You are on page 1of 36

1

LAPORAN KASUS PASIEN


TB PARU


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Komprehensif
di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Weleri




Disusun oleh :
Dadan Fakhrurijal N H2A008009
Rifa Siti Nursyarifa H2A008035
Wiwik Durrotun Nisa H2A008045



FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014
2


UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA Tn. S
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA
TUBERKULOSIS PARU

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. S (45th)
Alamat : Purworejo 2/7 Ringin Arum
Bentuk Keluarga : extended family
No Nama
Kedudukan
dalam
keluarga
Umur
(th)
Jenis
Kela
min
(L/P)
Pendidik
an
Pekerjaa
n
Ket
1. Tn. S Suami 45 L SMA Petani Sakit
2. Ny.R Istri 37 P SMP Petani Sehat
3 An. LM Anak 8 L SD - Sehat
4 An. BS Anak 18 bln L - - Sehat
Tabel 1. DaftarAnggotaKeluarga
Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Tn.S berbentuk extended family didapatkan pasien atas nama Tn.S
usia 45 tahun, tamat SMA, seorang kepala rumah tangga, dengan penyakit TB Paru.
TAHAP II. STATUS PASIEN
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. S
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
3

Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Purworejo 2/7 Ringin Arum
Suku : Jawa
Tanggal periksa : pasien tidak datang untuk periksa ke RSI. Setelah dilakukan
pembagian kasus oleh dokter , Dokter muda secara langsung melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik di rumah Tn. S pada hari Jumat, tanggal 25
Maret 2014 15.30 WIB
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Jumat, tanggal 25
Maret 2014, 15.30 WIB di rumah Tn.S
a. Keluhan Utama : batuk lama
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
11 bulan yang lalu pasien mengeluh batuk disertai dahak berwarna
kuning kehijauan, bercak darah (-), demam (+), nafsu makan menurun,
pusing (+), sesak nafas (+), nyeri dada (-), keluar keringat dingin pada malam
hari (+) pasien juga mengaku sulit untuk tidur, BAB dan BAK tidak ada
kelainan pasien membeli dan mengkonsumsi obat dari warung namun tidak
ada perubahan
7 bulan yang lalu pasien periksa ke RSI PKU Muhammadiyah
Weleri dan dilakukan pemeriksaan dahak (sputum) sebanyak 3 kali yaitu
sewaktu, pagi, sewaktu. Hasilnya adalah ditemukan BTA (+1), dan
pemeriksaan rontgen dada (cor pulmonal) dan hasilnya adalah TB paru
kanan. Kemudian oleh dokter diberikan obat anti tuberculosis. Setelah
pengobatan selama 6 bulan, pasien mengaku gejala telah berkurang dan berat
badan bertambah, dan pada pemeriksaan sputum didapatkan hasil negatif.
Pada waktu dilakukan home visitke rumah Tn.S, pasien masih
mengeluh batuk (-), berdahak (-), bercak darah (-), mual (-), muntah (-), sakit
4

kepala (+), tidak sesak nafas. Pasien tidak merasakan demam. Berat badan
pasien sudah mulai naik.
Pasien mengaku bahwa dalam 1 keluarga tidak ada yang menderita
sakit yang sama.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat sakit serupa : disangkal
penyakit diabetes melitus : disangkal
Riwayat penyakit hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi : disangkal

d. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat penyakit TBC : disangkal
penyakit diabetes melitus : disangkal
Riwayat penyakit hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi : disangkal

e. Riwayat Pribadi
Riwayat Merokok : diakui
Riwayat minum-minuman keras : disangkal
Riwayat memelihara binatang peliharaan (+) yaitu pelihara ayam dimana
ayam tinggal dalam satu rumah menjadi satu dengan ruang dapur.
Kebiasaan penderita membuang dahak di sembarang tempat, serta tidak
memakai masker saat bekerja dan sehari-hari dirumah.

