You are on page 1of 19

ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN

FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK


TUGAS SISTEM KONTROL



Disusun Oleh :
AGUNG KHURNIAWAN 201271095
ARIF DWIJAYANTO 201271098
DENI KRISTANTO 201271102
HENDRA DWI ATMOKO 201271111
YUSUF FARIDUSOLEH 201271137
DEKI WAHYU SAPUTRO 201271140


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN JAKARTA
2014


1
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sistem pembangkit tenaga listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) merupakan suatu sistem
pembangkit yang terdiri dari pembangkit tenaga gas (PLTG) dan pembangkit tenaga uap
(PLTU) yang saling dikombinasikan. PLTG menggunakan bahan bakar gas dari pertamina
sebagai sumber energi untuk menggerakkan turbin gas yang dikopel dengan generator. PLTU
mendapat sumber energi dari gas hasil pembakaran dari turbin gas yang dimanfaatkan untuk
menghasilkan uap yang bertekanan dalam ketel uap yang dialirkan melalui governor untuk
menggerakkan turbin uap yang dikopel dengan generator.

Gambar 1 Sistem pembangkit tenaga gas dan uap. Unit governor
terletak antara ketel uap dan turbin uap.
Pada unit pembangkit tenaga listrik terdapat pengaturan frekuensi yang dilakukan oleh
unit governor, berfungsi agar keluaran uap yang bertekanan dari ketel uap untuk
menggerakkan turbin uap berada dalam putaran dengan frekuensi 50 Hertz (standar
Indonesia) dan mengantisipasi terjadinya penyimpangan terhadap frekuensi dalam sistem.
Untuk melakukan fungsinya, governor mengukur frekuensi yang dihasilkan generator dengan
cara mengukur kecepatan putar poros generator, karena frekuensi yang dihasilkan generator
sebanding dengan kecepatan putar poros generator.
Penyimpangan frekuensi dalam sistem terjadi apabila kebutuhan daya yang digunakan
oleh konsumen (beban) lebih besar dari daya aktif yang dibangkitkan, atau terjadinya


2
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

gangguan pada sistem, maka frekuensi sistem turun. Sedangkan frekuensi dalam sistem naik
apabila ada tambahan daya dari unit pembangkit. Untuk mempertahankan nilai frekuensi
dalam sistem, pembangkit daya aktif disesuaikan dengan konsumen (beban). Karena
pengaturan frekuensi dilakukan dengan mengatur daya aktif yang dibangkitkan generator,
maka generator mengatur kopel mekanis yang dihasilkan mesin penggerak generator.
Pengaturan kopel mekanis dilakukan dengan cara mengatur tambahan pemberian uap
penggerak turbin uap dalam pembangkit PLTU.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu :
1. Apakah fungsi governor itu?
2. Bagaimana prinsip kerja governor dalam mengatur frekuensi (putaran
generator)?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Mengetahui cara kerja governor sebagai pengaman untuk mengantisipasi
terjadinya penyimpangan frekuensi dari batas nilai nominal dan mengembalikan
nilai frekuensi ke posisi semula yaitu 50 Hertz apabila terjadi penyimpangan
frekuensi.
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Sebagai referensi dalam pengembangan lebih lanjut mengenai Sistem Governor.
2. Menambah pengetahuan mengenai mekanisme pengaturan frekuensi sistem
dengan menggunakan governor.










