You are on page 1of 6

Impetigo merupakan pioderma superfisialis yang terbatas pada

epidermis. Impetigo terbagi atas 2 bentuk yaitu impetigo krustosa dan


impetigo bulosa. Impetigo krustosa merupakan bentuk pioderma yang
paling sederhana, menyerang epidermis dengan gambaran yang
dominan ialah krusta. Organism penyebab dari penyakit ini adalah
staphylococcus aureus koagulase positif dan streptococcus
betahemolyticus. Tanda khas dari impetigo krustosa ini adalah lesi awal
yang berbentuk macula eritem pada wajah, telinga maupun tangan yang
berubah dengan cepat menjadi vesikel berisi cairan bening atau pustule
dan umumnya terjadi pada anak-anak. Impetigo merupakan penyakit
menular, yang ditularkan melalui cairan yang berasal dari lepuhannya.
iagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klini dari lesi.
!enatalaksanaan dapat dilakukan dengan melakukan perawatan diri,
pengobatan sistemik dan topikal.
Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan
kecil berisi nanah (pustula). Impetigo paling sering menyerang anak-anak, terutama
yang kebersihan badannya kurang dan bisa muncul di bagian tubuh manapun, tetapi
paling sering ditemukan di wajah, lengan dan tungkai. Pada dewasa, impetigo bisa
terjadi setelah penyakit kulit lainnya. Impetigo bisa juga terjadi setelah suatu infeksi
saluran pernapasan atas misalnya flu atau infeksi virus lainnya.
Istilah impetigo berasal dari bahasa atin yang berarti serangan, dan telah
digunakan untuk menjelaskan gambaran seperti letusan berkeropeng yang biasa
nampak pada daerah permukaan kulit. !da dua tipe impetigo, yaitu impetigo bullosa
dan impetigo non-bullosa. Impetigo non-bullosa disebut juga impetigo krustosa atau
impetigo kontagiosa. "umber infeksi yang sering ditemukan pada anak-anak adalah
berasal dari hewan peliharaan, kuku yang kotor, dan penularan dari teman
sekolahnya. "edangkan pada orang dewasa, penularan penyakit dapat diperoleh dari
tempat cukur, salon kecantikan, kolam renang dan tertular dari anak.
Impetigo krustosa merupakan bentuk pioderma yang paling sederhana.dan terbatas
pada daerah epidermis atau superfisialis kulit. #asar infeksi adalah kurangnya
hygiene dan terganggunya fungsi kulit.
$asa inkubasi atau waktu terkena penyakit ini sampai tampak gejalanya memakan
waktu % sampai & hari. Itupun tergantung pada kondisi tubuh pasien
Insiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh dunia dan pada umumnya menyebar
melalui kontak langsung. Paling sering menyerang anak-anak usia '-( tahun, namun
tidak menutup kemungkinan untuk semua umur dimana frekuensi laki-laki dan
wanita sama. "ebuah penelitian di Inggris menyebutkan bahwa insiden tahunan dari
impetigo adalah '.) * terjadi pada anak-anak usia di bawah + tahun dan %., persen
pada anak-anak usia ( sampai %( tahun. Impetigo nonbullous atau impetigo krustosa
meliputi kira-kira -. persen dari semua kasus impetigo. /ebanyakan kasus
ditemukan di daerah tropis atau beriklim panas serta pada negara-negara yang
berkembang dengan tingkat ekonomi masyarakatnya masih tergolong lemah atau
miskin.
0rganisme penyebab dari impetigo krustosa adalah "taphylococcus aureus selain
itu, dapat pula ditemukan "treptococcus beta-hemolyticus grup ! (1roup !
betahemolytic streptococci (1!23") yang juga diketahui dengan nama
"treptococcus pyogenes). "ebuah penelitian di 4epang menyatakan peningkatan
insiden impetigo yang disebabkan oleh kuman "treptococcus grup ! sebesar -%*
dari kasus, dan -'* dari kasus tersebut ditemukan pula "taphylococcus aureus pada
saat isolasi kuman.
"taphylococcus dominan ditemukan pada awal lesi. 4ika kedua kuman ditemukan
bersamaan, maka infeksi streptococcus merupakan infeksi penyerta. /uman ".
pyogenes menular ke individu yang sehat melalui kulit, lalu kemudian menyebar ke
mukosa saluran napas. 2erbeda dengan ". aureus, yang berawal dengan kolonisasi
kuman pada mukosa nasal dan baru dapat ditemukan pada isolasi kuman di kulit
pada sekitar %% hari kemudian.
Pada impetigo krustosa non bullous, infeksi ditemukan pada bagian minor dari
trauma (misalnya 5 gigitan serangga, abrasi, cacar ayam, pembakaran). 6rauma
membuka protein-protein di kulit sehingga bakteri mudah melekat, menyerang dan
membentuk infeksi di kulit. Pada epidermis muncul neutrophilic vesicopustules.
