oleh: Kelompok 2 NAMA NIM Roby Aji P. 102310101005 Gigih Permana Kusuma P. 102310101013 Fajrin Febriana 102310101021 Rona Gitayanti 102310101031 Yesi Luki Nur Cahyani 102310101039 Fish Citra Ariyanto 102310101049 Ajeng Verantika Hadi 102310101057 Muhamad Athok F. 102310101065 Christina Novarin 102310101073 Rizal Nur Cahya 102310101083 Nur Afifah 102310101093
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2011
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia dan bahagia sehingga tewujud manusia yang sehat dan sejahtera. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan dan kesehatan. Lingkungan yang baik dan mendukung akan menguntungkan manusia dalam hal penciptaan kesejahteraan, begitu pula sebaliknya lingkungan yang buruk akan merugikan dan membawa dampak negatif bagi manusia. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan dapat mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan. Angka kesakitan yang tinggi menunjukan tingkat kesejahteraan yang rendah. Dengan demikian, pengetahuan tentang hubungan antara lingkungan dan kesehatan menjadi hal yang penting untuk dipelajari. Hubungan tersebut dapat ditinjau berdasarkan konsep Blum dan konsep lainnya seperti konsep agen, pejamu dan lingkungan.
1.2 Perumusan Masalah Dalam menyusun makalah ini, penulis ingin mengatahui: 1. bagaimana hubungan antara lingkungan dengan kesehatan berdasarkan konsep agen, pejamu, dan lingkungan? 2. bagaimana hubungan antara lingkungan dengan kesehatan berdasarkan konsep Blum?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulis memiliki tujuan yakni mengetahui hubungan antara lingkungan dengan kesehatan berdasarkan konsep agen, pejamu, lingkungan dan konsep Blum. Selain terdapat tujuan, makalah ini memiliki manfaat sebagai sumber referensi untuk kepentingan ilmu, agar pembaca dapat mengetahui hubungan antara lingkungan dan kesehatan sehingga dapat menurunkan angka kematian dan terwujud kesejahteraan.
BAB 2. ISI
2.1 Keterkaitan Lingkungan Dengan Kesehatan Berdasarkan Host, Enviroment Dan Agen Konsep sehat menurut WHO meliputi keadaan sehat fisik mental maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Sehat pada dasarnya adalah gambaran keadaan keseimbangan dari berbagai factor. Penyakit timbul bila terjadi gangguan dari keseimbangan tersebut yang disebabkan oleh adanya perubahan dari satu faktor atau lebih. Faktor-faktor yang berperan tersebut umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: faktor agen (agent), pejamu (host), dan lingkungan (environment). Faktor agen berasal dari sifat pembawaan agen tersebut yang mempunyai kemampuan untuk menyebabkan adanya penyakit pada manusia. Pejamu berhubungan dengan manusia, terutama mencakup factor biologi (umur, jenis kelamin, suku bangsa, kekebalan khusus, sifat yang berhubungan dengan kekebalan dan resistensi) atau tingkah laku (dalam bentuk kebiasaan dan adat istiadat). Lingkungan mencakup semua aspek di luar agen dan manusia. Karena itu, sangat beraneka ragam dan umumnya digolongkan menjadi tiga kategori yang berhubungan dengan aspek fisik, biologis, dan sosial ekonomi. Untuk menggambarkan interaksi antara faktor-faktor agen, pejamu, dan lingkungan, John Gordon menganalogikan sebagai timbangan pengumpil(pengumgkit) dengan lingkungan sebagai titik tumpunya. Pada dasarnya selalu terjadi hubungan dan pengaruh timbale balik antara factor-faktor pejamu, agen, lingkungan yang berusaha mencapai suatu keadaan keseimbangan. Perubahan dari keseimbangan dapat dilihat dari contoh-contoh berikut:
J ika keadaan keseimbangan tercapai pada keadaan satu, maka baik agen ataupun pejamu tidak dirugikan dan pada keadaan ini terdapat suasana hidup berdampingan secara damai antara agen dan pejamu. Keadaan dua, menggambarkan peningkatan dari kemampuan untuk menginfeksi serta penyebabkan penyakit pada manusia, misalnya: perubahan sifat (strain) dari virus influenza dapat menyebabkan kekebalan dari pejamu sebelumnya menjadi tidak efektif. Sebaiknya keadaan tiga menggambarkan proporsi kerentanan dari populasi manusia, misalnya pada situasi kekurangan pangan dan gizi atau sesudah terjadinya bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan lain-lain. Perubahan lingkungan dapat pula menyebabkan pergeseran titik tumpu kearah P L
