You are on page 1of 26

1

MATERI PEMBEKALAN
PPL










Disusun oleh:
Tim Pembekalan PPL







PUSAT PENGEMBANGAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PP PPL dan PKL) LPPMP
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA







2



KONTRIBUTOR MATERI
BUKU PEMBEKALAN PPL TAHUN 2013




Rochmat Wahab (Rektor UNY)
Ngatman Soewito (Kepala PP PPL & PKL UNY)
Prihadi (Divisi PPL PP PPL UNY)














PENYUNTING:
Tim Pembekalan PPL UNY










SEKRETARIAT:
Rifqi Nur Setyawan




3



KATA PENGANTAR

Pembekalan PPL merupakan strategi pemberian pemahaman kepada mahasiswa tentang
PPL sebelum mereka diterjunkan di lapangan (sekolah, lembaga, atau klub). Dengan pemahaman
yang baik, diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmunya (yang diperoleh selama
kuliah dan pembekalan) ke sasaran PPL. Selain itu, mahasiswa dapat memahami betul mekanisme
pelaksanaan PPL. Selanjutnya mahasiswa dapat melaksanakan PPL dengan benar dari
perencanaan, pelaksanaan, refleksi, dan evaluasi program kegiatan PPL.
Mengingat sangat pentingnya pembekalan, maka disusunlah buku MATERI PEMBEKALAN
PPL. Pada bagian awal buku ini berisi hakikat pembekalan dan kompetensi tenaga kependidikan.
Pada bagian tengah berisi program mekanisme PPL. Pada bagian akhir berisi problema-problema
konkret yang kemungkinan dihadapi oleh mahasiswa PPL. Dengan pemahaman PPL dan
mekanismenya, mahasiswa menjadi siap menghadapi berbagai permasalahan PPL di sekolah,
lembaga atau klub.
Kami berharap buku ini bermanfaat (khususnya) bagi mahasiswa, dosen pembimbing
lapangan (DPL), dan umumnya semua yang terlibat dalam Program PPL. Oleh karena itu,
mahasiswa dan DPL harus benar-benar memahami materi pembekalan dalam buku ini. Izinkan
kami mengucapkan terima kasih kepada semua kontributor materi, tim penyusun, dan semua
pihak yang telah membantu penerbitan buku ini. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa, harapan semoga buku ini bermanfaat. Kritik dan saran kami terima, demi perbaikan
buku ini selanjutnya.





Yogyakarta, 15 Juni 2013
Universitas Negeri Yogyakarta
Kepala PP PPL & PKL UNY,



Drs. Ngatman Soewito, M.Pd.
NIP 19670605 199403 1 001









4


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................................... 1
KONTRIBUTOR MATERI PEMBEKALAN ............................................................................................ 2
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 6
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 6
B. Tujuan Pembekalan .................................................................................................... 6
C. Lingkup Materi Pembekalan ....................................................................................... 7
D. Pola Pembekalan ........................................................................................................ 7
E. Waktu dan Tempat Pembekalan ................................................................................ 7

BAB II PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN ................................................................................................. 8
A. Pengantar ................................................................................................................... 8
B.Hakikat Kompetensi ...................................................................................................... 8
C.Tuntutan Kompetensi Pendidik & Tenaga Kependidikan ............................................ 9
D.Upaya Pengembangan Kompetensi ........................................................................... 11
E.Penutup ....................................................................................................................... 11
F. Daftar Pustaka ............................................................................................................ 11

BAB III MEKANISME PELAKSANAAN PPL
A. Persiapan PPL dalam Program KKN-PPL Terpadu ...................................................... 12
B. Waktu PPL .................................................................................................................. 14
C. Lokasi PPL ................................................................................................................... 14
D. Pembiayaan ............................................................................................................... 14
E. Pelaksanaan PPL ........................................................................................................ 14
F. Sanksi bagi Mahasiswa Peserta PPL ........................................................................... 18
G. Evaluasi PPL ................................................................................................................ 18

BAB IV PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PPL
A. Permasalahan-permasalahan yang Bersifat
Akademik .............................................................................................................. 21
B. Permasalahan-permasalahan yang Bersifat
Administratif .......................................................................................................... 23
C. Permasalahan-permasalahan yang Bersifat
Tekhnis ................................................................................................................... 23

BAB V PENUTUP ......................................................................................................................... 26



5






PUSAT PENGEMBANGAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PP PPL dan PKL ) LPPMP
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA



VISI
Menjadi institusi terkemuka dalam pelayanan PPL dan PKL untuk mencetak tenaga kependidikan
dan non kependidikan yang profesional berwawasan global.


MISI
1. Memberdayakan daya dukung sehingga mahasiswa siap melaksanakan PPL dan PKL yang
profesional berwawasan global.
2. Mengembangkan jejaring kerjasama PPL dan PKL dengan lembaga pendidikan dan non
kependidikan.
3. Memberikan layanan profesional dalam pelaksanaan PPL dan PKL.
4. Mengembangkan, mengkaji dan mengendalikan pelaksanaan PPL dan PKL dalam
mendukung mutu tenaga pendidik dan non kependidikan.





















6


BAB I




A. Latar Belakang
Usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran terus
dilakukan, termasuk dalam hal ini mata kuliah lapangan seperti Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) menjadi konsentrasi untuk ditingkatkan kualitasnya. Untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas, penyelenggaraan PPL dilaksanakan secara terpadu dengan program KKN yang
selanjutnya disebut KKN-PPL.
Program kegiatan PPL dalam program KKN-PPL terintegrasi dan saling mendukung satu dengan
lainnya untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru atau tenaga
kependidikan. Program-program yang dikembangkan dalam pelaksanaan PPL difokuskan pada
komunitas sekolah, klub, atau lembaga. Komunitas sekolah mencakup civitas internal sekolah
(guru, karyawan, siswa, dan Komite Sekolah) serta masyarakat lingkungan sekolah.
Program PPL mempunyai sasaran pembelajaran di sekolah, klub, atau lembaga, baik dalam
kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya
pembelajaran. Program PPL diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa,
terutama dalam hal pengalaman mengajar, memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan
kompetensi mengajar yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan,
kemandirian, tanggung jawab dan kemampuan dalam memecahkan masalah pembelajaran.
Pelaksanaan PPL melibatkan unsur-unsur Dosen Pembimbing PPL, Guru pembimbing/
Instruktur, Kepala Sekolah/Lembaga, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, para Mahasiswa
Praktikan, Siswa di sekolah/klub/lembaga, serta Pengelola PPL. Mahasiswa akan dapat
melaksanakan kegiatan PPL secara optimal apabila memiliki bekal kemampuan yang memadai,
baik yang terkait dengan proses pembelajaran maupun proses manajerial.

B. Tujuan Pembekalan
Tujuan pembekalan adalah agar mahasiswa menguasai kompetensi sebagai berikut.
1. Memahami dan mengahayati konsep dasar, arti, tujuan, pendekatan, program,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi PPL.
2. Mendapatkan informasi tentang situasi, kondisi, potensi, dan permasalahan
sekolah/lembaga/klub yang akan dijadikan lokasi program PPL. pelaksanaan, monitoring,
dan evaluasi PPL.
3. Memiliki bekal pengetahuan tata krama kehidupan di sekolah/ lembaga/klub.
4. Memiliki wawasan tentang pengelolaan dan pengembangan lembaga pendidikan.
5. Memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan praktis agar dapat melaksanakan program
dan tugas-tugasnya di sekolah/lembaga/klub.
6. Memiliki pengetahuan untuk dapat bersikap dan bekerja dalam kelompok secara
interdisipliner dan lintas sektoral dalam rangka penyelesaian tugas di sekolah/ lembaga/
klub.
7. Memiliki kemampuan menggunakan waktu secara efisien pada saat melaksanakan program
PPL.

