Asa

1
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP

PENYAKIT PADA BEBERAPA VARIETAS TANAMAN
JAGUNG ( Zea mays L. ) DI LAPANGAN
SKRIPSI
OLEH :
SINDA MAROGANDA SARAGI
030302049
HPT
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
200
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas
Tanaman Jagung (Zea Mays L) i Lapangan! "##$
%S% &epository ' "##$
2
J!"!# P$%$#&'&(% :
N()(
NIM
D$*(+'$)$%
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK
TERHADAPPENYAKITPADABEBERAPA
VARIETAS TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L. ) DI
LAPANGAN
: S&%"( M(+,-(%"( S(+(-&
: 030302049
: I#)! H()( "(% P$%.(/&' T!)0!1(%
D&2$'!3!& O#$1:
K,)&2& P$)0&)0&%-
( I+. K(2)(# A+&*&%4 MS& )
K$'!(
(I+. M!/1'(+ I2/(%"(+ P&%$) M.A-+)
A%--,'(
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
200
3
ABSTRAK
SINDA MAROGANDA SARAGI 5 Pengaruh Pemberian Bahan Organik
terhadap penyakit pada beberapa varietas tanaman jagung ( zea mays L. ) di
lapangan Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Pertanian ampung !usuk dengan
ketinggian tempat " 2# m diatas permukaan laut. Penelitian ini menggunakan
met$de %an&angan '&ak el$mp$k (%') (akt$rial yang terdiri dari 2 (akt$r
perlakuan dan 3 ulangan. )akt$r 1 perlakuan dengan memberikan Bahan Organik
yaitu B* + tanpa bahan $rganik, B1 + 3 kg bahan $rganik dari jerami per petak
perlakuan, B2 + 3 kg bahan $rganik dari daun jagung per petak perlakuan. )akt$r
ke 2 perlakuan dengan menggunakan varietas tanaman jagung yang berbeda yaitu
-1 + -arietas 'rjuna, -2 + -arietas Pi$ner 12, -3 + -arietas .ibrida /01.
ParameteryangdiamatiadalahPersentase!eranganBulai
Peronosclerospora maydis (2), 3ntensitas !erangan .a4ar 5aun
Helminthosporium maydis (2), 3ntensitas !erangan arat 5aun Puccinia sp (2).
.asil penelitian menunjukkan bah4a persentase serangan tertinggi
Peronosclerospora maydis untuk perlakuan bahan $rganik terdapat pada
B* + 36,172 dan yang terendah B2 + 2*.#8, persentase serangan tertinggi untuk
varietas terdapat pada -2 + 97,*32 dan yang terendah -3 + 18.2#, dan persentase
serangan tertinggi untuk interaksi antara bahan $rganik dan varietas terdapat pada
perlakuan B*-2 + 13,33 2 dan yang terendah B1-3 + 1,2#2. 3ntensitas serangan
penyakit Helminthosporium maydis untuk perlakuan bahan $rganik yang tertinggi
terdapat pada B* + 93,#62 yang terendah pada B2 + 92,382, intensitas serangan
tertinggi untuk varietas terdapat pada -1 + 93,732 dan yang terendah
-2 + 92,*12 , dan intensitas serangan tertinggi untuk interaksi antara bahan
$rganik dan varietas terdapat pada perlakuan B2-1 + 98,33 2 dan yang terendah
B2-3 + 37,912.3ntensitas serangan penyakit Puccinia sp untuk perlakuan bahan
$rganik yang tertinggi terdapat pada B* yaitu 6,212 yang terendah pada
B2 + 8,#82, intensitas serangan tertinggi untuk varietas terdapat pada -3 + 11,82
dan yang terendah -2 + 3,712 , dan intensitas serangan tertinggi untuk interaksi
antara bahan $rganik dan varietas terdapat pada perlakuan B1-3 + 12,#3 2 dan
yang terendah B1-2 + 2,8*2.Pemberian bahan $rganik dan -arietas tanaman
yang berbeda mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan
penyakit0penyakit pada tanaman jagung di lapangan.
9
RI6AYAT HIDUP
!inda :ar$ganda !aragi lahir tanggal 9 :ei 176# di Pematang !iantar
e&. !i$pat suhu, ab. !imalungun !umatera ;tara, dari 'yah !. !aragi dan 3bu
L. !inaga. Penulis merupakan putri keempat dari lima bersaudara.
<ahun 2**3 penulis lulus dari !:; =$mensen Pematang !iantar dan pada
tahun 2**3 lulus seleksi masuk ;niversitas !umatera ;tara melalui jalur !P:B,
di 5epartemen 3lmu .ama dan penyakit <umbuhan, )akultas Pertanian.
!elama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi angg$ta $rganisasi 3katan
Perlindungan <anaman )akultas Pertanian dan 3katam :ahasis4a at$lik (3:)
)akultas Pertanian selama menjadi mahasis4i. Penulis melaksanakan Praktek
erja Lapangan (PL) di Balai Penelitian !ungei Putih, e&. >alang Pr$pinsi
!umatera ;tara.
#
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada <uhan ?ang :aha @sa atas
kasih karunia0=ya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang
diharapkan.
<ema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Penyakit <anaman dengan
judul APengaruh Pemberian Bahan Organik terhadap Beberapa Penyakit pada
<anaman Bagung (Cea mays L.) di Lapangan, yang merupakan salah satu syarat
untuk memper$leh gelar sarjana di 5epartemen 3lmu .ama dan Penyakit
<umbuhan, )akultas Pertanian, ;niversitas !umatera ;tara, :edan.
Pada kesempatan ini penulis juga mengu&apkan terima kasih kepada
3r. asmal 'ripin, :si dan 3r. :ukhtar 3skandar Pinem , :.'gr selaku k$misi
pembimbing yang telah banyak membimbing
penulis selama penelitian dan
penulisan skripsi ini dan semua rekan0rekan yang membantu penulis selama
melaksanakan penelitian. ;ngkapan terima kasih juga saya sampaikan kepada
'yahanda '. !aragi !iti$ dan 3bunda L. br. !inaga serta seluruh keluarga atas
segala d$a dan perhatiannya. epada teman terdekat penulis 5$nni ristian, !P
yang telah membantu baik m$ril maupun materil.
8
Penulis menyadari bah4a skripsi ini masih jauh dari sempurna, $leh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang si(atnya membangun demi
penyempurnaan skripsi ini.
!em$ga skripsi ini berman(aat bagi kita semua. 'tas perhatiannya penulis
u&apkan terima kasih.
:edan, )ebruari 2**6
Penulis
1
DAFTAR ISI
ABSTRA7T .......................................................................................................
ABSTRAK .........................................................................................................
&
&&
RI6AYAT HIDUP ........................................................................................... &&&
KATA PENGANTAR....................................................................................... &8
DAFTAR ISI...................................................................................................... 8&
DAFTAR TABEL ............................................................................................. 8&&&
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... &9
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................
<ujuan Penelitian ..................................................................................
.ip$tesa Penelitian ...............................................................................
egunaan penelitian..............................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
B$tani <anaman Bagung........................................................................
!yarat <umbuh <anaman Bagung..........................................................
3klim ..........................................................................................
<anah.........................................................................................
Penyakit0penyakit Penting <anaman Bagung ........................................
Penyakit Peronosclerospora .....................................................
Penyakit Helminthosporium .....................................................
Penyakit Puccinia .....................................................................
Pengaruh pemberian Bahan Organik <erhadap <anaman Bagung ........
BAHAN DAN METODA
<empat dan Daktu Penelitian...............................................................
Bahan dan 'lat Penelitian.....................................................................
:et$da Penelitian .................................................................................
Pelaksanaan Penelitian..........................................................................
Peng$lahan Lahan .....................................................................
Pembuatan Bahan Organik........................................................
Perlakuan Bahan Organik .........................................................
Penanaman Benih......................................................................
Pemeliharaan <anaman .............................................................
Penetapan !ampel dan Pengambilan 5ata ................................
22
22
22
29
29
29
2#
2#
28
28
9
1
9
9
#
8
6
6
7
1*
1*
19
18
17
6
Parameter Penelitian .............................................................................
3ntensitas serangan Helminthosporium .....................................
3ntensitas serangan Puccinia .....................................................
Persentase serangan Peronosclerospora ...................................
Panen .........................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
21
21
21
21
26
Persentase serangan Peronosclerospora............................................... 27
3ntensitas serangan Helminthosporium ................................................. 39
3ntensitas serangan Puccinia................................................................. 36
KESIMPULAN DAN SARAN
esimpulan ........................................................................................... 91
!aran ..................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
N,
1
2
3
9
J!"!#
andungan Bahan Organik ................................................. .........
%ataan Persentase serangan Peronosclerospora................. .........
%ataaan 3ntensitas serangan Helminthosporium ................. .........
%ataan 3ntensitas serangan Puccinia................................... .........
H(#()(%
21
3*
3#
36
1*
DAFTAR GAMBAR
N,
1
2
3
9
#
8
1
6
7
1*
11
12
13
19
1#
J!"!#
<anaman Bagung (9 mst)................................................................
>ejala !erangan Penyakit Peronosclerospora ..............................
Pat$gen Penyakit Helminthosporium ............................................
>ejala !erangan Penyakit Helminthosporium ...............................
Pat$gen Penyakit Puccinia ............................................................
>ejala !erangan Penyakit Puccinia...............................................
.ist$gram Pengaruh Pemberian Bahan Organik terhadap
Persentase !erangan P. maydis.....................................................
.ist$gram Pengaruh -arietas yang berbeda terhadap Persentase
!erangan P. maydis........................................................................
.ist$gram Pengaruh antara Bahan Organik dan -arietas terhadap
Persentase serangan P. maydis ......................................................
3ntensitas !erangan H. maydis.......................................................
.ist$gram Pengaruh -arietas ?ang Berbeda terhadap 3ntensitas
!erangan H. maydis .......................................................................
.ist$gram Pengaruh antara Bahan Organik dan -arietas terhadap
3ntensitas serangan H. maydis .......................................................
3ntensitas !erangan Puccinia.........................................................
.ist$gram Pengaruh -arietas yang berbeda terhadap 3ntensitas
!erangan Puccinia .........................................................................
.ist$gram Pengaruh antara bahan $rganik dan -arietas terhadap
3ntensitas !erangan Puccinia.......................................................
