Puji Syukur dipanjatkan kepada TUHAN, atas berkat hikmat dan pengetahuan-Nya konsultan dapat menyelesaikan laporan pendahuluan pekerjan Fasilitasi Sinkronisasi Program RTR KSN Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (MEBIDANGRO).
Setelah konsultan membaca kerangka acuan kerja (KAK) yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), didapati bahwa keluaran pekerjaan ini adalah Dokumen RPIIJM KSN MEBIDANGRO. Dan setelah mendapatkan pedoman penyusunan RPIIJM KSN dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang, pada pedoman yang baru tersebut terdapat beberapa perubahan tahapan penyusunan dan dokumen RPIIJM sesuai format (outline) yang telah diamanatkan. Selain itu bidang infrastruktur yang dirancang focus kepada bidang Bina Marga (BM), Sumber Daya Air (SDA) dan Keciptakaryaan (CK).
Laporan ini dibuat sesuai dengan arahan pada kerangka acuan kerja, pengalaman ahli yang terlibat melalui lembaga AOGA Expert dimana sudah 3 tahun bersama Direktorat Tata Ruang Wilayah Nasional menjadi mitra dalam menyusun Dokumen RPIIJM di beberapa Kawasan Strategis Nasional (KSN) serta berdasarkan masukan dari Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.
Laporan pendahuluan ini terdiri atas 7 (tujuh) Bab, dimana tiap bab mewakili beberapa bagian penting dalam tahapan pelaksanaan pekerjaan. Khusus pada peta, konsultan menampilkan beberapa KSN yang menjadi focus pemerintah pada tahun 2015 dan peta wilayah sungai dan jaringan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat khusus di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Kata kunci pada laporan ini adalah RPIIJM, Bidang Ke-PU-an, Dekonsentrasi dan KSN.
Original Title
laporan pendahuluan pekerjan Fasilitasi Sinkronisasi Program RTR KSN Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (MEBIDANGRO).
Puji Syukur dipanjatkan kepada TUHAN, atas berkat hikmat dan pengetahuan-Nya konsultan dapat menyelesaikan laporan pendahuluan pekerjan Fasilitasi Sinkronisasi Program RTR KSN Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (MEBIDANGRO).
Setelah konsultan membaca kerangka acuan kerja (KAK) yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), didapati bahwa keluaran pekerjaan ini adalah Dokumen RPIIJM KSN MEBIDANGRO. Dan setelah mendapatkan pedoman penyusunan RPIIJM KSN dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang, pada pedoman yang baru tersebut terdapat beberapa perubahan tahapan penyusunan dan dokumen RPIIJM sesuai format (outline) yang telah diamanatkan. Selain itu bidang infrastruktur yang dirancang focus kepada bidang Bina Marga (BM), Sumber Daya Air (SDA) dan Keciptakaryaan (CK).
Laporan ini dibuat sesuai dengan arahan pada kerangka acuan kerja, pengalaman ahli yang terlibat melalui lembaga AOGA Expert dimana sudah 3 tahun bersama Direktorat Tata Ruang Wilayah Nasional menjadi mitra dalam menyusun Dokumen RPIIJM di beberapa Kawasan Strategis Nasional (KSN) serta berdasarkan masukan dari Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.
Laporan pendahuluan ini terdiri atas 7 (tujuh) Bab, dimana tiap bab mewakili beberapa bagian penting dalam tahapan pelaksanaan pekerjaan. Khusus pada peta, konsultan menampilkan beberapa KSN yang menjadi focus pemerintah pada tahun 2015 dan peta wilayah sungai dan jaringan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat khusus di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Kata kunci pada laporan ini adalah RPIIJM, Bidang Ke-PU-an, Dekonsentrasi dan KSN.
Puji Syukur dipanjatkan kepada TUHAN, atas berkat hikmat dan pengetahuan-Nya konsultan dapat menyelesaikan laporan pendahuluan pekerjan Fasilitasi Sinkronisasi Program RTR KSN Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (MEBIDANGRO).
Setelah konsultan membaca kerangka acuan kerja (KAK) yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), didapati bahwa keluaran pekerjaan ini adalah Dokumen RPIIJM KSN MEBIDANGRO. Dan setelah mendapatkan pedoman penyusunan RPIIJM KSN dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang, pada pedoman yang baru tersebut terdapat beberapa perubahan tahapan penyusunan dan dokumen RPIIJM sesuai format (outline) yang telah diamanatkan. Selain itu bidang infrastruktur yang dirancang focus kepada bidang Bina Marga (BM), Sumber Daya Air (SDA) dan Keciptakaryaan (CK).
Laporan ini dibuat sesuai dengan arahan pada kerangka acuan kerja, pengalaman ahli yang terlibat melalui lembaga AOGA Expert dimana sudah 3 tahun bersama Direktorat Tata Ruang Wilayah Nasional menjadi mitra dalam menyusun Dokumen RPIIJM di beberapa Kawasan Strategis Nasional (KSN) serta berdasarkan masukan dari Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.
Laporan pendahuluan ini terdiri atas 7 (tujuh) Bab, dimana tiap bab mewakili beberapa bagian penting dalam tahapan pelaksanaan pekerjaan. Khusus pada peta, konsultan menampilkan beberapa KSN yang menjadi focus pemerintah pada tahun 2015 dan peta wilayah sungai dan jaringan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat khusus di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Kata kunci pada laporan ini adalah RPIIJM, Bidang Ke-PU-an, Dekonsentrasi dan KSN.
Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Gambar| Hal | 1
Kata Pengantar
Puji Syukur dipanjatkan kepada TUHAN, atas berkat hikmat dan pengetahuan-Nya konsultan dapat menyelesaikan laporan pendahuluan pekerjan Fasilitasi Sinkronisasi Program RTR KSN Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (MEBIDANGRO).
Setelah konsultan membaca kerangka acuan kerja (KAK) yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), didapati bahwa keluaran pekerjaan ini adalah Dokumen RPIIJM KSN MEBIDANGRO. Dan setelah mendapatkan pedoman penyusunan RPIIJM KSN dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang, pada pedoman yang baru tersebut terdapat beberapa perubahan tahapan penyusunan dan dokumen RPIIJM sesuai format (outline) yang telah diamanatkan. Selain itu bidang infrastruktur yang dirancang focus kepada bidang Bina Marga (BM), Sumber Daya Air (SDA) dan Keciptakaryaan (CK).
Laporan ini dibuat sesuai dengan arahan pada kerangka acuan kerja, pengalaman ahli yang terlibat melalui Konsultan Bonafindo dimana sudah berpengalaman bersama Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara menjadi mitra dalam menyusun berbagai dokumen kebijakan daerah serta berdasarkan masukan dari Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.
Laporan pendahuluan ini terdiri atas 7 (tujuh) Bab, dimana tiap bab mewakili beberapa bagian penting dalam tahapan pelaksanaan pekerjaan. Khusus pada peta, konsultan menampilkan beberapa KSN yang menjadi focus pemerintah pada tahun 2015 dan peta wilayah sungai dan jaringan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat khusus di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Kata kunci pada laporan ini adalah RPIIJM, Bidang Ke-PU-an, Dekonsentrasi dan KSN.
Semoga Bermanfaat
Jakarta, Juni 2014
Tim Ahli Konsultan Laporan Pendahuluan Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Gambar| Hal | 2 Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................................ 1 Daftar Isi ......................................................................................................................................... 2 Daftar Tabel ................................................................................................................................... 4 Daftar Gambar ............................................................................................................................. 5 Bab 1 Pendahuluan ..................................................................................................................... 1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1 Maksud dan Tujuan .................................................................................................................. 2 Sasaran ....................................................................................................................................... 2 Manfaat ..................................................................................................................................... 3 Ruang Lingkup Pekerjaan ........................................................................................................ 3 Ruang Lingkup Wilayah ........................................................................................................... 4 Keluaran ................................................................................................................................... 12 Sistematika Pembahasan ...................................................................................................... 12 Bab 2 Pemahaman Terhadap RPIIJM ....................................................................................... 1 Pengertian RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum Pada KSN ................................................... 1 Kedudukan Pedoman RPI2-JM dalam Peraturan Perundangan Lainnya ....................... 1 Kedudukan RPI2-JM dalam SPS dan SPP ............................................................................... 2 Fungsi .......................................................................................................................................... 3 Asas ............................................................................................................................................. 4 Muatan ....................................................................................................................................... 5 Landasan Hukum ...................................................................................................................... 5 Bab 3 Metodologi ......................................................................................................................... 1 Prosedur Penyusunan RPI2JM Bidang PU Pada KSN MEBIDANGRO .................................. 1 Tahap 1 : Identifikasi Arahan Spasial dan Inventarisasi Program Investasi Infrastruktur Bidang PU ............................................................................................................................... 2 Tahap 2: Perumusan Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur Bidang PU ...... 7 Tahap 3: Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PU ....... 12 Tahap 4: Penyiapan Rancangan RPI2JM Pada Wilayah Studi .................................... 23 Laporan Pendahuluan Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Gambar| Hal | 3 Tahap 5. Penyepakatan Rancangan RPI2JM Pada Wilayah Studi ............................. 24 Permasalahan dan Pendekatan Masalah ......................................................................... 24 Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTR KSN MEBIDANGRO ............................................... 1 TUJAKSTRA RTR KSN MEBIDANGRO ......................................................................................... 2 Bab 5 Rencana Kerja dan Struktur Organisasi Pekerjaan ................................................... 1 Rencana Kerja .......................................................................................................................... 1 Struktur Organisasi Pekerjaan .................................................................................................. 3 Bab 6 Kebutuhan dan Ketersediaan Data ............................................................................... 1 Bab 7 Penutup .............................................................................................................................. 1
Laporan Pendahuluan Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Gambar| Hal | 4 Daftar Tabel