PENDAHULUAN
7


C. Lingkup Materi Pembekalan
Materi pembekalan meliputi pengembangan wawasan mahasiswa, pelaksanaan pendidikan
yang relevan dengan kebijakan-kebijakan baru bidang pendidikan, dan materi yang terkait dengan
teknis PPL.

D. Pola Pembekalan
Pembekalan dilaksanakan dalam kelompok -kelompokl berdasarkan program studi mahasiswa
praktikan oleh DPL PPL prodi masing-masing.
Peserta PPL yang dinyatakan lulus dalam mengikuti pembekalan adalah peserta yang:
1. Mengikuti seluruh rangkaian pembekalan dengan tertib dan disiplin,
2. Mengikuti pendalaman dengan DPL PPL masing-masing.

E. Waktu dan Tempat Pembekalan
Pembekalan PPL dilaksanakan sesuai kesepakatan masing-masing antara yang mahasiswa
praktikan yang dibimbing dengan DPL PPL prodi masing-masing.





























8



BAB II




A. Pengantar
Salah satu kunci penting dalam membangun kualitas pendidikan adalah pendidik dan tenaga
kependidikan (terutama guru dan kepala sekolah). Dengan demikian sangatlah wajar bila akhir-
akhir ini pengakuan dan penghargaan terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan
semakin meningkat, yang diawali dengan dilahirkannya Undang-undang No.14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen yang segera akan diikuti dengan peraturan perundang-undangan yang
terkait.
Secara legal telah dinyatakan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan dituntut untuk memiliki
sejumlah kompetensi. Demikian juga secara akademik mereka juga dituntut mampu
menampilkan kompetensi tertentu sebagai konsekuensi logis dari perubahan yang sangat dinamis
terjadi di tengah-tengah masyarakat dewasa ini. Terlebih-lebih yang terjadi dewasa ini di
Indonesia, disentralisasi pendidikan yang menjadi kebijakan utamanya. Dalam desentralisasi
pendidikan, guru menjadi tumupan yang sangat penting (Kelly, 1995).
Untuk menjamin efektivitas kehadiran pendidik dan tenaga kependidikan, kiranya upaya
pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan perlu terus diupayakan.

B. Hakikat Kompetensi
Orstein dan Levine (1984) menegaskan bahwa pada dasarnya pekerjaan mengajar dapat
dikatagorikan ke dalam tiga, yaitu mengajar merupakan semiprofession, emerging profession, dan
full profession. Pertama, mengajar dikatakan semi-professional, ketika mengajar ituhanya dapat
dilakukan melalui pelatihan dalam jangka pendek, bahkan mengajar dapat terjadi oleh siapapun
yang mengaku pernah diajar, karena itu mengajar cukup meniru saja tanpa latihan yang
memadai. Kedua, mengajar dikatakan emerging profession, ketika mengajar di satu sisi dikatakan
suatu suatu profesi, di sisi lain dikatakan bukan suatu profesi, bahkan bisa masuk katagori
ambivalen. Di samping itu perlu diperjelas bahwa mengajar merupakan suatu pekerjaan yang
menuntut penyesuaian yang terus menerus, sering dengan perubahan tuntutan masyarakat yang
terus berkembang. Akhirnya, mengajar dikatakan sebagai fullprofession, karena mengajar
menuntut sejumlah karakteristik, di antaranya sebagai berikut.
1. Rasa melayani masyarakat: suatu komitmen sepanjang waktu terhadap karir.
2. Pengetahuan dan keterampilannya berada di atas kemampuan orang pada umumnya.
3. Aplikasi riset dan teori terhadap praktek (berkenaan dengan problem kemanusiaan).
4. Membutuhkan waktu yang panjang untuk latihan spesialisasi.
5. Adanya kontrol terhadap strandar lisensi dan persyaratan masuk.
6. Otonomi dalam membuat keputusan tentang bidang kerja pilihan.
7. Suatu penerimaan tanggung jawab terhadap penilaian yang dibuat dan tindakan yang
dipertunjukkan berkaitan dengan layanan yang diberikan berupa seperangkat standar
penampilan.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENDIDIK
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
9

8. Komitmen terhadap kerja dan klien yang diindikasikan dengan penekanan pada layanan yang
diberikan.
9. Penggunaan administrator untuk menfasilitasi kerja profesional, sehingga ada kebebasan
yang relatif dari perlakuan supervisi.
10. Organisasi bersifat otonom dan terdiri atas anggota-anggota profesi.
11. Adanya Asosiasi Profesi dan kelompok elit yang memberikan penghargaan terhadap prestasi
individual.
12. Adanya kode etik yang membantu untuk mengklarifikasi masalah-masalah atau hal-hal yang
meragukan berkaitan dengan layanan yang diberikan.
13. Tingkat kepercayaan publik yang tinggi terhadap para praktisi secara individual.
14. Prestise dan penghargaan ekonomik yang tinggi.
Di antara karakteristik-karakteristik di atas yang dipandang sangat penting adalah, (1)
Pengetahuan dan keterampilannya di atas kemampuan orang pada umumnya, (2) Adanya kontrol
terhadap standar lisensi dan persyaratan masuk menjadi guru, (3) Otonomi dalam membuat
keputusan tentang bidang kerja pilihan, dan (4) Prestise dan penghargaan ekonomik yang tinggi.
Jika memperhatikan beberapa karakteristik profesional dari suatu profesi guru, maka dapat
dimaklumi bahwa guru sebagai profesi harus didukung oleh beberapa kompetensi. Broudy
(Hager, 1993) menyatakan, the CBTE approach mendefiniskan bahwa:
competence in terms of prespecified performances stated as segments of overt behaviour; it
argues that practicing the performance directly is more efficient than achieving it indirectly
through the conventional coursescompetence trainingcontrasts an overt performance
with the conventional program's promise of performance.
Definisi tersebut memperkuat keyakinan bahwa kompetensi pada hakekatnya dapat diraih
lebih baik melalui kegiatan praktis (pelatihan kompetensi) daripada melalui kegiatan perkuliahan
yang bersifat konvensional.Kompetensi juga dapat dipahami sebagamana yang dinyatakan pada
UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dengan demikian kompetensi pada hakekatnya
terdiri atas aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.