H(#()(%
6
12
19
1#
11
16
31
32
33
38
38
31
37
9*
91
11
PENDAHULUAN
L('(+ B$#(/(%-
Bagung (Cea mays) merupakan bahan pangan sumber karb$hidrat kedua
setelah beras. 5isamping sebagai bahan pangan, k$m$diti ini juga dik$nsumsi
sebagai bahan pakan ternak dan bahan baku industri. .asil penelitian
agr$ek$n$mi tahun 176101768 menunjukkan bah4a permintaan terhadap jagung
terus mengingkat. .al ini berkaitan erat dengan laju pertumbuhan penduduk,
peningkatan k$nsumsi perkapita, perubahan pendapatan dan pemenuhan
kebutuhan benih (=ajayati dan 5anarti, 1777).
5alam 2# tahun mendatang kebutuhan pangan akan semakin meningkat
sejalan dengan meningkatnya penduduk 3nd$nesia. 5engan demikian kebutuhan
masukan tekn$l$gi tinggi berupa pupuk makin meningkat, demikian juga
kebutuhan pestisida akan lebih besar dari yang diperlukan sekarang. 5engan
makin meningkatnya kebutuhan masukan energi tinggi, maka biaya pr$duksi yang
diperlukan akan semakin besar. .al ini merupakan tantangan para pakar bidang
pertanian untuk men&ari tekn$l$gi alternati( dalam men&ukupi kebutuhan pangan
dengan kualitas yang baik dan menyehatkan, tetapi tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan (!utant$, 2**2b).
erugian yang ditimbulkan sebagai akibat serangan penyakit lebih parah
dibandingkan dengan serangan hama. <injauan se&ara umum dampak penyakit
terletak pada akibat serangan penyakit, sedangkan untuk hama tanaman terletak
pada luas serangan, 4alaupun dalam temp$ yang sangat singkat. Pada jagung
penyakit bulai yang disebabkan $leh Peronosclerospora maydis dikenal sebagai
12
penyakit terpenting pada daerah pertanaman jagung, dapat menyerang tanaman
jagung yang berumur 203 minggu, 30# minggu dan pada tanaman de4asa,
selain
itu
ada
juga
penyakit
ber&ak
daun
yang
disebabkan
$leh
Helminthosporium turcicum dan penyakit karat pada tanaman yang sudah tua
yang disebabkan $leh Puccinia sorghi ('', 1773).
3nd$nesia saat ini mengarah pada pertanian $rganik dalam artian luas.
Banyak lembaga s4adaya masyarakat (L!:) yang mempr$m$t$ri hal tersebut.
Pemerintah pun telah men&anangkan go organic 2010. Bahkan, sekitar tahun 177*
pernah dibuat surat keputusan bersama (!B) antara 5epartemen Pertanian dan
5epartemen kesehatan %3 mengenai ambang batas residu hasil pertanian
(:usnamar, 2**3b).
Pertanian $rganik adalah sistem pr$duksi pertanian yang h$listik dan
terpadu, dengan &ara meng$ptimalkan kesehatan dan pr$duktivitas agr$0ek$sistem
se&ara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang &ukup, berkualitas,
dan berkelanjutan. $nsep pertanian sebagai suatu industri yang berbasiskan
tekn$l$gi men&akup banyak in$vasi selain pengenalan singkat tentang tekn$l$gi
yang baru. ('n$nim, 2**1a E Padm$, 2***).
!ejalan dengan banyaknya bahaya yang ditimbulkan $leh petani m$dern
pengendalian dengan manggunakan bahan kimia, seperti pestisida, herbisida, dan
pupuk kimia terhadap lingkungan berdampak negati(. Perhatian terhadap
dampaknya penggunaan pupuk kimia mulai tampak pada akhir 1*0an setelah
residu pupuk, terutama nitr$gen diketahui men&emari air tanah sebagai sumber
air minum dan bahaya bagi kesehatan manusia (!utant$, 2**2a).
13
Pengembalian bahan $rganik kedalam tanah adalah hal yang mutlak
dilakukan untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap pr$dukti(. 5ua alasan
yang selama ini sering dikemukakan para ahli adalah peng$lahan tanah yang
dangkal selama bertahun0tahun mengakibatkan menurunnya kandungan / dan =
$rganik, penggunaan pupuk kimia seperti urea, /L dan <!P telah melampaui
batas e(esiensi teknis dan ek$n$mis sehingga e(isiansi dan pendapatan bersih ang
diterima petani dari setiap pupuk
yang digunakan semakin menurun. edua
alasan tersebut memberikan dampak buruk bagi pertanian di nasa mendatang jika
tidak dimulai tindakan antisipasi (:usnamar, 2**3b).
!umber bahan $rganik adalah jaringan tumbuhan. 5i alam daun, ranting,
&abang, batang dan akar tumbuhan merupakan penyumbang bahan $rganik setiap
saat. Bahan0bahan ini akan mengalami dek$mp$sisi dan terangkut ke lapisan yang
lebih dalam dari tanah. .e4an biasanya dianggap sebagai penyumbang bahan
$rganik kedua setelah tumbuhan. :ikr$$rganisme tanah akan menggunakan
bahan $rganik sebagai sumber energi ('diant$, 1773).
!elama ini para petani telah banyak meman(aatkan bahan $rganik sebagai
pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang &epat
melapuk. !alah satu &$nt$h bahan $rganik yang digunakan antara lain k$t$ran
he4an (sapi, kambing, ayam, dll) dan limbah pertanian. 5engan mun&ulnya
berbagai pupuk alternati( dan untuk menunjang pembangunan pertanian yang
ramah lingkungan, maka saat ini digalakan peman(aatan limbah pertanian sebagai
bahan pembuatan pupuk $rganik, bahkan beberapa petaniFs4asta telah
men&anangkan adanya pertanian $rganik ('n$nim, 2**1e).
19
5ata yang pernah diper$leh bah4a tanah di pulau Ba4a umumnya
mengandung bahan $rganik diba4ah 22, sementara di Pusat penelitian tanah dan
agr$klimat$l$gi
menunjukkan sekitar 7#2 lahan pertanian di 3nd$nesia
mengandung Bahan $rganik kurang dari 12, padahal batas minimum bahan
$rganik dianggap layak untuk lahan pertanian antara 90#2 (:usnamar, 2**3a).
!alah satu pembentuk tanah adalah bahan $rganik sehingga sangat penting
dilakukan penambahan bahan $rganik kedalan tanah. :engingat pentingnya
peranan bahan $rganik bagi tanah serta semakin intensi(nya penggunaan pupuk
an$rganik $leh petani maka sangat penting dilakukan upaya pengembalian bahan
$rganik kedalam tanah. esadaran akan pentingnya kesuburan tanah di masa
depan dan dampak negati( penggunaan pupuk an$rganik harus dipahami, bahan
kimia dapat mengganggu kesehatan dan lingkungan. ;ntuk itu perlu di&arikan
alternati( k$mbinasi penggunaan sarana pr$duksi $rganik
(paket tekn$l$gi
pertanian $rganik) agar pr$duksi yang dapat di&apai tidak akan jauh berbeda
dibanding penggunaan bahan an$rganik (:usnamar, 2**3a).
T!3!(% P$%$#&'&(%
;ntuk mengetahui pengaruh pemberian bahan $rganik terhadap penyakit
pada beberapa varietas tanaman jagung (Cea mays L) di lapangan.
H&*,'$2( P$%$#&'&(%
0
'da pengaruh pemberian bahan $rganik terhadap perkembangan
beberapa penyakit penting pada tanaman jagung (Cea mays L.)
1#
0
'da pengaruh -arietas yang berbeda terhadap perkembangan beberapa
penyakit penting pada tanaman jagung (Cea mays L.)
0
'da
pengaruh
interaksi
bahan
$rganik
dan
varietas
terhadap
perkembangan beberapa penyakit penting pada tanaman jagung
(Cea mays L.)
K$-!%((% P$%$#&'&(%
0
!ebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ;jian !arjana di
5epartemen 3lmu .ama dan Penyakit <umbuhan, )akultas Pertanian,
;niversitas !umatera ;tara, :edan.
0
!ebagai bahan in($rmasi bagi pihak0pihak yang membutuhkan.
18
TINJAUAN PUSTAKA
B,'(%& T(%()(%
'dapun sistematika (taks$n$mi) tanaman jagung adalah sebagai berikutG
ingd$m
5ivisi$
!ubdivisi$
elas
Ord$
)amili
>enus
!pesies
G Plantae
G !permat$phyta
G 'ngi$spermae
G :$n$&$tyled$neae
G P$ales
G P$a&eae
G Cea
G Zea mays L.
('n$nim, 2**1&).
Bagung merupakan tanaman semusim (annual). !atu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 6*01#* hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetati( dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generati(.
!usunan tubuh (m$r($l$gi) tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga
dan buah ('n$nim, 2**1b).
<inggi tanaman jagung sangat bervariasi. :eskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat men&apai
tinggi 8m. <inggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. :eskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.'kar jagung
terg$l$ng akar serabut yang dapat men&apai kedalaman 6 m meskipun sebagian
11
besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah &ukup de4asa mun&ul
akar adventi( dari buku0buku batang bagian ba4ah yang membantu menyangga
tegaknya tanaman ('', 1773).
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana s$rgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. <erdapat mutan yang batangnya tidak
tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk r$set. Batang beruas0ruas. %uas
terbungkus pelepah daun yang mun&ul dari buku. Batang jagung &ukup k$k$h
namun tidak banyak mengandung lignin ('n$nim, 2**1b).
5aun jagung adalah daun sempurna Bentuknya memanjang. 'ntara
pelepah dan Hhelai daunII terdapat ligula. <ulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang li&in dan ada yang berambut. !t$ma pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki (amilia P$a&eae. !etiap st$ma
dikelilingi sel0sel epidermis berbentuk kipas. !truktur ini berperan penting dalam
resp$n tanaman menanggapi de(isit air pada sel0sel daun ('n$nim, 2**1b).
Bagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)
dalam satu tanaman (m$n$e&i$us). <iap kuntum bunga memiliki struktur khas
bunga dari suku P$a&eae, yang disebut (l$ret. Pada jagung, dua (l$ret dibatasi $leh
sepasang glumae (tunggalG gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian pun&ak
tanaman, berupa karangan bunga (in(l$res&en&e). !erbuk sari ber4arna kuning
dan berar$ma khas. Bunga betina tersusun dalam t$ngk$l. <$ngk$l tumbuh dari
buku, di antara batang dan pelepah daun (%ukmana, 1771).
16
>ambar 1G <anaman Bagung (9 mst)
!umberG )$t$ langsung
S.(+(' T!)0!1
<anaman jagung berasal dari daerah tr$pis yang dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Bagung tidak menuntut persyaratan
lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai ma&am tanah bahkan
pada k$ndisi tanah yang agak kering. Bagung dapat ditanam di 3nd$nesia mulai
dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian
antara 1***016** m dpl. 5aerah dengan ketinggian antara *08** m dpl
merupakan ketinggian yang $ptimum bagi pertumbuhan tanaman jagung
('', 1773).
