------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Oleh : Sri Nur Hari susanto I. PENDAHULUAN. Sebagai sumber hukum tertinggi dalam melakukan engelolaan dan engusahaan terhada sumber da!a alam "SDA# di Indonesia adalah Pasal $$ A!at "$# UUD %&'(.Di dalam asal tersebut diirumuskan bah)a *Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. +engenai rumusan di muka tidak ernah ada en,elasan atau ke,elasan resmi tentang makna *dikuasai oleh negara- Namun satu hal !ang telah diseakati bah)a dikuasai oleh negara tidak sama dengan dimiliki negara. .eseakatan ini bertalian dengan atau suatu bentuk reaksi dari s!stem atau konse domein !ang diergunakan ada masa kolonial Hindia /elanda. .onse atau lebih dikenal dengan *asas domein 0 mengandung engertian keemilikan "ownership). Negara adalah emilik atas tanah0 karena itu memiliki segala )e)enang melakukan tindakan !ang bersi1at keemilikan "eigensdaad). % UU No.( 2ahun %&34 tentang Peraturan Dasar Agraria "UUPA# merumuskan makna *hak menguasai negara- sebagai )e)enang untuk : a. mengatur dan men!elenggarakan erubahan0 enggunaan0 ersediaan dan emeliharaan bumi0 air dan ruang angkasa tersebut5 b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi0 air dan ruang agkasa5 6. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum mengenai bumi0 air dan ruang angkasa. 7
Selan,utn!a disebutkan )e)enang menguasai tersebut digunakan untuk men6aai sebesar- besarn!a kemakmuran rak!at dan elaksanaann!a daat dikuasakan keada daerah dan mas!arakat hukum adat. $ Dalam en,elasan umum lebih ditegaskan bah)a negara tidak memiliki 0 melainkan bertindak selaku emegang kekuasaan. 8adi bersi1at ublik atau keemerintahan belaka "bestuursdaad). 9ang seringkali diluakan adalah tujuan dari dikuasai Negara. /aik dalam UUD %&'( mauun UUPA ditegaskan bah)a hak menguasai oleh Negara 1 Bagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, (Yogyakarta : Pusat Studi Hukum UII, 2004), hm!2"0! 2 UU #o!$ %ahun 1&'0 Pasa 2 (yat (2)! " Ibid , (yat (") dan (yat (4)! 1 adalah untuk sebesar-besarn!a kemakmuran rak!at. /erdasarkan tu,uan tersebut0 setidak- tidakn!a ada larangan-larangan !ang tidak boleh dilanggar0 !aitu : a. Aabila dengan itikad baik tanah-tanah telah dikuasai dan diman1aatkan oleh rak!at0 maka ken!ataan itu harus dihormati dan dilindungi. .eberadaan rak!at di tanah-tanah tersebut meruakan salah satu en,elmaan dari tu,uan kemakmuran rak!at. :ak!at harus mendaat hak didahulukan dari ada occupant baru !ang men!alahgunakan 1ormalitas-1ormalitas hukum !ang berlaku5 b. 2anah !ang dikuasai Negara tetai telah diman1aatkan rak!at dengan itikad baik " ter geode trouw) han!a daat di6abut atau diasingkan dari mereka0 semata-mata untuk keentingan umum0 !aitu untuk keentingan sosial dan atau keentingan Negara5 ' 6. Setia en6abutan atau emutusan hubungan hukum atau hubungan konkrit !ang diduduki atau diman1aatkan rak!at dengan itikad baik0 harus di,amin tidak akan menurunkan status atau kualitas hidu mereka karena hubungan mereka dengan tanah tersebut. /erdasarkan logika di atas0 maka semestin!a makna dikuasai oleh Negara mengandung arti : %. Hak "Negara# itu harus dilihat sebagai antitesis dari asas domein !ang memberi )e)enang keada Negara untuk melakukan tindakan keemilikan !ang bertentangan dengan asas keun!aan menurut adat istiadat. Hak keun!aan didasarkan ada asas komunal dan enguasa han!a sebagai engatur belaka5 7. Hak menguasai oleh Negara tidak boleh dileaskan dari tu,uan !aitu demi sebesar- besarn!a kemakmuran rak!at. Negara harus memberikan hak terdahulu keada rak!at !ang telah se6ara n!ata dan dengan itikad baik meman1aatkan tanah. /ahan galian tambang meruakan salah satu keka!aan !ang terkandung dalam bumi dan dalam air. Dalam