You are on page 1of 17

TELAAH DAN ANALISIS PERJUDIAN

DARI SISI KRIMINOLOGI





MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kriminologi







Oleh,
Nama : HARDI HUMAEDI HIDAYAT
Tk./Smt. : III / VI
Fak./Jur. : Syarih / AS








INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
SINGAPARNA TASIKMALAYA
2014
i
KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini, dengan lancar. Shalawat salam
semoga selalu terlimpahcurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis mengucapkan berterimakasih
sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini, khususnya untuk Bapak Dosen yang bersangkutan yang
telah membimbing penulis. Semoga amal ibadah mereka dibalas oleh Allah
dengan berlipat ganda. Amin..
Selanjutnya penulis minta saran yang membangun agar ke depannya
pembuatan makalah menjadi lebih baik, dan semoga makalah ini bermanfaat
khususnya kepada penulis, dan umumnya bagi para pembaca.



Cipasung, Juni 2014

Penulis

ii
DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 3
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4
A. Pengertian ..................................................................................... 4
B. Pembahasan .................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA


1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Berbagai cara yang dilakukan dalam penanganan perjudian yang saat
ini tetap hidup dalam masyarakat. Meski pada hakekatnya perjudian
merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral,
kesusilaan maupun hukum. Namun perjudian masih menunjukkan
eksistensinya, dulunya hanya terjadi dikalangan orang dewasa pria. Sekarang
sudah menjalar ke berbagai elemen masyarakat anak-anak dan remaja yang
tidak lagi memandang baik pria maupun wanita.
Perjudian membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara. Meski demikian berbagai perjudian tetap
berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Macam dan
bentuk perjudian saat ini sudah merebak dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari. Awalnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi tetapi tidak untuk
keadaan sekarang ini yang sudah dilakukan terang-terangan maupun. Bahkan
perjudian saat ini sudah menjadi industri terutama dibidang olahraga. Salah
olahraga yang saat ini menjadi olahraga paling populer didunia adalah
sepakbola dan sudah sering menjadi bahan taruhan hasil pertandingan dari
sepakbola.
Dalam perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak
pidana (delict) yang meresahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu, dalam
Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dinyatakan
bahwa semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Mengingat masalah
perjudian sudah menjadi penyakit akut masyarakat, maka perlu upaya yang
sungguh-sungguh dan sistematis, tidak hanya dari pemerintah dan aparat
penegak hukum saja, tetapi juga dari kesadaran hukum dan partisipasi
masyarakat untuk bersama-sama dan bahu membahu menanggulangi dan
memberantas semua bentuk perjudian.
2
Dewasa ini, berbagai macam dan bentuk perjudian sudah demikian
merebak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik yang bersifat terang-
terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Bahkan sebagian masyarakat
sudah cenderung tidak peduli bahkan memandang perjudian sebagai sesuatu
hal wajar yang tidak perlu dipermasalahkan. Sehingga, yang terjadi di
berbagai tempat sekarang ini banyak dibuka agen-agen judi. Perjudian dipakai
untuk menyedot dana masyarakat dalam jumlah yang cukup besar. Dilain
timbulnya pandangan bahwa ada kesan aparat penegak hukum kurang begitu
serius dalam menangani masalah perjudian ini. Bahkan yang lebih
memprihatinkan, beberapa jenis dan tempat perjudian disinyalir dilindungi
dan melibatkan oknum aparat keamanan.
Pada hakekatnya, perjudian adalah perbuatan yang bertentangan
dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta
membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara. Perjudian juga bisa menimbulka kerugian kepada phak yang
melakukannya, meski memang kadang memberikan keuntungan. Tetapi
keuntungan yang didapatkan atas suatu perjudian tidak bisa dijadikan alasan
pembenar. Atas fakta tersebut perjudian masih saja dilakukan dan dianggap
lumrah oleh masyarakat.
Ditinjau dari kepentingan nasional, penyelenggaraan perjudian
mempunyai ekses yang negatif dan merugikan terhadap moral dan mental
masyarakat, terutama terhadap generasi muda. Perjudian merupakan salah
satu penyakit menular masyarakat yang dalam proses sejarah dari generasi
kegenerasi tidak mudah diberantas. Oleh karena itu perlu diupayakan agar
masyarakat menjauhi perjudian. Masalah yang sulait untuk dimengerti bahwa
adanya orang yang melakukan perjudian meskipun tidak memiliki pendapatan
yang cukup dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Bahkan Pasak lebih
besar daripada tiang, namun perjudian tetap saja dilakukan. Dalam
lingkungan sekecil-kecilnya perlu dilakukan analisis dan pembahasan atas
perjudian dari sisi Kriminologi. Serta tujuan lain untuk mengetahui latar
belakang atas eksistensi perjudian juga cara menghindarkan dari akses negatif
3
yang lebih parah untuk menghentikan eksistensi dari perjudian melalui
Kriminologi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan tentu dapat
terlihat banyak hal yang peru dibenahi. Maka dapat ditentukan hal-hal yang
akan menjadi rumusan masalah yaitu :
1. Perjudian masih tetap eksis bahkan cenderung dianggap lumrah dalam
masyarakat
2. Analisis dan pembahasan perjudian dari sisi Kriminologi
3. Problem solving untuk perjudian yang masih saja eksis dimasyarakat dan
cara pencegahannya

