Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Komprehensif di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Weleri
Disusun oleh : Dadan Fakhrurijal N H2A008009 Rifa Siti Nursyarifa H2A008035 Wiwik Durrotun Nisa H2A008045
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014 2
UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA Tn. S DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA TUBERKULOSIS PARU
TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Kepala Keluarga : Tn. S (45th) Alamat : Purworejo 2/7 Ringin Arum Bentuk Keluarga : extended family No Nama Kedudukan dalam keluarga Umur (th) Jenis Kela min (L/P) Pendidik an Pekerjaa n Ket 1. Tn. S Suami 45 L SMA Petani Sakit 2. Ny.R Istri 37 P SMP Petani Sehat 3 An. LM Anak 8 L SD - Sehat 4 An. BS Anak 18 bln L - - Sehat Tabel 1. DaftarAnggotaKeluarga Kesimpulan tahap I : Di dalam keluarga Tn.S berbentuk extended family didapatkan pasien atas nama Tn.S usia 45 tahun, tamat SMA, seorang kepala rumah tangga, dengan penyakit TB Paru. TAHAP II. STATUS PASIEN IDENTITAS PENDERITA Nama : Tn. S Umur : 45 tahun Jenis kelamin : laki-laki 3
Pekerjaan : Petani Pendidikan : SMA Agama : Islam Alamat : Purworejo 2/7 Ringin Arum Suku : Jawa Tanggal periksa : pasien tidak datang untuk periksa ke RSI. Setelah dilakukan pembagian kasus oleh dokter , Dokter muda secara langsung melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik di rumah Tn. S pada hari Jumat, tanggal 25 Maret 2014 15.30 WIB ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Jumat, tanggal 25 Maret 2014, 15.30 WIB di rumah Tn.S a. Keluhan Utama : batuk lama b. Riwayat Penyakit Sekarang : 11 bulan yang lalu pasien mengeluh batuk disertai dahak berwarna kuning kehijauan, bercak darah (-), demam (+), nafsu makan menurun, pusing (+), sesak nafas (+), nyeri dada (-), keluar keringat dingin pada malam hari (+) pasien juga mengaku sulit untuk tidur, BAB dan BAK tidak ada kelainan pasien membeli dan mengkonsumsi obat dari warung namun tidak ada perubahan 7 bulan yang lalu pasien periksa ke RSI PKU Muhammadiyah Weleri dan dilakukan pemeriksaan dahak (sputum) sebanyak 3 kali yaitu sewaktu, pagi, sewaktu. Hasilnya adalah ditemukan BTA (+1), dan pemeriksaan rontgen dada (cor pulmonal) dan hasilnya adalah TB paru kanan. Kemudian oleh dokter diberikan obat anti tuberculosis. Setelah pengobatan selama 6 bulan, pasien mengaku gejala telah berkurang dan berat badan bertambah, dan pada pemeriksaan sputum didapatkan hasil negatif. Pada waktu dilakukan home visitke rumah Tn.S, pasien masih mengeluh batuk (-), berdahak (-), bercak darah (-), mual (-), muntah (-), sakit 4
kepala (+), tidak sesak nafas. Pasien tidak merasakan demam. Berat badan pasien sudah mulai naik. Pasien mengaku bahwa dalam 1 keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama. c. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat sakit serupa : disangkal penyakit diabetes melitus : disangkal Riwayat penyakit hipertensi : disangkal Riwayat penyakit asma : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat alergi : disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat penyakit TBC : disangkal penyakit diabetes melitus : disangkal Riwayat penyakit hipertensi : disangkal Riwayat penyakit asma : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat alergi : disangkal
e. Riwayat Pribadi Riwayat Merokok : diakui Riwayat minum-minuman keras : disangkal Riwayat memelihara binatang peliharaan (+) yaitu pelihara ayam dimana ayam tinggal dalam satu rumah menjadi satu dengan ruang dapur. Kebiasaan penderita membuang dahak di sembarang tempat, serta tidak memakai masker saat bekerja dan sehari-hari dirumah.
