1. LATAR BELAKANG Provinsi Aceh merupakan provinsi yang mempunyai potensi pengembangan areal pertanian dan air baku. Usaha pengembangan areal pertanian memerlukan perbaikan, peningkatan dan perluasan sarana irigasi dan penyediaan air baku. Menyadari atas pentingnya air untuk berbagai kebutuhan, maka pemerintah berupaya untuk memberikan prioritas dalammembangun sarana dan prasarana pengairan. Pemerintah yang dalam hal ini Dinas Pengairan Aceh selama beberapa tahun telah berupaya untuk memperbaiki ataupun membuat sarana dan prasarana baru di bidang pertanian dan penyediaan air baku. Embung merupakan salah satu bangunanyangdapat menyediakan air untuk berbagai kebutuhan. Bangunan ini dapat menampung kelebihan air saat musim hujan, sehingga dapat digunakan di musim kemarau. Embung Alue Meeh terletak di Desa Alue Meeh, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya yang dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan masyarakat. Kondisi sekarang embung mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga perlu dilakukan perbaikan. Agar pelaksanaan perbaikan dapat sesuai sasaran, maka perlu dilakukan kajian secara mendalamsehingga akan diperoleh suatu gambar detail desainyang mantap. Berdasarkan uraian diatas, Dinas Pengairan melalui Kegiatan Perencanaan Pembangunan Reservoir TahunAnggaran2014memprogramkan pekerjaanKajianTeknis EmbungAlue Meeh di Kabupaten Pidie Jaya. 2. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud : untuk melakukan kajian secara mendalam akibat kerusakan dan tidak berfungsi dengan optimal akibat beberapapermasalahanembung. 2. Tujuan : untuk mendapatkan data sebagai parameter desain embung yang memenuhi kaidah- kaidah keamanan bendungan/embung dan gambar desain sehingga dapat digunakan sebagai acuanuntukdilakukan rehabilitasi/perbaikanmaupun peningkatan embung. 3. SASARAN KEGIATAN Sasaran utama kegiatan ini adalah tersedianya laporan dan gambar desain Embung Alue Meeh sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan/rehabilitasi maupun peningkatan. 4. LOKASI KEGIATAN Lokasi pekerjaan Kajian Teknis Embung Alue Meeh terletak di Desa Alue Meeh Kec. Bandar Dua Kab. Pidie Jaya Provinsi Aceh, untuk mencapai lokasi pekerjaan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat kira-kiraselama3jamdari Kota Banda Aceh. 5. SUMBER DANA Untuk pelaksanaanpekerjaanini diperlukan biayasebesar 150.000.000,- (Seratus Lima PuluhJuta Rupiah) termasuk PPN yang bersumber dari DPA APBATahun Anggaran 2014. 6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABATPEMBUAT KOMITMEN NamaKuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang : Ir. A m r i, Sp Satuan KerjaPemerintah Aceh : Dinas Pengairan 7. DATA DASAR Perolehan data dasar dapat dilakukan dengan menghubungi instansi-instansi terkait sehubungan dengan program pembangunan sektoral/regiaonal dan perencanaan pengembangan wilayah di lokasi. 8. STANDAR TEKNIS Perencanaan yang dilakukan berpedoman pada standar teknis dan kriteria perencanaan yang ditetapkan yaitu: a. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010 TentangBendungan. b. SNI No. 1731-1989-F Tata Cara KeamananBendungan. c. Tata cara perencanaan umum bendungan, SNI 03-2401-1991; d. Standar Spesifikasi Bahan Indonesia A-SNI-2919-1991; 9. STUDI-STUDI TERDAHULU Pengumpulan data yang diperlukan dalam perencanaan ini dapat diperoleh di Dinas Pengairan dan instansi terkait lainnya, yaitu berupa data-data studi terdahulu yang terkait dan yang pernah dilakukan untuk keperluan kegiatan pendahuluan yang akan dilakukan. 10. REFERENSI HUKUM a. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, b. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010 Tentang Bendungan. c. Standar Spesifikasi Bahan Indonesia A-SNI-2919-1991; d. Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; e. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah; f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 1/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departeman Pekerjaan Umum. g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Sumber Daya Air h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 25/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bendungan l. Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNomor : 26/PRT/M/2006 tentang Perubahan atas Permen Nomor : 12/PRT/M/2006 danNomor : 13/PRT/M/2006 m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 98/KPTS/1993 tentang Organisasi Keamanan Bendungan; n. PeraturanMenteri PekerjaanUmum No. 72tahun 1997 tentangKeamananBendungan; 11. LINGKUPKEGIATAN Lingkup kegiatanterdiri dari : 1) Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data 2) Pengukuran Topografi 3) Penyelidikan Geoteknik / Mekanika tanah 4) Kajian / Telaah 5) Detail Desain Hasil Kajian 6) Penggambaran 7) Penyusunan RAB 8) Penyusunan Laporan Uraian Lingkup Pekerjaan : 11.1 Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mendapatkan data dan informasi adalah sebagai berikut : Melakukan survey, penyelidikan dan penelitianlangsung ke lapangan. Mencari, mengumpulkan, menginventarisasi dan mengelompokkan data sehingga susunannya akan lebih praktis, sederhana dan mudah diinterpretasikan. Mencatat kekurangan data yang dibutuhkan dan mencocokkan, mengevaluasi, menguji data baikdi studio atau dilapangan yang berupa tabel/daftar, diagram dan peta. Mengolah dan menganalisis data yang telah tersusun. 11.2 Pengukuran Topografi Pengukuran dilakukan pada lokasi embung meliputi areal genangan, tubuh embung (dam), pelimpah, intake dansebagainya yang termasuk dalam satu kesatuan embung. 1. Pengukuran dan Pemetaan Situasi Skala 1 :2000 Pengukuran dan pemetaan situasi dengan skala 1 : 2.000 adalah untuk keperluan perencanaan teknis. Peta tersebut harus memuat data ketinggian planimetri dan keadaan topografi secara rinci dengan benar dan jelas.Interval kontur 0,25 m untuk daerah datar dan 0,50 m untuk daerah berbukit. Secara garis besar pengukuran dan pemetaan situasi meliputi : Pemasangan patok BM & CP. Kontrol horizontal dan vertikal. Pengukuran detail situasi. Penggambaran. Reproduksi 2. Dasar Survey a) Catatan khusus b) Data untuk kontrol horizontal dan vertikal juga ditunjukkan dalam catatan khusus c) Koordinat-koordinat dari stasiun teriangulasi yang ada d) Sistim grid yang digunakan ialah proyeksi UTM. 3. Umum a. Semua data penting yang digunakan untuk menentukan koordinat bench mark diperoleh dengan cara pengukuran langsung dilapangan. b. Semua alat ukur yang digunakan harus dalam keadaan baik dan memenuhi syarat ketelitian yang diminta. c. Sebelum pekerjaan dimulai pelaksana pekerjaan harus menyerahkan program kerja yang berisi jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, daftar personil, daftar peralatan dan rencana keberangkatan untuk dibahas bersama Direksi. Pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan program kerja dan waktu pelaksanaan sesuai dengan jangka waktu yang tersedia. 4. Survey a. Kerangka acuan berikut ini adalah untuk membimbing konsultan dalam pelaksanaan pengukuran untuk pembuatan peta situasi yang akan digunakan untuk pembuatan layout sistem jaringanair bakudan detail desain. b. Lokasi Bench Mark dan CP harus ditunjukkan/digambar pada skala 1 : 2.000 dalam setiap lembar peta lengkap dengan koordinat (X, Y, Z). Hasil pengukuran digambar pada kertas kalkir berukuran A1 (uk 90/95 gr) sesuai denganpetunjuk Buku Standar Perencanaan Irigasi dengan interval grid setiap 10 cm (200 m). Kontrol Horizontal Pengukuran kontrol horizontal dilakukan dengan cara poligon, poligon harus tertutup dan melingkupi daerah yang dipetakan, jika daerahnya cukup luas poligon utama dibagi dalam beberapa kring tertutup. Usahakan sisi poligon sama panjangnya, poligon cabang harus terikat kepada poligon utama dan titik referensi yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Usahakan jalur poligon baik cabang atau utama melalui rencana atau saluran yang sudah ada demikian juga jalur inspeksi atau drainage. Bench Mark& CP dipasang ditempat yang aman dari gangguan manusia atau binatang, BM dipasang setiap 250 ha dan perpotongan jalur poligon diikat pada atau dekat bangunan permanen. Setiap BM harus dibuat diskripsinya dan diberi nomor urut yang teratur. Titik poligon lainnya selain benchmark adalah patok kayuberukuran 5 cm x 5 cm x 60 cm. Patok ini harus dicat warna merahuntuk memudahkan identifikasi. Azimuth untuk kontrol maupun untuk sudut jurusan awal dicari dengan pengamatan azimut matahari. Pengamatan dilakukan setiap jarak 2,50 km dan untuk target pengamatan dipasang BM kecil. Sudut diukur doubel seri dan digunakan Theodolit T-2, perbedaan B dan LB harus lebih kecil dari 5 dan ketelitian sudut harus lebih kecil dari 10n. Poligon utama & cabang harus diukur dengan EDM dengan ketelitian linier poligon utama harus lebih kecil atau sama dengan 1:10.000 sedangkan poligon cabang harus lebih kecil atau