You are on page 1of 18

Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 1

SPESIFIKASI TEKNIS



PAKET PEKERJ AAN : Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar
LOKASI : J l. HOS Cokro Aminoto Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri
TAHUN ANGGARAN : 2014




PASAL 1
PENJ ELASAN GAMBAR DAN RKS

1.1 PENJ ELASAN GAMBAR
a. Apabila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka
yang harus diikuti adalah gambar detail. Dalam hal ini skala yang besar lebih
mengikat dari pada skala yang kecil.
b. Apabila ukuran-ukuran skala gambar dan ukuran yang tertulis dalam gambar
berbeda, maka ukuran yang tertulis dalam gambar yang berlaku.
c. Bila penyedia meragukan tentang perbedaan antara gambar yang ada, baik
konstruksi maupun ukurannya, maka penyedia berkewajiban untuk
menanyakan kepada konsultan Pengawas secara tertulis.
d. Dalam hal terjadi perbedaan gambar detail/ gambar rencana dengan keadaan
di lapangan, penyedia dapat mengajukan gambar kerja (shop drawing) yang
sesuai dengan kondisi di lapangan dan dapat dipergunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas. Di dalam semua hal bila terjadi pengambilan ukuran yang salah
adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia.
e. Apabila dalam gambar disebutkan lingkup pekerjaan atau ukuran, sedang
dalam RKS dan BQ tidak disebutkan, maka gambar yang harus dilaksanakan.

1.2 PENJ ELASAN RKS
a. Pada RKS tentang Syarat-syarat Teknis, termuat lingkup pekerjaan, spesifikasi
bahan yang digunakan dan syarat-syarat pelaksanaan.
b. Apabila dalam gambar tidak tercantum lingkup pekerjaan, ukuran dan
jumlahnya, sedangkan dalam RKS pada lingkup pekerjaan tercantum, maka
penyedia terikat untuk melaksanakannya.

1.3 BERITA ACARA RAPAT PENJ ELASAN PEKERJ AAN / AANWIJ ZING
a. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) merupakan catatan
perubahan/ penambahan/ pengurangan/ penetapan dari gambar kerja dan
RKS.
b. Apabila pada Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan tidak ada perubahan/
penambahan/ pengurangan/ penetapan tentang RKS dan gambar pelaksanaan,
sedang pada RKS atau gambar menimbulkan keragu-raguan, maka penyedia
pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan wajib menanyakan kebenarannya.
Sehingga dapat ditetapkan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.


PASAL 2
LINGKUP PEKERJ AAN

2.1 Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia adalah sebagai berikut:
a) Akses jalan masuk lokasi pasar, jalan masuk Resi Gudang, jalan masuk menuju
TPA berupa jalan paving block dan pekerjaan terkait lainnya.
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 2
b) Pekerjaan Box Cluvert, dan pekerjaan terkait lainnya seperti yang ditunjuk dalam
gambar.
c) Penutup saluran keliling LOS Pasar atau seperti yang ditunjuk dalam gambar.
d) Pekerjaan terkait lainnya yang tercantum dalam BQ dan gambar perencanaan.




PASAL 3
PEKERJ AAN PERSIAPAN


3.1. LINGKUP PEKERJ AAN
a. Mengadakan pengamanan lokasi kegiatan dari segala gangguan.
b. Mengadakan komunikasi dengan instansi dan pihak-pihak terkait.
c. Mengadakan atau membangun Direksi Keet, gudang dan barak kerja.
d. Mengadakan persiapan tempat penimbunan dan penyiapan bahan.
e. Mengadakan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin / alat bantu pekerja untuk
menjamin kelancaran pekerjaan.
f. Menyediakan kotak PPPK dan perlengkapannya.
g. Menyiapkan jalan masuk ke lokasi kegiatan.
h. Papan nama proyek.

3.2. PEMBUATAN PAGAR PENGAMAN
a. Pagar pengaman terbuat dari bahan seng gelombang.
b. Pagar pengaman dipasang menutup lokasi pekerjaan dan memberikan ruang
gerak yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan rutin.
c. Pagar pengaman harus terpasang kuat dan rapi sampai pekerjaan selesai.

3.3. KOORDINASI DAN ADMINISTRASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, penyedia harus melakukan ijin dan berkoodinasi
dengan pihak pengguna jasa, konsultan pengawas dan pihak-pihak terkait.
b. Penyedia wajib membuat foto/dokumentasi 0%, minimal dari 4 sisi sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai.
c. Penyedia wajib memasang papan nama proyek, dengan ukuran ditentukan
kemudian.
d. Penyedia tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk
apapun dilingkungan kegiatan.



PASAL 4
DIREKSI KEET DAN BANGSAL KERJ A


4.1. LINGKUP PEKERJ AAN
a. Penyedia harus membuat direksi keet dengan luasan mampu untuk
menampung rapat minimal 8 orang, berjendela cukup terang dan berventilasi
baik.
b. Penyedia diwajibkan membuat gudang yang tertutup yang dapat dikunci
dengan aman dan terlindung terhadap hujan dan panas, untuk menempatkan
material seperti PC dan alat-alat penting lainnya.
c. Penyedia juga harus membuat bangsal terbuka untuk pekerja supaya terhindar
dari hujan dan panas.

4.2. BAHAN DIREKSI KEET
a. Bahan dinding dan pintu dari tripleks
b. Rangka bangunan dari kayu.
c. Lantai dari rabat beton.
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 3
d. J endela naco.
e. Penutup atap seng gelombang BJ LS 30 atau Asbes Gelombang.
f. Daun pintu dilengkapi dengan pengunci.

4.3. PERLENGKAPAN DIREKSI KEET
a. 4 (empat) buah meja ukuran 80 X 100 cm dilengkapi dengan laci yang bisa
dikunci.
b. 1 (satu) buah kursi untuk setiap meja tulis.
c. Satu set meja kursi untuk rapat koordinasi lapangan minimal 10 orang
d. Satu papan tulis white board ukuran 90 X 190 cm lengkap dengan alat tulis
dan penghapusnya.
e. Sebuah almari arsip yang bisa dikunci.
f. Computer dan printer untuk alat gambar.
g. Alat komunikasi.

4.4. SYARAT PELAKSANAAN
a. Direksi Keet didirikan pada tempat yang mudah dijangkau, diusahakan dekat
dengan pintu masuk.
b. Penempatan direksi keet harus mendapat persetujuan direksi.
c. Segala biaya pembuatan Direksi Keet, Gudang dan Bangsal Kerja menjadi
tanggung jawab dan beban penyedia.