C. Tuntutan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Lebih khususnya berkenaan dengan kompetensi guru, pada RPP Guru, pasal 4 ayat (2)
dinyatakan bahwa kompetensi guru terdiri atas empat komponen, yaitu kompetensi profesional,
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi personal.
Selanjutnya pada RPP Guru pada pasal 4 ada lima ayat (ayat (3) sd (7) yang terkait dengan
kompetensi guru. Secara rinci dapat uraikan sebagai berikut. Pada pasal 4 ayat (3) dinyatakan
bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat holistik. Sedangkan ayat (4)
menjelaskan bahwa Kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud padaayat (2) merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya
meliputi:
a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
b. pemahaman terhadap peserta didik;
c. pengembangan kurikulum/silabus;
d. perancangan pembelajaran;
e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
10

f. pemanfaatan teknologi pembelajaran;
g. evaluasi hasil belajar; dan
h. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Ayat (5) menegaskan bahwa Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang:
a. mantap;
b. stabil;
c. dewasa;
d. arif dan bijaksana;
e. berwibawa;
f. berakhlak mulia;
g. menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
h. secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan
i. mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
Ayat (6) menegaskan pula bahwa kompetensi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi
kompetensi untuk:
a. berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat;
b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; dan
c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik; dan
d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Mengingat orientasi makalah ini untuk calon guru, maka kompetensi yang dirumuskan baru
untuk profesi guru. Demikian juga, pembahasan ini belum diorientasikan untuk profesi tenaga
kependidikan, karena hingga kini belum ada peraturan perundang-undanganyang menjadi dasar
pijakan kompetensi tenaga kependidikan, sebagaimana yang kompetensi pendidik, khususnya
guru dan dosen.
Untuk melengkapi rumusan kompetensi-kompetensi tersebut di atas, kiranya setiap guru
yang ingin tampil terbaik sebagaimana yang dikemukakan oleh Tammy Belavek, maka seorang
guru seharusnya:
a. have a mission.
b. possess a positive belief in their ability to work successfully with students.
c. recognize that the choices they make have a profound impact on their success.
d. develop problem-solving skills that allow them to overcome any challenges they might
encounter.
e. build positive relationships with students-even the most challenging ones. They realize the
more a student trusts and respects them, the more the student is willing to give of him-or
herself and learn.
f. build positive relationships with parents/guardians.maintain a positive attitude.
g. develop communication skills that help them motivate students and increase classroom
effectiveness.
h. take necessary steps to avoid teacher burnout.
i. know where to put their time and effort to get the best results and the greatest satisfaction
out of teaching.
j. become part of the total school team.
11

k. teach students these same high-performing strategies so students can reach their highest
potential and achieve success.

D. Upaya pengembangan kompetensi
Ada beberapa tahap pengembangan profesional pendidik, terutama guru yang di antaranya
sebagai berikut:
1. Fase persiapan awal. Pada fase ini pelatihan yang diterima sebagai seorang calon guru
adalah sejumlah pengalaman, baik terkait dengan aktivitas di dalam atau di luar kelas.
2. Fase induksi. Pada fase ini, merupakan tahun pertama mengajar yang dimulai dengan proses
mensintesakan berbagai kewajiban yang dikehendaki oleh program pendidikan terkait.
3. Fase pengembangan berkelanjutan. Pada fase ini pembimbing berpartisipasi dalam
kesempatan-kesempatan pertumbuhan profesional di awal-awal tahunnya yang mampu
mempertajam keterampilannya dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menemui kelompok setingkatnya serta mengembangkan rencana untuk tahun-tahun
berikutnya.
4. Fase pembaharuan. Selama setiap fase, pembimbing mampu berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan yang dapat berperan untuk memperbaharui kegiatannya baik secara personal
maupun profesional. Pembaharun dapat mengarahkan kepada seorang profesional yang
bermotivasi tinggi dan terlatih, sehingga dapat memenuhi tuntutan pekerjaannya.
5. Fase rekrutmen dan seleksi. Instruktur dan pembimbing bekerja dengan berbagai pihak yang
terkait dengan pekerjaan guru dalam mengembangkan program rekrutmen, sehingga secara
tidak langsung dapat membantu calon guru untuk menyiapkan diri dalam proses rekrutmen.
Mahasiswa didorong untuk mengejar pilihan karirnya, sehingga pada akhirnya mereka bisa
menampilkan diri secara optimal.


E. Penutup
Berdasarkan kajian sebelumnya, maka kompetensi pendidik menduduki posisi strategis
dalam menentukan kualitas pendidikan, sehingga pemenuhan kompetensi pendidik menjadi
sesuatu yang harus terus diupayakan, seiring dengan dinamika tuntutan masyarakat sebagai
fitrah human being yang memiliki kebutuhan untuk berubah. Sadar akan kondisi tersebut
dan tuntutan profesional yang terus berkembang, maka pengembangan kompetensi
pendidik perlu terusdiupayakan dengan melalui berbagai tahapan secara berjenjang.


F. Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, (2005), Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Jakarta:
Hager, Paul J. (1993), Conceptions of Competence, www.ed.uiuc.edu/ EPS/PES-
Yearbook/93_docs/HAGER.htm,
McNergney, R.F and Herbert, J.M. (2001), Foundations of Education: The Challenge of
Professional Practice, Boston: Allyn and Bacon
Ornestein and Levine, (1992), An Introduction to the Foundations of Education, Third, Boston:
Houghton Mifflin Company

12



BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN PPL

A. Persiapan PPL dalam Program KKN-PPLTerpadu
Pada tahap persiapan PPL dalam Program KKN-PPL Terpadu terdapat beberapa
hal yang perlu diketahui, diinformasikan dan dipersiapkan, baik oleh mahasiswa calon
peserta maupun oleh lembaga/unit pelaksana PPL ( di sekolah). Hal-hal tersebut meliputi
sebagai berikut.
1. Persyaratan Peserta
Setiap mahasiswa peserta Program PPL dalam KKN-PPL terpadu harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
a. Terdaftar sebagai mahasiswa UNY S1 program kependidikan pada semester
diselenggarakannya Mata Kuliah PPL.
b. Telah menempuh minimal 90 sks dengan IPK minimal 2,00.
c. Telah lulus mata kuliah Pengajaran Mikro atau PPL I atau yang ekuivalen dengan nilai
minimal B.
d. Melakukan pembayaran KKN-PPL di BPD cabang UNY
e. Melakukan entri pendaftaran melalui website: http:/sikap.uny.ac.id/ di PP PPL dan PKL
UNY atau tempat lainnya.
f. Mahasiswi yang hamil, pada saat pemberangkatan KKN-PPL, usia kehamilannya tidak
lebih dari 5 bulan atau 20 minggu. Selanjutnya mahasiswi yang bersangkutan
diwajibkan untuk menyerahkan:
1) surat keterangan dari dokter spesialis kandungan, yang menerangkan usia dan
kondisi kehamilan,
2) surat keterangan dari suami yang menyatakan mengizinkan untuk melaksanakan
KKN-PPL, serta bertanggung jawab terhadap resiko yang mungkin terjadi.
2. Pendaftaran dan Pengelompokkan Peserta
Mahasiswa yang akan mengikuti Program PPL dalamProgram KKN-PPL Terpadu
wajib mendaftarkan diri terlebih dahulu sebagai calon peserta PPL dalam KKN-PPL.
terpadu Pendaftaran dilakukan melalui internet dengan alamat: http://sikap.uny.ac.id/
Selanjutnya mahasiswa menyerahkan bukti pendaftaran ke PP PPL dan PKL dan
memvalidasi hasil entri sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh Tim PPL pada PP PPL
dan PKL . Pada saat entri data, mahasiswa sekaligus memilih lokasi PPL yang diinginkan.
Waktu pendaftaran, validasi, pengelompokkan, pembekalan PPL, penerjunan PPL diatur
sesuai dengan kalender akademik.
Bagan Alur pendaftaran PPL Terpadu dapat dilihat pada gambar berikut.