bumi diartikan sebagai diermukaan atau diba)ah bumi. Di dalam air diartikan berada di ba)ah air !aitu di atas atau di ba)ah bumi !ang berair "sungai0 danau0 laut 0 ra)a#. /ahan galian tambang untuk sebagian didaati di atas ermukaan bumi atau bagian ermukaan bumi !ang berada di ba)ah air. Oleh karena itu engertian bahan galian harus diartikan baik !ang dieroleh dengan menggali mauun dengan 6ara-6ara mengambil di bagian ermukaan bumi termasuk ermukaan bumi !ang ada di ba)ah air. 4 )*+*ntingan umum ,iasanya di+adankan d*ngan publiek belang. Saya *,ih -*nd*rung m*madankan d*ngan .algemeen belang atau general purpose, yang di,*dakan m*n/adi k*+*ntingan sosia (sociale belangen, social purposes) dan k*+*ntingan #*gara atau untuk m*ny**nggarakan k*kuasaan +u,i- (iniah yang dis*,ut k*+*ntingan +u,i- atau .publiek belang atau public purposes). 0aam hu,ungan ini 1os-o* Pound m*m,*dakan tu/uan hukum k* daam indiidual interest, social interest dan public interest. 2 II. O2ONO+I DAE:AH DAN PEN;UASAAN DAE:AH A2AS /AHAN ;ALIAN Di dalam UU No.( 2ahun %&34 "UUPA# telah disebutkan bah)a elaksanaan enguasaan Negara atas bumi0 air dan keka!aan alam !ang terkandung di dalamn!a dapat dikuasakan keada daerah. <alauun ketentuan ini memungkinkan daerah turut serta men!elenggarakan hak menguasai oleh Negara atas bumi0 air dan keka!aan alam di dalamn!a0 tetai tidak 6uku ,elas terutama mengenai makna *dikuasakan-. Aakah dikuasakan itu dalam arti diserahkan sebagai urusan rumah tangga daerah atau sebagai tugas embantuan atau sebagai tugas dekonsentrasi = Hal ini baru namak ,elas dalam UU No.%% 2ahun %&3> ".etentuan .etentuan Pokok Pertambangan?UUPP @ !ang telah diganti dengan UU No.' tahun 744& tentang Pertambangan +ineral dan /atubara#. Dalam undang-undang ini disebutkan : a. 2erhada bahan galian golongan 6 pelaksanaan, penguasaan Negara dan pengaturannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah 2ingkat I5 b. 2erhada bahan galian golongan b dapat diserahkan keada Pemerintah Daerah 2ingkat I. .etentuan di atas menun,ukkan : "%# Pengaturan0 engelolaan dan eman1aatan bahan galian golongan 6 seenuhn!a diserahkan keada daerah "dalam hal ini Daerah 2ingkat I#5 "7# Pengaturan0 engelolaan dan eman1aatan bahan galian golongan b daat dilakukan usat atau daerah. <e)enang daerah tergantung ada kebi,akan usat. /agaimanakah keadaan setelah ada UU No.$7 2ahun 744' 2entang Pemerintahan Daerah dan UU No.$$ 2ahun 744' 2entang Perimbangan .euangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah = Se,ak berlakun!a undang-undang tersebut0 emberian otonomi keada emerintah daerah kabuaten dan kota *se6ara luas- "en,elasan umum UU No.$7 2ahun 744'# telah diersesikan se6ara keliru bah)a semua ke)enangan ertambangan se6ara otomatis men,adi ke)enangan emerintah daerah. Dalam konteks otonomi daerah0 tidak serta merta ke)enangan dan urusan ertambangan daat diserahkan seluruhn!a keada emerintah daerah se6ara otomatis. 2ugas-tugas engelolaan di bidang ertambangan bukanlah tugas !ang bersi1at kedaerahan0 sehingga tidak daat diserahkan keada emerintah daerah. Urusan !ang daat diserahkan keada daerah adalah urusan !ang bersi1at lokal0 artin!a memun!ai nilai !ang bersi1at kedaerahan0 sesuai dengan kondisi daerah dan tidak men!angkut keentingan nasional. Dalam UU No.$7 2ahun 744' didaati ketentuan sebagai berikut: " "%# .e)enangan daerah meliuti seluruh ke)enangan bidang emerintahan ke6uali dalam bidang olitik luar negeri0 ertahanan0 keamanan0 !ustisi0 moneter dan 1iskal nasional serta agama. Di dalam Pasal %4 din!atakan : A!at "%# Pemerintahan daerah men!elenggarakan urusan emerintahan !ang men,adi ke)enangann!a0 ke6uali urusan emerintahan !ang oleh Undang Undang ini ditentukan men,adi urusan Pemerintah.