5

f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai Petani bersama dengan istrinya. Penghasilan
perbulan Rp. 1.000.000,00. Pasien memiliki 2 orang anak, anak pertama
berusia 8 tahun dan anak kedua berusia 18 bulan. Pasien tinggal bersama istri
dan kedua anaknya. Biaya kehidupan sehari-hari ditanggung oleh pasien
selaku kepala rumah tangga. Status ekonomi kurang.

g. Riwayat Lingkungan
Penderita tinggal seorang diri disebuah rumah pribadi yang tidak begitu luas
dengan ukuran 8 x 6 m
2
terdiri dari ruang tamu dengan 4 jendela bersatu
dengan ruang keluarga dan tempat tidur, satu kamar tidur dengan jendela 1
buah, satu kamar mandi, satu wc , dan ruang dapur yang menjadi satu dengan
kandang ayam dan juga meja makan. Rumah tidak memiliki pagar pembatas.
Ventilasi dan pencahayaan kurang. Atap rumah tersusun dari genteng dan
tidak ditutup langit-langit. Lantai rumah masih tanah. Kamar tidur dilengkapi
dengan sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana.
Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya menggunakan air sumur. Sehari-
hari penderita memasak menggunakan kompor.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 25 Maret 2014 jam 16.30 WIB
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Vital sign :
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit,
Suhu badan : 36,5
o
C (axiller)
6

BB : 43 kg
TB : 165 cm
BMI : 16,5 kg/m
2
(status gizi kurang)
d. Status internus
Kepala : Mesosefal
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil bulat isokor 3 mm/3 mm
Telinga : Serumen (-) sedikit, nyeri mastoid (-), nyeri tragus (-),
membrane timpani intak, perforasi (-), reflek cahaya putih seperti
mutiara
Hidung : Deviasi (-), nafas cuping hidung (-), deformitas (-),
secret (-), pembesaran konka (-), konka hiperemis (-)
Mulut : Bibir pucat (-) sianosis (-), karies gigi (+), lidah kotor
(-), ukuran tonsil T1-T1, hiperemis (-), kripte melebar (-), faring
hiperemis (-) jaringan granulasi (-)
Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-/-), pembesaran kelenjar
limfe (-/-)
Thorak :
Jantung :
Inspesksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Isctus cordis teraba di ICS V 2 cm medial LMCS
Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, suara tambahan (-)





7

Paru :
Dextra Sinistra
Depan
Inspeksi

Palpasi

Perkusi
Auskultasi

Bentuk dada normal, Gerakan
simetris, statis, dinamis,
Stem fremitus kanan = kiri
Nyeri tekan (-)
sonor seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler (+)
Suara tambahan :
ronchi (-), wheezing (-)

bentuk dada normal, Gerakan simetris,
statis, dinamis,
Stem fremitus kanan = kiri
Nyeri tekan (-)
sonor seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler (+)
Suara tambahan :
ronchi (-), wheezing (-)
Belakang
Inspeksi
Palpasi

Perkusi
Auskultasi

Gerakan simetris statis dinamis,
Stem fremitus kanan = kiri, nyeri
tekan (-)
sonor seluruh lapang paru
Suara nafas dasar vesikuler (+)
Suara tambahan :
ronchi (-), wheezing (-)

Gerakan simetris statis dinamis
Stem fremitus kanan = kiri, nyeri
tekan (-)
sonor seluruh lapang paru
Suara nafas dasar vesikuler (+)
Suara tambahan :
ronchi (-), wheezing (-)


Abdomen
Inspeksi : Permukaan dinding abdomen datar, bentuk simetris,
benjolan (-), warna kulit seperti kulit sekitar,
Auskultasi : Bising usus (+)
Depan
Belakang
SD: vesikuler
SD: vesikuler
8

Perkusi : Tympani, pekak sisi(+), pekak alih (-), tes undulasi (-)
Palpasi :
Palpasi Ringan: nyeri tekan (-), rigiditas (-), benjolan (-), spasme otot
(-)
Palpasi Dalam : hepar, lien dan ginjal dalam batas normal
Ekstremitas
Superior Inferior
Akral dingin
Oedem
Clubbing finger
Pucat
Sianosis
Reflek fisiologis
Reflek patologis
Kapilary refill
-/-
-/-
-/-
-/-
-/-
+N/+N
-/-
< 2 detik
-/-
-/-
-/-
-/-
-/-
+N/+N
-/-
< 2 detik