sama dengan 1:5.000. Kontrol Vertikal Semuatitik poligon harus diukur ketinggiannya, titik referensi untuk kontrol vertikal harus persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pengukuran kontrol vertikal dilakukan pulang pergi, alat yang digunakan alat ukur otomatis (N1.2,NAK atau yang sejenis), sebelumdan sesudah pengukuran alat ukur harus diperiksa ketelitian garis bidiknya, jumlah jarak belakang diusahakan sama dengan jumlah jarak muka dan jarak dari alat ke rambu tidak boleh lebih > dari 60 m sedangkan alat terdekat dari alat ke rambu tidak bolehlebih < dari 5 m. Ketelitian pengukuran waterpass utama tidak lebih dari 10D dan waterpas utama tidak lebih 30D, dimana D adalah jumlah jarak dalam satuan kilometer. Diskripsi Bench Mark Seluruh benchmark dan patok dibuat diskripsinya. Kordinat (X, Y) dan elevasinya (Z) . Bentuk penyajian diberikan seperti di bawahini : Seluruh Bench Mark yang sudah di pasang harus dibuat deskripsinya pada pormulir yang terdapat di lampiran , selanjutnya dibuat Tabel sebagai berikut : BM ME mN mElev Tinggi BM diatas Muka Tanah GL Muka Tanah Ket. Semua benchmark dan patok poligon harus ditunjukkan pada peta situasi yang berskala 1 : 2.000. Nama benchmark dan elevasinya harus dicantumkan dengan jelas, elevasi tanah ditunjukkan sebagai pusat ketinggian. Untuk patok poligon, hanya nama/nomor dan elevasi tanah asli yang dicantumkan. Simbol/nomenklatur dari BM tersebut terbuat dari marmer dan harus mendapat persetujuan dari Direksi. Cat BM & CP warna biru. c. Pengukuran Situasi Situasi diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan vertikal yang telah dipasang, dengan melakukan pengukuran keliling serta pengukuran didalam daerah survei. Bila perlu jalur poligon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan cabang untuk mengisi detail planimetris, berikut spot height yang cukup, sehingga diperoleh penggambaran kontur yang lebih akurat sehingga menghasilkan informasi ketinggian yang memadai. Titik-titik spot height terlihat tidak lebih dari interval 10 cm pada peta skala 1 : 2.000. Interval ini ekuivalen dengan jarak 20 m tiap penambahan satu titik spot height atau 8-10 titik spot height untuk tiap 1 hektar diatas tanah. Beberapa titik spot height bervariasi tergantung kepada kecuraman dan ketidakteraturan terrain. Kerapatan titik-titik spot height yang dibutuhkan dalam daerah pengukuran tidak hanya daerah sawah, tetapi juga kampung, kebun, jalan setapak, tanaman sepanjang jalan,alur dan sungai dan lain-lain, akan tetapi dengan kerapatan yang berbeda. Pengukuran situasi dilakukan dengan metode Tacheometry menggunakan theodolith T.0 atauT.2. Jarak dari alat ke rambu tidak boleh lebih dari 100 meter. Kontur digambar apa adanya dan harus teliti, dan bagian luar daerah sawah kontur diplot hanya berdasarkan titik-titik spot height - efek artistik tidak diperlukan. Interval garis kontur sebagai berikut : Kemiringan Tanah Interval Kontur Kurang dari 2 % 2 % sampai 5 % 0,25 m 0,50 m 11.3PenyelidikanGeoteknik/ Mekanika tanah Penyelidikan geoteknik / mekanika tanah pada pekerjaan ini meliputi : a. Pemboran tangan b. Sondir c. Pengambilan Contoh Tanah Pengujian Index Properties Pengujian Engineering Properties. Penyelidikan/pengujian contoh tanahdilakukan lapangandanlaboratorium. Cara PenyelidikanMekanika Tanah Dalam pekerjaan ini pengambilan contoh tanah dilakukan pada setiap jarak kedalaman 0,75 2 meter atau sesuai petunjuk lain dari direksi, yaitu dengan cara menekan tabung contoh tanah (sampler) secara hati-hati (terutama untuk tanah yang tidak terganggu) yang dipasang pada ujung bawah batang bor. Pada waktu pengeboran dilakukan, contoh tanah dapat diperiksa didalam pipa bor yang ditarik keluar. Jika pada tahap ini ditemui perubahan jenis tanah dan kedalamnya harus dicatat, dan kemudian contoh tanah tambahan diambil. Pada lapisan-lapisan tanah yang dianggap penting untuk diketahui karakteristik tanahnya, maka pengambilan contoh continue diperlukan setelah mendapat persetujuan dari pihak direksi pekerjaan. Pada saat pengeboran berlangsung kedalaman muka air tanah harus diperiksa dengan teliti, hal ini dapat dapat mempersulit pelaksanaan pembangunan fondasi struktur nantinya, dan dapat pula mengakibatkan kesalahan analisis stabiltasnya. Penyelidikan lapangan yang dilakukan meliputi bor tangan (Hand Auger) dan sondir a. Bor Tangan(Hand Auger) Cara pengeboran ini termasuk cara pengeboran yang paling