You are on page 1of 8

Pertemuan 11

MODULASI PULSA
PAM (Pulse Amplitude Modulation)
A. PEMBUKA
1. Deskripsi
Dalam perkuliahan ini mahasiswa akan mempelajari modulasi yang tidak kontinu
(diskrit), atau modulasi pulsa. Dimana pada bagian ini akan dibahas mengenai proses
modulasi pulsa serta jenis-jenis modulasi pulsa.
. !u"uan Pem#ela"aran
Pada akhir pertemuan mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menyebutkan jenis-jenis modulasi pulsa
. Menjelaskan dan menganalisa proses mudulasi pulsa
!. Menjelaskan serta menggambarkan tahapan-tahapan dalam modulasi pulsa
$. Man%aat Pem#ela"aran
Dengan demikian maka di akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan telah
mampu menganalisa proses modulasi pulsa.

PUSA! PE&'EMBA&'A& BA(A& A)A*+UMB *ummi Sirait
SIS!EM !*A&SMISI !ELKOMU&IKASI 1
B. ISI
1. Penda,uluan
"mplitudo, #rekuensi atau #ase suatu carrier sinusoidal dapat dimodulasi dengan
sinyal in#ormasi. Demikian juga amplitudo, #rekuensi atau #ase (atau posisi) pulsa-pulsa
dari sebuah pulse train (rentetan pulsa) dapat juga dimodulasi.
Modulasi pulsa adalah modulasi yang tidak kontinyu (diskrit). Pada sinyal input
yang merupakan sinyal analog dilakukan sampling se$ara periodik. %esarnya waktu
(periodik) sampling sangat berpengaruh terhadap kualitas modulasi atau signal to noise
(&'()-nya, yang tentunya mempunyai dampak pada sisi penerima.
)ntuk memperoleh sinyal output yang baik disisi penerima, dapat direproduksi
kembali menjadi sinyal analog yang sesuai dengan sinyal input maka harus dipenuhi
persyaratan minimum, yang dikenal sebagai Nyquist rate pada proses sampling, yaitu
teorema yang menyatakan bahwa :
%
S
B ((-) ........................ (1)
dimana :
#& * #rekuensi sampling (+,)
% * pita #rekuensi (bandwidth) sinyal input (+,)
-ika .& * waktu (periodik sampling /detik0)
Maka :
&
&
#
1
. =
.......................................... ()
%eberapa jenis Modulasi Pulsa yang diperkenalkan adalah :
1. Modulasi "mplitudo Pulsa (Pulse Amplitude Modulation - P"M).
Perluasan P"M adalah :
- Pulse Duration Modulation (PDM) atau Pulse Width Modulation (P1M)
- Pulse Position Modulation (PPM)
. Modulasi &andi Pulsa (Pulse Code Modulation - P2M).
Perluasan P2M adalah :
- Differential Pulse Code Modulation (DP2M)
- Delta Modulation (DM)

PUSA! PE&'EMBA&'A& BA(A& A)A*+UMB *ummi Sirait
SIS!EM !*A&SMISI !ELKOMU&IKASI
- Adaptive Delta Modulation ("DM)
Dikenal jenis Sampling, yaitu :
1. Natural Sampling atau ating
. !nstantaneus Sampling atau "lat#top P"M
Dalam bidang telekomunikasi bentuk yang paling banyak digunakan adalah
modulasi sandi pulsa $pulse code modulation 3 P2M). P2M merupakan suatu 4arian
modulasi amplitudo pulsa dimana amplitudo pulsanya ditransmisikan dalam sandi biner.
. Modulasi Amplitudo Pulsa (Pulse Amplitudo Modulation . PAM)
Dalam modulasi pulsa, carrier yang tak termodulasi merupakan suatu deret pulsa
periodik seperti pada gambar 1.
Dimana : " * "mplitudo pulsa yang tak termodulasi
* lebar pulsa
.& * waktu periodik pulse train
ambar %& Deret pulsa periodi'&
Pulse train dapat diuraikan oleh persamaan (!).

