You are on page 1of 3

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit hepatitis B merupakan penyakit endemik disebabkan oleh virus
hepatitis B berbahaya dan dapat menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) serta
merupakan masalah maysarakat di dunia. Penyakit hepatitis B dapat terjadi pada
setiap orang dari semua golongan umur tetapi umumnya yang terinfeksi adalah
orang pada usia produktif. Hal ini merugikan baik bagi si penderita, keluarga,
masyarakat, dan negara.
1
Prevalensi tertinggi terdapat di daerah endemisitas tinggi yaitu kawasan
Afrika dan Asia Pasifik Barat yaitu 1/5 atau lebih penduduk, daerah endemisitas
dikawasan Amerika Latin, Timur Tengah, Eropa Selatan, dan Eropa Utara
sementara Eropa Barat dan Amerika Utara termasuk daerah endemisitas rendah.
Tingkat endemisitas di Indonesia tergolong sedang sampai tinggi dengan
prevalensi HbsAg bervariasi menurut geografis.
2
Menurut WHO diperkirakan penyakit hepatitis B kasusnya terjadi pada
350 juta orang di dunia terutama di Asia Tenggara dan Afrika, yang dapat
menyebabkan kematian sekitar 1,2 juta orang per tahun. Dari jumlah itu 15-25
persen penderita hepatitis B kronis akan meninggal dunia karena komplikasi
penyakit seperti sirrosis hepatitis dan kanker hati.
3
Saat ini diperkirakan terdapat lebih dari 11 juta orang pengidap hepatitis B
di Indonesia. Selain itu lebih dari 3,9% populasi ibu hamil di Indonesia mengidap
penyakit hepatitis B dengan resiko menular pada bayinya sebesar 45%. Penyakit
hepatitis B ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati
dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun (penyakit hati kronis).
Keadaan ini sangat berbahaya karena penderita merasa tidak sakit tetapi terus
menerus menularkan virus VHB kepada orang lain sehingga dapat terjadi wabah
penyakit hepatitis B, dan juga dapat mengalami komplikasi penyakit yaitu
2

pengerasan hati yang disebut liver cirossis dan dapat pula berkembang menjadi
kanker hati yang disebut dengan carcinoma hepatocelluler
.
1
Indonesia termasuk negara dengan kategori tingkat endemik yang tinggi
dimana prevalensi HbsAg lebih dari 80%. Infeksi hepatitis B ini cenderung
meningkat dari tahun ke tahun, infeksi hepatitis B dapat akut dengan gejala yang
berlangsung kurang dari 6 bulan. Dan apabila penyakit berlangsung lebih dari 6
bulan, maka disebut hepatitis kronis. Bila bayi terinfeksi pada waktu lahir atau
pada usia 1-5 tahun maka akan terjadi penyakit hati yang kronik.
1
Oleh karena itu pencegahan merupakan kunci utama untuk mengurangi
sumber penularan serta penurunan angka morbiditas dan mortilitas akibat penyakit
hepatitis B. Pencegahan ini dapat dilakukan sedini mungkin pada bayi dan balita
melalui pemberian imunisasi hepatitis B . Pemerintah Indonesia melalui Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) sejalan dengan komitmen internasional Universal
Child Immunization (UCI), telah menerangkan Universal Child Immunization
sebagai target cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis
B, harus mencapai cakupan 80 % baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten,
bahkan di setiap desa.
2
Bila program imunisasi ini berhasil, diharapkan pada tahun 2015 (satu
generasi kemudian) hepatitis B bisa diberantas dan bukan merupakan persoalan
kesehatan masyarakat lagi. Secara umurm cakupan imunisasi di Provinsi Jambi
cukup tinggi, tetapi tidak merata di setiap puskesmas, ada di antaranya di bawah
80%.
2
Tercapai cakupan imunisasi yang tinggi, tentunya sangat diharapakan
dalam usaha melindungi kesehatan bayi. Imunisasi merupakan suatu cara yang
efektif untuk memberikan kekebalan khusus terhadap bayi, dengan tujuan utama
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi. Disisi lain terdapat berbagai hambatan dan
rintangan yang memungkinkan cakupan imunisasi rendah, ketidak lengkapan
dosis imunisasi, bahkan tidak adanyan imunisasi sama sekali pada bayi-bayi
tersebut.

3

1.2 Tujuan
1.2.1 Umum : mengindentifikasi masalah dan mencari pemecahan masalah dalam
pelayanan Imunisasi HB0 di Puskesmas Inpres 5/74
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui masalah masalah dalam pelayanan HB0 di
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Tahun 2011
2. Untuk mengetahui prioritas masalah-masalah dalam pelayanan
Imunisasi HB0 pada bayi 0 7 hari di puskesmas Inpres 5/74 Tanjung
Pinang Kota Jambi. Tahun 2011
3. Untuk mengetahui penyebab timbulnya masalah tersebut.
4. Untuk menganalisis bagaimana pemecahan masalah terbaik dari
masalah tersebut.

You might also like