You are on page 1of 55

Jalan DI Panjaitan Kav.

9 Jakarta | Phone : (021) 8192808, 8508640, 8508650 | Fax (021)


8191235 | Email : aclw aya@wika.co.id | Website : www.wika.co.id












PENERAPAN SAP BUSINESS OBJECT DASHBOARD
DESIGN 4.0 PADA ANALISIS KELAYAKAN
INVESTASI POWER PLANT












Disusun Oleh :

RUDOLF ERICK EFFENDY
Program Pelatihan Calon Pegawai (PPCP) Angkatan 46

Telah disetujui untuk diajukan pada presentasi makalah Program Pelatilian Calon Pegawai
(PPCP) Angkatan 46 tahun 2013
MENTOR
PRAKOSA HAD I TAKARIYANTO
DEPARTEMEN INV ESTASI POWER
PT WIJAYA KARYA ( PERSERO ) Tbk.
JAKARTA







LEMBAR PENGESAHAN


PENERAPAN SAP BUSINESS OBJECT DASHBOARD
DESIGN 4.0 PADA ANALISIS KELAYAKAN
INVESTASI POWER PLANT
MA KALAH

Disusun oleh:

RUDOLP ERICK EFFENDY

Progmm Pelahhan Calon Pegawai (PPCP) Angkatan 46
Dipertahankan di hadapao Tim
Pen
bj'
aka1ah PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
dari guna salah satu syarat Program Pelatihan Calon Pegawai (PPCP) An@atau 46

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 02 Oktober 2013




Tim Penguji Makalah


1 Suradi

2 Yuheini Sisdwi





Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 1












BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Tenaga listrik merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Secara umum peningkatan kebutuhan tenaga
listrik mempunyai keterkaitan erat dengan semakin berkembangnya kegiatan
ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk.
Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk
memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga,
seperti PLTG, PLTU, PLTD, PLTA, dan lain-lain. Bagian utama dari pembangkit
listrik ini adalah generator, yakni mesin yang berputar yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip medan magnet dan
penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan menggunakan berbagai
sumber energi yang sangat bermanfaat dalam suatu pembangkit listrik.
Di Indonesia, sektor industri tenaga listrik bersifat monopoli dan
disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang merupakan badan usaha
yang memiliki integrasi vertikal dalam bidang produksi dan distribusinya.
Pada saat ini dan di masa mendatang, Indonesia menginstalasi berbagai
jenis pembangkit listrik dengan kapasitas, produksi, efisiensi, waktu umur,
lamanya beroperasi, jenis bahan bakar, dan saat beroperasi yang berbeda pula.
Besarnya kapasitas, efisiensi, waktu umur, lamanya beroperasi, jenis bahan bakar,
dan saat beroperasi tergantung dari jenis teknologi pembangkit listrik yang dipilih.



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 2



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 3












Sesuai Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
bahwa usaha penyediaan tenaga listrik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero)
selaku Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan mempunyai kewajiban untuk
memenuhi kebutuhan tenaga listrik secara nasional. Dalam upaya memenuhi
pasokan tenaga listrik, PT PLN (Persero) memperoleh sumber pendanaan dari
Pemerintah (APBN) maupun dari anggaran PLN sendiri.
Oleh karena itu, PT PLN (Persero) melakukan upaya - upaya kerjasama
dengan investor lain, baik selaku Independent Power Producer (IPP) maupun
sebagai kontraktor (EPC Contractor). PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk selaku
Perusahaan BUMN Karya terbesar saat ini melalui Departemen I nvestasi Power
telah melakukan perluasan segmentasi pasar yang bersifat investasi.
Area investasi PT. Wijaya Karya, Tbk ditetapkan berdasarkan visi
Perusahaan, yaitu di bidang usaha :
a) Energi Power Plant

b) Industrial Plant

c) Infrastruktur

d) Oil and Gas

Investasi Power Plant merupakan sebagai salah satu perwujudan visi 2020
PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk yaitu Menjadi salah satu perusahaan terbaik
di bidang Engineering Procurement dan Construction (EPC) dan Investasi
terintegrasi di Asia Tenggara. Investasi power plant merupakan investasi yang
bersifat capital intensive dengan faktor resiko investasi yang tinggi.






Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 4












Dasar dari kajian kelayakan investasi power plant dari aspek keuangan
terpenuhi (investasi layak dilakukan) seperti :
a) Net Present Value bernilai positif

b) IRR sebesar 4% diatas tingkat suku bunga pinjaman mata uang Rupiah

c) IRR sebesar 2% diatas tingkat suku bunga pinjaman mata uang asing (USD)

d) Profitabilitas Index > 1

e) Payback Period diharapkan lebih kecil dari payback period yang diharapkan
perusahaan.
Dari sejumlah proyek investasi saat ini, PT. Wijaya Karya (Persero),Tbk
melalui Departemen Investasi Power memiliki 5 Pembangkit Listrik yang telah
beroperasi dengan umur operasi yang berbeda - beda, yaitu :
1. PLTG 60 MWatt Borang, Palembang

