You are on page 1of 40

Scenario B

Hasan years old returned from Bangka 2 weeks ago, came to a doctor
complaining fever ,headache, malaise and chilly sensations, abdominal discomfort
about 3 days ago and now.
Physical examination !ensorium compos mentis, pulse "## x$minute,axial
temperature 3%.&'(, blood pressure "2#$)# mmHg. cor and lung normal,
!pleenenlarged, *iver unpulpable
*aboratorium finding Hb "" gr$dl, +B( "2.###$
,
l, -iff.count #$2$3$.#$.&$"#,
Platelets3##.###$,*
I. Term Clarification
a. /ever 0n abnormal high body temperature
b. Headache 1yeri di kepala
c. !weating berkeringat
d. 2alaise Perasaan yang tidag 3elas dari ketidak nyamanan
e. (hilly sensation !ensasi dingin disertai menggigil
f. 0bdominal discomfort /eeling of uneasy in the abdominal region
g. (ompos mentis tingkat kesadaran normal
h. Pulse -enyutan pada pembuluh nadi yang berirama dan dapat
diraba dengan 3ari tangan
i. (or viskus 4 setiap organ dalam besar didalam salah satu
diantara rongga tubuh besar5 otot 3antung yang mempertahankan sirkulasi darah
3. *ung organ respirasi kedua pasangan organ yang berguna untuk aerasi
4pertukaran karbondioksida dengan oksigen dari darah dalam paru5darah,terletak
pada kedua sisi 3antung dalam rongga dada.
k. !pleen organ besar dan mirip kelen3ar yang terletak di bagian
atas rongga abdomen pada sisi kiri dan sebelah lateral u3ung kardia lambung.
l. *iver 6elen3ar yang besar dan berwarna merah gelap terletak
di bagian atas perut pada sisi sebelah kanan, tepat dibawah diafragma.
m. -iff.count Penghitungan yang dibuat berdasarkan apusan darah
yang diwarnai, dalam hal proporsi berbagai 3enis leukosit berbeda 4 atau sel
lainnya5, yang dinyatakan dalam persentase.
II. Problem Identification
0. Hasan years old returned from Bangka 2 weeks ago, came to a doctor
complaining fever ,headache, malaise and chilly sensations, abdominal
discomfort about 3 days ago and now.
B. Physical examination !ensorium compos mentis, pulse "## x$minute,axial
temperature 3%.&'(, blood pressure "2#$)# mmHg. cor and lung normal,
!pleenenlarged, *iver unpulpable
(. *aboratorium finding Hb "" gr$dl, +B( "2.###$
,
l, -iff.count #$2$3$.#$.&$"#,
Platelets3##.###$,*
III. Problem Analysis
". Hasan years old returned from Bangka 2 weeks ago, came to a doctor
complaining fever ,headache, malaise and chilly sensations, abdominal
discomfort about 3 days ago and now.
a. +hat disease is endemic in Bangka7
Berdasarkan data tahun 2##), yang endemic di Bangka adalah 8!P0,malaria dan
diare.
b. +hat disease has the sign and symptom that is suffered from by Hasan7
Berdasarkan ge3ala yang dialami Hasan, Hasan kemungkinan besar menderita
malaria, karena Hasan 3uga baru kembali dari daerah endemik malaria yaitu
Bangka.
c. How is the mechanism of7
". /ever
Plasmodium lepas mero9oit !el :;! di limfa di fagositosis dan filtrasi
mero9oit yg lolos invasi eritrosit ter3adi perubahan morfologi mero9oit <
trofo9oit unmature 4bentuk cincin5 < trofo9oit mature bila terbentuk mero9oit
dr proses merogoni akan dilepaskan toksin malaria berupa =P"
4glikosilfosfatidilinositol5 rangsang tnf < > dan 8*?" dr makrofag 8*?"
induksi pembentukan slah satu prostaglandin terutama prostaglandin ;2
beker3a di hipotalamus bangkitkan reaksi demam
2. !weating
-emam vasodilatasi rangsang saraf simpati rangsang kelen3ar keringat
berkeringat panas tubuh turun
3. Headache
.. 2alaise
:B( berfungsi untuk membawa dan mengedarkan nutrisi dan @
2
ke seluruh
tubuh, tetapi pada penyakit malaria, :B( mengalami destruksi sehingga tubuh
akan kekurangan nutrisi dan @
2.
2aka tubuh akan merasa lemas dan tidak enak
badan 4malaise5.
&. (hilly sensation
!et point di hipothalamus meningkat, tetapi suhu tubuh masih normal, sehingga
untuk kompensasi untuk menaikkan suhu tubuh dengan menggigil karena
menggigil dapat meningkatkan tonus otot sehingga bentukan panas akan
meningkat
A. 0bdominal discomfort
6arena ter3adinya pembesaran pada limpa sehingga merasa tidak nyaman.
d. +hy after 2 week from Bangka, Hassan suffered those sign and symptom7
6etika tuan hassan pergi ke Bangka. Buan hassan terinfeksi malaria. Per3alanan
untu men3adi sporo9oit malaria sampai mencapai hepar membentuk fase ski9on
dan mero9oit yang keluar menginfeksi sel darah merah, membutuhkan waktu
4masa inkubasi5 karena itu karena itu tuan hassan baru merasakan ge3ala dari
sakit tersebut setelah beberapa hari kepulangan dari bangka.
Pemecahan eritrosit oleh
plasmodium
0nemia
!uplai @
2
ke
3aringan
menurun
@ksigenasi ke
3aringan otak
menurun
!ki9on bersama
dg aliran darah
!ki9on menempel pd
3aringan otak
Bekanan
intracranial
meningkat
Headache
e. +hy does his sign and symptom occur periodically 4"st and .
th
day57
Pada penderita malaria seseorang biasanya mengalami demam yang berperiodik,
karena sewaktu didalam sel darah merah plasmodium akan melakukan
perkembangan membentuk mero9oit dan pada fase matang eritrosit akan pecah
dan mengeluarkan mero9oit kembali, demam yang ter3adi pada penderita
malaria dikarenakan per3alanan mero9oit dalam menemukan host 4eritrosit5 baru
menyebabkan pengaktifkan sistem malaria karena pelepasan toksin =P",
seseorang akan kembali merasa sehat setela3h mero9oit masuk kembali ke dalam
sel darah merah yang baru, parasit akan terlindungi oleh sel darah merah dan sel
hepar sehingga terlepas dari pemantauan sistem imunitas. Pada infeksi dini,
siklus sering tidak sinkron dan pola demam yang tidak teraturC kemudian,
paroksisme dapat ter3adi lagi dengan interval regular .) atau D2 3am.
/aktor waktu berbagai plasmodium dihubungkan dengan siklus
*ama siklus
seksual 42D'(5
Periode
Prapaten$siklus
Praeritrosit4 dalam
manusia5
*ama siklus
aseksual
4dalam manusia5
P. Eivax )?% hari ) hari .) 3am
P. 2alariae "&?2# hari "&?"A hari D2 3am
P./alciparum %?"# hari &?D hari 3A?.) 3am
P. @vale ". hari % hari .) 3am
6arena masa inkubasi plasmodium yg meninvasi Hassan itu .) 3am atau 2 hari
f. +hat is the patogenesis 2alaria 7
!etelah melalui 3aringan hati sebagai contoh plasmodium falciparum
melepaskan ")?2. mero9oit kedalam sirkulasi. 2ero9oit yang di lepaskan akan
masuk kedalam sel :;! di limpa dan mengalami fagositas serta filtrasi.
2ero9oit yang lolos dari filtrasi dan fagositosis dari limpa akan menginvasi
eritrosit. Bentuk aseksual parasit dalam eritrosist 4 ;P 5 inilah yang bertanggung
3awab dalam patogenesa dalam manusia.
Parasit dalam eritrosit stadium
8. !tadium cincin pada 2. 3am 8
88. !tadium mature pada 2. 3am 88
888. !tadium cincin permukaan eritrosit akan menampilkan antigen :;!0
4 ring erythrocyte surgace antigen 5 yang menghilang setelah parasit
masuk stadium matur.
8E. !tadium mature Permukaan membran eritrosit akan mengalami
penon3olan dan membentuk knob dengan histidin :ich?Protein?" 4 H:P
< "5 sebagai komponen utamanya selan3utnya apabila ;P mengalami
merogoni, akan di lepaskan toksin malaria berupa =P"
4 glikofosfatdilinositol 5 yang merangsang pelepasan B1/ < > dan 8*?"
dari makrophag.
". !itoadhrensi
Pelekatan antara ;P stadium matur pada permukaan endotelvaskuler. Perlekatan
ter3adi dengan cara molekul adhesif yang terletak di permukaan endotel
vaskuler.
2. !ekuestrasi
!itiodhren menyebabkan ;P matur tidak beredar kembali dalam sirkulasi.
