You are on page 1of 12

BAB VI

PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Karakteristik Biofisik dan Sosial Ekonomi DAS
Pada praktikum kali ini prakrikan akan melakukan identifikasi
karakteristik daerah aliran sungai. Karakteristik DAS adalah suatu sifat yang khas,
yang melekat pada DAS tersebut. DAS yang akan praktikan identifikasi adalah
DAS yang berada di lingkungan jatinangor yaitu DAS Cikeruh. Pertama praktikan
akan mengidentifkasi karakteristik morfologi dan morfometri sub DAS Cikeruh.
Untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi dan morfometeri ini praktikan
dapat menganalisis dari sebuah peta kontur.
Hasil identifikasi yang praktikan dapatkan adalah untuk sub DAS Cikeruh
panjang sungai utama nya adalah !," km sedangkan panjang keseluruhan sungai
adalah #$,!" km.
Selanjutnya praktikan dapat menghitung luas sub DAS Cikeruh. %uas
DAS dapat dihitung dengan melihat skala dan menginterprestasikan peta kontur
DAS Cikeruh tersebut ke kertas milimeter blo&k kemudian menghitung luas DAS
tersebut. %uas DAS yang praktikan dapat adalah #,'##" km
!
. Dengan luas DAS
yang hanya #,'##" maka dapat dikatakan bah(a DAS Cikeruh adalah bukan
DAS utama melainkan hanya sub DAS.
Selanjutnya praktikan juga dapat menganalisis ele)asi dari sub DAS
&ikeruh. *le)asi rata + rata dan )ariasi ketinggian pada suatu DAS merupakan
faktorpenting yang berpengaruh terhadap temperatur dan pola hujan. Ketinggian
tertinggi sub DAS Cikeruh yang tertinggi adalah ,-- mdpl dibagian hulu
sedangkan yang terendah adalah ,-- mdpl sehingga ketinggian rata rata sub DAS
Cikeruh adalah .!" mdpl. Selanjutnya dari grafik perbandingan antara
ketinggian DAS dan %uas DAS juga dapat dilihat bah(a semakin tinggi letak sub
DAS tersebut maka luas nya akan semakin ke&il.
/ama 0 1e2a Abel
/P3 0 !.----"!
Selanjutnya praktikan juga dapat menghitung kemiringan lereng dari sub
DAS Cikeruh. Kemiringan lereng yang praktikan dapat dengan menggunakan
rumus adalah -,---#' 4. Dengan kemiringan ini dapat disimpulkan bah(a sub
DAS Cikeruh memiliki klasifikasi kemiringan lereng yang landai. Untuk jenis
aliran praktikan dapat memperhatikan bentuk peta kontur sub DAS &ikeruh.
5erdasarkan hasil analisa sub DAS Ciekruh memiliki pola aliran radial yaitu
sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik dan berkembang pada )ulkan
atau dome. 5entuk lereng sub DAS Cikeruh memilik bentuk yang &embung.
Selanjutnya praktikan juga dapat menghitung kerapatan aliran sub DAS
Cikeruh. Kerapatan aliran adalah panjang aliran sungai per kilometer persegi luas
DAS. Kerapatan aliran sub DAS Cikeruh adalah ,#" km6km
!
. 5erdasarkan nilai
kerapatan ini dapat disimpulkan bah(a sub DAS &ikeruh akan mengalami
penggenangan.
Selanjutnya praktikan juga dapat menentukan arah orientasi dari sub DAS
Cikeruh. 7rientasi DAS ini berpengaruh terhadap transpirasi, e)aporasi dan faktor
+ faktor yang berpengaruh pada jumlah air yang tersedia untuk aliran sungai.
7rientasi sub DAS Ciekruh menghadap ke arah barat daya. Kemudian praktikan
juga dapat menghitung keliling DAS. Keliling sub DAS Cikeruh adalah !8"-- m.
Dengan mengetahui parameter keliling DAS dan luas DAS selanjutnya praktikan
dapat menghitung nilai &ir&ularity ratio. /ilai &ir&ularity ratio sub DAS Cikeruh
adalah -,"#. 9ika semakin mendekati maka bentuk DAS semakin mendekati
lingkaran. 5entuk DAS ini mempunyai pengaruh pada pola aliran sungai dan
ketajaman pun&ak dis&harge banjir.
