You are on page 1of 6

2.

1 Komunikasi Efektif
2.1.1 Pengertian komunikasi efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang
mampu untuk menghasilkan perubahan sikap pada orang
yang terlihat dalam komunikasi.Tujuan komunikasi efektif
adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang
disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa
lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik
seimbang, dan melatih menggunakan bahasa non verbal
secara baik. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai
komunikasi efektif, antara lain :
a. Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi
(2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai
dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan
kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan
sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tidakan.
b. Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-
cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut
mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau
dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi,
aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran
yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada
komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang
dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses
komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain
agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.
c. Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001)
mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai
dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling
tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam
setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi
apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan
dalam pengertian, sikap dan bahasa.
2.1.2 Proses komunikasi efektif
Komunikasi merupakan suatu proses yang
mempunyai komponen dasar sebagai berikut ;
Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan. Semua fungsi
manager melibatkan proses komunikasi sebagai berikut ;
a. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk
disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat
dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan
yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan
disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan
dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila
diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa:
1. Informasi
2. Ajakan
3. Rencana kerja
4. Pertanyaan dan sebagainya
b. Simbol atau isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau symbol
sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain.
Biasanya seorang manager menyampaikan peasan dalam
bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan , kepala,
mata, dan bagian muka lainnya ). Tujuan penyampaian
pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap,
periklaku atau menunjukkan arah tertentu.
c. Media atau penghubung
Adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti : TV, radio
surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya.
Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang
akan disampaikan, jumlah penerimaan pesan, situasi dsb.
d. Mengartikan kode atau isyarat
Setelah pesan diterima melalui indra ( telinga, mata
dst)maka si penerima pesan harus dapat mengartikan
symbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimngerti
/ dipahaminya.
e. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan
dari si pengirim meskipun dalam bentuk code /isyarat tanpa
mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
f. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan
dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun
nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak
akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan hal
ini penting bagi manager atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan
pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat
disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang
bukan penerima pesan. Bailkan yang disampaikan oleh
penerima pesan pada umumnya merupakan balikan
langsung yang mengandung pemahaman atas pesan
tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak.
g. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi
akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi,
karena setiap situasi hampir selalu ada hal yang
mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi
atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah
menafsirkan pesan yang diterimanya.