Parasit dalam eritrosit matur yang tinggal dalam 3aringan mikrovaskular.
hanya palsmodium falciparum karena untuk 3enis lain ada di sepan3ang
pembuluh perifer
sekeustrasi ter3adi pada organ?organ vital
peran utama malaria berat
3. :osetting
berkelompoknya ;P matur diselumbungi "# atau lebih eritrosit yang non?
parasitmenyebabkan obstruksi aliran darah lokal dalam 3aringan sehingga
mempermudah ter3adinya sithoadhren
.. !itokin
-ari sel endotel, monosit, macrophag.
g. How is the morphology and life cycle of plasmodium7
Morphology Plasmodium:
P.Via!
"malaria
tertiana #ina$%
P malariae
"Malaria
&uartana%
P.falciparum
"malaria
tertiana
ganas%
P.'ale
"malaria
oale%
Sel darah
merah
mengandung
parasit
2embesar,
pucat. Bintik
halus 4bintik
schuffner5.
!ecara primer
memasuki
retikulosit, sel
darah merah
muda.
Bidak membesar.
Bidak ada bintik
4kecuali dengan
pewarnaan
khusus5. !ecara
primer memasuki
sel darah merah
tua.
Bidak
membesar.
Bintik kasar
4belahan
2aurer5.
2emasuki
semua sel
darah merah
tanpa
menghiraukan
usianya.
2embesar,
pucat. Bintik
!chFffner
sangat
mencolok.
!el?sel sering
berbentuk
@val,
berfimbria,
atau
berbentuk
remis
4crenated5.
Ting$at
parasitemia
ma$simum
!ampai
3#.###$,*
darah
6urang dari
"#.###$,*
-apat
melebihi
2##.###$*C
biasanya
&#.###$*.
6urang dari
"#.###$,*
Trofo(oit
tahap cincin
(incin besar
4"$3?"$2 garis
tengah sel darah
merah5.
Biasanya "
granula
kromatinC
cincin halus
(incin besar 4"$3
garis tengah sel
darah merah5.
Biasanya "
granula kromatinC
cincin tebal.
(incin kecil
4"$& garis
tengah sel
darah merah5.
!ering 2
granulaC
infeksi ganda
biasaC cincin
halus, melekat
pada
permukaan
eritrosit.
(incin besar
4"$3 garis
tengah sel
darah merah5.
Biasanya satu
granula
kromatinC
cincin tebal.
Pigmen pada
trofo(oit yang
ber$embang
HalusC cokelat
mudaC
berpencar.
6asarC cokelat
tuaC gumpalan
tersebarC banyak.
6asarC hitamC
sedikit
gumpalan.
6asarC
kuning?
cokelat tuaC
berpencar.
Trofo(oit lebih
tua
!angat
pleomorfik
6adang?kadang
bentuk pita.
Padat dan
bulat.Biasanya
lebih dari "2
mero9oit 4)?
325.
Padat dan
bulat.6urang
dari "2
mero9oit
besar 4A?"25.
S$i(on matang
")segmenters*%
*ebih dari "2
mero9oit 4".?
2.5.
6urang dari "2
mero9oit besar
4A?"25. !ering
dalam roset
!angat 3arang
dalam darah
perifer.
!ering dalam
roset.
+ametosit Bulat atau oval. Bulat atau oval. Berbentuk
sabit.
Bulat atau
oval.
,istribusi
dalam darah
perifer
!emua bentuk !emua bentuk Hanya cincin
dan sabit
4gametosit5.
!emua bentuk
-ife cycle of Plasmodium:
h. +hat are preventive measures before enter an endemic area7
". Bidur dengan kelambu sebaiknya dengan kelambu impregnated 4dicelup
pestisida pemethrin atau deltamethrin5
2. 2enggunakan obat pembunuh nyamuk gosok 4lotion5, spray, asap, elektrik
3. 2encegah berada di alam bebas dimana nyamuk dapat menggigit
.. 2emproteksi tempat tinggal$kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti?
nyamuk.
&. 2embunuh 3entik?3entik nyamuk malaria dewasa dengan penyemprotan rumah
dan rawa?rawa.
A. Pemberian obat pencegahan malaria
D. 6lorokuin Basa & mg $ kg BB $ minggu
). -oksisiklin ".& mg $ 6g BB $ hari
Gntuk daerah yg efikasi P. falcifarum terhadap klorokuin H D& I
2aksimal untuk 3 bulan
6ontra 8ndikasi anak H ) thn dan ibu hamil
-iberikan " minggu sebelum berangkat ke daerah endemis s.d
. minggu setelah meninggalkan daerah endemis malaria
2. a. How the interpretation of the physical examination7
!ensorium compos mentis, Pulse "## x$minute, axial temperature 3%.&'(, blood
pressure "2#$)# mmHg. cor and lung normal, !pleenenlarged, *iver unpulpable
1ormal
!ensorium (ompos 2entis (ompos 2entis
Pulse "## x$menit A#?"## x$menit
0xial Bemperature 3%.&'( 3A'(?3D.2'(
Blood Pressure "2#$)# mmHg "2#$)# mmH=
(or J *ung normal normal
!pleen enlarged 1o enlarged
*iver Gnpulpable unpulpable
b. +hat is the cause and mechanism from the abnormal physical examination
interpretations7
Spleen : enlarged
*imfa merupakan oragan retikuloendotel, dimana parasit malaria dieliminasi
oleh sistem kekbalan tubuh hospes. Pada keadaan akut limfa membesar dan tegang,
penderita merasa nyeri di perut kuadran kiri atas, pada perabaan konsistensinya lunak.
Bila sediaan limfa diwarnai terlihat parasit lan3ut dan pigmen hemo9oin yang tersebar
bebas atau dapat 3uga ditemukan dalam monosit.
Perubahan pada limfa biasanya disebabkan oleh kongesti. 6emudian limfa berubah
berwarna hitam karena pigmen yang ditimbun dalam eritrosit yang mengandung parasit
dalam kapiler dan sinusoid. ;ritrosit yang tampaknya normal mengandung parasit dan
butir hemo9oin tampak dalam histiosit di pulpa dan sel epitel sinusoid. Hiperplasia,
sinus melebar dan kadang?kadang trombus dalam kapiler dan fokus nekrosis tampak
dalam pulpa limpa.
-engan meningkatkan imunitas, limpa yang mula?mula kehitaman karena banyaknya
pigmen men3adi keabuan karena pigmen dan parait menghilang perlahan?lahan. Hal ini
diikuti dengan berkurangnya kongesti limpa, sehingga ukuran limpa mengecil dan dapat
men3adi fibrosis. Pada malaria konsistensi limpa men3adi keras.
A!ial temperature
0danya infeksi plasmodium ini disertai dengan adanya pelepasan plasmodium
toksik yaitu seperti *P!, =P". Boksik ini memicu sel 21 untuk melepaskan 8*?", di
mana 8*?" ketika mencapai otak pada bagian hipotalamus anterior 4 area preoptik 5 akan
memicu terbentuk asam arakidonat. 0sam arakidonatberperan dalam pembentukan
prostaglandin yang nantinya menimbulkan kenaikan set point suhu tubuh.
3. a. +hat is the interpretation of the laboratory findings7
.ilai .ormal /B :
+omen "2?"A gr$dl
2en ".?") gr$dl
(hildren "#?"A gr$dl
1eonatus "2?2. gr$dl
/asan /B : /b 00 gr1dl "menurun%
.ormal alue of 2BC :
0dult .&##?"####$ul
(hildren %###?"2###$ul
1eonatus %###?3####$ul
/asan3s 2BC: 0456661ul

"Mening$at%
.ormal alue of Platelets:
"&#,### < .##,###
/asan3s Platelet: 76656661ul "normal%
Blood differential
1eutrophils
*ymphocytes 4B cells and B cells5
2onocytes
;osinophils
Basophils
.ilai .ormal
1eutrophils .#I to A#I
*ymphocytes 2#I to .#I
2onocytes 2I to )I
;osinophils "I to .I
Basophils #.&I to "I
Band 4young neutrophil5 #I to 3I
b. +hy HB level decreases 7
?penghancuran eritrosit yang berlebihan
?masa hidup eritrosit pendek 4reduced survival time5
?gangguan pembentukan !-2 karena depresi eritropoiesis dalam sumsum
tulang 4diseritropoiesis5
c. +hy the +B( levels increase7
+B(
". =ranular 4P215 Basofil, eosinofil, dan 1eutrofil
2. 0granular 4215 *imfosit dan monosit 4makrofag5
+B( berperan dalam sistem imun. Kika tubuh terinfeksi mikroorganisme, maka
+B( akan dikerahkan lebih banyak untuk melawan mikroorganisme tersebut.