PASAL 5
RENCANA KERJ A DAN PELAKSANAAN PEKERJ AAN

5.1. RENCANA KERJ A
a. Rencana kerja dibuat oleh penyedia berupa bar chart dan curve S, yang
memuat prestasi dan rencana kerja dalam persen.
b. Rencana kerja (Time schedule) harus mendapat persetujuan dari pihak
konsultan pengawas, serta penyedia wajib menggadakannya sebayak 4
(empat) lembar copy yang masing-masing diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen, Team Teknis, Konsultan Pengawas dan ditempelkan di bangsal
kerja.
c. Selanjutnya penyedia harus mengikuti Rencana kerja tersebut yang menjadi
dasar bagi Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas untuk menilai
prestasi pekerjaan dan segala sesuatu persoalan yang berhubungan dengan
kelambatan pekerjaan.
d. Penyedia diharuskan membuat Rencana Kerja mingguan pada setiap tahap
pengerjaan, paling tidak tiga hari sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan
tersebut.


5.2. HAK BEKERJ A DI LAPANGAN
Lapangan pekerjaan akan diserahkan kepada penyedia selama waktu pelaksanaan
pekerjaan. Segala sesuatu kerusakan yang ditimbulkan akibat pelaksanaan
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia.

5.3. PEMBAGIAN HALAMAN UNTUK BEKERJ A DAN J ALAN MASUK
a. Apabila penyedia akan mendirikan bangunan sementara (Direksi Keet dan
Gudang) maupun tempat penimbunan bahan, maka penyedia harus
mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada konsultan pengawas tentang
penggunaan halaman tersebut.
b. Semua biaya untuk prasarana, fasilitas pekerjaan, serta akomodasi menjadi
tanggungan penyedia.
c. Apabila terjadi kerusakan pada jalan komplek, saluran air atau bangunan
lainnya yang disebabkan adanya pelaksanaan pembangunan ini penyedia
berkewajiban untuk memperbaiki kembali, selambat-lambatnya dalam masa
pemeliharaan.
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 4
d. Dilokasi kegiatan penyedia diharuskan menyiapkan alat-alat pengaman
terhadap kebakaran dan keamanan kerja lainnya.

PASAL 6
PENJ AGAAN


6.1 Penyedia harus melakukan pengamanan barang-barang diseluruh halaman
bangunan pekerjaan baik selama maupun pada waktu tidak dilakukan pekerjaan.
Hal ini berlaku pula pada barang-barang pihak ketiga dan pihak Konsultan
Pengawas.
6.2 Untuk maksud ini apabila diperlukan maka disekeliling pekerjaan pada tempat-
tempat tertentu di buatkan Pos Penjagaan.
6.3 Barang-barang dan bahan-bahan bangunan yang hilang, baik yang belum maupun
yang sudah dipasang, tetap menjadi tanggung jawab penyedia dan tidak
diperkenankan untuk diperhitungkan dalam biaya tambahan.
6.4 Penyedia diharuskan melaporkan personil yang tinggal di lokasi kegiatan kapada
petugas keamanan setempat.

PASAL 7
PEKERJ AAN PENGUKURAN DAN BOUWPLANK

7.1. PENGUKURAN
a. Penyedia harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara
pengukuran dengan alat-alat theodolith, waterpass dan peralatan lain yang
diperlukan.
b. Pengawas Lapangan dan Penyedia akan menetapkan tempat/posisi patok
penandaan permanen (bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan,
dan dituangkan dalam Berita Acara penentuan titik 0 (nol) lantai bangunan
maupun jalan.
c. Untuk pekerjaan jalan pemasangan patok pengukuran untuk profil memanjang
dipasang pada setiap jarak 25 meter.
d. Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas
Lapangan dan tetap merujuk pada level patok awal.
e. Berdasarkan patok tersebut Penyedia menentukan level bangunan pada setiap
pekerjaan sesuai dengan gambar perencanaan.

7.2. PEMASANGAN BOUWPLANK
a. Ketetapan letak bangunan harus mengacu pada gambar perencanaan dan harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas
b. Penempatan bouwplank minimal berjarak 1 m dari as kolom/dinding dan tidak
mengganggu pada saat pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan.
c. Bahan yang digunakan untuk bouwplank adalah papan meranti 2/20 cm, usuk
5/7 cm untuk tiang bouwplank, paku dan cat/meni untuk tanda perletakan as-
as bangunan/kolom utama seperti yang ditunjuk pada gambar.
d. Pemasangan bouwplank harus kuat dengan menggunakan papan meranti 2/20
cm yang diserut halus, rata dan lurus pada permukaan atasnya, sedangkan
tiang bouwplank menggunakan kayu meranti 5/7 cm yang dipancang kuat dan
kokoh kedalam tanah.
e. Semua titik-titk as bangunan harus diberi tanda dengan cat dan tampak jelas,
serta tidak mudah berubah posisinya.
f. Bouwplank merupakan pedoman letak tinggi lantai bangunan terhadap muka
tanah yang merupakan 0.00 meter bangunan.
g. Hasil pengukuran posisi bangunan tersebut harus dibuatkan Berita Acara
Pengukuran (Uitzeet) yang disetujui oleh Direksi.



Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 5

PASAL 8
PEKERJ AAN GALIAN, URUGAN DAN LPA

8.1. UMUM
Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Pengawas Lapangan terutama tentang ukuran galian. Bahan-bahan galian
yang akan dipakai untuk penimbunan harus diperiksa terlebih dahulu oleh
Pengawas Lapangan.
8.2. LINGKUP PEKERJ AAN
Pekerjaan galian yang dimaksud pada pekerjaan ini adalah galian tanah pondasi
jalan, pondasi batu kali, urugan tanah kembali dan pekerjaan terkait lainnya

8.3. BAHAN/MATERIAL
a. Semua urugan yang akan dipergunakan berupa tanah dan atau pasir urug.
b. Sebelum dipergunakan harus mendapat persetujuan Direksi.
c. Bahan urugan berupa tanah urug harus bersih dari kotoran, humus dan bahan
organic yang dapat mengakibatkan penyusutan atau perubahan kepadatan
urugan itu sendiri.
d. Tanah bekas galian dapat dipergunakan sebagai urugan asalkan mendapat ijin
dari pengawas lapangan.
e. Pasir urug harus berbutir halus (0.5-2) mm, bergradsi tidak seragam
(heterogen), warna hitam/merah kecoklatan.
f. Urugan peninggian pile menggunakan bahan sirtu.


8.4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
8.4.1 Pekerjaan Galian J alan
a. Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan
untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai dengan
gambar yang telah direncanakan.
b. Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan
pekerjaan clearing dan grubbing yang bertujuan untuk membersihkan
lokasi dari akar-akar pohon dan batu-batuan.
c. Untuk mengetahui elevasi jalan rencana, surveyor harus melakukan
pengukuran dengan menggunakan alat ukur (theodolit). Apabila elevasi
tanah tidak sesuai maka tanah dipotong kembali dengan menggunakan
alat berat (motor grader), sampai elevasi yang diinginkan.
d. Memadatkan tanah yang telah dipotong dengan menggunakan Vibrator
Roller.
e. Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (ujiDensity
Sand Cone test) di lapangan.