Tabel 3. 1. Matrik Tahap 1 Arahan Spasial Pengembangan KSN MEBIDANGRO ................ 5 Tabel 3. 2. Matrik 2 Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum Pada KSN ........................................................................................................................... 9 Tabel 3. 3. Matrik 3 Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum pada KSN MEBIDANGRO ................................................................................................................................ 11 Tabel 3. 4. Matriks 4 - Sinkronisasi Fungsi Antarprogram InvestasiPembangunan Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air pada KSN ................................................................... 13 Tabel 3. 5. Matriks 5 - Sinkronisasi Fungsi Antarprogram Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Bina Marga pada KSN ............................................................................ 14 Tabel 3. 6. Matriks 6 - Sinkronisasi Fungsi Antarprogram Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya pada KSN ............................................................................ 15 Tabel 3. 7. Matriks 7 - Sinkronisasi Lokasi Antara Program Investasi PembangunanInfrastruktur Bidang Sumber Daya Air dan Cipta Karya pada KSN .......... 17 Tabel 3. 8. Matriks 8 - Sinkronisasi Lokasi Antara Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Bina Marga dan Cipta Karya pada KSN .............................................. 18 Tabel 3. 9. Matriks 9 - Sinkronisasi Waktu Antarprogram Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum pada KSN................................................................... 21 Tabel 3. 10. Matrik 10 Rekapitulasi Program Investasi Pembangunan InfrastrukturPekerjaanUmumpada KSN HasilSinkronisasi ....................................................... 22 Tabel 3. 11. Permasalahan dan Rencana Aksi Dalam Penyusunan RPI2JM ..................... 24
Tabel 4. 1. Tabel Kajian Batang Tubuh TUJAKSTRA .................................................................. 2 Tabel 4. 2. Kajian Sistematika Batang Tubuh TUJAKSTRA KSN MEBIDANGRO ...................... 3 Tabel 4. 3. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang KSN MEBIDANGRO.............. 7
Tabel 5. 1. Program Kerja ............................................................................................................. 1 Tabel 5. 2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan .............................................................................. 4
Tabel 6. 1. Kebutuhan dan Ketersediaan ................................................................................. 1 Laporan Pendahuluan Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Gambar| Hal | 5 Daftar Gambar
Gambar 1. 1. Peta Ruang Lingkup WilayahPekerjaan .......................................................... 6 Gambar 1. 2. Peta Batas Kawasan Perkotaan MEBIDANGRO ............................................. 7 Gambar 1. 3. Peta KSN Prioritas Tahun 2015 di Pulau Sumatera ........................................... 8 Gambar 1. 4. Peta Wilayah Sungai di ProvinsiSumatera Utara.............................................. 9 Gambar 1. 5. Peta JalanTol di Pulau Sumatera ..................................................................... 10 Gambar 1. 6. Peta KewenanganPusatBidangJalan di ProvinsiSumatera Utara ............... 11
Gambar 2. 1. Kedudukan Pedoman RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum pada KSN Terhadap Peraturan Perundang Undangan Terkait ............................................................ 2 Gambar 2. 2. Kedudukan RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum dalam Sistem Perencanaan Spasial (SPS) dan Sistem Perencanaan Pembangunan (SPP) .............................................. 3
Gambar 3. 1. Prosedur Penyusunan RPI2JM Bidang PU Pada Wilayah Studi ...................... 2 Gambar 3. 2. Prosedur Tahap 1a Untuk KSN MEBIDANGRO ................................................. 3 Gambar 3. 3. Prosedur Tahap 1b Untuk KSN MEBIDANGRO. ................................................. 7 Gambar 3. 4. Prosedur Tahap 2 Untuk KSN MEBIDANGRO ................................................... 10 Gambar 3. 5. Prosedur Tahap 3a Untuk KSN MEBIDANGRO ................................................ 12 Gambar 3. 6. Prosedur Tahap 3b Untuk KSN MEBIDANGRO ................................................ 17 Gambar 3. 7. Prosedur Tahap 3c Untuk KSN MEBIDANGRO ................................................ 20 Gambar 3. 8. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan RPIIJM KSN MEBIDANGRO ................ 27
Gambar 4. 1. Visi Rencana Tata Ruang KSN MEBIDANGRO .................................................. 1 Gambar 4. 2. Diagram Pohon TUJAKSTRA MEBIDANGRO ...................................................... 5 Gambar 4. 3. Diagram Logis TUJAKSTRA MEBIDANGRO ......................................................... 6
Gambar 5. 1. Struktur Organisasi Pekerjaan ............................................................................. 4
Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 1 Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang Salah satu muatan Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah mengatur tentang kawasan strategis, baik kawasan strategis Nasional, kawasan strategis provinsi, dan kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap: a) tata ruang diwilayah sekitarnya b) kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya dan/ atau c) peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kawasan Perkotaan Mebidangro berdasar PP No.26 tahun 2008 tentang RTRWN merupakan salah satu kawasan strategis nasional yang ditetapkan dari sudut kepentingan ekonomi yang terdiri dari seluruh wilayah Kota Medan, seluruh wilayah Kabupaten Binjai, seluruh wilayah Kabupaten Deli Serdang dan sebagian wilayah Kabupaten Karo dengan luas keseluruhan kurang lebih 302.697 Ha. Kawasan Strategis Nasional Perkotaan Mebidangro memerlukan penanganan pembangunan lintas wilayah dan lintas sektor secara terpadu untuk mencegah permasalahan-permasalahan. Seperti tingginya tingkat kemacetan yang berdampak in-efisiensi kegiatan sosial ekonomi masyarakat, penurunan daya dukung dan daya tampung lahan yang semakin kritis, berkurangnya secara signifikan ruang-ruang terbuka publik (open space) serta berkurangnya ruang terbuka hijau sebagai ketahanan bagi keseimbangan lingkungan dan tingginya aktivitas di kawasan terhadap alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan. Untuk menjaga keberlangsungan pemanfaatan ruang agar sesuai dengan rencana tata ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro, telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (Perpres 62/2011) yang merupakan dasar penyelenggaraan penataan ruang kawasan tersebut yang bertujuan untuk mewujudkan kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing secara Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 2 internasional, dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional di bagian utara Pulau Sumatera, mewujudkan lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan tata air DAS, mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan mewujudkan pertahanan dan keamanan Negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro. Dalam upaya mendorong implementasi Perpres 62/2011 harus didukung oleh semua pihak baik di pusat maupun di daerah, perlu untuk mensinkronkan dan menterpadukan program/kegiatan pembangunan kawasan yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Instrumen operasional untuk mensinkronkan program RTR di KSN perkotaan Mebidangro sejauh ini belum ada. Perpres No. 62 tahun 2011 sebagai payung hukum untuk memadukan pembangunan kawasan masih dianggap kurang efektif. Oleh karena ini diperlukan dokumen yang lebih praktis berupa RPI2JM KSN Perkotaan tahun 2015 - 2019 yang disepakati seluruh stakeholders di KSN Perkotaan. Sejauh ini hal tersebut belum ada sehingga melalui kegiatan ini, dokumen RPI2JM KSN Perkotaan tahun 2015 2019 dapat disusun dan menjadi pedoman pembangunan sektoral. Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan Fasilitasi Sinkronisasi Program RTR KSN Perkotaan Mebidangro adalah merumuskan dukungan infrastruktur yang diperlukan dalam pengembangan KSN Perkotaan Mebidangro dan melaksanakan fasilitasi dan koordinasi untuk sinkronisasi keterpaduan program pengembangan KSN Perkotaan Mebidangro. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah mendorong percepatan / akselerasi sinkronisasi pembangunan infrastruktur di Kawasan Perkotaan Mebidangro, sebagai implementasi dari Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2011 tentang RTR KSN Perkotaan Mebidangro. Sasaran Adapun sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah Sasaran Operasional Kegiatan : Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 3 Provinsi Sumatera Utara serta Kabupaten dan kota dalam lingkup Kawasan Perkotaan Mebidangro, yaitu: Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Karo, Kota Medan dan Kota Binjai. Sasaran Proses Kegiatan : 1. Terlaksananya survey dan diperolehnya data dan informasi dari sektor pusat dan daerah serta informasi terkait kegiatan setiap Sub Unit Kerja di Kawasan Perkotaan Mebidangro. 2. Tersusunnya hasil analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dalam rangka melakukan sinkronisasi program dalam mewujudkan rencana tata ruang dalam Kawasan Perkotaan Mebidangro. Sasaran Output kegiatan : Tersusunnya usulan program sektor-sektor yang telah disinkronisasi dengan Program Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro. Manfaat Manfaat kegiatan ini adalah untuk mempercepat sinkronisasi pembangunan infrastruktur di Kawasan Perkotaan Mebidangro, sebagai implementasi dari Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2011 tentang RTR KSN Perkotaan Mebidangro. Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup Kegiatan Fasilitasi Sinkronisasi Program RTR KSN Perkotaan Mebidangro ini mencakup: 1. Menjabarkan dukungan program RTR yang diperlukan sesuai dengan muatan Perpres KSN Perkotaan Mebidangro. 2. Melaksanakan Fasilitasi dan rapat koordinasi dengan sektor terkait baik internal maupun eksternal. 3. Melaksanakan workshop untuk mendiskusikan keterpaduan program pengembangan dukungan program RTR di KSN perkotaan Mebidangro. Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 4 4. Melakukan perjalanan dinas ke lokasi KSN perkotaan Mebidangro dalam rangka survey, pengumpulan data dan diskusi. 5. Melakukan pembahasan dan penyepakatan lintas sektor dan lintas wilayah rumusan program prioritas infrastruktur KSN Perkotaan. 6. Menyusunan laporan keterpaduan program pengembangan infrastruktur di KSN perkotaan Mebidangro.
Metodologi dan tahapan pelaksanaan kegiatan ini yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Mempelajari RTR yang sudah disusun, antara lain : a) Perpres 62 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro. b) RTRW Kota Medan c) RTRW Kota Binjai d) RTRW Kabupaten Deliserdang e) RTRW Kabupaten Karo 2. Pengumpulan data terkait rencana kebijakan sektoral bidang infrastruktur khususnya bidang ke-PU-an untuk kawasan perkotaan Mebidangro dari pusat, pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah kabupaten/kota di kawasan Mebidangro. 3. Survei lapangan untuk mengetahui perkembangan saat ini 4. Melaksanakan fasilitasi dan rapat koordinasi. 5. Pelaksanaan workshop 6. Melakukan penyusunan Laporan. Ruang Lingkup Wilayah Kawasan Perkotaan Mebidangro mencakup 52 (lima puluh dua) kecamatan, yang terdiri atas: Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 5 a) seluruh wilayah Kota Medan yang mencakup 21 (dua puluh satu) wilayahkecamatan, meliputi Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan MedanSelayang, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Amplas, KecamatanMedan Denai, Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Kota,Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Maimun,Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan MedanHelvetia, Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan Petisah, KecamatanMedan Timur, Kecamatan Medan Perjuangan, Kecamatan Medan Deli,Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Marelan, dan KecamatanMedan Belawan; b) seluruh wilayah Kota Binjai yang mencakup 5 (lima) wilayah kecamatan,meliputi Kecamatan Binjai Utara, Kecamatan Binjai Kota, Kecamatan BinjaiTimur, Kecamatan Binjai Barat, dan Kecamatan Binjai Selatan; c) seluruh wilayah Kabupaten Deli Serdang yang mencakup 22 (dua puluh dua)wilayah kecamatan, meliputi Kecamatan Hamparan Perak, KecamatanSunggal, Kecamatan Pancur Batu, Kecamatan Namorambe, Kecamatan DeliTua, Kecamatan Patumbak, Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan LubukPakam, Kecamatan Pagar Merbau, Kecamatan Percut Sei Tuan, KecamatanBatang Kuis, Kecamatan Pantai Labu, Kecamatan Labuhan Deli, KecamatanBeringin, Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu, Kecamatan Sibolangit, Kecamatan Kutalimbaru, Kecamatan Biru-biru,Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir, Kecamatan Bangun Purba, danKecamatan Galang; dan d) sebagian wilayah Kabupaten Karo yang mencakup 4 (empat) wilayahkecamatan, meliputi Kecamatan Dolat Rakyat, Kecamatan Merdeka,Kecamatan Berastagi, dan Kecamatan Barusjahe.
Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 6
Gambar 1. 1. Peta Ruang Lingkup WilayahPekerjaan Sumber : RTR KSN MEBIDANGRO, diolah, 2014 Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 7
Gambar 1. 2. Peta Batas Kawasan Perkotaan MEBIDANGRO Sumber : RTR KSN MEBIDANGRO, diolah, 2014 Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 8
Gambar 1. 3. Peta KSN Prioritas Tahun 2015 di Pulau Sumatera Sumber : Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum, 2014 Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 9
Gambar 1. 4. Peta Wilayah Sungai di ProvinsiSumatera Utara Sumber : Ditjen SumberDaya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, 2014 Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 10
Gambar 1. 5. Peta JalanTol di Pulau Sumatera Sumber : Ditjen BinaMarga, Kementerian Pekerjaan Umum, 2014 Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 11
Gambar 1. 6. Peta KewenanganPusatBidangJalan di ProvinsiSumatera Utara Sumber : Ditjen BinaMarga, Kementerian Pekerjaan Umum, 2014 Laporan Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan | Hal | 12 Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah Rencana Terpadu Pengembangan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) KSN Perkotaan tahun 2015 - 2019 yang disepakati seluruh stakeholders di KSN Perkotaan. Sistematika Pembahasan Bab 1 Pendahuluan. Berisi mengenai permasalahan yang diungkapkan dalam sub bab latar belakang, tujuan dilaksanakannya pekerjaan, sasaran yang harus dicapai, manfaat pekerjaan bagi pemerintah daerah dan pusat, keluaran pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan, lingkup wilayah kajian pekerjaan dan peta lokasi pekerjaan. Bab 2 Pemahaman Terhadap RPI2-JM. Berisi mengenai pemahaman konsultan dalam menjalankan tahapan penyusunan RPI2-JM di Mebidangro Bab 3 Metodologi Berisi mengenai muatan tahapan pelaksanaan pekerjaan RPI2-JM. Bab 4 TUJAKSTRA RTR KSN MEBIDANGRO Berisi mengenai isu-isu strategis dan tujuan, kebijakan, strategi rencana penataan ruang KSN Mebidangro Bab 5 Rencana Kerja dan Struktur Organisasi Pekerjaan Berisi rencana kerja yang dijabarkan dalam batasan waktu yang telah ditetapkan, keluaran tiap rencana kerja, dan pendekatan tiap rencana kerja. Bab 6 Inventarisasi Kebijakan Spasial dan Pembangunan Berisi mengenai ketersediaan dokumen kebijakan spasial dan kebijakan pembangunan ditingkat nasional dan daerah yang menjadi input pada tahapan penyusunan RPI-2JM.
Laporan Pendahuluan Bab 2 Pemahaman Terhadap RPIIJM | Hal | 1 Bab 2 Pemahaman Terhadap RPIIJM
Didalam pelaksanaan pekerjaan ini, pemahaman terhadap pedoman RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum pada Kawasan Strategis Nasional (KSN) menjadi penting karena diharapkan dokumen ini menjadi dokumen yang diacu oleh pemerintah pusat dalam penganggaranan di tingkat nasional kepada kawasan kawasan strategis nasional yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Problematika yang dihadapi oleh Kementerian Pekerjaan Umum khususnya pada 3 Direktorat Jenderal adalah belum fokusnya tiap perencana anggaran dalam meletakkan program kedalam kawasan yang didorong dan atau kawasan yang dikendalikan. Untuk itu didalam bab ini sub bahasan akan dibahas 3 bagian yakni pengerti RPI2-JM, fungsi dan kedudukan RPI2-JM dalam sistem perencanaan pembangunan dan penganggaranan Negara. Pengertian RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum Pada KSN RPI2JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN merupakan dokumen rencana terpadu pembangunan infrastruktur tahunan bidang pekerjaan umum dalam 5 (lima) tahun yang berisi sinkronisasi program pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum pada KSN, yang akan disepakati oleh Ditjen Penataan Ruang bersama-sama dengan Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga, dan Ditjen Cipta Karya dan ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum. Kedudukan Pedoman RPI2-JM dalam Peraturan Perundangan Lainnya Pedoman ini merupakan salah satu peraturan pelaksanaan yang diperlukan dalam rangka implementasi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Kedudukan pedoman penyusunan RPI2JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini. Laporan Pendahuluan Bab 2 Pemahaman Terhadap RPIIJM | Hal | 2
Gambar 2. 1. Kedudukan Pedoman RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum pada KSN Terhadap Peraturan Perundang Undangan Terkait Sumber : Pedoman RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum Pada KSN, 2014
Kedudukan RPI2-JM dalam SPS dan SPP RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum berkedudukan sebagai dokumen yang mengintegrasikan kebijakan spasial dan kebijakan infrastruktur bidang pekerjaan umum. Kebijakan spasial dalam RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN mengacu pada RTRW Nasional beserta rencana rincinya yaitu RTR Kawasan Strategis Nasional, sedangkan kebijakan infrastruktur bidang pekerjaan umum dalam RPI2-JM ini mengacu pada RPJP Nasional, RPJM Nasional, dan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum. Renstra Pekerjaan Umum yang berupa pembangunan infrastruktur yang lokasi programnya berada dalam cakupan wilayah KSN dijabarkan ke dalam RPI2JM bidang Laporan Pendahuluan Bab 2 Pemahaman Terhadap RPIIJM | Hal | 3 Pekerjaan Umum pada KSN, untuk selanjutnya dianggarkan. Sedangkan Renstra Pekerjaan Umum non infrastruktur dan infrastruktur di luar cakupan wilayah KSN dapat langsung dianggarkan. Selanjutnya, RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum ini merupakan salah satu dasar dalam penyusunan rencana kerja tahunan (RKP) dan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Pekerjaan Umum. Kedudukan RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN dalam sistem perencanaan spasial dan sistem perencanaan pembangunan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. 2. Kedudukan RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum dalam Sistem Perencanaan Spasial (SPS) dan Sistem Perencanaan Pembangunan (SPP) Sumber: Pedoman RPI2JM Bidang PU, 2014 Fungsi a. Fungsi RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN merupakan acuan pelaksanaan pembangunan infrastruktur tahunan bidang pekerjaan umum dalam 5 (lima) tahun, baik lokasi, perkiraan besaran/volume, waktu pelaksanaan, dan penetapan besaran investasi. b. Manfaat Laporan Pendahuluan Bab 2 Pemahaman Terhadap RPIIJM | Hal | 4 Manfaat RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN adalah: 1) menjamin keterpaduan pembangunan infrastruktur bidang Pekerjaan Umum pada KSN; 2) mewujudkan efisiensi dalam penganggaran pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum pada KSN; 3) mewujudkan efektifitas pelaksanaan pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum pada KSN; dan 4) menjamin pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum pada KSN tepat sasaran. Asas Asas yang mendasari penyusunan RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum KSN meliputi: a. Kewilayahan, merupakan pendekatan yang tidak sektoral tetapi objeknya adalah entitas wilayah/kawasan strategis yang akan didorong dan mendorong terciptanya stuktur ruang yang efektif dan efisien. b. Keterpaduan, merupakan integrasi dalam perencanaan dan sinkronisasi dalam pemrograman pembangunan yang saling terkait untuk mengisi kekurangan dan kebutuhan masing-masing. c. Keberlanjutan, merupakan pendekatan dalam pemrograman investasi infrastruktur Pekerjaan Umum jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dengan memperhatikan aspek-aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. d. Koordinasi, merupakan pendekatan dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik Pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat/dunia usaha, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. e. Optimalisasi sumber daya, merupakan pendekatan dalam pemanfaatan sumber daya yang sesuai dengan kewenangan dan kapasitas pendanaan untuk tujuan pengembangan kawasan/wilayah melalui pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum. Laporan Pendahuluan Bab 2 Pemahaman Terhadap RPIIJM | Hal | 5 f. Skala prioritas, merupakan pendekatan dalam pemrograman investasi infrastruktur Pekerjaan Umum dengan memperhatikan skala prioritas wilayah/kawasan, sehingga terdapat kawasan yang didorong pengembangannya dan kawasan yang dikendalikan. Muatan RPI2-JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN memuat program pembangunan investasi infrastruktur bidang Pekerjaan Umum yang membentuk struktur ruang KSN yang terdiri atas: a. Program pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, yang meliputi antara lain jaringan jalan bebas hambatan, jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, dan jaringan jalan strategis nasional; b. Program pembangunan infrastruktur sumber daya air, yang meliputi antara lain konservasi (waduk, embung, situ), jaringan irigasi, jaringan reklamasi rawa, jaringan tata air tambak, penyediaan air baku, pengendali banjir/lahar/sedimen, dan pengamanan pantai; dan c. Program pembangunan infrastruktur prasarana permukiman, yang meliputi antara lain jaringan air minum, jaringan pengelola limbah, jaringan drainase, jaringan pengelola persampahan, serta infrastruktur DPP dan agropolitan; dalam rangka pengembangan kawasan yang disusun atas dasar arahan spasial dan prioritas program pembangunan infrastruktur. Landasan Hukum a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; c) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; d) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; Laporan Pendahuluan Bab 2 Pemahaman Terhadap RPIIJM | Hal | 6 e) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; f) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; g) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum; h) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol; i) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; j) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan; k) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; l) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; dan m) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014. n) Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo.
Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 1 Bab 3 Metodologi Secara umum metodologi untuk penyusunan RPI2JM pada KSN MEBIDANGRO mengacu pada Pedoman Penyusunan RPI2JM bidang Pekerjaan Umum (selanjutnya disingkat PU) pada KSN versi terbaru (2014) yang dikeluarkan oleh Ditjen. Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum, dimana terdapat 5 (lima) tahapan dalam prosedur penyusunan RPI2JM pada KSN. Didalam bab ini juga dibahas mengenai permasalahan yang dihadapi konsultan setelah 3 tahun bersama satuan kerja pengembangan wilayah nasional dalam mencoba (trial and error) pedoman yang telah dilakukan beberapa kali revisi. Didalam penyampaian ini dipaduserasikan harapan dari direktorat penataan ruang nasional dalam upaya untuk menghadapi persoalan yang selalu muncul pada tiap tahapan pengerjaan. Prosedur Penyusunan RPI2JM Bidang PU Pada KSN MEBIDANGRO Dengan mengacu pada pedoman, prosedur penyusunan RPI2JM bidang Pekerjaan Umum pada KSN MEBIDANGRO (wilayah studi) dilakukan melalui 5 (lima) tahapan sebagai berikut: 1. Identifikasi Arahan Spasial dan Inventarisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur bidang PU, 2. Perumusan Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur bidang PU, 3. Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur bidang PU, 4. Penyiapan Rancangan RPI2JM bidang PU, dan 5. Penyepakatan Rancangan RPI2JM bidang PU. Secara skematis, prosedur penyusunan RPI2JM bidang PU pada wilayah studi dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 2
Gambar 3. 1. Prosedur Penyusunan RPI2JM Bidang PU Pada Wilayah Studi Sumber: Pedoman RPI2JM Bidang PU, 2014
Lebih lanjut, masing-masing tahapan dirinci dengan pendekatan sistem, yang meliputi input, proses, dan output, seperti diuraikan di bawah ini. Tahap 1 : Identifikasi Arahan Spasial dan Inventarisasi Program Investasi Infrastruktur Bidang PU Terdapat 2 (dua) kegiatan dalam tahap ini, yang dalam prosesnya sebagian dilakukan secara paralel (simultan), sebagai berikut: a. Identifikasi Arahan Spasial Pengembangan Wilayah Studi Merupakan upaya pengintegrasian berbagai dokumen kebijakan spasial pengembangan wilayah studi KSN MEBIDANGRO. Identifikasi arahan spasial pengembangan wilayah studi dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut: 1. Input: berupa dokumen kebijakan spasial pengembangan wilayah dan indikasi program pembangunan infrastruktur PU dalam rencana tata ruang terkait baik di tingkat Pusat dan Daerah, yang sebagian atau seluruh wilayah perencanaannya berada dalam lingkup wilayah studi meliputi: a) RTRWN; b) RTR Pulau/Kepulauan; c) RTR KSN; d) RTRWP; e) RTRW kabupaten/kota; dan Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 3 f) RTR lain yang berada dalam lingkup deliniasi wilayah studi. Secara lengkap dokumen arahan spasial pengembangan yang diperlukan guna penyusunan RPI2JM bidang PU pada wilayah studi berikut dokumen RTR yang telah dimiliki konsultan, disajikan pada Bab 6. 2. Proses: berupa kegiatan pengintegrasian antara arahan spasial pada Rencana Tata Ruang KSN yang menjadi wilayah studi, dan arahan spasial pada RTR terkait, dengan menggunakan metode inventarisasi (matriks 1, lihat tabel 3.1). Output: berupa matriks indikasi arahan spasial pengembangan KSN wilayah studi yang disusun dalam lima (5) tahun dan peta arahan spasial pengembangan KSN wilayah studi dengan skala 1:50.000 yang memuat lokasi kawasan yang didorong pengembangannya dan kawasan yang dikendalikan serta indikasi program dukungan jaringan infrastruktur PU untuk masing-masing kawasan dimaksud. INPUT Proses
Output RTR KSN MEBIDANGRO RTRW Nasional RTRW Pulau Sumatera RTRW Provinsi Sumatera Utara RTRW Kota Medan RTRW Kota Binjai RTRW Kabupaten Deli Serdang RTRW Kabupaten Karo RTR KS Prov/Kab/Kota Pengintegrasian antara arahan spasial RTR KSN MEBIDANGRO dan arahan spasial RTR lainnya dengan menggunakan Metoda Inventarisasi (Matriks Tahap 1) Matrik Indikasi arahan spasial pengembangan KSN MEBIDANGRO periode 5 tahun mendatang Peta arahan spasial pengembangan KSN dengan skala 1:50.000 yang memuat kawasan yang didorong dan dikendalikan Indikasi program jaringan infrastruktur PU untuk masing-masing kawasan
Gambar 3. 2. Prosedur Tahap 1a Untuk KSN MEBIDANGRO Sumber: Pedoman RPI2JM Bidang PU, 2014
Format matriks identifikasi arahan spasial pengembangan KSN dapat dilihat pada matriks 1 (tabel 3.1). Sesuai dengan pedoman, prosedur identifikasi arahan spasial pengembangan KSN diatur dengan ketentuan sebagai berikut: Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 4 1. dilaksanakan oleh tim teknis Ditjen Penataan Ruang; dan 2. dibahas bersama dengan Bappeda Provinsi, Bappeda Kabupaten dan Bappeda Kota yang terkait, SKPD Provinsi bidang Penataan Ruang, serta Direktorat terkait di Lingkungan Ditjen Penataan Ruang, yang dituangkan di dalam berita acara. Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 5 Tabel 3. 1. Matrik Tahap 1 Arahan Spasial Pengembangan KSN MEBIDANGRO
Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 6 b. Inventarisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PU Pada Wilayah Studi Merupakan upaya identifikasi dan sintesis program prioritas pembangunan infrastruktur bidang PU pada wilayah studi, yang berasal dari berbagai dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur PU baik di tingkat Pusat maupun Daerah, untuk mendukung perwujudan indikasi program utama dan sasaran wilayah pada kegiatan identifikasi arahan spasial. Identifikasi dan sintesis program prioritas pembangunan infrastruktur PU dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut: 1. Input: berupa program prioritas pembangunan infrastruktur PU pada KSN yang berasal dari dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur PU yang berlaku meliputi: a) RPJP Nasional dan RPJM Nasional; b) Renstra dan RKP Kementerian Pekerjaan Umum; c) Renstra Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga, dan Ditjen Cipta Karya; d) RPJPD dan RPJMD Provinsi; dan e) RPJPD dan RPJMD Kabupaten/Kota. 2. Proses: berupa kegiatan penggabungan program prioritas pembangunan infrastruktur PU dari berbagai dokumen sesuai tingkatan RPI2-JM yang disusun; 3. Output: berupa matriks program prioritas pembangunan infrastruktur bidang PU yang sesuai/selaras dengan indikasi program utama KSN yang menjadi wilayah studi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 7 INPUT Proses
Output RPJPN dan RPJMN RENSTRA dan RKP PU RENSTRA CK/ BM/SDA RPJPD/RPJMD Prov Sumatera Utara RPJPD dan RPJMD 4 Kab/ Kota Penggabungan program prioritas pembangunan infrastruktur PU dari berbagai dokumen sesuai tingkatan RPI2-JM yang disusun (Matriks 2) Program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan dalam periode 5 (lima) tahun mendatang untuk mendukung perwujudan sasaran spasial KSN MEBIDANGRO.
Gambar 3. 3. Prosedur Tahap 1b Untuk KSN MEBIDANGRO. Sumber: Pedoman RPI2JM Bidang PU, 2014
Format matriks inventarisasi program investasi pembangunan infrastruktur PU dapat dilihat pada matriks 2 (tabel 3.2). Sesuai dengan pedoman, prosedur inventarisasi program investasi pembangunan infrastruktur PU diatur dengan ketentuan sebagai berikut: 1. dilaksanakan oleh tim teknis Ditjen Penataan Ruang; dan 2. dimungkinkan pembahasan untuk konfirmasi dengan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Direktorat Bina Program masing-masing Ditjen Sumberdaya Air, Ditjen Bina Marga, dan Ditjen Ciptakarya, direktorat terkait di masing-masing direktorat jenderal, Balai Besar atau Balai Wilayah Sungai, Balai Besar atau Balai Jalan dan Jembatan, Perencanaan dan Pengendalian Ciptakarya, serta satuan kerja atau dinas terkait Pekerjaan Umum. Tahap 2: Perumusan Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur Bidang PU Merupakan upaya pengintegrasian arahan spasial pengembangan wilayah studi dengan program prioritas pembangunan infrastruktur bidang PU pada wilayah studi. Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 8 Perumusan rencana terpadu pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum pada wilayah studi dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut: 1. Input: berupa output tahap 1 meliputi: a) matriks indikasi arahan spasial pengembangan wilayah studi dalam periode 5 (lima) tahun mendatang (output tahap 1a), dan b) matriks program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU yang sesuai dengan indikasi program utama KSN wilayah studi dalam periode 5 (lima) tahun mendatang (output tahap 1b). 2. Proses: berupa kegiatan pengintegrasian antara arahan spasial pengembangan KSN dan program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU. Output: berupa program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan dalam 5 (lima) tahun untuk mendukung perwujudan sasaran spasial pada KSN yang menjadi wilayah studi. Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 9 Tabel 3. 2. Matrik 2 Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum Pada KSN
INPUT Proses
Output Matriks indikasi arahan spasial pengembangan MEBIDANGRO periode 5 tahun mendatang (Keluaran Tahap 1a); Matriks program investasi infrastruktur bid. PU sesuai dengan indikasi program utama KSN (Output Tahap 1B) Pengintegrasian antara arahan spasial pengembangan KSN MEBIDANGRO dan program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU (Matriks 3) Program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan dalam periode 5 (lima) tahun mendatang untuk mendukung perwujudan sasaran spasial KSN MEBIDANGRO.
Gambar 3. 4. Prosedur Tahap 2 Untuk KSN MEBIDANGRO Sumber: Pedoman RPI2JM Bidang PU, 2014
Format matriks perumusan rencana terpadu pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum pada KSN dapat dilihat pada matriks 3 (tabel 3.3). Prosedur perumusan rencana terpadu pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum diatur dengan ketentuan sebagai berikut: a. dilaksanakan oleh tim teknis Ditjen Penataan Ruang; dan b. dimungkinkan pembahasan untuk konfirmasi dengan dengan Bappeda Provinsi terkait, SKPD Provinsi bidang Penataan Ruang, Balai Besar atau Balai Wilayah Sungai, Balai Besar atau Balai Jalan dan Jembatan, Perencanaan dan Pengendalian Ciptakarya, serta satuan kerja atau dinas terkait Pekerjaan Umum.
Tabel 3. 3. Matrik 3 Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum pada KSN MEBIDANGRO
Tahap 3: Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PU a. Sinkronisasi Program Berdasarkan Fungsi Merupakan upaya penyerasian antarprogram investasi pembangunan infrastruktur untuk masing-masing sektor sumber daya air, bina marga, dan cipta karya berdasarkan fungsi. Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU berdasarkan fungsi dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut: 1. Input: berupa daftar proram investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan untuk 5 tahun mendatang untuk mendukung sasaran spasial KSN (output tahap 2). 2. Proses: berupa kegiatan analisis hubungan atau keterkaitan antarprogram investasi berdasarkan hubungan fungsi. Program investasi yang dianalisis keterkaitannya yaitu antarprogram sumber daya air, antarprogram bina marga, dan antarprogram cipta karya. 3. Output: berupa program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan dalam 5 tahun mendatang yang sinergis secara fungsi.
INPUT Proses
Output Daftar program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan periode 5 tahun mendatang (tahunan) untuk mendukung sasaran spasial KSN MEBIDANGRO (Output Tahap 2). Analisis hubungan atau keterkaitan fungsi antarprogram investasi infrastruktur bidang PU di masing-masing Ditjen Kemen terian PU (Ditjen SDA, BM & CK) pada KSN MEBIDANGRO (Matriks 4, 5 dan 6 Program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan periode 5 tahun mendatang (tahunan) di KSN MEBIDANGRO yang sinergis secara fungsi.
