You are on page 1of 32

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

DHARMA HUSADA BANDUNG




KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang dengan rahmat serta karunia Nya memberikan
nikmat Nya kepada kelompok kami sehingga dipermudah dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini, kami susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Maternitas S1 Keperawatan di STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG.
Dalam penulisan, kami berupaya sesederhana mungkin karena kami mengerti dengan
keterbatasan yang ada pada kami. Sehingga diharapkan tidak mengurangi kualitas, tetapi
tetap dapat memudahkan rekan mahasiswa dan lainnya dalam memahami isi kandungan
dalam makalah ini
Tak lupa pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dosen, selaku
dosen Maternitas yang terus membimbing kami juga rekan rekan dalam menyelesaikan
tugas ini.
Besar harapan kami, agar kiranya rekan sejawat memberikan saran dan kritiknya demi
perbaikan pembuatan makalah selanjutnya


Kelompok




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu. (Sulaiman Sastrawinata).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat
hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).
Di negara berkembang, saat melahirkan dan minggu pertama setelah melahirkan
merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya. Sekitar seperempat hingga separuh kematian
bayi berumur kurang dari satu tahun terjadi dalam minggu pertama.
Seorang ibu harus memasuki proses persalinan dan melahirkan dengan pengetahuan
cukup mengenai tahap tahap persalinan, cara mengatasi rasa sakit tanpa obat obatan, dan
efek samping yang mungkin timbul karena pemakaian obat obatan untuk persalinan. Oleh
sebab itu diperlukan peranan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu
bersalin.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimana asuhan
keperawatan intranatal?

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan keperawatan
intranatal

D. Metode
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini diantaranya melalui media
literatur perpustakaan dan elektronik.

E. Sistematika
Secara umum makalah ini terbagi menjadi tiga bagian diantaranya; BAB I tentang
Pendahuluan, BAB II yang berisi Pembahasan dan BAB III tentang kesimpulan dan saran.


BAB II
KONSEP DASAR INTRA PARTUM
A. Pengertian
1. Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Sulaiman Sastrawinata).
2. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).

B. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungan Dengan Persalinan/Partus
1. Menurut Cara Persalinan
a. Partus normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat, serta tidak melukai bayi dan ibu, yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam.
b. Partus abnormal, Partus buatan yaitu persalinan pervaginam dengan bantuan alat atau
melalui dinding perut dengan operasi caesarea
c. Partus anjuran dimana kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan
ketuban.
2. Istilah-Istilah Berdasarkan Umur Kehamilan
a. Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup
(viables), Pengeluarannya sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan berat badan kurang
dari 500 g.
b. Partus Prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan antara 28 36
minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000 2500gr
c. Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu,
janin matur, berat badan diatas 2500 gram
d. Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
e. Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di
atas beca dan sebagainya
f. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti
tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik
3. Istilah-Istilah berdasarkan jumlah kehamilannya
a. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil
b. Primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(viable)
c. Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable
d. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali
e. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (5 kali)
f. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup/mati

C. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan.
1. Teori penurunan hormone
1 2 mgg sebelum portus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun
2. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori dissensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot rahim sehingga
mengganggu sirkulasi uterus-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servix terletak ganglion servikale (fcexus frankenhauser). Bila ganglion ini di
geser dan tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus yaitu dengan jalan Gangan laminaria, Amniotomi, Oksitosin drips.

D. Faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu
1. Faktor hormonal yang menyebabkan peningkatan kontraksi uterus
a. Rasio estrogen terhadap progesterone
Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen cenderung
meningkatkan derajat kontraktilitas uterus, sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan
jumlah gap jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan. Baik estrogen maupun
progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara progresif makin bertambah selama
kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus
meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh
karena itu diduga bahwa rasio estrogen terhadap progesteron cukup meningkat menjelang
akhir kehamilan, sehingga paling tidak berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi
uterus.
b. Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang secara khusus
menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :
Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu
meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan
terakhir kehamilan
Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat persalinan.
Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise posterior
meningkatkan sekresi oksitosinnya.
c. Pengaruh hormon fetus pada uterus
Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya semakin meningkat,
dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar kortisol yang merupakan suatu
stimulan uterus. Selain itu, membran fetus melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi
pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
2. Faktor mekanis yang meningkatkan kontraktilitas uterus
a. Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut.
Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus karena
pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot polos
b. Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks pada korpus uteri,
tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari
serviks ke korpus uterus.

E. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya, wanita hamil memasuki
bulannya atau minggunya atau harinya disebut kala pendahuluan. (Prepatory Stage of
Labor). Tandanya adalah sebagai berikut :
o Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida.
o Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
o Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
o Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah uterus, kadang
disebut false labor pains
o Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah
(bloody show).

F. Tanda-tanda Inpartum
o Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur
o Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan kecil pada serviks
o Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
o Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada

G. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada waktu kontraksi otot-otot rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin dan kantung amnion ke arah segitiga, bawah rahim dan serviks. Sifat- sifat
HIS adalah :
- Kontraksi simetris dan terkoordinasi
- Fundus dominan kemudian diikuti dengan relaksasi
- Involunter, intermitten
- Terasa sakit, kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar tentang His :
- Frekuensi : adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per 10 menit
- Amplitudo/intensitas : adalah kekuatan his diukur dalam satuan mmHg
- Aktivitas his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik.
- Durasi his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik
- Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur dan tidak
- Interval : adalah masa relaksasi
Perubahan-perubahan akibat His
- Kontraksi otot-otot dinding perut
- Kontraksi diafragma
2. Faktor janin
Janin pada usia kehamilan 36 minggu sudah masuk PAP
Placenta
Cairan amnion yang mulai dihasilkan usia kehamilan 10-36 minggu dengan jumlah normal
1000 cc
3. Faktor jalan lahir
Panggul
Otot-otot dasar panggul
Uterus

H. Tahap Persalinan
1. Kala I ( kala pembukaan )
In partum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
(bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar
(effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis
servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Tanda dan gejala
persalinan kala I adalah His sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan serviks
sekurang-kurangnya 3 cm, Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lenidr
bercampur darah, Sering BAK, akhir kala I primigravida keluar darah menetas.
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a. fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7 8 jam
b. Fase aktif : berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase ;
Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi
9 cm.
Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm
atau lengkap.
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2 3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah terkanan pada otot-
otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengendan. Karena tekanan
pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu
his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada
primi : 1 -2 jam, pada multi 1 -1 jam. Tanda dan gejala pada kala ini adalah Ibu ingin
meneran, Perineum menonjol, Vulua dan anus membuka, Meningkatnya pengeluaran darah
dan lendir, Kepala telah turun didasar panggul
3. Kala III (Kala Pengeluaran Urin)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 mnt seluruh plasenta
terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari
atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 mnt setelah bayi
lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan
secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu
sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena
perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum.
Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka
dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh
dipindahkan kekamarnya.