Pekerjaan galian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian :
Galian Biasa Commond Excavation)
Dalam pekerjaan ini dilakukan penggalian untuk menghilangkan atau
membuang material yang tidak dapat dipakai sebagai struktur jalan,
yang dilakukan menggunakan excavator untuk memotong bagian ruas
jalan sesuai dengan gambar rencana, sedangkan pengangkutan
dilakukan dengan menggunakan dump truck.
Galian Batuan / Padas
Pekerjaan galian batu (padas) mencakup galian bongkahan batu
dengan volume 1 meter kubik atau lebih. Pada pekerjaan galian batu
ini biasa dilakukan dengan menggunakan alat bertekanan udara
(pemboran) dan peledekan.
Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis
tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam
Pembbangunan Per
8.4.2
8.4.3
8.4.4
erkerasan / Pa

Pekerj
Perlu d
dengan
yang a
yang m
lapis de
Proses
a. Tim
Pad
ber
b. Tim
Pad
bias
tim
Pro
seb
kep
Dum

Adapun
Men
Dum
Men
pek
Mer
dire
dipa
ham
Mem
sep
dalm
hor
dem
6 p
dida

Pengu
Pengu
Penguj
dilapan
dilaksa


Gamba

4 Lapisa
BAHAN
a) Su
Ba
di

aving Area Pa
gambar
galian la
jaan Tim
diingat s
n pekerja
akan dilak
menggan
engan ke
penimbu
mbunan B
da timbu
asal dari
mbunan P
da pekerj
sa disebu
bunan ku
ses pem
belum m
padatan 9
mp Truck
n langkah
ngangkut
mp Truck
numpahk
kerjaan p
ratakan m
encanaka
asang pa
mparan.
madatkan
panjang t
m kead
rizontal) h
mi sedikit
pasing (1
apat elev
ujian Ke
ujian San
jian ini b
ngan. J u
nakan di
ar Titik P
an Pond
N :
umber B
ahan lap
isetujui.
asar
untuk str
ntai pond
mbunan
ebelum
aan clea
kerjakan
nggu pro
etebalan
unan dap
Biasa
unan bia
hasil gal
Pilihan
aan timb
ut borrow
urang da
madata ta
elakukan
95%, den
k, Motor G
h kerja d
t materia
k.
kan mate
enimbun
material
an. Seba
atok tiap
n tanah
tepi dan
aan me
harus dim
t ke arah
12 x linta
vasi top s
padatan
nd Cone
bertujuan
uga bis
ilapangan
Pengamb
asi Agre
Bahan
pis pond

ruktur. Pe
dasi jemb
pekerjaa
aring dan
tidak m
oses pem
tertentu
pat diklas
sa ini m
lian bada
bunan ini
wpitt. Tan
ri 6%.
anah dim
n proses
ngan me
Grader.
ari prose
al dari q
erial pad
nan.
menggu
agai pan
p jarak
denga
bergera
emanjang
mulai pad
h yang tin
asan) hin
subgrade
n Tanah
e
n untuk
sa sebag
n dengan
bilan Sam
egat Kel
dasi agre
ekerjaan
batan
an galian
n grubbi
engandu
madatan.
dan dilak
sifikasikan
material
an jalan y
tanah ya
nah ini di
maksudka
pengha
enggunak
es pemad
quary m
da lokasi
nakan M
nduan o
25 m y
menggun
ak sedikit
g, sedan
da bagia
nggi, pem
ngga did
yang se
mengeta
gai per
n perenca
mpel
las A
egat har
galian in
maupun
ing, mak
ung baha
Timbuna
kukan pr
n menjad
atau tan
yang tela
ang digu
gunakan
an untuk
amparan
kan alat b
datan tan
enuju lo
tempat
Motor Gra
operator
yang dita
nakan V
t demi s
ngkan p
an yang r
madatan
dapatkan
suai deng
ahui nila
bandinga
anaan pe
rus dipili
ni hanya
n timbun
ksudnya
n organi
an dilaks
roses pem
di 2, yaitu
nah yan
h memen
nakan be
n apabila
k memad
materia
berat sep
nah, adala
okasi den
dimana
ader sam
Grader
andai se
Vibrator R
sedikit ke
pada tik
rendah d
tersebut
tebal pa
gan renc
ai kepada
an peke
ekerjaan.

h dari s
Hal
terbatas
nan haru
adalah
k dan be
sanakan
madatan.
u :
g biasa
nuhi syar
erasal da
nilai CBR
datkan ta
al untuk
perti Vibr
ah sebag
ngan me
akan d
mpai kete
dan v
esuai den
Roller ya
e arah su
kungan
dan berge
dipadatk
adat 20
cana.
atan dan
erjaan y
sumber
aman - 6
untuk
us didahu
agar lok
enda-ben
lapis de

digunak
rat
ri luar ya
R tanah d
anah da
memen
rator Roll
gai beriku
enggunak
ilaksanak
ebalan ya
vibro ma
ngan tin
ang dimu
umbu ja
(alinyem
erak sed
kan deng
cm hing
n kadar
yang ak
yang te
ului
kasi
nda
emi
kan
ang
dari
sar
uhi
ler,
ut :
kan
kan
ang
aka
ggi
ulai
lan
men
ikit
gan
gga
air
kan
lah
Pembbangunan Per erkerasan / Pa
b) Fr
o
o
c) Fr
o
o
d) Si
o
o
e) Pe
Pe
ha
di
un
di
PENGH
a) Pe
o
b) Pe
o
aving Area Pa
raksi ag
Agrega
partike
Bilama
agrega
berat a
pecah.
raksi ag
o Agrega
pasir a
Fraksi
dari fra
ifat-sifa
Seluruh
gumpa
Gradas
secara



encamp
encampu
arus dik
isetujui,
ntuk me
ibenarkan

HAMPAR
enyiapa
o Lokasi
agrega
dahulu
engham
Setiap
yang m
toleran
asar
gregat ka
at kasar y
el atau pe
na digun
at kasar
agregat k
gregat ha
at halus y
lami atau
agregat y
aksi agreg
at bahan
h lapis p
alan lemp
si harus
basah) d
puran ba
uran bah
kerjakan
dengan
emperole
n melaku
RAN DA
an Pengh
yang t
at, harus
dari pen
mparan
lapis ha
merata ag
nsi yang

