan selama 5 tahun untuk mengetahui kondisi nera*a airtanah di 'ulau
'adang, )erbau, dan %ebing %inggi. kenario simulasi tanpa pengambilan airtanah, dan
pengambilan airtanah di akuifer 1 dan 2 &dengan debit >). :engan lokasi sebaran sumur
diperkirakan berdasarkan peta tataguna lahan dimana sumur berada di daerah permukiman.
)odel pembuatan simulasi dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. )odel imulasi ,idrogeologi
,al 5.dari 1/
'ulau 'adang
'ulau )erbau
'ulau %ebing %inggi
Boundary &elat) 'ulau umatera
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
Gambar /. )odel 9: ,idrostratigrafi dan ebaran 'engambilan #irtanah &imulasi)
imulasi ,idrogeologi
imulasi hidrogeologi digunakan untuk mengetahui pola aliran airtanah, ke*epatan aliran airtanah,
serta nera*a airtanah a=al &tanpa eksploitasi) dan dengan akti$itas pengambilan airtanah. :engan
simulasi ini "uga dapat diketahui prediksi penurunan aliran airtanah akibat pemompaan.
'ola aliran airtanah hasil simulasi dengan asumsi+asumsi diatas menghasilkan pola aliran airtanah
yang dipengaruhi topografi, dimana aliran airtanah sesuai dengan kemiringan topografi. ?e*epatan flu5
aliran airtanah alamiah rata+rata berkisar antara 10
+8
sampai 10
+3
m.detik atau sekitar 0,03 *m.hari
sampai 3 *m.hari. 'ola aliran airtanah di daerah yang disimulasikan dapat dilihat pada Gambar 5.
,al 8.dari 1/
#kuifer 1
#kuifer 2
#kuitard
Boundary
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
Gambar 5. 'ola #liran #irtanah di :aerah imulasi
'otensi airtanah dihitung berdasarkan balance antara input &recharge(leaky) dengan output
&discharge). 'ada kondisi alamiah balan*e airtanah di lokasi study dapat dilihat pada %abel /.
%abel /. 1era*a #irtanah 'ada #kuifer 1 dan 2
Steady
IN (m/day)
't%rage 5520073
8%nstant 3ead 0
9ells 0
1rains 0
,e:2arge 1600834
,iver Leakage 0
'trea Leakage 0
+eneral63ead 0
!%tal 7120727
,al <.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
:engan asumsi bah=a akuifer homogen &hasil dari penelitian geolistrik dan interpretasi dari peta
hidrogeologi regional) maka potensi alamiah dari akuifer di lokasi tersebut se*ara alamiah adalah
<12.22< m
9
.hari atau 391 m
9
.hari.km
2
&dimana area simulasi 99 5 28 km
2
). imulasi ini "uga
menghasilkan prediksi penurunan airtanah di beberapa lokasi pusat pemompaan yang dipantau &yang
diperkirakan berdasarkan peta tata guna lahan). imulasi pemompaan dilakukan dengan skenario
pemompaan dengan sebaran pompa seperti pada Gambar 9 untuk akuifer 1 dan akuifer 2 sebagai
berikut, sedangkan sebaran sumur pantau dapat dilihat pada gambar 8.
imulasi dengan pemompaan sumur 100 m
9
.hari
imulasi dengan pemompaan sumur /00 m
9
.hari
imulasi dengan pemompaan sumur 1000 m
9
.hari
imulasi dengan pemompaan sumur 2000 m
9
.hari
Berdasarkan hasil simulasi penurunan muka airtanah hanya berada di lokasi sekitar sumur eksploitasi
sa"a, sedangkan penurunan muka airtanah se*ara regional region dra!do!n relatif ke*il, hal ini dapat
dilihat pada Gambar 8, dimana tidak ada kontur penurunan muka airtanah se*ara region &luas).
,al 3.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
Gambar 8. ebaran umur 'antau dan ?ontur )uka #irtanah #kibat 'emompaan &inter$al kontur 5 m)
imulasi 'emompaan
,asil simulasi pemompaan adalah berupa penurunan di sumur+sumur pemompaan yang di"adikan
sumur obser$asi. 'enurunan ini tidak mengartikan penurunan se*ara regional. area, tetapi hanya
me=akili titik yang diobser$asi sa"a. ?ur$a penurunan dengan berbagai skenario pemompaan tersebut
dapat dilihat pada 7ampiran.
,asil dari simulasi dengan debit 100 m
9
.hari ini pada akuifer 1 menun"ukan penurunan maksimum / m
di umur '4+59. edangkan penurunan pada sumur di #kuifer 2 maksimum 5 meter &'4+02), 'ulau
%ebing %inggi. :engan imulasi ini semua muka airtanah baik akuifer 1 dan 2 dengan pemompaan
kontinu selama 5 tahun masih di atas 0 m dpl &terendah 2.< mdpl di akuifer 1). ,al ini menun"ukan
kondisi muka airtanah di akuifer diatas laut dan masih aman dari an*aman intrusi air laut.
