You are on page 1of 10

I.

Pendahuluan


Aspek kebudayaan masyarakat Gorontalo dilaksanakan berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan dalam adat istiadat sejak dahulu kala. Hal ini dapat
dilihat dari Tahudu lo mongopanggola (ucapan orang-orang tua) yang tertuang dalam
Buku Adat, Empat Aspek Adat Daerah Gorontalo 1985:
Aadati ma dili-dilito Adat telah dipatokkan
Bolo mopoaito Tinggal merangkaikan,
Aadati ma hunti-huntingo Adat telah ditetapkan
Bolo mopodembingo Tinggal melekatkan
Diduboli-diduboli J angan lagi
Tomalia limongoli Kamu merubahnya

Namun perlu diperhatikan bahwa adat dan hokum selalu berubah sesuai dengan
sifatnya dan perkembangan zaman. Para leluhurpun sudah memikirkan hal ini sesuai
pesan seumpama mengayuh biduk sebagai berikut:
Wonu tangga kumoungo J ika galah bengkok
Potulide dulungo Luruskan arahnya
Wonu tangga mobibidu J ika galah berpilin
Ito mopotulidu Kita meluruskannya
Wonu tangga tumumbolo J ika galah patah
Ito tu-tudulo Kitalha yang mendayungnya

Pada waktu agama Islam menjadi agama masyarakant Gorontalo pada abad ke enam
belas terkenal kata-kata bijak leluhur:
Adat bersendi syara, syara bersendi Kitabullah. Tatakrama adapt yang dilaksanakan
oleh masyarakat haruslah sesuai dengan ajaran agama.
Kebudayaan yang bernafaskan Islam lambat laun masuk ke dalam tata adat
Gorontalo antara lain, bahasa, musik, tatakrama perhelatan bahkan sapaan seperti Aba
(Ayah), Umi (Ibu), Ami (Paman).
Aspek-aspek adapt Gorontalo pada hakekatnya adalah saling menghargai dan
menghormati. Walaupun pada dasarnya manusia sama namun Allah memberikan
amanah kepada yang kehendaki-Nya. Allah menciptakan manusia tidak serentak di
seluruh dunia tetapi berlapis-lapis, turun temurun sehingga terjadi tingkatan orang-orang
tua, orang muda dan anak-anak. Demikian pula susunan masyarakat ada yang dituakan
karena jabatannya atau ilomatonya (karyawan) dan ada pula masyarakat (tuangolipu).
Yang muda menghormati yang tua dan masyarakat menghormati pimpinan.
Tatakrama menghormati orang lain bukan merendahkan diri malah dapat
mengangkat derajat diri seseorang. Yang dihormati merasa dihargai sedangkan yang
menghormati terangkat derajatnya sebagai manusia yang mengenal tatakrama dan adat.
Sedangkan muara dari penghormatan itu sendiri semuanya ditujukan kepada Allah SWT.
Hal ini dapat disimak dari kata-kata arif leluhur sebagai berikut:
Wolipopo todidi lobaya Kunang-kunang (amanah) di dahi
Tuau lo humaya Merupakan suatu tanda
U wito u tombuluo Itu yang dihormati
Tuoto Tio woluwo Pertanda Dia (Allah) itu ada
Aspek tatakrama yang berhubungan dengan dasar saling menghormati, salah
satunya tercermin dama budayasapaan / toli atau nama panggilan bagi seseorang.
Tidak dapat dihindari pengaruh-pengaruh budaya luar yang terjadi, misalnya dari negeri
Arab, Cina, Negara-negara Barat maupun dari daerah-daerah lain di tanah air, namun
budaya leluhur perlu dilestarikan Ito tu- tudulo (kitalah yang mendayung /
mengendalikan), sebagaimana tercantum dalam bait terakhir pesan leluhur yang telah
disebutkan di atas.

