You are on page 1of 13

LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010

1
BAB I
PENDAHULUAN


A. DASAR HUKUM
Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi J awa Barat merupakan
Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi
J awa Barat dibentuk berdasarkan Undang Undang No. 11 Tahun 1950, tentang
Pembentukan Provinsi J awa Barat.
Dengan lahirnya Undang Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Provinsi Banten,
maka Wilayah Administrasi Pembantu Gubernur Wilayah I Banten resmi ditetapkan
menjadi Provinsi Banten dengan daerahnya meliputi : Kabupaten Serang, Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten/Kota Tangerang serta Kota Cilegon.
Adanya perubahan itu, maka saat ini Provinsi J awa Barat terdiri dari : 17
kabupaten dan 9 kota, dengan membawahi 625 kecamatan, 5.201 desa dan 609
kelurahan.
Dalam kurun waktu 1994-1999, secara kuantitatif jumlah Wilayah Pembantu
Gubernur tetap 5 wilayah yang tediri dari : 20 kabupaten dan 5 kota, dan tahun 1999
jumlah kota bertambah menjadi 8 kota. Kota administratif berkurang dari enam daerah
menjadi empat, karena Kotip Depok pada tahun 1999 berubah status menjadi kota
otonom.

A. Gambaran Umum Daerah
1. Kondisi Geografis Daerah
Provinsi J awa Barat secara geografis terletak di antara 550 - 750 Lintang
Selatan dan 104 48 - 108 48 Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah:
Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut J awa dan DKI J akarta ;
Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi J awa Tengah ;
Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia ;
Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Banten.
Berdasarkan hasil digitasi batas wilayah, luas wilayah Provinsi J awa Barat
mencapai 3.711.654,00 hektar. Daratan J awa Barat dibedakan atas wilayah
pegunungan curam (9,5% dari total luas wilayah J awa Barat) terletak di bagian
Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut (dpl); wilayah
lereng bukit yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah dengan ketinggian 10-
1.500 m dpl; dan wilayah daratan luas (54,03%) terletak di bagian Utara dengan
ketinggian 0-10 m dpl.