Owner : PT. PLN (Persero)

Skema Investasi : Built Operation Transfer (BOT)

Umur Proyek : 7 Tahun

COD : 12 Juli 2012

Proyek Berakhir : 11 Juli 2019

2. PLTD 50 MWatt Pesanggaran, Bali

Owner : PT. Indonesia Power

Skema Investasi : Built Operation Transfer (BOT)

Umur Proyek : 7 Tahun

COD : 12 Juli 2012

Proyek Berakhir : 11 Juli 2019




Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 5












3. PLTD 25 MWatt, Ambon

Owner : PT. PLN (Persero)

Skema Investasi : Build Operation Ownership (BOO)

Umur Proyek : 4 Tahun

COD : 26 Maret 2013

Proyek Berakhir : 25 Februari 2017

4. PLTMG 20 MWatt Rengat, Pekanbaru

Owner : PT. PLN (Persero)

Skema Investasi : Built Operation Ownership (BOO)

Umur Proyek : 7 Tahun

COD : 07 Mei 2012

Proyek Berakhir : 06 Mei 2019

5. PLTMG 25 MWatt Rawaminyak, Pekanbaru

Owner : PT. PLN (Persero)

Skema Investasi : Built Operation Ownership (BOO)

Umur Proyek : 7 Tahun

COD : Belum Terlaksana

Proyek Berakhir : Belum COD

















Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 6












1.2. Rumusan Makalah

Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah bagaimana
mengevaluasi analisa kelayakan suatu proposal investasi dengan menggunakan
aplikasi Digital Dashboard dengan criteria penilaian investasi sebagai berikut :
a) Net Present Value bernilai positif

b) IRR > WACC

c) Profitabilitas Index > 1

d) Payback Period < Feasibility Period.




1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah :


a) Feasibility Period maximum adalah 15 tahun

b) IRR > WACC

c) SAP Bussines Object Dashboard Design 4.0

1.4. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
kemudahan dalam mengevaluasi dan membantu manajemen dalam
mendapatkan informasi analisis kelayakan investasi power plant dengan
cepat pada Departemen Investasi Power PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.












Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 7












1.5. Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat member manfaat sebagai
berikut :
a. Penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan literatur untuk referensi
pada penulisan selanjutnya.
b. Penulisan ini diharapkan dapat menjadi referensi PT. Wijaya Karya
(Persero), Tbk dalam menganalisa dan menentukan kelayakan proposal
investasi powerplant dalam tahap tender ataupun operasional.
1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan untuk menganalisis adalah :

a. Studi Pustaka

Suatu pembahasan yang berdasarkan pada buku buku referensi yang
bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan dan digunakan untuk
memecahkan masalah yang ada.
b. Analisa Kebutuhan

Tahap dasar dalam pembuatan digital dashboard adalah membuat script
komponen kebutuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisa
komponen investasi powerplant yang berpengaruh dalam perhitungan
kelayakan investasi dan diapliasikan terlebih dahulu ke dalam Ms. Excel
maupun Macros Programming hingga ke proses pembuatan aplikasi
sampai dengan selesai.







Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 8



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 9












1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, alasan pemilihan judul, tujuan penulisan,
pembatasan makalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI

Berisi tentang berbagai landasan teori yang berkaitan dengan teori tentang
kelayakan investasi, digital dashboard, informasi pendukung lainya mengenai
analisis kelayakan investasi.
BAB III PENGOLAHAN DATA

Menampilkan dan menganalisa data-data hasil berdasarkan data yang
diperoleh. Data akan ditampilkan dalam bentuk perbandingan sehingga
mempermudah untuk menganalisanya.
BAB IV MANAJEMEN RESIKO

Menampilkan suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana
terdapat kemungkinan yang merugikan. Perlu adanya manajemen risiko guna
meminimalisasi hambatan yang berkaitan dengan rencana perusahaan yang
menyebabkan target tidak dapat tercapai.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi yang diambil dari hasil analisis
pada bab-bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 1
0



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 1
1












BAB II
DASAR TEORI


2.1 Definisi Investasi

Investasi secara umum dapat diartikan sebagai segala bentuk kegiatan
menanamkan dana baik oleh perorangan maupun perusahaan untuk memperoleh
pendapatan dan peningkatan dari investasi yang telah dilakukan. Farid Harianto
dan Siswanto Sudomo (1998, 2) mendefinisikan investasi sebagai berikut:
Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu asset selama periode tertentu
dengan harapan dapat memperoleh pendapatan dan atau peningkatan nilai
investasi.
Investasi dapat pula diartikan sebagai penanaman modal suatu kegiatan
yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha.
Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu,
baik bersifat fisik maupun non fisik. Dalam prakteknya jenis investasi dapat
dibagi 2 macam, yaitu:
1. Investasi nyata (real investment), yang merupakan investasi yang dibuat dalam
harta tetap (fixed assets) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesin
mesin.
2. Investasi financial (financial investment), yang merupakan investasi dalam
bentuk kontrak kerja, pembelian saham, atau surat berharga lainnya.





Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 1
2



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 1
3












2.2. Pemilihan Investasi

Dalam pengertian investasi terkandung dua atribut penting, yaitu adanya
resiko dan tenggang waktu. Masalah dalam investasi adalah rencana investasi
yang dianalisis merupakan rencana di masa yang akan datang, sehingga tidak ada
jaminan bahwa arus kas yang diharapkan akan benar benar terealisir sesuai
dengan harapan. Selalu ada unsur ketidakpastian dan resiko yang menyertai suatu
investasi. Karena itu dalam rangka meminimalisasi resiko yang mungkin terjadi,
sebelum proyek investasi dilaksanakan investor harus berusaha untuk melakukan
analisis perhitungan estimasi mengenai kondisi di masa mendatang.
Menurut Gitman (2003; 215), secara garis besar terdapat dua macam resiko
yang dihadapi oleh perusahaan yaitu:
1. Business Risk, yaitu kemungkinan sebuah perusahaan tidak dapat membayar
biaya operasionalnya. Tingkat resiko ini dipengaruhi oleh stabilitas
pendapatan perusahaan dan struktur biaya operasionalnya.
2. Financial Risk, yaitu kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban keuangannya. Tingkat resiko ini dipengaruhi oleh perkiraan arus
kas yang akan diterima oleh perusahaan dan kewajiban pembiayaan keuangan
yang bersifat tetap.
Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua macam metode, yaitu:

a) Metode Konvensional

Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur untuk
menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu
a. Payback Period




Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 1
4



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 10












b. Accounting Rate of Return

b) Metode Non Konvensional

Dalam metode non - konvensional dikenal tiga macam tolok ukur
profitabilitas, yaitu
a. Net Present Value (NPV),

b. Profitability Index (PI)

c. Internal Rate of Return (IRR).

Dalam penulisan makalah ini akan menggunakan beberapa metode umum
dalam menganalisa kelayakan suatu proposal investasi, antara lain :
a. Metode Payback Period

Metode payback period merupakan sebuah perhitungan atau penentuan
jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup initial investment dari suatu proyek
dengan menggunakan cash flow yang dihasilkan oleh proyek tersebut dengan kata
lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash
flow, yang hasilnya merupakan satuan waktu.
Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback period lebih cepat
atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh perusahaan.
a) Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi berbeda
jumlahnya setiap tahun:











Payback Period = n +
ab
x1 TaMun
cb
Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 11



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 12












Dimana:

n = Tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment

a = Jumlah initial investment

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n c
= Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1


b) Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi sama
jumlahnya setiap tahun,





Metode payback period merupakan metode penilaian investasi yang sangat
sederhana perhitungannya, karena merefleksikan tingkat likuiditas (kecepatan
dalam menutup kembali modal yang diinvestasikan), dan dengan demikian
memberikan gambaran tentang resiko untuk dapat segera menutup kembali
investasi dengan cash flow yang dihasilkan oleh investasi tersebut.


b. Metode Net Present Value (NPV)

Net Present Value sebuah proposal investasi merupakan selisih antara arus
kas masuk (cash inflow) uang, didiskontokan pada tingkat pengembalian
minimum (cost of capital/ discount rate/ required return/ opportunity cost),
dikurangi dengan nilai investasi, sehingga didapatkan perhitungan mengenai nilai
bersih investasi dengan menggunakan nilai uang pada saat sekarang. Metode ini


Payback Period =
Initial Inrestment
x 1 TaMun
CasM Flow
Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 13



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 14












didasarkan pada pemikiran bahwa nilai dari asset adalah nilai sekarang dari
perkiraan arus kas yang akan dihasilkan oleh asset tersebut pada masa yang akan
datang. Net Present Value dapat diekspresikan sebagai berikut:






Dimana:
CF
t
= (Cash Flow) arus kas tahunan setelah pajak pada periode t (nilainya bisa
positif maupun negatif)

k = Tingkat diskonto yang tepat, yaitu tingkat pengembalian yang diisyaratkan
atau biaya modal
CF
O
= Pengeluaran kas awal untuk investasi proyek
n = Usia proyek yang diharapkan

Kriteria dari Net Present Value sebuah proyek adalah,

Jika NPV proyek bertanda positif atau lebih besar dari nol maka proyek
feasible untuk dilaksanakan, sedangkan apabila ada nilai negatif muncul dalam
penerimaan proyek, maka proyek tidak feasible untuk dilaksanakan. Jika nilai
bersih sekarang dari proyek sama dengan nol, maka proyek memberikan
pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian yang diisyaratkan.
Sebelum kriteria NPV bisa dipakai, penambahan biaya dan keuntungan
harus diperkirakan terlebih dahulu, termasuk pengeluaran awal, arus kas masuk
yang berbeda selama usia proyek, serta arus keluar.





