You are on page 1of 6

17 Perbedaan Dasar Syiah-Aswaja

admin | February 28, 2012 | Ke-NU-an | No Comments


*) Dimuat dalam Kajian Aswaja, Tarikat Sarkubiyah
Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furuiyah,
seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Syafii dengan Madzhab
Maliki.
Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar
perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila
antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi
Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan?.
Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton
dan tidak ikut berkiprah.
Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka
mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah). Sehingga apa yang mereka
sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui.
Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah
Itsna Asyariyah (Jafariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan
yang sebenarnya.
Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering
berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan
Madzhab Syafii.
Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafii, hanya dalam masalah
Furuiyah saja. Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah (Jafariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu juga dalam
Ushuul.
Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula
kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah,
bahwa Al-Quran mereka juga berbeda dengan Al-Quran kita (Ahlussunnah).
Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qurannya
sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.
Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah) adalah satu agama tersendiri.
Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari
perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah (Jafariyah).
1. Rukun Islam
Rukun Islam Ahlussunnah kita ada 5:
1. Syahadatain
2. As-Sholah
3. As-Shoum
4. Az-Zakah
5. Al-Haj
Rukun Islam Syiah juga ada 5 tapi berbeda:
1. As-Sholah
2. As-Shoum
3. Az-Zakah
4. Al-Haj
5. Al wilayah
2. Rukun Iman
Rukun Iman Ahlussunnah ada enam:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
3. Iman kepada Kitab-kitab Nya
4. Iman kepada Rasul Nya
5. Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
6. Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Rukun Iman Syiah ada 5 :
1. At-Tauhid
2. An Nubuwwah
3. Al Imamah
4. Al Adlu
5. Al Maad
3. Syahadat
Ahlussunnah mempunyai Dua kalimat syahada, yakni: Asyhadu An La Ilaha Illallah wa
Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.
Syiah mempunyai tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu
anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam
mereka.
4. Imamah
Ahlussunnah meyakini bahwa para imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-
imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat.Karenanya
membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Syiah meyakini dua belas imam-imam mereka, dan termasuk rukun iman. Karenanya orang-
orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni),
maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.
5. Khulafaur Rasyidin
Ahlussunnah mengakui kepemimpinan khulafaurrosyidin adalah sah. Mereka adalah: a) Abu
Bakar, b) Umar, c) Utsman, d) Ali radhiallahu anhum
Syiah tidak mengakui kepemimpinan tiga Khalifah pertama (Abu Bakar, Umar, Utsman), karena
dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membaiat
dan mengakui kekhalifahan mereka).
6. Kemaksuman Para Imam
Ahlussunnah berpendapat khalifah (imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat
Mashum. Mereka dapat saja berbuat salah, dosa dan lupa, karena sifat mashum, hanya dimiliki
oleh para Nabi. Sedangkan kalangan syiah meyakini bahwa 12 imam mereka mempunyai sifat
maksum dan bebas dari dosa.
7. Para Sahabat
Ahlussunnah melarang mencaci-maki para sahabat. Sedangkan Syiah mengangggap bahwa
mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa, bahkan berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah
Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya
karena para sahabat membaiat Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.
8. Sayyidah Aisyah
Sayyidah Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai oleh Ahlussunnah. Beliau adalah
termasuk ummahatul Muminin. Syiah melaknat dan mencaci maki Sayyidah Aisyah, memfitnah
bahkan mengkafirkan beliau.
9. Kitab-kitab hadits
Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah :
Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan At-Tirmidz, Sunan Ibnu Majah dan
Sunan An-Nasai. (kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin
sedunia).
Kitab-kitab hadits Syiah hanya ada empat : a) Al Kaafi, b) Al Istibshor, c) Man Laa Yah