: I/#&)
a. 3klim yang dikehendaki $leh tanaman jagung adalah daerah0daerah
beriklim sedang hingga daerah beriklim sub0tr$pisFtr$pis yang basah.
Bagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara *0#* derajat L;
hingga *09* derajat L!.
b. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan
&urah hujan ideal sekitar 6#02** mmFbulan dan harus merata. Pada (ase
17
pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan &ukup
air. !ebaiknya jagung ditanam dia4al musim hujan, dan menjelang musim
kemarau.
&. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.
<anaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan
memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk
buah.
d. !uhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21039 derajat /, akan tetapi
bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu $ptimum antara
23021 derajat /. Pada pr$ses perke&ambahan benih jagung memerlukan
suhu yang &$&$k sekitar 3* derajat /.
e. !aat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik
daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap 4aktu pemasakan biji
dan pengeringan hasil.
('n$nim, 2**1&).
: T(%(1
a. Bagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. 'gar supaya
dapat tumbuh $ptimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
b. Benis tanah yang dapat ditanami jagung antara lainG and$s$l (berasal dari
gunung berapi), lat$s$l, grum$s$l, tanah berpasir. Pada tanah0tanah
dengan tekstur berat (grum$s$l) masih dapat ditanami jagung dengan hasil
yang baik dengan peng$lahan tanah se&ara baik. !edangkan untuk tanah
dengan tekstur lempungFliat (lat$s$l) berdebu adalah yang terbaik untuk
pertumbuhannya.
2*
&. easaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur0unsur hara
tanaman. easaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung
adalah p. antara #,801,#.
d. <anaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air
dalam k$ndisi baik.
e. <anah dengan kemiringan kurang dari 6 2 dapat ditanami jagung, karena
disana kemungkinan terjadinya er$si tanah sangat ke&il. !edangkan daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 6 2, sebaiknya dilakukan
pembentukan teras dahulu.
('n$nim, 2**1&).
P$%.(/&':P$%.(/&' P$%'&%- P("( T(%()(% J(-!%-
;. P$%.(/&' 0!#(& (D,<%. )&#"$<)
B&,#,-& P$%.$0(0 P$%.(/&'
Bamur penyebab penyakit ini dapat diklasi(ikasikan sebagai berikutG
ingd$m
5ivisi
/lass
Ord$
)amily
>enus
!pe&ies
(>andjar, dkk, 2**8).
!uku per$n$sp$ra&eae mempunyai sp$rangi$($r yang berbeda jelas dari
hi(a yang biasa. !p$rangi$($r mempunyai sumbu yang jelas, umumnya
G :y&eteae
G @umy&$ta
G O$myetes
G Per$n$sp$rales
G Per$n$sp$ra&eae
G Per$n$sler$sp$ra
G Peronoslerospora maydis
21
mempunyai per&abangan. !p$rangi$($r 4aktu permukaan berembun, miselium
membentuk k$nidi$($r yang keluar melalui mulut kulit (!emangun, 1773).
5ari satu mulut kulit dapat keluar satu k$nidi($r atau lebih. $nidium
yang masih muda berbentuk bulat, sedang yang sudah masak dapat menjadi
j$r$ng, k$nidium berukuran 12017 J 1*023 denga rata0rata 17,2 J 11 .
$nidium tumbuh dengan membentuk pembuluh ke&ambah. !p$rangi$($r pada
s&ler$sp$ra, panjang daun dan kekar, ber&abang0&abang dekat dengan ujung.
!p$rangium tumbuh pada ujung &abang0&abang. Per$n$sp$ra&eae tidak
menghasilkan sp$rangium terus menerus tetapi sekali saja. !p$rangium b$leh
dikatakan seragam, semuanya serupa dengan jeruk nipis (54idj$saputr$, 1716).
G$3(#( S$+(%-(% P$%.(/&'
Penyakit jamur parasitik pada jagung dapat dikel$mp$kkan menjadi
penyakit daun,batang, t$ngk$l, biji, bibit, dan akar. !alah satu jenis penyakit
penting pada tanaman jagung adalah penyakit bulai (d$4ny mildew) yang
disebabkan $leh &enda4an Peronosclerospora maydis. Penyakit bulai dapat
menimbulkan gejala sistemik yang meluas ke seluruh bagian tanaman, dan dapat
pula menimbulkan gejala l$kal. >ejala sistemik hanya terjadi bila jamur dari daun
yang terin(eksi dapat men&apai titik tumbuh, sehingga mengin(eksi semua daun
yang terbentuk $leh titik tumbuh tersebut. erugian akibat penyakit bulai pada
jagung sangat bervariasi. 3ntensitas penularan penyakit ini dapat men&apai 7*2
(!emangun, 1773).
5aun yang terkena in(eksi menjadi bergaris0garis putih sampai
kekuningan. Pada tingkatan akhir 4arna daun menjadi ke&$klatan dan kering.
Pertumbuhan menjadi terlambat, bila yang terserang tanaman jagung yang baru
22
saja tumbuh biasanya daun menjadi bar4arna putih dan akhirnya mati. alau
umur tanaman sudah beberapa minggu daun akan menguning dan yang baru
mun&ul akan menjadi kaku dan kering. <anaman ini bias menjadi kerdil dan mati
dan tidak bias berbuah. Bila umur tanaman sudah kira0kira satu bulan, 4alaupun
sudah diserang $leh &enda4an ini namun masih bias tumbuh dan berbuah hanya
t$ngk$lnya tak bias besar, kel$b$t tidak membungkus se&ara penuh pada t$ngk$l.
;jung t$ngk$l masih kelihatan dan kadang0kadang bijinya tak penuh, $mp$ng
(Pra&aya, 2**#).
>ambar 2G <anaman Bagung <erserang Bulai
F(/',+:=(/',+ .(%- M$)*$%-(+!1& P$+/$)0(%-(% P$%.(/&'
Bamur menyebar dengan k$nidia melalui in(eksi pada st$mata atau lentisel.
Perkembangan &enda4an sangat baik pada keadaan lembab, &urah hujan tinggi,
pemupukan = yang berat dan si(at (isik tanah yang berat. !p$ra disebarkan $leh
angin pada &ua&a kering. $nidium berke&ambah paling baik pada suhu 3*$ /
(Pra&aya, 2**#).
P$%-$%"(#&(% P$%.(/&'
;ntuk mengendalikan penyakit bulai pada jagung dapat dianjurkan untuk
melakukan langkah0langkah pengendalian se&ara terpaduG
23
0
Pengendalian penyakit bulai perlu dilakukan se&ara terpadu, yang
men&akup penanaman serentak, pen&abutan tanaman sakit diikuti
pembakaran atau pembenaman ke dalam tanah, pengaturan p$la tanam,
pemakaian (ungisida, penggunaan varietas tahan. -arietas tahan bulai
dapat diper$leh melalui seleksi plasmanut(ah yang ada atau melalui
persilangan antara tetua terpilih.
0
Pada permulaan musim hujan tanaman jagung tegalan ditanam agak a4al
se&ara serentak untuk suatu daerah yang luas.
0
Bila musim hujan datang, udara lembab dan serangan bulai banyak.
<anaman yang terserang segera di&abut kemudian selebihnya disempr$t
dengan (ungisida <embaga.
0
:elakukan r$tasi tanaman, dimaksudkan untuk memutus siklus hidup
penyakit. %$tasi tanaman dapat dilakuakan dengan tanaman pala4ija
lainnya.
0
Pemupukan bersamaan saat tanam juga dapat membantu men&egah
serangan penyakit. :elalui pemupukan, petani meyediakan unsur hara
lebih a4al bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. <anaman akan
tumbuh sehat dan k$k$h sehingga mempunyai kekuatan untuk menangkal
penyakit
(!emangun, 1773 E 'n$nim, 2**1d).
2. P$%.(/&' H(<(+ D(!%
B&,#,-& P$%.$0(0 P$%.(/&'
29
!istematika jamur penyebab penyakit ha4ar daun dikalsi(ikasikan sebagai
berikutG
ingd$m
5ivisi
/lass
Ord$
)amily
>enus
!pe&ies
G :y&eteae
G @umy&$ta
G 5eutr$myetes
G :$niliales
G 5ematia&eae
G .elminth$sp$rium
G Helminthosporium maydis
(54idj$saputr$, 1716).
$nidi$($r terbentuk dalam kel$mp$k, sering dari st$mata yang datar,
ber4arna &$klat tua atau hitam. $nidi$($r lurus atau lentur. adang0kadang
mempunyai bengk$kan seperti lutut. $nidium jelas bengk$k seperti perahu,
mempunyai #011 sekat palsu dan kebanyakan mempunyai panjang 1*018*
(!emangun, 1773).
>ambar 3G Pat$gen Penyebab Penyakit (.elminth$sp$rium maydis)
!umberG Pengamatan di :ikr$sk$p Perbesaran 9*K
G$3(#( S$+(%-(% P$%.(/&'
>ejala
visual
yang
menunjukkan
&iri
khas.
!erangan
Helminthosporium maydis adalah ber&ak agak memanjang, bagian tengah agak
2#
melebar, makin ke pinggir makin ke&il, ber4arna &$kelat keabuan, dikelilingi $leh
4arna kekuningan sejajar tulang daun ber&ak berkembang dan meluas dari ujung
daun hingga ke pangkal daun, semula ber&ak tampak basah, kemudian berubah
4arna menjadi &$klat kekuning0kuningan, kemudian berubah menjadi &$klat tua.
'khirnya seluruh permukaan daun ber4arna &$klat ('n$nim, 2**1d).
>ambar 9G <anaman Bagung yang <erserang H. maydis
F(/',+:=(/',+ .(%- M$)*$%-(+!1& P$+/$)0(%-(% P$%.(/&'
Penyakit
ha4ar
daun
yang
disebabkan
$leh
Helminthosporium merupakan salah satu penyakit utama pada jagung setelah
bulai. Pat$gen ini menular melalui udara sehingga mudah menyebar. ehilangan
hasil akibat ber&ak daun men&apai #72, terutama bila penyakit mengin(eksi
tanaman sebelum bunga betina keluar (P$y, 171*). Perkembangan penyakit
ditentukan $leh k$ndisi lingkungan. !uhu $ptimal untuk perkembangan penyakit
adalah 2*0 3* */. eadaan suhu tersebut umum dijumpai pada areal pertanaman
jagung di 3nd$nesia sehingga Helminthosporium hampir selalu ditemukan pada
setiap musim tanam. Pat$gen dalam bentuk miselium d$rman juga mampu
bertahan hingga satu tahun pada sisa tanaman jagung sehingga penyakit bersi(at
28
laten serta mampu menyebabkan serangan se&arasp$radis yang serius terutama
pada varietas rentan ('n$nim, 2**1d).