II. Sejarah sapaan / Toli

Sapaan / Toli atau nama panggilan bagi seseorang adalah salah satu kebudayaan
masyarakat Goronatalo. Tatakrama ini sudah ada berabad-abad lamanya. Menurut
Wulito atau cerita leluhur kebudayaan ini berkembang menjadi pulanga atau gelar
kepada raja jogugu, marsaoleh dan para pejabat kerajaan / negeri yang dinobatkan atau
dinilai berilomato atau berkarya dalam negeri. Bahkan apabila wafatpun raja dan
pejabat-pejabat masih dianugerahi gelar yang disebut garai yang juga diberikan sesuai
dengan karyanya semasa hidupnya.
Sapaan bermakna sebagai suatu penghormatan bagi seseoran. Selain dari pada itu
sapaan /toli bisa mempererat tali persaudaraan atau tali kekeluargaan. Dengan sapaan
yang manis seseorang merasa dihargai sehingga timbul sense of belonging, merasa
bagian dari keluarga atau lingkungannya.
Nabi Muhammad SAW menyapa isteri-isteri beliau dengan nama panggilan, yang
manis dan halus. Beliau menyapa Aisyah ra: Humairah artinya Si Pipi yang merah,
yaitu sapaan kesayangan bagi isteri yang cantik.
Pada zaman dahulu dalam lingkungan kerajaan, sapaan-sapaan terjaga sangat baik.
Dalam lingkungan ini hamper tidak terdengar panggilan nama asli / kecil seseorang.
Menyapa raja dan pejabat-pejabat Ti Olongia, Ti J ogugu, Ti Wulea, atau sapaan Ti
Eeyanggu: Sapaan untuk ratu, permaisuri dan isteri-isteri pejabat Ti Mbui, Ti Boki,
Putera Puteri dan cucu Bantha, Te tapulu Ti Putiri Te Uti, Ti Pii dan sebagainya.
Sebaliknya keluarga dan para putera puteri menyapa pegawai kerajaan dengan nama
jabatan masing-masing sampai pangkat yang paling rendah sekalipun tanpa menyebut
nama kecilnya.
Setelah struktur pemerintahan kejaaan dihapuskan oleh pemerintah Belanda pada
abad ke 19 kedudukan raja tidak ada lagi, namun sapaannya tetap melekat sampai raja
tersebut wafat. Sebelum kemerdekaan, Pimpinan negeri tertinggi adalah J ogugu. Pada
awal kemerdekaan Gorontalo dipimpin oleh Kepala Daerah, kemudian Residen
Koordinator, selanjutnya Bupati dan saat ini Gubernur. Sapaan untuk pejabat-pejabat
tersebut sesuai jabatannya , sedangkan sapaan Mbui, Boki dan lain-lainnya tetap sampai
sekarang.
Raja Limutu Mbui Nggealo (1352) terkenal dengan kelembutannya bertutur kata.
Kepada siapa saja beliau menyapa dengan Teyi Uti atau Ti pii (panggilan kesayangan
bagi anak laki-laki dan perempuan). Oleh sebab itu waktu wafat beliau memperoleh
gelar garai Ta Uti Uti.
Waktu Gorontalo masih berbentuk kerajaan pada abad ke-empat belas, raja-raja diberi
sapaan yang sesuai ilamatonya (karyanya), atau nama negeri yang ditaklukan maupun
negeri tempatnya berkuasa / memerintah. Raja Ilahude yaitu raja yang pertama
menghimpun kerajaan-kerajaan kecil menjadi Hulonthalangi (sekarang Gorontalo)
mempunyai sapaan yang banyak, antara lain Ti Wadipalapa, Matanotingga, Bilingkata,
Hungidaa, Wuwabu, Lapoyo dan Latandra Papang (gelar yang diberikan waktu
mengawini putrid Raye, Raja dari Kerajaan Bone). Raja Mbui Molie II (1551) mendapat
sapaan Ti Lembidu artinya yang dekat dengan rakyat. Beliau menganjurkan untuk
menanam tanaman tambahan seperti ketela rambat, talas dan longgi (sejenis talas liar).
Pada tahun 1671 sapaan ditingkatkan dengan penganugerahan gelar resmi yang
disebut pulanga kepada raja dan pejabat-pejabat yang mempunyai ilamato dalam negeri.
Raja Ilato adalah raja pertama yang dianugerahi pulanga atau gelar dengan upacara
pohutu atau kebesaran adapt. Beliau diberi pulanga Ti J u Panggola artinya Orang
yang dituakan, karena beliau mengajak rakyatnya, mendalami agama dan kedekatan diri
dengan Allah (Makrifatullah). Ti Mbui Puteri Pulu (1700) dianugerahi pulanga Ti
Tintio artinya seorang yang kreatif. Beliau berkarya dalam menggalakkan pembuatan
minyak kelapa dengan cara mendiamkan santan selama semalam baru dimasak sehingga
minyak yang dihasilkan lebih banyak.
Garai atau gelar yang dianugerahkan pada waktu seorang raja, jogugu dan pejabat-
pejabat negeri wafat diberikan pada saat hari wafatnya.
Raja Eyato (1646) yang wafat di Seilon mendapat Garai. Ta to Selongi artinya
raja terbaik yang wafat di Seilon. Raja Ilato dianugerahi garai Ta lo baya lipu,
artinya raja terbaik yang mencerahkan negeri. Raja Tangahu (1860) diberi gelar Ta
ilo tahangi artinya raja terbaik yang tidak mau tunduk pada Belanda.
Beda antara Pulanga dan Garai adalah:
- Untuk pulanga gelar diawali dengan Ti (Ti J u Panggola)
- Untuk garai diawali dengan Ta (Ta loo Tahangi)