5
f. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien bekerja sebagai Petani bersama dengan istrinya. Penghasilan perbulan Rp. 1.000.000,00. Pasien memiliki 2 orang anak, anak pertama berusia 8 tahun dan anak kedua berusia 18 bulan. Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Biaya kehidupan sehari-hari ditanggung oleh pasien selaku kepala rumah tangga. Status ekonomi kurang.
g. Riwayat Lingkungan Penderita tinggal seorang diri disebuah rumah pribadi yang tidak begitu luas dengan ukuran 8 x 6 m 2 terdiri dari ruang tamu dengan 4 jendela bersatu dengan ruang keluarga dan tempat tidur, satu kamar tidur dengan jendela 1 buah, satu kamar mandi, satu wc , dan ruang dapur yang menjadi satu dengan kandang ayam dan juga meja makan. Rumah tidak memiliki pagar pembatas. Ventilasi dan pencahayaan kurang. Atap rumah tersusun dari genteng dan tidak ditutup langit-langit. Lantai rumah masih tanah. Kamar tidur dilengkapi dengan sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya menggunakan air sumur. Sehari- hari penderita memasak menggunakan kompor.
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 25 Maret 2014 jam 16.30 WIB a. Keadaan umum : baik b. Kesadaran : Compos mentis c. Vital sign : TD : 120/70 mmHg Nadi : 88 x/menit RR : 20 x/menit, Suhu badan : 36,5 o C (axiller) 6
BB : 43 kg TB : 165 cm BMI : 16,5 kg/m 2 (status gizi kurang) d. Status internus Kepala : Mesosefal Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor 3 mm/3 mm Telinga : Serumen (-) sedikit, nyeri mastoid (-), nyeri tragus (-), membrane timpani intak, perforasi (-), reflek cahaya putih seperti mutiara Hidung : Deviasi (-), nafas cuping hidung (-), deformitas (-), secret (-), pembesaran konka (-), konka hiperemis (-) Mulut : Bibir pucat (-) sianosis (-), karies gigi (+), lidah kotor (-), ukuran tonsil T1-T1, hiperemis (-), kripte melebar (-), faring hiperemis (-) jaringan granulasi (-) Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-/-), pembesaran kelenjar limfe (-/-) Thorak : Jantung : Inspesksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Isctus cordis teraba di ICS V 2 cm medial LMCS Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, suara tambahan (-)
7
Paru : Dextra Sinistra Depan Inspeksi
Palpasi
Perkusi Auskultasi
Bentuk dada normal, Gerakan simetris, statis, dinamis, Stem fremitus kanan = kiri Nyeri tekan (-) sonor seluruh lapang paru Suara dasar vesikuler (+) Suara tambahan : ronchi (-), wheezing (-)
bentuk dada normal, Gerakan simetris, statis, dinamis, Stem fremitus kanan = kiri Nyeri tekan (-) sonor seluruh lapang paru Suara dasar vesikuler (+) Suara tambahan : ronchi (-), wheezing (-) Belakang Inspeksi Palpasi
Perkusi Auskultasi
Gerakan simetris statis dinamis, Stem fremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-) sonor seluruh lapang paru Suara nafas dasar vesikuler (+) Suara tambahan : ronchi (-), wheezing (-)
Gerakan simetris statis dinamis Stem fremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-) sonor seluruh lapang paru Suara nafas dasar vesikuler (+) Suara tambahan : ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen Inspeksi : Permukaan dinding abdomen datar, bentuk simetris, benjolan (-), warna kulit seperti kulit sekitar, Auskultasi : Bising usus (+) Depan Belakang SD: vesikuler SD: vesikuler 8
RESUME 11 bulan yang lalu pasien mengeluh batuk disertai dahak berwarna kuning kehijauan, bercak darah (-), demam (+), nafsu makan menurun, pusing (+), sesak nafas (+), nyeri dada (-), keluar keringat dingin pada malam hari (+) pasien juga mengaku sulit untuk tidur, BAB dan BAK tidak ada kelainan. Sejak 7 bulan yang lalu pasien dinyatakan menderita penyakit TB paru dan setelah menjalani pengobatan selama 6 bulan pasien dinyatakan telah sembuh. Pada waktu dilakukan home visitke rumah Tn.S, pasien masih mengeluh batuk (-), berdahak (-), bercak darah (-), mual (-), muntah (-), sakit kepala (+), tidak sesak nafas. Pasien tidak merasakan demam. Berat badan pasien sudah mulai naik. Pasien mengaku bahwa dalam 1 keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama.