C. Kerangka Pemikiran
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya turut pula
mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan bertindak. Perubahan sikap,
pandangan dan orientasi warga masyarakat inilah yang mempengaruhi
kesadaran hukum dan penilaian terhadap suatu tingkah laku. Apakah
perbuatan tersebut dianggap lazim atau bahkan sebaliknya merupakan suatu
ancaman bagi ketertiban sosial. Perbuatan yang mengancam ketertiban sosial
yang tergolong kejahatan, seringkali memanfaatkan atau bersaranakan
teknologi. Kejahatan ini merupakan jenis kejahatan yang tergolong baru serta
berbahaya bagi ketertiban dalam masyarakat.
Perjudian menjadi salah satu pilihan yang dianggap sangat
menjanjikan keuntungan tanpa harus bersusah payah bekerja. Judi dianggap
sebagai pilihan yang tepat bagi rakyat kecil untuk mencari uang dengan lebih
mudah. Mereka kurang menyadari bahwa akibat judi jauh lebih berbahaya
dan merugikan dari keuntungan yang akan diperolehnya dan yang sangat
jarang dapat diperolehnya.
Perjudian tidak bisa dibenarkan oleh agama manapun. Jadi dapat
dikatakan, perjudian itu sebenarnya untuk masyarakat pada umumnya tidak
4
mendatangkan manfaat tetapi justru kesengsaraan dan penderitaan yang sudah
ada menjadi lebih berat lagi. Perjudian banyak ditemui di berbagai tempat
atau lokasi, yang diperkirakan tidak dapat diketahui oleh pihak berwajib,
bahkan dekat pemukiman pun judi sering ditemukan dan dilakukan.
Demikian pula di daerah-daerah atau sekitar tempat tinggal kita.
Perjudian pada hakikatnya adalah perbuatan yang bertentangan
dengan norma agama, moralitas, kesusilaan maupun norma hukum. Perjudian
ini dalam hukum pidana dimasukkan ke dalam bentuk kejahatan terhadap
kesopanan.
Perjudian di Indonesia dalam berbagai bentuk akhir-akhir ini semakin
marak, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun dari sistem perjudian itu
sendiri. Perjudian ini meresahkan masyarakat Indonesia.