III. Sapaan bagi keluarga dan masyarakat

Sapaan dalam keluarga dan masyarakat Gorontalo sudah berlaku turun temurun
sesuai adat leluhur. Bagi masyarakat Gorontalo tabu (dianggap tidak sopan) untuk
menyapa seseorang terutama orang-orang tua atau yand dituakan karena jabatannya
dengan sapaan nama kecilnya. Sapaan masyarakat mengandung makna yang tinggi
sebagai tanda hormat kepada yang disapa. Sapaan ini mulai ditanamkan kepada
anak-anak sejak dini. Pada zaman dahulu masyarakat menjunjung tinggi tata karma
sapaan tersebut. Begitu luhurnya budaya tersebut sehingga anak-anak hamper tidak
mengetahui nama kecil paman, bibi, dan keluarga mereka yang tua-tua. Mereka
mengenal paman misalnya, Timey / Papa Lisu atau bibinya Tiley / Mama Ani tanpa
tahu nama asli paman dan bibi tersebut. Setelah anak-anak beranjak dewasa baru
mulai mengenal nama paman dan bibi mereka.
Sapaan yang umum digunakan bisa ditemukan di daerah-daerah lain misalnya
Papa / Mamanya Pulan, sebagai sapaan bagi orang yang sudah berkeluarga, namun
ada yang unik dan khusus dipakai oleh masyarakat Gorontalo yaitu sapaan dengan
Toli.
Toli artinya sapaan untuk menghormati seseorang yang sudah berkeluarga
dengan menggunakan Temey bagi bapak-bapak dan Tiley bagi ibu-ibu di depan
nama sapaan, sedangkan nama sapaan yang dipilih biasanya diambil dari nama
ponakan-ponakan langsung maupun ponakan dari sepupuh dan lain-lain, baik dari
pihak wanita atau pihak laki-laki. Pemberian toli ini biasanya diumumkan pada
waktu suatu pasangan baru melaksanakan pernikahan. Misalnya satu pasang suami
isteri yang baru kawin mempunyai ponakan yang bernama Ari maka atas persetujuan
keluarga mereka diresmikan menjadi Timey dan Tiley Ari. Namun ada juga yang
menunda pemberian toil sampai mereka mendapat anak dan memilih sapaan dengan
nama anaknya.
Selain dari pada itu sapaan / toli secara langsung dapat membedakan dua orang
yang mempunuyai nama yang kebetulan sama. Misalnya ada dua orang yang
mempunyai nama yang sama yaitu Hasan Hadjoe. Dengan menggunakan sapaan /
toli kekeliruan dapat dihindari yaitu Hasan Hadjoe yang pertama disapa Temey Ani
sedangkan yang kedua Temey Adri.
Toli untuk pasangan yang sudah mempunyai cucu menggunakan Timbi di depan
nama sapaan, misalnya kakeknya Ali, sapaan menjadi Timbi Ali.
Sapaan untuk keluarga dan masyarakat tersusun sebagai berikut:
a. Sapaan untuk orang tua, kakak, adik dan keluarga inti:
- Bapak : Ti Papa / Ti Baba / Ti Aba
- Ibu : Ti Mama / Ti Nana / Ti Umi
- Kakak Laki-laki : Ti kaka
- Kakak Perempuan : Ti Tata / Ti Taci
- Anak Tengah : Ti Tenga
- Adik Bungsu : Ti Ade / Ti Wali
- Kakek : Ti Bapu
- Nenek : Ti Nene
b. Sapaan sesuai status dalam keluarga:
- Paman / Bibi : Paci / Maci
- Paman / Bibi Tertua : Ti Pasatu / Masatu / Patua / Matua