9
PATIENT CENTERED DIAGNOSIS 1. Diagnosis Holistik : Tn.S usia 45 tahun, extended family, tuberkulosis paru, status gizi kurang. Hubungan keluarga harmonis, dan hubungan dengan masyarakat sekitar terjalin baik. 2. Diagnosis Biologis Cephalgia post TB paru 3. Diagnosis Psikologis Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung, serta hubungan dengan tetangga dan lingkungan sekitar terjalin dengan baik pula. 4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status ekonomi cukup.
PENATALAKSANAAN Non medikamentosa: Memberikan edukasi kepada pasien tentang : Menjelaskan mengenai penyakit yang di derita pasien sekarang. Memberikan edukasi mengenai apa itu penyakit tuberkulosis, penyebab, gejalanya, cara penularan, cara pencegahan, komplikasi, serta cara pengobatan tuberkulosis paru. Memberikan edukasi mengenai Prilaku hidup sehat dan bersih. 10
Memberikan motivasi kepada pasien bila terdapat keluhan segera periksa kedokter agar mendapat pengobatan dan penjelasan tentang keadaannya untuk mendeteksi kekambuhan. Makan makanan tinggi protein, sayur, dan banyak minum. Olahraga ringan secara teratur. Usahakan untuk membawa anggota keluarga terutama yang tinggal dalam satu rumah atau tetangganya agar mau memeriksakan diri kepuskesmas terdekat, RS atau pelaynan kesehatan lainny jika ada keluhan yang sama.
Medikamentosa Asam mefenamat 3 X 1 Vit B comp 1X 1
11
FOLLOW UP Tanggal 25 Maret 2014 pukul 18.30 WIB ( Home visit 1) Subyektif : kepala pusing Obyektif Tanda Vital : T = 120/70 mmHg, HR = 86x/menit, RR = 18x/menit, t = 36,5C Kesan umum Baik, Compos Mentis Tanda Vital TD : 120/70 mmHg RR : 18 x/menit HR : 86 x/menit Suhu : 36,5 0 C Kepala Kesan Mesochepal Kulit Anemis (-), sianosis (-), ikterik (-), petechiae (-) Mata Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung Deformitas (-), nafas cuping (-), secret (-/-) Telinga Discharge (-/-) Mulut Bibir kering (-), sianosis (-), caries gigi (-), Tenggorok T 1-1 , faring hiperemis (-) Leher JVP +1, pembesaran limfenodi (-), nyeri tekan (-) Thoraks Inspeksi Bentuk dada normal, Gerakan simetris, statis, dinamis, Perkusi Stem fremitus kanan = kiri , Nyeri tekan (-) Palpasi sonor seluruh lapang paru Auskultasi Suara dasar vesikuler (+)Suara tambahan : ronchi (-), wheezing (-) Abdomen datar, venektasi (-), bising usus (+) normal, timpani, lemas, hepar tidak teraba dan lien So 12
Memberikan edukasi kepada pasien tentang : Menjelaskan mengenai penyakit yang di derita pasien sekarang. Memberikan edukasi mengenai apa itu penyakit tuberkulosis, penyebab, gejalanya, cara penularan, cara pencegahan, komplikasi, serta cara pengobatan tuberkulosis paru. Memberikan edukasi Sakit kepala hilang
14
mengenai Prilaku hidup sehat dan bersih. Memberikan motivasi kepada pasien bila terdapat keluhan segera periksa kedokter agar mendapat pengobatan dan penjelasan tentang keadaannya untuk mendeteksi kekambuhan. Makan makanan tinggi protein, sayur, dan banyak minum. Olahraga ringan secara teratur. Usahakan untuk membawa anggota keluarga terutama yang tinggal dalam satu rumah atau tetangganya agar mau memeriksakan diri kepuskesmas terdekat, RS atau pelaynan kesehatan lainny jika ada keluhan yang sama.