asar
yang tert
ecahan ba
nakan unt
yang be
kasar ini
alus
yang lolo
u batu pe
yang lolo
gat lolos
n yang d
pondasi a
pung atau
memen
dalam Ta
Grad
Sifat
ahan unt
han untu
di loka
menggu
eh camp
ukan pen
N PEMA
hampara
telah dis
s disiapk
ngawas la
arus diha
gar meng
disyaratk
tahan pad
atu atau
tuk lapis
erasal da
harus m
os ayakan
ecah halu
os ayakan
ayakan
dipersya
agregat h
u bahan-
nuhi kete
abel berik
dasi lapis p
t-sifat lapi
tuk lapi
uk mem
asi crush
unakan c
uran de
campura
ADATAN
an
sediakan
kan dan
apangan.
ampar p
ghasilkan
kan. Bilam
da ayaka
kerikil ya
pondasi
ari kerikil
mempunya
n 4,75 m
us dan pa
n No.200
No.40.
ratkan
harus be
bahan la
entuan (
kut
pondasi ag
is pondasi
s ponda
enuhi ke
hing pla
cara mek
engan pr
n di lapa
:
untuk
mendap
.
pada sua
n tebal p
mana ak
an 4,75 m
ang keras
agregat
l, tidak k
ai paling
mm harus
artikel ha
0 tidak bo
bas dari
in yang t
(menggu
agregat
si agregat
asi agreg
etentuan
ant atau
kanis yan
roporsi y
angan.
pekerjaa
patkan p
atu opera
padat yan
kan diham
Hal
mm harus
s dan aw
kelas A m
kurang d
sedikit s
s terdiri d
alus lainn
oleh lebih
bahan o
tidak dike
unakan p
gat
n yang
pencam
ng telah
yang be
an lapisa
persetuju
asi deng
ng diperlu
mpar lebi
aman - 7
s terdiri d
wet.
maka unt
dari 100
satu bida
dari parti
ya.
h besar 2
organik d
ehendaki
pengayak
disyaratk
mpur ya
h dikalibr
enar. Tid
an pond
an terle
an takar
ukan dala
ih dari sa
dari
tuk
%
ang
ikel
2/3
dan
.
kan
kan
ang
rasi
dak
dasi
bih
ran
am
atu
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 8
lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama
tebalnya.
o Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah
satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada
partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus
diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi
baik.
o Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus 2 kali
ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak
boleh melebihi 20 cm.
c) Pemadatan
o Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis
harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan
memadai dan disetujui, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari
kepadatan kering maksimum (modified) seperti yang ditentukan
oleh SNI 03-1743-1989, metode D.
o Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas
kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang
ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum (modified) yang
ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D.
o Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak
sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang.
Pada bagian yang ber superelevasi, penggilasan harus dimulai dari
bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian
yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai
seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan
secara merata.
o Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak
terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis
atau alat pemadat lainnya yang disetujui.
d) Pengujian
o J umlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk
persetujuan awal harus mencakup seluruh jenis pengujian yang
disyaratkan minimum 3 contoh yang mewakili sumber bahan yang
diusulkan.
o Setelah persetujuan mutu bahan lapis pondasi agregat yang
diusulkan, seluruh jenis pengujian bahan akan diulangi lagi, bila
terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya.
o Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus
dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang
dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut harus dilakukan
untuk setiap 1.000 m3 bahan yang diproduksi paling sedikit harus
meliputi tidak kurang dari 5 pengujian indeks plastisitas, 5 pengujian
gradasi partikel, dan 1 penentuan kepadatan kering maksimum
menggunakan SNI 03-1743-1989, metode D. Pengujian CBR harus
dilakukan dari waktu ke waktu sesuai kebutuhan.
o Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin
diperiksa, menggunakan SNI 03-2827-1992. Pengujian harus
dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang
ditetapkan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.

Pembbangunan Per erkerasan / Pa
o
o
o
o

TOLER
a) El
El
de




b) K
Te
bo


aving Area Pa

Pada p
ketidak
(cambe
dalam
Tebal t
boleh k
Pada p
lapisan
bahan
penyim
dengan
melinta
Untuk
dipada
atas e
jalan, t
tepi ja
boleh b
RANSI P
levasi P
levasi pe
engan to
Ketebala
ebal tota
oleh kura
asar
permukaa
k-rataan
er) perm
Gambar.
total min
kurang 1
permukaa
n resap p
yang ter
mpangan
n mistar
ang sumb
bahu jal
tkan tida
levasi ra
tidak bol
alur lalu-
bervarias
PENGUJ I
ermuka
ermukaan
leransi :
n Lapis
al minimu
ang dari t

an semua
yang da
mukaan i

imum lap
cm dari
an lapis p
pengikat
rlepas ha
maksim
r lurus
bu jalan,
an tanpa
ak boleh
ancangan
leh lebih
-lintas ya
si lebih da
I AN :
aan
n lapis a
Fondasi
um Lapis
tebal yan
a lapis p
apat men
itu harus
pis ponda
tebal yan
pondasi a
atau pela
arus dibu
um pada
sepanjan
maksimu
a laburan
berbeda
n, pada
tinggi m
ang bers
ari 1 % d
khir haru
i Agrega
s Pondas
ng disyara
pondasi a
nampung
s sesuai
asi agreg
ng disyar
agregat k
aburan p
uang den
a kerataa
ng 3 m
um 1 cm
n aspal, p
a lebih da
setiap ti
maupun l
sebelaha
dari leren
us sesua
at
i Agrega
atkan.
agregat t
g air dan
dengan
gat kelas
ratkan.
kelas A ya
permukaa
ngan sika
an perm
m, dileta
.
permuka
ari 1,5 cm
itik. Perm
lebih ren
an. Leren
ng melinta
i dengan
t Kelas A
Hal
tidak bole
n semua
n yang d
A dan ke
ang disia
an, bilam
at yang k
mukaan y
akkan se
an akhir
m di baw
mukaan
ndah 1 cm
ng melin
ang ranc
n Gamba
A dan Ke
aman - 9
eh terdap
a punggu
ditunjukk
elas B tid
apkan unt
mana sem
keras, ma
yang diuk
ejajar at
yang te
wah atau
akhir ba
m terhad
ntang tid
cangan.
ar Rencan
elas B tid


pat
ung
kan
dak
tuk
mua
aka
kur
tau
lah
u di
ahu
dap
dak
na,

dak
Pemb
9.1
bangunan Per
8.4.5
8.4.6
. LING
a. Pe
m
ba
b. M

c. Pe
erkerasan / Pa
c) K
To
be

Pekerj
a. Pen
pek
b. Ked
ata
lapa
c. Pad
tind
dise
d. Sela
kay
kon
e. Dal
pek
itu
unt
f. Bah
dite
dar
dise