Dhuruhu Al Faqih, dan d) Att Tahdziib. (Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab
kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).
10. Al-Quran
Menurut Ahlussunnah Al-Quran tetap orisinil dan tidak pernah berubah atau diubah. Sedangkan
syiah menganggap bahwa Al-Quran yang ada sekarang ini tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para
sahabat (dikurangi dan ditambah).
11. Surga
Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya. dan Neraka
diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. Menurut Syiah,
surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang
tersebut tidak taat kepada Rasulullah. Dan neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang
memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.
12. Rajah
Aqidah rajah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Rajah ialah besok di akhir zaman sebelum
kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada
musuh-musuhnya.
Rajah adalah salah satu aqidah Syiah, dimana diceritakan bahwa nanti diakhir zaman, Imam
Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk
membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. Setelah mereka
semuanya baiat kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah.
Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang
sampai ribuan kali, sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri, yang berlainan dengan Imam Mahdi yang
diyakini oleh Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.
13. Mutah
Mutah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram. Sementara Syiah
sangat dianjurkan mutah dan hukumnya halal. Halalnya Mutah ini dipakai oleh golongan Syiah
untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mutah juga berlaku di
zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.
14. Khamr
Khamer (arak) najis menurut Ahlussunnah. Menurut Syiah, khamer itu suci.
15. Air Bekas Istinjak
Air yang telah dipakai istinja (cebok) dianggap tidak suci, menurut ahlussunnah (sesuai dengan
perincian yang ada). Menurut Syiah air yang telah dipakai istinja (cebok) dianggap suci dan
mensucikan.
16. Sedekap
Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah. Menurut Syiah
meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri sewaktu shalat dapat membatalkan shalat. (jadi
shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak
sah dan batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).
17. Amin Sesudah Fatihah
Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah. Menurut Syiah
mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah dan batal
shalatnya. (Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan
Amin dalam shalatnya).
Demikian telah kami nukilkan beberapa perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan
aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah). Harapan kami semoga pembaca dapat
memahami benar-benar perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca yang mengambil
keputusan (sikap). Masihkah mereka akan dipertahankan sebaga Muslimin dan Mukminin ?
(walaupun dengan Muslimin berbeda segalanya).
Sebenarnya yang terpenting dari keterangan-keterangan diatas adalah agar masyarakat
memahami benar-benar, bahwa perbedaan yang ada antara Ahlussunnah dengan Syiah Imamiyah
Itsna Asyariyah (Jafariyah) itu, disamping dalam Furuu (cabang-cabang agama) juga dalam
Ushuul (pokok/ dasar agama).
Apabila tokoh-tokoh Syiah sering mengaburkan perbedaan-perbedaan tersebut, serta
memberikan keterangan yang tidak sebenarnya, maka hal tersebut dapat kita maklumi, sebab
mereka itu sudah memahami benar-benar, bahwa Muslimin Indonesia tidak akan terpengaruh
atau tertarik pada Syiah, terkecuali apabila disesatkan (ditipu). Oleh karena itu, sebagian besar
orang-orang yang masuk Syiah adalah orang-orang yang tersesat, yang tertipu oleh bujuk rayu
tokoh-tokoh Syiah.
Akhirnya, setelah kami menyampaikan perbedaan-perbedaan antara Ahlussunnah dengan Syiah,
maka dalam kesempatan ini kami menghimbau kepada Alim Ulama serta para tokoh masyarakat,
untuk selalu memberikan penerangan kepada umat Islam mengenai kesesatan ajaran Syiah.
Begitu pula untuk selalu menggalang persatuan sesama Ahlussunnah dalam menghadapi
rongrongan yang datangnya dari golongan Syiah. Serta lebih waspada dalam memantau gerakan
Syiah didaerahnya. Sehingga bahaya yang selalu mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita
dapat teratasi.
Selanjutnya kami mengharap dari aparat pemerintahan untuk lebih peka dalam menangani
masalah Syiah di Indonesia. Sebab bagaimanapun, kita tidak menghendaki apa yang sudah
mereka lakukan, baik di dalam negri maupun di luar negri, terulang di negara kita. Semoga Allah
selalu melindungi kita dari penyesatan orang-orang Syiah dan aqidahnya. Amin.

You might also like