Pembayaran KKN-PPL
Pendaftaran PPL
melalui http://sikap.uny.ac.id/
Validasi dan
Penetapan kelompok lokasi

13




Gambar 2
Bagan Alur Pendaftaran KKN-PPL

Pemilihan tempat oleh mahasiswa yang dipandang belum sesuai, Tim KKN-PPL
berhak menempatkan mahasiswa berkoordinasi dengan koordinator program studi.
Penempatan lokasi KKN-PPL berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut.
1. Tingkat (sekolah)
2. Tipe (sekolah)
3. Jenis (sekolah/lembaga/klub)
4. Kebutuhan/permintaan sekolah/lembaga/klub
5. Variasi jurusan/program studi.
6. Agama
7. Jarak
8. Jenis kelamin
9. Memakai jilbab atau tidak
10. Memiliki penyakit bawaan atau tidak
11. Proporsi (jumlah mahasiswa)
12. Bekerja atau tidak
3. Pembekalan PPL
Sebelum pelaksanaan PPL, mahasiswa memperoleh pembekalan yang
dilaksanakan di kampus UNY.
a. Tujuan pembekalan PPL
Tujuan pembekalan adalah agar mahasiswa menguasai kompetensi sebagai
berikut.
1) Memahami dan mengahayati konsep dasar, arti, tujuan, pendekatan, program,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi PPL.
2) Memiliki bekal pengetahuan tata krama kehidupan di sekolah/ lembaga/klub.
3) Memiliki wawasan tentang pengelolaan dan pengembangan lembaga pendidikan.
4) Memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan praktis agar dapat melaksanakan
program dan tugas-tugasnya di sekolah/lembaga/ klub.
5) Memiliki pengetahuan untuk dapat bersikap dan bekerja dalam kelompok secara
interdisipliner dan lintas sektoral dalam rangka penyelesaian tugas di
sekolah/lembaga/klub.
6) Memiliki kemampuan menggunakan waktu secara efektif dan efisien pada saat
melaksanakan program PPL.
b. Materi Pembekalan
Materi pembekalan meliputi pengembangan wawasan mahasiswa, pelaksanaan
pendidikan yang relevan dengan kebijakan-kebijakan baru bidang pendidikan, dan
materi yang terkait dengan teknis PPL.
c. Model Pembekalan
Pembekalan dilaksanakan dalam kelompok kecil sesuai dengan daftar bimbingan
mahasiswa PPL yang didistribusikan oleh Koordinator PPL Prodi. Pembekalan diberikan
oleh DPL PPL masing-masing.
d. Syarat Kelulusan Pembekalan
Peserta PPL dalam Program KKN-PPL Terpadu yang dinyatakan lulus dalam
mengikuti pembekalan adalah peserta yang:
14

1) mengikuti seluruh rangkaian pembekalan dengan tertib dan disiplin,
2) mengikuti pendalaman dengan DPL PPL masing-masing.
e. Penyelenggara Pembekalan
Pembekalan PPL dilaksanakan oleh DPL PPL sesuai dengan Prodi masing-masing dan
jadwal yang telah ditentukan.
f. Jadwal Pembekalan
Jadwal pembekalan PPL akan diumumkan oleh PP PL dan PKL UNY.
B. Waktu PPL
1. PPL dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu pada semester khusus (Juli -
September). Waktu tersebut dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut.
a. Pada semester khusus tersebut mahasiswa dapat berkonsentrasi penuh pada
kegiatan PPL karena tidak terganggu oleh kegiatan mata kuliah yang lain.
b. Pada saat tersebut sekolah sedang memasuki awal tahun pelajaran, sehingga
kehadiran mahasiswa PPL di sekolah bertepatan dengan berlangsungnya tahun
ajaran baru.
2. PPL dilaksanakan dengan sistem blok waktu.
Waktu efektif dalam 1 minggu adalah 6 hari kerja dan dalam satu hari kerja
memanfatkan waktu 5 - 7 jam (pukul 07.00 12.45 atau 13.30 WIB) untuk kegiatan
PPL dengan jumlah jam kerja minimal 200-250 jam.
C. Lokasi PPL
Lokasi PPL adalah sekolah/lembaga/klub yang ada di wilayah Propinsi DIY dan
Jawa Tengah. Sekolah meliputi PAUD, SD, SLB, SMP, MTs, SMA, SMK, dan MAN. Lembaga
mencakup lembaga pengelola pendidikan seperti Dinas Pendidikan, Lembaga Pendidikan
Nonformal, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) milik kedinasan, Klub cabang olah raga, Balai
Diklat di masyarakat atau instansi swasta.
Sekolah/lembaga/klub yang digunakan sebagai lokasi KKN-PPL dipilih dengan
mempertimbangkan kesesuaian antara mata pelajaran atau materi kegiatan yang
dipraktikkan di sekolah/lembaga/klub dengan program studi mahasiswa.
D. Pembiayaan
Program PPL dalam Program KKN-PPL Terpadu harus mengacu dan terpadu
dengan program sekolah atau lembaga. Oleh karena itu, pembiayaan atau penganggaran
kegiatan ditanggung bersama antara UNY, Mahasiswa, sekolah/lembaga/klub, dan Pemda
serta sumber lain yang memungkinkan.
E. Pelaksanaan PPL
Pelaksanaan PPL memiliki beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai
serangkaian kegiatan yang harus diikuti oleh setiap peserta. Adapun tahapan PPL adalah
sebagai berikut.
1. Pra-PPL
Mulai semester ke-6 (pada saat pelaksanaan Pengajaran Mikro), mahasiswa harus
sudah masuk ke sekolah/lembaga/klub untuk melaksanakan beberapa kegiatan antara
lain sebagai berikut.


a. Sosialisasi dan koordinasi.
b. Observasi proses pembelajaran dan kegiatan manajerial, perangkat
pembelajaran, prota, prosem, media pembelajaran, laboraturium, dan lain-lain.
15

c. entifikasi dan inventarisasi permasalahan.
d. Penentuan program kerja dan penyusunan proposal kegiatan PPL.
e. Diskusi dengan guru pamong dan dosen pembimbing terkait dengan program
PPL.
2. Penyusunan Rancangan Program
Hasil kegiatan pra-PPL (observasi dan orientasi) di atas kemudian digunakan
untuk menyusun Rancangan Program PPL. Program dipilih berdasarkan pertimbangan
sebagai berikut.
a. Permasalahan sekolah/lembaga/klub dan potensi yang dimiliki.
b. Mengacu program sekolah/lembaga/klub.
c. Kemampuan mahasiswa dari segi pendanaan dan pemikiran.
d. Faktor pendukung yang diperlukan (sarana dan prasarana).
e. Ketersediaan dana yang diperlukan.
f. Ketersediaan waktu.
g. Kesinambungan program.
Program kerja harus sudah selesai disusun dalam bentuk matriks program kerja
PPL sebelum diberangkatkan ke lokasi. Adapun program kerja yang dapat
dikembangkan di sekolah/lembaga/klub antara lain sebagai berikut.