- Paman / Bibi Kedua : Ti Padua / Madua
- Paman / Bibi Tengah : Ti Patenga / Matenga
- Paman / Bibi bungsu :Ti Paali/Maali/Papa Ade/Mama Ade
- Ponakan : Ti Ana
- Cucu : Ti Wombu
c. Sapaan sesuai postur fisik / warna kulit
- Yang tinggi : Ti Patinggi / Matinggi
- Yang sedang : Ti Pasadangi / Masadangi
- Yang pendek : Ti Balimbo / Malimbo / Ti Kodo
- Yang hitam : Ti Paita / Maita / Kaita
- Yang kuning langsat : Ti Pakuni / Makuni / Takuni
- Yang putih : Ti Paputi / Maputi / Kaputi
- Yang besar : Ti Pada / Mada
- Yang kecil : Ti Pakiki / Makiki
d. Sapaan sesuai dengan sifat / akhlak yang baik:
- Yang lincah : Ti Tombili / Tey Ilato
- Yang memperdalam agama : Ti Kiyai / Ti Habibi
- Yang menegur / mendidik : Ti Enthelo
- Yang menjadi Pionir : Ti Papulu / Ti Mapulu
e. Sapaan sesuai dengan tempat tugas / tempat tinggal
- Yang bertugas di Pinohu : Ti Pinohu
- Yang bertugas di Paguyaman : Ti Pogu
- Yang tinggal di Sentul : Papa / Mama Ntul
- Yang tinggal di Kalibata : Oma Kalibata
- Yang tinggal di Pasar Minggu : Totu Pasar Minggu, dll
f. Sapaan sehubungan dengan jabatan / profesi:
- Yang menjabat Camat : Ti Camat
- Yang menjabat Sekretaris : Ti Dulutuli
- Yang menjabat J aksa : Ti Pakiki J akisa
- Yang menjabat Kalim : Ti Bapu Kali
- Yang menjabat Bidan : Ti Mama Bidan, dll
g. Sapaan menggunakan nama anak tertua di belakang Papa, Mama:
- Bapak / Ibu Hamzah Ilahude : Ti Papa / Mama Didy
h. Toli menggunakan nama anak tertua dibelakang Temey dan Tiley:
- Bapak / Ibu Anyou Hadjoe :Temey / Tiley Benny atau
Papa / Mama Benny
i. Toli menggunakan nama ponakan dibelakang Temey dan Tiley:
- Bapak / Ibu J umadi Kamba : Temey / Tiley Sarah
j. Toli menggunakan nama cucu dibelakang Timbi:
- Kakeknya Pulu : Timbi Pulu

Biasanya terjadi sapaan bagi seseorang lebih dari satu, misalnya Bapak Pahlawan
Nasional RI Nani Wartabone: Temey J ohn. Karena beliau memiliki badan tegap
tinggi maka sapaan menjadi Papa Tinggi J ohn. Beliau juga disapa Ti Reskor karena
pernah menjabat Residen Koordinator. Bapak Buduri Hadjoe : Temey Paru. Namun
karena postur beliau yang tinggi besar, juga disapa dengan Papa Da, sehingga sapaan
untuk beliau menjadi Papa Da Paru. Beliau juga disapa Ti Huhuhu karena pernah
menjabat J ogugu.
Ada juga sapaan-sapaan intern keluarga yang tercipta karena lidah (ungkapan)
anak-anak yang belum fasih menyebut nama anggota keluarga yang kemudian menjadi
sapaan resmi: misalnya Ibu Lily menjadi Mami Is, Ibu Sury menjadi Mami Uli dan lain-
lain.
Tidak jarang beredar dalam masyarakat sapaan-sapaan Wente (ejekan) yang
menjadi julukan bagi orang-orang yang berperangai tidak terpuji : yang senang
menggosip Ti Karlota, yang perkataannya selalu menyakiti hati orang lain Ti Luyito
(lidah tajam) dan sebagainya.