RESUME
11 bulan yang lalu pasien mengeluh batuk disertai dahak berwarna
kuning kehijauan, bercak darah (-), demam (+), nafsu makan menurun, pusing
(+), sesak nafas (+), nyeri dada (-), keluar keringat dingin pada malam hari (+)
pasien juga mengaku sulit untuk tidur, BAB dan BAK tidak ada kelainan.
Sejak 7 bulan yang lalu pasien dinyatakan menderita penyakit TB paru dan
setelah menjalani pengobatan selama 6 bulan pasien dinyatakan telah sembuh.
Pada waktu dilakukan home visitke rumah Tn.S, pasien masih mengeluh
batuk (-), berdahak (-), bercak darah (-), mual (-), muntah (-), sakit kepala
(+), tidak sesak nafas. Pasien tidak merasakan demam. Berat badan pasien
sudah mulai naik. Pasien mengaku bahwa dalam 1 keluarga tidak ada yang
menderita sakit yang sama.

9


PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1. Diagnosis Holistik :
Tn.S usia 45 tahun, extended family, tuberkulosis paru, status gizi
kurang. Hubungan keluarga harmonis, dan hubungan dengan masyarakat
sekitar terjalin baik.
2. Diagnosis Biologis
Cephalgia post TB paru
3. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan
pasien dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung, serta
hubungan dengan tetangga dan lingkungan sekitar terjalin dengan baik
pula.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status
ekonomi cukup.

PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
Memberikan edukasi kepada pasien tentang :
Menjelaskan mengenai penyakit yang di derita pasien sekarang.
Memberikan edukasi mengenai apa itu penyakit tuberkulosis, penyebab,
gejalanya, cara penularan, cara pencegahan, komplikasi, serta cara
pengobatan tuberkulosis paru.
Memberikan edukasi mengenai Prilaku hidup sehat dan bersih.
10

Memberikan motivasi kepada pasien bila terdapat keluhan segera periksa
kedokter agar mendapat pengobatan dan penjelasan tentang keadaannya
untuk mendeteksi kekambuhan.
Makan makanan tinggi protein, sayur, dan banyak minum.
Olahraga ringan secara teratur.
Usahakan untuk membawa anggota keluarga terutama yang tinggal dalam
satu rumah atau tetangganya agar mau memeriksakan diri kepuskesmas
terdekat, RS atau pelaynan kesehatan lainny jika ada keluhan yang sama.

Medikamentosa
Asam mefenamat 3 X 1
Vit B comp 1X 1
















11


FOLLOW UP
Tanggal 25 Maret 2014 pukul 18.30 WIB ( Home visit 1)
Subyektif : kepala pusing
Obyektif
Tanda Vital : T = 120/70 mmHg, HR = 86x/menit, RR = 18x/menit, t =
36,5C
Kesan umum Baik, Compos Mentis
Tanda Vital TD : 120/70 mmHg
RR : 18 x/menit
HR : 86 x/menit
Suhu : 36,5
0
C
Kepala Kesan Mesochepal
Kulit Anemis (-), sianosis (-), ikterik (-), petechiae (-)
Mata Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung Deformitas (-), nafas cuping (-), secret (-/-)
Telinga Discharge (-/-)
Mulut Bibir kering (-), sianosis (-), caries gigi (-),
Tenggorok T
1-1
, faring hiperemis (-)
Leher JVP +1, pembesaran limfenodi (-), nyeri tekan (-)
Thoraks Inspeksi Bentuk dada normal, Gerakan simetris, statis,
dinamis,
Perkusi Stem fremitus kanan = kiri , Nyeri tekan (-)
Palpasi sonor seluruh lapang paru
Auskultasi Suara dasar vesikuler (+)Suara tambahan :
ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen datar, venektasi (-), bising usus (+) normal, timpani,
lemas, hepar tidak teraba dan lien So
12