3
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB II
LANDASAN TEORI

Energi listrik yang dibangkitkan (dihasilkan) tidak dapat disimpan melainkan langsung
habis digunakan oleh konsumen (beban). Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan selalu sama
dengan daya yang digunakan oleh konsumen. Penyediaan daya aktif (Watt) harus mampu
menyediakan tenaga listrik dengan nilai frekuensi yang praktis dan konstan, karena
penyimpangan frekuensi dari batas nominal selalu dalam batas toleransi yang diperbolehkan,
yaitu dengan frekuensi 50 Hertz. Apabila pembangkit tenaga listrik tidak mencukupi
kebutuhan konsumen atau terjadi gangguan dalam sistem, maka hal ini ditandai dengan
turunnya frekuensi dalam sistem dan sebaliknya apabila pembangkit tenaga listrik lebih besar
dari pada kebutuhan konsumen maka frekuensi sistem akan naik.
2.1. Mutu Tenaga Listrik
Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menjaga kualitas tenaga listrik yang dibangkitkan, khususnya bagi keperluan industri. Maka
mutu tenaga listrik juga menjadi tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai tenaga listrik.
Mutu tenaga listrik ini meliputi :
1. Kontinuitas penyediaan : apakah tersedia 24 jam sepanjang tahun.
2. Nilai tegangan : apakah selalu ada dalam batas-batas yang diizinkan.
3. Nilai frekuensi : apakah selalu ada dalam batas-batas yang diizinkan.
4. Kedip tegangan : apakah besarnya dan lamanya masih dapat diterima.
5. Kandungan harmonisa : apakah jumlahnya masih dalam batas-batas yang dapat diterima
oleh pemakai tenaga listrik.
Unsur-unsur 1 sampai dengan 5 tersebut diatas dapat direkam sehingga masalah dapat
dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia dan pemakai tenaga listrik.
Dalam hal ini pada butir 3 hanya akan dibahas pengaturan nilai frekuensi dalam sistem yang
berkaitan dengan penyediaan daya aktif mengingat bahwa hal ini merupakan salah satu hal
yang dominan dari mutu tenaga listrik.




4
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

2.2. Terjadinya Perubahan Frekuensi
Daya yang dibangkitkan selalu sama dengan daya yang digunakan oleh konsumen
(beban). Apabila daya yang dibangkitkan tidak sesuai dengan kebutuhan yang digunakan oleh
konsumen T < 0, maka frekuensi turun. Dan sebaliknya apabila daya yang dibangkitkan
mendapat tambahan putaran generator T > 0 maka frekuensi naik.
Penurunan frekuensi ini disebabkan oleh 2 hal yaitu :
1. Apabila daya yang digunakan oleh konsumen telah melebihi daya yang dibangkitkan oleh
generator dalam waktu tertentu.
2. Terjadinya gangguan atau pemadaman (trip) pada salah satu unit pembangkit.


















5
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB III
PEMBAHASAN

Pada unit PLTU pengaturan frekuensi dilakukan oleh unit governor yang mengatur
keluaran uap bertekanan dari ketel uap untuk menggerakkan turbin uap berada dalam putaran
dengan frekuensi 50 Hertz dan mengantisipasi terjadinya penyimpangan terhadap frekuensi
dalam sistem.
Jenis governor yang digunakan adalah jenis woodward, jenis ini terdiri dari Spring
Loaded Accumulator (memberi tekanan minyak) pada pengarah tekanan minyak, untuk
menggerakkan power piston (katup utama) keatas atau kebawah tergantung pengarahan yang
dilakukan oleh Pilot Valve (penghubung perputaran poros generator) yang digerakkan oleh
titik A Fly Weight (bola-bola pegas) yang berputar menghasilkan gaya sentrifugal
menyebabkan titik A naik atau turun.
3.1. Fungsi Governor
Oleh karenanya frekuensi yang dibangkitkan sama dengan yang digunakan oleh
konsumen, dan frekuensi akan berkurang apabila kebutuhan daya yang dibutuhkan oleh
konsumen lebih besar dari yang dibangkitkan. Maka unit pembangkit (Governor) berfungsi
sebagai menjaga putaran pada generator agar berada dalam frekuensi 50 Hertz, terhadap
adanya variasi beban atau gangguan pada sistem dengan memberi tambahan uap bertekanan
pada turbin uap dengan cara terangkatnya katup utama, ditandai dengan terjadinya frekuensi
turun.
3.2. Prinsip Kerja Governor
Untuk melakukan fungsinya governor mengukur frekuensi dengan cara mengukur
kecepatan putar poros generator karena frekuensi yang dihasilkan generator sebanding dengan
kecepatan putar poros generator. Apabila frekuensi turun ditandai dengan pengurangan
putaran kecepatan dari generator yang disensor oleh pilot valve. Pada pilot valve memberi
input kepada bola-bola berputar karena kecepatan putar dari generator berkurang putarannya
maka kecepatan putar pada bola-bola berputar juga berkurang kecepatan sudutnya, sehingga
menyebabkan pegas menguncup menimbulkan gaya sentrifugal berkurang dan selanjutnya
akan menyebabkan turunnya titik A dan titik B.