P$%-$%"(#&(%
Pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman hendaknya selalu
dilakukan guna menekan meluasnya &enda4an, mekanis dengan mengatur
kelembaban lahan agar k$ndisi lahan tidak lembab, kimia4i dengan pestisida
antara lainE 5a&$nil 1# DP, 5i($latan 9 ). Penanaman jagung dilakukan bila
&urah hujan rata0rata 1* hari kurang dari ## mm, menanam varietas tahan
(!emangun, 1773).
3. P$%.(/&' K(+(' D(!%
B&,#,-& P$%.$0(0 P$%.(/&'
!istematika jamur penyebab penyakit ini adalh sebagai berikutG
ingd$m
5ivisi
/lass
Ord$
)amily
>enus
!pe&ies
G :y&eteae
G @umy&$ta
G Basidi$myetes
G ;redinales
G Pu&&inia&eae
G Pu&&inia
G Puccinia sp
(54idj$saputr$, 1716).
;redi$sp$ra bulat telur sampai bulat telur memanjang,seringkali agak
bersudut0sudut
26036 J 2203* , berdinding agak tebal, ber4arna
enas,dengan duri0duri halus yang jarang, tebal 102 ; 90#. <eli$sp$ra j$r$ng,
21
berbentuk tabung atau gada. 'esi$sp$ra bulat atau j$r$ng, bergaris tengah 12029
, berdinding hialin (!emangun, 1773).
G()0(+ 3 : Basidia dan basidi$sp$res Puccinia
!umberG Pengamatan di :ikr$sk$p Perbesaran 9*K
Puccinia membentuk ureidi$s$rus bulat atau j$r$ng. 5i lapangan kadang0
kadang epidermis tetap mnutupi ureidi$s$rus sampai matang. <etapi ada kalanya
epidermis pe&ah dan masa sp$ra dalam jumlah besar menjadi tampak. !etelah
terbuka ureidi$s$rus ber4arna jingga atau jingga tua. Bamur membentuk banyak
$reis$rus pada daun dan kadang0kadang juga pada upih daun. arena adanya
s$rus ini permukaan atas daun menjadi kasar. Pada tingkatan yang jauh penyakit
karat menyebabkan mengeringnya bagian0bagian daun (!emangun, 1773).
G$3(#( S$+(%-(% P$%.(/&'
<anaman jagung yang terserang &enda4an ini memperlihatkan gejala
ber&ak kuning kemerahan (seperti karatan) pada daun, bunga dan kel$b$t buah.
Bika serangan berat maka tanaman dapat mengalami kematian (<jahjadi, 1767).
26
>ambar #G <anaman Bagung <erserang arat (Pu&&inia)
F(/',+:=(/',+ .(%- M$)*$%-(+!1& P$+/$)0(%-(% P$%.(/&'
Bamur karat tidak dapat hidup sebagai sapr$(it, sehingga tidak
mempertahankan pada sisa tanaman jagung. Puccinia mempertahankan diri pada
tanaman jagung yang hidup dan dipen&arkan $leh uredi$sp$ra. !p$ra ini dapat
diterbangkan jauh $leh angin dengan tetap hidup, karena kering dan mempunyai
dinding yang &ukup tebal (!emangun, 1773).
Penyakit dibantu $leh suhu 18 L 23*/. ;resi$sp$ra terdapat di udara
palang banyak di 4aktu siang, pada tengah hari dan setelah tengah hari. in(eksi
terjadi melalui mulut kulit, pada umumnya dengan pembentukan apres$rium
(!emangun, 1773).
P$%-$%"(#&(%
Pengendalian dapat dilakukan dengan mengatur kelembaban pada areal
tanam, menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit,
melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung, kimia4i dengan menggunakan
pestisida seperti 5a&$nil 1# Dp, 5i($latan 9 (!emangun, 1773).
P$%-(+!1 P$)0$+&(% B(1(% O+-(%&/ P("( T(%()(% J(-!%-
.ara mempengaruhi laju pertumbuhan dan tingkat kesiapan untuk
bertahan terhadap serangan pat$gen. elebihan unsur hara menyebabkan
27
pertumbuhan muda dan sekulen, dan mungkin memperpanjang lama stadium
vegetati(
dan
menunda
kematangan
tumbuhan.
elebihan
unsur
hara
menyebabkan tumbuhan menjadi lebih rentan terhadap pat$gen, sebaliknya
tumbuhan yang mengalami kekurangan nitr$gen akan tumbuh lebih lemah, lebih
lambat, dan lebih &epat tua dan rentan terhadap pat$gen yang menyerang
tumbuhan yang lemah dan tumbuh lebih lambat ('gri$s, 1778).
etersediaan unsur hara yang dapat diserap $leh tanaman merupakan salah
satu (akt$r yang dapat mempengaruhi tingkat pr$duksi suatu tanaman. :a&am dan
jumlah unsur hara yang tersedia di dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman pada
dasarnya harus berada dalam keadaan yang &ukup dan seimbang agar tingkat
pr$duksi yang diharapkan akan dapat ter&apai dengan baik. jadi kesuburan tanah
adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan
&ukup seimbang ('diant$,1773).
!e&ara umum, tumbuhan yang mendapatkan hara yang seimbang, yaitu
semua kebutuhan tersedia dengan jumlah yang &ukup, akan lebih mampu
melindungi dirinya sendiri dari in(eksi baru dengan membatasi in(eksi yang
terjadi dibanding dengan bila salah satu hara dalam keadaan lebih atau
kekurangan, tetapi keadaan hara yang seimbang mungkin mempengaruhi
perkembangan penyakit jika melebihi d$sis ('gri$s, 1778).
;nsur hara yang diserap $leh tanaman berasal dari 3 sumber sebagai
berikutG
1. Bahan $rganik. !ebagian besar unsur hara terkandung di dalam bahan
$rganik. !ebagian dapat langsung digunakan $leh tanaman, sebagian lagi
disimpan untuk jangka 4aktu yang lebih lama. Bahan $rganik harus
3*
mengalami dek$mp$sisi atau pelapukan terlebih dahulu sebelum tersedia
bagi tanaman.
2. :ineral alami. !etiap jenis batuan mineral yang membentuk tanah
mengandung berma&am0ma&am unsur hara. :ineral alami ini berubah
menjadi unsur hara yang tersedia bagi tanaman setelah mengalami
penghan&uran $leh &ua&a.
3. ;nsur hara yang terjerap atau terikat. ;nsur hara ini terikat di permukaan
atau di antara lapisan k$l$id tanah dan sebagai sumber utama dari unsur
hara yang dapat diatur $leh manusia.
(=$viMan, 2**#).
Penimbunan dari sisa0sisa tumbuhan atau he4an yang telah mati serta
hasil0hasil buangan he4an yang sebagian besar telah mengalami dek$mp$sisi
dinamakan bahan $rganik tanah. Bahan $rganik tanah yang berada dalam pr$ses
pelapukan akan menjadi bahan nutrisi jasad renik dan akan menggunakannya
sebagai sumber energi. Bahan0 bahan akan mengalami dek$mp$sisi dan terangkut
kelapisan yang lebih dalam dari tanah ('diant$, 1773).
Pada umumnya tanaman menghendaki tanah dengan struktur yang gembur
atau remah. Pada k$ndisi tanah memiliki ruang0ruang p$ri yang &ukup untuk
menyimpan air
an udara yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar
tanaman. !truktur tanah yang gembur juga dapat men&iptakan temperatur dan
kelembabanyang ideal bagi kehidupan mikr$$rganisme tanah yang sangat
membantu pr$ses dek$mp$sisi mineral dan bahan $rganik untuk bahan makanan
tanaman di atasnya (:ars$n$ dan !igit, 2**2).
31
!truktur tanah yang mengandung bahan $rganik bersi(at lebih terbuka
sehingga aerase tanah lebih baik dan tidak mudah mengalami pemadatan dari
pada tanah yang mengandung bahan $rganik yang rendah, keuntungan struktur
tanah yang demikian ialah udara dan air tanah berjalan lan&ar, temperaturnya
stabil. <anah yang kaya bahan $rganik mempunyai 4arna yang lebih kelam
sehingga menyerap sinar matahari lebih banyak. !inar yang diserap tanah maka
lebih banyak hara, $ksigen, dan air yang diserap tanaman melalui perakaran
(:ars$n$ dan Lingga, 2**# G !utant$, 2**2b).
!enya4a tumbuhan yang terdapat dalam bahan $rganik sangat banyak dan
bervariasi, terdiri dari karb$hidrat, lemak, lilin, tannin, dan pr$tein. arb$hidrat
terdiri
senya4a
dari
karb$n,
$ksigen,
dan
hidr$gen
yang
merupakan
sederhana seperti gula, hingga yang k$mpleks seperti sellul$sa.
Lemak dan minyak merupakan gliserida asam lemak, seperti butirat, stearat, $leat
dan sebagainya. Penambahan bahan $rganik dalam tanah dapat menyebabkan
terjadinya serangkaian
reaksi yang k$mpleks dan hasil dek$mp$sisi yang
k$mpleks pula ('diant$, 1773).
'dapun =isbah arb$n0=itr$gen dari jerami padi adalah #*01* dan daun
jagung adalah 8*. ()$th, 1779).
<abel 1G andungan Bahan Organik Berami dan 5aun Bagung
Bahan Organik
Berami
5aun jagung
/ (2)
28,71
33,1#
= (2)
1,7*
1,98
/F=
19,18
22,11
P2O# (2)
*,#36
*,#69
2O (2)
1,982
*,61*
!umberG .asil 'nalisa Lab$rat$rium !entral )P0;!;
32
BAHAN DAN METODE
T$)*(' "(% 6(/'! P$%$#&'&(%
Penelitian diren&anakan dilaksanakan di Lahan Pertanian ampung !usuk
dengan ketinggian tempat " 2# m dpl. Penelitian diren&anakan dilaksanakan mulai
bulan !eptember 2**1 sampai dengan bulan Banuari 2**6.
B(1(% "(% A#('
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih Bagung dengan
-arietas l$kal 'rjuna, -arietas .ibrida /01, -arietas Pi$ner 12, Bahan Organik
dari jerami, Bahan Organik dari daun jagung, @:9, .gula pasir dan air.
'lat yang digunakan pada penelitian ini adalah &angkul, gemb$r, papan
sampel, papan nama, tugal, timbangan, mikr$sk$p, lup (ka&a pembesar), meteran,
handsprayer, alat0alat tulis, dan buku data dan alat pendukung lainnya.
