Tema: The Nurse Error Tokoh : Perawat IGD (Anto, Iin), Petugas lab (Fitri, Ika), Dokter (Dina), Pasien ( Junaidi), Keluarga pasien (Abdul zakir) Permasalahan : Anto adalah perawat yang sok tahu, yang tidak pernah mendengarkan nasiahat teman. Perwatakan : Iin, Dina, (tokoh protagonis), Anto (tokoh antagonis) fitri, Ika, junaidi, abdul (tokoh tritagonis) Latar tempat : Ruangan IGD RS. STIKES MUHAMMADIYAH MANADO Latar waktu : Siang hari Bahasa yg digunakan : Bahasa Campuran Naskah Drama: SINOPSIS Rumah Sakit STIKES MUHAMMADIYAH MANADO merupakan RS swasta terbaru di daerah manado bagian utara yang fasilitas kesehatanya cukup memadai, sehinga banyak masyarakat yang menjadikan RS tersebut sebagai tempat mereka dirawat ketika sakit. Alkisah, suatu hari ada seorang pasien yang datang di RS tersebut. Dengan keadaan lemah, wajah pucat, tubuh menggigil, berjalan dengan bantuan keluarganya datang ke RS, dan di ruangan IDG terebut ada 2 orang perawat yang sedang bertugas, yang satunya adalah perawat senior yg di kenal angkuh, egois dan sok tau, dia adala ANTO, perawat yg satunya lagi adalah perawat yg baru sebulan bertugas, ia sangat baik dan perhatia kepada pasien dialah Iin. Kemudian pasien bersama keluarga menghampiri perawat IGD tersebut untuk melaporkan keadaannya. Pasien bernama Junaidi yang diantar oleh keluarganya yaitu Abdul zakir (teman sekosnya adi). Adi panggilan akrabnya junaidi adalah seorang mahasiswa keperawtan semester ahir. Ia terkenal dengan pola hidup yg glamour hingga perkuliahanyapun sering bermasalah. Menurut hasil penuturan abdul temanya ia sering bergonta-gantian pasangan untuk berhubungan intim. Pasien tersebut ditangani oleh seorang perawat yang selama ini dikenal pandai, memiliki skil yang baik, banyak dikenal masyarakat, dan selalu mendapat pujian dari masyarakat maupun dari teman taman sejawatnya. Perawat tersebut merasa hebat dan bangga atas skil dan pujian yang dimilikinya sehingga membutanya sombong. Abdul : Permisi BRUR, tolong lia akang dan kita pe tamang depe badang pe panas skali ( dengan wajah penuh pengharapan agar temanya secepatnya ditangani) Anto : Mari semaso jo kamari kong se baguling pa dia di bed ( dengan gaya sok dan sombong) kemudian ia berjalan menghampiri pasien sambil membawa infus set, dan bertemu dengan Dina. Iin : Mo pasang pa pasien mana itu brur?? (dengan nada yg lembut) Anto : Na nda lia apa, ada pasien baru maso?? (dengan nada keras) Iin : Io,. Kita tau brur, tapi pasien itu kan bulum kaji torang belum tau pasti depe masalah. Jang lupa nech brur pake hanscun kalow mo pasaang tu infus. (dengan nada lemah dan takut) Anto : badiang jo na disitu, ta tau koa apa yg ta mo bekeng ( dengan lantang, karna mearasa di gurui) Iin : Maaf brur, bukan maksud mo gurui pa brur, tapi apa salahnya dina se inga pa brur, kan demi brur pe kebaikan. ( dengan nada halus dan senyuman) Anto : Tersarah jo pa na, apa tu na suka mo bilang. (dengan muka sinis) Dengan gaya yang sok dan sombong, perawat tersebut menginfus pasien tersebut. Namun tiba-tiba selang infuse yang akan digunakan menyangkut. Membuat ia sulit untuk menariknya. Saking emosinya, ia menarik selang infuse dengan keras. Tanpa sadar jarum suntik yang ia gunakan kepasien tersebut tertusuk mengenai tangannya. Anto : Akh,.. (berteriak dalam keadaan panik dan membuat rekan sejawatnya kaget dan dian kebetulan pasisinya berdekatan langsung menhampiri seniornya tersebut) Iin : Sini brur, ta bantu, itu koa makanya hati-hati. (sambil meperbaiki infus dengan hati-hati) Dokter yang ada di ruangn yang sedang makan siangpun terkejut mendengar Teriakan anto, dan kemudian dokter langsung memeriksa keadaan pasien dengan cermat dan dengan hati-hati, dan dokter langsung memanggil petugas lab utuk mengambil sampel darah unutk di periksa di laboratorium untuk mencari tau lebih masalah pasien dan untuk menentukan tindakan apa yg harus di ambil. Dina : Permisi pak, saya dokter