A P L P A L A P A L A P L 1 5 4 3 2 agen sehingga merangsang penyebaran agen (gambar 4). Sebagai contoh, pada keadaan banjir menyebabkan sungai-sungai dan badan-badan air meluap dan terbawa pula mikroorganisme atau zat-zat berbahaya lainnya yang dapat mengkontaminasi sumber air minum. Sebagai akibatnya terjadi wabah penyakit yang penularanyya melalui air misalnya kolera, hepatitis infektosa dan lain-lain. Disamping itu, perubahan lingkungan dapat pula menyebabkan perubahan kerentanan pejamu (gambar 5). Sehingga, terjadi pergeseran titik tumpu ke arah pejamu. Keadaan ini terjadi, misalnya pada perkembangan daerah industri yang pesat menyebabkan konsentrasi zat-zat pencemar di udara meningkat dan hal ini meningkatkan kerentanaan (memudahkan terserang penyakit) pada manusia terutama infeksi saluran pernapasan. Gambar diatas merupakan contoh-contoh yang sederhana serta memungkinkan dikembangkannya alternatif lain dari diagram tersebut, dan hal ini mengingatkan untuk selalu berusaha mengendalikan keadaan lingkungan sedemikian rupa agar tidak terjadi keseimbangan antara pejamu- agen-lingkungan yang merugikan manusia namun berusaha ke arah yang menguntungkan manusia.
2.2 Keterkaitan Lingkungan Dengan Kesehatan Berdasarkan Konsep Blum Teori lain yang menyatakan tentang hubungan antara lingkungan dengan kesehatan adalah konsep Blum. Blum menyatakan bahwa Lingkungan mempunyai pengaruh serta kepentingan relatif yang besar dalam hal perannya sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada diagram yang dikemukakan oleh Henrik L. Blum sebagai berikut:
Lebar dari anak panah amenggambarkan besarnya peranan dan kepentingan relative dari berbagai factor terhadap derajat kesehatan masyarakat . Tampak Lingkungan mempunyai pengaruh dan peranan yang besar, diikuti oleh perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Hal ini, telah dibuktikan antara lain oleh Robert Tilden (University of Michigar) dalam penelitianya terhadap 65 negara berkembang antara tahun 1960 sampai 1965 terhadap 6 negara pada tahun 1974, yang mengemukakan bahwa dengan peningkatan sanitasi dalam hal ini, penyediaan air bersih dan peningkatan pendidikan akan meningkatsecar bermakna dari harapan hidup. Umur harapan hidup adalah merupakan salah satu indicator utama dalam menentukan derajat kesehatan suatu bangsa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan yang baik belum dapat sepenuhnya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa disertai dengan peningkatan dari kondisi lingkungan serta perubahan dari perilaku ke arah yang menguntungkan kesehatan.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan Sehat adalah keadaan keseimbangan antara ketiga trias epidemiologi yaitu pejamu, agen, dan lingkungan. Bila ketiga komponen mengalami ketidakseimbangan baik ketiganya maupun salah satunya, maka akan terjadi kesakitan. Sehat dan sakit tidak hanya mencakup keadaan fisik saja, tetapi juga dalam hal psikologi manusia. Interaksi antara ketiga faktor tersebut dapat menimbulkan beberapa keadaan tergantung kecenderungannya. Perubahan lingkungan dapat menyababkan keadaan kerentanan pada kedua variabel yang lain sehingga akan menyebabkan keadaan sakit.
3.2 Saran Setiap manusia diharapkan untuk menjaga keadaan fisik dan psikologinya. Karena sedikit saja daya tahan tubuh kita lengah maka akan mudah sekali penyakit untuk menjangkit kepada kita. Kita lihat saja pada akhir-akhir ini, cuaca yang ada di Negara kita saja tidak menentu, ini akan mudah sekali untuk penyakit menyerang tubuh kita. Oleh sebab itu, setiap manusia diharapkan selalu untuk menjaga kesehatannya, meskipun dalam keadaan baik atau sehat, kita harus tetap mempertahankan keadaan tubuh kita, karena mempertahankan lebih berat daripada mengobati.
DAFTAR PUSTAKA
Blum, Hendrik L. 1974. Planning For Health. New York: Human Sciences Press. Kusnoputranto, Haryanto. 1986. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Universitas Jember. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Edisi Ketiga. Jember: Jember University Press.