IV. Upaya melestarikan budaya sapaan / Toli

Sejak pemerintah Belanda menguasai tanah air Indonesia, perkembangan sapaan
banyak dipengaruhi oleh budaya Barat. Pada abad ke -19 sapaan / toli masih
dipertahankan, namun pada abad ke 20 sapaan yang sangat indah yang ditempa
turun temurun mulai berkurang balah cenderung pudar. Masyarakat menyapa
keluarganya dengan Oom (paman) Tante (Bibi), Broer (Kakak laki-laki), Zus
(Kakak perempuan), Oma (Nenek), Opa (Kakek). Sanak keluarga menjadi
terbiasa dengan sapaan-sapaan tersebut. Bahkan keluarga dari daerah lainpun yang
ada hubungan emosional menggunakan sapaan seperti itu karena merasa seperti
bagian dari keluarga.
Pada zaman kemerdekaan masyakat mulai terbiasa dengan sapaan Bapak/Ibu atau
Pak/Bu, Bung/Saudara/Saudari di depan nama seseorang. J uga sapaan Anda (Kamu),
Adinda (Adik), Kakanda (Kakak), Bunda (Ibu), Ayahanda (Bapak) dan lain-lain
menjadi popular. Pemakaian Toli hamper tidak terdengar. Kalaupun ada hanya
sedikit yang masih disandang oleh orang-orang tua yang masih hidup. Apabila
generasi orang-orang tua tersebut habis maka akan tidak ada lagi toli. Oleh sebab itu
perlu bagi masyarakat Gorontalo untuk melestarikan sapaan / toli tersebut.
Masyarakat Gorontalo khususnya keluarga Suwawa di J akarta sejak penghujung
abad ke dua puluh (1999) mulai menggalakkan toli / sapaan.
Beberapa pendekatan yang dapat diupayakan:
1. Anak-anak sejak kecil sudah dibiasakan menyapa kakak, paman, bibi, kakek,
nenek dan keluarga lainnya dengan sapaan yang benar.
2. Orang-orang tua sebagai panutan anak cucu menyapa keluarga dengan sapaan
yang benar juga agar anak-anak terbiasa sampai besar menghormati keluarga.
Misalnya orang tua ber Tata / kakak kepada kakak dari anaknya yang kecil agar
anak ini mengikuti sapaan tersebut atau ber Ade / Dede kepadanya agar
kakaknya menyapa seperti itu, ber Papa / Mama Ade kepada paman / bibinya
yang terbungsu, ber Papa / Mama Umar, kepada paman / bibinya yang
mempunyai anak sulung bernama Umar, atau ber Papa / Mama Wenny kepada
paman / bibinya yang tolinya Timey / Tiley Wenny, dan sebagainya.
3. Meresmikan toli untuk pasangan suami isteri yang baru melangsungkan
pernikahan, atau memberi sapaan kepada keluarga yang sudah mempunyai anak
tetapi belum diberi toli dengan menggunakan anak sulungnya.
4. Membiasakan penggunaan sapaan / toli tersebut dalam berkomunikasi dan
bersilahturahmi.