2. Kondisi Demografi
J umlah penduduk Provinsi J awa Barat menurut hasil Sensus Penduduk
Tahun 2010 (SP2010) adalah 43.021.826 orang dengan komposisi 21.876.572 laki-
LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
2
laki dan 21.145.254 perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-
laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan dengan sex ratio sebesar 103.
Persebaran penduduk antar wilayah di J awa Barat sangat bervariasi.
Kabupaten Bogor merupakan wilayah administrasi yang memiliki jumlah penduduk
terbesar di J awa Barat yaitu sebanyak 4.763.209 orang, disusul Kabupaten Bandung
sebanyak 3.174.499 orang dan Kabupaten Bekasi diurutan ketiga dengan jumlah
penduduk sebanyak 2.629.551 orang, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1
J umlah Penduduk J awa Barat menurut Kabupaten/ Kota
dan J enis Kelamin
No Kabupaten/ Kota
Penduduk
Laki-laki Perempuan Total
Seks
Rasio
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1 Kab Bogor 2.446.251 2.316.958 4.763.209 105
2 Kab Bandung 1.617.513 1.556.986 3.174.499 103
3 Kab Bekasi 1.345.500 1.284.051 2.629.551 104
4 Kab Garut 1.216.139 1.185.109 2.401.248 102
5 Kota Bandung 1.213.718 1.179.915 2.393.633 102
6 Kab Sukabumi 1.191.489 1.147.859 2.339.348 103
7 Kota Bekasi 1.182.496 1.153.993 2.336.489 102
8 Kab Cianjur 1.120.550 1.047.964 2.168.514 106
9 Kab Karawang 1.095.202 1.030.032 2.125.234 106
10 Kab Cirebon 1.057.501 1.007.641 2.065.142 104
11 Kota Depok 879.325 857.240 1.736.565 102
12 Kab Tasikmalaya 835.052 840.492 1.675.544 99
13 Kab Indramayu 856.190 807.326 1.663.516 106
14 Kab Ciamis 757.729 773.630 1.531.359 97
15 Kab Bandung Barat 771.729 741.905 1.513.634 104
16 Kab Subang 737.398 724.958 1.462.356 101
17 Kab Majalengka 582.783 583.950 1.166.733 99
18 Kab Sumedang 546.389 544.934 1.091.323 100
19 Kab Kuningan 521.556 516.002 1.037.558 101
20 Kota Bogor 484.648 464.418 949.066 104
21 Kab Purwakarta 435.307 416.259 851.566 104
22 Kota Tasikmalaya 320.859 313.565 634.424 102
23 Kota Cimahi 273.900 267.239 541.139 102
24 Kota Sukabumi 152.193 147.054 299.247 103
25 Kota Cirebon 148.095 147.669 295.764 100
26 Kota Banjar 87.060 88.105 175.165 98
J awa Barat 21.876.572 21.145.254 43.021.826 103
Sumber : BPS Provinsi J awa Barat (Hasil Sensus Penduduk 2010)
LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
3
Kota Banjar, Kota Cirebon dan Kota Sukabumi adalah tiga kota yang memiliki
jumlah penduduk paling sedikit dibandingkan dengan wilayah administrasi lainnya di
J awa Barat. Penduduk Kota Banjar sebanyak 175.165 orang, penduduk kota Cirebon
sebanyak 295.764 orang dan penduduk Kota Sukabumi sebanyak 299.247 orang.
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) J awa Barat per tahun selama sepuluh
tahun terakhir dari tahun 2000-2010 sebesar 1,89 persen. Empat kabupaten/kota
memiliki laju pertumbuhan penduduk lebih dari 3 persen yaitu Kabupaten Bogor
sebesar 3,13 persen, Kabupaten Bekasi sebesar 4,69 persen, Kota Bekasi sebesar
3,48 persen dan Kota Depok sebesar 4,30 persen.
Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Ciamis
merupakan tiga wilayah administrasi yang memiliki laju pertumbuhan penduduk
paling rendah di J awa Barat, yaitu masing-masing 0,40 persen Kabupaten
Majalengka, 0,46 persen Kabupaten Indramayu dan 0,47 persen Kabupaten Ciamis.
Kabupaten/kota lain yang memiliki laju pertumbuhan penduduk kurang dari 1 persen
adalah Kabupaten Tasikmalaya sebesar 0,88 persen, Kabupaten Kuningan sebesar
0,53 persen, Kabupaten Cirebon sebesar 0,68 persen, Kabupaten Subang sebesar
0,96 persen dan Kota Cirebon sebesar 0,84 persen.
Provinsi J awa Barat yang memiliki luas wilayah sekitar 37.116,54 kilo meter
per segi (sumber : hasil digitasi batas wilayah) dan jumlah penduduk sebanyak
43.021.826 orang, memiliki kepadatan penduduk 1.159 orang per kilo meter persegi.
Kota Bandung dan Kota Cimahi memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi
dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di J awa Barat. Kepadatan penduduk
Kota Bandung adalah 14.228 orang per kilo meter persegi, sedangkan kepadatan
penduduk Kota Cimahi adalah 13.134 orang per kilo meter persegi.

3. Status Pembangunan Manusia
Berdasarkan perhitungan BPS Provinsi J awa Barat, IPM J awa Barat pada
Tahun 2010 mencapai 72,08 poin, mengalami peningkatan sebesar 0,44 poin
dibandingkan tahun 2009 sebesar 71,64 poin.
Indeks Pendidikan pada tahun 2010 mencapai 81,67 poin, naik sebesar 0,53
poin jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 81,14 poin. Sedangkan capaian
angka Rata-rata Lama Sekolah Provinsi J awa Barat sebesar 7,95 tahun. Pencapaian
Angka Melek Huruf (AMH) Provinsi J awa Barat pada tahun 2010 adalah 96,00
persen. J ika dibandingkan dengan tahun 2009, Angka Melek Huruf mengalami
kenaikan sebesar 0,02 persen.
Indeks Kesehatan Provinsi J awa Barat pada tahun 2010, mencapai 72,00
poin. Capaian Angka Harapan Hidup Provinsi J awa Barat adalah 68,20 tahun, naik
0,2 tahun dibandingkan dengan tahun 2009.
Selanjutnya pada tahun 2010, pencapaian Provinsi J awa Barat dalam Indeks
Daya Beli yang merupakan alat ukur untuk mengetahui standar kehidupan yang
layak adalah 62,57 poin. Kondisi Purchasing Power Parity atau Paritas Daya Beli
LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
4
Provinsi J awa Barat tahun 2010 mencapai Rp. 630,77 ribu, jika dibandingkan dengan
tahun 2009 yang mencapai Rp. 628,71 ribu mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.060,-.