M$',"$ P$%$#&'&(%
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan %an&angan '&ak el$mp$k
(%') (akt$rial yang terdiri dari 2 (akt$r perlakuan dan 3 ulangan. 5engan
perlakuan sebagai berikutG
)akt$r 3 G Bahan Organik (B) dengan 3 tara( perlakuan
B*
B1
B2
G $ntr$l (<anpa Bahan Organik)
G Bahan $rganik dari jerami 3 gFpetak
G Bahan $rganik dari batang dan daun jagung 3 gFpetak
33
)akt$r 33 G -arietas <anaman Bagung dengan 3 tara(
-1
-2
-3
G -arietas 'rjuna
G -arietas Pi$ner 12
G -arietas .ibrida /01
Penelitian dianalisis dengan menggunakan m$del linier yaituG
?ijk
5imana G ?ijk
G N N Oj N Pk N (OP)jk N@ijk
+ 5ata yang dihasilkan dari pengaruh ulangan pada tara(
ke i dan perlakuan ke j dan perlakuan ke k.
Oj
Pk
(OP)jk
@ijk
+ %ataan F nilai tengah
+ @(ek bl$k ke i
+ @(ek perlakuan ke j
+ @(ek perlakuan ke k
+ @(ek interaksi perlakuan ke j dan perlakuan ke k
+ @(ek err$r dari ulangan pada tara( ke i dan perlakuan ke j
dan perlakuan ke k.
( Bangun, 1761).
;langan dilakukan sebanyak 3 kali diper$leh dariG
(t01) (r01) 1#
(701) (r01) 1#
6 (r01) 1#
6r 23
r 2.6
(5ibulatkan r + 3)
39
;ntuk analisa data se&ara statistik digunakan ;ji Barak 5un&an tara( # 2.
(!astr$supadi, 2***).
P$#(/2(%((% P$%$#&'&(%
P$%-,#(1(% L(1(%
Peng$lahan lahan dimulai dengan pembersihan areal dari gulma dan sisa0
sisa tanaman, setelah areal bersih dilakukan pen&angkulan tanah sedalam
2* &m03* &m untuk menghan&urkan b$ngkahan tanah. !elanjutnya dilakukan
penggemburan tanah kembali dengan membalik tanah sekaligus membuat petak0
petak per&$baan F pl$t dengan ukuran 2,2 m J 2 m. jarak antar petakFpl$t adalah
3* &m, dan jarak antar bl$kFulangan adalah #* &m
P$)0!('(% B(1(% O+-(%&/
Bahan $rganik dari jerami padi
Berami padi dikumpulkan, kemudian dip$t$ng0p$t$ng sepanjang #01* &m,
setelah itu siram dengan @:9 dan gula yang telah dilarutkan dengan air (1* ml G
2* gr G 1 ltr) se&ara perlahan dan merata. 'duk p$t$ngan jerami hingga seluruhnya
ter&ampur dengan larutan @:9, kemudian timbun dan ditutup dengan plastik,
diusahakan agar kelembaban bahan $rganik tetap terjaga. !etelah itu biarkan
selama 1 bulan sampai bahan $rganik terurai dan dapat digunakan.
Bahan $rganik dari daun jagung
5aun
jagung
dikumpulkan,
kemudian
dip$t$ng0p$t$ng
sepanjang
#01* &m, setelah itu siram dengan @:9 dan gula yang telah dilarutkan dengan air
(1* ml G 2* gr G 1 l) se&ara perlahan dan merata. 'duk p$t$ngan batang dan daun
3#
jagung hingga seluruhnya ter&ampur dengan larutan @:9, kemudian timbun dan
ditutup dengan plastik, diusahakan agar kelembaban bahan $rganik tetap terjaga.
!etelah itu biarkan selama 1 bulan sampai bahan $rganik terurai dan dapat
digunakan.
P$+#(/!(% B(1(% O+-(%&/
Bahan Organik diberikan dua kali yaitu pada saat tanah di$lah dan pada
saat tanaman jagung berumur satu minggu setelah tanam Bahan Organik dari
jerami dan Bahan Organik dari daun jagung disebar merata di permukaan tanah
pada setiap pl$t sesuai dengan perlakuan, banyak bahan $rganik yang diberikan
pada aplikasi pertama yaitu 1,# kg per pl$t. !etelah itu tanah digemburkan dan
di&ampur dengan bahan $rganik se&ara merata. Pemberian bahan $rganik
berikutnya dilakukan pada 4aktu 1 minggu setelah tanam.
5$sis pemupukan yang dibutuhkan yaitu sebanyak 3 t$nFha untuk
pemakaian bahan $rganik.
P$%(%()(% B$%&1
Benih yang ditanam adalah benih yang sehat dan seragam, rendam benih
dengan air. !ebelum benih ditanam, dibuat lubang tanam pada setiap pl$t
per&$baan dengan menggunakan tugal. edalaman lubang tanam antara 3 L # &m
dengan jarak tanam 8* &m J 3* &m, setiap lubang tanam diisi dengan 2 benih
jagung perlubang, penanaman dilakukan pada pagi atau s$re hari.
38
P$)$#&1(+((% T(%()(%
Pemeliharaan <anaman meliputi penyiraman, penyulaman , penjarangan,
penyiangan gulma, pembumbunan tanaman dan pengendalian hama.
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan s$re hari, jika
terjadi hujan penyiraman &ukup dilakukan disekitar akar tanaman.
Penyulaman dilakukan apabila tanaman mati, persentase pertumbuhan
kurang dari 1**2. Daktu penyulaman dilakukan pada 4aktu tanaman berumur
1 L 19 hari.
Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 19 hari. .al ini dilakukan
apabila disetiap lubang tanam, tanaman tumbuh lebih dari satu dan tanaman yang
tumbuh adalah tanaman yang lebih baik.
Pembumbunan dilakukan dengan &ara mengumpulkan tanah disekitar
barisan tanaman yang bertujuan untuk menutup akar yang terbuka dan membuat
tanaman menjadi tegak.
5ilakukan pengaplikasian insektisida alami dari daun nimba untuk
mengendalikan hama yang terdapat di areal pertanaman. 5aun nimba diambil
sebanyak 1** gram kemudian di&u&i hingga bersih setelah itu dihaluskan bisa
dengan menggunakan blender, disaring dan ditambah 1 liter air (se&ukupnya) dan
dimasukkan kedalam handsprayer untuk diaplikasikan bila terdapat hama.
P$%$'(*(% S()*$# "(% P$%-()0&#(% D('(
arena tanaman berjumlah 29 tanaman perpl$t maka penetapan sampel
yaitu 1* 2, maka ditetapkan menjadi # tanaman sampel per pl$t dengan
31
memberi tanda pada tiap0tiap sampel dengan pa&ak sampel. Bagan &$nt$h sampel
dapat dilihat pada lampiran.
P(+()$'$+ P$%-()('(%
I%'$%2&'(2 S$+(%-(%
Pengamatan 3ntensitas serangan dilakukan pada saat tanaman terin(eksi
pertama kali di lapangan dan diamati satu minggu sekali sebanyak enam kali
pengamatan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut G
I=
5imanaG
3!
n
-
=
C
(n!) 1**2
"Z
G 3ntensitas !erangan Penyakit (2)
G Bumlah bagian tanaman yang terserang (helai)
G =ilai skala daun yang terserang
G Bumlah seluruh daun yang diamati
G !kala tertinggi dari kateg$ri skala serangan
ateg$ri !kala !erangan G
!kala
*
1
2
3
9
#
eterangan
<idak terdapat gejala serangan (sehat)
Q 1 2 0 R 1#2 luas permukaan daun terserang
Q 1# 2 0 R 2#2 luas permukaan daun terserang
Q 2# 2 0 R #*2 luas permukaan daun terserang
Q #* 2 0 R 1#2 luas permukaan daun terserang
Q 1# 2 0R 1**2 luas permukaan daun terserang
('n$nim, 1779).
36
Persentase serangan penyakit bulai digunakan rumus
P + a F= J 1** 2
5imanaG
P
a
=
+ Persentase !erangan
G
+ Bumlah tanaman atau bagian tanaman yang terserang
+ Bumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati
('n$nim, 1779).
P(%$%
Panen dilakukan setelah tanaman berumur " 3 L 9 bulan. /iri jagung yang
siap dipanen yaitu umur panen adalah 68078 hari setelah tanam, t$ngk$l atau
kel$b$t mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji
bagian lembaga dan biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak
membekas.
37
HASIL DAN PEMBAHASAN
.asil penelitian pengaruh pemberian beberapa jenis bahan $raganik
terhadap perkembangan penyakit penting pada tanaman Bagung (Cea mays L.) di
lapangan adalah sebagai berikutG
;.
P$+2$%'(2$ S$+(%-(% Peronosclerospora maydis
5ata pengamatan, data trans($rmasi dan sidik ragam dari persentase
serangan P. maydis pada 3 s.d 6 mst di&antumkan pada lampiran 1 L 12.
.asil analisa sidik ragam menunjukkan bah4a varietas berpengaruh nyata
terhadap serangan P. maydis pada pengamatan 9, 8, 1 dan 6 mst, sedangkan
pemberian bahan $rganik berpengaruh tidak nyata pada pengamatan 3 s.d 6 mst,
interaksi antara bahan $rganik dan varietas berpengaruh nyata terhadap serangan
penyakit P. maydis pada pengamatan 9 dan 8 mst.
Pengamatan 3 s.d 6 mst menunjukkan bah4a perlakuan tanpa bahan
$rganik berbeda tidak nyata terhadap perlakuan bahan $rganik dari jerami dan
perlakuan bahan $rganik dari daun jagung.
Persentase serangan P. maydis pada pengamatan 3 s.d 1 mst menunjukkan
bah4a varietas 'rjuna berbeda tidak nyata terhadap varietas Pi$ner 12 dan
varietas /01, sedangkan pada pengamatan 6 mst menunjukkan bah4a varietas
Pi$ner 12 berbeda nyata terhadap varietas 'rjuna dan /01.
9*
<abel 2. %ataan persentase serangan penyakit P. maydis
P$+#(/!(%
3
T(%*( B(1(% O+-(%&/ (B0)
B(1(% O+-(%&/ J$+()& (B;)
B(1(% O+-(%&/ D(!% J(-!%- (B2)
R('((% (>) *("( P$%-()('(% ()2')
4
?