V. Daftar sapaan / toli *) keluarga Inogaluma di J akarta, Bogor, Bandung

Nama Keluarga Nama Sapaan /Toli
Bapak / Ibu Adhyaksa Dault
Bapak / Ibu Adhyrusman Dault
Ibu Ada Y. Kamba
Bapak / Ibu Adi Hunowu
Bapak Agus Komendangi
Bapak / Ibu Agus Sudrajat / Iyam
Bapak Agus Tangahu
Bapak / Ibu Akhsanul Dault
Ibu Ama Podungge
Ibu Ama P. Hippy
Bapak / Ibu Ama Tangahu
Bapak / Ibu Amir Maksum
Ibu Amna Hadjoe
Papa / Mama Umar
Papa / Mama Iffa
Mama Reina
Papa / Mama Rifky
Temey Budi / Papa Kika
Papa / Mama Didit
Papa Ogi
Papa / Mama Tasya
Mama Like
Mama Tito
Papa / Mama Ichal
Papa / Mama J alal
Mama J emmy
Bapak / Ibu Andri / Desy
Bapak / Ibu Anton
Ibu Any Wartabone
Bapak / Ibu Anyo Makaraawo
Bapak / Ibu Arafat Olii
Bapak / Ibu Ari Mooduto
Bapak / Ibu Arifin Kono
Bapak / Ibu Arif / J ane
Bapak / Ibu Aristo Kono
Bapak / Ibu Arto Kono
Ibu Asia Daud
Bapak / Ibu Asir Hatibie
Bapak / Ibu Asmanu Hadjoe
Bapak Asrin
Bapak / Ibu Asrul Ilahude
Bapak / Ibu Astra Eisenring / Uke
Bapak / Ibu Audi Tambunan / Tina
Bapak / Ibu Bakar Lahay
Bapak / Ibu Bambang / Rinie
Bapak / Ibu Benny Hadjoe
Bapak / Ibu Benny Kaluku
Bapak / Ibu Benny Popoy
Bapak / Ibu Bey Mohamad
Bapak / Ibu Boute Usman
Bapak / Ibu Boy Haryawan / Nova
Bapak / Ibu Boy Waryanto / Santi
Bapak / Ibu Budianto / Yeyen
Bapak / Ibu Budipriyono / Niniek
Bapak / Ibu Budiman Lahay
Bapak / Ibu Cecep Sobana / Mien
Bapak / Ibu Dahlan Maksum
Bapak / Ibu Daniel
Bapak / Ibu Darwin / Ona
Bapak / Ibu Dicky Usman
Bapak / Ibu Didy Hadjoe
Bapak / Ibu Dino / Yosy
Bapak / Ibu Dita / Farah
Bapak / Ibu Edwin Pakaya
Bapak / Ibu Egy / Meutia
Ibu Ehan Usman
Bapak / Ibu Erfan Usman
Ibu Erie Hadjoe
Bapak / Ibu Erman Kono
Bapak / Ibu Erwin / Um
Bapak / Ibu Fachrudin Olii
Bapak / Ibu Faisal / Selomita
Papa / Mama Ayda
Papa / Mama Tony
Mama Pay
Papa / Mama Nirfak
Papa / Mama Zilny
Papa / Mama Yani
Papa / Mama Gilang
Papa / Mama Alin
Papa / Mama Kemal
Papa / Mama Fasqwa
Mama Bidan
Papa / Mama Reggy
Papa / Mama Mia
Papa Audit
Papa / Mama Ryan
Papa / Mama April
Papa / Mama Raya
Papa / Mama Yusuf
Papa / Mama Gita
Papa / Mama Idham
Papa / Mama Ibnu
Papa / Mama Fadil
Papa / Mama Ratu
Papa / Mama Tun
Papa / Mama Adhiem
Papa / Mama Qysya
Papa / Mama Dito
Papa / Mama J uwita
Papa / Mama Salsa
Papa / Mama Ifa
Papa / Mama Charles
Papa / Mama Farel
Papa / Mama Angga
Papa / Mama Arif
Papa / Mama Mita
Papa / Mama Azry
Papa / Mama Kaylah
Papa / Mama Reta
Papa / Mama Izaz
Mama Novy
Papa / Mama Saza
Mama Arsya
Temey / Tiley Rendy