Medika mentosa 1. Asam mefenamat 3 X 1 2. Vit B comp 1X 1
15
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target 11/04/14
TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA 1. FUNGSI HOLISTIK a. Fungsi Biologis Keluarga terdiri atas penderita (Tn.S, 45 tahun) dengan TB paru, Istri (Ny.R, 37 tahun) sehat , dan 2 anak Tn.S (An.L, 8 tahun, An.B 18 bulan) Sehat. b. Fungsi Psikologis Hubungan keluarga harmonis, saling mendukung, membantu, dan perhatian sesama anggota keluarga. c. Fungsi Sosial Penderita hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. 16
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan Penderita seorang kepala rumah tangga dan bekerja sebagai petani . Penghasilan mampu mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, status ekonomi kurang. e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan dengan cara dimusyawarahkan bersama-sama. 2. FUNGSI FISIOLOGIS Dilakukan APGAR keluarga yang dilakukan penilaian terhadap 5 fungsi pokok keluarga yang kemudian tergantung dari pelaksanaan kelima fungsi keluarga tersebut dapat diketahui tingkat kesehatan keluarga yang dinilai, meliputi Adaption, Partnership, Growth, Affection, Resolve.
Tabel 3. APGAR score keluarga Tn.S Kode APGAR Tn. S Ny.R An. L An. B A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya mendapat masalah. 2 2 2 2 P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya. 2 2 2 2 G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru. 2 2 2 2 A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayang dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian, dll. 2 2 2 2 R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama 2 2 2 2 Total (Kontribusi) 10 10 10 10
17
Score APGAR : - Hampir tidak pernah : 0 - Kadang-kadang : 1 - Hampir selalu : 2 Rata-rata APGAR score keluarga Tn.S = 10 Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Tn.S baik
3. FUNGSI PATOLOGIS Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn.S Sumber Patologi Ket. Social Interaksi sosial cukup baik - Cultural Kebanggaan terhadap budaya baik, tradisi budaya masyarakat masih diikuti. - Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah cukup baik. Pasien beragama islam. Sholat 5 waktu tetap dilaksanakan meskipun kondisi sedang sakit. - Economic Penghasilan kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. + Education Tingkat pendidikan keluarga Tn. S cukup (SMA). Namun dalam hal pengetahuan tentang penyakit tuberculosis, dan pola hidup sehat masih kurang. + Medical Kesadaran penderita dan keluarga akan pentingnya kesehatan masih kurang. Hal ini dapat terlihat pada kondisi rumah yang kurang bersih, sudah mengetahui bahwa pasien menderita penyakit tuberkulosis, namun pasien tidak mau berusaha untuk mencari tahu tentang penyakit tuberkulosis. Jika pasien sakit biasanya berobat ke puskesmas, dan atau ke rumah sakit terdekat. +
Kesimpulan : Terdapat fungsi patologis pada keluarga Tn S yaitu fungsi Economic , Education, dan Medical.
18
1. GENOGRAM
Diagram 1. Genogram keluarga Tn. S
Keterangan :
Kesimpulan : tidak ditemukan anggota keluarga yang sakit yang sama dengan pasien.
: laki-laki, perempuan meninggal : tinggal serumah : laki-laki : perempuan : pasien 19
2. POLA INTERAKSI KELUARGA
Diagram 2. Pola interaksi keluarga Tn. S
Kesimpulan : Pola interaksi dua arah antar anggota keluarga berjalan baik dan harmonis. 4. FAKTOR PERILAKU a. Pengetahuan Tingkat pendidikan keluarga cukup, dimana pendidikan terakhir Tn. S dan Ny. R adalah SMA dan SMP. Walaupun pendidikan terakhir pasien adalah SMA, pengetahuan mengenai penyakit tuberculosis paru, dan pola hidup sehat masih kurang. b. Sikap Kesadaran Penderita dan keluarganya akan pentingnya kesehatan sudah cukup. Hal ini dapat terlihat pada kondisi rumah yang bersih, pasien mau berusaha untuk mencari tahu tentang penyakit tuberkulosis. c. Tindakan Penderita dan keluarga memiliki kesadaran untuk segera datang berobat jika ada keluhan. Untuk kontrol sakit TBpasien sudah kontrol rutin ke dokter, pasien mengaku meminum obat setiap hari.
