You are on page 1of 3

Liebes Tagebuch, Day 1

I ch glaube nicht, mit all diesen Dingen verstehen.


Nur eine Sache, die ich kenne, ist die Heimat
Dear diary,
Aku tidak mengerti dengan semua hal ini. Aku selalu disembunyikan dari dunia luar. Tak
tahu apa alas an dan tujuannya. Mereka semua seolah menjauhkan dunia dariku. Atau memang
aku yang menjauhkan diri dari dunia luar. Atau mereka yang menjauhkanku dari dunia. Entalah!
Aku tak mengerti dengan semuanya. Hanya satu hal yang aku tahu yaitu RUMAH.
Best Regards,
Alvar
Social less Ya! Mungkin kata inilah yang tepat untuk menggambarkan diriku. Aku pun
tidak pernah mengetahui tentang dunia diluar pagar rumahku. Dari kecil aku memang terbiasa
oleh kehangatan dan ketenangan rumah meskipun aku sering ditinggal oleh orangtuaku untuk
waktu yang lumayan lama. Ayahku yang notabennya adalah prajurit swastika Jerman ini sangat
melindungiku terlebih dari liarnya dunia luar.
Aku tidak pernah diberikan sedikitpun kelonggaran untuk menikmati langkahku bersalam
sapa dengan orang asing di luar rumahku. Hanya tempat kecil di belakang rumah inilah yang
menjadi duniaku. Tempat berukuran panjang 8meter dengan lebar 6meter inilah tempatku
berirama, melantunkan lagu, serta meluangkan isi pikiranku kedalam sebuah buku merah kecil
dengan kertas coklat buram yang sudah kusam. Tinta dan pena berwarna merah iniah yang terus
menerus menemaniku di hari-hariku yang selalu sepi. Duduk dibawah pohon meanatap langit
yang cerah dengan burung-burung yang saling bercanda tawa dengan kicaunya yang meramaikan
langit hari ini.
Ingin sekali rasanya aku melompati dinding pembatas setinggi 2meter itu agar aku dapat
menikmati keindahan dunia sepenuhnya. Namun lilitan kawat yang terhias melingkar diatas
dinding itu membuatku selalu mengurungkan niatanku ini. Juga penjaga yang selalu
mengawasiku dari jendela tua yang rapuh itu, membuatku harus menjaga perilakuku agar mata
tajam itu tidak terus memandang ke arahku.
Di siang hari yang sangat cerah itu, rasa penasaranku selama ini sudah tak tertahankan lagi.
Pendaman rasa ini telah membuatku terpikir untuk keluar dari penjara hangat ini sejenak hanya
untuk menghirup udara segar yang berhembus diluaran. Aku terus menggali otakku agar
menemukan cara dan alasan untuk keluar. Aku terus terdiam tanpa kata di tempatku bersandar,
menunggu, menunggu dan terus menunggu hingga mata itu lengah dan terlepas dari hadapanku.
Ketika saatnya tiba, mata tajam itu menghilang lengah ke ruangan lain.
Dengan sigapnya aku lekas lari, lari dan berlari layaknya anjing peliharaan yang selama ini
terikat oleh tali rantai telah terbebas. Tanpa memikirkan siapa dibelakang, samping, ataupun
depan. Aku terus melaju memaksimalkan kaki-kaki kecilku untuk berlari semaksimal mungkin
yang aku bisa. Sekitar dua ratus langkah telah membawaku cukup jauh dari muka rumahku. Aku
pun tiba di tempat yang penuh dengan pepohonan dan kerumunan bunga-bunga warna-warni
yang sedang merekah. Tanpa piker panjang, aku segera membaringkan tubuh ringanku ini diatas
rerumputan hijau yang cukup lebat, menatap hamparan biru di hadapan mataku.
Kapas-kapas raksasa yang terus bergerak perlahan sesekali menutupi sinar matahari yang
menyilaukan mataku. Tidak sedikitpun aku rela melewati semua ini. Begitu indah, begitu nyaman,
begitu tenang dan damai karunia yang Tuhan berikan ini. Sungguh tidak ada yang lebih indah
dibanding benda-benda menakjubkan yang dapat dilihat semua mata ini, tanpa pandang tua
ataupun muda, kaya ataupun miskin, dan Jerman ataupun Yahudi. Semua mata dapat
memandanginya sepuas mereka tanpa batasan waktu, tempat dan dimensi. Sungguh Tuhan
sangatlah adil!
Alvar! Alvar! teriakkan suara yang berat dan rendah mematahkan lamunanku. Aku pun
menoleh ke arah kanan dan melihat sesosok pria bertubuh tegap dan besar dengan seragam abu-
abu militer yang tampak taka sing bagiku. Segera aku terbangun dari baringanku. Belum cukup
puas rasanya aku menikmati semua ini, namun suara ayah telah melenyapkan semuanya. Hatiku
berdentaman keras saat pria yang ternyata ayahku itu bergerak mendekat ke arahku. Aku takut,
sangat takut akan kemarahannya.
Namun ayah yang datang segera membelai kepalaku dan berkata lembut dengan mimic
yang terlihat jelas bahwa ia tak menyukai apa yang ku perbuat ini. Alvar tolong jangan pernah
lakukan hal ini lagi kalimat itu terurai dari mulutnya. Belum sempat aku membuka mulut untuk
menjawab dan memberi alasanku, tarikan tangan ayah telah membawaku pergi menjauhi dunia
yang tak pernah terjamah sebelumnya olehku.
Langkah demi langkah terus menjauh dari tempat itu. Semakin lama semakin jauh semakin
lenyap tempat itu dari pandangan mataku. Pagar kayu yang berdenyit memilukan telinga saat
dibuka itu telah kami lewati. Sampailah kami di tempat yang disebut rumah ini. Tarikan ayahku
terus membawaku hingga mencapai ruang kamarku. Kulihat penjaga yang biasanya menjagaku
sedang berdiri tegang dengan tangan dibelakang di ruang tamu rumahku. Layaknya prajurit yang
telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya dengan membiarkan tawanan lepas kabur
begitu saja. Sekuat apapun usahanya menyembunyikan semua perasaannya, tetap saja rasa
kecewa dan takut terus terpancar dari mata coklatnya itu.
Sungguh aku sangat merasa bersalah akan hal ini. Tersadarkan aku oleh pintu kamar yang
telah di depan mata hamper saja tertabrak olehku. Setelah masuk ke kamar itu, terdengar suara
besi tercangklik, pintu itu dikunci dari luar. Ini berarti ayah tidak ingin aku mengetahui apa yang
terjadi di luar kamarku. Terdengar suara ayah yang melemparkan beberapa pertanyaan kepada
pria penjaga itu. Aku mendekatkan telingaku ke pegangan pintu seraya mencari-cari sumber
suara agar dapat mendengar dengan jelas apa yang terjadi di luar.
Terdengar olehku penjaga itu