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
A. Kala I
1. Pengkajian
a. Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur, frekuensi, interval,
adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b. Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit dan
berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink, coklat, ruptur, keluhan,
DJJ terdengar lebih jelas di umbilikus
c. Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang mengambarkan
kontraksi uterus : Frekwensi, internal, intensitas, durasi, tonus istirahat
d. Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama dan
sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
e. Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa
kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
f. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak janin,
penurunan janin.
g. Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
h. Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur membrane, cairan
amnion : Warna, karakter dan jumlah
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Fase laten
a. Nyeri b/d intensitas kontraksi.
Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
Intervensi
- Gunakan tehnik pernapasan
Rasional : Tehnik pernapasan dapat meningkatkan relaksasi otot abdomen dengan
demikian menambah ukuran kapasitas abdomen sehingga mengurangi gesekan (
priksi ) antara uterus dan dinding abdomen
- Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol terhadap nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengkanter dan digunakan untuk
mengalihkan perhatian ibu dari nyeri
- Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk mengompres pinggang bawah.
Rasional : Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan
- Memberikan HE pada klien bahwa respon nyeri ini sudah indikasi positif dan memang
harus ada untuk mengakhiri kala I dan mendekati kala transisi
Rasional : Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan dan merupakan
salah satu aspek sayang ibu
b. Ketakutan b/d persalinan dan menjelang kelahiran
Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.
Intervensi Rasional
- Perkenalkan diri pada klien dan berikan support
Rasional : memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien
dan suport yang diberikan dapat menambah semangat hidup klien dalam menanti
kelahiran
- Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan perawat secara verbal
dan non verbal
Rasional : Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran
perawat sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang
- Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
Rasional : orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan
dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat persalinan sehingga akan mengurangi
rasa takut
Fase aktif
a. Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat
Intervensi Rasional
- Pertahankan kalori dan elekrolit
Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinan
- Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan
makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
- Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk mencegah
dehidrasi
b. Gangguan eliminasi BAK
Tujuan : klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal
Intervensi Rasional
- Catat tentang jumlah dan waktu berkemihRasional : Kandung kemih yang penuh
menimbulkan ketidaknyamanan dan turunnya bayi ke pelvis
- Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam
Rasional : Frekuensi lebih sering selama proses persalinan
- Kolaborasi pemasangan kateter
Rasional : Membantu dalam pengosongan kandung kemih sehingga penurunan
kepala bayi ke pelvis tidak terhambat
c. Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinan
Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi Rasional
- Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan
Rasional : Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan
mentalnya, hal ini mengurangi kecemasan yang dialami
- Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
Rasional : Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih
memahami dan mengerti tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi
perasaan takut dan pasien akan tenang
d. Koping tidak efektif b/d kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan
Tujuan : klien menunjukkan koping efektif
Intervensi Rasional
- Catat secara berkala tentang perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan dalam
pemberian tindakan
Rasional : Untuk mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan
dalam pemberian intervensi
- Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan berkomunikasi
Rasional : Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu dalam intervensi
yang akan dilakukan
- Menyarankan pada suami untuk memberi semangat atau dukungan moril
Rasional : Ibu membutuhkan seseorang untuk meminta bantuan dan dorongan.
Suami adalah salah seorang yang sangat penting

B. KALA II
1. Pengkajian
Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi kurang dari 100,
suhu tubuh dan diaporesis
Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan servik 10 cm,
pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir, cairan amnion, perineum
menonjol, keluar feses pada saat melahirkan dan distensi kandung kemih
Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, gerakan ekstremitas,
pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa
ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan
saya ingin BAB < usaha keras tanpa disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva,
meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, kepala turun di dasar panggul, meneran,amnesia,
perasaan panas dan tegang pada perineum, tremor, kelelahan, emosi labil, takut, gelisah,
ketidakpercayaan dan merintih.
Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin ( penurunan
janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah
Durasi kala II kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45 60 menit , multipara
berlangsung 15 30 menit
2. Diaagnosa Keperawatan
a. Gangguann rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum
Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan rasa nyaman
Intervensi Rasional
- Anjurkan sebaiknya posisi miring kliri
Rasional : Menghidari penekanan pada vena cava, sehingga meningkatkan
sirkulasi ke ibu maupun janin
- Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong
Rasional : Kandung kemih yang kosong memperlancar penurunan bagian terendah
janin dan mengurangi tekanan sehingga sirkulasi lancar
- Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman ibu
- Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
- Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting
Rasional : Ibu mengerti dan kooperatif
- Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung
Rasional : Nafas dalam untuk mengisi paru-paru
- Lakukan masasse ( eufflerage / deep back massage / firm counter pressure / abdominal
lifting )
Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada syaraf
berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke korteks cerebra
- Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong tubuh
Rasional : Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan
pada daerah punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke jaringan dan
menimbulkan nyeri
b. Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB
Tujuan :
- Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif
- Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan
- ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang normal
Intervensi Rasional
- Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa bagi ibu untuk
memiliki pergerakan bowel selama melahirkan
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang
ekspulsif. Diiringi penurunan bagian terendah janin menyebabkan pengeluaran
tinja
- Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu memberikan timbal balik yang
positif dalam usaha mengedan
Rasional : Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan teralihkan dari
pergerakan bowelnya ke usaha mengedan
c. Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap manuver palpasi,
posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Intervensi Rasional
- Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk dengan bahu dan
pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
- Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
- Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
- Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan dan rileks
- Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva sat kontraksi
dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
- Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
- Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
o Melahirkan kepala
o Periksa lilitan tali pusat pada leher
o Melahirkan bahu depan dan belakang
o Melahirkan badan bayi
o Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut
o Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
o Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin yang lain
o Injeksi oksitoksin