sederhana dalam pembuatan lubang didalam tanah dengan menggunakan alat bor. Alat bor ini hanya dapat digunakan bila tanah mempunyai kohesi yang cukup, sehingga lubang bor dapat stabil disepanjang lubangnya dan alat jenis ini tidak dapat digunakan pada pasir yang terendam air. Penetrasi mata bor terbatas pada kekuatan tangan yang memutarnya, oleh sebab itu tanah harus tidak mengandung batu atau lapisan tanah keras lainnya. Bor tangan ini dapat menembus sampai 10 m, tapi pada umumnya hanya dapat menembus maksimum 6- 8 m. Pengeboran tangan dalam pekerjaan ini dilakukan mengetahui jenis lapisan tanah lebih jelas, maka diperlukan pemboran tangan dengan kedalaman 5 m, dengan diameter lubang bor antara 12 15 cm. Hand bor ini dilakukan sebanyak 6 (Enam) titik yang tersebar pada lokasi rencana konsruksi. Lokasi pengambilan titik bor ditentukan oleh tenaga ahli dan mendapat persetujuan dari pihak Direksi dan setiap titik pengeboran di photo. Apabila diperlukan sesuai keperluan dilapangan maka pembuatan lubang yang lebih dalam pada tanah kohesif dapat menggunakan bor ulir. b. Sondir Peralatan ini dipergunakan untuk mengukur tahan penetrasi dengan cara menembus lapisan tanah dengan konus yang ujungnya berbentuk kerucut dengan kemiringan 60 dan luasnya 10 cm dengan kecepatan konstan 1,5 2 cm/detik perlapisan tanah dan variasi kedalaman pada lapisan yang cukup keras. Dengan menggunakan jenis konus ganda didapat besarnya lekatan. Pembacaan pada setiap interval kedalaman 20 cm dan hasil pengujiannya diplot dalam grafik dimana tekanan sebagai absis dan kedalaman sebagai ordinatnya. Hasil sondir dapat digunakan untuk memperkirakan konsisitensi kepadatan dan berdasarkan grafik hasil penyondiran, maka dapat diperkirakan letak bidang logsoran yang dinyatakan dengan nilai tahanan konus yang paling kecil dan untuk penentuan bidang longsoran sebaiknya dilakukan pembacaan tiap interval 5 cm dengan konus tunggal. Penyelidikan Sondir/Cone Penetration test (CPT) Dutch Cone dengan Biconus type Begemann. Pembacaan tekanannya dilakukan dengan 2 (dua) buah Manometer masing-masing dengan skala bacaan 200 Kg/Cm 2 , mata sondir yang digunakan adalah Biconus sehingga akan diperoleh hasil dari perlawanan konus dan nilai letaknya (local friction). Pengujian tersebut dilakukan pada setiap interval 20 cm melalui pembacaan tekanan konus dan tekanan total yaitu tekanan konus ditambah gaya gesek selimut konus. Pekerjaan sondir tersebut dilakukan pada 6 (enam) titik yang pelaksanaannya akan diajukan pada Direksi pekerjaan. Selama kegiatan sondir tersebut berlangsung didokumentasikan dan hasil sondir tersebut menghasilkan gambar berupa data dan grafik sondir. c. Pengambilan Contoh Tanah Untuk mengadakan penelitian tanah di laboratorium, pengambilan contoh tanah ini sangat penting untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya, sehingga pengambilan contoh tanah ini dilakukan. Agar data parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat digunakan maka perlu sekali diperhatikan pada saat pengambilan, pengangkutan dan penyimpanan contoh-contoh tanah ini, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut: Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, sehingga mendekati keadaan yang sama dengan keadaan lapangan. Kadar air asli masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan lapangan. Sebelum pengambilan contoh tanah dilakukan, dinding tabung sebelah dalam diberi pelumas (oli) agar gangguan terhadap contoh tanah dapat diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan contoh tanah ini. Pada saat pengambilan contoh tanah ini diusahakan dengan memberikan tekanan sentris sehingga struktur tanahnya yang berbeda, atau pada kedalaman- kedalaman tertentu. Pada waktu pengangkatan dan menyimpan tabung sample supaya dihindarkan penyimpanan tabung sample pada suhu yang cukup panas. Laboratorium Mekanika Tanah Pengujian laboratorium mekanika tanah terhadap contoh tanah yang telah diambil harus meliputi pengujian index properties dan engineering properties. Pengujian index properties meliputi : Specific gravity, Unit weight, Atterberg limit Limit, dan Grain size analisys. Pengujian enggineering properties meliputi : Rembesan, Konsolidasi dan CUTriaksial, Semua pengujian laboratorium mekanika tanah yang dilakukan harus mengikuti standar ASTM. 11.4 Kajian / Telaah Melakukan kajian / telaah secara detail dan teliti serta memaparkan penyebab tidak berfungsinya embung secara keseluruhan. 