Pekerj
a. Pela
teba
b. Tan
mer
c. Bah
uru
d. Tan
per
e. Dal
har
pen
f. Pas
tida

KUP PEK
ekerjaan
material u
antu yang
acam po
Pondas
edoman
aving Area Pa
Kerataan
oleransi
erikut.



jaan Ga
nyedia ha
kerjaan y
dalaman
u telah
angan.
da galian
dakan pe
etujui ole
ama pel
yu, beka
ntruksi po
am mela
kerjaan la
penyedia
tuk menu
han-baha
empatkan
i pekerja
etujui Pe
jaan Uru
aksanaan
al setiap
nah/sirtu
rupakan
han bong
gan.
nah beka
setujuan
am pelak
us mem
nurunan l
sir urug y
ak seraga
PE
KERJ AAN
pembua
untuk pe
g diperlu
ondasi ya
si pasang
Pelaksan
asar
n Lapis F
kerataan
lian Pon
arus me
yang dima
galian p
menca
n tanah
encegaha
eh penga
aksanaan
s longso
ondasi.
aksanaka
ain didal
a harus
unjang ke
an sisa
n bersera
aan palin
ngawas L
ugan Po
n pengur
lapis ma
yang
bongkah
gkaran t
as galian
dari Dire
ksanaan
mperhatik
lantai.
yang dipe
am (heter
EKERJ AA
atan pond
ekerjaan
ukan.
ng digun
gan batu
naan

Fondasi
n Lapis
ndasi Ba
nyediaka
aksud.
pondasi m
pai tana
yang mu
an denga
was lapa
n pengg
oran ata
an pekerj
am galia
menyedi
elancaran
galian
akan, sis
g lambat
Lapangan
ondasi B
rugan ha
aksimal 2
diurugka
han-bong
tidak diij
dapat d
eksi.
penguru
kan ting
ergunaka
rogen), w
PAS
AN PON
dasi mel
tersebut
nakan ada
kali sepe
Agregat
Pondasi
atu Kali
an perala
minimal s
ah kera
udah lon
an mema
angan.
galian, h
au bend
rjaan pen
an harus
akan pom
n pekerja
yang
sa galian
t 2 x 24
n.
Batu Kali
arus dilak
0 cm ser
an harus
kahan ta
jinkan u
diperguna
gan teru
gkat kep
n harus
warna hit
SAL 9
DASI BA
iputi pen
t dan pe
alah :
erti yang
t
Agrega
atan dan
sesuai de
as denga
ngsor, pe
asang pe
arus dib
a-benda
nggalian,
terhinda
mpa air
aan.
tidak d
n tersebu
jam dan
i
ksanakan
rta dipada
s dalam
anah agar
untuk dip
akan seb
utama pa
padatann
berbutir
tam/mera
ATU KAL
nyediaan
erlengka
ditunjuk
at kelas
n tenaga
engan ga
an pers
enyedia
enahan a
bersihkan
yang d
, pemasa
ar dari g
dengan
diperguna
ut harus
dibuang
n dengan
atkan de
m keada
r mudah
pergunak
bagai uru
sir dibaw
nya, sup
halus (0.
ah kecok
LI
tenaga
pan sert
k pada ga
Hala
A adala
yang cu
ambar re
setujuan
harus m
atau cara
n juga b
dapat m
angan p
enangan
jumlah y
akan tid
segera d
g pada te
n cara b
ngan sta
an teru
dipadatk
kan seba
ugan asa
wah lanta
paya tid
.5-2) mm
klatan.
kerja, ba
ta mesin
ambar.
aman - 10
ah seba
ukup unt
encana d
pengaw
mengadak
a lain ya
bekas ak
menggang
ondasi d
n air. Unt
yang cuk
dak bo
dikeluark
empat ya
berlapis d
amper.
rai, buk
kan.
agai bah
l mendap
ai, penye
dak terj
m, bergra
ahan-bah
n-mesin/a
gai
tuk
dan
was
kan
ang
kar,
ggu
dan
tuk
kup
leh
kan
ang
dan
kan
han
pat
dia
adi
adsi
han
alat
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 11
Sebelum pelaksanaan pondasi, penyedia harus mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar-gambar detail
perencanaan dan harus meminta persetujuan Pengawas Lapangan.
Penyedia diwajibkan memberikan laporan kepada Pengawas Lapangan, bila ada
perbedaan antara gambar-gambar struktur dengan gambar arsitektural atau bila
ada hal-hal yang kurang jelas.

9.2. PONDASI BATU KALI
9.3.1. Bahan/Material
a. Batu kali/batu belah
Batu kali atau batu gunung yang dipergunakan dengan ukuran
15/20 utuh dan tidak poros.
Apabila merupakan batu pecah/belah, bagian yang terpecah harus
bersudut runcing dan tajam.
b. Semen Portland (PC)
Semen Portland menggunakan sekualitas Semen Gresik, dan
penggunaannya harus satu jenis pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Pasir
Pasir yang dipergunakan harus bermutu baik, berbutir tajam dan keras ,
tidak mengandung lumpur, tidak mengandung bahan organis dan
sejenisnya.

9.3.2. Syarat Pelaksanaan
a. Setelah pasir urug di atas tanah galian mencapai kepadatan yang
disyaratkan dan tebalnya telah diukur sesuai dengan rencana, maka
dapat dipasang aanstampeng.
b. Pasangan aanstampeng harus saling mengisi antar batu kali, sehingga
merupakan landasan pondasi yang utuh dan padat.
c. Rongga-rongga antar batu aanstampeng diisi dengan pasir urug dan
diberi air sampai padat.
d. Pasangan pondasi batu kali dilaksanakan diatas aanstampeng dengan
campuran 1PC : 6PS, bentuk dan ukuran sesuai gambar rencana.

PASAL 10
PEKERJ AAN PASANGAN

10.1. LINGKUP PEKERJ AAN
10.1.1. Pasangan trasram dan plesteran trasram dilaksanakan dengan campuran 1
PC : 3 pasir pada:

10.1.2. Pasangan dinding bata dan plesteran dengan campuran 1 PC : 6 pasir.
dilaksanakan untuk seluruh dinding tembok/plesteran, kecuali disebut lain
dalam gambar atau sesuai dengan arahan dari konsultan pengawas.

10.1.3. Benangan sudut dan acian
a. Benangan sudut dengan campuran 1 PC : 2 pasir selebar 5 cm dari
sudut pasangan tembok atau beton.
b. Acian dilaksanakan pada seluruh permukaan plesteran dinding/beton
dengan menggunakan air PC.