A!at "$# Urusan emerintahan !ang men,adi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud ada a!at "%# meliuti : a. olitik luar negeri5 b. ertahanan5 6. keamanan5 d. !ustisi5 e. moneter dan 1iskal nasional5 dan 1. agama +emerhatikan ketentuan di atas0 se6ara a contrario maka ada asasn!a urusan emerintahan di bidang bahan galian tambang mesti masuk men,adi urusan rumah tangga daerah. Akan tetai berdasarkan ketentuan Pasal %$0 ke)enangan urusan ertambangan bukan meruakan ke)enangan wajib !ang dilakukan oleh emerintah daerah roAinsi dan kabuaten?kota. /idang urusan ertambangan termasuk dalam urusan !ang bersi1at * pilihan 0 !aitu urusan !ang se6ara n!ata ada dan berotensi untuk meningkatkan kese,ahteraan mas!arakat sesuai dengan kondisi0 kekhasan dan otensi unggulan daerah !ang bersangkutan. Oleh karena itu0 ke)enangan di bidang ertambangan semestin!a dibagi dalam ke)enangan !ang bersi1at mengatur "regelen), mengurus "besturen) dan menga)asi "toezichthouden). Dalam konteks eneraan hak enguasaan Negara "HPN# atas bahan galian0 tidak berarti negara sebagai emilik. Namun aabila dilihat dari *hak eksklusi1- !ang melekat ada negara0 maka HPN harus dilihat dalam konteks hak dan ke)a,iban negara !ang mengandung engertian bah)a negara diberi ke)enangan enuh "volldige bevoegheid) untuk menentukan kebi,aksanaan !ang dierlukan semata-mata dalam bentuk ketiga ke)enangan di atas "regelen, besturen, toezichthouden).terhada kegiatan engusahaan ertambangan. Di sinilah keterkaitan dengan embentukan kebi,akan !ang men!angkut ker,asama engusahaan di bidang ertambangan di mana aradigma telah berubah se6ara ta,am. Namun harus teta melihat karakter lokalitas dari daerah !ang bersangkutan !ang menerima ke)enangan urusan ertambangan Oleh karena itu emegang *hak milik- atas keka!aan alam berua aneka ragam bahan galian !ang terkandung di dalam bumi dan air di )ila!ah hukum "ertambangan# Indonesia 4 adalah hak milik bangsa Indonesia "mineral right). /angsa Indonesia sebagai emilik bahan galian tersebut memberikan kekuasaan keada Negara untuk mengatur dan mengurus serta meman1aatkan keka!aan alam tersebut dengan sebaik-baikn!a untuk kemakmuran rak!at. Hal ini berarti ula Negara diberikan *hak enguasaan- "authority right) atas keka!aan alam milik bangsa Indonesia0 agar daat diergunakan untuk sebesar-besarn!a kemakmuran rak!at. .emudian untuk en!elenggaraan selan,utn!a0 mengingat Negara tidak mungkin men!elenggarakan sendiri0 maka HPN ini dilaksanakan oleh emerintah sebagai en!elenggara emerintahan sehari-hari. 8adi emerintah sebagai emegang kuasa ertambangan ".P#. Selan,utn!a dalam en!elenggaraan atas enguasaan keka!aan alam tersebut 0 sesuai dengan ke)enangan emerintah0 menurut Soeomo "dikuti oleh Ismail Sun!0 744(#0 maka melalui lembaga-lembaga !ang dibentukn!a daat melakukan ker,asama engusahaan ertambangan dengan ihak lain "inAestor# sebagai elaksana *engusahaan- ertambangan "mining right). .onstruksi demikian daat digambarkan dalam skema berikut : PERTAMBANGAN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NKRI (UUD 1!" # UU N$%&'/'((!) .eemilikan "ineral !ight)
Desentralisasi
Dekonsentrasi
Hak Penguasaan Negara Atas Pertambangan ""uthority !ight)
Hak Pengusahaan #ining !ight) $ /angsa Indonesia Negara Pemerintah : B Penetakan .ebi,akan dan Pengaturan B Penetaan Standard dan Pedoman B Penetaan .riteria Pembagian Urusan Pusat dan Daerah B 2anggung ,a)ab Pengelolaan +inerba /erdamak Nasional dan Lintas ProAinsi
