You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yanhg sehat. Apabila lingkungan sehat
maka bakteri dan virus akan lebih sedikit berkembang biak disana. Begitupun dengan
bakteri salmonella typhi penyebab demam tifod akan lebih banyak terdapat pada
lingkungan yang kotor dan tingkat perilaku hidup bersih sehat sangat kurang sehingga
kuman tersebut akan banyak terdapat disana. Kurangnya menjaga kebersihan
lingkungan dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih sehat
akan menjadi bumerang bagi masyarakat itu sendiri, khususnya lingkungan mereka
akan lebih rentan terkena penyakit.
Demam tifoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi di negara yang
sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air bersih
yang dapat diminum. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan oleh Salmonella thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara
berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis. enyakit ini juga
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya
berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber
air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene industri pengolahan makanan yang
masih rendah !Simanjuntak, ".#, $%%&'.
Suatu penelitian epidemiologi di masyarakat (ietnam khususnya di delta Sungai
)ekong, diperoleh angka insidensi *&+ per *%%.%%% penduduk dan di Delhi ,ndia
sebesar &+% per *%%.%%% penduduk. ada beberapa dekade terakhir demam tifoid
sudah jarang terjadi di negara-negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan
yang serius di sebagian .ilayah dunia, seperti bekas negara /ni Soviet, anak benua
,ndia, Asia 0enggara, Amerika Selatan dan Afrika. )enurut 1#2, diperkirakan
terjadi *3 juta kasus per tahun dan 3%% ribu diantaranya berakhir dengan kematian.
Sekitar 4% 5 dari seluruh kasus kematian itu menimpa penderita demam tifoid di
Asia.
Berdasarkan laporan Ditjen elayanan )edis Depkes 6,, pada tahun $%%+, demam
tifoid menempati urutan kedua dari *% penyakit terbanyak pasien ra.at inap di rumah
sakit di ,ndonesia dengan jumlah kasus +*.**3 dengan proporsi 7,*85, urutan
pertama ditempati oleh diare dengan jumlah kasus *&7.+83 dengan proporsi 4,8$5,
urutan ketiga ditempati oleh DBD dengan jumlah kasus 44.87& dengan proporsi
7,%*5 !Depkes 6,, $%%&'.
Berdasarkan penelitian "yrus #. Simanjuntak., di aseh !9a.a Barat' tahun $%%&,
insidens rate demam tifoid pada masyarakat di daerah semi urban adalah 784,3 per
*%%.%%% penduduk per tahun. ,nsiden demam tifoid bervariasi di tiap daerah dan
biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan: di daerah 9a.a Barat, terdapat *84 kasus
per *%%.%%% penduduk sedangkan di daerah urban di temukan 43%-+*% per *%%.%%%
penduduk.
Apabila demam tifoid tersebut tidak dideteksi dan diobati secara cepat dan tepat
dapat menyebabkan komplikasi yang berujuang pada kematian, seperti perdarahan
usus, kebocoran usus, infeksi selaput usus, renjatan bronkopnemonia !peradangan
paru', dan kelainan pada otak. )aka dari itu untuk mencegah terjadinya demam tifoid
dan menurunkan angka kejadian, harus memperhatikan sanitasi lingkungan, pola
makan yanjg sehat dan rajin mencuci tangan terutama sebelum dan setelah makan.
B. TUJUAN
I. Tujuan Pembelajaran Umum.
Setelah mengikuti serangkaian proses penyuluhan kesehatan tentang 0ipoid
selama 7% menit, diharapkan pasien dan keluarganya dapat mengerti dan
memahami tentang tipoid
II. Tujuan Pembelajaran Khusus.
Setelah mengikuti serangkaian proses penyuluhan kesehatan tentang 0ipoid
selama 7% menit, diharapkan pasien dan keluarga mampu ;
*. )enyebutkan pengertian 0ipoid
$. )enyebutkan tanda dan gejala 0ipoid
7. )enyebutkan penyebab 0ipoid
<. )engetahui cara pencegahan 0ipoid
8. )enyebutkan penatalaksanaan 0ipoid
SASARAN
Sasaran ditujukan pada penderita penyakit 0ipoid
C. SATUAN ACARA PENYULUHAN
okok Bahasan 0ipoid
Sub okok Bahasan 0ipoid
)ata Ajaran raktek /jian Ahir
#ari = 0anggal Senin, *3 9un, $%*<
0empat 6uang Kenanga 6S/D "iamis
1aktu 7% )enit
E. !EDIA
)ateri
Leaflet
". !ET#DE
"eramah
Diskusi= tanya ja.ab
G. SUSUNAN ACARA
>2 1AK0/ K?@,A0A> ?>A/L/#A> K?@,A0A>
?S?60A
* $ menit a' )endengarkan
pembukaan yang
disampaikan oleh
moderator.