5
BAB II
TELAAH DAN ANALISIS PERJUDIAN DARI SISI KRIMINOLOGI


A. Pengertian
Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban
Perjudian (UU No. 7 Tahun 1974) tidak ada dijelaskan secara rinci defenisi
dari perjudian. Namun dalam UU No. 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 303 ayat (3) KUHP Yang dimaksud
dengan permainan judi adalah tiap-tiap permainan, dimana kemungkinan
untuk menang pada umumnya bergantung pada peruntungan belaka, juga
karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Dalam pengertian
permainan judi termasuk juga segala pertaruhan tentang keputusan
perlombaan atau permainan lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang
turut berlomba atau bermain, demikian juga segaa pertaruhan lainnya.
Perjudian pada dasarnya adalah permainan di mana adanya pihak yang
saling bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana
hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang.. Pemain yang
kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si pemenang. Peraturan
dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Terkait dengan
perjudian banyak negara yang melarang perjudian sampai taraf tertentu,
Karena perjudian mempunyai konsekwensi sosial kurang baik, dan mengatur
batas yurisdiksi paling sah tentang undang-undang berjudi sampai taraf
tertentu. Terutana beberapa negara-negara Islam melarang perjudian dan
hampir semua negara-negara mengatur itu. Kebanyakan hukum negara tidak
mengatur tentang perjudian, dan memandang sebagai akibat konsekuensi
masing-masing, dan tak dapat dilaksanakan oleh proses yang sah sebagai
undang-undang.
Perjudian dalam perspektif hukum adalah salah satu tindak pidana
(delict) yang meresahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu, dalam Pasal 1
UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dinyatakan bahwa semua
6
tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Ancaman pidana perjudian
sebenarnya cukup berat, yaitu dengan hukuman pidana penjara paling lama 10
tahun atau pidana denda sebanyak-banyaknya Rp. 25.000.000,00 (Dua puluh
lima juta rupiah). Pasal 303 KUHP jo. Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1974
menyebutkan:
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau
pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah,
barangsiapa tanpa mendapat ijin :
1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan
untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai mata
pencaharian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu
perusahaan untuk itu.
2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada
khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut
serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah
untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau
dipenuhinya sesuatu tata cara.
3. Menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai
pencaharian.
(2) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pencahariannya, maka dapat dicabut haknya untuk
menjalankan pencaharian itu.

Namun meski sudah diatur dalam undang-undang (UU) dan dikenakan
sanksi yang berat tidak menurutkan niat subjek hukum untuk melakukan
tindak pidana perjudian ini. Seiring dengan peradaban manusia perjudian tetap
berkembang. Namun sampai saat ini belum dapat dijelaskan secara tepat
kapan penjudian mulai dikenal oleh manusia. Menurut Cohan (1964),
perjudian sudah ada sejak jaman prasejarah. Perjudian seringkali dianggap
seusia dengan peradaban manusia. Dalam cerita Mahabarata dapat diketahui
bahwa Pandawa menjadi kehilangan kerajaan dan dibuang ke hutan selama 13
tahun karena kalah dalam permainan judi melawan Kurawa. Di dunia barat
perilaku berjudi sudah dikenal sejak jaman Yunani kuno. Para penjudi primitif
adalah para dukun yang membuat ramalan ke masa depan dengan
menggunakan batu, tongkat atau tulang hewan yang dilempar ke udara dan
jatuh ditanah. Biasanya yang diramal pada masa itu adalah nasib seseorang
pada masa mendatang.
7
Pada saat itu nasib tersebut ditentukan oleh posisi jatuhnya batu,
tongkat atau tulang ketika mendarat ditanah. Dalam perkembangan
selanjutnya posisi mendarat tersebut dianggap sebagai suatu yang menarik
untuk dipertaruhkan. Alice Hewing (dalam Stanford & Susan, 1996) dalam
bukunya Something for Nothing: A History of Gambling mengemukakan
bahwa orang-orang Mesir kuno sangat senang bertaruh dalam suatu permainan
seperti yang dimainkan oleh anak-anak pada masa kini dimana mereka
menebak jumlah jari-jari dua orang berdasarkan angka ganjil atau genap.
Orang-orang Romawi kuno menyenangi permainan melempar koin dan lotere,
yang dipelajari dari Cina. Orang Yunani Kuno juga menggunakan hal yang
sama. Selain itu, mereka juga menyenangi permainan dadu.
Pada jaman Romawi kuno permainan dadu menjadi sangat populer.
Para Raja seperti Nero dan Claudine menganggap permainan dadu sebagai
bagian penting dalam acara kerajaan. Namun permainan dadu menghilang
bersamaan dengan keruntuhan kerajaan Romawi, dan baru ditemukan kembali
beberapa abad kemudian di sebuah Benteng Arab bernama Hazart, semasa
perang salib.
Setelah dadu diperkenalkan lagi di Eropa sekitar tahun 1100an oleh
para bekas serdadu perang salib, permainan dadu mulai merebak lagi. Banyak
kerabat kerajaan dari Inggris dan Perancis yang kalah bermain judi ditempat
yang disebut Hazard (mungkin diambil dari nama tempat dimana dadu
tersebut diketemukan kembali). Sampai abad ke 18, Hazard masih tetap
populer bagi para raja dan pelancong dalam berjudi.
Pada abad ke 14, permainan kartu juga mulai memasuki Eropa, dibawa
oleh para pelancong yang datang dari Cina. Kartu pertama yang dibuat di
Eropa dibuat di Italia dan berisi 78 gambar hasil lukisan yang sangat indah.
Pada abad 15, Perancis mengurangi jumlah kartu menjadi 56 dan mulai
memproduksi kartu untuk seluruh Eropa. Pada masa ini Ratu Inggris,
Elizabeth I sudah memperkenalkan lotere guna meningkatkan pendapatan
negara untuk memperbaiki pelabuhan-pelabuhan.
8
Sedangkan untuk saat ini yang sering dipakai sebagai bahan taruha
adalah hasil akhir dari sebuah pertandingan olahraga. Olahraga yang sering
dijadikan taruahan dan menjadi lumrah hukumnya bagi para pecinta olahraga
adalah sepakbola. Bahkan sepakbola saat ini sudah dijadikan industri terutama
dalam hal perjudian, sponsor dan penjualan pemain sepakbola. Seiring dengan
perkembangan teknologi terutama internet, perjudian sepakbola dilakukan
setiap hari didunia maya.