11.5 Detail DesainHasil Kajian Berdasarkan hasil kajian yang dianalisis harus dilakukan detail desain untuk dilakukan perbaikan atau peningkatan terhadap bangunan sebelumnya. Kajian yang dilakukan untuk detail desainperbaikanadalah : Tubuh Embung (Dam) Daerah Genangan / Sedimentasi Pelimpah (Spillway) Bangunan Intake Dan bangunanpelengkaplainnya. Semuahal diatas harus dilengkapi dengan analisis-analisis. 11.6 Penggambaran Gambar-gambar hasil pengukuran dan perencanaan dibuat dengan format Digitalisasi AutoCAD, diformat pada kertas A1 kemudian diplot/dicetak pada kertas kalkir ukuran A1 dan kertas A3 (ukuran kertas kalkir A1 adalah 59,4 cm x 84,1 cm dengan type kertas 90/95 gr/m 2 ), untuk print out pada kertas A1 merupakan format standard sesuai dengan skala dan print out pada kertas A3 merupakan hasil penyesuaian dari format A1. Perencanaan potongan memanjang dan potongan melintang diplot pada gambar hasil pengukuran lapangan. Untuk penggambaran bangunan dipakai skala sebagai berikut : Denah 1: 100, potongan-potongan 1: 50, Detail 1: 10 dan 1: 20 atau semua gambar disesuaikan skalanya. Ukuran-ukuran garis, legenda, penulisan angka ukuran, penomoran, arsiran dan keterangan-keterangan lainnya yang digunakan pada penggambaran mengacu pada ketentuan yang berlaku (Standar Perencanaan Bangunan Air yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum) dengan tidak mengabaikan faktor artistiknya. 11.7 Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Dalam perhitungan biaya disesuaikan dengan desain akhir (desain final) dan dengan harga terbaru sesuai dengan harga yang berlaku didaerah setempat. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya, meliputi: Perhitungan volume pekerjaan berdasarkan hasil perencanaan Rencana anggaran biaya meliputi perhitungan analisa harga satuan dan rencana anggaran biaya. 11.8 PengawasanPekerjaan Direksi akan mengadakan pengawasan rutin terhadap mutu, arah serta jalannya penyelidikan, pengukuran dan perencanaan agar dapat memperoleh hasil-hasil yang memuaskan. Pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan : Pengawasan program kerja Pengecekan alat yang dipakai Pengecekan personil yang ditugaskan Daftar / absensi personil Surat-surat perjanjian, dsb Pengawasanpelaksanaandilapangan Pengawasanhasil kerja Pengawasanperhitungan Pengawasancarapenggambaran 11.9 Diskusi danAsistensi Pekerjaan Untuk menjamin penyelesaian pekerjaan selesai tepat mutu dan tepat waktu diperlukan suatu pengendalian tahapan kegiatan sebagai berikut; Konsultandiharuskanmelakukandiskusi danasistensi minimal1(satu) bulansekali ataudilakukansetiapwaktusesuai keperluan, diskusi danasistensi dilakukanoleh tenaga ahli yang terlibat dalampekerjaanya kepada Direksi pekerjaan guna untuk memperoleh masukan serta kesepahaman bersama baik secara lisan maupun tulisan, diskusi dilakukan terhadap permasalahan yang akan dibahas mengenai pekerjaan yang sedang berjalan dan yang telah diselesaikan, diskusi serta asistensi termasuk menyampaikan alternativ pilihan, guna memperoleh persetujuansertapengajuan program kerjauntukselanjutnya. Untuk memudahkan monitoring pekerjaan agar pihak Konsultan membuat/menyiapkanlembaranasistensi. Untuk setiap bagian item/bab pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Konsultan agar mengasistensikan secara bertahap kepada Direksi, sehingga Direksi bisa mengontrol/mengoreksi hasil pekerjaan dengan baik. Diskusi dan asistensi ini dilakukan secara kontinue di Kantor Dinas Pengairan Bidang Program dan Pelaporan. Konsultan diharuskan melakukan presentasi rencana dan hasil kerja pada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan/atau Kuasa Pengguna Anggara/Kuasa Pengguna Barang. Dalam hal kealpaan diskusi dan asistensi oleh pihak Konsultan sebagaimana yang telah diatur, hal ini diluar tanggung jawab Direksi pekerjaan. Untuk memudahkan pengawasan pekerjaan secara kontinue disetiap saat maka, diskusi dan asisitensi pekerjaan juga dapat dilakukan menggunakan media elektronik(e-mail). 