@
A
2.22
*.**
9.99
2.22
2.22
2.22
*.**
8.81
*.**
*.**
*.**
*.**
8.81
*.**
8.81
6.67
8.81
9.99
9.99a
13.3a
2.22a
8.81b
2*.*a
*.**&
*.**&
2*.*a
*.**&
8.81b
*.**&
8.81b
22.22
11.11
11.11
11.11
29.99
6.67
13.33
9*.**
13.33
8.81
28.81
*.**
13.33
8.81
13.33
22.22
11.11
11.11
6.67a
28.81a
6.67a
8.81b&
98.81a
13.33b&
8.81b&
28.81ab
*.**&
13.33b&
8.81b&
13.33b&
3#.#8
22.22
2*.**
1#.#a
98.8a
1#.#a
13.33
88.81
28.81
13.33
#3.33
*.**
2*.**
2*.**
2*.**
31.16
22.22
2*.**
1#.#8b
96.67a
1#.#8b
13.33
13.33
28.81
13.33
#3.33
*.**
2*.**
2*.**
2*.**
V(+&$'(2 A+3!%( (V;)
V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (V2)
V(+&$'(2 7:A (V3)
T(%*( BO B V(+&$'(2 A+3!%( (B0V;)
T(%*( BO B V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (B0V2)
T(%*( BO B V(+&$'(2 7:A (B0V3)
BO J$+()& B V(+&$'(2 A+3!%( (B;V;)
BO J$+()& B V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (B;V2)
BO J$+()& B V(+&$'(2 7:A (B;V3)
BO D(!% 3(-!%- B V(+&$'(2 A+3!%( (B2V;)
BO D(!% 3(-!%- B V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (B2V2)
BO D(!% 3(-!%- B V(+&$'(2 7:A (B2V3)
eterangan G 'ngka0angka dengan n$tasi huru( yang sama pada k$l$m yang sama tidak
berbeda nyata pada tara( #2 menurut ;ji 5:%<.
BO + bahan $rganik.
Pengamatan 9 mst menunjukkan bah4a -arietas 'rjuna tanpa bahan
$rganik, -arietas 'rjuna yang diberi bahan $rganik dari daun jagung dan -arietas
/01 yang diberi bahan $rganik dari daun jagung berbeda nyata terhadap -arietas
Pi$ner 12 tanpa bahan $rganik, -arietas /01 tanpa bahan $rganik, -arietas 'rjuna
yang diberi bahan $rganik dari jerami, -arietas Pi$ner 12 yang diberi bahan
$rganik dari jerami, -arietas /01 yang diberi bahan $rganik dari jerami dan
-arietas Pi$ner 12 yang diberi bahan $rganik dari daun jagung. Begitu juga
dengan -arietas Pi$ner 12 tanpa bahan $rganik dan dengan bahan $rganik dari
jerami berbeda nyata terhadap -arietas /01 tanpa bahan $rganik, -arietas 'rjuna
yang diberi bahan $rganik dari jerami, -arietas /01 yang diberi bahan $rganik
91
dari jerami. Pada pengamatan 8 mst -arietas 'rjuna tanpa bahan $rganik,
-arietas /01 tanpa bahan $rganik, -arietas arjuna yang diberi bahan $rganik dari
jerami, -arietas arjuna yang diberi bahan $rganik dari daun jagung, -arietas
pi$ner 12 yang diberi bahan $rganik dari daun jagung, dan -arietas /01 yang
diberi bahan $rganik dari daun jagung berbeda nyata terhadap -arietas pi$ner 12
tanpa bahan $rganik, -arietas Pi$ner 12 yang diberi bahan $rganik dari jerami
dan -arietas /01 yang diberi bahan $rganik dari jerami.
9*
3#
3*
2#
2*
1#
1*
#
*
3#.#8
31.16
22.22
2*.**
R('((% (>)
22.22
22.22
22.22
2*.**
B*+<anpa BO
B1+BO dari jerami
B2+BO dari daun jagung
2.22
*.**
9.99
3
6.67
8.81
9.99
9
11.1111.11
#
11.1111.11
8
1
6
P$%-()('(% ()2')
>ambar 8 G .ist$gram pengaruh pemberian bahan $rganik terhadap persentase serangan P. maydis
5ari gambar dapat dilihat bah4a persentase serangan tertinggi terdapat
pada perlakuan tanpa bahan $rganik yaitu 31,162 dan terjadi peningkatan
serangan penyakit mulai pengamatan 9 s.d 6 mst. !edangkan pada pengamatan
3 mst, persentase serangan tertinggi terdapat pada bahan $rganik dari daun jagung
dan persentase serangan terendah pada bahan $rganik dari jerami.
92
##
#*
9#
9*
3#
3*
2#
2*
1#
1*
#
*
R('((% (>)
98.81
96.67
29.99
28.81
-1+<anpa BO
-2+BO dari jerami
1#.#8
1#.#8
1#.#8
1#.#8
13.33
11.11
-3+BO dari daun jagung
6.67
2.222.222.22
9.99
3
9#81
P$%-()('(% ()2')
2.22
6.67
6.67
6
>ambar 1 G .ist$gram pengaruh varietas yang berbeda terhadap Persentase serangan P. maydis
pada -arietas pi$ner 12 yaitu 96,672, terjadi peningkatan serangan penyakit
mulai pengamatan 3 s.d 6 mst. Pada pengamatan 3 mst bah4a pada -arietas
'rjuna, -arietas Pi$ner 12, -arietas /01 mempunyai persentase serangan yang
sama yaitu 2,222. 5apat diketahui juga bah4a -arietas 'rjuna dan berbeda tidak
nyata terhadap -arietas /01 memiliki persentase serangan penyakit terendah.
93
6*
1#
1*
8#
#3.33
88.81
13.33
B*-1
#3.33
B*-2
B*-3
B1-1
B1-2
B1-3
B2-1
28.81
28.81
28.81
28.81
B2-2
B2-3
2*.**2*.**2*.**
13.33
13.33
6
*.**
8*
##
98.81
2*.**
2*.**
9*.**
R('((% (>)
#*
9#
9*
3#
3*
2#
2*
1#
8.81
8.818.81
8.81
*.***.***.**
8.81
*.**
8.81
1*
*.**
#
*
13.3313.33
13.33
13.33
13.33
13.33
13.33
13.33
8.81
8.81
8.81
8.81
*.**
*.**
8.81
13.33
1
*.**
*.**
*.**
3
*.**
9
#
8
P$%-()('(% ()2')
eterangan
B*-1 + -arietas 'rjuna tanpa Bahan $rganik
B*-2 + -arietas Pi$ner 12 tanpa Bahan $rganik
B*-3 + -arietas /01 tanpa Bahan $rganik
B1-1 + -arietas 'rjuna yang diberi Bahan $rganik dari jerami
B1-2 + -arietas Pi$ner 12 yang diberi Bahan $rganik dari jerami
B1-3 + -arietas /01 yang diberi Bahan $rganik dari jerami
B2-1 + -arietas 'rjuna yang diberi Bahan $rganik dari daun jagung
B2-2 + -arietas Pi$ner 12 yang diberi Bahan $rganik dari daun jagung
B2-3 + -arietas /01 yang diberi Bahan $rganik dari daun jagung
>ambar 6 G .ist$gram pengaruh antara bahan $rganik dan -arietas terhadap persentase serangan
P. maydis
pada perlakuan -arietas Pi$ner 12 tanpa bahan $rganik yaitu 13,33 2 pada
pengamatan 6 mst dan persentase serangan terendah terdapat pada -arietas /01
yang diberi bahan $rganik dari jerami yaitu *,**2 pada pengamatan 3 s.d 6 mst.
5apat diketahui bah4a perkembangan penyakit P. maydis pada -arietas Pi$ner 12
tanpa menggunakan bahan $rganik, hal ini diakibatkan karena tanaman
kekurangan ;nsur hara sehingga tanaman tersebut mudah terserang penyakit. .al
ini sesuai dengan pernyataan 'gri$s (1778) yang menyatakan bah4a tumbuhan
2*.**2*.**2*.**
*.***.**
99
yang mendapatkan hara yang seimbang akan mampu melindungi dirinya dari
in(eksi yang ada dan mampu mempertahankan dirinya dari k$ndisi lingkungan
yang tidak mendukung.
Perkembangan penyakit P. maydis di lapangan sangat dipengaruhi $leh
keadaan lingkungan selama dalam penelitian. 5ari data yang diterima bah4a
selama melakukan penelitian &urah hujan sangat tinggi. %ata0rata &urah hujan
harian yaitu sebesar 12,# mmFhari, kelembaban udara 63,9#2 dan suhu udara
rata0rata sebesar 28,37$/. .al tersebut dapat mend$r$ng perkembangan penyakit
karena penyakit banyak terdapat pada daerah yang di tanam pada musim hujan
dan kelembaban yang tinggi. .al ini sesuai dengan pernyataan Pra&aya (2**#)
yang menyatakan bah4a perkembangan &enda4an sangat baik pada keadaan
lembab, &urah hujan tinggi, pemupukan = yang berat dan si(at (isik tanah
yang berat.
2. I%'$%2&'(2 S$+(%-(% Helminthosporium maydis
5ata pengamatan, data trans($rmasi dan sidik ragam dari 3ntensitas
serangan H. maydis pada 9 s.d 6 mst di&antumkan pada lampiran 13 L 16.
.asil analisa sidik ragam pengamatan intensitas serangan penyakit
H. maydis
menunjukkan bah4a pemberian bahan $rganik berpengaruh tidak
H. maydis pada pengamatan 9 s.d 6 mst, varietas
nyata terhadap serangan
berpengaruh nyata terhadap serangan H. maydis pada pengamatan 1 mst
sedangkan pada pengamatan 9, #, 8 dan 6 mst tidak berpengaruh nyata. 3nteraksi
antara bahan $rganik dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap serangan
penyakit H. maydis pada pengamatan 9 s.d 7 mst.
9#
<abel 3. %ataan persentase serangan penyakit H. maydis
P$+#(/!(%
4
T(%*( B(1(% O+-(%&/ (B0)
B(1(% O+-(%&/ J$+()& (B;)
B(1(% O+-(%&/ D(!% J(-!%- (B2)
R('((% (>) *("( P$%-()('(% ()2')
?