C. KALA III
1. Pengkajian
Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10
mmhg,kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan
kedinginan, mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan
pernafasan
Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus bundar dan keras, keadaan
kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina, normalnya 250-300 ml, janin lahir
efisiotomi
Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan plasenta ada
dua macam, yaitu:
a. Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada perdarahan
sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
b. Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada perdarahan sedikit-
sedikit
Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
- Adanya kontraksi vundus yang kuat
- Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga plasenta
bergerak kebagian bawah
- Keluarnya darah hitam dari introuterus
- Terjadinya perpanjangan tali pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
- Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal, atau membran
poetus terlihat pada introitus)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Koping individu tidak efektif b/d. selesainya proses persalinan yang berbahaya bagi
neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga persalinan
Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
INTERVENSI RASIONAL
- Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama
- Pertahankan posisi ibu
Rasional : Untuk memuhkan lahirnya plasenta
- Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu
b. Kelelahan b/d pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran
Tujuan : energi ibu pulih kembali
INTERVENSI RASIONAL
- Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu tertentu untuk
istirahat dan tidur
Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang hilang
dalam persiapan untuk merawat bayi baru lahir
- Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya
Rasional : Untuk memastikan pemulihan energi
c. Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang selama proses
persalinan
Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi
INTERVENSI RASIONAL
- Monitor kehilangan cairan (darah urtine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital, inspeksi
turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi
- Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter
Rasional : Untuk menilai status hidrasi
- Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
Rasional : Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah
kehilangan darah lebih lanju
- Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter .
Rasional : Untuk membantu kontraksi uterus

D. KALA IV
1. Pengkajian
Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial,
komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi vital sign sangat
penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil
sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan
yaitu dari cardiovaskuler.
Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung kemih
mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih
menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi
mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing jika
klien tidak bisa kencing
Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah
bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya
Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan
melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong
untuk melihat perineum
Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan
temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam
pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan
Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama
persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya
2. DIAGNOSA . KEPERAWATAN
a. Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
INTERVENSI RASIONAL
- Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus
uterus segara untuk menghentikan perdarahan post
- Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini
menunjukan distansia blas
- Kaji distansia kandung kemih
Rasional : Dsitansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan
menambah atonia uterus.
Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi
b. Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang sampai
hilang
INTERVENSI RASIONAL
- Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk beberapa
waktu
Rasional : Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya nyeri
- Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
- Pemberian analgetik sesuai program dokter
Rasional : Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa nyeri
- Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan halus
Rasional : Penggunaan bantuan topikal meningkatkan kenyamanan di daerah
perianal
c. Tidak efektifnya menyusui b/d kurangnya pengalaman
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa melaksanakan
sesuai dengan cara menyusui yang baik
INTERVENSI RASIONAL
- Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu dalam menyusui
bayinya sehingga kita dapat membantu tentang bagaimana teknik menyusui yang
baik
- Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage
Rasional : Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk merangsang
pembentukan asi, sehingga mengatasi bendungan
- Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin
Rasional : Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks let down
yang menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus yang ada pada
putting / ariol
- Berikan HE pada ibu tentang pentingnya perawatan payudara
Rasional : Untuk memotivasi ibu dalam melakukan perawatan payudara secara dini


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi dari
uterus ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dibagi menjadi 4 tahap : kala II
berlangsung dari awal gejala sampai serviks berdilatasi sempurna (10 cm), Kala II diawali
dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi, Kala III diawali dengan
keluarnya bayi dan uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta, dan Kala IV diawali
dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi.

B. Saran
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Keperawatan khususnya perawat
agar dapat mengaplikasikannya khususnya berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan
pada pasien. Ini akan mendukung profesionalitas dalam wewenang dan tanggung jawab
perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan
secara komprehensif.




DAFTAR PUSTAKA
Hamilton Persis, 1995, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas , Jakarta : EGC Edisi 6
Manuaba Ida, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana, Jakarta : EGC
Verney Helen dkk, 2002, Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC
http://sriharyatijc.blogspot.com/2010/11/askep-intra-natal.html
http://desi77.wordpress.com/2010/12/30/asuhan-keperawatan-intranatal/
http://herodessolutiontheogeu.blogspot.com/2010/11/askep-periode-intra-natal-
persalinan.html

You might also like