You are on page 1of 2

120

BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
1. Secara umum jenis kebisingan dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan sifat dan
spectrum frekuensinya dan berdasarkan pengaruh terhadap manusia.
2. Factor penyebab kebisingan ada 12 antara lain: Frekuensi,Intensitas
suara,Amplitudo,Kecepatan suara,Panjang gelombang,Periode,Oktave
band,Frekuensi bandwidth,Pure tune,Loudness,Kekuatan suara,Tekanan suara
3. Pengukuran kebisingan dapat dilakukan dengan tiga metode atau cara yang
dilakukan, yaitu: Pengukuran dengan titik sampling, Pengukuran dengan
Grid,Pengukuran dengan peta kontur.
4. Cara menjaga kesehatan pendengaran dapat dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu: memeriksa pendengaran fisik, hearing program conservation dan
Pemeriksaan audiometri berkala.
5. Beberapa efek yang dapat terjadi karena kebisingan, yaitu: trauma akustik, noise-
induced temporary threshold shift dan noise-induced permanent threshold shift.
6. Beberapa factor yang dapat mengakibatkankecelakaan akibat pencahayaan yang
kurang baik adalah:kesilauan langsung, Keadaan yang berubah mendadak dari
terang menjadi gelap, Kesulitan dalam penglihatan, Ukuran obyek, Derajat
kontras diantara obyek dan sekelilingnya, Luminensi (Brightness) dari lapangan
penglihatan, Pemantulan pada arah si pengamat dan Lamanya melihat
7. Efek yang disebabkan pencahayaan kurang baik ada tiga yaitu: Sakit kepala,
Penurunan kemampuan intelektuil , Daya kosentrasi dan Kecepatan berpikir
8. Jenis radiasi yang ada pada pencahayaan: radiasi Inframerah dan radiasi
ultraviolet
9. Sistem yapencahayaan terbagi menjadi: pencahayaan langsung, semi langsung,
pencahayaan difus, pencahayaan tidak langsung, semi tidak langsung,
10. Sumber pencahayaan diperoleh dari pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
121

11. Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss / NIHL ) dapat
diartikan sebagai tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka
waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja.
12. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat ketulian seseorang antara lain:
intensitas bising (sering tidaknya), frekwensi yang didapat (tinggi>rendah),
lamanya paparan terhitung dari lamanya bekerja, kepekaan/ kerentanan individu,
umur, gangguan/penyakit lain, sifat lingkungan kebisingan, jarak telinga dengan
sumber kebisingan dan posisi telinga terhadap sumber bunyi
13. Berdasar intisari jurnal dan beberapa literatur, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan nilai
ambang pendengaran dengan terjadinya gangguan pendengaran, antara masa kerja
dengan nilai ambang pendengaran, dan antara masa kerja dengan gangguan
pendengaran.

B. SARAN
1. Perusahaan melaksanakan pengukuran dan penilaian lingkungan kerja secara
rutin, bekerja sama dengan instansi terkait faktor kebisingan. Ada beberapa upaya
yang dapat dilakukan, antara lain: misal bagian bawah mesin agar dikasih
bantalan supaya tidak terjadi getaran yang bisa menambah intensitas kebisingan.
2. Perusahaan juga harus memperhatikan pencahayaan pada ruang kerja dengan cara
pengukuran intensitas pencahayaan yang ada dan tata letak ruangan.
3. Pengusaha sebaiknya memfasilitasi para pekerja dengan alat pelindung diri secara
cuma-cuma sesuai dengan resiko bahaya mengingat tingkat kebisingan tinggi
sesuai UU no 1 tahun 1970 pasal 14 disertai pemeriksaan ambang pendengaran
awal bagi tenaga kerja yang akan diterima dan pemeriksaan secara rutin minimal
1 tahun sekali
4. Adanya peran serta aktif tenaga kesehatan dalam upaya health promotion: misal
pelaksanakan klaim ke PT. Jamsostek bagi tenaga kerja yang telah mengalami
gangguan pendengaran dan gangguan yang disebabkan pencahyaan.

You might also like