8tulah mengapa 3umlah +B( Hasan meningkat.
d. +hy diff. count abnormal7
Basofil 1ormal
;osinofil 1ormal
1etrofil Batang 1ormal
1etrofil !egmen :endah
mengindikasikan adanya infeksi bakteri
*imfosit Binggi
*imfosit B untuk pembentukan antibodi untuk menyerang kuman
*imfosit B untuk menyerang dan membunuh kuman serta membantu
mengatur sistem imunitas.
2onosit Binggi
2enun3ukkan adanya infeksi bakteri, karena monosit berperan untuk
melawan infeksi dengan memakan kuman dan memberi tahu sistem imunitas
tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan.
e. How is the bodyLs immune response7
0ntibodi berperan dalam imunitas terhadap sporo9oit yang disuntikkan nyamuk
yang dapat mencegah infeksi hepatosit.
!el (-)M dapat menghancurkan parasit yang sudah ada dalam sel hati. Produksi
8/1? N oleh sel (-)M lebih berperan untuk mengontrol replikasi parasit, dibanding
aktivasi lisis direk. -iduga sel Bh" (-.M yang memproduksi 8/1? N 3uga berperan
mengontrol pada fase hati.
Pada fase eritrosit, parasit berkembang dan menyertai ge3ala penyakit. !el Bh"
memproduksi sitokin pro inflamasi yang memacu aktivasi makrofag dan destruksi !-2
terinfeksi. !el Bh2 memproduksi antibodi spesifik yang menghambat reinvasi sel darah
lebih banyak. 0ntibodi berperan dalam destruksi sel darah terinfeksi melalui aktivasi
komplemen dan memacu makrofag untuk memakannya melalui /(?:.
Pada saat ski9ogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofag yang
sensitif endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator yang berperan dalam
perubahan patofisiologi malaria. ;ndotoksin tidak terdapat pada parasit malaria,
mungkin berasal dari rongga saluran cerna. Parasit malaria itu sendiri dapat melepaskan
faktor neksoris tumor 4B1/5. B1/ adalah suatu monokin , ditemukan dalam darah
hewan dan manusia yang ter3angkit parasit malaria. B1/ dan sitokin lain yang
berhubungan, menimbulkan demam, hipoglimeia dan sindrom penyakit pernafasan pada
orang dewasa 40:-! O adult respiratory distress syndrome5 dengan sekuestrasi sel
neutrofil dalam pembuluh darah paru. B1/ dapat 3uga menghancurkan plasmodium
falciparum in vitro dan dapat meningkatkan perlekatan eritrosit yang dihinggapi parasit
pada endotelium kapiler. 6onsentrasi B1/ dalam serum pada anak dengan malaria
falciparum akut berhubungan langsung dengan mortalitas, hipoglikemia,
hiperparasitemia dan beratnya penyakit.
8munitas terhadap malaria dapat dibedakan men3adi
". 8munitas alamiah non?imunologis berupa kelainan?kelainan genetic
polimorfisme yang dikaitkan dengan resistensi terhadap malaria. 2isalnya
hemoglobin trait, hemoglobin (, hemoglobin ;, talasemia, =AP-.
2. 8munitas didapat non?spesifik. !poro9oit yang masuk darah segera dihadapi oleh
respon imun non?spesifik yang terutama dilakukan oleh makrofag dan monosit
yang menghasilkan sitokin?sitokin seperti B1/, 8*?", 8*?2, 8*?., 8*?A, 8*?), 8*?
"# secara langsung menghambat pertumbuhan parasit 4sitotastik5, membunuh
parasit.
3. 8munitas didapat spesifik. Banggapan system imun terhadap infeksi malaria
mempunyai sifat spesifik, strain spesifik, dan stage spesifik.
f. +hat is the diff. diagnosis of this case7
-ifferential -iagnosis
2alaria -H/ Byphoid
fever
(ikungnya Hepatitis
/ever M M M 8 8
Headache M M M 8 8
1ausea M M M 9
0bdominal
discomfort
M M M 8
!plenomegaly M M M :
Palpable
liver4Hepatomegali5
M$? M M 8
Hb M ? M
+B( M ? ?
+idal test ? ? M ? ?
petechiae ? M ? ? ?
Peripheral smear
study
M ? ?
g. How to treat the 2alaria patient7
6lorokuin menghambat polimerasi heme C efektif pada stadium eritrositik
P.ovale, P.vivax, dan P.malariae
Primakuin mediator oksidasi?reduksi parasitC efektif untuk bentuk laten di
3aringan seperti pada P.Eivax dan P.@vale.
6ina mensaturasi rantai heme polimer C bersifat ski9ontosid eritrositik
C gametosidal untuk P. Eivax dan P. 2alariae
!ulfakdoksin Pirimetamin 4!P5 !i9on darah sangat efektif terhadap semua
3enis P./alcifarum dan kurang efektif terhadap parasit lain dan menyembuhkan
secara radikal. ;feknya bisa lambat bila dipakai dosis tunggal, sehingga harus
di kombinasi dg obat lain 4Pirimakuin5.
h. How the prognosis of this case7
Eivax malaria baik, tidak menyebabkan kematian. Bila tidak diobati, serangan
pertama dapat berlangsung 2 bulan$ lebih. :ata?rata infeksi tanpa obat M$? 3 tahun.
Puartan malaria 3ika tidak diobati maka infeksi berrlangsung sangat lama
4kronik5 dan relaps pernah tercatat 3#?&# tahun sesudah infeksi.
@vale malaria -apat sembuh sendiri tanpa pengobatan, tapi kondisi harus tetap
di3aga baik.
/alciparum malaria tanpa penyulit berlangsung sampai " tahun, dengan
penyulit prognosis men3adi buruk bila tidak ditangani secara cepat dan tepat
menyebabkan komplikasi, bahkan dapat meninggal terutama pada gi9i buruk.
IV. /ypothesis
Hassan 2& years old, suffers from fever, sweating, headache, malaise, chilly
sensation, abdominal discomfort
V. &onsep Mapping
Synthesis
Penya$it Terbanya$ Bang$a Tahun 466;
+ilayah 8!P0 2alaria 6linik -iare 2alaria dengan
pemeriksaan
lab
2##A .DD.) ""%#" A#2# %3#%
2##D &2A.% &"3A .3%. &"3A
2##) %3A%D ".2 3#32 222"
". -emam
6eadaan demam sudah diketahui se3ak 9aman Hippocrates sebagai petanda penyakit.
=alileo pada abad pertengahan menciptakan alat pengukur suhu dan !antorio di Padua
melaksanakan aplikasi pertama penemuan alat ini di klinik.
!uhu tubuh normal berkisar antara 3A,& o (?3D,2 o (. Kadi dikatakan demam bila suhu
tubuh kita di atas 3D,2 o (.
-ikenal 3uga istilah
". Hiperpireksia, yaitu suatu kenaikan suhu tubuh sampai setinggi .", 2 o ( atau lebih.
2. Hipotermia, yaitu suatu keadaan suhu tubuh di bawah 3& o (
Plasmodium lepas mero9oit !el :;! di limfa di fagositosis dan filtrasi
mero9oit yg lolos invasi eritrosit ter3adi perubahan morfologi mero9oit <
trofo9oit unmature 4bentuk cincin5 < trofo9oit mature bila terbentuk mero9oit dr
proses merogoni akan dilepaskan toksin malaria berupa =P"
4glikosilfosfatidilinositol5 rangsang tnf < > dan 8*?" dr makrofag 8*?" induksi
pembentukan slah satu prostaglandin terutama prostaglandin ;2 beker3a di
hipotalamus bangkitkan reaksi demam
Beberapa tipe demam
".-emam septic
!uhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. !ering disertai keluhan mengigil dan
berkeringat.
2. -emam remiten
!uhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal
3.-emam intermitten
!uhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa 3am dalam satu hari. Bila
demam ini ter3adi setiap 2 hari sekali disebut tertiana dan bila ter3adi dua hari bebas
demam di antara dua serangan demam disebut kuartana. (ontohnya pada penyakit
malaria.
.. -emam kontinyu
Eariasi suhu sepan3ang hari tidak berbeda lebih dari satu dera3at
&.-emam siklik
6enaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam
untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
(ontohnya pada penyakit demam berdarah
2. !weating
-emam vasodilatasi rangsang saraf simpati rangsang kelen3ar keringat
berkeringat panas tubuh turun
3. Headache
.. 2alaise
:B( berfungsi untuk membawa dan mengedarkan nutrisi dan @
2
ke seluruh
tubuh, tetapi pada penyakit malaria, :B( mengalami destruksi sehingga tubuh
akan kekurangan nutrisi dan @
2.
2aka tubuh akan merasa lemas dan tidak enak
badan 4malaise5.