Temey / Tiley.
Temey / Tiley Wenny
Papa / Mama Arya
Bapak / Ibu Faisal Kamaru
Bapak / Ibu Farouq Latjuba
Bapak / Ibu Ferry A. Hadjoe
Bapak / Ibu Ferry U. Hadjoe
Bapak / Ibu Ferry Kono
Bapak / Ibu Ferry Tangahu
Bapak / Ibu Firman / Evy
Bapak / Ibu Franky Usman
Bapak / Ibu Fredy Bilondatu
Bapak / Ibu Fuad Ilahude
Bapak / Ibu A. Gafar Kamba
Bapak / Ibu A. Gani Ilahude
Ibu Gulilma Wartabone
Ibu Hada Nasila
Bapak / Ibu Hafid Usman
Bapak / Ibu Hamzah / Sinta
Ibu Hana Mohamad
Bapak / Ibu Hanibal / Meike
Ibu Hani Nasila
Bapak / Ibu Harun / Reina
Bapak / Ibu Hasan Kala
Bapak / Ibu Hendry Tangahu
Bapak / Ibu Herry Ilahude
Bapak / Ibu Hermawan / Ista
Bapak / Ibu Heru / Nona
Ibu Husna Kono
Bapak Ibnu Kaluku
Bapak / Ibu Ibram / Fitry
Ibu Ida Makasutji
Bapak / Ibu Idham Hadjoe
Bapak / Ibu Idris Usman
Bapak / Ibu Ika / Dewi
Bapak / Ibu Ilham Malayu
Bapak / Ibu Iman Mantulangi
Ibu Ina Sulaeman
Ibu Irtja T. Hadjoe
Bapak / Ibu Isman
Bapak / Ibu Iwan Ilahude
Bapak / Ibu Iwan Firdaus / Ade
Bapak / Ibu Iskandar Ilahude
Ibu Iyam Dault
Ibu J ane Hadjoe
Bapak / Ibu J efry Lahay
Bapak / Ibu J immy Hadjoe
Bapak / Ibu J ohny Hadjoe
Bapak / Ibu Kahar Usman
Temey / Tiley Farah
Papa / Mama Eca
Temey / Tiley Reza
Papa / Mama Puteri
Papa / Mama Firaz
Papa / Mama Dewi
Papa / Mama Vanya
Papa / Mama Vita
Papa / Mama Viona
Papa / Mama Rizka
Papa / Mama Rony
Papa / Mama Fuad
Mama Ingina
Mama Hany
Papa / Mama Farid
Papa / Mama Ambar
Mama Heni
Papa / Mama Eko
Mama Ayu
Papa / Mama Ana
Papa / Mama Riko
Papa / Mama Putri
Papa / Mama Widya
Papa / Mama Hamas
Papa / Mama Ayu
Mama Ato
Papa Raffi
Papa / Mama Rajendra
Mama Yovan
Papa / Mama Hasna
Papa / Mama Sarah
Papa / Mama Rizal
Papa / Mama Nies
Papa / Mama Fadel
Mama J ean
Mama Nova / Tiley Nony
Papa / Mama Nita
Papa / Mama Nadiyah
Papa / Mama Oca
Papa / Mama Asrul
Mama Yuyu
Mama Lia
Papa / Mama Fadjar
Papa / Mama Dilah
Papa / Mama Lita
Papa / Mama Dedy
Bapak / Ibu Kinosta Ilahude
Bapak / Ibu Kiya Mooduto
Bapak / Ibu Kresna Lahay
Bapak Larma Mooduto
Bapak / Ibu Lenco Ahmad
Ibu Lies Goenarso
Bapak / Ibu Leo / Lisa
Bapak / Ibu Maman / Rully
Bapak / Ibu Marwan Pakaya
Ibu Maryke Kamba
Bapak / Ibu Masta Lahay
Bapak / Ibu Masri Dali
Bapak / Ibu Max Lahay
Bapak / Ibu Max Lamuda
Bapak / Ibu Max Hatibie
Bapak / Ibu Mochtar Niode
Bapak / Ibu Mula Pakaya
Bapak / Ibu Muslim Lahay
Bapak / Ibu Munir / Nery
Bapak / Ibu Mut Hippy
Bapak / Ibu Namura Hatibie
Bapak / Ibu Neni Tangahu
Bapak Nicky Hadjoe
Ibu Ningsih Ilahude