6
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

3.3. Diagram Blok Cara Kerja Unit Governor
Untuk mempermudah penjelasan tentang unit kerja dari governor diperlukan diagram
blok fungsi alih governor itu sendiri. Gambar 2, keluaran C(s) diumpan-balikan ke titik
penjumlahan untuk dibandingkan dengan masukan acuan R(s). Keluaran blok C(s) diperoleh
dengan mengalikan fungsi alih G(s) dengan masukan blok E(s).
C(s) = G(s) E(s)
Sedangkan jika keluaran diumpan-balikan ke titik penjumlahan untuk dibandingkan
dengan masukan, maka perlu mengubah bentuk sinyal keluaran agar sama dengan bentuk
sinyal masukan. Pengubah ini dilakukan oleh elemen umpan balik yang mempunyai fungsi
alih H(s). Elemen umpan balik ini akan memodifikasi keluaran sebelum dibandingkan dengan
masukan. Sinyal umpan balik yang diumpan-balikkan ke titik penjumlahan untuk
dibandingkan dengan sinyal masukan.
C(s)=




Gambar 2. Fungsi Alih unit governor


7
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK


Gambar 3. Diagram blok unit governor

3.4. Tinjauan Matematis Respon Waktu Dari Governor Terhadap Frekuensi
Untuk mengadakan tinjauan matematis terhadap respon waktu (time respon) dari
governor gambar (4) dengan menonjolkan arah gerak dari titik-titik engsel pada governor.
Pengaturan primer yang dilakukan governor dalam menanggapi perubahan-perubahan
memerlukan waktu. Bagaimana pengaruh governor dalam menanggapi perubahan beban
memerlukan waktu. Bagaimana pengaruh governor selama pengaturan primer tersebut
berlangsung ditunjukkan sebagai karakteristik. Frekuensi versus waktu, menggambarkan
respon waktu dari governor.

Gambar 4. Hubungan gerakan titik-titik engsel pada governor


8
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

keterangan gambar 4 :
Masukan (input) ke governor diterima :
a. Melalui titik A yaitu apabila terjadi perubahan frekuensi yang selanjutnya akan diikuti
dengan pengaturan primer dari governor.
b. Melalui titik B
2
yaitu apabila dilakukan pengaturan sekunder baik secara manual maupun
melalui motor pengatur putaran.
Apabila governor dalam keadaan steady state dan kemudian terjadi perubahan frekuensi
atau perubahan beban yang relatif kecil disekitar titik steady state maka gerakan dari engsel-
engsel governor adalah kecil sehingga perubahan posisi engsel-engsel hubungannya satu
sama lain dapat dianggap linier. Apabila arah gerakan yang positif adalah seperti ditunjukkan
oleh arah panah dalam gambar (4) maka frekuensi turun dan menyebabkan perubahan daya,
sehingga didapat :
x
A
= -K
1
p
Ada tanda negatif karena titik A bergerak kearah positif apabila frekuensi turun sebesar f.
Apabila unit pembangkit dari governor yang dibahas paralel dengan sistem yang besar maka
X
B2
akan menyebabkan perubahan daya P dan praktis tidak menimbulkan perubahan
frekuensi, sehingga dapat ditulis :
X
B2
= K
2
f
Gerakan titik engsel B
1
dipengaruhi oleh gerak titik engsel A dan titik engsel B, maka :
x
B2
= k
3
x
A
+ k
4
x
B2
+k
5
x
D