&. (hilly sensation
!et point di hipothalamus meningkat, tetapi suhu tubuh masih normal, sehingga
untuk kompensasi untuk menaikkan suhu tubuh dengan menggigil karena menggigil
dapat meningkatkan tonus otot sehingga bentukan panas akan meningkat
A. 0bdominal discomfort
6etidaknyamanan perut 4dikenal sebagai sakit perut5 dapat men3adi salah satu
ge3ala gangguan sementara atau penyakit serius. ketidaknyamanan perut adalah masalah
umum. Perut ketidaknyamanan secara tradisional digambarkan oleh chronicity nya
4akut atau kronik5, perkembangan dari waktu ke waktu, sifat 4ta3am, tumpul, kolik5,
distribusi 4dengan berbagai metode, seperti perut kuadran kuadran ? kiri atas, kiri
kuadran bawah, kanan atas kuadran, kuadran kanan bawah ? atau metode lain yang
membagi perut men3adi sembilan bagian5, dan oleh karakterisasi faktor yang membuat
lebih buruk, atau meringankannya.
Kenis dan mekanisme
Pemecahan eritrosit oleh
plasmodium
0nemia
!uplai @
2
ke
3aringan
menurun
@ksigenasi ke
3aringan otak
menurun
!ki9on bersama
dg aliran darah
!ki9on menempel pd
3aringan otak
Bekanan
intracranial
meningkat
Headache
". :asa sakit yang terkait dengan perut peradangan peritoneum parietalis 4bagian dari
lapisan peritoneum dinding perut5 yang mantap dan sakit, dan diperparah oleh
perubahan ketegangan dari peritoneum yang disebabkan oleh tekanan atau mengubah
posisi. Hal ini sering disertai oleh ketegangan otot?otot perut kontrak untuk mengurangi
ketegangan tersebut.
2. :asa sakit yang terkait dengan terhalangnya viskus berongga 4yang bertentangan
dengan peritoneal dan solid sakit organ5 sering terputus?putus atau QkolikQ, bertepatan
dengan gelombang peristaltik organ. kram tersebut persis apa yang dialami dengan
apendisitis akut dini dan =astroenteritis dan agak lega oleh menggeliat dan pi3at.
3. :asa sakit yang terkait dengan gangguan vaskular perut 4trombosis atau emboli5
dapat tiba?tiba atau bertahap dalam onset, dan dapat berat atau ringan. :asa sakit yang
terkait dengan pecahnya suatu aneurisma aorta perut dapat memancarkan ke belakang,
sisi, atau alat kelamin.
.. 1yeri yang dirasakan di perut dapat disebut dari tempat lain 4misalnya, proses
penyakit di dada dapat menyebabkan rasa sakit di perut5, dan proses perut dapat
menyebabkan rasa sakit terpancar di tempat lain 4misalnya, kantung empedu nyeri?
dalam kolesistitis atau cholelithiasis?adalah sering disebut bahu5.
Berkait dengan perdarahan gastrointestinal J pembesaran limpa.
2akrofag terinfeksi R prostaglandin S S R stimulli dari otot polos di usus
T 8nfeksi usus Peradangan perubahan pH dan konsentrasi secara lokal ?U
meningkatnya tekanan lokal merangsang titik sensasi saraf sensorik lokal nyeri
epigastrika
1amun, berdasarkan kasus ini, perut tidak nyaman berhubungan dengan splenomegaly.
8ni adalah salah satu ge3ala dari spenomegaly. !eperti kita ketahui, limpa terletak di
rongga perut 4kuadran kiri atas5, sehingga pembesaran limpa akan membuat
ketidaknyamanan di perut region./ever ter3adi karena pelepasan pirogue dari leukosit
yang dirangsang sebelumnya oleh pirogue exsogen yang berasal dari mikroorganisme
atau hasil dari reaksi kekebalan yang tidak didasarkan pada infeksi. Pirogue adalah
protein yang identik dengan 8*?" 48nterleukin?"5. -alam hipotalamus, 9at ini akan
merangsang pelepasan asam arakidonat dan 3uga mempengaruhi meningkatnya sintesis
;2 prostaglasin yang dapat menyebabkan pireksia. Pengaruh pengaturan otonomi akan
menghasilkan vasokonstriksi perifer sampai rilis 4disipasi5 decreasement suhu dan
pasien akan menderita demam. !uhu tubuh dapat naik sampai tinggi karena kegiatan
metabolisme yang tinggi yang dapat menyebabkan peningkatan suhu dan produksi
karena kurang saluran air pemasok ke permukaan sehingga demam akan mendapatkan
terburuk bagi pasien..
MA-A<IA
2alaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronis, yang disebabkan oleh proto9oa genus
Plasmodium dan ditandai dengan panas, anemia, dan splenomegali.
2alaria disebarkan melalui
V =igitan nyamuk betina Anopheles
V Bransfusi darah yang terkontaminasi
V !untikan dengan 3arum yang sebelumnya telah digunakan oleh penderita malaria.
!etelah digunakan obat?obatan dan insektisida, malaria 3arang ditemukan di 0! dan
negara berkembang lainnya, tetapi infeksi ini masih sering ter3adi di negara?negara
tropis.
Pendatang dari daerah tropis atau pelancong yang baru kembali dari daerah tropis
kadang membawa infeksi ini ke suatu negara atau ke negara asalnya dan kemungkinan
menyebabkan wabah yang ringan.
P=.>=BAB
Berdapat . spesies parasit malaria
Plasmodium vivax
Plasmodium ovale
Plasmodium falciparum
Plasmodium malariae,
yang kesemuanya bisa menginfeksi manusia dan menyebabkan malaria.
P. falciparum merupakan penyebab infeksi terbanyak dan paling berbahaya.
!iklus hidup parasit malaria berawal ketika seekor nyamuk betina menggigit penderita
malaria. 1yamuk mengisap darah yang mengandung parasit malaria, yang selan3utnya
akan berpindah ke dalam kelen3ar liur nyamuk.
Kika nyamuk ini kembali menggigit manusia, maka parasit akan ditularkan melalui air
liurnya. -i dalam tubuh manusia, parasit masuk ke dalam hati dan berkembang biak
disana.
Pematangan parasit berlangsung selama 2?. minggu, setelah itu mereka akan
meninggalkan hati dan menyusup ke dalam sel darah merah.
Parasit berkembangbiak di dalam sel darah merah dan pada akhirnya menyebabkan sel
yang terinfeksi ini pecah.
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale mungkin akan tetap berada di dalam sel?sel
hati dan secara periodik akan melepaskan parasit yang matang ke dalam aliran darah,
sehingga menyebabkan serangan dari ge3ala?ge3ala malaria.
Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae akan keluar dari hati. Kika infeksi
tidak diobati atau diobati tidak sampai tuntas, maka bentuk Plasmodium falciparum
dewasa akan tetap berada di dalam darah selama berbulan?bulan dan Plasmodium
malariae dewasa tetap berada di dalam darah selama bertahun?tahun, menyebabkan
serangan ge3ala malaria yang berulang?ulang.
,aur /idup Plasmodium
-aur hidup keempat Plasmodium pada manusia umumnya sama. Proses tersebur
terdiri dari fase seksual eksogen 4sporogoni5 dalam badan nyamuk Anopheles dan fase
aseksual 4ski9ogoni5 dalam badan hospes vertebrata.
!ki9ogoni
!poro9oit masuk ke dalam aliran darah vertebrata bersama?sama dengan saliva
yang mengalir lewat proboscis saat menusuk kulit vertebrata. -alam 3#?A# menit
sporo9oit masuk ke dalam sel hepar tau yang disebut dengan hepatosit dan bereplikasi
aseksual. !tadium replikasi ini disebut ski9ogoni eksoeritrosit atau ski9ogoni pre?
eritrositik 4ski9ogoni 3aringan5.
!ki9ogoni adalah suatu proses repilikasi, pada prose situ intinya akan
mengalami pembelahan multiple tanpa disertai pembelahan sitoplasma, akan tetapi
diikuti sekmentasi atau membentuk mero9oit. 2ero9oit dilepaskan ke dalam sirkulasi
darah setelah sel hepatosit tersebut pecah. 2ero9oit selan3utnya akan menyerang
eritrosit. Pada P. vivax dan P ovale sebagian sporo9oit yang masuk ke dalam hepatosit
tidak melan3utkan diri dalam proses ski9ogoni 3aringan melainkan berada dalam bentuk
istirahat 4dorman5 disebut sebagai hipno9oit. Hipno9oit nantinya, pada saat daya tahan
tubuh menurun akan aktif dan memulai ski9ogoninya dan keaadaan ini disebut relapse.