$ *% menit )endengarkan dan
memberikan umpan
balik tehadap materi
yang disampaikan.
7 4 menit )engajukan
pertanyaan
7 + menit )enja.ab pertanyaan
< 7 menit embukaan
b' membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
c' )emperkenalkan diri
d' )enjelaskan tujuan dari
penyuluhan
e' )enyebutkan materi yang akan
diberikan
f' )enyampaikan kontrak.aktu
)endengarkan dengan
seksama dan menja.ab
salam
elaksanaan
enyampaian materi oleh pemateri;
a' )enyebutkan pengertian 0ipoid
b' )enyebutkan tanda dan gejala 0ipoid
c' )enyebutkan penyebab 0ipoid
d' )engetahui cara pencegahan 0ipoid
e' )enyebutkan penatalaksanaan 0ipoid
0anya ja.ab
)emberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya tentang materi yang kurang
dipahami.
?valuasi
)enanyakan kembali kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan dan reinforcement
kepada peserta yang dapat menja.ab
pertanyaan
H. !ATERI
K2>S? 0?26,
0ipoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella
0hypi. 2rganisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella.
! Bruner and Sudart, *&&< '.
0yphoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,". sinonim dari penyakit ini adalah
0yphoid dan paratyphoid abdominalis. !Syaifullah >oer, *&&3'.
0yphoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik
yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.". penularan terjadi
secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi !)ansoer
2rief.). *&&&'.
?tiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan ". ada dua
sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien
dengan carier. "arier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus
mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari * tahun
enularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 8 B yaitu Bood !makanan', Bingers !jari tangan = kuku', Bomitus !muntah', Bly
!lalat', dan melalui Beses.
Beses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella
thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat,
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang sehat.
Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci
tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang
yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian
kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman
berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial.
Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah
dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan
kandung empedu.
*. @ejala thypoid
@ejala klinis demam tifoidpada anak bisanya lebih ringan jika dibandingkandengan
penderita de.asa. )asa tunas rata-rata *%-$% hari. Aang tersingkat< hari
jikainfeksiterjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama sampai 7% hari jika
infeksimelalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin di temukan gejala
prodromal, yaituperasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak
bersemangat.
Kemudiaan muncul gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu ;
*. Demam
ada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 7 minggu. Bersifat febrisremiten
dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuhberangsur-angsur
meningkat setiap hari, biasanya menurun setiap pagi hari danmeningkat pada sore dan
malam hari. Dalam minggu ketiga suhu badanberangsur-angsur turundan normal
kembali pada akhir minggu ketiga.
$.@angguan pada saluran pencernaan
ada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah.Lidah
ditutupi selaput putih kotor !coated tangue', ujung dan tepinya kemerehan,jarang
disertai tremor. ada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut
kembung!meteorismus'. #ati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan.
7. @angguan kesadaran
/mumnya kesadaran penderita menurun .alaupun tidak berapa dalam, yaitu
apatis sampai somnolen. 9arang terjadi spoor, koma atau gelisah.
6oseola lebih sering terjadi pada akhir minggu pertama dan a.al minggukedua.
)erupakan sutu nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter $-< mm,ber.arna
merah pucat serta hilang pada penekanan. 6eseola ini merupakan embolikuman,
dimana didalamnya mengandung kuman Salmonella tyhosa dan terutamadidapatkan di
daerah perut, dada, kadang-kadang di pantat maupun bagian fleksor danlengan atas.
Kadang-kadang ditemukan bradikardia pada anak besar dan mungkinpula ditemukan
epistaksis.
ada tipe congenital, kuman dapat ditemukan pada darah, hati, limfa sertakelainan
patologis pada usus tidak didapatkan, hal ini menjelaskan bah.a pada tifoidcongenital
penularannya le.at darah dan secara cepat menimbulkan gejala-gejalatifoid seperti
pada janin. Demam tifoid pada anak diba.ah usia 7 tahun jarangdilaporkan, bila
terjadi biasanya gambaran klinisnya berbeda dengan anak yang lebihbesar.
