You are on page 1of 5

PERIJINAN

PENYELENGGARAAN
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN



Pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran baik Pemerintah maupun
Swasta, membutuhkan peningkatan jumlah Rumah Sakit Pendidikan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan bersama Universitas Gadjah
Mada, pada tahun 2003 terdapat 97 RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan,
namun dari data Asosiasi Rumah Sakit Pendidian , tahun 2009 terdapat hanya ada
39 RS yang sacara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan sebagai
RS Pendidikan, pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan Kedokteran
Dan terdapat 12 RS Gigi dan Mulut yang telah mendapat SK Menteri Kesehatan.
Pemerintah telah mengeluarkan regulasi tentang penyelenggaraan RS Pendidikan
melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008
tentang Pedoman, klasifikasi dan Standar RS Pendidikan yang tentunya menjadi
acuan bagi RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan.




Peraturan Penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Perundang-
Undangan yang berlaku meliputi:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
4. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organnnisasi Perangkat
Daerah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/PER/XI/2006 tentang
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/PER/XI/2007 tentang Ijin
praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
12. Kepmenkes Nomor 1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja di Lingkungan Departemen Kesehatan.
13. Kepmenkes Nomor 1069/Menkes/PER/XI/2008 tentang Pedoman, Klasifikasi dan
Standar RS Pendidikan.






PENDAHULUAN
DASAR
HUKUM
PESERTA
Bagi Rumah Sakit yang berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan.





1. Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Pendidikan.
2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar profesi kedokteran.
3. Meningkatkan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan.




1. Rumah Sakit telah mempunyai ijin pendirian yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau ijin operasional yang dikeluarkan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau ijin penyelenggaraan Rumah Sakit yang
masih berlaku.
2. Surat Penetapan Kelas Rumah Sakit yang ditetapkan olen Menteri Kesehatan.
3. Pernyataan kesediaan pemilik rumah sakit untuk menjadikan rumah sakit
menjadi RS Pendidikan mencakup anggaran, sarana, prasarana pendukung
untuk penyelenggaraan fungsi pendidikan.
4. Surat rekomendasi dari Dinas Kesehaatan Provinsi setempat.
5. Naskah Perjanjian Kerjasama (MOU) antara RS Pendidikan dengan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
6. Telah terakreditasi sesuai dengan klasifikasi rumah sakit.
7. Profil RS 3 (tiga) tahun terakhir.




1. Pemilik RS/Pimpinan RS mengajukan surat permohonan untuk ditetapkan
sebagai RS Pendidikan, ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI cq Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI dengan melampirkan
persyaratan administrasi.
2. Surat permohonan tembusannya disampaikan kepada:
a. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
b. Kepala Dina Kesehatan Propinsi setempat
c. Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/Kota
3. Berkas surat permohonan yang telah diterima oleh Direktur Bina Pelayanan
Medik Spesialistik diserahkan kepada Sekretariat Tim Pelaksana Penetapan
Rumah Sakit Pendidikan untuk diperiksa kelengkapan persyaratan administrasi.









1. Pra VISITASI
a. Berkas surat permohonan yang telah diterima oleh Direktur Bina Pelayanan
Medik Spesialistik diserahkan kepada Sekretariat Tim Pelaksana Akreditasi
RS Pedidikan untuk diperiksa berkas kelengkapan dokumen.
TUJUAN
PERSYARATAN
PROSEDUR PENGAJUAN
PENILAIAN KELAYAKAN
b. Berkas surat yang telah lengkap persyaratan administrasinya dilaporkan
kepada Sekretaris Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian
dibuat rancangan surat balasan.
c. Surat balasan yang telah ditandatangani oleh Direktur dikirimkan kepada
pimpinan/direktur RS disertai borang penilaian RS Pendidikan sesuai dgn
klasifikasi.
d. Rumah Sakit membentuk Tim Persiapan Penilaian RS Pendidikan yang
terdiri dari unsur-unsur pemangku kepentingan RS dan melakukan pengisian
borang RS Pendidikan.
e. Borang penilaian RS pendidikan yang telah diisi dikirimkan kembali ke Tim
Akreditasi RS Pendidikan
f. Tim Akreditasi RS Pendidikan akan menelaah hasil borang penilaian yang
telah diisi oleh rumah sakit.
g. Hasil telaahan Tim Akreditasi RS Pendidikan dapat berupa rekomendasi
layak atau belum layak visitasi dan rekomendasi tersebut diumpanbalikan
kepada rumah sakit bersangkutan dengan tembusan kepada Dinas
Kesehatan Provinsi, kabupaten/Kota setempat.
h. Apabila hasil umpan balik dari Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan
direkkomdasikan dipertimbangkan layak visitasi maka RS dapat
mengajukan permohonanfasilitasi atau Pembinaan kepada Tim Pelaksana
Akreditasi RS Pendidikan.

