You are on page 1of 11

1 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.

com


Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Kasus
Luar Biasa Campak
Khandar Yosua
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Pendahuluan
Departemen Kesehatan melalui Visi Indonesia Sehat di tahun 2010 telah menggariskan
bahwa pada tahun tersebut Indonesia diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan tertentu,
yang ditandai oleh penduduk yang (1) hidup dalam lingkungan yang sehat; (2)
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat; serta (3) mampu menyediakan dan
memanfaatkan (menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu; sehingga (4) memiliki
derajat kesehatan yang tinggi.
1
Melihat kondisi masyarakat sekarang ini di tahun 2013
tepatnya 3 tahun setelah seharusnya visi indonesia sehat 2010 tercapai, kita bisa beranggapan
bahwa visi tersebut belum sepenuhnya tercapai. Dimana masih banyak sekali daerah-daerah
yang belum hidup dalam lingkungan sehat dan belum mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat.

Dalam skenario dikatakan bahwa data di puskesmas menyatakan tingkat imunisasi sudah
tinggi, tetapi masih terjadi KLB campak dengan angka attack rate yang bisa dibilang cukup
tinggi. Semakin jelas terlihat bahwa selain dari pemberian imunisasi masih ada faktor lain
yang bisa mencegah atau bahkan membantu penularan penyakit campak. Dalam tinjauan
pustaka ini penulis ingin membahas mengenai faktor-faktor tersebut.

Paradigma sehat
Paradigma sehat adalah model atau cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan
yang bersifat holistik, menyeluruh, bahwa masalah kesehatan di pengaruhi oleh banyak faktor
dan multidimensional yang upayanya lebih di arahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan
perlindugan kesehatan yang lebih dikenal dengan preventif dan promotif. Paradigma sehat
dapat dipahami secara makro dan mikro, secara makro paradigma sehat adalah semua sektor
pembangunan harus memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan, memberikan konstribusi
2 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.com


positif terhadap pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Sedangkan secara micro
paradigma sehat adalah pembangunan kesehatan lebih di tekankan pada upaya preventif dan
promotif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
2


Dari pengertian diatas terlihat bahwa paradigma sehat adalah cara pandang terhadap
kesehatan yang dipengaruhi banyak faktor di mana upayanya berupa preventif dan promotif.
Dimana upaya preventif dan promotif yang di maksud adalah berupa primary health care
yang di dalamnya terdapat health promotion atau promosi kesehatan. Primary health care
adalah apa yang dilakukan oleh seseorang ketika mereka sakit (atau mereka-mereka yang
merasa sakit atau mereka-mereka yang ingin menghindari penyakit) melakukan konsultasi ke
seorang ahli kesehatan dalam situasi komunitas untuk saran, tes, pengobatan, atau rujukan ke
spesialis.
3
Selain itu primary health care bisa juga disebut sebagai pencegahan penyakit.

Terdapat 8 fitur yang bisa dibilang sebagai the new primary health care diantaranya adalah:
3

1. Sebuah tim multi profesional.
2. Perawatan proaktif serta reaktif.
3. Fokus populasi serta individual.
4. Konteks sosial dan budaya penyakit.
5. Sentralitas pasien dalam perawatan sendiri.
6. Peran advokasi.
7. Model pelayanan yang terdiri dari banyak bagian.
8. Beberapa pertemuan antar muka.

Promosi Kesehatan
Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 memberikan batasan: kesehatan adalah
keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
4


Kesehatan adalah suatu hal yang kontinum, yang berada dari titik ujung sehat walafiat sampai
dengan titik pangkat sakit serius. Tingkatan kesehatan dibagi menjadi sebelas, antara lain :
4

1. Sehat sempurna
2. Kurang memuaskan
3 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.com


3. Tidak nyaman
4. Ketidakmampuan minor
5. Ketidakmampuan mayor
6. Cacat
7. Terbatas
8. Tinggal di tempat tidur
9. Terisolasi
10. Koma
11. Mati

Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum mengatakan bahwa ada empat determinan utama
yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Empat
determinan tersebut diurut berdasarkan besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: 1)
lingkungan; 2) perilaku; 3) pelayanan kesehatan; dan 4) keturunan atau herediter. Sedangkan
piagam ottawa mengidentifikasikan prasyarat untuk kesehatan dalam sembilan faktor, yakni:
a. Perdamaian atau keamanan
b. Tempat tinggal
c. Pendidikan
d. Makanan
e. Pendapat
f. Ekosistem yang stabil dan seimbang
g. Sumber daya yang berkesinambungan
h. Keadilan sosial
i. Pemerataan

Salah satu pengertian terminologi promosi dalam promosi kesehatan adalah peningkatan
seperti halnya dalam five level of prevention dari Leavels dan Clark, dimana pencegahan
tingkat pertama adalah health promotion. Dalam konsep lima tingkat pencegahan (five
levels of prevention), pencegahan tingkat pertama dan utama adalah promosi kesehatan
(health promotion). Secara lengkap adalah:
4

1. Promosi kesehatan (health promotion)
2. Perlindungan khusus melalui imunisasi (specific protection)
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
4 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.com


4. Disability limitation (membatasi atau mengurangi kecacatan).
5. Rehabilitation (pemulihan)

Dalam Strategi Global Promosi Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia merumuskan bahwa
promosi kesehatan sekurang-kurangnya mengandung tujuh prinsip, yakni:
a. Perubahan perilaku (behavior change)
b. Perubahan sosial (social change)
c. Pengembangan kebijakan (policy developement)
d. Pemberdayaan (empowerment)
e. Partisipasi masyarakat (community participation)
f. Membangun kemitraaan (building partnership and alliance)
Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, nmental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu megenal dan
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya.

Batasan promosi kesehatan sesuai dengan Organisasi Kesehatan Dunia
mengindikasikan bahwa ruang lingkup promosi kesehatan bukan hanya kegiatan intervensi
terhadap perilaku dan lingkungan saja, teteapi mencakupi semua determinan atau faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan.
4

Konsep Sehat Sakit
Sehat adalah suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara
keseluruhan,yaitu fisik,mental, dan sosial.
5
Kesehatan adalah keadaan (status) sehat utuh
secara fisik, mental (rohani) dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan bebas dari penyakit,
cacat, dan kelemahan.
6
Konsep sehat ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda,
misalnya:
7

1. konsep sehat secara fisik dan bersifat individu ialah seseorang dikatakan sehat bila
semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan
jenis kelamin.
2. konsep sehat berdasarkan ekologi ialah sehat berarti proses penyesuaian antara
individu dengan lingkungannya.proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan
berubah-ubah sesuai dengan perubahan lngkungan yang mengubah keseimbangan
5 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.com


ekologi dan untuk mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan.

Konsep sehat yang banyak dianut oleh berbagai negara adalah konsep sehat yang tercantum
dalam pembukaan konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia yang berbunyi health is a stage of
complete physical, mental and social well being and not merely the absence of fisease or
infirmity.
7


Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap rangsangan
yang berasal dari dalam dan luar individu.
5
Penyakit adalah kondisi berubah dari keadaan
sehat atau penyakit adalah sekumpulan reaksi individu baik fisik maupun mental terhadap
bibit penyakit (penyebab = agent) yaitu bakteri, jamur, protooa, virus, dan racun, yang masuk
menganggu individu; trauma, kelainan metabolik, kekurangan gizi, proses degenerasi, atau
kelainan sejak lahir (kogenital).
6


Seperti halnya konsep sehat maka konsep sakit pun merupakan proses dinamis dan bersifat
relatif. proses dinamis ini diibaratkan sebagai bandul lonceng yang senantiasa bergerak
berayun-ayun tiada hentinya. Demikian pula dengan kesehatan seseorang, hari ini sehat,
mungkin besok sakit kemudian sehat kembali dan seterusnya sampai meninggal.

Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara agen atau faktor penyebab
penyakit, manusia sebagai pejamu atau host, dan faktor lingkungan yang mendukung. Ketiga
faktor tersebut dikenal sebagai trias penyebab penyakit. Proses interaksi ini disebabkan
adanya agen penyebab penyakit kontak dengan manusia sebagai pejamu yang rentan dan
didukung oleh keadaan lingkungan.
7

Proses terjadinya penyakit sebenarnya telah dikenal sejak zaman Romawi yaitu pada masa
Galenus yang mengungkapkan bahwa penyakit dapat terjadi karena adanya faktor
predisposisi, faktor penyebab, dan faktor lingkungan.
7

Agen sebagai faktor penyebab penyakit dapat berupa unsur hidup atau mati yang terdapat
dalam jumlah yang berlebih atau kekurangan. Agen berupa unsur hidup terdiri dari virus,
6 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.com


bakteri, jamur, parasit, protozoa, dan metazoa. Agen berupa unsur mati terdiri dari fisika,
kimia, dan fisik.
7


Pejamu ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor terjadinya
penyakit. Faktor pejamu yang merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit adalah
genetik, umur, jenis kelami, keadaan fisiologi, kekebalan, penyakit yang diderita sebelumnya,
dan sifat-sifat manusia.
7


Lingkungan merupakan faktor ketiga sebagai penunjangn terjadinya penyakit. Faktor ini
disebut faktor ekstrinsik. Faktor lingkungan dapat berupa lingkungan fisik, lingkungan
biologis, atau lingkungan sosial ekonomi.
7

Kejadian Luar Biasa Campak
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus campak dan
merupakan salah satu penyakit menular yang paling dashyat pada manusia, campak
bertanggung jawab atas jutaan kematian setiap tahunnya di seluruh dunia sebelum
pengenalan vaksin campak. Kemajuan yang luar biasa dalam mengurangi jumlah orang yang
meninggal akibat campak telah dilakukan melalui vaksinasi campak, dengan perkiraaan
164000 kematian disebabkan oleh campak pada tahun 2008. Pencapaian ini membuktikan
kepada seberapa pentingnya vaksinasi campak terhadap kesehatan masyarakat. Namun,
kemajuan ini terancam oleh kegagalan untuk mempertahankan tingkat tinggi cakupan vaksin
campak. Wabah campak terbaru di daerah Sahara Afrika, Eropa, dan USA menunjukkan
kemudahan dimana virus campak dapat kembali masuk jika tingkat populasi dengan immun
tidak bisa di pertahankan. Tantangan utama untuk mengendalikan campak lanjutan dan
akhirnya pemberantasan akan logistik, keungan, dan mengumpulkan dukungan politik yang
cukup.
8


Tetesan dari sistem pernapasan orang yang terinfeksi bisa menjadi kendaraan penularan
dengan mengirimkan virus ke saluran pernapasan mukosa pejamu rentan. Selama masa
inkubasi, virus campak bereplikasi dan menyebar dalam host yang terinfeksi. Dalam model
standar virus campak patogenesis, replikasi virus terjadi awalnya pada sel epitel saluran
pernapasan bagian atas dan menyebar ke jaringan limfatik lokal. Replikasi pada kelenjar
7 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.com


getah bening lokal diikuti oleh viremia dan penyebaran virus campak ke banyak organ,
termasuk kelenjar getah bening, kulit, ginjal, saluran pencernaan, dan hati, di mana virus
bereplikasi dalam epitel dan sel-sel endotel dan limfosit, monosit, dan makrofag. Sebuah
model alternatif virus campak patogenesis telah diusulkan, di mana virus campak masuk ke
dalam sel epitel pernapasan dari limfosit dan monosit yang terinfeksi melalui permukaan
basolateral. Virus kemudian bertunas dari permukaan apikal, yang memungkinkan transmisi
pernapasan.