Selanjutnya praktikan akan mengidentifikasi karakteristik sosial budaya,
sosial kependudukan, kelembagaan dan sosial ekonomi sub DAS Cikeruh.
Praktikan akan menganalisis kerentanan sub DAS Cikeruh dengan berrbagai
karakteristik tersebut. 3asyarakat yang akan diidentifikasi adalah masyarakat
yang berada di Ke&amatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.
Untuk karakteristik Sosial Kependudukan parameter yang diukur
antaranya adalah kepadatan penduduk geografis yaitu jumlah penduduk dinagi
dengan luas daerah sukasari. Kepadatan penduduk geografis nya adalah $,
ji(a6km
!
. Kepadatan penduduk ini termasuk tinggi. Semakin tinggi kepadatan
penduduk geografis semakin besar pula tekanan penduduk terhadap lahan.
Selanjutnya kepadatan penduduk agraris yaitu jumlah penduduk yang bermata
pen&aharian sebagai petani dibagi dengan luas daerah tersebut. Semakin tinggi
kepadatan agraris semakin tinggi pula tekanan terhadap lahan pertanian. 5esarnya
tekanan terhadap lahan pertanian men&erminkan semakin besarnya penggunaan
lahan non pertanian. Untuk persentase rumah tangga petani $,..$ 4 mempunyai
proporsi rumah tangga tani tergolong sedang sehingga mempunyai resiko
kerusakan lingkungan yang lebih tidak terlalu besar.
Untuk karakteristik Sosial 5udaya parameter yang diukur antaranya adalah
Persentase Penduduk Putus Sekolah SD, Persentase Penduduk Putus Sekolah
S%:P dan Kearifan6/ilai;nilai %okal dalam Konser)asi. Untuk Persentase
Penduduk Putus Sekolah SD adalah sebanyak .- 4 sehingga dapat dikategorikan
termasuk tinggi. 9adi dapat disimpulkan bah(a tingkat pendidikan di ke&amatan
Sukasari ini sangat rendah sehingga mempunyai resiko merusaki lingkungan yang
lebih besar karena pengetahuan masyarakart yang masih kurang.
Untuk karakteristik Sosial *konomi parameter yang diukur antaranya
adalah Persentase Penduduk yang 5ermata Pen&aharian Sebagai Petani dan
Persentase 1umah :angga Pra Sejahtera dan Sejahtera <. 9umlah Persentase
Penduduk yang 5ermata Pen&aharian Sebagai Petani adalah $ 4. Untuk
persentase rumah tangga petani $,..$ 4 mempunyai proporsi rumah tangga tani
tergolong sedang sehingga mempunyai resiko kerusakan lingkungan yang lebih
tidak terlalu besar.
Untuk karakteristik Sosial Kelembagaan DAS parameter yang diukur antaranya
adalah lembaga adat dalam konser)asi, sinergisme spasial kelembagaan dan
sinergisme fungsional kelembagaan. Pengembangan kelembagaan merupakan
bagian dari strategi pengelolaan suatu DAS
. Kelembagaan baik berupa organisasi maupun bukan organisasi
merupakan salah satu penggerak pembangunan. Sedangkan Sinergisme spasial
kelembagaan merupakan upaya;upaya yang dilakukan untuk memadukan
kelembagaan sejenis antar (ilayah sedemikian rupa sehingga produkm akhir yang
akan di&apai oleh kelembagaan hasil perpaduan tersebut lebih baik apabila
dibandingkan dengan produk akhir kinerja masing;masing kelembagaan sebelum
dipadukan sedangkan sinergisme fungsional kelembagaan juga mempunyai tujuan
untuk optimasi hasil pembangunan dengan penggabungan berbagai kelembagaan
yang berbeda akan di&apai hasil yang lebih baik dari pada masing;masing
kelembagaan berdiri sendiri;sendiri. Semua parameter ini ada tapi belum
dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat Sukasari.
Pada praktikum kali ini praktikan akan mempelajari tentang nera&a air
lahan. /era&a air lahan merupakan nera&a air untuk penggunaan lahan pertanian
se&ara umum. /era&a ini bermanfaat dalam mempertimbangkan kesesuaian lahan
pertanian, mengatur jad(al tanam dan panen, mengatur pemberianair irigasi
dalam jumlah dan (aktu yang tepat.
Dengan adanya nera&a air lahan ini maka praktikan dapat mengatasi
masalah;masalah yang ada dalam pertanian seperti kelebihan dan kekurangan air.