Ekstremitas Superior Inferior
AkralDingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Oedem -/- -/-
Capillary refill < 2 < 2


Tanggal 11 April 2014 pukul 15.30 WIB ( Home visit II )
Subyektif : tidak adak keluhan
Obyektif
Tanda Vital : T = 120/80 mmHg, HR = 86x/menit, RR = 18x/menit, t =
36,5C
Kesan umum Baik, Compos Mentis
Tanda Vital TD : 120/80 mmHg
RR : 18 x/menit
HR : 86 x/menit
Suhu : 36,5
0
C
Kepala Kesan Mesochepal
Kulit Anemis (-), sianosis (-), ikterik (-), petechiae (-)
Mata Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung Deformitas (-), nafas cuping (-), secret (-/-)
Telinga Discharge (-/-)
Mulut Bibir kering (-), sianosis (-), caries gigi (-),
Tenggorok T
1-1
, faring hiperemis (-)
Leher JVP +1, pembesaran limfenodi (-), nyeri tekan (-)
Thoraks Inspeksi Bentuk dada normal, Gerakan simetris, statis,
dinamis,
Perkusi Stem fremitus kanan = kiri , Nyeri tekan (-)
Palpasi sonor seluruh lapang paru
13

Auskultasi Suara dasar vesikuler (+)Suara tambahan :
ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen datar, venektasi (-), bising usus (+) normal, timpani,
lemas, hepar tidak teraba dan lien So
Ekstremitas Superior Inferior
AkralDingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Oedem -/- -/-
Capillary refill < 2 < 2



FLOW SHEET
Nama : Ny. Sn (626 tahun)
Diagnosis : Tuberkulosis Paru
Tabel 2.Flowsheet penderita
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
25/03/14














Tensi : 120/80
mmHg
Nadi :
86x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36,5C






Kepala
pusing




Memberikan edukasi kepada
pasien tentang :
Menjelaskan mengenai
penyakit yang di derita
pasien sekarang.
Memberikan edukasi
mengenai apa itu
penyakit tuberkulosis,
penyebab, gejalanya,
cara penularan, cara
pencegahan,
komplikasi, serta cara
pengobatan tuberkulosis
paru.
Memberikan edukasi
Sakit kepala
hilang







14

mengenai Prilaku hidup
sehat dan bersih.
Memberikan motivasi
kepada pasien bila
terdapat keluhan segera
periksa kedokter agar
mendapat pengobatan
dan penjelasan tentang
keadaannya untuk
mendeteksi
kekambuhan.
Makan makanan tinggi
protein, sayur, dan
banyak minum.
Olahraga ringan secara
teratur.
Usahakan untuk
membawa anggota
keluarga terutama yang
tinggal dalam satu
rumah atau tetangganya
agar mau memeriksakan
diri kepuskesmas
terdekat, RS atau
pelaynan kesehatan
lainny jika ada keluhan
yang sama.

Medika mentosa
1. Asam mefenamat 3 X 1
2. Vit B comp 1X 1


15

Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
11/04/14














Tensi : 120/80
mmHg
Nadi :
86x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36,5C






Tidak ada
keluhan




- -












TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas penderita (Tn.S, 45 tahun) dengan TB paru, Istri (Ny.R,
37 tahun) sehat , dan 2 anak Tn.S (An.L, 8 tahun, An.B 18 bulan) Sehat.
b. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga harmonis, saling mendukung, membantu, dan perhatian
sesama anggota keluarga.
c. Fungsi Sosial
Penderita hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan
masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
16

d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita seorang kepala rumah tangga dan bekerja sebagai petani .
Penghasilan mampu mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
status ekonomi kurang.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan
dengan cara dimusyawarahkan bersama-sama.
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Dilakukan APGAR keluarga yang dilakukan penilaian terhadap 5 fungsi
pokok keluarga yang kemudian tergantung dari pelaksanaan kelima fungsi
keluarga tersebut dapat diketahui tingkat kesehatan keluarga yang dinilai, meliputi
Adaption, Partnership, Growth, Affection, Resolve.