Pada P falciparum dan P. malariae yang disebabkan oleh stadium eritrositik yang
menetap dalam sirkulasi mikrokapiler 3aringan. 6enyataan ini menun3ang bahwa
relapse tidak ter3adi pada infeksi P.malariae
,aur /idup =ritrositer
-aur hidup ini dimulai setelah mero9oit menyerang eritrosit. Parasit ini di
dalam sel darah merah mula?mula terlihat sebagai suatu benda kromatin kecil, merah
keungu? unguan pada pulasan giemsa dan dikelilingi oleh suatu sitoplasma yang kecil
berbentuk cincin. Bropo9oit yang sangat muda ini disebut sebagai bentuk cincin atau
ring form. Bentuk cincin ini bertambah besar dengan sitoplasmanya bertambah besar
dan irregular. Pada saat ini timbul pigmen. Bentuk tropo9oit selan3utnya berkembang
men3adi ski9ont. !el darah merah yang terinfeksi ini akan pecah dan mengeluarkan
mero9oit, pigmen dan sisa bahan sel ke dalam plasma darah. Parasit$ mero9oit yang
tidak terfagositosis akan menyerang sel draah merah baru dan memulai lagi daur hidup$
siklus ski9ogoni eritrositer. !ebagian dari mero9oit yang menyerang sel darah merah
akan berkembang men3adi gametosit dan memasuki stadium seksual.
Sporogoni
!porogoni ini ter3adi di dalam tubuh nyamuk 0nopheles betina. =ametosit yang
masuk ke dalam perut nyamuk bersama? sama dengan darah tidak dicernakan 4berlainan
dengan ski9ont akan dicernakan5. Pada saat itu satu mikrogametosit dengan satu
kromatin akan membelah men3adi A?) buah nuclei dan bergerak kea rah perifer. Parasit
ini akan men3adi mikrogamet dan prosen pelepasan mikrogamet akan berubah men3adi
satu makrogamet dari sel induknya ini disebut eksflagelasi. Bersamaan dengan waktu
itu, satu makrogametosit akan berubah men3adi satu makrogamet. 6emudian ter3adilah
penyatuan antara satu mikrogamet dengan satu makrogamet sehingga ternentuk 9ygot.
!etelah "2?2. 3am dari isapan darah oleh nyamuk, 9ygot akan berubah men3adi ookinet.
@okinet bergerak menembus dinding perut nyamuk dan berkembang men3adi ookista
4berbentuk seperti bola dengan ukuran &# mikron5 di antara epithelium dan membrane
basalis perut nyamuk. @okista mengalami replikasi aseksual disebut sporogoni, ini
menghasilkan berates?ratus bahkan beribu?ribu sporo9oit. !etelah ookista pecah
sporo9oit akan tersebar ke seluruh 3aringan tubuh nyamuk. Gkuran sporo9oit "#?".
mikron, berbenruk melengkung pada P. vivax, tebal pada P. malariae dan berbentuk
bulan sabit pada P. falciparum. !porogoni di dalam tubuh nyamuk membutuhkan waktu
"#?2) hari tegantung pada spesies serta temperature.
Pada saat nyamuk 0nopheles betina menghisap darah manusia, sporo9oit akan
masuk bersama? sama saliva ke dalam penderita dan dimulai lagi siklus hidup pre?
eritrosit dan eritrositer.
!etelah melalui 3aringan hati sebagai contoh plasmodium falciparum melepaskan ")?2.
mero9oit kedalam sirkulasi. 2ero9oit yang di lepaskan akan masuk kedalam sel :;! di
limpa dan mengalami fagositas serta filtrasi. 2ero9oit yang lolos dari filtrasi dan
fagositosis dari limpa akan menginvasi eritrosit. Bentuk aseksual parasit dalam eritrosist
4 ;P 5 inilah yang bertanggung 3awab dalam patogenesa dalam manusia.
Parasit dalam eritrosit stadium
E. !tadium cincin pada 2. 3am 8
E8. !tadium mature pada 2. 3am 88
E88. !tadium cincin permukaan eritrosit akan menampilkan antigen :;!0
4 ring erythrocyte surgace antigen 5 yang menghilang setelah parasit
masuk stadium matur.
E888. !tadium mature Permukaan membran eritrosit akan mengalami
penon3olan dan membentuk knob dengan histidin :ich?Protein?" 4 H:P
< "5 sebagai komponen utamanya selan3utnya apabila ;P mengalami
merogoni, akan di lepaskan toksin malaria berupa =P"
4 glikofosfatdilinositol 5 yang merangsang pelepasan B1/ < > dan 8*?"
dari makrophag.
&. !itoadhrensi
Pelekatan antara ;P stadium matur pada permukaan endotelvaskuler. Perlekatan
ter3adi dengan cara molekul adhesif yang terletak di permukaan endotel
vaskuler.
A. !ekuestrasi
!itiodhren menyebabkan ;P matur tidak beredar kembali dalam sirkulasi.
Parasit dalam eritrosit matur yang tinggal dalam 3aringan mikrovaskular.
hanya palsmodium falciparum karena untuk 3enis lain ada di sepan3ang
pembuluh perifer
sekeustrasi ter3adi pada organ?organ vital
peran utama malaria berat
D. :osetting
berkelompoknya ;P matur diselumbungi "# atau lebih eritrosit yang non?
parasitmenyebabkan obstruksi aliran darah lokal dalam 3aringan sehingga
mempermudah ter3adinya sithoadhren
). !itokin
-ari sel endotel, monosit, macrophag.
Patofisiologi malaria adalah multifaktoral dan mungkin berhubungan dengan hal?hal
sebagai berikut
Penghancuran eritrosit. ;ritrosit dihancurkan tidak sa3a oleh pecahnya eritrosit yang
mengandung parasit, tetapi 3uga oleh fagositosis eritrosis yang mengandung parasit dan
yang tidak mengandung parasit, sehingga menyebabkan anemia dan anoksia 3aringan.
-engan hemolisis intravaskular yang berat dapat ter3adi hemoglobinuria 4blackwater
fever5 dan dapat mengakibatkan gagal gin3al.
Mediator endotoksin makrofag. Pada saat ski9ogoni, eritrosit yang mengandung parasit
memicu makrofag yang sensitif endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator yang
rupanya menyebabkan perubahan patofisiologi yang berhubungan dengan malaria.
;ndotoksin tidak terdapat pada parasit malaria, mungkin asalnya dari rongga saluran
pencernaan dan parasit malaria sendiri dapat melepaskan faktor nekrosis tumor 4B1/5.
B1/ adalah suatu monokin, ditemukan dalam peredaran darah manusia dan hewan yang
terinfeksi parasit malaria. B1/ dan sitokin lain yang berhubungan, menimbulkan
demam, hipoglikemia dan sindrom penyakit pernafasan pada orang dewasa 40:-! O
0dult :espiratory -isease !indrom5 dengan sekuestrasi sel neutrofil dalam pembuluh
darah paru. B1/ dapat 3uga menghancurkan P. falciparum in vitro dan dapat
meningkatkan perlekatan eritrosit yang dihinggapi parasit pada endothelium kapiler.
6onsentrasi B1/ dalam serum pada anak dengan malaria falciparum akut berhubungan
langsung dengan mortalitas, hipoglikemia, hiperparasitemia dan beratnya penyakit.
Sekuestrasi eritrosit yang terinfeksi. ;ritrosit yang terinfeksi dengan stadium lan3ut P.
falciparum dapat membentuk ton3olan?ton3olan 4knobs5 pada permukaannya. Bon3olan
tersebut mengandung antigen malaria dan bereaksi dengan antibodi malaria dan
berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung P. falciparum terhadap
endotelium kapiler darah dalam organ tubuh, sehingga ski9ogoni berlangsung di
sirkulasi organ tubuh, bukan di sirkulasi perifer. ;ritrosit yang terinfeksi menempel
pada endotelium kapiler darah dan membentuk gumpalan 4sludge5 yang membendung
kapiler dalam organ tubuh.
Protein dan cairan merembes melalui membran kapiler yang bocor 4men3adi lebih
permeabel5 dan menimbulkan anoksia dan edema 3aringan. 0noksia 3aringan yang
cukup meluas dapat menyebabkan kematian. Protein kaya histidin P. falciparum
ditemukan pada ton3olan?ton3olan tersebut.
Beberapa ciri $has parasit pada manusia "setelah yang di?arnai secara
romano?s$y%
P.Via!
"malaria
tertiana #ina$%
P malariae
"Malaria
&uartana%
P.falciparum
"malaria
tertiana
ganas%
P.'ale
"malaria
oale%
Sel darah
merah
mengandung
parasit
2embesar,
pucat. Bintik
halus 4bintik
schuffner5.
!ecara primer
memasuki
retikulosit, sel
darah merah
muda.
Bidak membesar.
Bidak ada bintik
4kecuali dengan
pewarnaan
khusus5. !ecara
primer memasuki
sel darah merah
tua.
Bidak
membesar.
Bintik kasar
4belahan
2aurer5.
2emasuki
semua sel
darah merah
tanpa
2embesar,
pucat. Bintik
!chFffner
sangat
mencolok.
!el?sel sering
berbentuk
@val,
berfimbria,
menghiraukan
usianya.
atau
berbentuk
remis
4crenated5.