11.10Expose Hasil Kerja Diskusi dan expose diharuskan untuk menyatukan persepsi dengan mengacu pada kaidah-kaidah perencanaan yang akan dilakukan, urutan pelaksanaan diskusi dan expose sebagai berikut : Diskusi Laporan Pendahuluan. Mendiskusikan dan membahas tentang laporan pendahuluan. Diskusi dilaksanakan di ruang rapat Dinas Pengairan atau ruang rapat Bidang Program dan Pelaporan. Diskusi LaporanInterim Mendiskusikan dan membahas tentang laporanInterim. Diskusi dilaksanakan di ruang rapat Dinas Pengairan atau ruang rapat Bidang Program dan Pelaporan. Diskusi dan Expose Draft Laporan Final. Mendiskusikan dan membahas tentang laporan final. Diskusi dilaksanakan di Ruang Rapat Dinas Pengairan atau ruang rapat Bidang Program dan Pelaporan. untuk membahas keseluruhan hasil pekerjaan guna memperoleh berbagai masukan, saran serta kesepakatan dari beberapa pihak yang diikutsertakan dalam pembahasan tersebut. 12. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah Rekomendasi Desain Embung Alue Meeh. 13. PERALATAN, PERSONIL DAN FASILITAS 13.1 Peralatan; Peralatan yang disediakan oleh Pejabat pelaksana teknis kegiatan yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa bila ada; 13.2 Personil; Personil yang disediakan oleh Pejabat pelaksana teknis kegiatan adalah personil Pengawas/Pendamping (Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping/countepart, dan/atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi mulai dari tanda tangan kontrak kerja sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai; 13.3 Fasilitas; Fasilitas yang disediakan oleh Kuasa Pejabat pelaksana teknis kegiatan yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa bila ada; 14. PERALATAN, MATERIAL DARI PENYEDIA JASA Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Peralatan disediakan oleh Penyedia Jasa yang akan digunakan dan harus diperlihatkan dan dilakukan pemeriksaan oleh Kuasa Pengguan Anggaran/Kuasa Pengguna Barang cq. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan/atauPengawas Lapangan; Konsultan dapat memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu- waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Konsultan menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi. transportasi lokal : mobil kerja dan sepeda motor (sewa). peralatan kantor: komputer dan printer (sewa). 15. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA 15.1 Semua barang dan peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk pelaksanakan pekerjaan kontrak atas segala resiko yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga; pihak ketiga sebagai akibat kecelakan di tempat kerjanya, 15.2 Hal-hal lain yang ditentukan berkaitan dengan asuransi 15.3 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak. 16. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Jadwal waktu pelaksanaan Kajian Teknis Embung Alue Meeh Kab. Pidie Jaya (Migas Aceh) ditetapkanselama75(Tujuhpuluhlima) hari kerja. DilaksanakansetelahkeluarnyaSurat Perintah Mulai Kerja (SPMK). 17. PERSONIL Tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan Kajian Teknis Embung Alue Meeh Kab. Pidie Jaya (Migas Aceh) yaitu : 1. TenagaAhli 1.1 Ketua Tim/Ahli Bendungan Seorang Sarjana Teknik Sipil/Pengairan (S1 )mempunyai sertifikat keahlian SKA Ahli Bendungan Besar/ Sumber Daya Air yang dikeluarkan oleh KNIBB atau HATHI/LPJK, ketua tim disyaratkan minimal sarjana teknik sipil/pengairan (S1) lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi, berpengalaman sekurang- kurangnya 7 (Tujuh) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan dibidang perencanaan bangunan air. Team Leader mempunyai tugas utama memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal secara penuh sampai dengan pekerjaan selesai dengan volume lama kerja adalah 2,5 (dua koma lima) Orang Bulan . 1.2 Tenaga Ahli Geoteknik Seorang Ahli Geoteknik harus mempunyai Sertifikat KeahlianAhli Geoteknik/Sumber Daya Air yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia/Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi( HATTI/LPJK), seorang Ahli Geoteknik disyaratkan minimal berpendidikan Sarjana Teknik Geologi atau Teknik Sipil (Geoteknik) Strata Satu (S1) lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi, tenaga ahli harus mempunyai pengalaman sekurang kurangnya 5 (lima) tahun. Bertanggung jawab terhadap perhitungan analisa geologi pada bendungan / embungdengan volume lama kerja adalah 1(Satu) Orang Bulan. 2. Tenaga Pendukung 2.1 Chief Surveyori Tenaga yang disyaratkan adalah Diploma Teknik Sipil/D3 yang berpengalaman dalam mengkoordinasi tim survey topografi agar pekerjaan efisien dan efektif, menguasai teknik pengukuran, perhitungan dan penggambaran yang digunakan dalam pemetaan. Berpengalaman dalam pengukuran/pemetaan topografi dibidang keairan sekurang- kurangnya5tahun yang bersangkutansebanyak1 orang dengan volume0,5Orang Bulan. 