:erjadinya kekurangan atau kelebihan air akan berdampak buruk bagi tanaman
dan lingkungan sekitar. Sehingga praktikan perlu mengamati kondisi air bulanan
dengan metoda nera&a air lahan untuk menghindari terjadinya kelebihan atau
kekurangan air bagi tanaman yang kita tanam. Hal ini akan memberikan informasi
mengenai (aktu yang tepat untuk melakukan penanaman agar dapat menghindari
kelebihan dan kekurangan air.
6. Pembahasan Analisis Nera!a Air "ahan
Pada praktikum kali ini praktikan akan menganalisa nera&a air lahan yang
berada di ka(asan 9atinangor. Untuk membuat nera&a air lahan ini praktikan
harus mendpaatkan data &urah hujan terlebih dahulu. Ada . data stasiun &urah
hujan yang akan praktikan gunakan sebagai sumber data yaitu Stasiun Curah
Hujan 9atiroke, Stasiun Curah Hujan %APA/, Stasiun Curah Hujan P*DCA dan
Stasiun Curah Hujan Cibiru. Praktikan akan menggunakan soft(are Crop(at dan
menggunakan 3etode :horn(aite untuk mengamati nera&a air lahan.
Pertama berdasarkan data yang ada praktikan dapat menentuk &urah hujan
efektif dari masing;masing stasiun &urah hujan. Curah hujan efektif adalah angka
yang menunjukkan besar &urah hujan =dalam milimeter> setelah dikurangi
e)aporasi. Dari grafik &urah hujan dapat dilihat bah(a grafik menunjukkan garis
yang sama untuk keempat stasiun &urah hujan tersebut hanya perbedaannya pada
jumlah &urah hujan yang terjadi. Curah hujan di Stasiun Cibiru adalah yang
terbesar sedangkan Stasiun 9atiroke adalah yang palin terke&il. Dari grafik Curah
hujan juga dapat dilihat bah(a &urah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember
sedangkan terendah adalah pada bulan Agustus. Selanjutnya praktikan juga dapat
menghitung nilai e)apotranspirasi potensial dengan menggunkan &rop(at.
Kemudian praktikan dapat melakukan pengisian tabel nera&a air dengan
melakukan urutan seperti yang terdapat pada modul. Dari tabel tersebut maka
dapat dilihat bah(a jumlah air yang tersedia di lahan men&apai !#$,8 mm
dengan jumlah defisit !#. mm, e)apotranspirasi aktual sebesar !.# mm,
sehingga selama setahun terjadi surplus sebesar # mm dan run-off sebesar -,
mm.
Dari data juga dapat dilihat bah(a hujan terjadi setiap bulannya tetapi
terjadi penurunan jumlah &urah hujan dari bulan April hingga Agustus atau dapat
disimpulkan terjadi musim kemarau. Dari tabel nera&a air dapat dianalisis bah(a
mulai dari bulan 3ei sampai dengan 7ktober terjadi defisit air dimana defisit
terbesar terjadi pada bulan September yaitu 8," mm sedangkan surplus terjadi
dari bulan /o)ermber sampai dengan April dengan surplus terbesar pada bulan
3aret dan April yaitu , mm.
5erdasarkan parameter parameter tersebut maka dapat disimpulkan untuk
menanam padi yang berumur # bulan hingga siap panen sebaiknya dilakukan pada
bulan ?ebruari sehingga akan panen pada bulan April. Untuk bulan 3ei sampai
dengan 7ktober dikarenakan terjadi defisit air maka tidak disarankan untuk
menanam padi sebaiknya menanam umbi umbi an yang membutuhkan air lebih
sedikit. Selanjutnya pada bulan /o)ember sampai dengan 9anuari kembali dapat
dilakukan penanaman padi karena sudah tidak lagi terjadi defisit air.
Selanjutnya untuk nilai run off dapat dianalisis bah(a selama satu tahun
hampir terjadi run off ke&uali hanya pada bulan 7ktober. Hal ini dikarenakan run
off terjadi tergantung pada &urah hujan sedangkan pada bulan 7ktober jumlah
&urah hujan tinggi dibandingkan bulan sebelumnya tetapi tidak ada run off
dikarenakan air hujan yang terjadi langsung terinfiltrasi kedalam tanah karena
pada bulan sebelumnya terjadi defisit air yang sangat tinggi dan tanah dalam
keadaan kering. 1un off terjadi paling tinggi pada bulan 3aret dan April dengan
jumlah , mm. Salah satu&ara yang efektif untuk mengatasi kekurangan dan
kelebihan air ini adalah dengan melakukan pemanenan air hujan sehingga pada
saat jumlah &urah hujan tinggi pemanenan air hujan ini dapat mengurangi
terjadinya run off dan pada (aktu sedang defisit air pemanenan air hujan ini dapat
digunakan untuk menutupi kekurangan air.