ProAinsi : B 2anggung,a)ab Pengelolaan Lintas .ab?.ota dan atau berdamak :egional B Perda .abuaten?.ota : B 2anggung,a)ab Pengelolaan Di )ila!ah .ab.?.ota B Perda Pelaku Usaha : B /U+N ? /U+D B /adan Usaha Lain Dalam elaksanaann!a di era otonomi daerah saat ini0 ersesi tentang konse *penguasaan dan pengusahaan sering ber6amur aduk dalam ena1siran !ang salah. Ada emerintah daerah !ang memiliki ersesi bah)a bahan galian atau sumber da!a alam !ang terdaat di daerahn!a seolah-olah adalah milik rak!at di daerah tersebut. Padahal seharusn!a engertiaann!a adalah dimanaun bahan galian tersebut berada adalah milik seluruh rak!at Indonesia se6ara bersama-sama. Hal ini !ang dalam elaksanaann!a akhirn!a sering men,adi ermasalahan dalam kaitann!a dengan emberian eri,inan di bidang ertambangan. "7# Penerimaan daerah dari enerimaan negara di sektor ertambangan dieroleh melalui dana erimbangan0 /erdasarkan ketentuan !ang diatur dalam UU No.$$ 2ahun 744' tentang Perimbangan .euangan Antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah0 embagian besarn!a enerimaan dari sektor ertambangan antara Pemerintah dan emerintah daerah adalah : a. Sektor Pertambangan Umum "iuran teta?land-rent C iuran ekslorasi dan eksloitasi?royalty) : emerintah 74 D dan daerah E4 D. B# Penerimaan iuran teta "land-rent) $ emerintah 74 D dan daerah E4 D "roAinsi %3 D dan kabuaten?kota enghasil 3' D# B# Penerimaan iuran ekslorasi dan eksloitasi "royalty) $ emerintah 74 D dan daerah E4 D "roAinsi %3 D0 daerah enghasil $7 D dan $7 D sisan!a untuk kabuaten?kota lainn!a dalam roAinsi !ang bersangkutan. Lihat lebih lan,ut Pasal %' huru1 60 Pasal %> A!at "%#0 "7#0 "$# UU No.$$ 2ahun 744'. b. Sektor ertambangan +in!ak /umi : emerintah E'0( D dan daerah %(.( D "roAinsi $ D0 kabuaten?kota enghasil 3 D0 3 D sisan!a untuk kabuaten?kota lainn!a !ang berada dalam roAinsi !ang bersangkutan5 40( D untuk menambah anggaran endidikan dasar# Lihat lebih lan,ut Pasal %' huru1 e0 Pasal %& A!at "7#0 Pasal 74 A!at "%# UU No.$$ 2ahun 744'. 6. Sektor ertambangan ;as /umi : emerintah 3&0( D dan daerah $40( D "roAinsi 3 D0 kabuaten?kota enghasil %7 D0 %7 D sisan!a untuk kabuaten?kota lainn!a !ang ada dalam roAinsi !ang bersangkutan5 40( D untuk menambah anggaran endidikan dasar#. Lihat lebih lan,ut Pasal %' huru1 10 Pasal %& A!at "$#0 Pasal 74 A!at "%# UU No.$$ 2ahun 744'. ' /erdasarkan deskrisi embagian atas hasil ertambangan di atas0 maka daat digarisba)ahi bah)a meskiun daerah memiliki keka!aan alam !ang melimah0 tetai daerah !ang bersangkutan tidak bisa menamakkan diri keada daerah lainn!a sebagai daerah !ang ka!a. Hal ini dikarenakan undang-undang telah mengatur adan!a embagian hasil !ang dieroleh dari engelolaan sumber da!a alam tersebut. Di sisi lain undang-undang telah menematkan osisi emerintah memeroleh embagian hasil !ang besar. Ini berarti dierlukan adan!a 6amur tangan emerintah di sektor ertambangan untuk tu,uan keentingan nasional0 sehingga hasil !ang dieroleh dari engelolaaan sektor ertambangan bisa dinikmati oleh seluruh rak!at Indonesia dan bukan semata-mata oleh daerah !ang didaati memiliki keka!aan sumber da!a alam . III. PE:;AN2IAN UU No.%% 2AHUN %&3> "UUPP# OLEH UU N4.' 2AHUN 744& "UU +INE:/A#. Dinamika lingkungan !ang berubah0 termasuk diterakann!a otonomi daerah meruakan konteks !ang melatarbelakangi lahirn!a se,umlah erubahan dalam UU +inerba !ang baru "disahkan ada %7 8anuari 744& dan sebelumn!a ada %3 Desember 744E telah disetu,ui bersama antara DP: dan Pemerintah#. 8ika dibandingkan dengan UU No.%% 2ahun %&3>0 UU +inerba memang telah memuat beberaa erbaikan !ang 6uku mendasar. 9ang enting diantaran!a adalah dihauskann!a sistem kontrak kar!a "..