Gambar 3. 5. Prosedur Tahap 3a Untuk KSN MEBIDANGRO Sumber: Pedoman RPI2JM Bidang PU, 2014
Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 13 Format matriks sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU berdasarkan fungsi dapat dilihat pada matriks 4, matriks 5, dan matriks 6 (tabel 3.4 sampai 3.6) Tabel 3. 4. Matriks 4 - Sinkronisasi Fungsi Antarprogram InvestasiPembangunan Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air pada KSN
Program Investasi Pemb Infrastruktur Bidang SDA A1 A2 A3
.. An P r o g r a m
I n v e s t a s i
P e m b a n g u n a n
I n f r a s t r u k t u r
B i d a n g
S D A
A1
A2 (Sinkron)
A3 - (tidak sinkron)
..
An
Keterangan: 1) Penjelasan mengenai kolom dan baris: Kolom (1) s/d n dan Baris (1) s/d n: proram investasi pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air 2) Petunjuk pengisian kolom dan baris: a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air dari baris dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang sumber daya dari kolom, seperti: keterkaitan program 1 dengan program 2, 3, .., n, yang diperlihatkan dengan (1,2), (1,3), .. (1,n); demikian pula dengan program 2 dengan program 1, 3, .., n yang diperlihatkan dengan (2,1),(2,3), .. (2,n); program 3 dengan program 1,2, .., n, diperlihatkan dengan (3,1), (3,2), .., (3,n); dan seterusnya. Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 14 b. Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap cell yg terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatian adalah keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi fungsional diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan inrastruktur bidang sumber daya air harus sama-sama tetap dalam daftar program prioritas pembangunan infrastruktur PU, sesuai keterkaitan fungsi masing-masing.
Tabel 3. 5. Matriks 5 - Sinkronisasi Fungsi Antarprogram Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Bina Marga pada KSN
Program Investasi Pemb Infrastruktur Bidang Bina Marga B1 B2 B3
..
Bn P r o g r a m
I n v e s t a s i
P e m b a n g u n a n
I n f r a s t r u k t u r
B i d a n g
B i n a
M a r g a
B1
B2 (Sinkron)
B3 - (tidak sinkron)
..
Bn
Keterangan: 1) Penjelasan mengenai kolom dan baris: Kolom (1) s/d n dan Baris (1) s/d n: program investasi pembangunan infrastruktur bidang bina marga 2) Petunjuk pengisian kolom dan baris: a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang bina marga dari baris dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang bina marga dari kolom, seperti: keterkaitan program 1 dengan program 2, 3, .., n, yang diperlihatkan Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 15 dengan (1,2), (1,3), .. (1,n); demikian pula dengan program 2 dengan program 1, 3, .., n yang diperlihatkan dengan (2,1),(2,3), .. (2,n); program 3 dengan program 1,2, .., n, diperlihatkan dengan (3,1), (3,2), .., (3,n); dan seterusnya. b. Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap cell yg terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatian adalah keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi fungsional diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan inrastruktur bidang bina marga harus sama-sama tetap dalam daftar program prioritas pembangunan infrastruktur PU, sesuai keterkaitan fungsi masing-masing. Tabel 3. 6. Matriks 6 - Sinkronisasi Fungsi Antarprogram Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya pada KSN
Program Investasi Pemb Infrastruktur Bidang Cipta Karya C1 C2 C3
..
Cn P r o g r a m
I n v e s t a s i
P e m b a n g u n a n
I n f r a s t r u k t u r
B i d a n g
C i p t a
K a r y a
C1
C2
(Sinkron)
C3 - (tidak sinkron)
..
Cn
Keterangan: 1) Penjelasan mengenai kolom dan baris: Kolom (1) s/d n dan Baris (1) s/d n: proram investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya. 2) Petunjuk pengisian kolom dan baris: a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dari baris dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dari kolom, seperti: keterkaitan program 1 dengan program 2, 3, .., n, yang diperlihatkan dengan (1,2), (1,3), .. (1,n); demikian pula dengan program 2 dengan Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 16 program 1, 3, .., n yang diperlihatkan dengan (2,1),(2,3), .. (2,n); program 3 dengan program 1,2, .., n, diperlihatkan dengan (3,1), (3,2), .., (3,n); dan seterusnya. b. Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap cell yg terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatian adalah keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi fungsional diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan inrastruktur bidang cipta karya harus sama-sama tetap dalam daftar program prioritas pembangunan infrastruktur PU, sesuai keterkaitan fungsi masing-masing.
b. Sinkronisasi Berdasarkan Lokasi Merupakan upaya penyerasian antarprogram prioritas pembangunan infrastruktur bidang PU berdasarkan lokasi. Program investasi pembangunan infrastruktur PU yang disinkronkan secara lokasi adalah (1) antara program bidang sumber daya air dan program bidang cipta karya dan (2) antara program bina marga dan program bidang cipta karya. Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU berdasarkan lokasi dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut: 1. Input: berupa daftar proram investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan untuk 5 tahun mendatang untuk mendukung sasaran spasial KSN (output tahap 2). 2. Proses: berupa kegiatan analisis hubungan atau keterkaitan antarprogram investasi berdasarkan hubungan lokasi. Program investasi yang dianalisis keterkaitannya yaitu antara antara program bidang sumber daya air dan program bidang cipta karya serta antara program bina marga dan program bidang cipta karya. 3. Output: berupa program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan dalam 5 tahun mendatang yang sinergis secara lokasi.
Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 17 INPUT Proses
Output Daftar proram investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan periode 5 tahun mendatang (tahunan) untuk mendukung sasaran spasial KSN MEBIDANGRO (Output Tahap 2). Analisis hubungan atau keterkaitan lokasi antara program investasi infrastruktur PU bidang: SDA vs CK BM vs CK di KSN MEBIDANGRO (Matriks 7 dan 8) Program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan periode 5 tahun mendatang (tahunan) di KSN MEBIDANGRO yang sinergis secara lokasi.
Gambar 3. 6. Prosedur Tahap 3b Untuk KSN MEBIDANGRO Sumber: Pedoman RPI2JM Bidang PU, 2014
Format matriks sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum berdasarkan lokasi dapat dilihat pada matriks 7 dan matriks 8.
Tabel 3. 7. Matriks 7 - Sinkronisasi Lokasi Antara Program Investasi PembangunanInfrastruktur Bidang Sumber Daya Air dan Cipta Karya pada KSN
Program Investasi Pemb Infrastruktur Bidang SDA A1 A2 A3
..
An P r o g r a m
I n v e s t a s i
P e m b a n g u n a n
I n f r a s t r u k t u r
B i d a n g
C i p t a
K a r y a
C1
C2 (sinkron)
C3 - (tidak sinkron)
..
Cn
Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 18 Keterangan: 1) Penjelasan mengenai kolom dan baris: a. Kolom (1) s/d n: proram investasi pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air b. Baris (1) s/d n: proram investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya 2) Petunjuk pengisian kolom dan baris: a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dari baris dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air dari kolom, seperti: keterkaitan program 1 dengan program 2, 3, .., n, yang diperlihatkan dengan (1,2), (1,3), .. (1,n); demikian pula dengan program 2 dengan program 1, 3, .., n yang diperlihatkan dengan (2,1),(2,3), .. (2,n); program 3 dengan program 1,2, .., n, diperlihatkan dengan (3,1), (3,2), .., (3,n); dan seterusnya. b. Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap cell yg terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatian adalah keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi lokasi diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan inrastruktur PU harus sama-sama tetap dalam daftar program prioritas pembangunan infrastruktur PU, dan pada lokasi pengembangan yang berdekatan/ berdampingan. Tabel 3. 8. Matriks 8 - Sinkronisasi Lokasi Antara Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Bina Marga dan Cipta Karya pada KSN
PROGRAM INVESTASI PEMB INFRASTRUKTUR BIDANG BINA MARGA B1 B2 B3
..
Bn P R O G R A M
I N V E S T A S I
P E M B A N G U N A N
I N F R A S T R U K T U R
B I D A N G
C I P T A
K A R Y A
C1
C2 (Sinkron)
C3 - (tidak sinkron)
..
Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 19 Bn
Keterangan: 1) Penjelasan mengenai kolom dan baris: a. Kolom (1) s/d n: proram investasi pembangunan infrastruktur bidang bina marga b. Baris (1) s/d n: proram investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya 2) Petunjuk pengisian kolom dan baris: a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dari baris dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang bina marga dari kolom, seperti: keterkaitan program 1 dengan program 2, 3, .., n, yang diperlihatkan dengan (1,2), (1,3), .. (1,n); demikian pula dengan program 2 dengan program 1, 3, .., n yang diperlihatkan dengan (2,1),(2,3), .. (2,n); program 3 dengan program 1,2, .., n, diperlihatkan dengan (3,1), (3,2), .., (3,n); dan seterusnya. b. Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap cell yg terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatian adalah keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi lokasi diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan inrastruktur PU harus sama-sama tetap dalam daftar program prioritas pembangunan infrastruktur PU, dan pada lokasi pengembangan yang berdekatan/ berdampingan.
c. Sinkronisasi Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Merupakan upaya penyerasian antarprogram investasi pembangunan infrastruktur PU berdasarkan waktu pelaksanaannya. Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU berdasarkan waktu pelaksanaan dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut: Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 20 1. Input: berupa daftar proram investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan untuk 5 tahun mendatang untuk mendukung sasaran spasial KSN (output tahap 2). 2. Proses: berupa kegiatan analisis hubungan atau keterkaitan antarprogram investasi berdasarkan hubungan waktu pelaksanaan. 3. Output: berupa program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan dalam 5 tahun mendatang yang sinergis secara waktu.
INPUT Proses
Output Daftar proram investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan periode 5 tahun mendatang untuk mendukung sasaran spasial KSN MEBIDANGRO (Output Tahap 2) Analisis hubungan atau keterkaitan waktu antarprogram investasi infrastruktur PU semua bidang (SDA, BM & CK) di KSN MEBIDANGRO (Matriks 9) Program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan periode 5 tahun mendatang di KSN MEBIDANGRO yang sinergis secara waktu.