6.# Pembahasan Analisis Debit P$n!ak
Pada praktikum kali ini praktikan akan melakukan analisis debit pun&ak.
Debit pun&ak adalah debit kritis yang menyebabkan banjir. Debit pun&ak terjadi
ketika seluruh aliran permukaan yang berada di daerah aliran sungai =DAS>
men&apai titik outlet. Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya debit pun&ak,
yaitu karakteristik hujan dan karakteristik DAS. Karakteristik hujan meliputi
lama, jumlah, intensitas, dan distribusi hujan. Sedangkan karakteristik DAS
meliputi ukuran, bentuk, topografi, jenis tanah, geologi, dan penggunaan lahan.
Salah satu indikator kesehatan DAS adalah debit pun&ak. Debit pun&ak yang
tinggi menggambarkan tingkat kerusakan suatu DAS. 5eberapa DAS tidak
mempunyai stasiun pengukur hidrologi sehingga data pun&ak banjir tidak tersedia.
3odel yang paling sesuai untuk penaksiran debit pun&ak sebaiknya diuji&obakan
di beberapa DAS dengan kondisi biofisik yang berbeda.
Pada praktikum pengdas kali ini praktikan akan menentukan debit pun&ak
dengan meggunakan metode rasional. 3etode ini dipilih karena paling sederhana
dan paling banyak digunakan di beberapa tempat. /amun demikian, metode ini
mensyaratkan beberapa kondisi. 9ika syaratnya tidak terpenuhi maka hasilnya
menjadi kurang akurat. 3etode ini mengasumsikan bah(a intensitas hujan jatuh
merata dalam seluruh DAS dan (aktu men&apai pun&ak sama dengan (aktu
konsentrasi.
Pertama dengan data data yang telah didapatkan dari praktikum
sebelumnya praktikan dapat menentukan tabel data &urah hujan bulanan. Dari
tabel tersebut praktikan juga dapat menentukan data &urah hujan maksimalnya.
Selanjutnya dari data tersebut maka didapatkan nilai rata;rata nya yaitu ## mm
dengan standar de)iasi 8,.!#. Selanjutnya praktikan dapat menghitung nilai (aktu
konsentrasi. @aktu konsentrasi adalah (aktu yang diperlukan untuk men&apai
titik outlet oleh air hujan yang jatuh di tempat terjauh dari outlet. Untuk hujan
yang seragam, lama (aktu ini sama dengan (aktu keseimbangan, yang laju
alirannya sama dengan laju penambahan hujan. @aktu konsentrasi tergantung dari
karakteristik DAS, yaitu jarak yang harus ditempuh air ke outlet, kemiringan, luas
DAS dan pola drainase =Subarkah, ',->. Untuk DAS besar dengan pola drainase
kompleks, aliran air dari tempat yang terjauh akan untuk ikut menambah besarnya
banjir di outlet. Untuk DAS ke&il dengan pola drainase sederhana, lama (aktu
konsentrasi sama dengan lama (aktu pengaliran dari tempat terjauh. Dari hasil
perhitungan didapat nilai (aktu konsentrasi nya adalah ,!# jam.
Selanjutnya praktikan menghitung intensitas hujan. <ntensitas &urah hujan
adalah ketinggian &urah hujan yang terjadi pada suatu kurun (aktu di mana air
tersebut terkonsentrasi. <ntensitas &urah hujan berdasarkan perhitungan adalah
-,.'- mm6jam untuk periode ulang selama -- tahun. 5esarnya intensitas &urah
hujan sangat diperlukan dalam perhitungan debit banjir ren&ana berdasar metode
1asional.