10.2. BAHAN-BAHAN
10.2.1. Batu Bata
a. Batu merah harus kualitas baik, ukuran minimal sesuai yang ada di
pasaran.
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 12
b. Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya datar,
padat dan tidak menunjukkan retak-retak.
c. Apabila dilakukan pemeriksaan dengan cara menggoreskan ujung bata
pada bagian sisi yang panjang pada bidang keras dan kasar sepanjang
1 meter, maka panjangnya berkurang akibat aus maksimum 1 cm.
10.2.2. Semen Portland (PC)
Semen Portland harus mempergunakan semen Gresik atau merk lain yang
sekualitas dan yang digunakan harus satu jenis.
10.2.3. Pasir Pasang
Pasir yang digunakan harus halus dan tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 5 % (terhadap berat kering) serta memenuhi gradasi yang baik.

10.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
10.3.1. Pasangan Bata
a. Batu merah pecah yang dipasang jumlahnya tidak boleh melebihi 20%
dari jumlah batu merah yang utuh.
b. Pasangan tembok batu merah harus dipasang dengan hubungan
(verband) yang baik, tegak lurus, siku dan rata. Tinggi pasangan
tembok bata hanya diperbolehkan setinggi 1,00 meter untuk setiap
hari kerja.
c. Semua voer/siar di antara pasangan batu merah pada hari pemasangan
harus diratakan dan kelihatan rapi.
d. Pemasangan perancah (andang-andang) tidak boleh dipasang dengan
menembus tembok.
e. Sebelum dipasang, bata harus dibasahi/direndam air secukupnya
sehingga dapat melekat dengan sempurna.

10.3.2. Plesteran
a. Seluruh permukaan dinding tembok yang akan diplester harus
dibasahi/disiram dengan air bersih terlebih dahulu sampai rata, serta
dinding yang telah diplester harus selalu dijaga kelembabannya. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah pengeringan plesteran terlalu cepat/
sebelum waktunya.
b. Semua pekerjaan plesteran harus rata, halus, dan merupakan satu
bidang tegak lurus dan siku. Plesteran yang telah selesai harus bebas
dari retak-retak/ noda-noda dan cacat lainnya.
c. Plesteran dinding dikerjakan dengan tebal minimal 1 (satu) centimeter
dan maksimal 2 (dua) centimeter.
d. Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, harus mempunyai
permukaan yang halus dengan cara diaci dan dalam keadaan setengah
kering digosok dengan kertas semen
e. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing (benangan) supaya
digunakan plesteran 1Pc : 2Ps dan dilaksanakan lurus dan tajam.

PASAL 11
PEKERJ AAN BETON

11.1. LINGKUP PEKERJ AAN
11.1.1. Beton Struktur
Beton struktur dengan mutu fc= 17.5 Mpa, meliputi semua pekerjaan
beton struktur kecuali beton non struktural

11.2. BAHAN-BAHAN
11.1.2. Umum
Bahan-bahan campuran beton berupa PC, agregat halus maupun kasar
penyedia harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas, sebelum mendatangkan material
tersebut secara masal.
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 13

11.1.3. Cemen Portland
a. J enis PC
Semen Portland yang dipakai harus dari satu jenis menurut
peraturan Semen Portland Indonesia 1972 (NI 8) yaitu Semen
Gresik atau merk lain dengan persetujuan tertulis Direksi.
Satu komponen pekerjaan beton tidak boleh menggunakan lebih
dari satu merk/jenis semen, bila hal tersebut telah dilaksanakan
maka harus diadakan test sesuai dengan prosedur yang berlaku.
b. Penyimpanan PC
Semen yang didatangkan ditempat pekerjaan harus dalam kondisi
baik dan terbungkus kantong-kantong semen asli dari pabrik.
Agar semen yang didatangkan tetap terjaga kualitasnya, semen
harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik dan
alas penimbunan semen harus diatas muka tanah setinggi 30 cm.
Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh
lapis, penyimpanan dari pengiriman tiap hari hendaknya terpisah
agar semen yang datang lebih dulu, segera bisa dipergunakan.

11.1.4. Agregat halus (pasir)
a. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir buatan
yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu asalkan memenuhi SNI 03-
1726-2002 dan SNI 03-2847-2002
b. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras serta
bersifat kekal.
c. Agregat halus harus bersih dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih
dari 5% (terhadap berat kering) serta memenuhi gradasi yang baik.
d. Pasir laut tidak boleh dipergunakan sebagai campuran beton.

11.1.5. Agregat Kasar
a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah alami,
maupun buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu asalkan
memenuhi SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002
b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori
serta bersifat kekal.
c. Bila menggandung butir-butir yang pisah, jumlah beratnya tidak boleh
melampaui 20%.
d. Agregat juga tidak boleh kotor dengan kandungan Lumpur maksimum
1%, bila kandungan lumpurnya melebihi yang dipersyaratkan agregat
kasar harus dicuci.
e. Selain tidak boleh mengandung Lumpur juga tidak boleh mengandung
zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat reaksi alkali.
f. Gradasi agregat kasar harus memenuhi syarat SNI 03-1726-2002 dan
SNI 03-2847-2002.
g. Ukuran butir agregat maksimum tidak boleh lebih daripada seperlima
jarak terkecil antara bidang-bidang dari cetakan, sepertiga dari tebal
plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara batang-
batang atau berkas-berkas tulangan.

11.1.6. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton-beton harus air bersih (yang
dapat diminum) dan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkohol,
garam-garam dan bahan-bahan lain yang dapat merusak beton maupun
baja tulangan.

11.1.7. Baja Tulangan
a. Mutu baja tulangan
Baja tulangan memakai mutu U-24 dengan tegangan leleh = 2400
kg/cm sesuai dengan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002.
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 14
Apabila baja tulangan kualitasnya diragukan oleh Direksi, maka
penyedia harus memeriksakan melakukan uji laboratorium atas
biaya penyedia.

b. Dimensi Besi Tulangan
Ukuran dan jumlah baja tulangan seperti yang ada digambar.
J enis baja tulangan yang digunakan baja polos dan deform.
Penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas
persetujuan tertulis oleh Direksi.
Bila penggantian dimensi tulangan disetujui oleh direksi, maka luas
penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang
tersebut dalam gambar atau perhitungan.

c. Penyimpanan besi tulangan
Semua baja tulangan harus disimpan ditempat yang bebas lembab dan
dipisahkan sesuai dengan diameter serta asal pembelian. Semua baja
tulangan harus dilindungi terhadap segala macam kotoran dan minyak
serta dihindarkan terhadap pengaruh garam kuat.