B. Pembahasan
Meskipun masalah perjudian sudah diatur dalam peraturan perundang-
undangan, tetapi baik dalam KUHP maupun UU No. 7 tahun 1974 ternyata
masih mengandung beberapa kelemahan. Kelemahan ini yang memungkinkan
masih adanya celah kepada pelaku perjudian untuk melakukan perjudian.
Adapun beberapa kelemahannya adalah :
1. Perundang-undangan hanya mengatur perjudian yang dijadikan mata
pencaharian, sehingga kalau seseorang melakukan perjudian yang bukan
sebagai mata pencaharian maka dapat dijadikan celah hukum yang
memungkinkan perjudian tidak dikenakan hukuman pidana
2. Perundang-undangan hanya mengatur tentang batas maksimal hukuman,
tetapi tidak mengatur tentang batas minimal hukuman, sehingga dalam
praktek peradilan, majelis hakim seringkali dalam putusannya sangat
ringan hanya beberapa bulan saja atau malah dibebaskan
3. Pasal 303 bis ayat (1) angka 2, hanya dikenakan terhadap perjudian yang
bersifat ilegal, sedangkan perjudian yang legal atau ada izin penguasa
sebagai pengecualian sehingga tidak dapat dikenakan pidana terhadap
pelakunya. Dalam praktek izin penguasa ini sangat mungkin
disalahgunakan, seperti adanya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
dengan pejabat yang berwenang.
Pada awalnya perjudian hanya dilakukan dalam beberapa jenis
misalnya perjudian yang sama sering dinamakan undian, lotre, lotto (atau
lottery), adu dadu, kartu, dan permainan lainnya. Namun saat ini perjudian
9
sudah menjadi penyakit menular dimana setiap permainan bisa diajdikan
sebagai bahan untuk melakukan perjudian. Bahkan olahraga yang menjunjung
tinggi sportifitas saat ini sudah dilegalkan menjadi bahan untuk melakukan
pertaruhan.
Salah satu cabang olahraga yang menjadi bahan taruhan perjudian
adalah sepakbola. Olahraga yang merupakan olahraga terpopuler saat ini
didunia ini dijadikan sebagai bahan terpopuler. Bahkan diinternet saat ini
banyak situs atau website yang menyediakan layanan untuk melakukan
taruhan sepakbola. Di Eropa hal ini telah dilegalkan menjadi industri dalam
dunia sepakbola. Dua website atau situs yang saat ini populer di Indonesia
adalah www.livescore.com dan www.asianbookie.com.
Banyak masalah yang bisa terjadi dalam melakukan perjudian ini.
Beberapa masalah dalam perjudian antara lain :
Beberapa orang akan menjadi ketagihan. Mereka tidak dapat berhenti
berjudi, dan kehilangan banyak uang.
Kadang-kadang judi tidaklah adil, jika menang atau kalah, harus
membayar sejumlah uang dan menanggung sendiri akibatnya pihak yang
menang tidak akan peduli dengan yang kalah.
Meskipun demikian perjudian tetap saja sulit untuk diberantas,
jangankan diberantas dikurangi saja sulit, perjudian tetap eksis dimasyarakat.
Memberantas perjudian layaknya mengosongkan air laut. Meski pidananya
sudah jelas dan perjudian memang salah serta sudah dikonstruksikan sebagai
tindak pidana oleh KUHP. Ada wacana yang menyebutkan agar perjudian
dilegalkan sekalian dengan membuat pengawas yang ketat atas perjudian. Jika
dikaji lebih mendalam perjudian pada dasarnya bagian dari perikatan dan
masuk pada ranah perdata.
Jika dilihat dari segi Kriminologi, dalam penanganan perjudian
Kriminologi memiliki peran besar agar memberikan seluk-beluk tentang
perjudian sehingga bisa dipakai dalam hukum pidana untuk dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan manfaat
Kriminologi yaitu:
10
1. Salah satu dasar /latar belakang ilmu untuk profesi dan pekerja sosial dapat
menggunakan kriminologi dalam menaggulangi masalah masyarakat yang
ditangani. Dalam hal ini Kriminologi dapat dipakai sebagai cara dalam
penanggulangan perjudian. Sehingga bisa diketahaui faktor yang
menyebabkan tetap saja dilakukan oleh masyarakat.
2. Untuk menghindarkan rasa benci atau rasa simpati yang tidak positif/tidak