Dalam perhitungan debit pun&ak menggunakan metode rasional
diperlukan data koefisien limpasan =run off coefficient> yang mana angka
koefisien aliran permukaan itu merupakan salah satu indikator untuk menentukan
kondisi fisik suatu DAS. Perubahan tata guna lahan yang terjadi se&ara langsung
dapat mempengaruhi debit pun&ak yang terjadi pada suatu DAS. /ilai koefisien
limpasan ini akan dikalikan dengan luasan sehinggan nilai total C A A untuk lahan
pertanian, hutan dan pemukiman adalah ","'"# dengan total luasan #,'#. km
!
.
Dari data data diatas maka dapat ditentukan bah(a nilai intensitas hujan untuk
periode ulang "- tahun adalah .,"! mm6jam dan debit pun&ak nya adalah $!,'.
m
#
6detik. /ilai intensitas hujan untuk periode ulang -- tahun adalah ",$
mm6jam dan debit pun&ak nya adalah $",$' m
#
6detik.
6.% Pembahasan Pen&$k$ran Sedimentasi Seba&ai Indikator De&radasi
DAS
Pada praktikum kali ini praktikan akan melakukan pengukuran
sedimentasi dengan menggunakan ! botol sampel air yang didapat dari Sungai
Cikeruh. Sedimentasi adalah merupakan proses pengendapan butir;butir tanah
yang telah terhanyutkan atau terangkut, pada tempat;tempat yang lebih rendah
dan6atau pada sungai;sungai atau (aduk;(aduk.
Pengukuran sedimentasi ini akan menggunakan kertas saring dimana
nantinya sedimen yang terdapat pada air tersebut akan mengendap pada kertas
saring, kemudian kertas saring tersebut akan di o)en selama !. jam dan akan
dihutung berat sedimentasinya. Dari proses sedimentasi, hanya sebagian material
aliran sedimen di sungai yang diangkut keluar dari DAS, sedang yang lain
mengendap di lokasi tertentu di sungai selama menempuh perjalanannya.<ndikator
terjadinya sedimentasi dapat dilihat dari besarnya kadar lumpur dalam air yang
terangkut oleh aliran air sungai, atau banyaknya endapan sedimen pada badan;
badan air dan atau (aduk. 3akin besar kadar sedimen yang terba(a oleh aliran
berarti makin tidak sehat kondisi DAS.
Dari hasil pengukuran didapatkan bah(a )olume air sampel yang diuji
adalah ! liter, 3assa Kertas Saring Kering adalah -.$ mg, 3assa Sedimen Kering
B Kertas Saring C -.$!" gr sehingga massa sedimen keringnya adalah -,-!" mg.
Selanjutnya dari data data ini dapat dihitung laju sedimentasi nya yaitu -,-8!,
ton6hari atau !$,-!8 ton6tahun. Selanjutnya untuk nilai :SS nya adalah ,!"
mg6liter.
Pengukuran hasil sedimen =Sy> dapat digunakan untuk memperkirakan
besarnya erosi dari DAS, yaitu dengan &ara membagi nilai sedimen dengan nilai
nisbah atau ratio penghantaran sedimen =Sediment Deli)ery 1atio6SD1>. /ilai
erosi untuk uji sampel ini adalah "8.#'8 ton6tahun atau !.!-$.'' ton6ha6tahun.
6.' Pembahasan Analisis Kekritisan DAS
Selanjutnya praktikan juga dapat menentukan kekritisan DAS. Untuk
menentukan kekritisan DAS ada beberapa nilai yang menjadi parameter
perhitungan diantaranya adalah faktor produkti)itas, faktor kemiringan lereng,
faktor bahaya erosi, faktor manajemen dan juga faktor batuan.
Untuk produktifitas lahan dianggap sedang dimana dilihat dari keadaan
lahan di sekitar DAS masih banyak lahan yang dapat dimanfaatkan untuk
pertanian. 5erdasarkan faktor lereng, berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan sistem pemetaan sub. DAS Cikeruh memiliki kemiringan lereng
-.-#'4 yang berarti sub. DAS tersebut &enderung datar. 3eilihat hasil
perhitungan kemungkinan erosi per tahun hanya !.!-$.'' ton6ha6tahun maka
dapat diklasifikasikan erosi yang terjadi ringan. 9ika melihat keadaan lapang,
batuan yang nampak di permukaan tidak begitu banyak maka dapat dikategorikan
sedang dimana hanya -;#-4 lahan yang tertutup batuan. Untuk karakteristik
3anajemen &enderung sedang dimana konser)asi yang dilakukan ada tetapi tidak
banyak, dan tidak sesuai petunjuk teknis. Sehingga setelah dilakukan perhitungan
didapatkan bah(a total skoring adalah #8-. 5erdasarkan total skoring maka
tingkat kekritisan DAS tersebut termasuk potensial kritis.