Kejadiannya sering mendadak disertai panas tinggi, muntah-muntah, kejang-kejang
dan tanda-tanda rangsang meningen. ada pemeriksaan darah, terlihatlekositosis
!$%.%%%-$8.%%%=mm', limpa sering teraba pada pemeriksaan fisik.erjalanan penyakit
lebih pendek, lebih variasi, sering tidak melebihi $ minggudengan angka kematian
yang tinggi !*$,85'. Diagnosis ditegakkan denganditemukannya kuman Salamonella
typhii dalam darah dan feces. 6eaksi .idal akanmengukur antibody terhadap kuman
tifoid. ada a.al terjadinya penyakit, .idal akanpositif dan dalam perkembangan
selanjutnya misalnya *-$ minggu kemudian akansemakin meningkat mesti demam
tifoid telah diobati. #asil test .idal dianggap positifapabila titer antibodi 2 C *=$%%
atau lebih, atau apabila terdapat peningkatan titer <kali pada pemeriksaan serum
sepasang.
ada demam tifoid sering disertai anemia dari yang ringan sampai sedangdengan
peningkatan laju endap darah, gambaran eritrositnya normokrom normositer,diduga
oleh karena efek toksin supresi sumsum tulang atau perdarahan usus. 0idakselalu
ditemukan lekopeni, sering lekosit dalam batas-batas normal dan dapat pulalekositosis
terutama bila disertaikomlikasi yang lain. 9umlah trombosit menurun,gambaran hitung
jenis didapatkan limfositosis relative, aneosinodilia, dapat shift tothe left atau shift to
the right tergantung dari perjalanan penyakit.
/mumnya prognosa tifus abdominalis pada anak baik, asal penderita epatberobat.
)ortalitas pada penderita yang dira.at adalah 35. rognosis menjadikurang baik atau
buruk jika terdapat gejala klinik yang berat seperti ;
*. anas tinggi !hiperpireksia' atau febris kontinua
$. Kesadaran menurun sekali !stupor', koma atau delirium
7. 0erdapat komlikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
<. bronkopneumonia dan lain-lain
8. Keadaan giDi penderita buruk !malnutrisi energi protein'
3. Komlikasi
Dapat terjadi pada ;
*. /sus halus
a. erdarahan usus. Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan
pemeriksaantinja dengan benDidin. Bila perdarahan banyak terjadi melena
dan bila beratdapat disertai perasaan nyeri perut dengan tanda-tanda renjatan.
b. erforasi usus. 0imbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah itu
danterjadi pada bagian distal ileum. erforasi yang tidak disertai peritonitis
hanyadapat ditemukan bila terdapat udara di ronggan peritoneum, yaitu
pekak hatimenghilang dan terdapat udara diantara hati dan diafrkma pada
foto roentgenabdomen yang dibuat dalam keadaan tegak.
c. eritonitis. Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa
perforasiusus. Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat,
dindingabdomen tegang !defence muskulair' dan nyeri pada tekanan.
$. Komlikasi di luar usus
7. 0erjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis !bakteremia' yaitu
meningitis,kolesistitis, ensefelopati dan lain-lain. 0erjadi karean infeksi sekunder,
yaitubronkopneumonia.
<.encegahan thipoid.
"uci tangan dengan air hangat dan sabun setelah melakukan BAB=BAK.
Sebelum makan ataupun sebelum menyediakan makanan.
"uci sayuran dan buah sebelum di makan.
Sebelum dipakai cuci peralatan makan dan minum.
Diet
Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
ada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama $ hari lalu nasi tim.
Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 4 hari.
,. K6,0?6,A ?(AL/AS,
a. ?valuasi roses
eserta
- enderita penyakit menular seksual mengikuti kegiatan sampai
selesai.
- ertemuan berjalan dengan lancar.
enyuluh
- Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggungja.ab.
b. ?valuasi
*. Apa pengertian 0ipoid
$. Apa tanda dan gejala 0ipoid
7. Apa penyebab Asma 0ipoid
<. Bagaimana cara pencegahan 0ipoid
8. Bagaimana penatalaksanaan penatalaksanaan 0ypoid
BAB II
DA"TAR PUSTAKA
Carpenito, L. J (1997). Buku Saku Keperawatan. Edisi VI.EGC: Jakarta
Doengoes M.E (2). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. EGC :
Jakarta
!e"son. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi #II. EGC : Jakarta
$ta% &enga'ar I() (199*). Ilmu Kesehatan Anak. EGC : Jakarta
+ans'oer. ) (2). Kapikta Selekta kedokteran. edisi IV. EGC: Jakarta
$ar,ana (199-). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. .(/I: Jakarta.

You might also like