2.2 Estimate Engineer Tenaga yang disyaratkan adalah Diploma Teknik Sipil D3 yang berpengalaman dalam bidang perhitungan-perhitungan biaya pelaksanaan konstruksi terutama dibidang pengairan selama sekurang-kurangnya 5 tahun yang bersangkutan sebanyak 1 orang dengan volume1.00Orang Bulan. 2.3 Surveyor Topografi Tenaga yang disyaratkan adalah Lulusan SMK/STM Bidang Teknik Sipil yang berpengalaman melaksanakan kegiatan survey topografi untuk pembangunan dibidang pekerjaan kesipilan khususnya survey untuk pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya dan survey pelaksanaan pembangunan jalan selama sekurang-kurangnya 3 tahun yang bersangkutan sebanyak 1 orang dengan volume0,5Orang Bulan. 2.5 Tenaga Lokal Topografi Tenaga setempat yang membantu surveyor dalam pekerjaan pengukuran /pemetaan topografi untuk pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya dan survey pelaksanaan pembangunan jalan sebanyak 3 orang dengan volume 1,5 Orang Bulan. 2.4 Cad Opearator Tenaga yang disyaratkan adalah SMK/STM Bidang Teknik Sipil yang berpengalaman melaksanakan kegiatan penggambaran dengan menggunakan program komputer CAD (seperti misalnya AutoCAD, ArchiCAD atau lainnya) untuk pekerjaan dibidang kesipilan khususnya untuk pelaksanaan pembangunan waduk/bendungan besar/bangunan air lainnya selama sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun yang bersangkutan sebanyak 1 orang dengan volume1,5Orang Bulan. 2.4 Operator Komputer Sebagai tenaga yang mengoperasikan komputer dalam menginput data dan administrasi kantor perusahaan yang bersangkutansebanyak1 orangdengan volume 2,5Orang Bulan. 18 JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN Penyedia jasa harus menyampaikan setiap rencana pelaksanaan kegiatan secara pertahap mulai dari kegiatan; 18.1 KajianKondisi EmbungAlue MeehKabupatenPidie JayaProvinsi Aceh - Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data; - Pengukuran Topografi; - Survey Geoteknik / Mekanika Tanah - Kajian / Telaah - Perencanaandan Detail Desain - Penggambaran - RAB - Diskusi dan pelaporan. 18.2 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Pendukung No TENAGAPROFESIONAL Waktu Penugasan (Bulan) A. TENAGA AHLI 1. Ketua Tim 2,5 2. Ahli Geoteknik 1,0 B TENAGA PENDUKUNG 1. Chief Surveyor 0,5 2. Estimate Engineer 1,0 3. Surveyor Topografi 0,5 4. TenagaLokalTopografi 1,5 5. Cad Operator 1,5 6. Operator Komputer 2,5 19 LAPORAN Jenis laporan yang diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang adalah sebagai berikut: 1. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah Rekomendasi Desain EmbungAlue Meeh. 2. Laporan Sesuai kerangka acuan kerja, dalam pekerjaan Kajian Teknis Embung Alue Meeh di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh konsultan menyusun beberapa laporan yang akan diserahkan kepada pemilik pekerjaan. Laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut : 2.1 Rencana MutuDesain Rencana Mutu Kontrak merupakan dokumen jaminan mutu (quality assurance) yang berisi rencana tindakan yang sistematis dan terencana demi pencapaian tingkat mutu yang diinginkan. Maksud penyusunan Rencana Mutu Kontrak adalah untuk menguraikan secara rinci, lengkap dan jelas tentang tata cara pelaksanaan kegiatan pembuatan desain yang disusun sesuai dengan urutan tahapan kegiatan, mulai tahap persiapan, tahap pembuatan sampai dengan tahap penerapan dokumen mutu desain. Laporan Rencana MutuDesain berjumlah1(satu) buku. 2.2 Laporan Pendahuluan Laporan ini berisi rincian rencana program kerja meliputi mobilisasi tenaga dan peralatan, peralatan yang akan digunakan, metode kerja yang akan diterapkan, data- data yang diperoleh, personil dan hambatan-hambatan yang diperkirakan akan timbul dalam menangani pekerjaan ini. Laporan Pendahuluan berjumlah1(satu) buku. 2.3 Laporan Bulanan Secara umum Laporan Bulanan sebagai laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan setiap bulan dalam masa kontrak. Muatan Laporan Bulanan tentang laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan beserta hambatan yang ada, catatan hasil diskusi, perintah direksi/surat-menyurat, schedule pelaksanaan pekerjaan, item pekerjaan yang telah dilaksanakan dan menjelaskan program kerja yang akan dilaksanakan pada bulan berikutnya. Laporan ini diserahkan setiap tanggal 25 dari bulan yang bersangkutan. Laporan Bulanan berjumlah3(tiga) buku. 2.4 LaporanInterim Laporan