sehat pada pelaku kejahatan. Pandangan masyarakat yang menganggap
negatif terhadap pelaku kejahatan dalam perjudian bisa dicegah.
3. Manfaat lain baik bagi pribadi, masyarakat maupun ilmu pengetahuan
sendiri. Kriminologi memberikan masukan dalam bidang akademik
terutama dalam hal edukasi mengenai ilmu dan pengetahuan tentang
perjudian.
Kejahatan menurut Kamus Bahasa Indonesia yaitu perilaku yang
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku yang telah
disahkan oleh hukum tertulis (huku pidana). Dalam hal ini perjudian dapat
digolongkan sebagai kejahatan atau tindak pidana. Menurut Donald R Taft,
kejahatan adalah perbuatan yang melanggar hukum pidana (a crime is an act
forbidden and made punishable by law). Perjudian sudah dimasukkan dalam
peraturan perundang-undangan yang sudah diundangkan dan sudah berlaku.
Sehingga jika tetap saja dilakukan maka hal tersebut sudah merupakan
kejahatan yang dapat dikenakan pidana.
Kejahatan secara praktis dalam Kriminologi adalah pelanggaran atas
norma-norma agama, kebiasaan, kesusilaan yang hidup dalam masyarakat.
Kejahatan secara religi adalah pelanggaran atas perintah Tuhan (dosa).
Sedangkan kejahatan secara yuridis yaitu setiap perbuatan ataupun kelalaian
yang dilarang oleh hukum publik untuk melindungi masyarakat dan diberi
pidana oleh negara dan nyata-nyata sudah dimasukkan dalam perundang-
undangan pidana negara. Ketiga pengertian inilah yang membuat kejahatan
menurut kriminologi karena kriminologi lebih luas dari hukum pidana.
Perjudian yang digolongkan sebagai tindak pidana kejahatan, tipe
kejahatan itu sendiri dibagi menjadi :
11
1. Kejahatan perorangan dengan kekerasan yang meliputi bentuk-bentuk
perbuatan kriminal seperti pembunuhan dan perkosaan
2. Kejahatan terhadap harta benda yang dilakukan sewaktu-waktu termasuk
pencurian kendaraan bermotor
3. Kejahatan yang dilakukan dalam pekerjaan dan kedudukan tertentu pada
umumnya dilakukan oleh orang berkedudukan tinggi.
4. Kejahatan politik yang meliputi pengkhianatan, spionase, sabotase dab
sebagainya.
5. Kejahatan terhadap ketertiban umum
6. Kejahatan konvensional yang meliputi perampokan temasuk bentuk
pencurian dengan kekerasan dan pemberatan
7. Kejahatan terorganisasi seperti pemerasan, pelacuran, perjudian
terorganisasi, peredaran narkoba dan sebagainya
8. Kejahatan profesional yang dilakukan sebagai suatu cara hidup seseorang
Perjudian itu sendiri dapat digolongkan sebagai kejahatan
konvensional karena sampai saat ini justru menjadi kebiasaan yang sulit untuk
diberantas dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Perkembangan dari
perjudian itu sendiri saat dapat digolongkan sebagai kejahatan terorganisasi.
Karena saat ini malah dilegalkan dan dalam pelaksanaannya sudah
terorganisir, bahkan bisa juga dikategorikan sebagai kejahatan profesional
yang mana saat ini perjudian jusrtu dijalankan sebagai profesi yang menetap
yang memberikan penghasila yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Berdasarkan peninjauan dilapangan melalui pertanyaan dngan format
berupa angket. Dilingkungan masyarakat sehari-hari, terdapat berbagai hal
yang mendorong mengapa melakukan perjudian. Ada yang hanya sekedar
iseng, menambah uang saku bahkan untuk mata pencaharian. Ada yang
melakukan dengan intensitas yang jarang, sering bahkan ada yang
melakukannya setiap. Jika dibandingkan dengan pemasukan dan pengeluaran
yang melakukan perjanjian sangat timpang. Pengeluaran untuk perjudian
cenderung lebih besar daripada pemasukannya. Tetapi hal itu tidak menjadi
12
penghalang bagi pelaku perjudian. Faktanya ketagihan untuk mendapat
keuntungan dalam perjudian menjadi fakor utama dalam perjudian. Kesukaan
dengan dunia sepakbola hanyalah alasan accesoir dalam melakukan perjudian.