Tabel 1.2
PERKEMBANGAN INDIKATOR PEMBANGUNAN JAWA BARAT
TAHUN 2009-2010
NO INDIKATOR
Capaian dan Target Indikator Makro
Capaian
2009
Target 2010
Capaian
2010 RKPD
KUA
Perubahan
1.
a. J umlah
Penduduk
(orang)
42.693.951
44,09
juta
43,55 43,68
juta
(proyeksi)
43.021.826
b. Laju
Pertumbuhan
Penduduk (%)
1,89
1)
1,99 1,6 1,7 1,89
1)

2.
IPM 71,64 73,51 73,51 72,08
2)
a) Indeks
Pendidikan
81,14 83,46 83,46 81,67
2)
b) Indeks
Kesehatan
71,67 73,79 73,79 72,00
2)
c) Indeks Daya
beli
62,10 63,28 63,28 62,57
2)
3.
a) J umlah
Pengangguran
(jiwa)
2,08 juta - - 1,95 juta
b) Tingkat
Pengangguran
Terbuka (%)
10,96 < 9,8 10 11 10,33
4. Penduduk Miskin 4.983.570 - 11 12 4.773.720
5.
Laju
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
4,29
4,6
5,06
5,5 6,0 6,09
6.
Inflasi / yoy /
J an-J an (%)
3,09 6 7 6 7 6,46
7.
PDRB adh
Konstan Tahun
2000 (trilyun)
302,62
314,67

316,19
317,87
319,38
321,87
LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
5
8.
Investasi (trilyun
Rp)
119,31
116,65

122,79
116,65
122,79
136,63
Sumber : Bappeda dan BPS Provinsi J awa Barat
Keterangan :

1) SP 2000-2010
2) Angka Sangat Sementara

Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi J awa Barat
melalui Berita Resmi Statistik, keadaan jumlah angkatan kerja pada bulan Agustus
tahun 2010 mencapai 18,89 juta jiwa atau sebesar 62,38% dari total penduduk usia
kerja. J ika dibandingkan dengan kondisi Agustus 2009 yang mencapai 62,89%
terjadi penurunan sebesar 0,51%. J umlah penganggur pada tahun 2010 mencapai
1,95 juta jiwa atau sebesar 10,33%, sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 2,08 juta
jiwa atau 10,96 %. Dengan demikian terjadi penurunan jumlah penganggur
sebanyak 0,63% selama satu tahun terakhir. Kondisi tersebut, jika dibandingkan
dengan target yang ditetapkan dalam dokumen KUA Perubahan Tahun 2010, maka
indikator tersebut telah tercapai, sedangkan jika dibandingkan dengan target pada
dokumen RKPD, maka indikator tersebut tidak tercapai, sebagaimana tercantum
pada dokumen RKPD tahun 2010 ditargetkan kurang dari 9,8 persen.
Dalam mengukur kemiskinan, BPS menggunakan pendekatan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dasar, artinya kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Berdasarkan data BPS, persentase
penduduk miskin terhadap total penduduk J awa Barat pada Maret 2010 sebesar
11,27% atau kurang lebih 4,77 juta jiwa. Bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang
berjumlah 4,98 juta jiwa atau 11,96%, mengalami penurunan sebesar 0,69%.
Kondisi tersebut, jika dibandingkan dengan target yang tercantum dalam dokumen
KUA Perubahan Tahun 2010 telah mencapai target.