= - k
3
. k
1

p
+ k
4
k
2
x
B2
f +k
5
x
D

Konstanta k
1
, k
2,
k
3,
k
4,
dan k
5
besarnya tergantung kepada jarak antara titik-titik engsel
pada governor seperti erlihat pada gambar (4). Gerakan titik B
1
akan menggerakkan titik D
melalui sistem hidrolik. Dari gambar ini dapat dilihat bahwa besarnya gerakan titik D
tergantung kepada :
1. Jauh dekatnya titik B
1
bergerak untuk membuka aliran minyak bertekanan kearah
penghisap yang mengangkat titik D.
2. Lamanya titik B
1
memberi kesempatan tekanan minyak tersebut dalam butir (1)
mengangkat penghisap titik D.


9
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

Kedua hal tersebut diatas dapat dinyatakan sebagai berikut :
x
D
= k
6
( - x
B1
)dt
Dimana k
6
adalah sebuah konstanta yang tergantung kepada sistem hidrolik governor yang
menghubungkan gerakan titik B dengan titik D dan adanya tanda negatif disebabkan arah-
arah positif yang dipilih gambar (4). Untuk memecahkan persamaan x
B1
dan x
D
kita
gunakan transformasi Laplace ke bidang (s) sehingga :
f menjadi F(s)
p menjadi P(s)
x
B1
menjadi x
B1
(s)
Selanjutnya transformasi Laplace dari persamaan x
B1
dan

x
D
berturut-turut menghasilkan :
x
B1
(s) = - k
3
. k
1
P(s) + k
4
k
2
F(s) + k
5
x
D
X
D
(s) =


Dari persamaan x
B1
(s) dan x
D
(s)

yang sudah ditransformasikan kedalam Laplace, akan
menyatakan x
D
(s)

dalam P(s) dan F(s) dengan mengeliminir X
B1
(s)
.
Dan nilai ini dimasukkan dalam persamaan X
B1
(s) memberikan :
Dimana :

)


10
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

)
(

)

3.5. Diagram Blok Sistem

Gambar 5 Block diagram system tanpa tie lines
Gambar diatas diagram blok hubungan antara output dari unit governor dengan dalam
sistem tenaga listrik yang mempunyai karakteristik beban tertentu dan terdiri dari sekelompok
unit pembangkit serta berhubungan dengan sistem tenaga listrik lain melalui tie lines.

3.6. Pengaturan Sekunder Pada Governor

Gambar (6) Pengaturan sekunder untuk menaikkan frekuensi sistem


11
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

Gambar (6) setelah tercapai keseimbangan dititik 3 dengan frekuensi F
1
. Pengaruh
sekunder ini berarti pergeseran garis statisme sistem sejajar keatas. Frekuensi cenderung
menuju titik 4
A
tetapi karena beban naik dengan naiknya frekuensi menurut garis beban maka
keseimbangan baru tercapai dititik 4 dengan frekuensi F
0
dan beban sebesar B
4
pada gambar
(6).
Proses ini menggambarkan bagaimana proses pengaturan frekuensi melalui pengaturan
sekunder berlangsung dalam sistem sebagai akibat penambahan beban. Dengan uraian yang
serupa dapat dianalisa bagaimana proses pengaturan frekuensi apabila terjadi proses
penurunan beban dalam sistem. Pengaturan sekunder, dapat dilakukan secara manual maupun
oleh komputer. Jika dilakukan secara manual dalam sistem yang terdiri dari banyak unit
pembangkit dan juga banyak pusat listrik yang tersebar, pelaksanaannya perlu dikoordinir.
Koordinasi pengaturan sekunder ini, berarti pula koordinasi pembagian dalam sistem, oleh
karenanya dilakukan oleh pusat pengatur beban sistem tenaga listrik. Jika pengaturan ini
dilakukan dengan menggunakan komputer maka software dari komputer harus diisi datanya
oleh pusat pengatur beban agar sesuai dengan kondisi sistem.