:ingkat kekritisan suatu DAS ditunjukkan oleh menurunnya penutupan
)egetasi permanen dan meluasnya lahan kritis sehingga menurunkan kemampuan
DAS dalam menyimpan air yang berdampak pada meningkatnya frekuensi banjir,
erosi dan penyebaran tanah longsor pada musim penghujan dan kekeringan pada
musim kemarau. :ingkat kekritisan DAS sangat berkaitan dengan tingkat sosial
ekonomi masyarakat petani di daerah tengah hingga hulu DAS terutama jika
ka(asan hutan dalam DAS tidak luas. :ingkat kesadaran dan kemampuan
ekonomi masyarakat petani yang rendah akan mendahulukan kebutuhan primer
dan sekunder =sandang, pangan, dan papan> bukan kepedulian terhadap
lingkungan sehingga sering terjadi perambahan hutan di daerah hulu DAS,
penebangan liar dan praktik;praktik pertanian lahan kering di perbukitan yang
akan meningkatkan kekritisan DAS.
6.6 Kesim($lan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah
. %uas DAS Cikeruh hanya #,'##" km
!
maka dapat dikatakan bah(a DAS
Cikeruh adalah bukan DAS utama melainkan hanya sub DAS.
!. Semakin tinggi letak sub DAS tersebut maka luas nya akan semakin ke&il.
#. Sub DAS Cikeruh memiliki klasifikasi kemiringan lereng yang landai.
.. Kerapatan aliran sub DAS Cikeruh adalah ,#" km6km
!
. 5erdasarkan
nilai kerapatan ini maka sub DAS &ikeruh akan mengalami penggenangan.
". /ilai &ir&ularity ratio sub DAS Cikeruh adalah -,"#. 9ika semakin
mendekati maka bentuk DAS semakin mendekati lingkaran.
$. Semakin tinggi kepadatan penduduk geografis semakin besar pula tekanan
penduduk terhadap lahan
8. Semakin tinggi kepadatan agraris semakin tinggi pula tekanan terhadap
lahan pertanian.
,. :ingkat pendidikan di ke&amatan Sukasari sangat rendah sehingga
mempunyai resiko merusaki lingkungan yang lebih besar karena
pengetahuan masyarakart yang masih kurang
'. /era&a air lahan merupakan nera&a air untuk penggunaan lahan pertanian
se&ara umum yang bertujuan untuk mempertimbangkan kesesuaian lahan
pertanian, mengatur jad(al tanam dan panen, mengatur pemberianair
irigasi dalam jumlah dan (aktu yang tepat.
-. Untuk menanam padi yang berumur # bulan hingga siap panen sebaiknya
dilakukan pada bulan ?ebruari sehingga akan panen pada bulan April.
Selanjutnya musim tanam kedua dapat dilakukan pada bulan /o)ember.
. Salah satu &ara yang efektif untuk mengatasi kekurangan dan kelebihan air
ini adalah dengan melakukan pemanenan air hujan.
!. Debit pun&ak adalah debit kritis yang menyebabkan banjir.
#. Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya debit pun&ak, yaitu
karakteristik hujan dan karakteristik DAS. Karakteristik hujan meliputi
lama, jumlah, intensitas, dan distribusi hujan. Sedangkan karakteristik
DAS meliputi ukuran, bentuk, topografi, jenis tanah, geologi, dan
penggunaan lahan. Salah satu indikator kesehatan DAS adalah debit
pun&ak.
.. Sedimentasi adalah merupakan proses pengendapan butir;butir tanah yang
telah terhanyutkan atau terangkut, pada tempat;tempat yang lebih rendah
dan6atau pada sungai;sungai atau (aduk;(aduk.
". 3akin besar kadar sedimen yang terba(a oleh aliran berarti makin tidak
sehat kondisi DAS.
$. :ingkat kekritisan suatu DAS ditunjukkan oleh menurunnya penutupan
)egetasi permanen dan meluasnya lahan kritis sehingga menurunkan
kemampuan DAS dalam menyimpan air yang berdampak pada
meningkatnya frekuensi banjir, erosi dan penyebaran tanah longsor pada
musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.

You might also like