4. Kondisi Ekonomi
a. Potensi Unggulan Daerah
Sektor unggulan sebagai potensi daerah berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi J awa Barat Nomor 22 tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi J awa Barat Tahun 2009-2029, digambarkan sebagai berikut :





LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
6
Tabel 1.3
Sektor Unggulan Daerah
No Kawasan Kegiatan Utama
I Bodebekpunjur (Bogor, Depok,
Bekasi, Puncak, Cianjur)
Pariwisata, industri manufaktur,
perikanan, perdagangan, jasa,
pertambangan, agribisnis dan agrowisata
II Purwasuka (Purwakarta,
Subang, Karawang)
Pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, perikanan, bisnis kelautan,
industri pengolahan, pariwisata dan
pertambangan.
III Sukabumi, dsk Agribisnis, peternakan, pariwisata, dan
bisnis kelautan
IV Ciayumajakuning (Cirebon,
Indramayu, Majalengka,
Kuningan, Sumedang)
Agribisnis, agroindustri, perikanan,
pertambangan dan pariwisata.
V Priangan Timur-Pangandaran
(Tasikmalaya, Garut, Ciamis,
Banjar)
Pertanian, perkebunan, perikanan
tangkap, pariwisata, industri pengolahan,
industri kerajinan dan pertambangan
mineral.
VI Sukabumi dan sekitarnya
(Sukabumi, Cianjur)
Peternakan, pertanian, perkebunan,
perikanan tangkap, pariwisata, industri
pengolahan dan bisnis kelautan, serta
pertambangan mineral.
VII Kawasan Khusus Cekungan
Bandung
pertanian, hortikultura, industri non-
polutif, industri kreatif, perdagangan,
jasa, pariwisata dan perkebunan, dengan
meningkatkan manajemen pembangunan
yang berkarakter lintas kabupaten/kota
yang secara kolektif berbagi peran
membangun dan mempercepat
perwujudan PKN Kawasan Perkotaan
Bandung Raya.

b. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 tercatat sebesar
6,1 %. Pertumbuhan ini didukung semua komponen, yaitu konsumsi rumah
tangga tumbuh sebesar 4,6 %, konsumsi pemerintah sebesar 0,3 %,
pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,5 % dan perubahan inventori sebesar
463,1 %.
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan IV-2010
masih didominasi kelompok provinsi di Pulau J awa yang memberikan kontribusi
LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
7
terhadap PDB sebesar 57,8 %, diikuti Pulau Sumatera sebesar 23,2 %, Pulau
Kalimantan 9,1 % dan Pulau Sulawesi 4,7 %, serta provinsi lainnya sebesar 5,2
%. Berdasarkan perbandingan antar provinsi, tiga provinsi yang terbesar dari sisi
kontribusi yaitu Provinsi DKI J akarta, J awa Timur dan J awa Barat, yang
memberikan kontribusi sebesar 45,6 % terhadap Indonesia, dengan rincian,
Provinsi DKI J akarta sebesar 16,5 %, J awa Timur sebesar 14,8 % dan J awa
Barat sebesar 14,3 %.
J awa Barat merupakan provinsi dengan wilayah yang luas dan jumlah
penduduk terbesar dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Dengan posisi
geografis yang berbatasan dengan Ibukota Negara, J awa Barat merupakan
barometer situasi dan kondisi makro di Indonesia. Bertolak dari kondisi tersebut,
berbagai kebijakan strategis yang diambil Pemerintah Provinsi J awa Barat sangat
berpengaruh pada akselerasi pertumbuhan sektor-sektor dominan ditingkat
Nasional.
Kinerja perekonomian J awa Barat pada tahun 2010 cukup baik
dibandingkan tahun 2009. Hal tersebut, terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi
J awa Barat sebesar 6,09 %, lebih kecil 0,01 % dari laju pertumbuhan ekonomi
nasional sebesar 6,1 %, sementara laju pertumbuhan ekonomi J awa Barat pada
tahun 2009 hanya 4,29%. Memperhatikan capaian LPE J awa Barat tahun 2010,
bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada RKPD dan KUA
Perubahan Tahun 2010, LPE J awa Barat melebihi target.
Selama periode tahun 2010, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas dasar harga konstan tahun dasar 2000 mengalami peningkatan sebesar
6,36% dari Rp. 302,62 trilyun tahun 2009 menjadi Rp. 321,87 trilyun pada
tahun 2010. Berdasarkan penjelasan diatas, capaian PDRB atas dasar harga
konstan pada tahun 2010 melebihi target yang telah ditetapkan dalam KUA
Perubahan dan RKPD tahun 2010. Selanjutnya PDRB Provinsi J awa Barat periode
2009-2010 dapat dilihat pada tabel 1.4.