fitria yg menangani bapak. Dan sekarang saya akan memeriksa bapak. (dengan tersenyum dokter mendekati pasien) Selesai dokter melakukan anamneses datang kedua orang petugas lab pun datang dan langsung mengambil sampel darah untuk di periksa. Dina : Pak, tolong lakukan pemeriksaan lab darah lengkap, dan kultur darah kemudia hasilnya langsung di serahkan ke saya. Ika dan fitri : permisi pak kami kami akan mengsmbil sampel darah bapak unutk di periksa. (dengan nada yg sopan dan halus sambil menggunakan hanscond) Adi : ses ini tara sakit ka?? (sambil menarik tanganya karena takut disuntik) fitri : Begini pak ini agak sedikit sakit namun tidak akan akan lamah dan darah yang diambil pun sedikit. (sambil tersenyum) Ika : Io, bapa., bapa nda usah tako, ini nda talalu saki koa., tiring mo ambe bapak pe darah for mo periksa bapak pe panyaki. (dngan senyuman) Adi : ok lah klw begitu, ambe jo, mar palang palang e,. (pasrah sambil menyodorkan tangannya) Ika : ok pak, so klar torang, nda usah tako bapak. fitri: terimakasih atas kerja samanya (dengan tersenyum) Adi : Ia, sama sama ses. Sehari kemudian hasil lab pasien pun sudah keluar dan ternyata hasilnya pasien tersebut dinyatakan positif HIV/AIDS. fitri : permisi dok, ini hasil lab kemarin sudah keluar (dengan nada span) Dina : mari saya lihat,., (sambil terkejut dokter melihat hasil tes tersebut ) Ika : lalu bagaimana dengan perawat yang kemarin tertusuk jarum suntiknya? (dengan ekspresi hawatir) Dina : jadi perawat tersebut telah terjangkit Virus HIV, jaga informasi ini jangan sampai orang luar tau, marilah kita bersama-sama memberi tahu perawat tersebut dan memberi motivasi agar dia tidak kagen dan putus asa,. Bantu saya yah,.., (sahut dokter sambil menarik nafas dalam ) Dan mereka pun mendekati brur anto yang sedang bertugas, kemudian memanggilnya di ruangan dokter . Dina : Anda harus sabar dan banyak berdoa (dengan ekspresi sedih dan memegang bahu perawat anto) Anto : apa dokter pemaksud ?? Dina : pasien yang datang kemarin, sudah dilakukan pemeriksaan lab, ternyata hasilnya pasitiv HIV-AIDS. (Dengan ekspresi sedih) Perawat anto pun duduk sambil menagis dan menyesal ia tidak menyangka akibat dari kecerobohanya bisa seperti itu, dan rekan-rekanya pun bergantian memberikan motivasi kepada anto. Iin : brur, sabar jo nech brur, menyesal ley so parcuma, karna so terjadi, pokonya jaga diri jo bae-bae, jaga pola makan, usahakan hidop sehat, kong rajin minum obat kong jonsul pa dokter. (sambil memegang pundak perawat anto) Anto : kita minta maaf pa ngoni samua, karna selama ini ta so jaha pa ngoni, ta terlalu egois, ta pandang enteng pa ngoni samua, ta manyasal skarang., deng terima kasih for ngoni samua biarpun ta ja beken jaha mar ngoni tetap bae pa kita, yah mungkin so bagini ta pe nasip, deng balasan dari ta p kalakuang selama ini. (dengan ekspresi menagis, samba menyesali perbuatanya) Iin, Ika, fitri, dina : tong so kase maaf pa ngana (dengan ekspresi wajah kasian) Dan perawat anto mengundurkan diri dari RS, dan ia memeriksakan dirinya secara rutin ke dokter dan ia positif HIV-AIDS, karena tekanan mental, daya tahan tubuhnya melemah, sters yg berkepanjangan membuat tubuhnya tidak kuat menahan serangan penyakit ahirnya ia pun meninggal di tahun kedua setelah ia dinyatakan positif HIV-AIDS The And
Kesimpulan : Hidup jangan terlalu egois, percayalah pada orang lain dan berbaik hatilah kepaada orang lain Pesan : 1. Dari cerita diatas kita dapat memahami bahwa Pentingnya perncanaan sebelum melakukan tindakan 2. Harus Mengoptimalkan fungsi controlling dalanm tindakan keperawatan 3. Pasien safety
Editor : kelompok I semester VI kelas B Prodi S1 keperwawatan STIKES MUHAMMADIYAH MANADO Tokoh : Seprianto Liroga sebagai Perawat IGD Dina Zees sebagai Dokter IIN Labindjang Sebagai Perawat IGD Fitria Bito dan Rifka Ismail sebagai Petugas Lab Junaidi Husain sebagai Pasien Abdul Zakir sebagai Keluarga Pasien