# bagi engusahaan ertambangan dan diganti dengan sistem i,in usaha ertambangan "IUP#. Namun demikian0 meski telah memuat beberaa erubahan UU +inerba daat dikatakan masih sangat minim dalam hal !ang berkaitan dengan ke,elasan eren6anaan0 engelolaan0 kebi,akan dan strategi ertambangan nasional !ang akan ditu,u. Dalam ban!ak asek0 UU +inerba 6enderung masih memuat ketentuan !ang bersi1at sangat umum sehingga tidak oerasional. Indikasi dari hal tersebut 0 dari %>( asal !ang terdaat dalam UU +inerba0 setidakn!a 77 asal men!ebutkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal ini, akan diatur dengan peraturan pemerintah, dan $ asal men!ebutkan *ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal ini, akan diatur dengan peraturan daerah, provinsi%kabupaten%kota. Hal tersebut berarti bagaimana nanti imlementasi !ang lebih asti dari UU +inerba ini dan bagimana arah serta gambaran engelolaan sektor ertambangan ke dean !ang lebih asti0 akan sangat tergantung ada situasi0 kondisi0 dan keentingan engambil kebi,akan ada saat eraturan emerintah "PP# dan Perda dibuat. Di saming itu UU +inerba ,uga me)a,ibkan emerintah untuk menetakan tata ruang nasional )ila!ah ertambangan dengan ditun,ang data geologis se6ara teat. Ini berarti se,auh enetaan itu belum dilakukan0 maka 2 tidak boleh ada engeluaran i,in enambangan oleh emerintah daerah sehingga bisa ter,adi moratorium ",eda# tambang samai ditetakan tata ruang nasional ertambangan. Imlementasi UU +inerba ,uga tidak berdiri sendiri tetai harus dikaitkan dengan undang-undang lainn!a seerti UU .ehutanan dan UU Lingkungan hidu !ang berlaku. Peneraan undang-undang lainn!a terkait dengan masalah erlindungan mas!arakat korban !ang terkena damak usaha tambang. /erikut ini akan dierbandingkan sisi erubahan !ang terkandung dalam undang-undang baru. TABEL 1 P*+,andin-an UU N$%11/1./ dan UU N$%!/'(( No Mat*+i P$k$k UU N$%11 Ta0un 1./ UU N$%! Ta0un '(( % 8udul .etentuan .etentuan Pokok Pertambangan Pertambangan +ineral dan /atubara 7 Prinsi Hak Pengua- saan Negara?HPN Penguasaan /ahan ;alian diselenggarakan Negara "Pasal %# B Penguasaan +inerba oleh Negara0 diselenggarakan oleh Pemerintah dan atau Pemda "Pasal '# B Pemerintah dan DP: menetakan kebi,akan engutamaan minerba bagi keentingan nasional "Pasal (# $ Penggolongan?Pengelomokan Penggolongan bahan galian strategis0 Aital0 bukan strattegis bukan Aital "Pasal $# B Pengelomokan usaha ertambangan : mineral dan batubara B Penggolongan tambang mineral : radioakti10 logam0 bukan logam0 batuan "Pasal $'# ' .e)enangan Pengelolaan B /ahan galian strategis "gol.A# dan Aital "gol./# oleh Pemerintah B /ahan galian non strategis non Aital "gol F# oleh Pemda 2kt.I ?ProAinsi "Pasal '# B 7% ke)enangan berada di tangan Pusat B %' ke)enangan berada di tangan roAinsi B %7 ke)enangan berada di tangan kabuaten?kota "Pasal 3-E# ( <ila!ah Pertambangan Se6ara terin6i tidak diatur0 ke6uali bah)a usaha ertambangan tidak berlokasi di temat su6i0 kuburan0 bangunan0 dll "Pasal %3 a!at $# B <ila!ah ertambangan adalah bagian dari tata ruang nasional0 ditetakan emerintah setelah koordinasi dengan Pemda dan DP: "Pasal %4# B <ila!ah ertambangan tdr : )ila!ah usaha ertambangan "<UP#0 )ila!ah ertambangan rak!at "<P:# dan )ila!ah en6adangan nasional "<PN# @ Pasal %' s?d $$ 3 Legalitas Usaha Sistem?:eGim .ontrak "Pasal %40 %(#0 terdiri atas : B .ontrak .ar!a "..# B .uasa Pertambangan ".P# B Surat I,in Pertambangan Daerah "SIPD# B Surat I,in Pertambangan :ak!at "SIP:# Sistem?:eGim Peri,inan "Pasal $(#0 terdiri atas : B I,in Usaha Pertambangan "IUP# B I,in Pertambangan :ak!at "IP:# B I,in Usaha Pertambangan .husus "IUP.