Ting$at
parasitemia
ma$simum
!ampai
3#.###$,*
darah
6urang dari
"#.###$,*
-apat
melebihi
2##.###$*C
biasanya
&#.###$*.
6urang dari
"#.###$,*
Trofo(oit
tahap cincin
(incin besar
4"$3?"$2 garis
tengah sel darah
merah5.
Biasanya "
granula
kromatinC
cincin halus
(incin besar 4"$3
garis tengah sel
darah merah5.
Biasanya "
granula kromatinC
cincin tebal.
(incin kecil
4"$& garis
tengah sel
darah merah5.
!ering 2
granulaC
infeksi ganda
biasaC cincin
halus, melekat
pada
permukaan
eritrosit.
(incin besar
4"$3 garis
tengah sel
darah merah5.
Biasanya satu
granula
kromatinC
cincin tebal.
Pigmen pada
trofo(oit yang
ber$embang
HalusC cokelat
mudaC
berpencar.
6asarC cokelat
tuaC gumpalan
tersebarC banyak.
6asarC hitamC
sedikit
gumpalan.
6asarC
kuning?
cokelat tuaC
berpencar.
Trofo(oit lebih
tua
!angat
pleomorfik
6adang?kadang
bentuk pita.
Padat dan
bulat.Biasanya
lebih dari "2
mero9oit 4)?
325.
Padat dan
bulat.6urang
dari "2
mero9oit
besar 4A?"25.
S$i(on matang
")segmenters*%
*ebih dari "2
mero9oit 4".?
2.5.
6urang dari "2
mero9oit besar
4A?"25. !ering
dalam roset
!angat 3arang
dalam darah
perifer.
!ering dalam
roset.
+ametosit Bulat atau oval. Bulat atau oval. Berbentuk
sabit.
Bulat atau
oval.
,istribusi
dalam darah
perifer
!emua bentuk !emua bentuk Hanya cincin
dan sabit
4gametosit5.
!emua bentuk
+e#ala @ pola malaria
". 2alaria Eivax J @vale.
!uatu serangan bisa dimulai secara samar?samar dengan menggigil, diiukuti
berkeringat dan demam yang hilang?timbul.
-alam " minggu, akan terbentuk pola yang khas dari serangan yang hilang
timbul. !uatu periode sakita kepala atau rasa tidak enak badan akan diikuti oleh
menggigil. -emam berlangsung selama "?) 3am. !etelah demam reda, penderita
merasakan sehat sampai ter3adi menggigil berikutnya.
Pada malaria vivax, serangan berikutnya cenderung ter3adi setiap .) 3am.
2. 2alaria falciparum.
!uatu serangan bisa diawali dengan menggigil. !uhu tubuh naik secara bertahap
kemudian tiba?tiba turun.
!erangan bisa berlangsung selama 2#?3A 3am.
Penderita tampak lebih sakit dibandingkan dengan malaria vivax dan sakit
kepalanya hebat.
-iantara serangan 4dengan selang waktu 3A?D2 3am5, penderita biasanya merasa
tidak enak badan dan mengalami demam ringan.
3. 2alaria malariae.
!uatu serangan seringkali dimulai secara samar?samar.
!erangannya menyerupai malaria vivax dengan selang waktu antara dua
serangan adalah D2 3am.
,emam
Pada infeksi malaria, demam secara periodik berhubungan dengan waktu pecahnya
se3umlah ski9on matang dan keluarnhya mero9oit yang masuk dalam aliran darah
4sporulasi%. Pada malaria vivaks dan ovale 4tersiana5 ski9on setiap brood
4kelompok5 men3adi matang setiap .) 3am sehingga periode demamnya bersifat
tersian, pada malaria kuartana yang disebabkan oleh plasmodium malariae, hal ini
ter3adi dalam D2 3am sehingga demamnya bersifat kuartan. 2asa tunas intrinsik
berakhir dengan timbulnya serangan pertama 4first attack5. Biap serangan terdiri atas
beberapa serangan demam yang timbulnya secara periodik, bersamaan dengan
sporulasi 4sinkron5. Bimbulnya demam 3uga bergantung pada 3umlah parasit
4cryogenic level, fever treshold5. Berat infeksi pada seseorang ditentukan dengan
hitung parasit 4parasite count5 pada sediaan darah. -emam biasanya bersifat
intermitten 4febris intermitten5, dapat 3uga remitten 4febris remitens5 atau terus
menerus 4febris continua5.
!erangan demam malaria biasanya dumulai dengan ge#ala prodromal yaitu lesu,
sakit kepala, tidak nafsu makan, kadang?kadang disertai dengan mual dan muntah.
!erangan demam yang khas terdiri atas beberapa stadium 4Brias 2alaria5
a. Stadium menggigil dimulai dengan perasaan dingin sekali, sehingga menggigil.
Penderita menutupi badannya dengan ba3u tebal dan dengan selimut. 1adinay cepat,
tetapi lemah, bibir dan 3ari?3ari tangannya men3adi biru, kulitnya kering dan pucat.
6adang?kadang disertai dengan muntah. Pada anak sering disertai ke3ang?ke3ang.
!tadium ini berlangsung antara "& menit sampai " 3am.
b. Stadium puncak demam dimulai pada saat perasaan dingin sekali perlahan
berganti men3adi panas sekali. 2uka men3adi merahm kulit kering dan terasa panas
seperti terbakar, skit kepala makin hebat, biasanya ada mual dan muntah, nadi
penuh dan berdenyut makin keras. Perasaan haus sekali pada saat suhu naik sampai
."W( 4"#AW/5 atau lebih. !tadium ini berlangsung selama 2?A 3am.
c. Stadium berkeringat dimulai dengan penderita berkeringat banyak sehingga
tempat tidurnya basah. !uhu turun dengan cepat, kadang?kadang sampai di bawah
ambang normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak dan waktu bangun, merasa
lemah tetapi sehat. !tadium ini berlangsung 2 sampai . 3am.
!erangan demam yang khas ini sering dimulai pada siang hari dan berlangsung )?"2
3am. !etelah itu ter3adi stadium apireksia. *amanya serangan demam ini untuk
setiap spesies malaria tidak sama.
Anemia
Pada malaria dapat ter3adi anemia. -era3at anemia tergantung pada spesies parasit yang
menyebabkannya. 0nemia terutama tampak 3elas pada malaria falsiparum dengan
penghancuran eritrosit yang cepat dan hebat dan pada malaria menahun. Kenis anemia
pada malaria adalah hemolitik, normokrom dan normositik. Pada serangan akut kadar
hemoglobin turun secara mendadak.
0nemia disebabkan beberapa faktor
a. Penghancuran eritrosit yang mengandung parasit dan yang tidak mengandung
parasit ter3adi di dalam limpa, dalam hal ini faktor auto imun memegang peran.
b. Reduced survival time, maksudnya eritrosit normal yang tidak mengandung parasit
tidak dapat hidup lama.
c. Diseritropoesis yakni gangguan dalam pembentukan eritrosit karena depresi
eritropoesis dalam sumsum tulang, retikulosit tidak dapat dilepaskan dalam peredaran
darah perifer.
Splenomegali
*imfa merupakan oragan retikuloendotel, dimana parasit malaria dieliminasi oleh
sistem kekbalan tubuh hospes. Pada keadaan akut limfa membesar dan tegang,
penderita merasa nyeri di perut kuadran kiri atas, pada perabaan konsistensinya lunak.
Bila sediaan limfa diwarnai terlihat parasit lan3ut dan pigmen hemo9oin yang tersebar
bebas atau dapat 3uga ditemukan dalam monosit.
Perubahan pada limfa biasanya disebabkan oleh kongesti. 6emudian limfa berubah
berwarna hitam karena pigmen yang ditimbun dalam eritrosit yang mengandung parasit
dalam kapiler dan sinusoid. ;ritrosit yang tampaknya normal mengandung parasit dan
butir hemo9oin tampak dalam histiosit di pulpa dan sel epitel sinusoid. Hiperplasia,
sinus melebar dan kadang?kadang trombus dalam kapiler dan fokus nekrosis tampak
dalam pulpa limpa.
-engan meningkatkan imunitas, limpa yang mula?mula kehitaman karena banyaknya
pigmen men3adi keabuan karena pigmen dan parait menghilang perlahan?lahan. Hal ini
diikuti dengan berkurangnya kongesti limpa, sehingga ukuran limpa mengecil dan dapat
men3adi fibrosis. Pada malaria konsistensi limpa men3adi keras.
<espon Imun
0ntibodi berperan dalam imunitas terhadap sporo9oit yang disuntikkan nyamuk yang
dapat mencegah infeksi hepatosit.
!el (-)M dapat menghancurkan parasit yang sudah ada dalam sel hati. Produksi
8/1? N oleh sel (-)M lebih berperan untuk mengontrol replikasi parasit, dibanding
aktivasi lisis direk. -iduga sel Bh" (-.M yang memproduksi 8/1? N 3uga berperan
mengontrol pada fase hati.