Tabel 3. APGAR score keluarga Tn.S
Kode APGAR
Tn. S Ny.R An.
L
An.
B
A
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya
bila saya mendapat masalah.
2 2 2 2
P
Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan
membagi masalah dengan saya.
2 2 2 2
G
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru.
2 2 2 2
A
Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan
kasih sayang dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian, dll.
2 2 2 2
R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama
2 2 2 2
Total (Kontribusi) 10 10 10 10


17

Score APGAR :
- Hampir tidak pernah : 0
- Kadang-kadang : 1
- Hampir selalu : 2
Rata-rata APGAR score keluarga Tn.S = 10
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Tn.S baik

3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn.S
Sumber Patologi Ket.
Social Interaksi sosial cukup baik -
Cultural
Kebanggaan terhadap budaya baik, tradisi budaya masyarakat masih
diikuti.
-
Religion
Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan
ibadah cukup baik. Pasien beragama islam. Sholat 5 waktu tetap
dilaksanakan meskipun kondisi sedang sakit.
-
Economic Penghasilan kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. +
Education
Tingkat pendidikan keluarga Tn. S cukup (SMA). Namun dalam hal
pengetahuan tentang penyakit tuberculosis, dan pola hidup sehat
masih kurang.
+
Medical
Kesadaran penderita dan keluarga akan pentingnya kesehatan masih
kurang. Hal ini dapat terlihat pada kondisi rumah yang kurang
bersih, sudah mengetahui bahwa pasien menderita penyakit
tuberkulosis, namun pasien tidak mau berusaha untuk mencari tahu
tentang penyakit tuberkulosis.
Jika pasien sakit biasanya berobat ke puskesmas, dan atau ke rumah
sakit terdekat.
+

Kesimpulan : Terdapat fungsi patologis pada keluarga Tn S yaitu fungsi
Economic , Education, dan Medical.

18






1. GENOGRAM








Diagram 1. Genogram keluarga Tn. S

Keterangan :





Kesimpulan : tidak ditemukan anggota keluarga yang sakit yang sama dengan pasien.







: laki-laki, perempuan meninggal
: tinggal serumah
: laki-laki
: perempuan
: pasien
19

2. POLA INTERAKSI KELUARGA







Diagram 2. Pola interaksi keluarga Tn. S

Kesimpulan : Pola interaksi dua arah antar anggota keluarga berjalan baik dan
harmonis.
4. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Tingkat pendidikan keluarga cukup, dimana pendidikan terakhir Tn. S
dan Ny. R adalah SMA dan SMP. Walaupun pendidikan terakhir pasien
adalah SMA, pengetahuan mengenai penyakit tuberculosis paru, dan pola
hidup sehat masih kurang.
b. Sikap
Kesadaran Penderita dan keluarganya akan pentingnya kesehatan sudah
cukup. Hal ini dapat terlihat pada kondisi rumah yang bersih, pasien mau
berusaha untuk mencari tahu tentang penyakit tuberkulosis.
c. Tindakan
Penderita dan keluarga memiliki kesadaran untuk segera datang berobat
jika ada keluhan. Untuk kontrol sakit TBpasien sudah kontrol rutin ke dokter,
pasien mengaku meminum obat setiap hari.



Keterangan :
: Hubungan baik
: Hubungan tidak baik
Tn.S
Ny. R
An.Bs An.Lm
20

5. FAKTOR NON PERILAKU
a. Lingkungan
Rumah tidak tertata rapi, kebersihan kurang, ventilasi dan pencahayaan kurang.
Saluran pembuangan limbah tidak lancar, sampah keluarga dibuang di belakang
rumah. Lingkungan sekitar kurang bersih.
b. Keturunan
Tidak terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita.
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular.
c. Pelayanan Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah RSI
PKU Muhammadiyah Weleri.