# > 2ahaan Usaha 2erdiri 3 tahaan !ang berkonsekuensi ada adan!a 3 ,enis kuasa ertambangan : en!elidikan umum0 ekslorasi0 eksloitasi0 engolahan C emurnian0 engangkutan0 en,ualan "Pasal %'# 2erdiri 7 tahaan !ang berkonse- kuensi ada adan!a 7 tingkatan eri,inan : B Ekslorasi !ang meliuti : 3 en!elidikan umum0 ekslorasi0 studi kela!akan B Oerasi roduksi0 !ang meliuti : konstruksi0 enambangan0 engolahan C emurnian0 engangkutan dan en,ualan "Pasal $3# E .lasi1ikasi InAestor C 8enis Legalitas Usaha B InAestor Nasional?domesti6 "P+DN#0 berua : .P0 SIPD0 P.P7/ B InAestor Asing "P+A#0 berua : ..0 P.P7/ B IUP bagi badan usaha "P+A?P+DN# 0 koerasi0 erseorangan "Pasal $E# B IP: bagi enduduk lo6al0 koerasi "Pasal 3># B IUP.0 bagi badan usaha berbadan hukum Indonesia dengan rioritas ada /U+N?/U+D "Pasal >(# & .e)a,iban Pelaku Usaha B .e)a,iban keuangan bagi Negara : - .P sesuai aturan !ang berlaku : iuran teta C ro!alt! "meru,uk PP No.'(?744$ 2tg PN/P DESD+# - ..?P.P7/ sesuai kontrak : untuk .. iuran teta C ro!alt!5 untuk P.P7/ : iuran teta C DIIP/ "meru,uk ada .eres No.>(?%&&3 2tg .etentuan P.P7/# B +inimal0 bahkan tdk diatur ke)a,iban soal lingku- ngan 0 kemitraan dgn usaha lokal0 eman1aatan tenaga ker,a setemat0 rogram engembangan mas!arakat
B .e)a,iban keuangan bagi Negara: a,ak dan PN/P. 2ambahan bagi IUP. emba!aran %4 D dari keuntungan bersih B Pemeliharaa lingkungan : konserAasi0 reklamasi "Pasal &3 s?d %44# B keentingan nasional : engolahan dan emurnian di dalam negeri "Pasal %4$-%4'# B Peman1aatan tenaga ker,a setemat0 artisiasi engusaha lokal ada taha roduksi 0 rogram engembangan mas!arakat "Pasal %43-%4E# B Penggunaan erusahaan ,asa ertambangan lo6al dan?atau nasional "Pasal %7'# %4 Pembinaan C Penga)asan 2erusat di tangan emerintah atas emegang ..0 .P 0 P.P7/ B Pusat : terhada roAinsi dan kabuaten?kota terkait en!eleng- garaan engelolaan ertambangan B Pust0 roAinsi0 kabuaten?kota sesuai ke)enang-an terhad emegang IUP dilakukan B .abuaten?.ota terhada IP: "Pasal %$&-%'7# %% .etentuan Peralihan "terkait status hukum inAestasi eHisting Palal $( :- Semua hak ertambangan dan .P erusahaan Negara 0 s)asta0 badan lain atau erseorangan berdasarkan eraturan !ang ada sebelum saat berlakun!a UU ini0 teta di,alankan samai se,auh masa berlakun!a0 ke6uali ada enetaan lain menurut PP !ang dikeluarkan berdasarkan UU ini .- Pasal %3&0 ada saat UU ini mulai berlaku : a. .. C P.P7/ !ang telah ada sebelum berlakun!a UU ini teta diberlakukan samai ,angka )aktu berakhirn!a kontrak ? er,an,ian b. .etentuan !ang ter6antum dalam asal .. dan P.P7/ dimaksud disesuaikan selambat-lambatn!a % tahun se,ak UU ini diundang- kan 0 ke6uali mengenai eneri- maan Negara. /erdasarkan se,umlah erbedaan di atas0 tamak substansi UU No.' 2ahun 744& berusaha menggunakan arah baru kebi,akan ertambangan !ang mengakomodasikan rinsi keentingan & nasional "national interest) 0 keman1aatan untuk mas!arakat0 ,aminan berusaha 0 desentralisasi engelolaan dan engelolaan ertambangan !ang baik "good mining practies). Dengan se,umlah rinsi tersebut0 maka dalam ter,emahann!a ada tingkat konstruksi asal-asal terdaat beberaa oint ma,u meski disertai dengan 6uku ban!akn!a klausul !ang masih membutuhkan klari1ikasi. +enguatn!a Hak Penguasaan Negara "HPN#0 termasuk enguasaan SDA0 Pemerintah men!elenggarakan asas tersebut le)at ke)enangan mengatur0 mengurus dan menga)asi engelolaan usaha tambang. Untuk itu dimulai dari erubahan sistem?reGim kontrak men,adi sistem?reGim eri,inan. Dalam sistem?reGim kontrak sebagaimana diterakan selama ini berdasarkan UU No.