Pada fase eritrosit, parasit berkembang dan menyertai ge3ala penyakit. !el Bh"
memproduksi sitokin pro inflamasi yang memacu aktivasi makrofag dan destruksi !-2
terinfeksi. !el Bh2 memproduksi antibodi spesifik yang menghambat reinvasi sel darah
lebih banyak. 0ntibodi berperan dalam destruksi sel darah terinfeksi melalui aktivasi
komplemen dan memacu makrofag untuk memakannya melalui /(?:.
Pada saat ski9ogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofag yang
sensitif endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator yang berperan dalam
perubahan patofisiologi malaria. ;ndotoksin tidak terdapat pada parasit malaria,
mungkin berasal dari rongga saluran cerna. Parasit malaria itu sendiri dapat melepaskan
faktor neksoris tumor 4B1/5. B1/ adalah suatu monokin , ditemukan dalam darah
hewan dan manusia yang ter3angkit parasit malaria. B1/ dan sitokin lain yang
berhubungan, menimbulkan demam, hipoglimeia dan sindrom penyakit pernafasan pada
orang dewasa 40:-! O adult respiratory distress syndrome5 dengan sekuestrasi sel
neutrofil dalam pembuluh darah paru. B1/ dapat 3uga menghancurkan plasmodium
falciparum in vitro dan dapat meningkatkan perlekatan eritrosit yang dihinggapi parasit
pada endotelium kapiler. 6onsentrasi B1/ dalam serum pada anak dengan malaria
falciparum akut berhubungan langsung dengan mortalitas, hipoglikemia,
hiperparasitemia dan beratnya penyakit.
,IA+.'SA
-iagnosis ditegakkan berdasarkan ge3alanya, dimana ter3adi serangan demam dan
menggigil secara periodik tanpa penyebab yang 3elas. -ugaan malaria semakin kuat 3ika
dalam waktu " tahun sebelumnya, penderita telah mengun3ungi daerah malaria dan pada
pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran limpa.
Gntuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan darah guna menemukan parasit
penyebabnya. 2ungkin perlu dilakukan beberapa kali pemeriksaan karena kadar parasit
di dalam darah bervariasi dari waktu ke waktu.
Pengobatan, komplikasi dan prognosis dari malaria ditentukan oleh 3enis parasit
penyebabnya.
Gntuk menegakkan diagnosis pasti maka dilakukan
". 0namnesis
a. 0pakah mempunyai riwayat bertamasya, terutama masuk ke daerah endemic malaria,
umumnya kasus malaria timbul dalam A bulan pertama setelah pulang dari daerah
endemic.
b. 0pakah mempunyai riwayat resepien transfusi darah7
2. =ambaran 6linik
a. -emam lebih dari 2 hari
b. dingin serta menggigil
c. berkeringat banyak 4dicurigai 3uga apakah pasien meminum obat
antipiretik5
3. *aboratorium
Pemeriksaan darah tepi 4tetes tebal dan hapus tipis5
a. Tetesan preparat darah tebal
4?5 !- negatif 4tdk ditemukan parasit dlm "## *P5
4M5 !- positif " 4ditemukan "?"# parasit$"## *P5
4MM5 !- positif 2 4ditemukan ""?"## prst$"## *P
4MMM5 !- positif 3 4ditemukan "?"# prst$ " *P5
4MMMM5 !- positif . 4ditemukan U "# prst$ " *P5
6epadatan parasit bila dihitung pada tetes tebal yaitu menghitung 3umlah
parasit per 2## lekosit
b. Tetesan preparat darah tipis
2engetahui 3enis spesies
Hitung parasit bdsrkn 3umlah eritrosit 43umlah parasit per "### eritrosit5
c. Tes ,iagnosti$ Cepat
?0ntigen H:P?2 4Histidine :ich Protein 25
PF test, ICT test, Paracheck
?0ntigen en9im parasit *actate -ehidrogenase 4p?*-H5
test optimal
0ntigen H:P?2 . spesies plasmodium
pan malarial
? Bes serology detect adanya antibody spesifik
? Polimerase chain reaction 4P(:5
(. Penatalaksanaan
"5 !ki9ontisid 3aringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaitu proguanil,
pirimetamin
25 !ki9ontisid 3aringan sekunder yang membasmi parasit eksoeritrosit yaitu primakuin
35 !ki9ontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit yaitu kina, klorokuin, dan
amodiakuin
.5 =ametosid yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin adalah gametosid yang
ampuh bagikeempat spesies
&5 !porontosid mencegah gametosit dalam darah untuk membentuk @okista$@ocys dan
sporo9oit dalam nyamuk 0nopheles, yaitu primakuin dan priguanil
-. Pencegahan
". 2encegah gigitan vektor
T 2embunuh nyamuk dengan insektisida
T Bidur menggunakan kelambu
T 2enghilangkan kesempatan nyamuk untuk berkembang biak
2. 6emoprofilaksis
Pemberian obat seperti Proguanil 4tiap hari5 dan pirimetamin 4tiap minggu5.
0da beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain
? Malaria tertiana disebabkan oleh plasmodium vivax. !erangan pertama dimulai
dengan sindrom prodormal berupa sakit kepala, sakit punggung, mual, malaise umum.
-emam tidak teratur pada 2?. hari pertama, tetapi kemudian men3adi intermitten
dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, dimana suhu meninggi kemudian
turun men3adi normal.
? Malaria Auartana atau 2alaria malariae disebabkan oleh plasmodium malariae.
!erangan demam lebih teratur dan ter3adi pada sore hari. Per3alanan penyakitnya tidak
terlalu berat.
? Malaria tropi$a atau 2alaria serebral disebabkan oleh plasmodium falciparum.
Penyakit ini merupakan spesies yang paling berbahaya karena penyakit yang
ditimbulkannya dapat men3adi berat. -emam tidak teratur, disertai ge3ala terkenanya
otak, koma, dan kematian mendadak..
? Malaria oale disebabkan oleh plasmodium ovale. =e3alanya mirip dengan malaria
vivax, serangannya sama hebat tetapi penyembuhannya sering secara spontan dan
relapsnya lebih 3arang. Per3alanan penyakit malaria terdapat serangan demam yang
disertai oleh ge3ala lain diselingi oleh periode bebas penyakit. =e3ala khas demamnya
adalah periodisitasnya masa tunas intrinsik pada malaria adalah waktu antara sporo9oit
masuk dalam badan hospes sampai timbulnya ge3ala demam, biasanya berlangsung
antara )?3) hari, tergantung pada spesies parasit. 4terpendek untuk P. /alciparum,
terpan3ang untuk P. malariae5, pada beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya
atau dera3at resistensi hospes. -isamping itu 3uga tergantung pada cara infeksi, yang
mungkin disebabkan oleh tusukan nyamuk atau secara induksi, misalnya melalui
transfusi darah yang mengandung stadium aseksual. 2asa prepaten berlangsung se3ak
saat infeksi sampai ditemukan parasit malaria dalam darah untuk pertama kali, karena
3umlah parasit telah melewati ambang mikroskopik 4!icroscopic threshold5. Periode
laten klinis, yaitu bila infeksi malaria tidak menun3ukkan ge3ala diantara serangan
pertama dan relaps, walaupun mungkin ada parasitemia dan ge3ala lain seperti
splenomegali. Periode laten parasit ter3adi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam
darah tepi, tetapi stadium ekso?eritrosit masih bertahan dalam 3aringan hati.
'bat:obat antimalaria
@bat malaria dibagi berdasarkan ker3anya pada tahapan perkembangan
Plasmodium
!ki9ontosid darah dan 3aringan
=ametosid
!porontosid
Pembagian ini sesuai dengan tu3uan pengobatan malaria
0.Pencegahan $ausal beker3a pada bentuk 3aringan awal plasmodium dalam hati shg
invasi ke darah .Pencegahan kausal serta transmisi dapat dicegah
2isal proguanil dan primakuin
4.Pencegahan relaps "radi$al5 Beker3a pada bentuk "aringan laten P. @vale dan P.
Eivaks yang tersisa, setelah bentuk hepatik dilepaskan ke dalam sirkulasi.