Tabel 9. Contoh Program PPL di Sekolah

Program Pendidikan Sekolah Program PPL di Sekolah
Pembenahan media
pembelajaran


Lomba dan Pameran
Pelatihan dan penyuluhan
Pelatihana penulisan karya
ilmiah.
Seminar
Kegiatan lain yang mendukung
pengembangan sekolah
Penyusunan perangkat persiapan
pembelajaran
Praktik mengajar terbimbing dan
mandiri
Menyusun dan mengembangkan
alat evaluasi
Menerapkan inovasi
pembelajaran
Mempelajari administrasi guru
Kegiatan lain yang menunjang
kompetensi mengajar
Pengembangan media.




Tabel 10. Contoh Program PPL di Lembaga/Klub

Program KKN di
Lembaga/Klub
Program PPL di Lembaga/Klub
Media pembelajaran
Pelatihan/penyuluhan
Proses manajerial
Kegiatan lain yang mendukung
pengembangan lembaga
Penyusunan program
Pembelajaran masyarakat
Manajemen pendidikan
Praktik melatih/kerja
Kegiatan lain yang menunjang
kompetensi pendidikan
16


Macam program PPL dalam Program KKN-PPL terpadu hanya berupa program
individu. Program yang sudah dipilih dituangkan ke dalam bentuk matriks program kerja
PPL(lampiran F01). Penyusunan program ke dalam matriks harus sudah selesai sebelum
mahasiswa mulai mengajar.

3. Pelaksanaan Program
Dalam melaksanakan program mahasiswa harus berusaha untuk:
a. menyelesaikan program tepat pada waktunya;
b. menjalin kerjasama dengan teman sejawat. menggali dan mengembangkan potensi
khalayak sasaran untuk mengatasi permasalahan;
c. mencatat semua kegiatan ke dalam catatan harian;
d. melaksanakan praktik mengajar minimal 10 kali;
e. berkonsultasi dengan pembimbing;
f. mempertimbangkan secara bijak apabila dalam proses pelaksanaan program ada
permintaan dari guru pembimbing atau Dosen pembimbing.
g. mengganti kegiatan yang sudah diprogramkan jika ada kegiatan lain yang
datangnya tidak terduga (bersifat insidental) yang waktunya bersamaan dengan
kegiatan yang telah terprogram. Apabila terjadi hal demikian maka mahasiswa
perlu melaporkan secara tertulis;
h. melakukan refleksi terhadap unjuk kerja yang telah dilakukan;
i. dalam pelaksanaan PPL, setiap mahasiswa harus membuat dan mengisi semua
format yang telah ditentukan dengan cermat, tepat, dan objektif.
4. Pembimbing PPL
Komponen-komponen yang termasuk pembimbing PPL meliputi sebagai berikut.
1. DPL PPL yang sudah mendapatkan pelatihan.
2. Guru pembimbing/instruktur yang sudah mendapatkan pelatihan.
3. Kepala Sekolah/Ketua Lembaga/Ketua Klub.
4. Koordinator PPL di sekolah/lembaga/klub.
5. Tim KKN-PPL Terpadu UNY
5. Mekanisme Pembimbingan dan Monitoring
a. DPL PPL membimbing mahasiswa sesuai dengan program studinya masing-
masing.
b. Pembimbingan PPL dilakukan oleh DPL PPL 4 kali selama satu periode KKN-PPL.
c. Guru pembimbing atau instruktur membimbing peserta PPL sesuai dengan bidang
studinya masing-masing.
d. Kepala Sekolah/Ketua Lembaga/Ketua Klub dan Koordinator PPL
sekolah/lembaga/klub membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan PPL yang
ada di sekolah/ lembaga/klub tersebut.
e. Diskusi antara dosen pembimbing, guru atau instruktur, koordinator PPL dan
mahasiswa dilakukan minimal tiga minggu sekali.
f. Pelaksanaan bimbingan yang dilakukan DPL PPL terhadap mahasiswa dilakukan
mulai observasi sampai dengan ujian PPL.
g. Teknik bimbingan:
1). mahasiswa menyiapkan:
a). matrik program PPL,
b). lapotan mingguan yakni kegiatan 1 minggu yang lalu dan rencana kegiatan
yang akan datang,
c). bukti kegiatan seperti foto-foto kegiatan,
d). buku agenda
17

e). kartu bimbingan
f). kartu kendali
g). data dan rencana kegiatan lainnya
2). DPL PPL melakukan pengecekan, evaluasi, dan refleksi terhadap kegiatan
mahasiswa.
6. Deskripsi Tugas
a. DPL PPL
1) Membimbing dalam menyusun rencana pembelajaran dan perangkat
pembelajaran.
2) Bersama dengan guru atau instruktur membimbing, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran.
3) Datang ke sekolah/lembaga/klub minimal 4 kali dalam satu periode.
4) Menguji PPL.
5) Menilai laporan PPL.
6) Menerima nilai PPL dari Guru Pembimbing atau Instruktur dan membuat
rekapitulasi nilai akhir PPL.
7) Menyerahkan nilai akhir PPL ke PP PPL dan PKL.
b. Guru Pembimbing atau Instruktur
1) Membimbing peserta PPL, terkait dengan proses pembelajaran yang
mencakup persiapan, praktik mengajar terbimbing dan mandiri, administrasi
guru dan pembuatan alat evaluasi.
2) Memberikan model mengajar atau model kerja pada saat mahasiswa
melaksanakan observasi.
3) Memberikan tugas atau bahan praktik pembelajaran.
4) Menilai pelaksanaan PPL di sekolah atau lembaga.
c. Kepala Sekolah /Ketua Lembaga/Ketua Klub.
1) Bersama dengan koordinator PPL mengkoordinasikan pelaksanaan PPL.
2) Memberikan bimbingan kepada peserta PPL terkait dengan pengembangan
kompetensi.
d. Mahasiswa Praktikan
1) Mempelajari dan mentaati tata tertib sekolah/lembaga/klub.
2) Menyusun program kerja.
3) Melaksanakan program kerja dengan disiplin dan bertanggung jawab baik
program KKN maupun program PPL.
4) Melakukan diskusi dengan para pembimbing secara intensif.
5) Membina kerja sama dengan teman sejawat, pembimbing, maupun dengan
semua komponen yang ada di sekolah / lembaga/klub.
6) Menyusun laporan KKN-PPL tepat waktu dan diserahkan 3 hari sebelum ujian.
7) Berpartisipasi aktif dengan kegiatan sekolah/lembaga/klub.
8) Berada di sekolah/lembaga/klub untuk melaksanakan KKN-PPL sesuai waktu
yang telah ditentukan.
9) Melaksanakan praktik mengajar terbimbing dan mandiri minimal 10 kali.
10) Membuat berita terpilih untuk dimuat di web dan blog UPPL dengan mengirim
ke email: uppl@uny.ac.id
7. Penyusunan Laporan PPL
Setiap peserta PPL wajib menyusun laporan akhir.
a. Jenis laporan
Laporan PPL tergolong laporan individu. .
18