CFt
NPV =
n
CF
0 t=1
(1+k)
t

Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 15












Keuntungan dalam penggunaan metode NPV adalah sebagai berikut :

1) Memperhitungkan nilai waktu dari uang

2) Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek

3) Memperhitungkan nilai sisa proyek

Kelemahan dalam penggunaan metode NPV adalah sebagai berikut :

1) Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama
usia ekonomis proyek
2) Jika proyek memiliki nilai investasi inisial yang berbeda, maka NPV yang
lebih besar belum menjamin sebagai proyek yang lebih baik.
3) Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas, melainkan juga
dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.


c. Weight Average Cost of Capital (WACC)

Biaya modal adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena
digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya sebagai
biaya, maka biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil yang
harus dicapai perusahaan (minimum required rate of return) agar perusahaan tidak
dinyatakan merugi.
Perhitungan biaya modal secara keseluruhan (overall cost of capital)
bertujuan utamanya untuk menentukan biaya modal dalam hal penganggaran
modal (capital budgeting). Konsep ini mengarah pada Weighted Average Cost of
Capital (WACC), yaitu batas untuk mengevaluasi apakah proyek-proyek memiliki
tingkat pengembalian yang lebih baik. Dari namanya, WACC merupakan biaya



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 16



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 17












modal tertimbang dari berbagai sumber modal sesuai dengan komposisi masing-
masing.


Dengan demikian, rumus dari WACC adalah :








Dimana :

WACC : Weighted Average Cost of Capital

Kdt : Cost of Debt

Wd : Komposisi Hutang

Ke : Cost of Equity

We : Komposisi Modal

Singkatnya, perhitungan WACC sangat terkait dengan pertimbangan
bagaimana suatu proyek didanai, atau dengan kata lain, dari sumber pendanaan
atau keuangan apa sajakah modal itu berasal.
Cost of Debt (kdt)

Dalam periode awal atau tahap perencanaan, tipe dan jumlah hutang
jangka panjang (debt) yang akan digunakan untuk mendanai proyek dalam capital
budgeting harus diketahui dengan tepat. Tipe hutang akan sangat ditentukan oleh
asset yang akan didanai serta kondisi pasar modal dalam satu periode.






WACC =(Kdt x Wd) +(Ke x We)
Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 18



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 19












Biaya hutang setelah pajak (kd) dihitung dengan formula ki(1-t) untuk
mencerminkan tingkat bunga atas hutang dikurangi dengan penghematan pajak
yang timbul karena pembayaran bunga (pembayaran bunga bersifat mengurangi
pajak) atau dengan kata lain biaya bunga obligasi didasarkan pada prinsip after
tax basis.
Cost of Equity (ke)

Cost of Equity merupakan suatu rate tertentu yang harus dicapai
perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan (expected return) oleh
pemegang saham biasa (common stockholder) atas dana yang ditanamkan sesuai
dengan resiko yang akan diterima.


d. I nternal Rate of Return (IRR)

Menurut Brealy, Myers, Marcus (2001), Internal rate of return diartikan
sebagai berikut:
discount rate at which project NPV = 0

Seperti pada metode NPV, metode IRR juga menggunakan konsep nilai
sekarang (present value). Prosedur yang digunakan adalah dengan cara mencari
tingkat diskonto yang menghasilkan nilai sekarang dari arus kas bersih selama
usia proyek, sama dengan nilai sekarang dari pengeluaran kas yang diperlukan
untuk membiayai suatu proyek.
Penentuan tingkat diskonto ini dapat ditemukan dengan cara mencarinya
secara trial and error atau jika ingin lebih cepat dengan menggunakan
perhitungan Microsoft Excel. Tingkat diskonto inilah yang dinamakan Internal



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 20



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 21












Rate of Return (IRR). IRR ini merupakan tingkat pengembalian (rate of return)
yang sebenarnya dari suatu proyek. Jadi jika kembali melihat konsep NPV, maka
jika menggunakan discount factor sebesar IRR, akan menghasilkan nilai bersih
yang nilainya sama dengan nol.
Metode ini jika diformulasikan secara sistematis akan menghasilkan rumus
sebagai berikut :



Dimana :

ACFt = Arus kas tahunan sesudah pajak pada akhir ke t

IO = Pengeluaran awal untuk investasi

n = Lamanya proyek yang dinyatakan dalam tahun
IRR = Internal Rate of Return Proyek


e. Metode Profitability Index

Profitability Index atau Benefit & Cost Ratio (B/C Ratio) merupakan rasio
aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang
pengeluaran investasi selama umur investasi. Bila metode NPV menunjukkan
besarnya keuntungan atau excess return dalam satuan uang, PI menunjukkan
besarnya keuntungan dalam bentuk presentase.
Profitability Index dapat dirumuskan sebagai berikut :







ACF
t

IO =
n

t=1
(1+IRR)
t

Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 22



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 23













Dimana :

ACFt = Arus kas tahunan sesudah pajak pada akhir ke t
IO = Present Value pengeluaran awal untuk investasi
N = Lamanya proyek yang dinyatakan dalam tahun
K = Tingkat Diskonto (rate of discount) yaitu tingkat pengembalian

minimum yang diinginkan dalam suatu investasi baru.