2.1.3 Unsur-unsur dalam komunikasi efektif
Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut:
niat,minat, pandangan, lekat, dan libat.
Niat menyangkut:
Apa yang akan disampaikan
Siapa sasaranya
Apa yang akan dicapai
Kapan akan disampaikan
Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:
Factor obyektif: merupakan rangsang yang kita terima
Fakto subyektif: merupakan factor yang menyangkut diri
si penerima stimulus
Pandangan, merupakan makna dari informasi yang
disampaikan pada sasaran,menafsirkan informasi yang
diterima tergantung pada pendidikan,pekerjaan,
pengalaman dan kerangka piker seseorang.
Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.
Libat,merupakan keterlibatan panca indra sebanyak-
banyaknya.
2.1.4 Tahapan komunikasi efektif
a. Pengirim mempunyai gagasan (ide )
b. Pengirim mengubah gagasan menjadi pesan ( yang dapat
dipahami oleh penerima )
c. Pengirim mengirim pesan, melalui media perantara ( verbal/non
verbal,lisan /tulisan) dan medium (telpon, komputer /memo
2.1.5 Teknik komunikasi efektif
2.1.6 Hambatan dalam komunikasi efektif
a. Hambatan dari proses komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan,
hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hambatan dalam penyediaan / symbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak
jelas sehingga mempunyai arti lebih atau satu,symbol yang
di[ergunakan antara sipengirim dan penerima tidak sama
atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi,misalnya gangguan suara
radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan
pesan.
Hambatan dalam bahsa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima.
Hambatan dari penerima pesan,misalnya kurangnya
perhatian pada saat penerima atau mendengarkan pesan,
sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang
diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi
memberika interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas
dan sebagainya.
b. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang
efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dll. Misalnya
:gangguan kesehatan,gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
c. Hambatan semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-
kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas
atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
d. Hambatan psikologis
Hambatan spikologis dan social kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya:perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima
pesan.
2.1.6 kriteria keberhasilan komunikasi
Untuk memperoleh keefektifan komunikasi , seseorang harus
memperhatikan beberapa kriteria komunikasi sebagai
berikut:
a. Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan
menentukan tingkat hubungan dengan orang lain.
b. Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi
hubungan timbal balik .
c. Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan
non verbal yang bisa terjadi secara simultan.
d. Dalam berkomunikasi seseorang akan berespon terhadap
peran yang di terima baik secara langsung maupun tidak
langsung ,verbal maupun non verbal.
e. Pesan yang di terima tidak selalu di asumsikan sama
antara penerima dan pengirim.
f. Pertukaran informasi di butuhkan ilmu pengetahuan.
g. Pesan yang di kirim dan di terima di pengaruhi oleh
pengalaman masa lalu,pendididkan, keyakinan dan budaya.
h. Komunikasai di pengaruhi oleh perasaan diri sendiri,
subyek yang di komunikasikan orang lain.
i. Posisi seseorang di dalam system sosio cultural dapat
mempengaruhi proses komunikasi.
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik
2.2.1 Pengertian komunikasi terapeutik
a. Komunikasi terapeutik di definisikan sebagai
komunikasi yang di rencanakan secara sadar dimana
kegiatan dan tujuan di pusatkan untuk kesenbuhan pasien
(Uripni dkk,2003).
b. Komunikasi terapiutik adalah kemampuan atau
keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi
terhadap stress ,mengatasi gangguan psikologis , dan
belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain
(Northouse , 1998).
c. Komunikasi terapiutik adalah hubungan interpersonal
antara perawat dank lien, dalam hubungan ini perawat dan
klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam
rangka memperbaiki pengalaman emosional klien (Stuart
G.W,1998).
Dari beberapa beberapa pengertian diatas dapat
dipahami bahwa komunikasi terapiutik adalah komunikasi
yang di lakukan atau di rancang untuk tujuan terapi.Pada
profesi kebidanan komunikasi menjadi sangat penting
karena komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan
proses keperawatan. Dalam asuhan kebidanan,komunikasi
ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam mencapai
tingkat kesehatan yang optimal (Stuart,G.W.1998). karena
bertujuan untuk terapi maka komunikasi dalam kebidanan
disebut komunikasi terapeutik.
Banyak yang mengira atau berpendapat bahwa
komunnikasi terapeutik identik dengan senyum dan bicara
lemah lembut. Pendapat inni tidak salah tapi mungkin
terlalu menyederhanakan arti dari komunikasi terapeutik itu
sendiri, karena inti dari komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang dilakukan untuk tujuan terapi.