=

s
k
p
kT t
rect A t v ) ( ...................................... (!)
Dalam P"M, amplitudo pulsa-pulsanya ber4ariasi sesuai dengan sinyal modulasinya.
&inyal modulasi dilambangkan sebagai m(t), modulasi amplitudo pulsa di$apai
hanya dengan mengalikan carrier dengan sinyal m(t), seperti pada gambar .

PUSA! PE&'EMBA&'A& BA(A& A)A*+UMB *ummi Sirait
SIS!EM !*A&SMISI !ELKOMU&IKASI !
ambar (& Modulator per'alian yang diguna'an untu' memprodu'si PAM alami
5eluaran merupakan serangkaian pulsa yang amplitudonya berbeda-beda sesuai
dengan sinyal modulasinya.
1aktu periodik dari pulse train dikenal sebagai sampling period. 6rekuensi sampling
adalah :
S
S
T
f
1
=
................................................. (7)
Persamaan untuk menguraikan PAM natural dapat diuraikan sebagai berikut :
"ourier Series untuk pulse train tak termodulasi sebagai :

=
=
+ =
n
n S
n O p
T
nt
a a t V
1
2
cos ) (


......
4
cos
2
cos
2 1
+ + + =
S S
O
T
t
a
T
t
a a

................ (8)
Maka Pulse trainnya yang termodulasi adalah sebagaimana ditunjukkan pada
persamaan (9).
) ( ). ( ) ( t v t m t e
p
=

.........
4
cos
2
cos ) ( ). (
2 1
+ + + =
S S
O
T
t
a
T
t
t m a t m a

(9)
&isi kanan dari persamaan (9) menunjukkan gelombang termodulasi terdiri atas sinyal
modulasi, yang dikali dengan suku d$ yaitu a: serta serangkaian komponen tipe D&%&2
yang merupakan hasil dari harmonik dalam bentuk gelombang pulsa.
&pektrum untuk sinyal P"M ditunjukkan pada gambar !.

PUSA! PE&'EMBA&'A& BA(A& A)A*+UMB *ummi Sirait
SIS!EM !*A&SMISI !ELKOMU&IKASI 7
ambar )& Spe'trum sinyal PAM
)ntuk dapat mentransmisikan komponen D&%&2 yang lebih tinggi diperlukan sistem
transmisi wide#bandwidth (bandwidth lebar).
Dari spektrum sinyal P"M (gambar !) dapat dilihat bahwa semua spektrum sinyal
modulasi terkandung didalam bagian baseband dari spektrum tersebut. Modulasi pulsa
P"M digunakan pada pertama kali, karena modulasi pulsa memperbolehkan pulsa-pulsa
yang membawa sinyal modulasi berbeda untuk diselip-selipkan dalam waktu,
membentuk yang dikenal sebagai ;*ime Division Multiple+ed; (.DM).
P"M mempunyai jangkauan penerapan yang sangat terbatas untuk transmisi sinyal
langsung. Misalnya digunakan dalam sistem instrumentasi dan dalam analog#to#digital
$A,D- 'onverter yang digunakan untuk computer interfacing. P"M merupakan tahap
madya dalam pembangkitan sinyal P2M.
)ntuk men$engah agar sisi bawah spektrum D&%&2 tidak bertumpang tindih
(overlapping) dengan spektrum #rekuensi rendah, maka :
1 < * #
&
3 1 ===========. (>)
Dengan ?, akibatnya :
#
&
1 ===========.. (@)
5ondisi ini (persamaan @) dipaksakan pada sampling frequency (pen$uplikan #rekuensi)
menyatakan bahwa Asampling paling sedi'it harus dua 'ali lipat dari fre'uensinya yang
tertinggi didalam sinyal modulasi. , pernyataan ini merupakan bagian dari dalil (teorem)
dalam komunikasi yang dikenal sebagai sampling theorem.