Gambar (7) Pengaturan sekunder yang diikuti dengan perubahan beban sistem
Keterangan gambar 7 :
Sesungguhnya berlangsung setapak demi setapak seperti digambarkan oleh gambar (7) yang
merupakan proses pengaturan sekunder. Frekuensi dinaikkan dari titik-1 ke titik-2, ini
menyebabkan kenaikkan beban sistem mengikuti kenaikkan frekuensi. Kemudian beban ini
menyebabkan penurunan frekuensi sepanjang garis statisme sistem menuju titik-3. Kemudian
frekuensi naik ke titik-4 dan seterusnya sampai ke titik-7. Dalam proses ini dianggap bahwa
selama angka kenaikkan frekuensi dari titik-1 ke titik-2, dari titik-3 ke titik-4, dari titik-5 ke


12
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

titik-6, tidak terjadi kenaikkan beban karena langkah-langkah kenaikkan frekuensi ini cukup
kecil dan berlangsung cukup singkat sehingga beban belum naik. Dengan naiknya frekuensi
dari titik-1 ke titik-7, beban juga naik sebesar B.

3.7. Cara Kerja Governor
Governor memiliki setting point yaitu putaran governor ditentukan berdasarkan
kebutuhan daya listrik sistem pada saat itu. Governor akan menyesuaikan nilai output daya
mekanik turbin supaya sesuai dengan daya listrik dan frekuensi yang dibutuhkan oleh sistem
pada saat terjadinya penambahan beban atau gangguan pada sistem. Governor akan
menentukan setting point yang baru sesuai dengan actual beban sehingga dengan pengaturan
putaran ini diharapkan frekuensi listrik generator tetap berada didalam acceptable range dan
generator tidak mengalami out of synchronization. Bola-bola berputar pada pegas akan
menguncup (gaya sentrifugal berkurang) apabila terjadi penurunan frekuensi yang
menyebabkan titik A dan titik B turun. Turunnya titik B menyebabkan torak pengarah tekanan
minyak memberikan tekanan menggerakkan katup utama terangkat keatas untuk memberi
tambahan uap bertekanan ke turbin.

Gambar 8 Prinsip kerja governor


13
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

1. Pengisapan pengarah tekanan minyak
2. Pengisapan pengatur volume uap/air

Gambar 9A Respons governor terhadap perubahan frekuensi

Gambar 9B Respons kopel penggerak pada governor
Keterangan gambar (8), gambar (9A), dan gambar (9B) :
Apabila pada saat t = t
0
gambar (9A) ada penambahan beban maka frekuensi akan turun dari
nilai F
0
menjadi F. Penurunan frekuensi ini disebabkan karena nilai T
B
menjadi lebih besar
sebagai akibat penambahan beban sehingga T
G
T
B
= T < 0 dan selanjutnya

juga


14
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

menjadi < 0.

adalah percepatan sudut, apabila nilainya < 0 maka berarti terjadi


pengurangan kecepatan sudut dan karena frekuensi F =

maka hal ini juga berarti


pengurangan frekuensi. Dengan keterangan diatas maka penurunan frekuensi dari nilai F
0

menjadi F dirasakan oleh governor dan governor akan bereaksi untuk mengembalikan nilai
frekuensi ke F
0
. Reaksi ini berlangsung sebagai berikut :
a. Karena kecepatan sudut dari mesin penggerak generator turun maka bola-bola berputar
pada gambar (8) juga akan turun kecepatan sudutnya karena poros yang memutarnya
dihubungkan langsung melalui sistem roda gigi dengan mesin penggerak generator. Hal
ini akan menyebabkan titik A menurun dan selanjutnya juga akan menurunkan titik B,
dengan turunnya titik B maka torak pengarah tekanan minyak akan mengalirkan minyak
bertekanan ke torak penggerak katup utama sehingga katup utama terangkat keatas untuk
menambah uap ke turbin uap dalam hal ini mesin penggerak adalah turbin uap.
b. Dalam gambar (9A) peristiwa penambahan beban terjadi pada saat t = t
1
dan hal ini
menyebabkan frekuensi turun. Pada saat t = t
2
kerja governor telah mulai terasa dan
kecuraman (slope) penurunan frekuensi mulai berkurang sampai pada saat t = t
3

kecuraman penurunan frekuensi telah hilang atau secara matematis dikatakan

.
c. Pada saat t = t
3
nilai frekuensi F = F dimana F F
0
. Hal ini menyebabkan generator
akan terus menambah uap dengan jalan mengangkat katup utama dari turbin. Keterangan
adalah sama seperti uraian pada butir a. Hal ini berarti bahwa kopel yang dihasilkan mesin
penggerak terus diperbesar sehingga T = T
G
T
B
menjadi 0 dan mengakibatkan