13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Perjudian yang sudah ada sejak adanya peradaban manusia dan
berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Hal ini memberikan
pandangan kepada manusia bahwa perjudian seakan-akan menjadi lumrah
untuk dilaksanakan. Perjudian bahkan cenderung dianggap sebagai tindakan
konvensional yang menyebabkan tindakan penanggulangan terhadap perjudian
sulit untuk dilakukan. Kurangnya perhatian dari aparat hukum dan pemerintah
serta tidak adanya niat dari masyarakat untuk menangani perjudian menjadi
alasan utama perjudian tetap eksis dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

B. Saran
Perjudian sudah menjadi penyakit dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari. Bahkan masalah perjudian sudah menjadi penyakit akut masyarakat,
maka perlu upaya yang sungguh-sungguh dan sistematis, tidak hanya dari
pemerintah dan aparat penegak hukum saja, tetapi juga dari kesadaran hukum
dan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama dan bahu membahu
menanggulangi dan memberantas semua bentuk perjudian.
Regulasi yang ada saat ini belum mampu menjawab permasalahan
perjudian di Indonesia. Pidana berat belum tentu mampu memberantas
perjudian. Diperlukan mens rea atau niat dari masyarakat yang perlu menjadi
pertimbangan dalam membuat peraturan yang benar-benar mampu menutupi
ruang untuk melakukan perjudian. Untuk itu perlu dibuat peraturan baru yang
tidak hanya memberikan peran penting kepada aparat hukum dan pemerintah
dalam menangani perjudian tetapi juga peran penting kepada masyarakat


14
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Ayu Dewi. Tinjauan Kriminologis Terhadap Fzenomena Maraknya
Perjudian Togel di Desa Bringin Kecamatan Wajak Kabupaten Malang,
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, 2009.
http://bambang.staff.uii.ac.id/2008/10/17/perjudian-dalam-perspektif-hukum/
diakses Jumat tanggal 01 Juli 2011 pukul 12:55
http://blog.re.or.id/perjudian-dan-lokalisasi.htm diakses Jumat tanggal 01 Juli
2011 pukul 12:58
Solahudin. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Acara Pidana, & Perdata
(KUHP, KUHAP, KUHPdt), Visimedia, Jakarta, 2008.
UU No. 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UU No. 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian

You might also like