2. VISITASI
a. Apabila hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan
direkomendasikan layak visitasi maka kepada RS akan dijadualkan waktu
kunjungan visitasi.
b. Sesuai jadual yang ditentukan Tim Visitasi akan melaksanakan kunjungan ke
rumah sakit.
c. Tim Visitasi akan melakukan pemerikasaan ulang, pemeriksaan silang serta
wawancara dengan pihak terkait atas borang penilaian RS Pendidikan yang
telah diisi oleh RS.
d. Hasil penilaian masing-masing standar, indikator dan parameter kemudian
direkapitulasi dalam Instrumen Rekapitulasi hasil penilaian untuk nilai akhir
penilaian.
e. Hasil penilaian dapat menggambarkan hasil akhir kategori penilaian : A, B
atau C



3. PENETAPAN
a. Apabila dari hasil penilaian Tim Visitasi dan kesimpulan sementara masih
terdapat hal-hal yang perlu disempurnakan dan/atau diperbaiki oleh pihak
RS, maka pihak RS wajib menyempurnakan/memperbaikinya dalam
waktu selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak dilakukan visitasi.
b. hasil penilaian akhir (sementara) berikut catatan-catatan mengenai hal-hal
yang perlu disempurnakan/diperbaiki disampaikan oleh Tim Visitasi
kepada pihak RS dan dibuatkan Berita Acara Hasil Visitasi yang
ditandatangani oleh Tim Visitasi dan pihak RS.
c. Berdasarkan Berita Acara Hasil Visitasi dan laporan perbaikan dan
penyempurnaan dari RS Tim Visitasi melaporkan kepada Tim Pelaksana
Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dilakukan proses penetapan.
d. Tim Akreditasi RS Pendidikan melaksanakan rapat penentuan kelayakan
RS sebagai RS Pendidikan berdasarkan hasil visitasi.
e. Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menyampaikan
rekomendasi penetapan RS Pendidikan kepada Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik untuk selanjutnya dilakukan proses penetapan sebagai
RS Pendidikan.
f. Atas nama Menteri Kesehatan RI, Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
menetapkan RS pemohon sebagai RS Pendidikan.



Adapun perhitungan hasil akhir penilaian kepatuhan terhadap seluruh standar
adalah sebagai berikut:







Hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama,
Satelit atau Afiliasi (eksilensi) didasarkan pada ketentuan sebagai berikut:
1. Akreditasi A, bila nilai pencapaian Standar RS Pendidikan lebih dari 79%
sampai dengan 100%.
2. Akreditasi B, bila nilai pencapaian Standar RS Pendidikan mencapai lebih dari
60% sampai dengan 79%.
3. Akreditasi C, bila nilai pencapaian Standar RS Pendidikan mencapai lebih dari
33% sampai dengan 60%.

Berdasarkan hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai RS Pendidikan Utama,
satelit dan Afiliasi (eksilensi), maka status akreditasinya dikategorikan sebagai
berikut:
1. Status A kreditasi A, berhak mendapatkan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
2. Status Akreditasi B, berhak diberikan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan,
namun dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3(tiga) tahun harus
dilakukan penilaian kembali.
3. Status Akreditasi C, belum mendapatkan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan
dan dalam waktu 1(satu) tahun harus dilakukan penilaian kembali.


HASIL PENILAIAN DAN STATUS AKREDITASI
Jumlah Kumulatif Hasil Penilaian
Total Hasil Penilaian = ----------------------------------------------------X 100 %
Jumlah Nilai Standar

SKEMA TATACARA PENETAPAN SEBAGAI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

Syarat Administrasi


=




--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PRA VISITASI
Umpan Balik Umpan Balik

`















--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
VISITASI

RS Mengajukan Permohonan
Penetapan sebagai Rumah Sakit
Pendidikan
Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan mengevaluasi dokumen
Konfirmasi kepada RS untuk
segera mengisi Borang Penilaian
RS Pendidikan
RS telah melengkapi
dokumen

Menteri Kesehatan c.q Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI
Borang Penilaian RS Pendidikan
yang telah diisi oleh RS
- Ijin Penyelenggaraan RS
- Penetapan Kelas RS
- Pernyataan Kesediaan Pemilik RS
- Rekomendasi Dinas Kesehatan Prop setempat
- Naskah kerjasama antara RS dan FK
- Telah terakreditasi sesuai dgn Klasifikasi RS
- Profil RS 3(tiga) tahun terakhir
Dokumen Tidak Lengkap
Konfirmasi ke RS untuk
melengkapi dokumen
Dokumen lengkap
Evaluasi Dokumen Borang RS
Pendidikan yang telah diisi oleh
RS
RS belum melengkapi
dokumen
Sudah layak visitasi Belum Layak Visitasi
Akreditasi B
Pembinaan
Akreditasi A Akreditasi C


DIREKTORAT BINA PELAYANAN MEDIK SPESIALISTIK
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2009

You might also like