Gambar 3. 7. Prosedur Tahap 3c Untuk KSN MEBIDANGRO Sumber: Pedoman RPI2JM Bidang PU, 2014
Format matriks sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU berdasarkan waktu pelaksanaan dapat dilihat pada matriks 9 (tabel 3.9). Tabel 3. 9. Matriks 9 - Sinkronisasi Waktu Antarprogram Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum pada KSN
PROGRAM INVESTASI PEMB INFRASTRUKTUR BIDANG PU A1 A2 B1 C1
n P R O G R A M
I N V E S T A S I
P E M B A N G U N A N
I N F R A S T R U K T U R
B I D A N G
P U
A1
A2 (Sinkron)
B1 - (tidak sinkron)
C1
n
Keterangan: 1) Penjelasan mengenai kolom dan baris: a. Kolom (1) s/d n dan Baris (1) s/d n: proram investasi pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum 2) Petunjuk pengisian kolom dan baris: a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum dari baris dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum dari kolom, seperti: keterkaitan program 1 dengan program 2, 3, .., n, yang diperlihatkan dengan (1,2), (1,3), .. (1,n); demikian pula dengan program 2 dengan program 1, 3, .., n yang diperlihatkan dengan (2,1),(2,3), .. (2,n); program 3 dengan program 1,2, .., n, diperlihatkan dengan (3,1), (3,2), .., (3,n); dan seterusnya. Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap cell yg terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatian adalah keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi waktu diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan inrastruktur PU harus sama-sama tetap dalam daftar program prioritas pembangunan infrastruktur PU, dan waktu pengembangannya pada tahun yang sama atau selisih satu tahun Tabel 3. 10. Matrik 10 Rekapitulasi Program Investasi Pembangunan InfrastrukturPekerjaanUmumpada KSN HasilSinkronisasi
Tahap 4: Penyiapan Rancangan RPI2JM Pada Wilayah Studi Rancangan RPI2JM bidang PU pada wilayah studi dibuat untuk masing-masing KSN yang menjadi wilayah studi. Rancangan RPI2JM untuk tiap KSN berisi: a. BAB I Pendahuluan, yang berisi: 1) latar belakang penyusunan RPI2JM bidang PU pada KSN, berisi tentang urgensi penyusunan RPI2JM bidang PU pada KSN wilayah studi; 2) manfaat dan fungsi RPI2JM bidang PU pada KSN, berisi tentang kegunaan dari RPI2JM bidang PU pada KSN; dan 3) isu dan permasalahan prioritas pada KSN wilayah studi, berisi tentang hal-hal utama yang perlu diprioritaskan penanganannya. b. Bab II Rencana Terpadu, yang berisi: 1) Arahan spasial pengembangan KSN wilayah studi, terdiri atas: a) tujuan pengembangan tiap KSN; b) kebijakan dan strategi pengembangan KSN; c) peta rencana struktur ruang KSN; dan d) peta rencana pola ruang KSN. 2) Hasil sinkronisasi program investasi infrastruktur bidang PU pada KSN, terdiri atas: a) peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang PU 5 (lima) tahunan untuk KSN; b) peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang Sumber Daya Air 5 (lima) tahunan untuk KSN; c) peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang Bina Marga 5 (lima) tahunan untuk KSN; d) peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya 5 (lima) tahunan untuk KSN; e) peta program prioritas pembangunan infrastruktur bidang PU tahunan untuk KSN; f) peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang Sumber Daya Air tahunan untuk KSN; g) peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang Bina Marga tahunan untuk KSN; Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 24 h) peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya tahunan untuk KSN; i) matriks program investasi pembangunan infrastruktur PU pada KSN tahunan dalam periode 5 (lima) tahun mendatang (diambil dari matriks 5). c. Bab III Lembar pengesahan dan berita acara kesepakatan RPI2JM bidang Pekerjaan Umum Pada KSN, terdiri atas: 1) lembar pengesahan oleh Menteri Pekerjaan Umum; 2) berita acara kesepakatan. d. Bab IV Penutup, berisi rekomendasi terhadap perwujudan sinkronisasi dan keterpaduan pembangunan infrastruktur bidang Pekerjaan Umum pada KSN. Tahap 5. Penyepakatan Rancangan RPI2JM Pada Wilayah Studi Penyepakatan berisi persetujuan terhadap substansi RPI2JM bidang PU pada KSN wilayah studi untuk periode 5 (lima) tahun. Proses penyepakatan dilakukan melalui forum rapat tingkat eselon 1 yang diikuti oleh Dirjen Sumber Daya Air, Dirjen Bina Marga, Dirjen Cipta Karya, dan Dirjen Penataan Ruang. Permasalahan dan Pendekatan Masalah Berdasarkan pengalaman konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan penyusunan RPI2JM sebelumnya, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang sering dihadapi dalam setiap tahapan penyusunan, dan diusulkan beberapa rencana aksi (pendekatan) untuk mengatisipasi berbagai permasalahan yang ada dalam penyusunan RPI2JM pada wilayah studi, seperti disajikan pada tabel dibawah ini : Tabel 3. 11. Permasalahan dan Rencana Aksi Dalam Penyusunan RPI2JM No Tahapan Permasalahan Tindakan Penyelesaian 1 Identifikasi dan Inventarisasi Arahan Spasial Pengembangan KSN dan Program 1. Ketersediaan dokumen perencanaan spasial di daerah (RTRW/RTR 1. Percepatan komunikasi kepada Sekretariat BKPRD Prov Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 25 No Tahapan Permasalahan Tindakan Penyelesaian Investasi Pembangunan Infrastruktur KS Prov/Kab). 2. Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan di daerah (RPJPD/RPJMD) 2 Perumusan Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur Kesalahan dalam men- sintesa program 1. Kecermatan dan ketelitian dalam men- sintesa. 2. Pengembangan database dan kodifikasi program
3 Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Kesalahan dalam melakukan analisis sinkronisasi antar program aspek analisis fungsi, lokasi dan waktu 1. Pemahaman yang kuat mengenai lokasi dari level provinsi, kabupaten, kecamatan. Bahkan cenderung tidak menggunakan batasan administrasi. 2. Dukungan dari Ahli GIS dalam proses analisis. 4 Penyiapan Rancangan RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum pada KSN Adanya permasalahan pada tahap 1, 2 dan 3 tersebut, berdampak pada terlambatnya menyusun dokumen RPI2JM Percepatan penyelesaian dokumen RPI2JM Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 26 No Tahapan Permasalahan Tindakan Penyelesaian 5 Penyepakatan Rancangan RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum pada KSN Peserta consensus bukan yang berwenang untuk menandatangani pakta consensus Percepatan penyelesian dokumen RPI2JM dengan target penyelesaian pada bulan ke 5. Sumber: Tim Konsultan, 2014
TAHAPAN RPI2JM TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5 INPUT PROSES KELUARAN PROBLEMS EXPERIENCE APPROACH TIME LINE PELAPORAN Arahan Spasial Program Prioritas Ketersediaan data : RPJPD/RPJMD Prov/ Kab/Kota. RTRW Prov/Kab/Kota Pengumpulan dokumen kebijakan spasial dan pembangunan 1 Bulan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulanan Pengintegrasian berbagai arahan spasial dari RTR yang ada RTRWN, RTR KSN, RTRW Provinsi, RTRW Kab/Kota RPJPN, RPJMN, RKP, RENSTRA, RPJPD, RPJMD Penggabungan program prioritas dari berbagai dokumen kebijakan pembangunan Rencana Terpadu Kesalahan dalam mensintesa program 1 Bulan Pengembangan database dan kodifikasi program berbasis spasial Laporan Bulanan Output Tahap 2 Analisis hubungan atau keterkaitan Program yang sinkron : waktu, fungsi dan lokasi Kesalahan lokasi, waktu dan fungsi Analisis GIS Rapat dan Koordinasi di Medan 1 Bulan Laporan Antara dan Laporan Bulanan Output Tahap 3 Desk Study Rancangan Dokumen RPI2JM Terlambatnya proses analisis tahap 3 Percepatan analisis Rapat dan Koordinasi di Medan 1 Bulan Laporan Draf Akhir Dan Laporan Bulanan Penyepakatan Diskusi, Crosscheck program, kesesuaian program, berbasis penataan ruang Dokumen Konsensus RPI2JM Peserta yang hadir tidak berwenang untuk menandatangani konsensus Rapat dan Koordinasi di Medan Rapat dan Koordinasi di Kementerian Pekerjaan Umum 1 Bulan Laporan Akhir dan Laporan Bulanan
Gambar 3. 8. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan RPIIJM KSN MEBIDANGRO Sumber: Tim Konsultan, 2014 Laporan Pendahuluan Bab 3 Metodologi |Hal | 28
Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 1 Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTR KSN MEBIDANGRO
Dengan terbitnya peraturan presiden No 62 tahun 2011 tentang RTR KSN MEBIDANGRO, diharapkan masyarakat dapat memiliki kehidupan yang lebih baik. Kehidupan lebih baik yang dimaksud adalah terwujudkan kawasan MEBIDANGRO yang semakin aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Seperti yang diketahui bersama bahwa hal ihwal terbentuknya Kota Mebidangro diawali dengan adanya perkebunan tembakau pada tahun 1969 yang berpindah ke Medan dari Labuhan Deli. Yang mana, saat ini salah satu situs hijau terbentuknya Kota Mebidangro adalah adanya Lapangan Merdeka. Atau disebut Merdeka Walk. Sesuai dengan harapan dari terbitnya peraturan presiden tersebut, terdapat beberapa visi pengembangan Kota Mebidangro. Yakni ; 1. Ekonomi internasional 2. Hijau, 3. Aksesibel, dan 4. Terkoneksi
Gambar 4. 1. Visi Rencana Tata Ruang KSN MEBIDANGRO Sumber: Iklan Layanan Masyarakat, Balai Informasi Penataan Ruang, Kementerian PU, 2013 Terkoneksi Hijau Aksesibel Ekonomi Internasional Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 2 Selain itu terdapat beberapa langkah strategis dalam upaya perwujudan struktur dan pola ruang kawasan strategis nasional MEBIDANGRO, diantaranya : 1. Pengembangan ekonomi koridor ekonomi internasional Belawan Kuala Namu; 2. Pengembangan Pusat Pusat Pelayanan Kota Baru; 3. Revitalisasi Pusat Kota Lama Medan dan Kawasan Tembakau Deli; 4. Pengembangan dan Pemantapan Koridor MEBIDANGRO; 5. Pengembangan Akses Strategis MEBIDANGRO. TUJAKSTRA RTR KSN MEBIDANGRO Berdasarkan kajian dari batang tubuh peraturan presiden No 62 tahun 2011, menurut tim ahli peraturan presiden tersebut belum memenuhi unsur kerangka logis yang benar. Dimana dalam pembuatan batang tubuhnya tidak di strukturkan dengan baik. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. 1. Tabel Kajian Batang Tubuh TUJAKSTRA No Peraturan Presiden No 62/2011 Perbaikan dari Tim Ahli Terdapat 4 tujuan Terdapat 4 tujuan, tetapi tidak dikelompokkan kebijakan/strategi yang menjadi bagian dari masing-masing tujuan penataan ruang. Terdapat 7 kebijakan dengan turunan strategi dimasing-masing kebijakan Oleh tim konsultan, dilakukan kajian terhadap batang tubuh tujuan, kebijakan dan strategi dan mengelompokkan kabijakan/strategi kepada masing-masing tujuan. Hal ini penting sebagai bagian dari tahapan analisis pada matrik tahap 1 inventarisasi arahan spasial Sumber : tim konsultan, 2014 Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 3 Berdasarkan kajian tersebut disimpulkan bahwa pada tujuan, kebijakan dan strategi dibagi habis seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. 