,asil dari simulasi dengan debit /00 m
9
.hari pada akuifer 1 menun"ukan penurunan maksimum 5 meter
&sumur '4+/5) di 'ulau )erbau. edangkan penurunan pada sumur di #kuifer 2 maksimum 3 meter
&'4+22), 'ulau 'adang. imulasi dengan debit /00 m
9
.hari menun"ukan bah=a muka airtanah
terendah di sumur adalah 2,52 m dpl di akuifer 1 yang artinya muka airtanah relatif aman dari
overpumping yang mengakibatkan intrusi airlaut.
imulasi dengan debit 1000 m
9
.hari menun"ukan penurunan maksimum 5 meter di akuifer 1 &'4+59),
sedangkan penurunan di akuifer 2 relatif besar yaitu 18 m &'4+22) 'ulau 'adang. )uka airtanah
terendah akibat pemompaan adalah 3,8 m dpl di akuifer 2, yang artinya muka airtanah relatif masih di
atas muka air laut. ?ondisi ini menun"ukan potensi overpumping selama 5 tahun belum ada.
imulasi dengan debit 2000 m
9
.hari menunukan penurunan maksimum 5 meter di akuifer 1 &'4+59),
penurunan muka airtanah di sumur pada akuifer 2 *ukup besar men*apai 90 m &'4+22). )uka
airtanah terendah akibat pemompaan adalah +<,< m dpl di akuifer 2. ?ondisi ini menun"ukan adanya
potensi intrusi air laut karena potensial head akuifer berada di ba=ah 0 m dpl &laut).
,al 2.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
3. esim!ulan dan Saran
?esimpulan dari ka"ian potensi airtanah di '. 'adang, '. )erbau, dan 'ulau %ebing %inggi dengan
menggunakan pemodelan dan simulasi adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan laporan studi geolistrik bah=a akuifer bukan merupakan air payau, maka se*ara
kualitas relatif baik.
2. Berdasarkan simulasi numerik dengan modlo! potensi alamiah airtanah yang dapat diambil
adalah se*ara keseluruhan di area simulasi &'. 'adang, '. )erbau, '. %ebing %inggi, dan '.
umatera) adalah <12.22< m
9
.hari atau sekitar 391 m
9
.hari.km
2
setara dengan 2,<
liter.detik.hari, dengan asumsi bah=a akuifer relatif homogen &berdasarkan penyelidikan
geolistrik dan peta hidrogeologi.
9. :engan simulasi pemompaan, 100, /00, 1000, dan 2000 m
9
.hari, tidak ter"adi penurunan muka
airtanah se*ara regional.
/. 'enurunan di akuifer 2 akan semakin besar di debit /00 m
9
.hari, hal ini dikarenakan resapan
alamiah akuifer kedua berasal dari leakage dari akuifer di atasnya, resapan yang tersingkap di
permukaan di perkirakan "auh sehingga pengisian kembali akibat pemompaan lambat.
aran dari ka"ian potensi airtanah di 'ulau 'adang, )erbau dan %ebing %inggi adalah:
:engan simulasi menggunakan skenario pemompaan dengan debit 100, /00, 1000, dan 2000 m
9
.hari
maka pada pemompaan pada sumur dengan debit 2000 m
9
.hari atau 29 liter.detik ter"adi penurunan
muka airtanah hingga muka airtanah men*apai +<,< m dpl &diba=ah laut).
@ntuk menghindari penurunan muka airtanah hingga di ba=ah laut maka debit maksimum
pengambilan airtanah per titik disarankan adalah 1000 m
9
.hari. @ntuk kondisi aman maka pengambilan
disarankan tidak melebihi 391 m
9
.hari.km
2
.
,al 10.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
'enurunan )#% di #kuifer 1 dengan :ebit 100 m
9
.hari
'enurunan )#% di #kuifer 2 dengan :ebit 100 m
9
.hari
,al 11.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
'enurunan )#% di #kuifer 1 dengan :ebit /00 m
9
.hari
'enurunan )#% di #kuifer 2 dengan :ebit /00 m
9
.hari
,al 12.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
'enurunan )#% di #kuifer 12 dengan :ebit 1000 m
9
.hari
'enurunan )#% di #kuifer 2 dengan :ebit 1000 m
9
.hari
,al 19.dari 1/
Laporan Simulasi Prediksi Potensi Airtanah di Lokasi Pulau Padang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebing Tinggi
'enurunan )#% di #kuifer 1 dengan :ebit 2000 m
9
.hari
'enurunan )#% di #kuifer 2 dengan :ebit 2000 m
9
.hari
,al 1/.dari 1/

You might also like