Ibu Nona Hulukati
Ibu Nony Lahay
Ibu Nora Usman
Ibu Nunu Ilahude
Ibu Nun Tangahu
Ibu Ona Makarawo
Bapak / Ibu Pompom Yassin
Bapak / Ibu Pramono Sugondo
Bapak / Ibu Radha Datau
Ibu Rady Mooduto
Bapak / Ibu Ramly Usman
Ibu Reny Hadjoe
Ibu Ria Tangahu
Bapak Reuben Hadjoe
Bapak / Ibu Ricky Ilahude
Bapak / Ibu Rino Ilahude
Bapak / Ibu Rizal Laya / Una
Ibu Rostin Usman
Bapak / Ibu Rudy Kono
Bapak / Ibu Rudy Mooduto
Bapak / Ibu Rully Niode
Bapak / Ibu Rum Kono
Papa / Mama Vicky
Papa / Mama Fanny
Papa / Mama Akbar
Timey Lily / Papa Niko
Papa / Mama Rasdy
Mama Rinie
Papa / Mama Dhea
Papa / Mama Fikry
Papa / Mama Aga
Mama Yos
Papa / Mama Nisa
Papa / Mama Dian
Papa / Mama J efry
Papa / Mama Ai
Papa ./ Mama Yovan
Papa / Mama Omar
Papa / Mama Raihan
Papa / Mama Ku
Temey / Tiley Iqna
Papa / Mama Yuyun
Papa / Mama Cassy
Papa / Mama Faid
Temey Pian / Papa Tano
Mama Anti
Mama Chatra
Mama Kiky
Mama Erfan
Mama Vita
Tiley Husna
Mama Uke
Papa / Mama Yana
Papa / Mama Roza
Papa / Mama Akbar
Tiley Ifan
Papa / Mama Lenda
Mama Toto
Mama Adit
Papa Taz
Papa / Mama Kalilah
Papa / Mama Ery
Papa / Mama Rizky
Mama Utami
Papa / Mama Aty
Papa / Mama Harty
Papa / Mama Ainsha
Temey / Tiley Ria
Bapak / Ibu Rum Mokodompis
Ibu Sakina Hadjoe
Ibu Sako Ilahude
Ibu Salma Datau
Bapak / Ibu Simon Bongi
Bapak / Ibu Sone Tangahu
Ibu Sonya Datau
Ibu Sonya Usman
Bapak / Ibu Supra Datau
Ibu Suryati Hadjoe
Bapak / Ibu Syafarudin / Renny
Bapak / Ibu Syahrial / Ama
Bapak / Ibu Syahril Mohamad
Bapak / Ibu Syamsul / Dina
Ibu Tony Hadjoe
Bapak / Ibu Toto Hadjoe
Bapak / Ibu Vicky Ilahude
Ibu Vitry Hadjoe
Bapak / Ibu Wahab / Rusni
Bapak / Ibu Wahid Usman
Bapak / Ibu Wiranto
Bapak / Ibu Yan Riwady
Bapak / Ibu Yan Utiarachman
Bapak / Ibu Yanuar Usman
Ibu Yenny Hadjoe
Ibu Yula Mokodompis
Bapak / Ibu Yusuf Hadjoe
Ibu Yusra Usman
Bapak / Ibu Yuzar Ilahude
Bapak / Ibu Zuherman / Irma
Bapak / Ibu Zul Nadjamudin
Bapak / Ibu Zulmar Darise
Papa / Mama Rita
Mama Ical
Mama Didy
Mama Iri
Papa / Mama Olga
Papa / Mama Neny
Mama Syntia
Mama Dony
Papa / Mama Tiwi
Mama Didy / Tiley Nini
Papa / Mama Adi
Papa / Mama Atika
Papa / Mama Bey
Papa / Mama Irvan
Mama Shendy
Papa / Mama Nadirah
Papa / Mama Danyar
Mama Pasha
Papa / Mama Anita
Papa / Mama Amalia
Papa / Mama Lia
Papa / Mama Lisa
Papa / Mama Ana
Papa / Mama Nadiyah
Mama Nora
Mama Monggolo
Papa / Mama Yudy
Mama Kiky
Papa / Mama Mia
Temey / Tiley
Papa / Mama Zalsa
Papa / Mama Eliyana

*) Belum termasuk sapaan intern keluarga

You might also like