2. Kajian Sistematika Batang Tubuh TUJAKSTRA KSN MEBIDANGRO Tujuan Kebijakan Strategi Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing secara internasional, dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional di bagian utara Pulau Sumatera; 1. Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara internasional terutama dalam kerja sama ekonomi subregional Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand; Mengikuti sesuai perpres, terdapat 5 langkah strategi 2. Peningkatan akses pelayanan pusat- pusat kegiatan perkotaan Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak utama pengembangan wilayah Sumatera bagian utara; Mengikuti sesuai perpres, terdapat 6 langkah strategi 3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan Kawasan Perkotaan Mebidangro yang merata dan terpadu secara internasional, nasional, dan regional; Mengikuti sesuai perpres, terdapat 5 langkah strategi 4. Peningkatan koordinasi, integrasi, Mengikuti sesuai Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 4 Tujuan Kebijakan Strategi dan sinkronisasi pembangunan Kawasan Perkotaan Mebidangro melalui kerja sama antardaerah, kemitraan pemangku kepentingan, dan penguatan peran masyarakat. perpres, terdapat 4 langkah strategi Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan tata air DAS; 5. Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di Kawasan Perkotaan Mebidangro; Mengikuti sesuai perpres, terdapat 3 langkah strategi Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan; dan 6. Peningkatan keterpaduan antarkegiatan budi daya serta keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan; Mengikuti sesuai perpres, terdapat 12 langkah strategi Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro. 7. Peningkatan fungsi dan fasilitas pertahanan dan keamanan negara di Kawasan Perkotaan Mebidangro; dan Mengikuti sesuai perpres, terdapat 3 langkah strategi Sumber : Perpres 62/2011 dan pengembangan tim konsultan, 2014
Untuk memudahkan dalam analogi berfikir, konsultan membuat diagram seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 5 k1s1 k1s2 k2s1 k2s2 k3s1 t1k1 t1k2 t1k3 Tujuan 1 k1s1 t3k1 Tujuan 2 PENATAAN RUANG KSN MEBIDANGRO k1s1 k1s2 k1s3 t2k1 Tujuan 3 k1s3 k1s4 k1s5 k1s7 k1s4 k1s5 k2s3 k2s4 k2s5 k3s2 k3s3 k3s4 k3s5 k1s2 k1s3 k1s4 t1k4 k2s6 k4s1 k4s2 k4s3 k4s4 k4s5 k1s5 k1s6 k1s7 k1s8 k1s9 k1s10 k1s11 k1s12 Tujuan 4 t4k1 k1s1 k1s2 k1s3
Gambar 4. 2. Diagram Pohon TUJAKSTRA MEBIDANGRO Sumber : Perpres 62/2011 dan pengembangan tim konsultan, 2014
Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 6 TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI PENATAAN RUANG KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) MEDAN, BINJAI, DELI SERDANG, DAN KARO (MEBIDANGRO) TUJUAN 1 TUJUAN 2 TUJUAN 3 TUJUAN 4 4 KEBIJAKAN 1 KEBIJAKAN 1 KEBIJAKAN 1 KEBIJAKAN 20 STRATEGI 3 STRATEGI 12 STRATEGI 3 STRATEGI
Gambar 4. 3. Diagram Logis TUJAKSTRA MEBIDANGRO Sumber : Perpres 62/2011 dan pengembangan tim konsultan, 2014
Lebih lengkapnya, pada tabel dibawah ini disampaikan tujuan, kebijakan dan strategi berdasarkan hasil kajian tim ahli. Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 7
Tabel 4. 3. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang KSN MEBIDANGRO Tujuan Kebijakan Strategi Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya, saing secara internasional, dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional di bagian utara Pulau Sumatera; 1. Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara internasional terutama dalam kerja sama ekonomi subregional Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand; 1. mengembangkan pusat-pusat kegiatan yang memiliki aksesibilitas eksternalyang memadai dan mudah terjangkau dari kawasan permukiman; 2. mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa secara terpadu pada pusatpusat kegiatan, simpul-simpul transportasi, serta koridor-koridor jalan arteri; 3. mengembangkan kawasan industri yang tersebar di sepanjang jaringan jalanLintas Timur Sumatera dan sekitar pelabuhan serta bandar udara sebagai bagian dari Koridor Ekonomi Sumatera dengan tetap memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta fungsi ekosistem; 4. mengembangkan sebagian Kawasan Perkotaan Mebidangro yang menyelenggarakan fungsi perekonomian Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 8 Tujuan Kebijakan Strategi bersifat khusus yang terdiri atas satu atau beberapa zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan/atau ekonomi lainnya; dan 5. mengarahkan pengembangan perkotaan pada arah timur dan barat, danmengendalikan pengembangan di kawasan pesisir dan perbukitan di bagian selatan Kawasan Perkotaan Mebidangro.terdapat 5 langkah strategi 2. Peningkatan akses pelayanan pusat- pusat kegiatan perkotaan Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak utama pengembangan wilayah Sumatera bagian utara; 1. menetapkan pusat kegiatan yang tersebar dan seimbang di Kawasan PerkotaanMebidangro; 2. mengembangkan pusat-pusat kegiatan yang memiliki aksesibilitas eksternal yang memadai dan didukung oleh jaringan prasarana yang terpadu; 3. mengembangkan pusat-pusat kegiatan yang memiliki aksesibilitas internal yang memadai dari permukiman; 4. mengembangkan lokasi kegiatan sektor informal secara terpadu dengan pusat-pusat Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 9 Tujuan Kebijakan Strategi kegiatan yang tidak mengganggu kelancaran lalu lintas dan kenyamanan lingkungan; 5. meningkatkan keterkaitan antarpusat kegiatan perkotaan Mebidangro dengan kawasan perkotaan dan perdesaan di sekitarnya; dan 6. mengembangkan pusat-pusat pelayanan perdesaan yang memiliki aksesibilitas internal. 3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan Kawasan Perkotaan Mebidangro yang merata dan terpadu secara internasional, nasional, dan regional; 1. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi perkotaan yang seimbang dan terpadu antara jaringan jalan, jalur pedestrian, jalur sepeda, jalur evakuasi bencana, angkutan massal yang berbasis moda jalan, jaringan jalur kereta api, transportasi laut, dan transportasi udara yang tidak mengganggu keutuhan kawasan lindung dan ekosistem yang bersifat unik atau bernilai konservasi tinggi (high conservation value); 2. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan energi listrik, minyak dan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kawasan Perkotaan Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 10 Tujuan Kebijakan Strategi Mebidangro; 3. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi yang mencapai seluruh pusat kegiatan dan permukiman di Kawasan Perkotaan Mebidangro;\ 4. meningkatkan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air dengan berbasis pengelolaan wilayah sungai secara terpadu; dan 5. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan air minum, air limbah, drainase, dan persampahan secara terpadu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kawasan Perkotaan Mebidangro. 4. Peningkatan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi pembangunan Kawasan Perkotaan Mebidangro melalui kerja sama antardaerah, 1. mengembangkan lembaga kerja sama antardaerah yang berfungsi untuk melakukan koordinasi, fasilitasi kerja sama, dan kemitraan dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pembangunan Kawasan Perkotaan Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 11 Tujuan Kebijakan Strategi kemitraan pemangku kepentingan, dan penguatan peran masyarakat. Mebidangro; 2. meningkatkan integrasi dan sinkronisasi pembangunan antara Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota di Kawasan Perkotaan Mebidangro; 3. meningkatkan promosi investasi di dalam dan luar negeri serta memanfaatkan kerja sama ekonomi subregional Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand; dan 4. d. mendorong penguatan peran masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan Kawasan Perkotaan Mebidangro melalui berbagai forum dan lembaga pendukung pengembangan Kawasan Perkotaan Mebidangro. Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan tata air DAS; Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di Kawasan Perkotaan Mebidangro; 1. mewujudkan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari kawasan fungsional perkotaan dan mewujudkan hutan paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari setiap DAS dengan sebaran yang proporsional yang berada di Kawasan Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 12 Tujuan Kebijakan Strategi Perkotaan Mebidangro; 2. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup berbasis wilayah sungai dan DAS; dan 3. merehabilitasi dan merevitalisasi kawasan lindung yang telah mengalami kerusakan fungsi lindung. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan; dan Peningkatan keterpaduan antarkegiatan budi daya serta keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan; 1. menetapkan lokasi dan kegiatan budi daya yang meliputi permukiman, pertanian, kelautan dan perikanan, transportasi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan negara, pariwisata, pertambangan, industri, dan hutan produksi dengan mempertimbangkan faktor ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan; 2. mengembangkan kegiatan perkotaan yang meliputi permukiman, perdagangan dan jasa, serta industri secara terpadu sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan; 3. menyeimbangkan pengembangan kegiatan dengan penyediaan permukiman serta Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 13 Tujuan Kebijakan Strategi prasarana dan sarana, untuk mewujudkan pelayanan optimal serta lingkungan yang bersih dan sehat; 4. mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, regional, dan lokal secara merata; 5. mengembangkan kegiatan industri yang memiliki keterkaitan dengan sumber bahan baku di kawasan sekitarnya dan keterkaitan dengan pasar internasional, nasional, dan regional; 6. mempertahankan kegiatan pertanian produktif dan spesifik di perdesaan dengan memperhatikan dampak perkembangan kota dan konservasi air dan tanah; 7. mewajibkan pemerintah daerah menetapkan dan mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan; 8. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam tak terbarukan sesuai daya dukung lingkungan secara berkelanjutan dan Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 14 Tujuan Kebijakan Strategi mengutamakan masyarakat lokal; 9. mengendalikan pemanfaatan kawasan hutan produksi untuk menjaga fungsi hidrogeologis daerah tangkapan air; 10. memanfaatkan wilayah pesisir serta perairan pantai untuk kegiatan transportasi, pariwisata, perikanan, dan pertambangan secara terpadu; 11. mengembangkan kegiatan budi daya darat dan laut yang berbasis mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim global; dan 12. mewajibkan instansi Pemerintah dan pemerintah daerah melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam rangka penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup di Kawasan Perkotaan Mebidangro sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan Pendahuluan Bab 4 Tujuan, Kebijakan dan Strategi KSN MEBIDANGRO| Hal | 15 Tujuan Kebijakan Strategi Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro. Peningkatan fungsi dan fasilitas pertahanan dan keamanan negara di Kawasan Perkotaan Mebidangro; dan 1. menyediakan ruang untuk kawasan pertahanan dan keamanan negara; 2. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara; dan 3. mengembangkan zona penyangga yang memisahkan antara kawasan pertahanan dan keamanan negara dan kawasan budi daya terbangun di sekitarnya. Sumber : Perpres 62/2011 dan pengembangan tim konsultan, 2014