,
yang berarti bahwa frekuensi naik.
d. Pada saat t = t
4
nilai frekuensi F = F
0
sehingga sebetulnya tidak diperlukan lagi langkah
untuk memperbaiki frekuensi. Tetapi pada saat t = t
4
nilai T sebagai akibat
penambahan uap yang berlangsung sejak saat t = t
4
seperti tersebut dalam butir c nilai T
ini menyebabkan frekuensi terus naik. Beberapa saat setelah t = t
4
nilai frekuensi F
F
0
sehingga governor mulai bereaksi untuk menurunkan frekuensi dengan jalan
mengurangi uap ke turbin sehingga nilai T diperkecil dan hal ini juga memperkecil nilai


e. Pada saat t = t
5
dimana nilai F F
0
sehingga governor akan terus bereaksi untuk
menurunkan frekuensi. Pada saat t = t
5
nilai T = T
G
T
B
sehingga dari segi
keseimbangan kopel generator dengan kopel beban sebetulnya tidak diperlukan lagi
pengurangan nilai kopel generator T
G
yang dilakukan oleh governor dengan jalan


15
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

mengurangi uap. Seperti uraian dalam butir d. Tetapi pada saat t = t
5
nilai frekuensi F
F
0
maka governor akan terus bereaksi untuk mengurangi uap ke turbin.
f. Pada saat t = t
6
keadaan adalah serupa dengan pada saat t = t
4
yaitu bahwa nilai f = f
0

tetapi bedanya dengan pada saat t = t
3
adalah bahwa pada saat t = t
6
T < 0 sehingga
frekuensi setelah saat t = t
6
akan turun.

3.8. Penyetelan Speed Droop
Speed Droop merupakan besaran yang menentukan putaran generator berada pada posisi
semula, yang mana mengurangi kecepatan putar pada turbin uap karena akibat dari hasil
penambahan uap bertekanan pada turbin uap.
Dengan memperhatikan gambar (8) terlihat bahwa semakin dekat jarak titik B dengan
titik D makin cepat penghisapan titik B menutup aliran minyak yang mengangkat atau
menurunkan posisi penghisap titik D dan sebaliknya makin jauh jaraknya makin lambat
gerakan menutup aliran minyak ini. Hal ini berarti bahwa makin dekat titik B dengan titik D
makin cepat governor menghentikan tanggapannya terhadap perubahan frekuensi, governor
bersifat malas (usaha governor untuk menambah daya terbatas) menghasilkan speed droop
yang kecil dan menghasilakn kf (energi pengaturan) yang besar. Dengan keterangan yang
serupa apabila jarak titik B dengan titik D makin jauh terlihat bahwa governor bersifat rajin
(usaha governor untuk menambah daya lebih besar) menghasilkan speed droop yang besar
dan menghasilkan kf (energi pengaturan) yang kecil. Jadi penyetelan speed droop governor
dapat dilakukan dengan mengatur jarak titik B dan titik D. Dalam praktek hal ini tidak begitu
mudah pelaksanaannya karena dilain pihak titik B juga harus dapat digerakan keatas dan
kebawah secara bebas untuk melakukan pengaturan sekunder. Hal ini dapat dilakukan dengan
kombinasi sistem mekanik dan hidrolik seperti terlihat pada gambar (8).
Keterangan gambar 10 :
Titik B dipecah menjadi titik B
1
dan titik B
2
dalam gambar (10) titik B
1
yang bertugas
mengarahkan tekanan minyak dapat digerakkan melalui titik A oleh bola-bola berputar
(pengaturan primer) dan dapat pula digerakkan melalui titik B
2
oleh motor pengaturan putaran
(putaran sekunder).
Sedangkan gerakan umpan balik dari titik D untuk memberhentikan tekanan minyak
diterima melalui titik B
1
. Besarnya umpan balik ini dapat diatur dengan mengatur posisi
engsel E, jadi speed droop dari governor dapat diatur dengan mengatur posisi engsel E.