ini berisikan tentang data-data yang telah diperoleh, hasil investigasi lapangan dengan berbagai permasalahannya, analisis dan elaborasi data-data, metodologi pendekatan pemecahan masalah dengan berbagai metode, rencana kerja berikutnya dan kerangka Laporan Akhir. Laporan Interim bahan diskusi harus diserahkan kepada pemberi pekerjaan paling lambat 40 hari kerja terhitung sejak tanggal mulai kerja ditetapkan dalam SPMK. Laporan Interm dibuat sejumlah2 (dua) buku. 2.5 LaporanGeoteknik / Mekanika Tanah Laporan ini berisikan tentang semua data-data hasil mekanika tanah baik hasil survey lapangan maupun hasil uji laboratorium, sebanyak2 (dua) buku. 2.6 LaporanDesign Note Laporan ini berisikan seluruh analisis dan perhitungan jaringan yang diusulkan dalam perencanaan detail desain, sebanyak 2 (dua) buku. 2.7 LaporanBill of Quantity, RAB, SPEKTEK, MetodeKerja, IRR Laporan ini berisikan tentang penyajian volume setiap item pekerjaan yang direncanakan, analisa biaya konstruksi, spekteknis, metode kerja serta Tingkat Pengembalian Internal (IRR) dalam jumlah2 (dua) buku. 2.8 Deskripsi BM & CP, Buku Data Ukur, Lap. PengukuranTopografi. Data-data x,y,z BM/CP lengkap gambar situasi BM/CP, data-data ukur topografi (situasi dan cross section) dan perhitungan dalam jumlah2 (dua) buku. 2.9 Laporan Akhir Laporan ini berisikan seluruh hasil perencanaan pekerjaan yang telah dilaksanakan secara lengkap, berisikan konsep perencanaan, detail, data, peta, grafikdan gambar- gambartermasuk kesimpulan dan rekomendasi mengenai tindak lanjutnya serta perbaikan dari draft laporan nota penjelasan secara ringkas, sebanyak 3(tiga) buku. 2.10Gambar Desaindan Peta-PetaUkuran A3 Gambar ini merupakan gambar hasil perencanaan final yang telah rinci (Detail Design) yang ukurannya diperkecil menjadi gambar ukuran A3 dan juga berisikan peta-peta dalam ukuran A3 sesuai dengan standar penggambaran yang telah dipersyaratkan dalam jumlah 5(lima) buku. 2.11Penggandaan Gambar Detail Design Ukuran A1 Gambar ini merupakan gambar hasil perencanaan final yang telah rinci (Detail Design), dan telah jelas tata letak (layout) dan type bangunan serta dimensi untuk setiap potongannya. Penyajian gambar secara detail dengan satuan skala 1:50 atau 1:100 atau dengan petunjuk lain dari direksi pekerjaan yang sesuai dengan standar penggambaran yang telah dipersyaratkan dengan jumlah 2 (dua) buku dan gambar kalkir secara terpisah. 2.12Dokumentasi foto/Album Foto Berisikan Album foto dokumentasi lapangan lengkapsejumlah2 (dua) buku. 2.13External Memory. Berisi seluruh laporan-laporan,analisis, perhitungan, program, gambar-gambar, peta dan Data-data x,y,z BM/CP lengkap ganbar situasi BM/CP dan Foto Dokumentasi Album Foto Dokumentasi Lapangan lengkap. Semua laporan tersebut diatas diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang cq. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan sebagai Koordinator Pengawas Pekerjaan. Jumlah masing-masing laporan terlampir. 20. PRODUKSI DALAM NEGERI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan didalam wilayah Negara Republik Indonesia. 21. PERSYARATAN KERJASAMA Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi. 22. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan standar aturan teknis lapangan yang berlaku. 23. ALIH PENGETAHUAN Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka konsultan harus mengadakan pelatihan, kursussingkat, diskusi dan seminar terkait dengansubstansi pelaksanaanpekerjaandalamrangka alihpengetahuankepadastaf proyek. PRODUK YANG DISERAHKAN NO JUDUL PRODUK A1 A3 A4 K Alb Keterangan 1 Laporan Rencana Mutu Kontrak 1 2 LaporanPendahuluan 1 3 Laporan Bulanan @ 3 bk 3 @1 x 2,.5 Bulan 4 Draft Laporan : 4.1 Laporan Interim 1 4.2 LaporanDesign Nite 1 5 Laporan Final : 5.1 Laporan Interm 2 5.2 Laporan Akhir 3 5.3Geologi / Mekanika Tanah 2 5.4 Laporan Design Note 2 5.5 Laporan BQ, RAB danSpektek 2 5.6 Deskripsi BM & CP, Buku DataUkur 2 5.4 Gambar Detail Desain (A3) 5 5.5 Gambar Detail Sesain (A1) 1 1 5.7 Album Foto 2 5.8 External Hard Disc 1 Catatan : A1 = Kertas HVS A1, A3 = Kertas HVS A3, A4 = Kertas HVS A4, K = Kertas Kalkir A1, Alb = Album Foto Semua hasil laporan diserahkan ke Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Banda Aceh, Februari 2014 KUASA PENGGUNA ANGGARAN/ KUASA PENGGUNA BARANG PROGRAM/KEGIATAN BIDANG PROGRAM DAN PELAPORAN DINAS PENGAIRAN p . 6 Ir. AMRI. Sp Pembina Tk.I NIP. 19651231 199301 1 003