b. Penentuan batas akhir penyusunan laporan PPL.
Pada minggu terakhir sebelum mahasiswa ditarik dari lokasi, laporan PPL harus
sudah selesai, untuk itu penyusunan laporan harus dilaksanakan seawal mungkin.
Ketentuan dan format penyusunan laporan terlampir.
Semua laporan tersebut direkam dalam softcopy (CD) dan diserahkan ke PP PPL
dan PKL.
F. Sanksi bagi Mahasiswa Peserta PPL
Mahasiswa yang tidak mematuhi ketentuan, tidak melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik, terlibat penggunaan narkoba dan tindak perbuatan
asusila dapat dikenakan sanksi sebagai berikut.
1. Peringatan secara lisan.
2. Peringatan secara tertulis.
3. Perpanjangan waktu KKN-PPL.
4. Pengurangan nilai.
5. Penarikan dari tempat praktik sebelum waktunya berakhir, dan mahasiswa yang
bersangkutan dinyatakan gugur dan harus mengulang pada tahun berikutnya.
Jika kasus yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut baru diketahui setelah
mahasiswa ditarik dari lokasi KKN-PPL, maka nilai PPLnya ditangguhkan sampai kasusnya
selesai. Penetapan sanksi dilakukan oleh Tim KKN-PPL setelah melalui pengkajian,
pembahasan, dan musyawarah.
G. Evaluasi PPL
Evaluasi program PPL memiliki dua kepentingan, yakni untuk kepentingan
penilaian prestasi mahasiswa dan masukan perbaikan kebijakan program KKN-PPL. Untuk
kepentingan yang pertama, penilaian prestasi akademik mahasiswa perlu dipisahkan
antara bidang KKN dengan PPL, sedangkan untuk menentukan kebijakan pelaksanaan
program PPL perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh oleh tim yang independen.
1. Komponen Prestasi Program PPL
Komponen yang dinilai menyangkut 5 (lima) aspek, yang meliputi sebagai berikut.
a. Perencanaan Pembelajaran
b. Proses Pembelajaran (komprtansi paedagogik dan profesional).
c. Kompetensi Kepribadian
d. Kompetensi Sosial
e. Laporan PPL
2. Penilai dan Kewenangan Penilai
a. Guru Pembimbing atau Instruktur
1) Untuk PPL di sekolah, guru pembimbing bersama DPL PPL memberi nilai PPL
yang meliputi nilai perencanaan pembelajaran (F.06) dan proses
pembelajaran (F.07), kompetensi kepribadian (F.10), kompetensi sosial (F.11)
2) Untuk KKN-PPL di lembaga, instruktur bersama DPL PPL memberi nilai PPL
yang mencakup perencanaan program (F.08) dan pelaksanaan program di
lembaga (F.09).
b. DPL PPL
1) Menilai perencanaan atau persiapan (F.06 atau F.08), kompetensi kepribadian
(F.10), kompetensi sosial (F.11) dan pelaksanaan pembelajaran atau PPL (F.07
atau F.09) bersama guru pembimbing atau instruktur.
2) Menilai laporan PPL (F.12).
3. Waktu Penilaian
19

Penilaian kegiatan PPL dilakukan sejak penyusunan rencana pembelajaran serta
selama proses praktik mengajar terbimbing dan mandiri.
4. Kriteria Penilaian
Pedoman transfer nilai KKN-PPL sebagai berikut.
Standar Nilai Nilai
Kualifikasi
10 100 Huruf Angka
8,6 10,0 86 100 A 4,00 istimewa
8,1 8,5 81 85 A- 3,75 baik sekali
7,6 8,0 76 80 B+ 3,25 lebih dari baik
7,1 7,5 71 75 B 3,00 baik
6,6 7,0 66 70 B- 2,75 agak baik
6,1 6,5 61 65 C+ 2,25 lebih dari cukup
5,6 6,0 56 60 C 2,00 cukup
4,0 5,5 4,00,5,5 D 1,00 kurang
0,00 4,0 4,00-5,5 E Kurang sekali
Sumber: Buku Pedoman Akademik UNY

5. Alur Penyerahan Nilai
(1) Guru pembimbing/instruktur mengumpulkan buku nilai PPL yang sudah
diisi nilai PPL ke Kepala Tata Usaha sekolah/lembaga/klub.
(2) Buku nilai PPL dari guru pembimbing/instruktur diterima oleh Koordinator DPL PPL
dari Kepala Tata Usaha sekolah/ embaga/klub.sekolah/lembaga/klub.
(3) DPL KKN PPL m
(4) Koordinator DPL PPL di satu sekolah/lembaga/klub menyerahkan ke PP PPL dan
PKL.
(5) Selanjutnya PP PPL dan PKL mengundang DPL PPL untuk menyelesaikan nilai PPL
dalam workshop penilaian. diproses ke SIAKAD.
(6) Mahasiswa dapat melihat nilai PPL di masing-masing.
Secara skematis alur penyerahan nilai program KKN-PPL dapat dilihat pada
Gambar 3 berikut ini.
















Guru Pembimbing/Instruktur

Kepala Admin
Sekolah/lembaga
(Nilai KKN)

PP PPL dan PKLUPPL
TIM KKN-PPL
20




DPL KKN DPL PPL











MAHASISWA




Gambar 3
Bagan Alur Penyerahan Nilai PPL
























SIAKAD
Workshop Penilaian
PPLUPPL
Tim KKN PPL
21

BAB IV






Dalam rangkaian pelaksanaan KKN-PPL semejak persiapan, pelaksanaan, sampai dengan
evaluasi terdapat sejumlah permasalahan yang mungkin muncul, Permasalahan-permasalahan
tersebut mungkin bersifat akademik, administratif, maupun teknis. Permasalahan akademik
berkenaan dengan permasalahan subtansi mata kuliah KKN dan PPL, baik yang muncul saat
perencanaan maupun pada saat pelaksanaannya, sednagkan permasalahan administratif
merupakan permasalahan yang terkait dengan kelengkapan, persyaratan atau prosedur agar
program dapat dilakukan. Di sisi lain, ada juga permasalahan teknis yang terkait dengan strategi
atau cara yang sebaiknya ditempuh agar dapat mencapai satu tujuan.

A. Permasalahan-permasalahan yang Bersifat Akademik
1. Pemilihan Program Prioritas/Unggulan untuk Kegiatan KKN-PPL
a. Pada umumnya mahasiswa kurang mencermati dan mendalami terhadap program-
program kerja sekolah atau lembaga yang dapat diintegrasikan dengan kegiatan KKN-PPL.
Untuk itu perlu pembimbingan yang intensif oleh DPL KKN-PPL semenjak mereka
mengadakan kegiatan observasi dan penyusunan matriks program kerja.
b. Program KKN di sekolah tentu mempunyai jenis dan karakter yang berbeda dengan
program KKN di masyarakat umum. Kendalanya berupa kesulitan mengenali dan
menemukan jenis atau macam program KKN di sekolah. Kegiatan KKN di sekolah berupa
kegiatan di luar mengajar, baik berupa persiapan sampai dengan pelaksanaan dan
evaluasi. Kegiatan KKN di sekolah bisa berupa kegiatan fisik lingkungan, kegiatan
pengadaan berbagai alat atau media pembelajaran, kegiatan pengembangan prestasi
(pelatihan-pelatihan), dan kegiatan pengembangan sosial (pameran dan berbagai even
pertandingan).
2. Menyusun Rencana Program PPL
a. Contoh kesulitan yang biasa terjadi terkait dengan penyusunan program PPL adalah
terlalu sempitnya waktu yang disediakan oleh guru kepada mahasiswa untuk praktik
mengajar (frekuensi praktik) pada mata-mata pelajaran tertentu, misalnya IPS di SMP,
akuntasi di SMA, sejarah ekonomi, sosiologi di SMA, dan sebagainya. Terlebih lagi bila
jumlah praktikan yang diplot di satu sekolah untuk mata pelajaran tersebut banyak
jumlahnya, misalnya 5 orang dari akuntansi. Mahasiswa hanya memperoleh jadwal
mengajar dua atau tiga kali saja. Jalan keluar yang disarankan tentu mengarah pada
adanya diskusi antara DPL PPL, guru pembimbing,dan praktikan untuk dapat
menemukan kesempatan yang dapat menambah frekuensi praktik mengajar mahasiswa,
semisal mengajar melalui pelatihan ekstrakulikuler.
b. Contoh kesulitan yang pernah muncul di lapangan misal sekolah meminta praktikan dari
prodi pendidikan seni musik atau tari, tetapi sekolah tidak mempunyai guru bidang studi
tersebut. Guru yang diserahi mendampingi praktikan adalah guru bidang studi lain yang
merangkap mengajar bidang studi musik dan tari. Akhirnya praktikan memperoleh
PEMASALAHAN-PERMASLAHAN
DALAM PELAKSANAAN
KKN-PPL
22