Keterangan : : Hubungan baik : Hubungan tidak baik Tn.S Ny. R An.Bs An.Lm 20
5. FAKTOR NON PERILAKU a. Lingkungan Rumah tidak tertata rapi, kebersihan kurang, ventilasi dan pencahayaan kurang. Saluran pembuangan limbah tidak lancar, sampah keluarga dibuang di belakang rumah. Lingkungan sekitar kurang bersih. b. Keturunan Tidak terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita. Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular. c. Pelayanan Kesehatan Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah RSI PKU Muhammadiyah Weleri.
6. LINGKUNGAN INDOOR Penderita tinggal seorang diri disebuah rumah pribadi yang tidak begitu luas dengan ukuran 8 x 6 m 2 terdiri dari ruang tamu dengan 4 jendela bersatu dengan ruang keluarga dan tempat tidur, satu kamar tidur dengan jendela 1 buah, satu kamar mandi, satu wc , dan ruang dapur yang menjadi satu dengan kandang ayam dan juga meja makan. Rumah tidak memiliki pagar pembatas. Ventilasi dan pencahayaan kurang. Atap rumah tersusun dari genteng dan tidak ditutup langit-langit. Lantai rumah masih tanah. Kamar tidur dilengkapi dengan sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya menggunakan air sumur. Sehari-hari penderita memasak menggunakan kompor. 7. LINGKUNGAN OUTDOOR Lingkungan sekitar rumah berupa perkampungan dengan kondisi masyarakat akrab dan baik. Rumah satu dengan yang lainnya saling berdekatan. Rumah langsung berhadapan dengan jalan, dengan kondisi jalan beraspal tetapi sedikit rusak. Untuk limbah rumah tangga dialirkan ke got sekitar rumahnya dan 21
saluran limbah di sekitar rumah kering. Untuk tempat pembuangan sampah diluar rumah tidak ada, jalan didepan rumah lebarnya cukup luas terbuat dari tanah. Kesan kebersihan lingkungan sekitar rumah cukup baik.
8. DENAH RUMAH KAMAR MANDI
TEMPAT HEWAN PELIHARAAN RUANG DAPUR AYAM DAN BURUNG
TEMPAT MAKAN
RUANG KELUARGA
KAMAR TIDUR
RUANG TAMU
HALAMAN RUMAH R U M A H
T E T A N G G A 22
9. RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : cukup 2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : Baik 3. Fungsi Patologis (SCREEM) : Ada fungsi patologis yaitu fungsi Education, dan Medical. 4. Fungsi Genogram Keluarga : Tidak ada penyakit yang diturunkan 5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : Baik 6. Fungsi Perilaku Keluarga : Kurang 7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : Kurang 8. Fungsi Lingkungan Indoor : Kurang 9. Fungsi Lingkungan Outdoor : Cukup
DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis Cephalgia post t 2. Masalah Non Medib paru a. Pengetahuan penderita dan keluarga tentang penyakit tuberkulosis paru masih rendah b. Ekonomi kurang c. Pengetahuan penderita dan keluarga tentang pola hidup sehat masih rendah d. Rumah kurang sehat
23
PRIORITAS MASALAH Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
Keterangan : I :Importancy (pentingnya masalah) P :Prevalence (besarnya masalah) S :Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah) SB :Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah) No . Daftar Masalah I T R Jumlah IxTxR P S SB Mn Mo Ma 1. Pengetahuan penderita dan keluarga tentang penyakit tuberkulosis paru masih rendah. 5 5 5 3 4 4 4 24.000 (1) 2. Pengetahuan penderita dan keluarga tentang pola hidup sehat masih rendah. 4 5 3 3 4 3 3 6.480 (II) 3. Rumah kurang sehat
R :Resourcers (sumber daya yang tersedia) Mn :Man (tenaga yang tersedia) Mo :Money (sarana yang tersedia) Ma :Material (pentingnya masalah)
24
Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain: 1 = tidak penting 3 = cukup penting 5 = sangat penting 2 = agak penting 4 = penting
DIAGRAM PERMASALAH PASIEN
Tn.S 45 tahun TUBERKULOSIS PARU Pengetahuan penderita dan keluarga tentang pola hidup sehat masih rendah
Penghasilan kurang
Rumah kurang sehat
Pengetahuan penderita dan keluarga tentang penyakit tuberkulosis paru masih rendah
25
