You are on page 1of 12

MAKALAH PRIBADI

BLOK 8
CARDIOVASKULER


NAMA : BRIAN ANGELO SOEKAMTO
NIM : 102008188
KELOMPOK D6

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2009



Vasodilatasi Pembuluh Darah Ekstremitas Bawah
Struktur Makro Pembuluh Darah extremitas bawah
Terdiri dari :
1. Arteri Iliaca externa
2. Arteri femoralis yang akan bercabang menjadi :
A. A. Epigastrica inferior
B. A. Pudenda externa
C. A. Circumflexa ilium superficialis
D. A. Profunda femoris
E. A. Genus descendens
3. Arteri poplitea yang akan bercabang menjadi :
A. A. Genus superior medialis
B. A. Genus superior lateralis
C. A. Genus media
D. A. Genus inferior medialis
E. A. Genus inferior lateralis
F. Aa. Surales
4. Arteri tibilais anterior yang akan bercabang menjadi:
A. A. Reccurens tibialis ant et post
B. Aa. Malleolares ant med et lat
5. Arteri tibialis posterior yang akan bercabang menjadi :
A. A. Peronea
B. A. Malleolaris posterior medialis
C. Aa. Plantaris medialis et lateralis
D. A. Nutricia tibiae
6. Arteri Dorsalis Pedis yang akan bercabang menjadi :
A. A. Tarseae lateralis et mediales
B. A. Arcuata
Sedangkan pembuluh darah vena terdiri dari :
a. Vv. Digitales pedis dorsales
b. Vv. Metatarseae dorsales pedis
c. Arcus venosus dorsalis pedis
d. Rete venosum dorsalis pedis cutaneum
e. V saphena parva yang menjadi vena poplitea
f. V saphena magna yang mejadi v femoralis
g. V femoropoplitea










Struktur Mikro Pembuluh Darah ekstremitas bawah :
PEMBULUH DARAH
Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:
a. Kapiler
Merupakan selapis sel endotel
Terdapat 2 jenis:
- kapiler fenestra
- kapiler kontinu
Fungsi: pertukaran bahan secara difusi melalui ruang antar sel.

b. Arteri
1. Arteriol
Tunika intima
- selapis endotel.
- jaringan sub-endotel tipis, kadang tidak ada.
- sabut elastis belum berupa membrana elastika.
Tunika media
- 2-5 lapis otot polos.

2. Arteri kecil
Tunika intima
- selapis endotel.
- jaringan sub-endotel tidak jelas.
- membrana elastika interna jelas.
Tunika media
- 6-40 lapis otot polos.
Tunika adventitia
- membrana elastika eksterna belum tampak.
- terdiri atas jaringan ikat kendor yang mengandung sabut-sabut elastis yang
teranyam kendor.

3. Arteri sedang
Tunika intima
- selapis endotel.
- membrana elastika interna jelas.
Tunika media
- lapisan otot polos sangat tebal arteri muscular.
Tunika adventitia
- jaringan ikat kendor.
- membrana elastika eksterna +.

4. Arteri besar
Tunika intima
- Endotel: Terdiri atas epitel selapis pipih.
- Subendotel: Terdiri atas jaringan fibro elastis
- Anyaman sabut elastis (+): Bila lapisannya tebal.
- Merupakan bentukan berkelok-kelok seperti cacing yang terdiri atas kumpulan.
- sabut-sabut elastis.
Tunika media
- otot polos 40-60 lapis berselang-seling dengan fenestrated membran.
Tunika adventitia
- vasa & nervi vasorum +.
c. Vena
Dinding tipis tekanan 1/10 arteri.
Jaringan elastis konstan karena aliran darah vena konstan.
Katup +.
Mudah direnggangkan sehingga dapat berfungsi sebagai reservoir.
Dinding vena tampak kendor.
Tunika media tidak berkembang.
Tunika adventitia lebih tebal & dominan.
1. Venule
* Tunika intima
- Selapis endotel.
* Tunika media
- Tipis, 1-3 lapis otot polos.
* Tunika adventitia
- Relatif tebal.