pengalaman mengajar (akademik) yang minim dari guru tersebut. Sebaliknya justru guru
menginginkan dapat masukan dari si praktikan. Jalan keluar yang bisa ditempuh yaitu
DPL PPL harus intensif mendampingi mahasiswa. Melalui kehadiran DPL PPL yang cukup
dan komunikasi dengan praktikan yang inten mungkin dapat mengurangi kelemahan
kondisi itu.
c. Hal lain yang pernah terjadi dan masuk kendala akademik, misalnya di satu sekolah tidak
menyelenggarakan bidag studi Seni Rupa (pilihan sekolah musik), tetapi ada mahasiswa
prodi Seni Rupa di plot di sekolah tersebut dan sekolah tetap menerima mahasiswa
tersebut. Mahasiswa tersebut akhirnya mengajar di sekolah itu tanpa pendamping guru
bidang studi. Guru yang mendampingi adalah guru bidang studi lain yang merangkap
mengajar Seni Rupa. Pengalaman yang diperoleh oleh mahasiswa terkait dengan bidang
studinya tentu minim dan kadang ada kekurangan penguasaan konsep. Terlebih apabila
guru mempunyai perbedaan persepsi tentang satu konsep dengan mahasiswa pada satu
subtansi, maka mahasiswa dan guru tersebut perlu melakukan diskusi atau sharing
pendapat.
d. Kendala yang lain bisa juga berupa keterlambatan pembagian tugas atau penyususnan
jadwal tugas mengajar guru oleh pihak sekolah. Karena mahasiswa mulai praktik pada
saat tahun ajaran baru, tentu pembagian jam praktik mengajar oleh guru pembimbing
kepada mahasiswa praktikan menunggu munculnya jadwal mengajar guru tersebut.

3. Beban Program PPL
Beban program kegiatan PPL meliputi: menyusun RPP, praktik mengajar di kelas, praktik
administrasi guru (buku induk, buku leger, silabus, prota, prosem, dan lain-lain), dan guru jaga.
Kebijakan tentang beban tersebut tidak sama antara guru satu dengan yang lain sehingga
mahasiswa akan memperoleh beban PPL yang tidak sama. Ada guru yang meminta semua
kegiatan itu dilakukan mahasiswa, sebaliknya ada guru yang meminta beberapa kegiatan saja.
Mahasiswa yang kebetulan memperoleh tugas semua kegiatan, sampai diakhir kegiatan PPL
(ditarik dari lokasi) belum menyelesaikan semua kegiatan tersebut sehingga masih harus
menuntaskan beban itu. Pada hal mahasiswa tersebut harus langsung kembali ke kampus untuk
menempuh kuliah. Jalan keluarnya memfungsikan DPL PPL untuk bisa berdiskusi dengan guru
pembimbing, mencari jalan keluar yang baik pada saat mahasiswa dan guru merancang kegiatan
PPL.
4. Beban Program KKN, Pendanaan, Kesalahan Penghitungan Program KKN Individu
a. Beban program KKN beban program KKN kelompok dan beban individu. Beban program
KKN kelompok dihitung berdasarkan jumlah jam untuk masing-masing kegiatan KKN
kelompok yang terealisasi dan jumlah totalnya. Jumlah jam tersebut boleh dimiliki/diakui
oleh masing-masing anggota dengan bagian yang sama. Dari sisi beban jam kerja
kegiatan KKN tidak ada masalah, tetapi dari sisi pendanaan yang biasanya bermasalah.
b. Menghitung beban kerja program KKN individu biasanya keliru. Sebagai contoh program
KKN individu dengan jumlah jam kerja 10 jam dan kegiatan itu ditangani oleh empat
orang, ternyata masing- masing mengakui 10 jam dalam matriks pelaksanaan. Jadi, jumlah
jam kerja untuk kegiatan itu 40 jam. Penghitungan yang benar tentu jam kerja (10 jam)
dibagi empat orang, dengan pembagian yang proposional.
c. Di beberap sekolah atau lembaga temapat KKN-PPL masih ada yang memiliki persepsi
bahwa mahasiswa KKn-PPL adalah sumber tenaga dan biaya yang dapat dimafaatkan.
23

Persepsi ini adalah salah, dan akan berdampak pada tuntutan sekolah atau lembaga
yang tidak proposional. Untuk mengatasi hal tersebut disarankan para mahasiswa sering
berkoordinasi dengan DPL, guru pembimbing, koordinator KKN-PPL sekolah atau
lembaga,bahkan dengan kepala sekolah atau ketua lembaga. Dengan upaya ini
harapannya akan terjadi transparansi di antara pihak-pihak terkait dan memahami
bahwa mahasiswa KKN-PPL ke sekolah atau lembaga untuk belajar dan memantapkan
kompetensi, di samping membantu sebagian kegiatan sekolah atau lembaga yang
memang secara proposional dapat dilaksanakan para mahasiswa. Pada gilirannya antara
sekolah, mahasiswa, dan DPL akan terjadi sharing untuk peningkatan mutu pembelajaran
maupun manajemen sekolah.

B. Permasalahan-permasalahan yang Bersifat Administratif
1. Pengurusan Bantua ATK
Bantuan ATK sudah disiapkan oleh tim KKN-PPL sehingga mahasiswa perlu mengurusnya
agar bantuan ATK sesuai dengan kebutuhan kelompoknya. Prosedurnya mahasiswa
mengisi daftar isian yang disediakan oleh secretariat, kemudian daftar isian diisi ATK apa saja
yang dibutuhkan dan berapa jumlahnya yang di butuhkan oelh kelompoknya sesuai denga
plafon jatah dana ATK kelompok (dihitung jumlah anggota/per orang). Bila bantuan ATK belum
memenuhi semua kebutuhan, baru kelompok KKN-PPL membeli atau mengadakan sendiri.
2. Prosedur Mempersiapkan Nara Sumber Pertemuan Ilmiah/Pelatihan
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan KKN-PPL, khususnya yang terkait dengan kegiatan
seminar, lokakarya, pelatihan atau semiloka, mahasiswa perlu mencari nara sumber atau
pemakalah. Secara teknis administratif biasanya mahasiswa menemui kesulitan, terutama
prosedur pengurusan surat-surat dalam menyiapkan pembicara atau nara sumber dan
pendanaannya. Jalan keluarnya berkonsultasi ke sekretariat KKN-PPL/Tim KKN-PPL, bagaimana
prosedur mengurus ijinnya dan pendanaannya. Tim KKN-PPL menyediakan bantuan transport
untuk pembicara dari dalam UNY, sedangkan dari luar UNY ditanggung oleh peserta KKN-PPL.
Surat ditujukan kepada dekan fakultas, sesuai dengan fakultas penyaji materi. Tembusan
ditujukan untuk PL PPL & PKL LPPMP UNY.
3. Pengurusan Nilai
Banyak mahasiswa mempunyai kendala dalam hal pengurusan nilai KKN-PPL. Alur
kepengurusan nilai perlu dipahami oleh mahasiswa peserta KKN-PPL. Nilai KKN mengikuti alur
dari koordinator KKN-PPL sekolah/lembaga diserahkan ke DPL KKN-PPL, kemudian diolah dan
dijadikan nilai akhir. Nilai akhir diserahkan ke Tim KKN-PPL dan dilanjutkan ke SIAKAD.
Alur pengurusan nilai PPL dimulai dari nilai dari guru pembimbing diserahkan ke
koordinator KKN-PPL sekolah/lembaga, terus dilanjutkan ke DPL KKN-PPL. DPL
PPL mengolah menjadi nilai akhir, kemudian diserahkan ke Tim KKN-PPL dan diteruskan ke
SIAKAD.