2.2.2 Tujuan komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik bertujuan untuk
mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif
atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang
meliputi:
Membantu pasien memperjelas dan mengurangi baban
perasaan dan pkiran
Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
Membantu memengaruhi orang lain,lingkungan fisik, dan diri
sendiri
2.2.3 Sikap komunikasi terapeutik
Egan (1992) mengidentifikasi lima sikap atau
cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat
memfasilitasi komunikasi terapeutik yaitu :
a. Berhadapan :
Arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda.
b. Mempertahankan kontak mata :
Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai
klien dan menyatakan keinginan untuk tetap
berkomunikasi.
c. Membungkuk kearah klien :
Posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan atau
mendengarkan sesuatu.
d. Memperihatkan sikap terbuka:
Tidak melipat kaki atau tangan menunjukikan keterbukaan
untuk berkomunikasi dan siap membantu.
e. Tetap rileks
Tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respon kepada
pasient, meskipun dalam situasi yang kurang
menyenangkan.
2.2.4 Fase komunikasi terapeutik
a. Prainteraksi, merupakan masa persiapan sebelum
behubungan dan berkomunikasi dengan klien. Anda perlu
mengevaluasi diri tentang kemampuan yang anda miliki
dan membuat rencana interaksi dengan klien,seperti
a.Evaluasi diri
b.Penetapan tahapan hubungan /interaksi
c.Rencana interaksi
b. Perkenalan ,merupakan kegiatan yang anda lakukan saat
pertama kali bertemu atau kontak dengan klien . seperti
dengan,
o Memberi salam
o Memperkenalkan diri
o Menanyakan nama klien
o Menyepakati pertemuan (kontak)
o Melengkapi kontrak
o Menyepakati masalah klien
o Mengakhiri perkenalan.
c. Orientasi , fase orientasi dilaksanakan pada awal setiap
pertemuan kedua dan seterusnya. Tujuan fase orientasi
adalah memvalidasi keakuratan data,rencana yang telah
dibuat dengan keadaan klien saat ini,dengan mengevaluasi
hasil tindakan yang lalu. Umumnya dikaitkan dengan hal
yang telah dilakukan bersama klien.
Member salam
Memvalidasi keadaan klien
Mengingatkan kontrak
d. Fase kerja,meruakan inti hubungan bidan klien yang
terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan kebidanan
yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan tindakan kebidanan adalah:
1) Meningkatkan pengertian dan pengenalan klien tentang
diri,persaan ,pikiran dan perilakunya. Tujuan ini sering
disebut tujuan kognitif.
2) Mengembangkan, mempertahankan, dan meningkatkan
kemampuan klien secara mandiri menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Tujuan ini sering disebut tujuan afektif dan
psikomotor.
3) Melaksanakan terapi/teknis kebidanan
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan
5) Melaksanakan kolaborasi
6) Melaksanakan observasi dan pemantauan.
e. Fase terminasi,terminasi merupakan akhir dari setiap
pertemuan bidan/perawat dengan klien. Terminasi dibagi
menjadi dua,yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir.
1) Terminasi sementara adalah akhir dari setiap pertemuan
bidan/perawat dengan klien. Isi percakapan pada tahap ini
disebutkan dibawah ini:
Tahap evaluasi hasil
Tahap tindak lanjut
2) Terminasi akhir ini terjadi jika klien akan pulangdari
rumah sakit atau bidan selesai praktik di rumah sakit. Isi
percakapan pada tahap ini diuraikan dibawah ini:
Tahap evaluasi hasil
Isi percakapan tindak lanjut
Tahap eksplorasi perasaan
2.2.5 Teknik-teknik komunikasi terapeutik
Setiap klien tidak sama perlakuannya, oleh
karena itu di perlukan penerapan teknik berkomunikasi
yang berbeda pula. Berikut ini adalah teknik komunikasi
dari beberapa ahli yang dapat di terapkan dalam
komunikasi terapeutik.

a. Mendengar aktif dengan penuh perhatian
Adapun beberapa keterampilan mendengarkan penuh
perhatian, yaitu:
1) pandang klien dan keluarga ketika sedang berbicara.
2) Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan
untuk mendengarkan.
3) Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian.
4) Tidak menyilangkan kaki dan tangan.
5) Menghindari gerakan yang tidak perlu.
6) Menganggukkan kepala apabila klien membicarakan hal
yang penting atau memerlukan umpan balik.
7) Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
Dua macam teknik mendengar adalah sebagai berikut:
1) Mendengar pasif.
Kegiatan mendengar dengan pesan non verbal untuk klien
misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala, dan
juga keikut sertaan secara verbal. Mendengar pasif akan
dapat memberdayakan diri kita saat kita mendengar dengan
pasif karena kita kurang memahami perasaan orang lain
2) mendengar aktif.
Kegiatan mendengar yang menyediakan pengetahuan
bahwa kita tahu perasaan orang lain dan mengerti mengapa
dia merasakan hal tersebut.
Keuntungan yang di peroleh jika mampu mengembangkan
keterampilan mendengar aktif adalah sebagai berikut:
pasien dan kelurga merasa di dengar dan di pahami
maksudnya.
Pasien dan keluarga merasa dirinya berharga dan penting
Pasien dan keluarga merasa nyaman dengan keadaan
tersebut
Pasien dan keluarga mampu berkomunikasi
b. Menunjukkan penerimaan
Menerima di sini diartikan bahwa kita bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan
atau tidak setuju.
Berikut ini adalah sikap bidan yang menyatakan
penerimaan
Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan
pengertian.
Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan
komunikasi verbal.
c. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan
Tujuan seorang bidan mengajukan suatu pertanyaan adalah
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa
yang disampaikan oleh pasien dan kelurganya. lebih baik
jika pertanyaan tersebut dikaitkan dengan topik yang di
bicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial
budaya klien.

d. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban Ya dan
Mungkin, tetapi pertanyaan memerlukan jawaban yang
luas sehingga pasien dapat mengemukakan masalahnya,
perasaannya dengan kata-kata sendiri, atau dapat
memberiakan informasi yang di perlukan.
e. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata
sendiri
Mengulang kembali pikiran utama yang telah diekspresikan
oleh klien dan keluarga memberitahukan bahwa bidan telah
memberikan umpan balik sehingga klien dan keluarga
mengetahui bahwa pesannya di mengerti dan
mengharapkan komunikasi berlanjut. Namun, bidan perlu
berhati-hati ketika menggunakan metode ini karena
pengertian bisa menjadi rancu apabila pengucapan ulang
mempunyai arti yang berbeda.
f. Pertanyaan klarifikasi.
Berupaya untuk menjelaskan ide atau pikiran pasien yang
tidak jelas atau meminta pasien menjelaskan artinya.
Apabila terjadi kesalahpahaman, bidan perlu menghentikan
pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan
pengertian karena informasi sangat penting dalam
memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang optimal.
Supaya pesan dapat sampai dengan benar, seorang bidan
perlu memberikan contoh yang konkret dan mudah untuk di
mengertioleh klien.
g. Memfokuskan
Metode ini di lakukan dengan tujuan untuk membatasi
bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dapat di
mengerti. Bidan tidak seharusnya memutuskan
pembicaraanklien ketika menyampaikan masalah yang
penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi
yang baru.
h. Menyampaikann hasil observasi
Seorang bidan perlu memberikan suatu umpan balik
kepada klien dan keluarga dengan menyatakan hasil
pengamatannya sehingga dapat di ketahui apakah pesan
dapat di terima dengan benar. Bidan menguraikan kesan
yang di timbulkan oleh syarat nonverbal klien.
i. Menawarkan informasi
Memberikan tambahan informasi ini memungkinkan
penghayatan yang lebih baik bagi klien terhadap
keadaannya. Memberikan tambahan informasi merupakan
pendidikan kesehatan klien. Selain itu, hal ini akan
menambah rasa percaya klien terhadap bidan itu sendiri.
Jika terdapat informasi yang di tutupi oleh dokter, bidan
perlu mengklarifikasi alasannya. Bidan tidak boleh
memberikan nasihat kepada klien ketika memberikan suatu
informasi, tetapi di harapkan dapat memfasilitasi klien
untuk membuat suatu keputusan untuk dirinya sendiri.

j. Diam
Sikap diam akan memberikan kesempatan kepada bidan
dan klien untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan
metode diam memerlukan keterampilan dan ketetapan
waktu, jika tidak maka akan dapat menimbulkan perasaan
yang tidak enak. Sikap diam yang memungkinkan klien
untuk dappat berkomunikasi secara internal dengan dirinya
sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses
informasi yang di dapatkannya. Keadaan diam ini juga
dapat bermanfaat pada saat klien dan keluarga harus
mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
k. Meringkas
adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan
secara singkat . Metode ini bermanfaat untuk membantu
topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada
pembicaraan yang berikutnya . Meringkas pembicaraan
membantu bidan mengulang aspek penting dalam
interaksinya sehingga dapat melanjutkan pembicaraan
dengan topik yang berkaitan .
l. Memberikan penghargaan
Memberi salam pada klien dan keluarga dengan menyebut
namanya menunjukkan kesadaran tentang perubahan yang
terjadi , untuk menghargai klien dan keluarga sebagai
manusia seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggung
jawab atas dirinya sendiri sebagai individu.
Penghargaan tersebut diupayakan jangan sampai menjadi
beban yang berat baginya, dalam arti bahwa jangan sampai
klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi
mendapatkan suatu pujian atau persetujuan dari perbuatan
atau tindakan yang dilakukannya. Hal ini tidak
dimaksudkan untuk menyatakan bahwa ini bagus dan
sebaliknya bahwa ini buruk.
m. Menawarkan
Bukan tidak mungkin bahwa klien belum siap untuk
berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien
tidak mampu untuk memmbuat dirinya dimengerti. Tidak
dipungkiri lagi bahwa sering kali bidan hanya menawarkan
kehadirannya . Teknik komunikasi ini harus di lakukan
tanpa pamrih dalam arti tidak mengharapkan balasan apa-
apa yang telah di lakukannya untuk klien tersebut. Bidan
menyediakan diri tanpa respons bersyarat atau respons
yang di harapkan.
n. Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai
pembicaraan
Memberikan kesempatan kepada klien untuk memiliki
inisiatif dalam memilih topik atau masalah pembicaraan .
Dalam berinteraksi , bidan dapat menstimulasi klien yang
merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannya untuk
mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia sangat di
harapkan untuk membuka pembicaraan.


o. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Teknik ini menganjurkan klien untuk mengarahkan hampir
seluruh pembicaraanyang mengindikasikan bahwa klien
sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan dan merasa
tertarik dengan apa yang akan di bicarakan selanjutnya .
Bidan lebih berusaha untuk menafsirkan dari pada
mengarahkan diskusi/pembicaraan.
p. Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong
bidan dank lien untuk melihatnya dalam suatu perspektif
Kelanjutan dari sebuah kejadian secara teratur akan
menolong bidan dan klien untuk melihat kejadian
berikutnya sebagai akibat kejadian yang pertama. Bidan
akan dapat menentukan pola kesukaran interpersonal dan
memberikan data tentang pengalaman yang memuaskan
dan berarti bagi klien dalam memenuhi kebutuhannya.
q. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya
Meminta klien untuk memastikan pengertian bidan tentang
apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh klien.
Apabila bidan ingin mengerti klien,maka ia harus melihat
segala sesuatunya dari perspektif klien tersebut. Klien harus
bebas untuk menguraikan persepsinya kepada bidan .
Ketika menceritakan pengalamannya , bidan harus waspada
akan timbulnya gejala ansietas atau marah.
r. Refleksi
Mengarahkan kembali ide, perasaan ,pertanyaan , dan isi
pembicaraan kepada klien. Refleksi menganjurkan klien
untuk mengemukakan dan menerima ide serta perasaannya
sebagai bagian dari dirinya sendiri. Jika klien bertanya apa
yang harus ia pikirkan dan kerjakan atau rasakan ,maka
bidan dapat menjawab Bagaimana menurut anda ?. Jadi,
dengan demikian bidan mengindikasikan bahwa pendapat
klien adalah berharga dan klien memiliki hak untuk dapat
melakukan hal tersebut, maka klienpun akan dapat berpikir
bahwa dirinya adalah manusia yang mempunyai kapasitas
dan kemampuan sebagai individu yang terintegrasi dan
bukan sebagai bagian dari orang lain.
s. Asertif
Asertif adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan
nyaman untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan diri
dengan tetap menghargai orang lain. Kemampuan asertif
antara lain : berbicara jelas , mampu menghadapi
manipulasi pihak lain tanpa menyakiti hatinya( berani
mengatakan tidak tanpa merasa bersalah) serta melindungi
diri dari kritik.
t. Humor
Humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal,
ini dikarenakan tertawa mengurangi ketegangan dan rasa
sakit akibat stress dan meningkatkan keberhasilan dalam
asuhan kebidanan. Sullivan Deane (2008) menyatakan
bahwa humor merangsang katekolamin sehingga merasa
sehat. Hal ini juga akan meningkatkan toleransi nyeri ,
mengurangi kecemasan , serta memfasilitasi relaksasi dan
meningkatkan metabolisme.