2. Vena kecil & vena sedang
Tergantung arteri pasangan.

3. Vena besar
* Tunika intima
- Selapis endotel.
- Jaringan subendotel agak tebal, kadang sabut otot polos membujur.
* Tunika media
- Tipis, kadang .
* Tunika adventitia
- Paling tebal, otot polos membujur.
- Membrana elastika eksterna .
Fisiologi Pembuluh Darah
Sistem sirkulasi (pembuluh darah) merupakan satu sistem paling penting dalam tubuh
manusia, fungsinya untuk membawa oksigen, tenaga dan nutrisi keseluruh tubuh. pada waktu
yang bersamaan pembuangan metabolisme tak terpakai juga dibawa keluar melalui sistem
peredaran darah tsb. Sistem sirkulasi darah terdiri dari jantung, arteri, kapiler dan vena. Jantung
merupakan pusat tenaga untuk peredaran darah. Denyut jantung terus menerus untuk memompa
darah keseluruh tubuh. Arteri berfungsi sebagai saluran yang mengantarkan darah dari jantung
keseluruh tubuh. Vena berfungsi sebagai saluran yang membawa kembali darah ketempat semula
berkumpul ke jantung.
Kapiler adalah saluran darah halus yang menghubungkan mikro arteri dan mikro vena dan dapat
di seluruh bagian tubuh sebagai tempat pergantian nutrisi dan oksigen.
Di dalam tubuh, terdapat 2 mekanisme sirkulasi darah. Yaitu :
a. Sirkulasi Pulmonal. Sirkulasi ini mengangkut darah dari venrikel kanan ke paru paru
melalui arteri pulmonalis lalu kembali lagi ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
b. Sirkulasi sistemik. Sirkulasi ini mengangkut darah dari ventrikel kiri ke organ tubuh melalui
pembuluh darah aortadan kembali ke ventrikel kana melalui vena sistemik.
Sistem sirkulasi terdiri dari 3 komponen dasar:
jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan.
darah, seperti cairan lain, mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah sesuai
penurunan gradien tekanan.
pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan
darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembalikannya ke jantung.
Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan
disalurkan dilarutkan atau diendapkan.


Darah berjalan secara kontinu melalui sistem sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua
lengkung vaskuler terpisah. keduanya berawal dan berakhir di jantung. sirkulasi paru terdiri
dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah anatara jantung dan paru,
sedangkan sirkulasi sistemik terdiri dari pembuluh-pembuluh darah antara jantung dan sistem
organ.


Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat
memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung juga
mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik.


Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan
yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal
terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.


Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh
aktifitas listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak
pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali
gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang
disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut
Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.


Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi
kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan dengan organ
lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri
koroner ini keluar dari aorta kira-kira inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan
pericardium. Lalu bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke dalam dinding ventrikel. Sesudah
terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler , aliran vena dari ventrikel dibawa melalui vena
koroner dan langsung masuk ke atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh
akan bermuara.


Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru
mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke
paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke
atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri
pulmonalis. Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil,
arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena
cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.


Sirkulasi sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai sumber tekanan yang tinggindan
membawa oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Pada kapiler terjadin pertukaran O2 dan
CO2 dimana pada sirkulasi sistemis O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler sedangkan pada
sirkulasi paru O2 masuk dan CO2 keluar dari kapiler. Volume darah pada setiap komponen
sirkulasi berbeda-beda. 84% dari volume darah dalam tubuh terdapat pada sirkulasi sistemik,
dimana 64% pada vena, 13% pada arteri dan 7 % pada arteriol dan kapiler.

Varises bisa disebabkan oleh 2 hal, yaitu :
melemah dan tak sanggup mengalirkan darah ke jantung sebagaimana mestinya. Aliran darah
dari kaki ke jantung sangat melawan gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah harus kuat,
begitu juga dengan dinamisasi otot disekitarnya. Krena elastisitas berkurang, maka pembuluh
darah vena menjadi besar. Akibatnya alirannya jadi lambat. Sedangkan vena membawa CO2 ke
jantung. Jika makin lambat, maka CO2 menumpuk, akibatnya darah O2 menjadi sedikit dan
mengakibatkan pegal pegal.
mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali. Katup yang rusak membuat darah berkumpul di
dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran darah. Akibatnya pembuluh darah
vena bisa terlihat jelas di kaki.