2isal primakuin dan klorokuin 4tambahan5
7.Pencegahan supresi dan $lini$ "s$i(ontosid darah%: beker3a pada stadium aseksual
eritrositik untuk mencegah terbentuknya ski9on eritrosit shg menghilangkan serangan
klinis malaria 4clinical cure5
Pencegahan supresi
dan 3uga mengeliminasi parasit secara komplet dari tubuh pasien #suppresive cure$
!isal%
O !ki9ontosid darah ker3a cepat klorokuin, kina, meflokuin, atovaXauon dan
artemisin
O !ki9ontosid darah ker3a lambat antifolat, antibiotika
B. +ametosid beker3a dng mencegah terbentuknya stadium seksual eritrositik shg
transmisi ke nyamuk dihindari. 2isal 6lorokuin dan 6ina 4P.Eivaks, @vale dan
2alarie5
C. SP'<'.T'SI,
Beker3a dengan mencegah transmisi malaria dng menghambat terbentuknya
oosit dan sporosit dalam tubuh nyamuk yang terinfeksi
". 6lorokuin
Y 6er3a obat ski9on darah sangat efektif terhadap semua 3enis parasit malaria,
dengan menekan ge3ala klinis dan menyembuhkan secara klinis dan radikalC
@bat pilihan terhadap serangan akut, demam hilang dalam 2. 3am dan
parasitemis hilsng dalam .)?D2 3amC Bila penyembuhan lambat dapat dicurigai
ter3adi resistensi. P. falcifarum yang resisten klorokuin masih dapat mencegah
kematian dan mengurangi penderitaan.
Y =ametosit tidak efektif terhadap gamet dewasa tapi efektif pada gamet
muda.
Y /armakodinamika ?2enghambat sintesa parasit membentuk :10 dan -10
?@bat bersenyawa dengan -10 sehingga proses
pembelahan dan pembentukan :10 terganggu
Y Boksisitas ? -osis Boksis "&## mg basa 4dewasa5
? -osis lethal 2### mg basa 4dewasa5 atau "### mg basa anak?
anak
Y ;fek samping =angguan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare,
pandangan kabur, sakit kepala, vertigo, gangguan
pendengaran.
2. Primakuin
Y 6er3a @bat !i9on 3aringan sangat efektif untuk terhadap P.falcifarum dan
P.
Eivax. !i9on darahnya, memerlukan dosis tinggi sehingga harus
hati?hati
Y /armokodinamika 2enghambat proses respirasi mitokondrial parasit 4sifat
oksidan5, sehingga berefek pada parasit stadium 3aringan dan
hipnosoit.
Y Boksisitas -osis toksis A#?2.# mg basa 4dewasa5 atau "?.mg$kgBB$hari
-osis lethal lebih dari 2.# mg basa
Y ;fek samping =angguan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare
6e3ang?ke3ang, gangguan sistem haemopoitik.
3. 6ina
Y 6er3a @bat !i9on darah sangat efektif terhadap penyembuhan secara klinis
dan darah. Bidak berefek pada semua gamet dewasa P.
/alcifarum, tapi terhadap spesies laen cukup efektif.
Y /armokodinamika Berikat dengan -10 sehingga pembelahan :10
terganggu yang kemudian menghambat sintesa protein
parasit.
Y Boksisitas -osis toksis 2?) gr$hari
-osis *ethal U ) gr$hari
Y ;fek samping Pusing, sakit kepala, gangguan pendengaran, mual, muntah,
pandangan kabur 4chinchonisme syndrom5.

.. !ulfakdoksin Pirimetamin 4!P5
Y 6er3a obat !i9on darah sangat efektif terhadap semua 3enis P./alcifarum
dan kurang efektif terhadap parasit lain dan menyembuhkan
secara radikal. ;feknya bisa lambat bila dipakai dosis tunggal,
sehingga harus di kombinasi dg obat lain 4Pirimakuin5.
Y /armokodinamika ? Pirimetamin, terikat dengan en9im dehidrofolat
sehingga
sintesa asam folat terhambat, menyebabkan
pembelahan
inti parasit terganggu.
? !P menghambat P0B0 ekstraselular membentuk asam
/olat
Y Boksisitas ? !ulfadoksin, dosis toksis .?D gr$hari 4dewasa5, lethalnya .
UDgr$hari.
? Piremetamin, dosis toksis "##?2&# mg$hari 4dewasa5, lethalnya
U2&#mg$hari
Y;fek samping =angguan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare,
pandangan kabur, vertigo,sakit kepala.
Y 6ontra indikasi idiosinkresi, bayi H " tahun, defisiensi =AP-.
D Prognosis
Eivax malaria baik, tidak menyebabkan kematian. Bila tidak diobati,
serangan pertama dapat berlangsung 2 bulan$ lebih. :ata?rata infeksi tanpa obat
M$? 3 tahun.
Puartan malaria 3ika tidak diobati maka infeksi berrlangsung sangat
lama 4kronik5 dan relaps pernah tercatat 3#?&# tahun sesudah infeksi.
@vale malaria -apat sembuh sendiri tanpa pengobatan, tapi kondisi
harus tetap di3aga baik.
/alciparum malaria tanpa penyulit berlangsung sampai " tahun,
dengan penyulit prognosis men3adi buruk bila tidak ditangani secara cepat dan
tepat menyebabkan komplikasi, bahkan dapat meninggal terutama pada gi9i
buruk.
D Preention
". Bidur dengan kelambu sebaiknya dengan kelambu impregnated 4dicelup
pestisida pemethrin atau deltamethrin5
2. 2enggunakan obat pembunuh nyamuk gosok 4lotion5, spray, asap,
elektrik
3. 2encegah berada di alam bebas dimana nyamuk dapat menggigit
.. 2emproteksi tempat tinggal$kamar tidur dari nyamuk dengan kawat
anti?nyamuk.
&. 2embunuh 3entik?3entik nyamuk malaria dewasa dengan penyemprotan
rumah dan rawa?rawa.
A. Pemberian obat pencegahan malaria
D. 6lorokuin Basa & mg $ kg BB $ minggu
). -oksisiklin ".& mg $ 6g BB $ hari
Gntuk daerah yg efikasi P. falcifarum terhadap klorokuin H D& I
2aksimal untuk 3 bulan
6ontra 8ndikasi anak H ) thn dan ibu hamil
-iberikan " minggu sebelum berangkat ke daerah endemis s.d
. minggu setelah meninggalkan daerah endemis malaria .
=!amination
". Pemeriksaan fisik
Penderita malaria biasanya mengalami
? demam 3D,&?.#
W
(
? anemia dilihat dari kong3utiva palpebral yang pucat
? splenomegali
? hepatomegali
Bila ter3adi serangan malaria berat, ge3ala diserta
? syok 4B- rendah, nadi ber3alan cepat dan lemah, :: meningkat5
? penurunan kesadaran
? dehidrasi
? manifestasi perdarahan
? ikterik
? gangguan fungsi gin3al
? ge3al neurologik.
pada kasus ini sebagian besar hasil physical examinationnya masih
normal, hanya sa3a terlihat adanya pembesaran limpa 4splenomegali5 dan
ter3adinya kenaikan suhu tubuh. 8tu menandakan bahwa penyakit ini masih tahap
ringan belum ter3adi komplikasi.
2. Pemeriksaan laboratorium
? Hb "" gr$dl 4anemia5
1ormal untuk laki?laki ".?") gr$dl
untuk wanita "2?"A gr$dl

-isebabkan oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan
masa hidup eritrosit pendek 4reduced survival time5
gangguan pembentukan !-2 karena depresi
eritropoiesis
dalam sumsum tulang 4diseritropoiesis5
? +B( "#.&##$mm
3
4meningkat$ leukositosis5
1ormal .&##?"#.###
". =ranular 4P215 Basofil, eosinofil, dan 1eutrofil
2. 0granular 4215 *imfosit dan monosit 4makrofag5
+B( berperan dalam sistem imun. Kika tubuh terinfeksi mikroorganisme, maka
+B( akan dikerahkan lebih banyak untuk melawan mikroorganisme tersebut.
8tulah mengapa 3umlah +B( Hasan meningkat.
+hy diff. count
Basofil 1ormal
;osinofil 1ormal
1etrofil Batang 1ormal
1etrofil !egmen :endah
mengindikasikan adanya infeksi bakteri
*imfosit Binggi
*imfosit B untuk pembentukan antibodi untuk menyerang kuman
*imfosit B untuk menyerang dan membunuh kuman serta membantu mengatur
sistem imunitas.
2onosit Binggi
2enun3ukkan adanya infeksi bakteri, karena monosit berperan untuk melawan
infeksi dengan memakan kuman dan memberi tahu sistem imunitas tubuh mengenai
kuman apa yang ditemukan.
<eferences
Bratawawid3a3a, 6arnen =ana. 2##A. Imunologi &asar. Kakarta PP/6G8
Price, !ylvia 0, dkk. 2##&. Patofisiologi, ed. A, vol 2 Kakarta ;=(
:obbins dan 6umar.2##D. Patologi "ilid'. Kakarta ;=(
(amus (edokteran &)*+A,&, ed. 2%. 2##2. Kakarta ;=(
-uku a"ar Ilmu Pen.akit &alam.2##A. ;disi 8E. Kilid 2.Kakarta PP/6G8
+idoyono. 2##&. Pen.akit Tropis. Kakarta ;rlangga

You might also like