16
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

Umpan balik dari titik D diterima titik B
1
melalui engsel dan akan menggerakkan rumah dari
torak yang digerakkan titik B
1
menutup lubang minyak yang menuju kerumah torak
penggerak titik D.

Gambar 10 Speed droop diatur menyetel posisi engsel E
Motor pengaturan putaran dapat merubah-rubah posisi titik B
1
melalui titik B
2
dengan
jalan memutar roda gigi cacing. Dalam keadaan generator belum paralel dengan sistem motor
pengatur putaran akan mengatur jumlah putaran per-menit dari turbin tetapi kalau generator
sudah paralel dengan sistem maka melalui motor pengaturan putaran dilakukan pengaturan
daya nyata yang dibandingkan (MW), yang sesungguhnya juga berarti mengatur putaran atau
frekuensi.
Speed droop sesungguhnya merupakan hasil umpan balik dari gerakan penambahan uap
atau air, yaitu dengan bergeraknya titik C dan titik D keatas yang selanjutnya melalui engsel E
pada gambar (10) menekan rumah penghisap kiri kebawah sehingga menutup lubang-lubang
yang meneruskan tekanan minyak ke penghisap kanan dan akhirnya menghentikan proses
penambahan uap. Makin kecil speed droop dari governor makin peka governor tersebut
terhadap perubahan beban tetapi juga lebih besar kemungkinannya untuk tidak stabil. Dalam
praktek governor adalah tidak sederhana yang tergambar pada gambar (8) tetapi dilengkapi
pula dengan rangkaian peredam (dashpot) untuk menghindari osilasi dan menggunakan
penguat bertingkat.



17
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada penulisan ini, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Pilot valve memberi input kepada bola-bola berputar karena kecepatan putar dari
generator berkurang putarannya maka kecepatan putar pada bola-bola beputar juga
berkurang kecepatan sudutnya, sehingga menyebabkan pegas menguncup menimbulkan
gaya sentrifugal berkurang yang selanjutnya akan menyebabkan turunnya titik A dan titik
B, memberikan tekanan minyak sehingga katup utama terangkat keatas memberikan
tambahan uap bertekanan pada turbin uap.
2. Besarnya speed droop tergantung dari jarak antara titik D dan titik B pada gambar 4.1
dengan ketentuan sebagai berikut :




4.2. Saran
Agar governor berjalan dengan semestinya maka diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pemeliharaan rutin pada bagian-bagian engsel, katup, gir pada governor agar bekerja pada
saat terjadi gangguan.
2. Pemberian sinyal yang tepat pada governor. Pada saat terjadinya perubahan frekuensi,
agar frekuensi kembali pada frekuensi semula.



Titik B,D
dekat
Cepat
Tutup
Cepat
Respon

Malas
Speed
Droop Kecil
Titik B,D
Jauh
Lambat
Tutup
Lambat
Respon

Rajin
Speed
Droop Besar


18
ANALISIS SISTEM GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK

DAFTAR PUSTAKA
1. Ir.Djiteng Marsudi, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2006
2. Ir.Djiteng Marsudi, Pembangkit Energi Listrik, Jalamas Berkatam, STT YPLN, 2003
3. PLTGU Gresik UP Gresik, Data-data Acuan, PT. Pembangkitan Jawa Bali
4. PLTA Wlingi UP Brantas, Data-data Acuan, PT. Pembangkitan Jawa Bali
5. Katsuhiko Ogata, Teknik Kontrol Automatik, Jilid 1 Edisi 2, Jakarta, Erlangga, 1996

You might also like