You might also like

  • PERINGKAT
    PERINGKAT
    Document2 pages
    PERINGKAT
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Titik Berat
    Titik Berat
    Document8 pages
    Titik Berat
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Tik
    Tik
    Document8 pages
    Tik
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • TIK Maulana Falithurrahman
    TIK Maulana Falithurrahman
    Document2 pages
    TIK Maulana Falithurrahman
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Soal Kesetimbangan Kimia
    Soal Kesetimbangan Kimia
    Document5 pages
    Soal Kesetimbangan Kimia
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Tabel
    Tabel
    Document10 pages
    Tabel
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Soal Kimia
    Soal Kimia
    Document6 pages
    Soal Kimia
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Titik Berat
    Titik Berat
    Document8 pages
    Titik Berat
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • TIK Ahmad Farhan Fathian
    TIK Ahmad Farhan Fathian
    Document2 pages
    TIK Ahmad Farhan Fathian
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Soal Kimia
    Soal Kimia
    Document6 pages
    Soal Kimia
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document8 pages
    Kata Pengantar
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Irfan
    Irfan
    Document4 pages
    Irfan
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Pengertian Hak Cipta
    Pengertian Hak Cipta
    Document10 pages
    Pengertian Hak Cipta
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • 43 Mins
    43 Mins
    Document1 page
    43 Mins
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Lembar Kerja Siswa
    Lembar Kerja Siswa
    Document1 page
    Lembar Kerja Siswa
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Grafikk Belinda
    Grafikk Belinda
    Document4 pages
    Grafikk Belinda
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Perilaku Menyimpang
    Perilaku Menyimpang
    Document15 pages
    Perilaku Menyimpang
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Footer Matematika 1
    Footer Matematika 1
    Document1 page
    Footer Matematika 1
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Document4 pages
    Lembar Pengesahan
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Tik
    Tik
    Document8 pages
    Tik
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet
  • Titik Berat
    Titik Berat
    Document8 pages
    Titik Berat
    Alijjatul Chamisah
    No ratings yet