%% 2ahun %&3>0 osisi emerintah tidak sa,a mendua !aitu sebagai regulator dan ihak !ang melakukan kontrak0 tetai se6ara mendasar ,uga merendahkan osisi Negara setara "leAel# kontraktor. Oleh sebab itu imlikasi hukum erubahan sistem?reGim dalam undang-undang !ang baru "UU +inerba# ini adalah mengembalikan asas HPN ada osisi se6ara ketatanegaraan. Hal ini bisa dilihat ada tabel di ba)ah ini. TABEL ' P*+,andin-an Sist*1 /+*2i1 P*+i3inan Dan Sist*1/+*2i1 K$nt+ak Su,4*k Sist*1/+*2i1 P*+i3inan Sist*1/+*2i1 K$nt+ak %. Hubungan Hukum /ersi1at ublik0 instrumen hukum administra- si negara /ersi1at erdata 7. Peneraan Hukum Oleh Pemerintah Oleh .edua belah ihak $. Pilihan Hukum 2idak /erlaku Pilihan Hukum /erlaku Pilihan Hukum '. Akibat Hukum Seihak .eseakatan Dua /elah Pihak (.Pen!elesaian sengketa P2UN Arbitrase 3. .eastian Hukum Lebih 2er,amin .eseakatan Dua /elah Pihak >. Hak Dan .e)a,iban Hakdan .e)a,iban Pemerintah Lebih /esar Hak dan .e)a,iban relati1 setara Antar Pihak E. Sumber Hukum Peraturan Perundang-undangan .ontrak?Per,an,ian itu sendiri Prinsi desentralisasi !ang dianut dalam UU No.' 2ahun 744& "UU +inerba# daat dikatakan sebagai langkah ma,u0 tetai masih dienuhi dengan tantangan. Sebagian ruang bagi eran daerah "roAinsi0 kabuaten?kota# daat teridenti1ikasi dalam undang-undang ini. Se6ara umum0 asek embagian ke)enangan antar emerintahan "usat dan daerah# ,ika meru,uk UUD %&'( dan UU No.$7 tahun 744' !ang men,adi landasan dalam en!usunan UU No.' tahun 744&0 maka substansi !ang terkandung dalam UU No.' 2hun 744& menggariskan ke)enangan eksklusi1 emerintah "usat# dalam hal sebagai berikut : a. Penetaan kebi,akan nasional5 b. Pembuatan eraturan erundang-undangan5 6. Penetaan standard0 edoman dan kriteria5 d. Penetaan sistem eri,inan ertambangan minerba nasional5 10 e. Penetaan )ila!ah ertambangan setelah berkonsultasi dengan Pemda dan DP:. Di luar hal-hal tersebut di atas0 ,enis-,enis ke)enangan terutama eri,inan antar usat0 roAinsi dan kabuaten?kota bersubstansi sama dan han!a berbeda dalam skala 6akuan )ilila!ah. Sebagai rin6ian dalam hal embagian ke)enangan antara usat0 roAinsi dan kabuaten?kota daat dilihat ada table di ba)ah ini. TABEL & K*5*nan-an P*n-*6$6aan Min*+,a No. K*5*nan-an Pusat K*5*nan-an P+$7insi K*5*nan-an Ka,%/K$ta % 7 $ Pemberian IUP0 embinaan0 en!elesaian kon1lik mas!arakat dan enga)asan usaha ertam- bangan !ang berada ada lintas )ila!ah roAinsi dan atau )ila!ah laut lebih dari %7 mil dari garis antai Pemberian IUP0 embinaan0 en!e- lesaian kon1lik mas!arakat dan e- nga)asan usaha ertambangan !g lokasi enambangann!a berada a- da batas )ila!ah roAinsi dan atau )ila!ah laut lebih dari %7 mil dari garis antai Pemberian IUP0 embinaan0 en!e- lesaian kon1lik mas!arakat dan e- nga)asan usaha ertambangan oerasi roduksi !ang berdamak lingkungan langsung lintas roAinsi dan atau dalam )ila!ah laut lebih dari %7 mil dari garis antai.
Pemberian IUP0 embinaan0 en!e- lesaian kon1lik mas!arakat dan e- nga)asan usaha ertambangan a- da lintas )ila!ah kab.?kota dan atau )ila!ah laut ' mil samai dengan %7 mil Pemberian IUP0 embinaan0 en!e- lesaian kon1lik mas!arakat dan e- nga)asan usaha ertambangan oerasi roduksi !ang kegiatann!a berada ada lintas )ila!ah kab?kota dan atau )ila!ah laut ' mil samai dengan %7 mil Pemberian IUP0 embinaan0 en!e- lesaian kon1lik mas!arakat dan enga)asan usaha ertambangan !ang berdamak lingkungan lang- sung lintas kab?kota dan atau )ila- !ah laut ' mil samai dengan %7 mil Pemberian IUP dan i,in ertam- bangan rak!at "IP:#0 embinaan0 en!elesaian kon1lik mas!arakat dan enga)asan usaha ertambangan di )ila!ah kab?ko- ta dan atau )ila!ah laut samai dengan ' mil Pemberian IUP dan IP:0 embi- naan0 en!elesaian kon1lik mas!arakat dan enga)asan usaha ertambangan oerasi roduksi !ang kegiatann!a berada di )ila!ah kab?kota dan atau )ila!ah laut samai dengan ' mil. II. PENU2UP Sebagai 6atatan akhir dari tulisan ini erlu dikemukakan beberaa kelemahan? keku- rangan !ang terkandung dalam UU No.' 2ahun 744& dan mungkin akan men,adi ermasalahan dalam imlementasin!a sebagai berikut : %. Dalam enetaan )ila!ah usaha ertambangan "<UP#0 ke)enangan menetakan han!a samai ada leAel roAinsi sementara kabuaten?kota tidak dilibatkan. Hal ini ,elas berseberangan dengan semangat otonomi daerah "Pasal %(#. 