Pada bagian atas kulit terdapat sebuah infiltrate yang hebat yakni netrofil dan
limfosit. 2akteri gram-positif juga ada dalam lesi ini.
7ksotoksin "treptococcus pyrogenic diyakini menyebabkan ruam pada daerah
berbintik merah, dan diduga berperan pada saat kritis dari "treptococcal to8ic shock
syndrome. /ira-kira &.* dari populasi bakteri ini berkoloni di daerah nares
anterior. 2akteri dapat menyebar dari hidung ke kulit yang normal di dalam --%+
hari, dengan lesi impetigo yang muncul --%+ hari kemudian.
#ejala
2intik-bintik merah yang kecil menjadi lepuh yang berisi nanah dan
berkeropeng9 biasanya pada muka, tangan atau kepala. Impetigo berawal sebagai
luka terbuka yang menimbulkan gatal, kemudian melepuh, mengeluarkan isi
lepuhannya lalu mengering dan akhirnya membentuk keropeng.
2esarnya lepuhan bervariasi, mulai dari seukuran kacang polong sampai
seukuran cincin yang besar. epuhan ini berisi carian kekuningan disertai rasa
gatal.
Penyakit ini biasanya asimetris yang ditandai dengan lesi awal berbentuk
makula eritem pada wajah, telinga maupun tangan yang berubah dengan cepat
menjadi vesikel berisi cairan bening atau pustul dengan cepat dan dikelilingi oleh
suatu areola inflamasi, bila mengering akan mengeras menyerupai batu kerikil
yang melekat di kulit. 4ika diangkat maka daerah tempat melekatnya tadi
nampak basah dan berwarna kemerahan.
6ahap ini jarang terlihat karena kulit vesikel sangat tipis dan mudah rupture.
Pada dasar vesikel terdapat eksudasi, jika mengering akan menjadi krusta warna
kuning. esi awalnya kecil (ukuran kira-kira &-%. mm), tapi kemudian dapat
membesar. 2ila lesi sembuh tidak akan meninggalkan bekas. esi bias annular,
circinata atau bundar menyerupai 6inea circinata. esi satelit dapat terbentuk di
sekitar lesi utama yang disebabkan oleh adanya autoinoculation.
6anda khas dari impetigo krustosa ini adalah warna kemerahan seperti madu
atau kuning keemasan :honey-colored:. Pada daerah tropis umumnya terjadi pada
anak-anak yang kurang gi;i, erupsinya bias luas dan bereaksi lambat terhadap
terapi. <mumnya terjadi pada daerah-daerah tubuh yang terbuka seperti wajah,
mulut, telapak tangan atau leher.
6idak disertai gejala umum. 6empat predileksi di muka, yakni di sekitar
lubang hidung dan mulut karena dianggap sumber infeksi dari daerah tersebut.
/elainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga jika
penderita datang berobat, yang terlihat ialah krusta tebal berwarna kuning
seperti madu. 4ika dilepaskan tampak erosi di bawahnya. "ering krusta menyebar
ke perifer dan sembuh di bagian tengah.
"treptokkus yang menginfeksi anak-anak dan yang lebih tua tidak berbeda
dengan yang terkena=menyebar pada populasi yang lain, walaupun perlu
dipertimbangkan bahwa tingkat infeksi yang lebih serius bias berbeda dari kedua
kelompok umur tersebut. /eluhan utama adalah rasa gatal. esi awal berupa
macula eritematosa berukuran % > ' mm, segera berubah menjadi vesikel atau
bula. /arena dinding vesikel tipis, mudah pecah dan mengeluarkan secret
seropurulen kuning kecoklatan. "elanjutnya mengering membentuk krusta yang
berlapis-lapis. /rusta mudah dilepaskan, di bawah krusta terdapat daerah erosif
yang mengeluarkan secret sehingga krusta kembali menebal.
2isa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar daerah yang
terinfeksi.
iagnosis
#iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis dari lesi.
/ultur dilakukan bila terdapat kegagalan pengobatan dengan terapi standar,
biopsy jarang dilakukan. 2iasanya diagnose dari impetigo dapat dilakukan tanpa
adanya tes laboratorium. ?amun demikian, apabila diagnosis tersebut masih
dipertanyakan, tes mikrobiologi pasti akan sangat menolong.
$aboratorium rutin Pada pemeriksaan darah rutin, lekositosis ringan
hanya ditemukan pada (.* kasus pasien dengan impetigo. Pemeriksaan
urinalisis perlu dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi
glomerulonefritis akut pasca streptococcus (1?!P"), yang ditandai dengan
hematuria dan proteinuria.
!emeriksaan imunologis Pada impetigo yang disebabkan oleh
streptococcus dapat ditemukan peningkatan kadar anti deoksiribonuklease (anti
#?!se) 2 antibody.
!emeriksaan mikrobiologis 7ksudat yang diambil di bagian bawah krusta
dan cairan yang berasal dari bulla dapat dikultur dan dilakukan tes sensititas.