2.2.6 Factor yang perlu diperhatian dalam komunikasi terapeutik
Ada banyak faktor yang memengaruhi penafsiran
seseorang dalam mengirimi dan menerima pesan dalam
komunikasi . Adapun faktor yang memengaruhi
berlangsungnya proses komunikasi ada 7, yaitu:
1. Persepsi.
Persepsi merupakan pantulan perasaan jiwa seseorang
terhadap suatu stimulus tertentu yang terjadi di
lingkungannya, baik yang dalam diri individu yang
bersangkutan maupun yang di luar dirinya atau di
hadapannya(potter dan perry,1987). Masing-masing orang
akan merasakan, menginterpretasikan, dan memahami
lingkungannya secara berbeda. Persepsi biasanya terbentuk
melalui tujuan dan harapan individu. Perbedaan persepsi
dapat menjadi batu sandungan untuk mencapai komunikasi
yang efektif. Padahal, persepsi seseorang sangat sulit untuk
di ubah terutama yang telah mengakar lama dalam pikiran
yang terjadi dalam pengalaman yang sama. Persepsi
seseorang sangat di pengaruhi oleh latar belakang
pendidikan yang di punyai, budaya, sosial ekonomi, ras,
jenis kelamin dan juga pengalaman yang mereka alami
sebelumnya.

2. Nilai
Nilai merupakan keyakinan seseorang tentang nilai suatu
ide atau tingkah laku (potter dan perry,1987). Menilai suatu
tingkah laku atau ide berarti menemukan apakah itu semua
cocok untuk orang lain atau tidak.
Nilai yang di miliki seseorang akan mencerminkan
kebutuhan atau keinginan yang di miliki , budaya dan
refleksi sosial yang di sandangnya, termasuk pola
hubungan atau interaksi dengan orang lain.
3. Emosi yang memengaruhi jalannya komonikasi di maknai
sebagai perasaan subjektif seseorang tentang kejadian dan
memengaruhi bagaimana individu menggunakan kapasitas
yang di miliki dan bagaimana dia berhubungan dengan
orang lain (potter dan perry, 1987). Dalam hal ini, perawat
harus mampu memfasilitasi proses komunikasi sehingga
emosi tidak akan bercampur dengan optimalisasi tindakan
keperawatan yang sedang di berikan.
4. Latar belakang sosiobudaya. Budaya yang di punyai
seseorang akan membentuk pandangan umum dan persepsi
yang di milikinya tentang dunia tempat mereka tinggal.
5. Pengetahuan seseorang yang juga sangat menentukan
berhasil tidaknya suatu proses komunikasi . perbedaan
tingkat pengetahuan membuat proses komunikasi.
6. Peran dan pola hubungan yang di punyai seseorang. Ada
seseorang yang berkomunikasi dengan orang lain
menggunakan pola peran dan hubungan yang tepat sesuai
dengan peran dan pola hubungan yang di punyai lawan
bicaranya.