11.1.8. Bekisting
a. Pembuatan bekisting harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI 03-
1726-2002 dan SNI 03-2847-2002
b. Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang cukup
kering dengan tebal minimum 2 cm atau panil-panil multipleks dengan
tebal minimum 12 mm.
c. Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 5/7 sebagai
penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga mampu
mendukung tekanan beton pada saat pengecoran sampai selesai
proses pengikatan.
d. Penyangga struktur lantai (balok, lantai,dll) dapat digunakan kayu
dengan ukuran minimal 5/7 cm dengan jarak maksimum 50 cm dan
papan kelas III sebagai landasa antara tanah dan tiang penyangga
(perancah), atau menggunakan scaffolding baja.

11.1.9. Mutu Beton dan Campuran
a. Mutu beton adalah fc = 17.5 Mpa untuk pekerjaan konstruksi yang
harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam SNI
03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002 dengan pengawasan yang ketat
terhadap mutu dengan keharusan memeriksa kekuatan tekan beton
secara kontinyu berupa pemeriksaan benda-benda uji melalui
laboratorium yang ditunjuk atas biaya Kontraktor.
c. Apabila rencana perbandingan campuran (sesuai mix design)
tegangan yang diinginkan tidak terpenuhi, maka berdasarkan
percobaan pendahuluan perbandingan volume dapat digunakan yang
lebih tinggi.
d. Untuk pekerjaan beton tidak bertulang seperti, lantai kerja untuk
pondasi beton rabat dan beton tumbuk digunakan campuran 1 PC: 3
Pasir: 5 kerikil.

11.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
11.3.1 Lapisan penutup beton
a. Tebalnya lapisan penutup beton harus mendapat persetujuan direksi
dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan menurut SNI 03-1726-2002
dan SNI 03-2847-2002.
b. Untuk mendapatkan ketebalan lapisan penutup beton yang seragam
maka harus dibuat beton persegi (beton decking) yang dapat diikat
terhadap baja tulangan.


Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 15
11.3.2 Penulangan
a. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan
1. Penyedia diharuskan membuat gambar detail pemotongan baja
tulangan dengan berpedoman kepada gambar-gambar beton yang
ada sesuai dengan ketentuan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-
2002.
2. Gambar-gambar detail yang telah disetujui oleh direksi mengikat
untuk dilaksanakan.
3. Baja tulangan dibengkokkan atau diluruskan dalam keadaan
dingin, kecuali apabila pemasangannya diijinkan oleh direksi.
4. Pembengkokan atau meluruskan tulangan tidak boleh dengan cara
yang merusak tulangan.
b. Pemasangan baja tulangan
1. Tulangan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan jarak-jarak
yang terdapat pada gambar rencana, dan selama pengecoran
letaknya tidak berubah.
2. Sehubungan dengan ketetapan tebal penutup beton, maka selain
dipasang beton-beton tahu, harus dipasang penahan jarak baja
tulangan (korset) dengan jumlah minimal 4 buah tiap-tiap m
2
plat
lantai maupun plat atap.


11.3.3 Bekesting
1. Ukuran dalam bekesting adalah ukuran beton sesuai dengan ukuran
yang ditunjuk dalam gambar.
2. Bekesting harus diperkuat sedemikian rupa, agar tidak bocor,
melendut dan berubah bentuk pada saat mendapatkan tekanan spesi
pada saat pengecoran berlangsung.
3. Sebelum pengecoran, bekesting harus dibersihkan dari kotoran,
serbuk gergaji, kawat ikat, dan bekesting harus dibersihkan dengan
air sampai kondisi jenuh.

11.3.4 Percobaan Pendahuluan
a. Apabila dilakukan pengecoran secara manual, maka penyedia
diwajibkan untuk membuat percobaan pendahuluan, sebagaimana
pedoman pencampuran beton disesuaikan dengan kondisi bahan yang
ada.
b. Penyedia wajib mengirimkan data dan keterangan campuran kepada
direksi sebagai dasar campuran yang akan digunakan oleh ready mix.
c. Hasil percobaan pendahuluan selambat-lambatnya 5 hari sebelum
pelaksanaan pengecoran harus sudah diserahkan kepada direksi/
pengawas, sebagaimana kelengkapan permohonan ijin pengecoran.

11.3.5 Peralatan kerja dan pengujian
a. Yang disebut dengan peralatan kerja adalah:
1. Mesin pengaduk (beton molen) apabila membuat campuran
sendiri.
2. Mesin penggetar (vibrator).
3. Takaran bahan-bahan beton.
4. Alat pengangkut adukan.
b. Yang disebut dengan peralatan pengujian adalah:
1. Slump test (kerucut abrahams)
2. Cetakan kubus beton yang terbuat dari besi, yang kesemua alat
tersebut harus dalam keadaan baik dan fungsional.

11.3.6 Dimensi beton
Dimensi beton adalah ukuran beton itu sendiri (sesuai dengan dimensi
yang terdapat dalam gambar maupun perhitungan struktur beton), tanpa
atau sebelum adanya plesteran/finishing, yang merupakan ukuran dalam
bekesting.
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 16
11.3.7 Pelaksanaan pengecoran dengan cara manual
a. Pengecoran
Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan perawatan
beton, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan di dalam SNI 03-
1726-2002 dan SNI 03-2847-2002.
b. Takaran campuran beton
Pelaksanaan penakaran campuran beton pada pembuatan beton
dengan cara manual, harus dengan kotak-kotak takaran yang sama
volumenya, dan mendapat persetujuan direksi.
c. Pengadukan campuran beton
Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin
pengaduk beton (beton molen) yang bekerja dengan baik dan
pemberhentian pengadukan dilakukan bila adukan sudah rata/
homogen.
d. Pengangkutan campuran beton
Pengangkutan beton dari molen sampai tempat cetakan harus
menggunakan alat angkut kereta dorong, sehingga adukan yang
sudah homogen tidak berubah/terjadi pemisahan bahan pada saat
pengangkutan.