6. LINGKUNGAN INDOOR
Penderita tinggal seorang diri disebuah rumah pribadi yang tidak begitu luas
dengan ukuran 8 x 6 m
2
terdiri dari ruang tamu dengan 4 jendela bersatu
dengan ruang keluarga dan tempat tidur, satu kamar tidur dengan jendela 1
buah, satu kamar mandi, satu wc , dan ruang dapur yang menjadi satu dengan
kandang ayam dan juga meja makan. Rumah tidak memiliki pagar pembatas.
Ventilasi dan pencahayaan kurang. Atap rumah tersusun dari genteng dan
tidak ditutup langit-langit. Lantai rumah masih tanah. Kamar tidur dilengkapi
dengan sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber
air untuk kebutuhan sehari-harinya menggunakan air sumur. Sehari-hari
penderita memasak menggunakan kompor.
7. LINGKUNGAN OUTDOOR
Lingkungan sekitar rumah berupa perkampungan dengan kondisi
masyarakat akrab dan baik. Rumah satu dengan yang lainnya saling berdekatan.
Rumah langsung berhadapan dengan jalan, dengan kondisi jalan beraspal tetapi
sedikit rusak. Untuk limbah rumah tangga dialirkan ke got sekitar rumahnya dan
21

saluran limbah di sekitar rumah kering. Untuk tempat pembuangan sampah diluar
rumah tidak ada, jalan didepan rumah lebarnya cukup luas terbuat dari tanah.
Kesan kebersihan lingkungan sekitar rumah cukup baik.






8. DENAH RUMAH
KAMAR
MANDI

TEMPAT HEWAN PELIHARAAN RUANG DAPUR
AYAM DAN BURUNG

TEMPAT MAKAN


RUANG KELUARGA

KAMAR TIDUR

RUANG TAMU

HALAMAN RUMAH
R
U
M
A
H

T
E
T
A
N
G
G
A
22



9. RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : cukup
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : Baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : Ada fungsi patologis yaitu fungsi Education,
dan Medical.
4. Fungsi Genogram Keluarga : Tidak ada penyakit yang diturunkan
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : Baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : Kurang
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : Kurang
8. Fungsi Lingkungan Indoor : Kurang
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : Cukup

DAFTAR MASALAH

1. Masalah Medis
Cephalgia post t
2. Masalah Non Medib paru
a. Pengetahuan penderita dan keluarga tentang penyakit tuberkulosis paru masih
rendah
b. Ekonomi kurang
c. Pengetahuan penderita dan keluarga tentang pola hidup sehat masih rendah
d. Rumah kurang sehat



23

PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah

Keterangan :
I :Importancy (pentingnya masalah)
P :Prevalence (besarnya masalah)
S :Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB :Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
No
.
Daftar Masalah
I
T
R Jumlah IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
1.
Pengetahuan penderita dan
keluarga tentang penyakit
tuberkulosis paru masih
rendah.
5 5 5 3 4 4 4
24.000
(1)
2.
Pengetahuan penderita dan
keluarga tentang pola hidup
sehat masih rendah.
4 5 3 3 4 3 3
6.480
(II)
3.
Rumah kurang sehat

4 4 3 3 4 3 3
5.184
(III)
4.
Penghasilan keluarga
kurang.
4 4 3 3 3 3 3
3.888
(IV)

R :Resourcers (sumber daya yang tersedia)
Mn :Man (tenaga yang tersedia)
Mo :Money (sarana yang tersedia)
Ma :Material (pentingnya masalah)




24

Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain:
1 = tidak penting 3 = cukup penting 5 = sangat penting
2 = agak penting 4 = penting

DIAGRAM PERMASALAH PASIEN





















Tn.S 45 tahun
TUBERKULOSIS
PARU
Pengetahuan penderita dan keluarga tentang
pola hidup sehat masih rendah

Penghasilan kurang

Rumah kurang sehat

Pengetahuan penderita dan keluarga tentang
penyakit tuberkulosis paru masih rendah