Laporan Pendahuluan Bab 5 Rencana Kerja dan Struktur Organisasi| Hal | 1 Bab 5 Rencana Kerja dan Struktur Organisasi Pekerjaan
Didalam pelaksanaan pekerjaan ini, rencana kerja konsultan dibagi kedalam 3 bagian tahapan pekerjaan. Yakni tahapan persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan. Walaupun didalam kerangka acuan kerja tidak secara baik dikelompokkan tahapan dan kegiatan yang dilaksanakan, konsultan tetap membaginya dalam 3 kelompok tahapan. Masa waktu pengerjaan selama 5 bulan diharapkan semua pihak dapat bekerjasama dengan baik. Terutama dari sumber data, yakni Balai Besar Jalan Nasional, Balai Wilayah Sungai, Randal Keciptakaryaan serta pemilik pekerjaan. Rencana Kerja Sesuai dengan materi yang telah diberikan melalui kerangka acuan kerja, serta memaduserasikan dengan pedoman yang baru, maka program kerja konsultan dibagi dalam 3 tahapan utama. 1. Tahap persiapan 2. Tahap pelaksanaan, dan 3. Tahap pelaporan
Tabel 5. 1. Program Kerja PROGRAM KERJA LAMA PENANGANAN DEADLINE KLASTER PENANGANAN (1) (2) (3) (4) TAHAP PERSIAPAN 1. Penyiapan kontrak kerja 2. Penyiapan surat menyurat survey di lapangan 3. Kajian dan evaluasi metodologi kerja 4. Koordinasi dengan tim supervisi 5. Mobilisasi tenaga ahli Bulan ke -1 Akhir bulan ke - 1 Manajemen, Ketua Tim dan Para Ahli TAHAP PELAKSANAAN Laporan Pendahuluan Bab 5 Rencana Kerja dan Struktur Organisasi| Hal | 2 Melakukan telaah dokumen kebijakan spasial terkait serta dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur ke- PU-an Bulan ke - 1 1 Minggu Ketua Tim dan Para Ahli Melakukan survey lapangan dan kompilasi data Bulan ke - 2 Akhir Bulan ke-2 Ketua Tim dan Para Ahli Melakukan inventarisasi arahan spasial pengembangan wilayah lima tahun ke depan (matriks dan peta) Bulan ke 2 dan ke - 3 Pertengah an bulan ke - 3 Ketua Tim dan Para Ahli Melakukan inventarisasi dan sintesis terhadap program prioritas pembangunan infrastruktur ke-PU-an Menyiapkan Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur ke- PU-an (matriks dan peta) Bulan ke - 3 Akhir bulan ke - 3 Ketua Tim dan Para Ahli Menyiapkan sinkronisasi program prioritas pembangunan infrastruktur ke-PU-an berdasarkan hubungan fungsional, lokasi, waktu, dan anggaran Bulan ke - 4 Akhir bulan ke - 4 Ketua Tim dan Para Ahli Menyusun rancangan RPI2JM KSN MEBIDANGRO Bulan ke - 5 Akhir bulan ke - 5 Ketua Tim dan Para Ahli Menyiapkan peta program prioritas pembangunan infrastruktur ke-PU-an di masing- masing KSN per tujuan per sektor Bulan ke 2, 3, 4 dan 5 Akhir bulan ke - 5 Ketua Tim dan Para Ahli TAHAP PELAPORAN Laporan Pendahuluan Bulan ke - 1 10 Juli 2014 Ketua Tim dan Para Ahli Laporan Antara Bulan ke - 3 Akhir bulan ke - 3 Ketua Tim dan Para Ahli Laporan Akhir Bulan ke 4 Akhir bulan ke 4 Ketua Tim dan Para Ahli Laporan Bulanan 1 x 5 bulan Tiap akhir bulan Ketua Tim dan Para Ahli Sumber : Konsultan, 2014
Laporan Pendahuluan Bab 5 Rencana Kerja dan Struktur Organisasi| Hal | 3 Struktur Organisasi Pekerjaan Sesuai materi kerangka acuan kerja, bahwa pemberi pekerjaan akan memberikan tim supervisi yang akan menjadi mitra dari konsultan untuk dapat bersama-sama menghasilkan keluaran yang dapat digunakan oleh semua pihak. Oleh karena tim teknis atau disebut dengan tim supervisiadalah Tim Teknis dari Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang, Satuan Kerja Dinas Penataan Ruang dan Permukiman, Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan dari tim konsultan, terdiri ; 1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, 2. Ahli Perencanaan Kota, 3. Ahli Prasarana Wilayah, 4. Ahli Pemetaan/GIS, 5. Ahli Lingkungan, 6. Ahli Perumahan dan Permukiman, 7. Ahli Hukum dan Kelembagaan, 8. Tenaga Pendukung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini; Laporan Pendahuluan Bab 5 Rencana Kerja dan Struktur Organisasi| Hal | 4 Team Leader/ Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota Manajemen Konsultan Satuan Kerja (SATKER) Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Ahli Perencanaan Kota Tim Teknis/Supervisi Ahli Prasarana Wilayah Ahli Pemetaan/GIS Ahli Lingkungan Ahli Perumahan & Permukiman Ahli Hukum & Kelembagaan Tenaga Pendukung Tenaga Pendukung
Gambar 5. 1. Struktur Organisasi Pekerjaan Sumber : Tim Konsultan, 2014 Tabel 5. 2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan No Tahapan Pekerjaan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V 1 Persiapan 2 Penyusunan Lap. Pendahuluan
3 Survey dan Kompilasi Data 4 Penyusunan Lap. Antara 5 Penyusunan Draft Lap. Akhir 6 Penyusunan Laporan Akhir 7 Penyusunan Lap. Bulanan Sumber : Kerangka Acuan Kerja, 2014
Laporan Pendahuluan Bab 6 Kebutuhan dan Ketersediaan Data| Hal | 1 Bab 6 Kebutuhan dan Ketersediaan Data
Dalam bab ini, dibahas mengenai kebutuhan data yang akan digunakan dalam penyusunan dokumen RPI2JM. Berdasarkan prosedur penyusunan RPI2JM, yang menjadi input dari tahapan adalah dokumen kebijakan spasial dan kebijakan pembangunan yang di proses melalui penginterasian antara arahan spasial (pada tahap 1a) dan proses pengintegrasi program prioritas pembangunan infrastruktur (pada tahap 1b). untuk itu didalam tabel yang disampaikan dibawah ini dibagi dua (2) kelompok data yang harus dipenuhi. Tabel 6. 1. Kebutuhan dan Ketersediaan No Kelompok/Nama Dokumen Sumber Pencarian Ketersediaan (tersedia/belum) Rencana Aksi 1 DokumenSpasial 1.1 RTR KSN MEBIDANGRO www.sikumtaru.com Tersedia 1.2 RTRW Nasional www.sikumtaru.com Tersedia 1.3 RTRW Provinsi Sumatera Utara Bappeda Provinsi Sumatera Utara Belum tersedia Survei Instansi 1.4 RTRW Kota Medan Bappeda Kota Medan Belum tersedia Survei Instansi 1.5 RTRW Kota Binjai Bappeda Kota Binjai Belum tersedia Survei Instansi 1.6 RTRW Kabupaten Deli Serdang Bappeda Kabupaten Deli Serdang Belum tersedia Survei Instansi 1.7 RTRW Kabupaten Karo Bappeda Kabupaten Karo Belum tersedia Survei Instansi 1.8 RTR Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Utara Bappeda Provinsi Sumatera Utara Belum tersedia Survei Instansi, Perlu Konfirmasi tentang produk RTR KS 1.9 RTR Kawasan Strategis Kab/Kota terkait Bappeda Kab/Kota Belum tersedia Survei Instansi, Perlu Konfirmasi tentang produk RTR KS 1.10 Peta softfile (.shp) dalam format GIS Dittarunas Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta Belum tersedia Survei Instansi Laporan Pendahuluan Bab 6 Kebutuhan dan Ketersediaan Data| Hal | 2 No Kelompok/Nama Dokumen Sumber Pencarian Ketersediaan (tersedia/belum) Rencana Aksi 2 DokumenPembangunan 2.1 RPJP Indonesia Bappenas.go.id Tersedia 2.2 RPJMD Indonesia Bappenas.go.id Tersedia 2.3 RKP Bidang Pekerjaan Umum www.pu.go.id Tersedia 2.4 Rencana Strategis Ditjen Bina Marga www.pu.go.id Tersedia 2.5 Rencana Strategis Ditjen Sumber Daya Air www.pu.go.id Tersedia 2.6 Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya www.pu.go.id Tersedia 2.7 RPJPD Provinsi Sumatera Utara Bappeda Provinsi Sumatera Utara Belum tersedia Survei Instansi 2.8 RPJMD Provinsi Sumatera Utara Bappeda Provinsi Sumatera Utara Belum tersedia Survei Instansi 2.9 RPJPD Kota Medan Bappeda Kota Medan Belum tersedia Survei Instansi 2.10 RPJMD Kota Medan Bappeda Kota Medan Belum tersedia Survei Instansi 2.11 RPJPD Kota Binjai Bappeda Kota Binjai Belum tersedia Survei Instansi 2.12 RPJMD Kota Binjai Bappeda Kota Binjai Belum tersedia Survei Instansi 2.13 RPJPD Kabupaten Deli Serdang Bappeda Kabupaten Deli Serdang Belum tersedia Survei Instansi 2.14 RPJMD Kabupaten Deli Serdang Bappeda Kabupaten Deli Serdang Belum tersedia Survei Instansi 2.15 RPJPD Kabupaten Karo Bappeda Kabupaten Karo Belum tersedia Survei Instansi 2.16 RPJMD Kabupaten Karo Bappeda Kabupaten Karo Belum tersedia Survei Instansi 2.17 Hasil Konsultasi Regional Tahun 2014 Bidang Bina Marga Bag. Bina Program Ditjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta Tersedia 2.18 Hasil Konsultasi Regional Tahun 2014 Bidang Sumber Daya Air Bag. Bina Program Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta Tersedia 2.19 Hasil Konsultasi Regional Tahun 2014 Bag. Bina Program Ditjen Cipta Karya, Tersedia Laporan Pendahuluan Bab 6 Kebutuhan dan Ketersediaan Data| Hal | 3 No Kelompok/Nama Dokumen Sumber Pencarian Ketersediaan (tersedia/belum) Rencana Aksi Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta Sumber : AOGA Expert, 2014
Laporan Pendahuluan Bab 7 Penutup | Hal | 1 Bab 7 Penutup
Demikianlah Laporan Pendahuluan ini disampaikan sebagai bentuk pertanggungjawaban dari tim konsultan ahli dan manajemen konsultan. Laporan ini merupakan laporan hasil diskusi yang baik dengan tim teknis. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada tim teknis memberi arahan dan masukan terhadap substansi laporan. Masukan dan saran kepada tim konsultan ahli dapat disampaikan kepada manajemen konsultan melalui : PT Bonafindo Consultant civil | Urban Regional Planning | Industry Email : aogaexpert@yahoo.com Telp. 021 980 9696 8
&
Satuan Kerja Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang Email : tarukimsu@gmail.com Jl. Willem Iskandar no. 9 Telp. (061) 6619431, Fax (061) 6623480 MEDAN - 20222
Laporan Antara Penyusunan Rpi2jm 5 KSN (KSN PBTS Aceh-Sumut, Sulut-Gorontalo-Sulteng, Riau-Kepri, KSN PBPB Sabang, Dan KSN Pacangsanak) Serta Kawasan Sei Mangkei Dan Sekitarnya