@
A
9
13.18 26.31
13.16 2#.13
12.6* 21.71
12.89 21.16
13.16 21.36
13.31 28.6*
13.61
12.13
12.61
13.**
13.#3
13.**
11.*1
13.21
19.*1
32.21
28.33
28.33
2#.*1
28.*1
28.*1
28.**
27.13
26.**
36.89
3#.18
37.*7
9*.13
38.18
38.**
99.33
38.**
3#.8*
38.13
39.8*
3#.73
91.13
37.81
38.91
21.27a 3*.27 93.#6
22.87a 21.*1 93.18
2#.#6a 31.11 92.38
27.27a 32.92 93.73
22.#6b 26.33 92.*1
23.87b 26.31 93.*7
26.8*
21.6*
2#.91
28.*1
2*.6*
21.2*
33.2*
17.13
29.9*
32.9*
27.6*
26.81
27.*1
23.33
26.6*
3#.6*
31.61
21.91
93.9*
93.2*
99.13
92.*1
91.13
9#.81
98.33
91.21
37.91
V(+&$'(2 A+3!%( (V;)
V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (V2)
V(+&$'(2 7:A (V3)
T(%*( BO B V(+&$'(2 A+3!%( (B0V;)
T(%*( BO B V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (B0V2)
T(%*( BO B V(+&$'(2 7:A (B0V3)
BO J$+()& B V(+&$'(2 A+3!%( (B;V;)
BO J$+()& B V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (B;V2)
BO J$+()& B V(+&$'(2 7:A (B;V3)
BO D(!% 3(-!%- B V(+&$'(2 A+3!%( (B2V;)
BO D(!% 3(-!%- B V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (B2V2)
BO D(!% 3(-!%- B V(+&$'(2 7:A (B2V3)
eterangan G 'ngka0angka dengan n$tasi huru( yang sama pada k$l$m yang sama tidak berbeda
nyata pada tara( #2 menurut ;ji Barak 5un&an
BO + bahan $rganik
5ari tabel dapat diketahui bah4a -arietas 'rjuna berbeda nyata terhadap
-arietas Pi$ner 12 dan -arietas /01, sedangkan -arietas Pi$ner 12 berbeda tidak
nyata terhadap -arietas /01 pada pengamatan 1 mst.
98
R('((% (>)
26.31
2#.13
21.71
21.27
22.87
2#.#6
3*.27
21.*1
31.11
9*
3#
3*
2#
2*
1#
1*
#
*
9
13.1813.16
12.6*
36.89
3#.18
37.*7
9#
93.#693.1892.38
#*
B*+<anpa BO
B1+ BO dari jerami
B2+BO dari daun jagung
#
8
1
6
7
P$%-()('(% ()2')
>ambar 7 G .ist$gram pengaruh pemberian bahan $rganik terhadap 3ntensitas !erangan H. maydis
5ari gambar dapat dilihat bah4a intensitas serangan tertinggi terdapat
pada B* (tanpa bahan $rganik) yaitu 93,#62, dan terendah bahan $rganik dari
daun jagung yaitu 92,382 pada pengamatan 7 mst. !edangkan pada pengamatan
9 s.d 7 mst tanpa bahan $rganik berbeda tidak nyata terhadap bahan $rganik dari
jerami dan bahan $rganik dari daun jagung.
#*
9#
9*
3#
3*
2#
2*
1#
1*
#
*
9*.13
38.1838.**
R('((% (>)
27.27
22.#6
23.87
21.1621.3628.6*
32.92
26.3326.31
93.73
92.*1
93.*7
-1+-aritas 'rjuna
-2+-arietas Pi$ner 12
-3+-arietas /01
12.8913.1613.31
9
#
8
1
6
7
P$%-()('(% ()2')
>ambar 1* G .ist$gram pengaruh varietas yang berbeda terhadap 3ntensitas serangan H. maydis
91
pada -arietas 'rjuna yaitu 93,732, dan yang terendah -arietas Pi$ner 12 yaitu
92,*12 pada pengamatan 7 mst. Pada pengamatan 9 mst bah4a -arietas 'rjuna
mempunyai intensitas serangan yang rendah dan yang tertinggi -arietas /01
tetapi pada pengamatan # s.d 8 mst intensitas serangan tertinggi terdapat pada
-arietas 'rjuna dan yang terendah -arietas /01 dan Pi$ner 12
.
93.9*93.2*
99.13
92.*191.13
9#.8
98.33
91.21
37.91
7
#*
91.13
37.81
9#
9*
32.21
28.3328.33
2#.*1
28.*128.*128.**
27.13
26.**
3#
R('((% (>)
3*
2#
2*
13.61
12.1313.**
12.61
13.#3
13.**
11.*1
13.21
19.*1
1#
1*
#
*
9
#
8
1
6
99.33
38.**
3#.8*
38.13
39.8*
3#.73
32.9*
27.6*
26.81
27.*1
23.33 26.6*
3#.6*
31.61
21.91
B*-1
B*-2
B*-3
B1-1
B1-2
B1-3
B2-1
B2-2
B2-3
38.9
P$%-()('(% ()2')
eterangan
>ambar 11 G .ist$gram pengaruh antara bahan $rganik dan -arietas terhadap 3ntensitas serangan
H. maydis
2*.6*
21.2*
17.13
29.9*
26.8*21.6*
2#.91
28.*1
33.2*
96
5ari gambar dapat dilihat bah4a pada pengamatan # dan 8 mst bah4a
-arietas 'rjuna tanpa bahan $rganik memiliki intensitas serangan tertinggi yaitu
32,212 pada pengamatan # mst dan 99,332 pada pengamatan 8 mst. Pada
pengamatan 7 mst intensitas serangan tertinggi terdapat pada -arietas 'rjuna
yang diberi bahan $rganik dari daun jagung yaitu 98,332. Peningkatan dan
penurunan intensitas serangan penyakit, hal ini disebabkan $leh karena (akt$r
lingkungan yang tidak menentu pada saat melakukan penelitian.
3. I%'$%2&'(2 S$+(%-(% Puccinia 2*.
5ata pengamatan, data trans($rmasi dan sidik ragam dari 3ntensitas
serangan Puccinia pada 9 s.d 6 mst di&antumkan pada lampiran 17 L 29.
<abel 9. %ataan persentase serangan penyakit Puccinia sp
P$+#(/!(%
4
T(%*( B(1(% O+-(%&/ (B0)
B(1(% O+-(%&/ J$+()& (B;)
B(1(% O+-(%&/ D(!% J(-!%- (B2)
R('((% (>) *("( P$%-()('(% ()2')
?
@
A
9
*.38
*.8*
*.#8
1.11
1.71
1.61
2.71a
3.9*a
3.18a
9.91
9.81
9.18
3.97a
1.61a
1.73a
9.8*
2.2*
8.8*
2.6*
1.8*
7.8*
3.*1
1.6*
1.8*
#.#1
9.87
9.#8
3.61a
2.#1a
6.36a
#.13
3.13
1.81
3.9*
1.9*
7.21
3.*1
2.9*
6.2*
6.21
8.13
8.#8
8.*2a
3.71a
11.82a
1.9*
#.61
11.#3
#.*1
2.8*
12.#3
#.8*
3.21
1*.6*
V(+&$'(2 A+3!%( (V;)
V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (V2)
V(+&$'(2 7:A (V3)
*.36a 1.27a 1.76b
*.13a *.18a 1.27b
1.**a 3.99a 8.2*a
*.21
*.13
*.81
*.13
*.21
1.9*
*.13
*.**
*.73
1.13
1.#3
2.91
*.6*
*.91
9.91
1.73
*.21
3.9*
2.*1
1.8*
#.*1
1.73
1.33
8.73
1.73
*.73
8.8*
T(%*( BO B V(+&$'(2 A+3!%( (B0V;)
T(%*( BO B V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (B0V2)
T(%*( BO B V(+&$'(2 7:A (B0V3)
BO J$+()& B V(+&$'(2 A+3!%( (B;V;)
BO J$+()& B V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (B;V2)
BO J$+()& B V(+&$'(2 7:A (B;V3)
BO D(!% 3(-!%- B V(+&$'(2 A+3!%( (B2V;)
BO D(!% 3(-!%- B V(+&$'(2 P&,%$+ ;2 (B2V2)
BO D(!% 3(-!%- B V(+&$'(2 7:A (B2V3)
eterangan G 'ngka0angka dengan n$tasi huru( yang sama pada k$l$m yang sama tidak berbeda
nyata pada tara( #2 menurut ;ji Barak 5un&an
BO + bahan $rganik
97
.asil analisa sidik ragam pengamatan intensitas serangan penyakit
Puccinia menunjukkan bah4a pemberian bahan $rganik berpengaruh tidak nyata
pada pengamatan 9 s.d 7 mst, -arietas berpengaruh nyata terhadap serangan
Puccinia pada pengamatan 9 s.d 7 mst. 3nteraksi antara bahan $rganik dan varietas
berpengaruh tidak nyata terhadap serangan penyakit Puccinia pada pengamatan
9 s.d 7 mst.
5ari tabel dapat diketahui bah4a pada pengamatan 8 mst -arietas 'rjuna
berbeda nyata terhadap -arietas /01 tetapi berbeda tidak nyata terhadap -arietas
Pi$ner 12. -arietas 'rjuna berbeda tidak nyata dengan -arietas Pi$ner 12 dan
-arietas /01 pada pengamatan 9, #, 1, 6 dan 7 mst.
1*
7
6
1
8
#
9
3
2
1
*
R('((% (>)
#.#1
9.879.#8
8.13
8.#8
9.919.81
9.18
6.21
B*+<anpa BO
B1+BO dari jerami
B2+ BO dari daun jagung
*.38*.8**.#8
9
1.11
1.71
1.61
#
2.71
3.9*
3.18
8
1
6
7
P$%-()('(% ()2')
>ambar 12 G .ist$gram pengaruh pemberian bahan $rganik terhadap 3ntensitas !erangan Puccinia
5ari gambar dapat dilihat bah4a intensitas serangan tertinggi pada
pengamatan 9 mst terdapat pada bahan $rganik dari daun jagung dan terendah
pada tanpa Bahan Organik, sedangkan pada pengamatan # s.d 1 mst intensitas
#*
serangan tertinggi terdapat pada bahan $rganik dari jerami dan terendah pada
tanpa terdapat pada tanpa bahan $rganik. Pada pengamatan 6 dan 7 mst intensitas
serangan tertinggi terdapat pada tanpa Bahan $rganik dan terendah pada bahan
$rganik dari daun jagung.
12
R('((% (>)
1.73
6.36
1*
8.2*
11.82
19
8.*2
6
8
3.99
-1+-arietas 'rjuna
-2+-arietas Pi$ner 12
-3+-arietas /01
3.61
1.76
1.27
2
*
*.36*.13
1.**
9
1.27
*.18
#
8
1.61
1
2.#1
9
3.97
6
P$%-()('(% ()2')
>ambar 13 G .ist$gram pengaruh varietas yang berbeda terhadap 3ntensitas serangan Puccinia
5ari gambar dapat dilihat bah4a intensitas serangan tertinggi terdapat
pada -arietas /01 pada pengamatan 9 s.d 7 mst yaitu 11,822 pada pengamatan 7
mst, dan yang terendah -arietas Pi$ner 12 yaitu 3,712 pada pengamatan 7 mst.
5apat dilihat bah4a -arietas 'rjuna berbeda tidak nyata terhadap -arietas
Pi$ner 12. pada -arietas /01 terjadi peningkatan intensitas serangan penyakit
Puccinia.