Kesehatan Lingkungan
Konsep pemikiran mengenai faktor-faktor lingkungan hidup eksternal manusia yang
mempunyai pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masalah
kesehatan terus menerus dipelajari dan berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang disebut
sebagai ilmu kesehatan lingkungan atau environmental health.
9


Usaha-usaha yang dilakukan oleh individu-individu, masyarakat, atau negara untuk
memperbaiki dan mencegah terjadinya masalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
faktor-faktor lingkungan hidup eksternal manusia disebut sanitasi lingkungan atau
environmental sanitation.
9


Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilu multidisipliner yang mempelajari dinamika hubungan
interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan komponen
lingkungan hidup manusia yang di duga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada
masyarakat dan mempelajari upaya untuk penanggulangan dan pencegahannya.
9


Tujuan Dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
9

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua secara umum dan
secara khusus.Tujuan ruang lingkup secara umu, antara lain:
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehata dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
8 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.com


3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan
institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah dalam menghadapi bencana alam
atau wabah penyakit menular.

Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau
pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:
1. Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara
luas oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas
beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan mahkluk hidup lain dan menjadi
penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, ndustri,
rumah sakit, dan lain-lain.
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yag menjadi vektor penyakit dan cara
memutuskan rantai penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
7. Kebisingan, radiasi dan kesehatan kerja
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan
lingkungan.

Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa,
masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangan kompleks terutama di kota-kota
besar. Hal tersebut disebabkan, antara lain:
1. Urbanisasi penduduk
2. Tempat pembungan sampah
3. Penyediaan saran air bersih
4. Pencemaran udara
5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
6. Bencana alam
7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

9 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.com


Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat,
untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
10

Kegiatan pelayanan di posyandu:
10
a. Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan.
Kegiatan utama, mencakup;
- kesehatan ibu dan anak;
- keluarga berencana;
- imunisasi;
- gizi;
- pencegahan dan penanggulangan diare.
b. Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan baru
disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan posyandu
terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya;
- Bina Keluarga Balita (BKB);
- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
- Bina Keluarga Lansia (BKL);
- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
- Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada di
Posyandu terutama;
- bayi dan anak balita;
- ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui;
- pasangan usia subur;
- pengasuh anak.

Manfaat posyandu bagi masyarakat:
10

10 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.com


1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi
ibu, bayi, dan anak balita.
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi
buruk.
3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe)
serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
6. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
7. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak
balita.

Kesimpulan
Setelah melihat berbagai faktor yang mungkin mejadi penyebab tingginya angka penularan
penyakit campak serta cara-cara untuk melakukan pencegahan penyakit menular secara
umum, maka masih terlihat bahwa tidak hanya faktor internal saja yang bekerja sebagai
faktor penyebab tingkat penyebaran penyakit tetapi juga berbagai faktor eksternal baik
lingkungan fisik, biologis, atau sosial ekonomi. Selain itu peran serta masyarakat dalam
mengikuti program-program yang sudah di canangkan sangat berpengaruh dengan penekanan
penyebaran penyakit campak maupun penyakit menular lainnya.









11 | Alamat korespondensi: khandaryosua@gmail.com









Daftar Pustaka
1. Silaen V, Dr. Johannes Leimena, negarawan sejati & politisi berhati nurani.Jakarta:
PT BPK Gunung Mulia dalam kerja sama dengan Panitia Mengenang 100 Tahun Dr.
Johannes Leimena;2007.h106-7
2. Siswanto H, Kamus populer kesehatan lingkungan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2003.h86-7.
3. Greenhalgh T. Primary Health Care: Theory and Practice. Australia: Blackwell; 2007.
4. Notoatmojo S. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2012.
5. Nursalam. Konsep & Metode Keperawatan. 2nd ed. Jakarta: Salemba Medika; 2008.
6. Hardjodisastro D, Menuju seni ilmu kedokteran: bagaimana dokter berpikir, bekerja,
dan menampilkan diri.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;2006.
7. Budiarto E, Anggraeni D. Epidemiologi. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2001.
8. Moss WJ, Griffin DE. Measles. The Lancet 2012 Jan;379(9811):153-64.
9. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC; 2006.
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku pegangan kader
POSYANDU.Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan;2012.

You might also like