2.3 Digital Dasboard

Digital Dashboard adalah tool business management yang digunakan
untuk memvisualisasikan performance dari business enterprise dengan
menggunakan indicator. Fungsi digital dashboard ini adalah menampilkan grafis
yang dapat memantau perubahan-perubahan di dalam bisnis dan dapat memberi
peringatan serta perhatian bila terjadi kenaikan atau penurunan sebagai kunci yang
dapat mempengaruhi bisnis.
Digital Dashboard dapat juga digunakan untuk menampilkan analisa,
menunjukkan tren yang diperkirakan (forecast), data saat ini (curent) dan data
yang lalu (history). Seperti sebuah What-If scenario.
Terdapat beberapa aplikasi dashboard yang termasuk dalam kategori

dashboard zone, antara lain :

a. Dundas

b. SAP




ACF
t

n t=1(1+k)
IO
PI =
Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 24



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 25












c. Qlikview

d. IBM Prognos

Dalam penulisan makalah ini menjelaskan bahwa aplikasi yang akan
digunakan untuk menerapkan analisa kelayakan investasi adalah SAP Bussines
Object Dashboard Design 4.0.
SAP Business Objects Dashboard Design 4.0 adalah penamaan terbaru dari
versi sebelumnya yaitu Xcelsius 2008, adalah stand-alone aplikasi dari SAP,
dirancang untuk membuat interaktif dashboard yang akan membantu top level
management dalam menganalisa data dan juga menentukan keputusan dalam
sebuah perusahaan.
SAP Business Objects Dashboard Design 4.0 membantu dalam membuat
dashboard dan bisnis model visual dari berbagai source data seperti Microsoft
Excel spreadsheet, flatfile data dan database perusahaan. Output dashboard
interaktif kemudian dapat didistribusikan di PowerPoint, Word, Outlook email,
PDF, atau web (sebagai file flash SWF).
Sistem Operasi yang diperlukan dalam menginstall software tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Microsoft Windows seperti Windows XP, Windows Vista, Windows 7

2. Prerequisite Hardware minimum Pentium IV

3. Memory 1 GB dengan space harddisk sekitar 2 GB

4. Flash Player dan ActiveX Flash Player

5. Adobe Reader version 10.0

6. Microsoft Office (Ms. Excel 2007)





Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 26












SAP Business Objects Dashboard Design 4.0 yang menunjukkan
komponen-komponen yang tersedia yang dapat ditambahkan ke design model,
antara lain:
a. Browser dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Category View

2. Tree View

3. List View

b. Komponen Panel Properties

c. Object Browser









































Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 20












BAB III ANALISA
& PEMBAHASAN


3.1. Metode Kerja





Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 21












3.2. Pembahasan


Investasi jangka panjang dan kebutuhan dana yang relatif besar telah
mendorong perusahaan untuk menganalisa dan mempertimbangkan resiko
investasi dengan lebih berhati hati, karena perkembangan perusahaan di masa
yang akan datang ditentukan oleh kemampuannya dalam mengantisipasi dan
mengelola hasil dan resiko dari proyek investasinya.
Dalam mengevaluasi kelayakan investasi power plant terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi metode penilaian kelayakan investasi, antara lain,
1. Laba Rugi

Faktor yang mempengaruhi maksimalnya laba perusahaan adalah penetapan
harga yang tepat dan sesuai dengan estimasi net operating expense, interest
rate dan penalty yang dapat dievaluasi dengan tepat. Tingginya Net Operating
Expense mempengaruhi penurunankinerja EBIT dan tingginya tingkat suku
bunga mempengaruhi penurunan kinerja EBT dan EAT.
2. Cash Flow

Aspek yang berhubungan dengan cash flow pada analisa kelayakan investasi
power plant adalah net income, interest rate dan cicilan pokok pinjaman serta
biaya operasional perusahaan. Jika net operating expense, penalty dan interest
rate tinggi dan pergerakan kinerja net income turun ataupun flat, maka
kemungkinan posisi keuangan perusahaan mengalami deficit atau dapat
mengurangi nilai surplus cash flow yang direncanakan pada tahun tersebut
maupun secara total keseluruhan





Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 22















3. Payback Period

Faktor yang mempengaruhi kinerja payback period maksimal adalah net cash
flow yang tinggi dengan analisas umur proyek yang telah sesuai dan tingkat
suku bunga yang rendah. Akumulasi net cash flow mampu memberikan
gambaran jangka waktu pengembalian investasi.
Berikut adalah keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut:

1) Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.

2) Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.

3) Sebagai alat pertimbangan risiko karena semakin pendek payback maka
semakin rendah risiko kerugian.
Tetapi di lain pihak metode ini mempunyai kelemahan, yaitu:

1) Tidak memperhatikan nilai waktu uang.

2) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period

suatu rencana investasi tercapai.

3) Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.




4. I RR

Sebelum menentukan nilai IRR terlebih dahulu menentukan nilai WACC yang
diperoleh dari hasil Cost of Debt dengan Cost of Equity. Tingginya tingkat
suku bunga mempengaruhi penurunan nilai IRR sedangkan nilai WACC
mengalami kenaikan. Komponen yang mempengaruhi pergerakan nilai IRR
adalah sebagai berikut :




Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 23












a) Interest Rate

Jika interest rate tinggi berdampak pada nilai IRR menjadi rendah atau
turun dari perencanaan yang telah ditetapkan dan berbanding terbalik
dengan nilai WACC akan menjadi naik ataupun mengalami
peningkatan nilai dari perencanaan sebelumnya. Hal ini dapat
berdampak pada keputusan investasi yang telah diambil atau yang
akan diambil.
b) Earning After Tax

Jika Earning After Tax mengalami kenaikan pada setiap tahun atau
tidak mengalami penurunan yang cukup signifikan akan
mempengaruhi nilai IRR menjadi naik atau berdampak pada nilai
dimana IRR > WACC.
c) Salvage Value

Dalam penetapan nilai sisa dapat diestimasi berdasarkan batas umur
ekonomi mesin dengan feasibility period. Penetapan salvaga value
memiliki kontribusi pada saat menetapkan net cash flow di akhir umur
proyek investasi. Besarnya nilai salvage value mempengaruhi nilai
IRR baik secara evaluasi maupun secara perencanaan.
d) Komponen A, B dan D

Komponen A : EPC Cost

Komponen B : Fixed Cost

Komponen C : Variable Cost







Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 24












5. Profitabilitas I ndex

Keputusan mengenai menerima atau tidak usulan yang berkenaan dengan
profitability index adalah jika PI lebih besar dari 1, maka usulan diterima dan jika
PI lebih kecil dari 1, maka usulan ditolak. Apabila PI sama dengan 1 maka proyek
tersebut berada dalam keadaan mengambang, antara diterima atau ditolak.
Kelemahan dari PI sama halnya dengan NPV, jika discount factor berubah maka
hasil investasi akan berubah dan metode ini harus didahului dengan metode NPV,
sehingga pemakainya memerlukan perhitungan ganda.
Kelebihan dari PI adalah :

1) Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas

2) Mempertimbangkan seluruh arus kas selama usia ekonomis proyek

3) Memperhitungkan nilai sisa proyek

4) Menyajikan data surplus/ defisit arus kas terhadap nilai investasi inisial. Jika
hasil bagi antara NPV dengan IO positif, maka nilai surplus dan sebaliknya.



























Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 25












BAB IV MANAJEMEN
RISIKO


4.1. Definisi Risiko

Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu hal yang tidak kita
inginkan pada waktu yang akan datang, sebagai akibat dari keputusan yang
kita ambi.
Pengertian dasar risiko adalah ketidakpastian yang telah diketahui
tingkat probabilitas kejadiannya, dengan kata lain risiko dapat diartikan
sebagai ketidakpastian yang bisa dikuantitatifkan yang dapat menyebabkan
kerugian atau kehilangan. (Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi,
Bramantyo, 2004).
Risiko adalah probabilitas terjadinya peristiwa yang membawa akibat
yang tidak dikehendaki atas hal yang ingin dicapai PT. Wijaya Karya
(Persero) Tbk. Yang telah dirumuskan dalam tujuan, strategi, sasaran dan atau
rencana hasil kegiatan, (Prosedur Sistem Manajemen Risiko, 4 Mei 2010 no.
3.1, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk)


4.2. Toleransi Risiko

Toleransi resiko yaitu berkaitan dengan kemampuan, kreativitas dalam
menyelesaikan besar kecilnya suatu resiko yang diambil untuk mendapatkan
penghasilan yang diharapkan. Toleransi akan resiko berkaitan dengan
kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar seseorang pada kemampuan diri



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 26



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 27












sendiri, semakin besar pula keyakinannya terhadap kesanggupanya
mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusanya dan semakin besar
keyakinannya untuk mencoba apa yang dilihat orang lain beresiko
(Manajemen Risiko, Imam Ghozali, 2007).
Toleransi risiko (Risk level) adalah batas tingkat risiko yang
berdasarkan kebijakan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. dibolehkan untuk
diterima sebagaimana adanya (tidak harus diturunkan menjadi lebih rendah
lagi), (Prosedur Sistem manajemen Risiko, 4 Mei 2010 no. 3.2, PT. Wijaya
Karya (Persero) Tbk).


4.3. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta
pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul
oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian
serta tuntutan hukum), (Manajemen Risiko, Ronny Kontur, 2006).
Manajemen Risiko adalah proses manajemen, pengorganisasian, dan
budaya di PT. Wijaya Karya (persero) Tbk. yang diarahkan terhadap analisis
risiko dan tanggapan serta perlakuan atas risiko. Manajemen risiko akan
berdampak terhadap daya saing, kemampuan dan laba perusahaan, (Prosedur
Sistem manajemen Risiko, 4 Mei 2010 no. 3.2, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk).




Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 28












Berdasarkan Prosedur Sistem Manajemen Risiko Revisi 1 PT. Wijaya
Karya (Persero), Tbk menjelaskan bahwa akibat yang ditimbulkan bila suatu
risiko terjadi dibagi ke dalam 5 (lima) rating berikut (rating yang diurutkan mulai
dari yang tertinggi):
1. Malapetaka

2. Sangat Berat

3. Berat

4. Agak Berat

5. Tidak Berat

Probabilitas terjadinya suatu risiko yang dapat menimbulkan akibat yang
diuraikan di atas dibagi ke dalam 5 rating berikut :
1. Sangat Besar

2. Besar

3. Sedang

4. Kecil

5. Sangat Kecil

Kriteria rating akibat negative yang berhubungan dengan biaya melampaui
anggaran adalah sebagai berikut :
1. Tidak Berat < 1%

2. Agak Berat 1% x 2%

3. Berat 2% x 5%

4. Sangat Berat 5% x 10%

5. Malapetaka 10%





Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 29












a) Risiko sebelum mitigasi adalah prediksi biaya yang timbul bila risiko terjadi
dibandingkan denga anggaran biaya untuk item yang ditinjau.
b) Risiko setelah mitigasi adalah biaya yang timbul untuk mitigasi ditambah sisa
risiko yang timbul dibandingkan denga anggaran biaya untuk item yang
ditinjau.
Kriteria Rating Probabilitas


a) Kuantitatif

1) Sangat Kecil : sd. 20 %

2) Kecil : > 20% sd 40%

3) Sedang : > 40% sd 60%

4) Besar : > 60% sd 80%

5) Sangat Besar : > 80%




b) Kualitatif

1) Sangat Kecil : Cenderung dipastikan akan sangat tidak mungkin terjadi

2) Kecil : Kemungkinan kecil dapat terjadi

3) Sedang : Sama kemungkinannya antara terjadi atau tidak terjadi

4) Besar : Kemungkinan besar dapat terjadi

5) Sangat Besar : Cenderung dipastikan akan sangat mungkin terjadi














Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 30












4.4. Analisis Risiko


Analisis probabilitas terjadinya risiko yang dapat ditimbulkan dari analisa
kelayakan investasi power plant, adalah sebagai berikut :

1. Risiko : Jika interest rate tinggi

Probabilitas
Rating Probabilitas
Akibat
: 70%

: Besar

:

Apabila terjadi kenaikan interest rate pada tahun tertentu maka akan
berpengaruh pada :
a. Menurunnya Earning Before Tax, Earning After Tax, Net Cash Flow
dan dapat berpengaruh pada evaluasi rencana dan realisasi pada saat
tahun berjalan.
b. Mengurangi surplus Cash Flow pada tahun tersebut maupun secara
total keseluruhan dan terdapat perbedaan nilai yang cukup besar antara
rencana dan realisasi pada saat tahun berjalan.
c. Meningkatnya Cost of Debt yang menyebabkan kenaikan pada nilai

WACC dan penurunan pada nilai IRR

d. Menurunnya nilai NPV dan dapat menyebabkan NPV bernilai negative

e. Menurunya nilai Profitabilitas Index dan dapat menyebabkan nilai

Profitabilitas Index < 1

f. Payback period menjadi lebih lama walaupun tidak terjadi perubahan
yang cukup signifikan.



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 31



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 30












2. Risiko :

Jika pendapatan dalam bentuk mata uang IDR sedangkan kredit investasi
dengan menggunakan mata uang asing dan apabila terjadi selisih kurs dapat
menaikkan biaya dan mengurangi pendapatan.
Probabilitas : 20%

Rating Probabilitas : Kecil

Akibat :

Jika terjadi kenaikan kurs pada periode tahun berjalan akan menyebabkan
beberapa perubahan, antara lain :
a. Jumlah angsuran kredit investasi mengalami kenaikan

b. Penurunan nilai dari Earning Before Tax, Earning After Tax dan dapat
berpengaruh pada evaluasi rencana terhadap realisasi pada saat tahun
berjalan.
c. Penurunan pada nilai surplus Cash Flow pada tahun berjalan dan terdapat
perbedaan nilai yang cukup besar antara rencana dan realisasi pada saat
tahun berjalan.
4.5. Mitigasi Risiko


Setelah diperoleh indeks dan usulan kriteria, maka langkah selanjutnya yang
perlu dilakukan adalah control atau mitigasi terhadap risiko tersebut. Mitigasi
merupakan tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya atau mengurangi
probabilitas atau tingkat risiko. Sesuai dengan analisa risiko tersebut di atas
selanjutnya disusun beberapa strategi yang bertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi probabilitas/ tingkat risiko yang mungkin muncul.


Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 31



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 32
















1. Risiko : Jika interest rate tinggi

Probabilitas : 70%

Tindakan Mitigasi :


a. Mencari bank dengan interest rate selama masa investasi tetap.
b. Melakukan pencadangan biaya kenaikan interest rate dengan
penambahan asumsi interest rate dengan 4 kategori yaitu :



cara

a) Asumsi 1 : Tahun 1 3

b) Asumsi 2 : Tahun 4 6

c) Asumsi 3 : Tahun 7 10

d) Asumsi 4 : Tahun 11 15


Dengan adanya penambahan asumsi tersebut diharapkan mampu memberikan
kemudahan dalam mengevaluasi dan merencanakan kelayakan proyek
investasi apabila kemungkinan terjadi tingkat suku bunga yang tinggi pada
masa periode investasi berjalan dengan kajian dasar mengacu pada NPV > 0,
IRR > WACC, PI > 1, PP < PP yang diharapkan perusahaan.

Hasil Setelah Mitigasi : 1.5 % (Agak Berat)


2. Risiko


Jika pendapatan dalam bentuk mata uang IDR sedangkan kredit investasi
dengan menggunakan mata uang asing dan apabila terjadi selisih kurs dapat
menaikkan biaya dan mengurangi pendapatan.




Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 33












Probabilitas : 20%


Rating Probabilitas : Kecil

Tindakan Mitigasi :

Jika ada perencanaan perusahaan untuk melakukan kredit investasi dengan
menggunakan mata uang asing, sedangkan pendapatan yangn diterima
menggunakan mata uang dalam negeri (IDR) maka fluktuasi kurs sangat
berpengaruh dalam cash flow perusahaan. Jika terjadi kerugian selisih kurs
maka akan mengakibatkan kenaikan jumlah biaya yang berpengaruh pada
penurunan pendapatan. Dengan mengikutsertakan fluktuasi kurs dalam
mengevaluasi dan menganalisa kelayakan proyek investasi, perusahaan dapat
mengestimasi dan meminimalkan kerugian selisih kurs yang dapat
mempengaruhi kinerja laba perusahaan.
Hasil Setelah Mitigasi : 0.2 % (Tidak Berat)






























Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 34












BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah SAP Bussines Object Dashboard
Design 4.0 mampu memberikan kemudahan dalam menganalisa kelayakan
investasi power plant, mampu dengan cepat memberikan informasi mengenai
layak atau tidak nya suatu proyek investasi, tidak mengeluarkan biaya yang tinggi
untuk memiliki full version software tersebut dan memang sangat bermanfaat
apabila digunakan dalam tahap tender atau pun sebegai informasi bagi
manajemen.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya dan informasi
mengenai aplikasi dashboard, terdapat beberapa saran yang menjadi acuan
penting dalam pengembangan analisa kelayakan investasi ke arah informasi yang
lebih akurat. Adapun yang menjadi kendala dari penulis dalam penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam proses pembuatan digital dashboard, penulis menggunakan software
SAP Business Objects Dashboard Design 4.0 versi trial dan informasi
mengenai perbedaan antara trial dengan full product tidak dapat diketahui.
2. Penggunaan trial software sangat berpengaruh dalam penyusunan digital
dashboard dikarenakan terdapatnya batasan dalam row Ms. Excel sehingga



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 35



Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 36












perhitungan bunga anuitas tidak dapat dilakukan perincian cicilan pokok dan
bunga per bulan, namun jumlah secara total sama.
3. Perhitungan IRR menggunakan metode polarisasi sehingga NPV = 0 tidak
tercapai maksimal, terdapat deviasi maksimal 3%.
Berdasarkan kendala yang dihadapi penulis dalam penyusunan makalah ini,
maka saran dari penulis bagi penulisan ataupun pengembangan berikutnya,
dashboard yang digunakan tidak dengan menggunakan trial version dan untuk
feasibility periodnya dapat dikembangkan sampai dengan 25 tahun.










































Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 37












DAFTAR PUSTAKA





Djohanputro, Bramantyo, 2011. Penilaian Investasi, Sekolah Tinggi Manajemen
PPM, Jakarta
Harianto, Farid dan Siswanto Sudomo, 1998, Perangkat dan Teknik Analisis
Investasi di Pasar Modal Indonesia, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta,
Husein, Umar, 2005, Studi Kelayakan Bisnis: Edisi Ketiga, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2011, Peluang Investasi Sektor
ESDM, Jakarta
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, Prosedur Sistem Manajemen Risiko, 2010,
Jakarta
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, Board Manual Investasi

Widyastuti, Arie, 2006, Analisis Kelayakan Proyek Pembangkit Listrik Energi
Panas Bumi Dengan Menggunakan Capital Budgetting Technique, Univ.
Padjajaran, Bandung
Windarto, Joko, 2012, Analisa Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mini
Hidro, Univ. Diponegoro, Semarang
https://www54.sap.com/solution/sme/software/analytics/crystal-dashboard-
design/index.html








Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant 38

You might also like