3.71
7
#1
1*.6*
B*-1
B*-2
B*-3
B1-1
#.8*
B1-2
B1-3
B2-1
3.21
B2-2
B2-3
2.8*
7
12
7.8*
7.21
1*
R('((% (>)
8.73
8.8*
8.8*
6
8
*.21
*.13 *.81*.13*.21
1.9*
*.13*.***.73
1.13
1.#3
*.6* 2.91
*.91
9.91
1.73
*.21
3.9*
2.*1
1.8*
#.*1
1.73
1.33
9.8*
3.13
3.9*
2.2*
1.8* 2.6*
1.6* 3.*1
9
1.73
*
9
#
8
*.73
2
1
P$%-()('(% ()2')
eterangan
>ambar 19 G .ist$gram pengaruh antara bahan $rganik dan -arietas terhadap 3ntensitas serangan
Puccinia
5ari gambar dapat dilihat bah4a pada pengamatan 9 s.d 7 mst bah4a
-arietas /01 yang diberi bahan $rganik dari jerami memiliki intensitas serangan
tertinggi yaitu 12,#32 pada pengamatan 7 mst dan terjadi peningkatan penyakit
pada tiap pengamatan. 3ntensitas serangan terendah terdapat pada -arietas Pi$ner
12 yang diberi bahan $rganik dari jerami pada pengamatan # s.d 7 mst sedangkan
pada pengamatan 9 mst intensitas serangan terendah terdapat pada -arietas Pi$ner
tanpa Bahan $rganik yaitu *,132.
1.9*
6
2.9*3.*1
#.61
#.*1
#.13
6.2*
1.9*
1.8*
1.81
11.#3
12.#3
19
#2
5ari setiap pengamatan dapat diketahui bah4a intensitas serangan
Puccinia sangat rendah, hal ini disebabkan $leh k$ndisi lingkungan yang tidak
sesuai untuk perkembangan penyakit Puccinia, hal ini sesuai dengan
pernyataan !emangun (1773) bah4a perkembangan penyakit Puccinia dibantu
$leh suhu
adalah
18023$/ sedangkan suhu udara rata0rata saat melakukan penelitian
sehingga penyakit tidak dapat berkembang dengan baik
28,37$/,
pada k$ndisi ini.
#3
KESIMPULAN DAN SARAN
K$2&)*!#(%
1. Persentase serangan penyakit Peronosclerospora maydis untuk perlakuan
bahan $rganik yang tertinggi terdapat pada tanpa bahan $rganik yaitu
31,162 dan yang terendah bahan $rganik dari daun jagung yaitu 2*.**2,
persentase serangan tertinggi untuk varietas terdapat
pada -arietas
Pi$ner 12 yaitu 96,672 dan yang terendah -arietas /01 dan -arietas
'rjuna yaitu 1#,#82 dan persentase serangan tertinggi untuk interaksi
antara bahan $rganik dan varietas terdapat pada perlakuan -arietas Pi$ner
12 tanpa bahan $rganik yaitu 13,33 2 dan yang terendah -arietas /01
yang
diberi
bahan
$rganik
dari
jerami
yaitu
*,**2
pada
pengamatan 7 mst.
2. 3ntensitas serangan penyakit Helminthosporium maydis untuk perlakuan
bahan $rganik yang tertinggi terdapat pada tanpa bahan $rganik yaitu
93,#62 yang terendah pada bahan $rganik
dari daun jagung yaitu
pada
92,382, intensitas serangan tertinggi untuk varietas terdapat
-arietas 'rjuna yaitu 93,732 dan yang terendah -arietas Pi$ner 12 yaitu
92,*12, dan intensitas serangan tertinggi untuk interaksi antara bahan
$rganik dan varietas terdapat pada perlakuan -arietas 'rjuna yang diberi
bahan $rganik dari daun jagung yaitu 98,332 dan yang terendah -arietas
/01
bahan
$rganik
dari
daun
jagung
yaitu
37,912
pada
pengamatan 7 mst.
#9
3. 3ntensitas serangan penyakit Puccinia sp untuk perlakuan bahan $rganik
yang tertinggi terdapat pada tanpa Bahan $rganik yaitu 6,212 yang
terendah pada bahan $rganik dari daun jagung yaitu 8,#82, intensitas
serangan tertinggi untuk varietas terdapat pada -arietas /01 yaitu 11,822
dan yang terendah -arietas Pi$ner 12 yaitu 3,712 , dan intensitas serangan
tertinggi untuk interaksi antara bahan $rganik dan varietas terdapat pada
-arietas /01 yang diberi bahan $rganik dari jerami yaitu 12,#32 dan
yang terendah -arietas Pi$ner 12 yang diberi bahan $rganik dari jerami
yaitu 3,212.
S(+(%
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam pemberian bahan $rganik
terhadap persentase dan intensitas serangan penyakit pada tanaman jagung dengan
d$sis yang berbeda di lapangan.
##
DAFTAR PUSTAKA
'', 1773. <eknik Ber&$&$k <anam jagung, anisius, ?$gyakarta.
'diant$, 1773. Bi$l$gi PertanianG Pupuk andang, Pupuk Organik nabati dan
3nsektisida. Penerbit 'lumni, Bandung.
'gri$s, >.=, 1778. 3lmu Penyakit <umbuhan @disi <iga. <erjemahan :. Busnia.
>ajah :ada ;niversity Press, y$gyakarta.
'n$nim, 1779. Ped$man %ek$mendasi pengendalian .ama dan Penyakit
<anaman Pangan. 5irekt$rat Benderal <anaman Pangan dan .$rtikultura0
5irekt$rat Bina Perlindungan <anaman, Bakarta.
'n$nim, 2**1a. etelitian esuburan tanah. e0mail G s$il0nSind$.net.id.
(2 :aret 2**1).
'n$nim, 2**1b. B$tani Bagung 0 Dikipedia 3nd$nesia, ensikl$pedia bebas
berbahasa 3nd$nesia.htm ( 2 :aret 2**1).
'n$nim, 2**1&. Bagung. Pertanian0 Darintek 0 :erintis Bisnis 0 Pr$gressi$.htm.
( 2 :aret 2**1).
'n$nim, 2**1d. @pidemi$l$gi dan Pengendalian Penyakit Ber&ak 5aun
Helminthosporium sp. Pada <anaman Bagung. #urnal $it%ang Pertanian.
!yahrir pakki (11*1*8)Tpmd.htm (# :aret 2**1).
'n$nim,
2**1e.
Pembuatan
Pupuk
Organik.
http:(()))*pustaka+
deptan*go*id(agrite,h(dki-#.#/*pd0 ( / Maret "##1)*
Bangun, :., 1761. %an&angan Per&$baan untuk 'nalisa data, )akultas Pertanian
;niversitas !umatera ;tara, :edan.
54idj$seputr$, 1716. 5asar05asar :ik$l$gi, 5jambatan, :alang.
)$th, 5.., 1779. 5asar05asar 3lmu <anah. <erjemahan 'dis$emart$, !. @rlangga,
Bakarta.
>andjar, 3, !jamsuridMal, D, dan Oetari, '., 2**8. :ik$l$gi 5asar dan <erapan.
?ayasan Ob$r 3nd$nesia, Bakarta.
=ajiyati, ! dan 5anarti, 1777. pala4ija Budidaya dan 'nalisis ;sahatani. Penebar
!4adaya, Bakarta.
:ars$n$ dan !igit. P., 2**2. Pupuk akar, Benis dan 'plikasi. Penebar !4adaya,
Bakarta.
#8
:ars$n$ dan Lingga. P., 2**#. Petunjuk penggunaan Pupuk. Penebar s4adaya,
Bakarta.
:atna4y. ., 1779. Perlindungan <anaman. anisius, ?$gyakarta.
:usnamar, @.3.,2**3a. Pupuk OrganikG /air dan Padat, Pembuatan dan 'plikasi.
Penebar !4adaya, Bakarta.
:usnamar, @.3.,2**3b. Pupuk Organik Padat, Pembuatan dan 'plikasi. Penebar
!4adaya, Bakarta.
=$viMan, 2**2. petunjuk Pemupukan yang @(ekti(. 'gr$:edia Pustaka, Bakarta.
Padm$, !., 2***. Pupuk dan Petani. <erjemahan !$(yan, !. :edia Pressind$,
?$gyakarta.
Pra&aya, 2**#. .ama dan Penyakit <anaman. Penebar !4daya, Bakarta.
%ukmana, %., 1771. ;saha <ani Bagung. anisius, ?$gyakarta.
!astr$supadi, '., 2***. %an&angan Per&$baan Praktis Bidang Pertanian. anisius,
y$gyakarta.
!utant$, %., 2**2a. Pertanian OrganikG menuju pertanian 'lternati( dan
berlanjutan. anisius, ?$gyakarta.
!utant$, %., 2**2b. Penggunaan Pupuk OrganikG menuju pertanian 'lternati( dan
berlanjutan. anisius, ?$gyakarta.
!emangun, .., 1773. Penyakit0Penyakit <anaman pangan di 3nd$nesia. >ajah
:ada ;niversity0Press, ?$gyakarta.
<jahjadi, =., 1767. .ama dan Penyakit <anaman. anisius, ?$gyakarta.
#1
L()*&+(% ;.
#6
L()*&+(% 2.
B(-(% P$%-()0&#(% S()*$#
242)
a
b K
K
K
K
K
K
d
&
K
Ka
K
Ka
Ka
K
K
Ka
K
K
Ka
K
K
K
K
K
K
K
2)
K$'$+(%-(% :
a+ 2* &m
b+ 2* &m
&+ 8* &m
d+ 3* &m
K
Ka
Bumlah Pl$t
Luas Lahan
Luas Pl$t
Barak antar pl$t
Barak antar ;langan
Barak <anam
Bumlah P$pulasiFpl$t
Bumlah P$pulasi
Bumlah <anaman sampleFpl$t
Bumlah <anaman sample
+ <anaman ;tama ( 29 tanaman )
+ <anaman !ampel ( # tanaman )
+ 7 J 3 + 21
+ 23.2 m J 6 m
+ 2,2 m J 2 m
+ 3* &m
+ #* &m
+ 8* &m J 3* &m
+ 29 tanaman
+ 29 J 21 + 896 tanaman
+ # tanaman
+ # J 21 + 13# tanaman
#7
L()*&+(% 3.
K$0!'!1(% B(1(% O+-(%&/
B*-1 + 3 kgFpetak perlakuan K 3ulangan + * kg
B1-1 + 3 kgFpetak perlakuan K 3ulangan + 7 kg

Asa

Uploaded by

Document Information

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Asa

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

1

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP

You might also like