e. Penuangan adukan beton pada bekesting
1. Penuangan adukan pada plat atau balok diusahakan tidak terjadi
segregasi.
2. Penuangan pada pengecoran kolom jangan terlalu tinggi,
sehingga terjadi penguraian campuran. Apabila terpaksa dapat
dilakukan dengan membuat lubang-lubang tertentu untuk
penuangan campuran beton.
11.3.10 Penguji Slump
a. Penguji slump dilakukan pada waktu pemeriksaan oleh Direksi,
sebelum pengecoran dilaksanakan, berdasarkan referensi dari hasil
percobaan pendahuluan.
b. Penguji slump, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pada pasal-
pasal dalam SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002.
c. Apabila takaran air telah ditentukan berdasarkan pengujian slump,
maka alat penakar tersebut harus digunakan selama pelaksanaan
pengecoran.
d. Peralatan penguji slump harus tersedia di lapangan dimana sewaktu
waktu pengawas lapangan dapat melakukan pengujian slump sesuai
dengan hasil pencampuran bahan yang ada di lapangan.
e. Beton adukan yang tidak memenuhi syarat slump tersebut tidak
boleh dicor ke dalam cetakan.
11.3.11 Pembuatan benda uji
a. Selama pelaksanaan pengecoran berlangsung, penyedia diwajibkan
membuat benda uji silinder 15 x 30 cm sesuai dengan yang
dimaksudkan dalam SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002,
terbuat dari bahan plat besi dengan tebal yang cukup, sehingga
waktu dipadatkan tidak berubah bentuknya.
b. Pelaksanaan pembuatan benda uji, hendaknya dilakukan oleh
pelaksana ahli atau dalam hal ini penyediar dapat menghubungi
pihak laboratorium konstruksi beton, dalam hal pengambilan beton
untuk pembuatan benda uji.
c. Pengambilan untuk benda uji harus dilakukan secara acak dengan
persetujuan Direksi sehingga lantai yang dites dapat mewakili mutu
konstruksi beton yang dimaksud.
d. Benda-benda uji dapat diambil dari beton yang dicor pada setiap
bagian dari pekerjaan yang bersifat struktural, seperti yang
dinyatakan dalam gambar.
e. J umlah benda uji berdasarkan pada volume total beton yang
dikerjakan sesuai yang diajukan oleh penyedia.
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 17
f. Pada pelaksanaan pengecoran beton, minimal harus dibuat 1 benda
uji untuk setiap 5 m
3
beton.
g. Benda uji merupakan cermin pengecoran sesuai kondisi lapangan
asalkan dalam pengambilan benda uji mewakili bagian-bagian
struktur yang dicor.
h. Dalam satu adukan hanya dapat diambil satu buah benda uji.
i. Pengambilan benda-benda uji harus diambil adukan yang
diperkirakan akan mewakili bagian yang dicor.
j. Setiap benda uji harus diberi tanda sesuai dengan bagian yang dicor.
k. Apabila konstruksi yang telah dicor tidak dilakukan perendaman
maka benda uji tersebut tidak boleh direndam.
l. Benda-benda uji yang baru dibuat harus disimpan pada tempat yang
aman dan harus terhindar dari getaran-getaran.
n. Untuk mendapatkan gambaran tentang mutu beton yang
dilaksanakan, benda-benda uji tersebut dapat dilakukan test di
laboratorium pada umur relative muda, setidak-tidaknya 4 (empat)
hari setelah dicetak, dengan memperhatikan SNI 03-1726-2002 dan
SNI 03-2847-2002.
o. Dan hasil tes tersebut dapat dijadikan dasar mempertimbangkan
apakah perlu diadakan perubahan dalam campuran beton.

11.3.12 Evaluasi
a. Evaluasi kekuatan beton akan dilakukan secepat mungkin, agar bila
terjadi mutu beton yang jelek atau tidak sesuai dengan rencana,
segera dilakukan langkah-langkah perbaikan.
b. Bila jumlah benda uji kurang dari 20 buah, evaluasi dilakukan dengan
rumus-rumus statistic /dengan berpedoman pada SNI 03-1726-2002
dan SNI 03-2847-2002.
c. Apabila mengalami kesulitan di dalam menentukan standart deviasi
rencana (Sr) seperti tercantum dalam pasal 4.5 ayat 3, maka hasil
standart deviasi dan percobaan pendahuluan bisa dipergunakan,
dengan menggunakan angka yang lebih besar dari data yang ada.

11.3.14 Perawatan beton
a. Pada konstruksi beton yang baru dicor, harus dijaga terhadap
pengaruh-pengaruh getaran, yang akan dapat mempengaruhi proses
pengikatan beton.
b. Permukaan beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu
cepat dan atau tidak merata, dengan cara disiram air atau ditutup
karung goni yang dibasahi selama 14 (empat belas) hari.


PASAL 12
PEKERJ AAN PAVING BLOCK

12. 1. LINGKUP PEKERJ AAN
a. Pengadaan bahan, tenaga, peralatan, keselamatan kerja dan pemasangan.
b. Pekerjaan ini meliputi pemasangan paving block, serta pekerjaan terkait lainnya.
12. 2. BAHAN-BAHAN
a. Paving bock abu-abu tebal 10 cm, dengan mutu K 400
b. Paving tepi/mahkota
c. Pasir urug.
d. Lapis Pondasi Agregat kelas A

12. 3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Perkerasan / Paving Area Pasar Halaman - 18
a. Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan secara tertulis sebelum didatangkan secara masal ke lokasi.
b. Paving block harus berkualitas baik dan memenuhi spesifikasi teknis yang telah
ditentukan.
c. Permukaan harus rata, halus, sisinya lurus dan bersudut siku serta tidak cacat
maupun retak.
d. Ukuran dan bentuknya harus seragam.
e. Pengiriman Paving block ke lokasi harus dalam lebel/merek dagang yang utuh
dan jelas.
f. Pemasangan paving harus sesuai gambar perencanaan.
g. Pemasangan paving dilakukan setelah urugan pasir dibawahnya dalam keadaan
padat, rata dan bersih.
h. Paving harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
i. Pemasangan paving harus dimulai dari salah satu sisinya agar pola simetri yang
dikehendaki bisa terbentuk dengan baik.
j. Sambungan atau celah-celah antar paving harus lurus, rata dan seragam. Lebar
celah paving tidak boleh lebih dari 1.6 mm, kecuali ditentukan lain.
k. Pengecoran siar/celah antar paving harus dilaksanakan setelah pemasangan
paving benar-benar rata dan perlu diperhatikan levelingnya.
l. Pengecoran siar/celah menggunakan pasir dan dilakukan sedemikian rupa
sehingga bisa terisi penuh dan rapat. Setelah pengecoran siar selesai dilakukan,
bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan.
m. Pemadatan paving menggunakan stamper sampai permukaan rata dan
mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
n. Pemotongan paving harus dengan keahlihan dan dilakukan hanya pada satu sisi
dan bagian/sisi paving yang dipotong harus halus dan rapi.

PASAL 13
P E N U T U P

I. Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipasang terlebih
dahulu diajukan contohnya untuk mendapatkan persetujuan Konsultan pengawas.

II. Semua material dari hasil alam akan diperiksa oleh Konsultan pengawas pada saat
didatangkan di lapangan.

III. Material-material yang tidak disetujui harus segera dikeluarkan dari lapangan paling
lambat 2 x 24 jam. Bila penyedia tidak mengindahkan, Konsultan pengawas berhak
menyelenggarakan atas biaya penyedia.

IV. Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan
dalam RKS dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh penyedia.

V. Bagian-bagian yang secara konstruktif harus ada tetapi tidak disebutkan di dalam
RKS dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh penyedia dan pelaksanaannya
akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan pengawas.

You might also like