PUSA! PE&'EMBA&'A& BA(A& A)A*+UMB *ummi Sirait
SIS!EM !*A&SMISI !ELKOMU&IKASI 8
ambar /& $a- 0agian spe'trum untu' gelombang PAM alami1 yang menun2u''an
pemisahan yang diperlu'an& $b- 3fe' alliasing&
Bambar 7 (b) menunjukkan, jika kondisi pen$uplikannya (sampling condition) tidak
terpenuhi maka bagian-bagian dari spektranya bertumpang tindih, dan sekali tumpang
tindih ini dibiarkan terjadi maka spektranya tidak dapat lagi dipisahkan dengan $ara
filtering. 5arena #rekuensi tinggi dalam spektrum D&%&2 (misal. #& 3 1) mun$ul dalam
bagian #rekuensi rendah spektrum tersebut, maka akibatnya disebut dengan istilah
aliasing. )ntuk menghindari aliasing, sinyal modulasinya pertama-tama dilewatkan
melalui sebuah filter antialiasing yang memutuskan spektrum sinyalnya pada suatu nilai
1. &ampling #& * 1 dikenal sebagai fre'uensi nyquist.
-ika lebar pulsa dari carrier pulse train dipakai dalam sampling alamiah (natural
sampling) dibuat sangat pendek di banding dengan periode pulsanya, maka P"M alami
ini menjadi apa yang disebut instanneous PAM. )ntuk mempertahankan energi pulsa
yang layak, dipergunakan teknik sample#and hold.

PUSA! PE&'EMBA&'A& BA(A& A)A*+UMB *ummi Sirait
SIS!EM !*A&SMISI !ELKOMU&IKASI 9
ambar 4& $a- 5ang'aian sample#and#hold diguna'an untu' membang'it'an sinyal
PAM berpunca' rata& $b- bentu' gelombang yang dicupli'.
Bambar 8 menunjukkan &uatu periodic train dari pulsa cloc'ing pendek 1(t) menutup
sakelar transistor C1, yang memungkinkan sampel ;seketika ; sinyal analog untuk
dilewatkan terus ke kapasitor 2. Masing-masing sampel ditahan didalam kapasitor untuk
waktu ., pada waktu pulsa-pulsa cloc'ing tertunda (t) mengoperasikan saklar C untuk
mengosongkan kapasitor sebelum sampel berikutnya tiba. Dengan $ara ini terbentuklah
sampel flat top yang memberikan masukan ke kon4erter "'D. 5on4erter "'D mempunyai
waktu . untuk beroperasi pada satu waktu yang mana saja. &elain dari penundaan
switching pendek, . .&. Pulsa termodulasinya mempunyai pun$ak yang rata seperti
ditunjukkan pada gambar 8(b).

PUSA! PE&'EMBA&'A& BA(A& A)A*+UMB *ummi Sirait
SIS!EM !*A&SMISI !ELKOMU&IKASI >
$. Multipleks Pem#a/ian 0aktu
%entuk gelombang P"M dapat dibangkitkan dan hanya menggunakan perioda kerja
(duty cycle) yang ke$il sekali, sehingga jika dikirimkan hanya satu gelombang P"M
lewat sebuah saluran, sebagian besar dari waktu transmisi yang tersedia akan tidak
terpakai. 1aktu ini dapat digunakan dengan jalan ;menyisipkan; rentetan-rentetan
pulsa dari sinyal-sinyal P"M yang lain ke dalam selang-selang waktu antar pulsa yang
tidak digunakan.
Sistem !DM 1 saluran :
&istem .DM yang dapat digunakan untuk memulti#leks 8 buah sinyal :
&ebuah saklar berputar'komutator (commutator) dibuat dengan sakelar-sakelar
elektronik, menghubungkan keluaran dari masing-masing modulator saluran
P"M ke masukan saluran komunikasi se$ara bergiliran, dengan hanya ;singgah;
pada masing-masing titik kontak selama selang waktu satu pulsa.
&aluran harus mempunyai lebar jalur yang $ukup untuk menangani pulsa-pulsa
ini, yang sekarang terjadi pada 8 kali laju sampling untuk satu saluran.
Debar jalur yang diperlukan harus jauh lebih besar daripada ke$epatan
berulangnya pulsa sistem, agar crostal' antar simbol dapat diabaikan.

PUSA! PE&'EMBA&'A& BA(A& A)A*+UMB *ummi Sirait
SIS!EM !*A&SMISI !ELKOMU&IKASI @

You might also like