25




TAHAP IV HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA DAN
KELUARGA TENTANG POLA HIDUP SEHAT , PENYAKIT
TUBERKULOSIS PARU, SERTA RUMAH KURANG SEHAT DENGAN
KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman Tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga
menyerang organ lainnya. Mycobacterium tuberculosis bersifat tahan asam,
berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak
berkapsul.
1,2

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di
dunia. Tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan
tuberkulosis sebagai Global Health Emergency. Laporan WHO tahun 2004
menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002 dan 3,9
juta adalah kasus Basil Tahan Asam (BTA) positif.
1,2,3

Penyakit TB disebut juga silent disease, yaitu penderita sering kali tidak
menyadari kalau sudah tertular dan baru menyadari ketika gejala dan tanda yang
dirasakan sudah kronis. Adapun gejala dari penyakit ini adalah demam sub febril
menyerupai influenza, dan panas terkadang dapat mencapai 40-41
0
C, batuk disertai
sputum, bercak darah, sesak nafas, nyeri dada, serta gejala malaise yang sering
ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan semakin kurus, sakit
kepala, nyeri otot, berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan. Gejala ini dirasakan
semakin lama semakin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
1,4,5

Sumber penularan penyakit ini adalah penderita tuberkulosis dengan BTA
positif. Proses terjadinya infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis biasanya secara
26

inhalasi, sehingga TB Paru merupakan manifestasi klinis yang paling sering
dibanding organ lainnya.Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil
yang terkandung dalam percikan dahak ( droplet nuclei ), khususnya yang didapat
dari pasien TB Paru dengan batuk berdahak yang mengandung BTA.
1,6

Seperti pada kasus, penyakit tuberkulosis pada keluarga pasien pada awalnya
dimulai dari suami penderita yang telah positif terkena tuberkulosis paru. walaupun
jarang kontak dengan keluarga, namun suami penderita dapat menularkan ke orang
yang ada disekitarnya karena penyakit tuberkulosis ini merupakan salah satu penyakit
yang cepat menular secara inhalasi. Selain suami penderita, anak pasien juga
mengidap penyakit TB. Penularan kepada anak pasien juga bisa ditularkan melalui
inhalaso.Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya, serta masyarakat mengenai penyakit tuberkulosis agar masyarakat
menjadi lebih paham, dan mampu melakukan upaya pencegahan (preventif)

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Tuberkulosis Paru
underweight
2. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan
pasien dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung, serta
hubungan dengan tetangga dan lingkungan sekitar terjalin dengan baik pula.
3. Diagnosis Sosial
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status
ekonomi cukup.

27

Saran Komprehensif
1. Promotif
Edukasi penderita dan keluarga mengenai pola hidup yang baik dan
kriteria rumah yang memenuhi syarat kesehatan.
Edukasi penderita dan keluarga mengenai penyakit tuberkulosis dan
komplikasinya.
2. Preventif
Melakukan pola hidup sehat, tidak membuang dahak di sembarang
tempat, menutup mulut ketika batuk, memakai masker dll.
3. Kuratif
Meminum obat secara teratur TB OAT kategori 1 (2RHZE/4HR) : 3 tablet
KDT
4. Rehabilitatif
Berolahraga secara rutin dan teratur untuk mencegah terjadinya
komplikasi dari penyakit yang diderita serta menjaga kebugaran tubuh.














28


LAMPIRAN POTO KEGIATAN


29


30



31





32






33





34



35


















36

DAFTAR PUSTAKA

1. Zulkifli Amin, Asril Bahar. Tuberkulosis Paru. Dalam buku : Aru W. Sudoyo,
editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta : FKUI, 2007 : 988 993.
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia . Tuberkulosis . Jakarta : PDPI, 2006.
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
Jakarta : DepKes RI, 2007.
4. Direktorat TB Departemen Kesehatan RI dan WHO. Lembar Fakta Tuberkulosis
; 2008.
5. Suradi . Diagnosis dan Pengobatan TB Paru . Dalam buku : Temu Ilmiah
Respirologi, Surakarta 24 25 Maret 2001.
6. Corwin, E.J . Patofisiologi . Jakarta : EGC ; 2009.

You might also like