2.2.7 Analisis Transaksi
Eric berne mengembangkan istilah transaksi dalam
komunikasi. Transaksi biasa di pakai di dunia usaha, yakni
bila terjadi perundingan dan pelaksanaan jual beli .
Komunikasi timbale balik ialah seseorang mengirim
pesan kepada orang lain dan orang lain itu menjawab dalam
bentuk umpan balik. Peristiwa mengirim dan menerima
kembali di sebut oleh eric berne dengan istilah transaksi.
Namun, transaksi antara dua orang tidak selalu
mulus, kadang memuaskan kedua belah pihak, kadang
mengecewakan. Orang yang menstimulus transaksi tidak
selalu sama. Kalau tidak sama, kita perlu mengetahui hal
yang tidak sama.
Transaksi dalam komunikasi itu akan tergantung
pada kedua individu yang menjalankan dan ini terkait
dengan sikap individu tersebut. Sikap individu dalam
transaksi menghadirkan sikap diri (ego state). Menurut eric
berne, setiap orang mempunyai tiga sikap diri yaitu:
1. Sikap diri orang tua.
Sikap orang tua akan Nampak pada sikap dan bicara kita
bila kita sedang mencontoh lagak orang-orang tua. Yang
memengaruhi hidup kita selama ini.
2. Sikap diri dewasa
Sikap kita adalah menghadapi persoalan secara cerdas
menggunakan otak, terarah, tidak berpihak, mengunpulkan
keterangan, mencari pemecahan terbaik.
3. Sikap diri anak
Ketika kita bersikap seperti yang di perlihatkan anak-anak,
spontan, ingin campur segala urusan, main-main, penuh
daya cipta, bersungut-sungut, menganggap ringan masalah.
Analisis transaksi mempunyai istilah sendiri yang
khas mengenai pokok bahasannya. Transaksi dapat di
katakan imbang, silang, dalam bahasa aslinya,
complementary ,crossed,dan ulterior.
Transaksi imbang
Dalam komunikasi ,biasanya pesan ditujukan pada salah
satu sikap diri.
Transaksi silang
Komunikasi meleset ,yang sering mengakibatkan
kesenjangan dalam komunikasi . hal ini bisa di karenakan
komunikasi yang di kirim dari dan ke sikap diri kurang
tepat pada situasi tertentu atau karena pihak yang di ajak
komunikasi tidak peka terhadap arah komunikasi itu dan
jawabannya tidak sesuai.
Transaksi selubung
Dalam komunikasi ,pesan yang di sampaikan harus jelas
,ada keterbukaan sehingga komunikasi dapat lancer. Tetapi,
dalam kenyataan sering terjadi komunikasi yang meleset
karena ketidak terbukaan atau karena terjadi transaksi
selubung, artinya yang di ucapkan ini dan ini pula yang
terdengar ,tetapi yang di maksud secara terselubung adalah
itu belum di tangkap dan di pahami oleh komunikan .
Dalam komunikasi ,kita sering mengirim dua pesan
sekaligus,yaitu yang di ucapkan terang-terangan dan yang
terselubung . Bagi pengirm(komunikator), yang penting
adalah yang terselubung itu, baik tersembunyi di balik kata-
kata maupun di ungkapkan dalam bahasa badan
(gerak,kedip mata, senyum , dan sebagainya) . Seorang
penceramah biasanya memberikan waktu untuk Tanya
jawab . Tidak semua pernyataan itu relevan dengan topik
atau ada pertanyaan yang menyimpang.
Ada penceramah yang menjawab pertanyaan anda
baik sekali, tetapi lebih baik di tanyakan pada kesempatan
lain. Secara terselubung penceramah bermaksud ,
pertanyaan anda ngawur.

2.2.8 Dimensi Respon
Dimensi respon yang harus dimiliki ada 4:
1) Kesejatian
Kesejatian adalah pengiriman pesan pada orang lain
tentang gambaran diri kita yang sebenarnya,yang mana
kesejatian dipengaruhi oleh:
Kepercayaan diri
Persepsi terhadap orang lain
Lingkungan
2) Empati
Empati adalah kemampuan menempatkan diri kita pada diri
orang lain, bahwa kita telah memahami bagaimana
perasaan orang lain tersebut dan apa yang menyebabkan
reaksi mereka tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang
lain. Beberapa aspek dari empati antara lain:
Aspek mental
Verbal
Aspek nonverbal
3) Respek atau hormat
Respek mempunyai pengertian perilaku yang menunjukkan
kepedulian atau perhatian,rasa suka, dan ,menghargai
klien.perawat menghargai klien seorang yang bernilai dan
menerima klien tanpa syarat (Stuart dan Sudeen,1995).
Dengan respek maka perawat akan dapat mengakui
kebutuha orang lain untuk dipenuhi, dimengerti dan dibantu
dalam keterbatasan waktu yang dimiliki oleh perawat.
Perilaku respek dapat ditunjukkan dengan (Smith,1992):
Melihat kearah klien
Memberikan perhatian yang tidak terbagi
Memelihara kontak mata
Senyum pada saat yang tidak tepat
Bergerak kearah klien
Menentukan sapaan yang disukai
Jabat tangan atau sentuhan yang lembut.
4).Konkret
Perawat menggunakan terminology yang spesifik dan
bukan abstrak pada saat mendiskusikan dengan klien
mengenai perasaan ,pengalaman, dan tingkah lakunya.
Fungsi dari dimensi ini adalah mempertahankan respons
perawat terhadap perasaan klien,penjelasan dengan akurat
tentang masalah dan mendorong klien memikirkan masalah
sp


DAFTAR PUSTAKA

M.Taufik Juliane. 2010 , Komunikasi Terapeutik
Dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan . Jakarta Selatan :
Salemba Medika
Suryani, S.Kp, MHSc . 2005 , Komunikasi
Terapeutik:Teori dan Praktik . Jakarta :EGC

You might also like