Pemeriksaan pembuluh darah
Untuk memeriksa pembuluh darah, dapat dilakukan dengan cara :
Anamnesis. Riwayat keluarga
Riwayat insufisiensi vena ( kapan onset terlihatnya pembuluh darah abnormal,
onset dari gejala yang muncul, penyakit vena sebelumnya, adanya riwayat
menderita varises sebelumnya)
Faktor predisposisi (keturunan, trauma pada tungkai, pekerjaan yang
membutuhkan posisis tubuh berdiri yang terlalu lama, supporter olah raga)
Riwayat edema (onset, predisposisi, lokasi edema, intensitas, jenis edema,
perubahan setelah beristirahat pada malam hari)
Riwayat pengobatan penyakit vena sebelumnya (obat, injeksi, pembedahan,
kompresi)
Riwayat menderita tromboplebitis vena superficial atau vena profunda
a. Riwayat menderita penyakit vaskuler lainnya (penyakit arteri perifer, penyakit arteri
coronaria, lymphadema, lymphangitis)
b. Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi. Pada pemeriksaan ini kita hanya melihat saja. Yang paling penting adalah
menemukan lokasi apical impulse pada sela iga ke -5. Juga perlu memperhatikan bentuk
dada.
b) Palpasi. Palpasi dilakukan di ictus cordis. Perhatikan :
+ lokasi : sesuai dengan pemeriksaan inspeksi , letak ictus cordis normal adalah pada
garis mid clavicularis kiri, setinggi sela iga 5, kadang kadang 4.
+ Diameter : normalnya ictus cordis teraba tidak lebih lebar dari 2,5 cm.
+ Amplitudo : biasanya berupa denyutan.
+ Durasi : biasanya teraba selama bunyi jantung pertama
c) Perkusi. Perkusi gunanya yang terutama untuk memnentukan cardiac dullness ( besar
dan bentuk jantung ), yaitu perubahan suara dari sonor menjadi pekak.
o Menentukan batas jantung kanan. Ketuk mulai dari linea midclavicula kanan dari
atas ke bawah sampai terengar suara pekak, inilah batas paru hati. Lalu mintqa pasien
untuk inspirasi dalam dan tahan nafas, lalu lakukan perkusi ke bawah sampai dengar
suara redup lagi. Selanjutnya setinggi 2 cm di atas batas paruhati dilakukan perkusi
kearah medial sampai dengar perubahan dari sonor ke pekak / redup. Ini batas jantung
kanan. Normalnya di sela iga 4.
o Menentukan batas jantung atas. Kertuk mulai dari atas garis parasternal kiri /
pertengan linea parasternal kiri dan garis midclavicula kiri ke bawah maka suara sonor
akan berubah menjadi edup kemudian pekak. Batas jantung atas pada titik redup.
o Menentukan pinggang jantung. Lakukan perkusi pada garis midclavicula kiri dan
parasternal kiri dari atas ke bawah, lalu ketuk sampai dapat perubahan suara dari sonor
ke redup. Normalnya terletak pada sela iga ke -3.
o Menentukan batas jantung kiri. Ketuk garis aksilaris anterior dari atas ke bawah
sampai dengar perubahan suara sonor jadi redup. Lalu setinggi 2 jari di atasnya lakukan
perkusi ke arah medial sampai dengar perunbahan suara menjadi redup. Normalnya
terletak sedikit medial dari garis midclavicula kiri.
o Menentukan konfigurasi (contour) jantung. Lakukan perkusi pada sela iga maupun
di atas sela iga ke arah medial, garis axillaris anterior kiri dan ke arah medial dari garis
midclavicula kanan, sampai ditemukan perubahan suara dari sonor ke redup.
d) Auskultasi. Dengan menggunakan stetoskop, dengarlah bunyi jantung I dan jantung II
dengan urutan :
a. Apex / iktus jantung, pada pasien yang berbaring terlentang.
b. Sela iga
c. Garis sternalis, sepanjang garis sternum kanan dan kiri pada sela iga.
d. Kanan dekat sternum.
c. Radiologi
Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu venografi dengan kontras, MRI, dan USG color-
flow dupleks. USG dupleks merupakan pemeriksaan imaging standar yang digunakan untuk
diagnosis sindrom insufisiensi varises dan untuk perencanaan terapi serta pemetaan
preoperasi. Color-flow USG (USG tripleks) digunakan untuk mengetahui keadaan aliran
darah dalam vena menggunakan pewarnaan yang berbeda. Pemeriksaan yang paling sensitive
dan spesifik yaitu menggunakan Magnetic Resonance venography (MRV) digunakan untuk
pemeriksaan kelainan pada sistem vena profunda dan vena superficial pada tungkai bawah
dan pelvis. MRV juga dapat mengetahui adanya kelainan nonvaskuler yang menyebabkan
nyeri dan edema pada tungkai. Venografi dengan kontras merupakan teknik pemeriksaan
invasive. Saat ini venografi sudah mulai ditinggalkan dan digantikan dengan pemeriksaan
USG dupleks sebagai pemeriksaan rutin penyakit vena. Sekitar 15 % pasien yang dilakukan
pemeriksaan venografi ditemukan adanya DVT dan pembentukan trombosisi baru setelah
pemberian kontras.
















DAFTAR PUSTAKA

1. Penyebab dan Cara Mencegah Varises. Diunduh dari : www.vibizlife.com
2. Fakulas kedokteran Universitas Kristen krida Wacana. Kardiofvaskular 1 : kumpulan hand out
blok 9. Jakarta 2009.
3. Sherwood, Lauralee. 2007. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. EGC. Jakarta
4. http://www.scribd.com/doc/14332596/makalah-fisiologi-jantung
5. Snell, S. 2006. Anatomi Klinik. EGC. Jakarta.
6. Leeson, et al. 2005. Buku Ajar Histologi. EGC. Jakarta.
7. Eroschenko, Victor P., 2003. Atlas Histologi di Fiore. EGC.
8. Gleadle, Jonathan. 2007. Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Erlangga.
9. Ganong, William F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC.

You might also like