11 7. Pengaturan besarn!a luas i,in usaha ertambangan "IUP# dengan enetaan minimal (.444 hektar akan bertentangan dengan kebi,akan daerah !ang memiliki lahan terbatas "Pasal (7- 37#. $. .e)enangan melakukan riset bidang ertambangan han!a samai ada roAinsi0 adahal )ila!ah usaha ertambangan dan bahan tambang ada ada )ila!ah kabuaten?kota "Pasal E># '. Adan!a engaturan bah)a emegang i,in usaha ertambangan "IUP# dan i,in usaha ertambangan khusus "IUP.#0 daat meman1aatkan rasarana dan sarana umum untuk keerluan ertambangan "Pasal &%#. Hal ini ,elas merugikan mas!arakat0 sebab dibebaskann!a erusahaan tambang dalam menggunakan sarana ublik akan merugikan mas!arakat mauun emerintah daerah sendiri. Pengoerasian dalam usaha ertambangan senantiasa menggunakan sarana alat dan transortasi berat "Pasal &%#. Dalam ban!ak kasus !ang ter,adi di .alimantan0 7> D ,alan-,alan !ang dile)ati oleh trukmengalami rusak berat0 belum lagi e1ek emakaian ,alan tersebut bisa menimbulkan ke6elakaan atau in1eksi saluran erna1asan akut "ISPA#. Artin!a undang-undang ini memberi ruang terhada keburukan-keburukan dan !ang menanggung bia!a adalah mas!arakat lo6al dan AP/D. (.Adan!a engaturan bah)a setia orang !ang merintangi atau mengganggu kegiatan usaha ertambangan dian6am dengan sanksi idana kurungan aling lama % tahun atau denda aling ban!ak : %44.444.4440 ,elas akan menghalangi mas!arakat dalam memer,uangkan hak-hakn!a akibat adan!a kegiatan usaha ertambangan "Pasal %37#. Ha-hal !ang dikemukan di atas meruakan 6ontoh dari sekian ban!ak kelemahan !ang dikandung dalam UU No.' tahun 744&. Hal !ang erlu untuk dierhatikan adalah bah)a emberian otonomi keada daerah tidak mengalami distorsi tu,uan. Otonomi tidak semata- mata han!a diersesikan sebagai ke)enangan sa,a tetai ,uga tanggung,a)ab !ang harus di,alankan. Untuk itu enataan kelembagaan dan kiner,a lembaga " structure) dalam emerintahan daerah0 embenahan regulasi "substance)0 sebaikn!a dilakukan se6ara teradu "integrated) )alauun bertaha "incremental). Di saming itu emahaman HPN terhada ertambangan +inerba erlu di,adikan re1erensi untuk meluruskan primordialisme dalam menumbuhkan buda!a hukum "legal culture) !ang men6erminkan N.:I. 12 !&'&!&()& $ Abrar Saleng0 744'0 *ukum +ertambangan, UII Press0 9og!akarta. /agir +anan0 %&&'0 *ubungan "ntara +emerintah +usat ,an ,aerah enurut --,./01, Pustaka Sinar Haraan0 8akarta. /agir +anan0 744'0 enyongsong 'ajar 2tonomi ,aerah, Pusat Studi Hukum UII0 9og!akarta. /oedi Harsono0 %&&(0 *ukum "graria 3ndonesia0 4ejarah +enyusunan , 3si ,an +elaksanaannya, D,ambatan0 8akarta. De Haan0 Paul0 %&E30 Bestuursrecht in de 4ociale !echtsstaat, deel %0 .lu)er-DeAenter. Pound0 :os6oe0 %&330 "n 3ntroduction to the +hilosophy o5 6aw, 9ale UniAersit! Press0 Ne) HaAen. +&!"7-!"( +&!-(,"(8--(,"(8"( : UNDAN; UNDAN; DASA: N.:I %&'( Undang-undang No.%% 2ahun %&3> tentang .etentuan .etentuan Pokok Pertambangan UUndang-undang No.$7 2ahun 744' tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No.$$ 2ahun 744' tentang Perimbangan .euangan Antara Pemerintah dan Pemeritahan Daerah Undang-undang No.' 2ahun 744& tentang Pertambangan +ineral dan /atubara. 1" PEN;UASAAN DAE:AH A2AS /AHAN ;ALIAN?PE:2A+/AN;AN DALA+ PE:SPE.2IJ O2ONO+I DAE:AH OLEH : Sri Nur Hari Susanto Disamaikan ada Seminar Nasional Asek Hukum Penguasaan Daerah Atas /ahan ;alian0 di Jakultas Hukum Undi ada 7 Desember 744&. 14 1$