3asil kultur bisa memperlihatkan ". pyogenes, ". aureus atau keduanya. 6es
sensitivitas antibiotic dilakukan untuk mengisolasi metisilin resistar. ". aureus
($@"!) serta membantu dalam pemberian antibiotic yang sesuai. Pewarnaan
gram pada eksudat memberikan hasil gram positif. Pada blood agar koloni
kuman mengalami hemolisis dan memperlihatkan daerah yang hemolisis di
sekitarnya meskipun dengan blood agar telah cukup untuk isolasi kuman,
manitol salt agar atau medium 2aierd-Parker egg Aolk-tellurite
direkomendasikan jika lesi juga terkontaminasi oleh organism lain. /emampuan
untuk mengkoagulasi plasma adalah tes paling penting dalam mengidentifikasi ".
aureus. Pada sheep blood agar, ". pyogenes membentuk koloni kecil dengan
daerah hemolisis disekelilingnya. "treptococcus dapat dibedakan dari
"taphylokokkus dengan tes katalase. "treptococcus memberikan hasil yang
negative.
!enanganan
!erawatan %mum & memperbaiki higien dengan membiasakan
membersihkan tubuh dengan sabun, memotong kuku dan senantiasa mengganti
pakaian. Perawatan luka dan tidak saling tukar menukar dalam menggunakan
peralatan pribadi (handuk, pakaian, dan alat cukur)
"istemik Pengobatan sistemik di indikasikan jika terdapat factor yang
memperberat impetigo seperti ec;ema. <ntuk mencegah infeksi sampai ke ginjal
maka di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan urine. 2akteri pun di uji untuk
mengetahui ada tidaknya resistensi antibiotic. Pada impetigo superficial yang
disebabkan streptococcus kelompok !, penisilin adalah drug of choice. Penisilin
oral yang digunakan adalah potassium Phemmo8ymethylpenicilin. 2ila resisten
bias digunakan o8acilin dengan dosis ',( gr= hari dan dosis untuk anak-anak
disesuaikan dengan umur. #apat juga digunakan eritromisin dosis %,( > ',. g
yang diberikan + kali sehari.
Penisilin B oral ('(.mg per oral) efektif untuk streptokokkus atau
staphylokokkus aureus non-penisilin. Penisilin semi sentetis, methicin, atau
o8acilin ((..mg setiap +-, jam) diberikan untuk staphylokokkus yang resisten
terhadap penisilin eritromisin ('(.mg + kali sehari) lebih efektif dan aman, di
gunakan pada pasien yang sensitive terhadap penisilin.
'ntibiotik oral !ntibiotik oral diberikan bila 5 7rupsi memberat dan
semakin meluas. !nak lain yang terpapar infeksi atau bila bentuk nephritogenik
telah berlebihan, 6erapi oral diberikan bila pengobatan topical meragukan atau
pada kasus yang disertai folliculitis
Topikal Pengobatan topikal dilakukan apabila krusta dan sisa impetigo telah
dibersihkan dengan cara mencucinya menggunakan sabun antiseptic dan air
bersih. <ntuk krusta yang lebih luas dan berpotensi menjadi lesi sebaiknya
menggunakan larutan antiseptic atau pun bubuk kanji. #apat menggunakan
asam salisil &-,* untuk menghilankan krusta. 2ila krusta hilang maka
penyebaranya akan terhenti. Pustule dan bula didrainase. 2ila dasar lesi sudah
terlihat, sebaiknya diberikan preparat antibiotic pada lesi tersebut dengan hati-
hati sebanyak + kali sehari. Preparat antibiotik juga dapat digunakan untuk
daerah yang erosive. $isalnya menggunakan krim neomycin yang mengandung
clioCuinol .,(*-%* atau asam salisil &*-(*
(omplikasi
Infeksi dari penyakit ini dapt tersebar keseluruh tubuh utamanya pada anak-
anak.
4ika tidak di obati secara teratur, maka penyakit ini dapat berlanjut menjadi
glomerulonefritis ('-(*) akut yang biasanya terjadi %. hari setelah lesi impetigo
pertama muncul, namun bias juga terjadi setelah %-( minggu kemudian.
!rognosis
"ecara umum prognosis dari penyakit ini adalah baik jika dilakukan
pengobatan yang teratur, meskipun dapat pula komplikasi sistemik seperti
glomerulonefritis dan lain-lain.
esi mengalami perbaikan setelah --%. hari pengobatan.
!encegahan
$encuci tangan dengan teliti. Infeksi bisa dicegah dengan memelihara
kebersihan dan kesehatan badan. 1oresan ringan atau luka lecet sebaiknya dicuci
bersih dengan sabun dan air, bila perlu olesi dengan ;at anti-bakteri.
3indari kontak dengan cairan yang berasal dari lepuhan di kulit
3indari pemakaian bersama handuk, pisau cukur atau pakaian dengan
penderita
"elalu mencuci tangan setelah menangani lesi kulit.

You might also like