C. Permasalahan-permasalahan yang Bersifat Teknis
1. Kemampuan Mahasiswa di Sekolah atau Lembaga Tempat KKN-PPL dan Kemampuan
Beradaptasi
Ada pemahaman yang kurang pas berkenaan dengan parktik mengajar di sekolah, antara
lain mahasiswa beranggapan bahwa berada di lokasi KKN-PPL hanya pada saat ada jadwal
mengajar di kelas. Jelas, pemahaman ini tidak tepat, karena KKN-PPL dilaksanakan denga
24

sistem blok waktu, sehingga para mahasiswa harus berada disekolah atau lembaga sesuai jam
kerja yang ada dan dipergunakan untuk mengerjakan kegiatan KKN maupun PPL. Di samping
itu, para mahasiswa akan lebih cepat dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah baik
secara internal maupun eksternal. Hal yang demikian diharapkan dapat memperlancar
pelaksanaan kegiatan KKN-PPL sesuai dengan yang direncanakan.

2. Pembuatan Proposal Kegiatan KKN-PPL
Setaip kelompok mahasiswa KKN-PPL diwajibkan membuat proposal kegiatan yang akan
dilaksanakan di lokasi tempat KKN-PPL. Proposal tersebut akan diajukan ke Pemerintah
Daerah (Pemda) tempat dilaksanakan KKN-PPL, yang dikoordinasikan oleh Tim KKN-PPL UNY,
sehingga semua proposal itu harus lewat PL PPL & PKL untuk direkap dan dikirim ke Pemda
yang bersangkutan. Kasus yangs sering terjadi kesimpangsiuran data yang masuk ke Pemda.
Ini harus dihindari. Oleh karena itu, proposal ke Pemda dari masing-masing kelompok hanya
lewat satu pintu, yaitu Tim KKN-PPl di PL PPL & PKL.

3. Ketidakkompakan antar Mahasiswa dan Isu-isu yang Rawan Konflik
Kasus 'tidak kompak' antar-mahasiswa anggota kelompok KKN- PPL dapat dikatakan hal
yang biasa terjadi. Permasalahannya, bagaimana agar ketidakkompakan tersebut dapat
diidentifikasi sejak dini baik oleh mahasiswa maupun DPL KKN-PPL. Hal ini perlu diilakukan
agar seawal mungkin dapat diselesaikan dan dikoordinasikan dengan pembimbing dan para
mahasiswa, jika perlu dibantu oleh Tim KKN-PPL. Dengan dapat diidentifikasi sejak dini
permasalahan-permasalahan dalam kelompok tersebut diharapakan dapat segera
diselesaikan dan akan memperlancar proses pelaksanaan KKN-PPL di sekolah atau lembaga.

4. Penanganan Mahasiswa Sakit atau Yang Mengalami musibah
Kasus mahasiswa peserta KKN-PPL mengalami musibah saat melaksanakan kegiatan KKN-
PPL memang tidak dapat dipungkiri. Namun demikian, perlu kiranya upaya untuk mengurangi
bahkan menghindari terjadinya musibah atau kecelakaan yang menimpa mahasiswa. Hal
tersebut dapat diatasi dengan cara, antara lain sebagai berikut :
a. Para mahasiswa yang berkendaraan bermotor hendaknya melengkapi kendaraan
maupun pengendaranya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Dalam perjalanan menuju lokasi tidak perlu melakukan semacam 'konvoi' berjalanlah
sewajarnya dan taati rambu-rambu lalu liintas yang ada.
c. Atur waktu dan jadwal secara jelas sehingga tidak menimbulkan perasaan 'khawatir' dan
tidak merasa di kejar-kejar waktu.
d. Selalu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan teman sekelompok, dosen pembimbing,
dan guru pembimbing.
e. Bagi mahasiswa yang mengalami musibah/kecelakaan akan mendapat bantuan dan
kesehatan. Syaratnya:
1. Foto copi kuitansi pengeluaran untuk obat atau dokter
2. Membuat surat pengajuan dana kesehatan dan diketahui oleh
DPL KKN-PPL.
3. Surat diserahkan ke PL PPL & PKL.


25

5. Penusunan dan Penyerahan Laporan
Sesuai Buku Panduan, laporan KKN-PPL harus diserahkan kepada DPL pada saat penarikan
dari lokasi KKN-PPL. Pada kenyataannya, tidak sedikit mahasiswa yang laporan tidak tepat
waktu, bahkan tertunda sampai berbulan-bulan. Hal ini disebabkan penyususnan laporan
dibuat setelah ditarik, bukan dimulai di saat masih di lokasi. Pada giliran selanjutnya,
menyebabkan terlambatnya nilai masuk ke Tim KKN-PPL dan SIAKAD. Untuk mengatasi hal
tersebut, perlu diilakukan pemantauan secara intensif oleh para DPL agar mahasiswa memulai
menyusun laporan sejak dini, disamping diberikan penjelasan mengenai isi dan sistematika
penulisan laporan.




































26




BAB V



Pembekalan PPL bagi mahasiswa program kependidikan peserta program KKN-PPL terpadu
UNY yang dilaksanakan menjelang diterjunkannya ke sekolah/lembaga diharapkan dapat
dimanfaatkan sepenuhnya untuk memantapkan pemahaman, kemampuan, keterampilan, serta
kecakapan mahasiswa dalam menerapkan ilmu dan komptensinya untuk praktik mengajar
maupun memberdayakan masyarakat sekolah.
Pembekalan ini sangat penting dalam rangka mempersiapkan mahasiswa dalam
melaksanakan praktik mengajar atau PPL di sekolah/lembaga, sebagai upaya untuk menciptakan
calon guru/pendidik atau tenaga kepdidikan yang memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial secara mantap dan berkualitas. Di samping itu, pembekalan ini diharapkan
dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk menanggapi perkembangan teknologi pendidikan maupun
pembelajaran yang makin pesat. Keberhasilan pembekalan PPL dalam KKN-PPL terpadu ini akan
berdampak pada peningkatan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa dalam melaksanakan
program-program PPL di sekolah/lembaga/klub.



PENUTUP

You might also like