TAHAP IV HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA DAN KELUARGA TENTANG POLA HIDUP SEHAT , PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU, SERTA RUMAH KURANG SEHAT DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ lainnya. Mycobacterium tuberculosis bersifat tahan asam, berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. 1,2
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia. Tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Health Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002 dan 3,9 juta adalah kasus Basil Tahan Asam (BTA) positif. 1,2,3
Penyakit TB disebut juga silent disease, yaitu penderita sering kali tidak menyadari kalau sudah tertular dan baru menyadari ketika gejala dan tanda yang dirasakan sudah kronis. Adapun gejala dari penyakit ini adalah demam sub febril menyerupai influenza, dan panas terkadang dapat mencapai 40-41 0 C, batuk disertai sputum, bercak darah, sesak nafas, nyeri dada, serta gejala malaise yang sering ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan semakin kurus, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan. Gejala ini dirasakan semakin lama semakin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur. 1,4,5
Sumber penularan penyakit ini adalah penderita tuberkulosis dengan BTA positif. Proses terjadinya infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis biasanya secara 26
inhalasi, sehingga TB Paru merupakan manifestasi klinis yang paling sering dibanding organ lainnya.Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang terkandung dalam percikan dahak ( droplet nuclei ), khususnya yang didapat dari pasien TB Paru dengan batuk berdahak yang mengandung BTA. 1,6
Seperti pada kasus, penyakit tuberkulosis pada keluarga pasien pada awalnya dimulai dari suami penderita yang telah positif terkena tuberkulosis paru. walaupun jarang kontak dengan keluarga, namun suami penderita dapat menularkan ke orang yang ada disekitarnya karena penyakit tuberkulosis ini merupakan salah satu penyakit yang cepat menular secara inhalasi. Selain suami penderita, anak pasien juga mengidap penyakit TB. Penularan kepada anak pasien juga bisa ditularkan melalui inhalaso.Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya, serta masyarakat mengenai penyakit tuberkulosis agar masyarakat menjadi lebih paham, dan mampu melakukan upaya pencegahan (preventif)
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Diagnosis Holistik : 1. Diagnosis Biologis Tuberkulosis Paru underweight 2. Diagnosis Psikologis Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung, serta hubungan dengan tetangga dan lingkungan sekitar terjalin dengan baik pula. 3. Diagnosis Sosial Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status ekonomi cukup.
27
Saran Komprehensif 1. Promotif Edukasi penderita dan keluarga mengenai pola hidup yang baik dan kriteria rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Edukasi penderita dan keluarga mengenai penyakit tuberkulosis dan komplikasinya. 2. Preventif Melakukan pola hidup sehat, tidak membuang dahak di sembarang tempat, menutup mulut ketika batuk, memakai masker dll. 3. Kuratif Meminum obat secara teratur TB OAT kategori 1 (2RHZE/4HR) : 3 tablet KDT 4. Rehabilitatif Berolahraga secara rutin dan teratur untuk mencegah terjadinya komplikasi dari penyakit yang diderita serta menjaga kebugaran tubuh.
28
LAMPIRAN POTO KEGIATAN
29
30
31
32
33
34
35
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Zulkifli Amin, Asril Bahar. Tuberkulosis Paru. Dalam buku : Aru W. Sudoyo, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta : FKUI, 2007 : 988 993. 2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia . Tuberkulosis . Jakarta : PDPI, 2006. 3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta : DepKes RI, 2007. 4. Direktorat TB Departemen Kesehatan RI dan WHO. Lembar Fakta Tuberkulosis ; 2008. 5. Suradi . Diagnosis dan Pengobatan TB Paru . Dalam buku : Temu Ilmiah Respirologi, Surakarta 24 25 Maret 2001. 6. Corwin, E.J . Patofisiologi . Jakarta : EGC ; 2009.