Tabel 1.4
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi J awa Barat
Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2009-2010
(Trilyun Rupiah)
Lapangan Usaha 2009
**)
2010
***)

(1) (2) (3)
I. Primer
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
48,67
41,25
7,42
49,60
42,14
7,46
II. Sekunder
1. Industri Pengolahan
148,77
131,43
154,38
135,25
LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
8
Lapangan Usaha 2009
**)
2010
***)

(1) (2) (3)
2. Listrik, Gas dan Air Bersih
3. Bangunan
7,04
10,30
7,32
11,81
III. Tersier
1. Perdagangan Hotel, & Restoran
2. Pengangkutan & Komunikasi
3. Keuangan, Persewaan & J asa
Perusahaan
4. J asa-jasa
105,18
62,70
13,19
9,62

19,67
117,89
70,08
15,35
10,56

21,90
PDRB 302,62 321,87
Sumber : BPS Provinsi J awa Barat
Catatan : **) Angka Sementara
***) Angka Sangat Sementara

Berdasarkan pengelompokkan sektor, sektor sekunder masih
mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Provinsi J awa Barat. Total PDRB
atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor sekunder tahun 2010 mencapai
Rp. 341,10 trilyun, atau meningkat sebesar 7,76% dibandingkan tahun
sebelumnya, sebagaimana tercantum dalam tabel 1.5.
Adapun kelompok tersier mengalami peningkatan sebesar 29,78% dari
Rp. 244,13 trilyun pada tahun 2009 menjadi Rp. 316,82 trilyun pada tahun 2010.
Sedangkan kelompok primer meningkat sebesar 23,40% atau dari Rp. 91,36
trilyun pada tahun 2009 menjadi Rp. 112,74 trilyun pada tahun 2010. Kendati
demikian peningkatan-peningkatan tersebut belum menunjukkan kinerja aktual
dari kelompok sektor bersangkutan, karena pada PDRB atas dasar harga berlaku
masih terkandung inflasi.

Tabel 1.5
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi J awa Barat
Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2009-2010
(Trilyun Rupiah)

Lapangan Usaha 2009
**)
2010
***)

(1) (2) (3)
I. Primer
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
91,36
79,89
11,47
112,74
97,19
15,55
II. Sekunder
1. Industri Pengolahan
316,54
275,17
341,10
290,75
LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
9
Lapangan Usaha 2009
**)
2010
***)

(1) (2) (3)
2. Listrik, Gas dan Air Bersih
3. Bangunan
20,14
21,23
21,30
29,05
III. Tersier
1. Perdagangan Hotel, & Restoran
2. Pengangkutan & Komunikasi
3. Keuangan, Persewaan & J asa
Perusahaan
4. J asa-jasa
244,13
132,52
41,78
18,80

51,03
316,82
172,71
54,63
21,16

68,32
PDRB 652,03 770,66
Sumber : BPS Provinsi J awa Barat
Catatan : **) Angka Sementara
***) Angka Sangat Sementara

Berdasarkan harga konstan tahun dasar 2000, kinerja sektor sekunder
dan sektor tersier selama tahun 2010 menunjukkan pertumbuhan pesat,
sedangkan sektor primer mengalami pertumbuhan melambat. Kinerja kelompok
sektor sekunder mampu tumbuh sebesar 3,90% dari tahun 2009. PDRB sektor
sekunder tahun 2009 sebesar Rp. 148,77 trilyun, tahun 2010 naik menjadi Rp.
154,38 trilyun. Kelompok sektor tersier tahun 2010 meningkat sebesar 11,56%
dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 PDRB kelompok sektor tersier sebesar
Rp. 105,18 trilyun, meningkat menjadi Rp. 117,89 trilyun tahun 2010. Tahun
2010, sektor primer mengalami pertumbuhan relatif rendah hanya sebesar
0,93% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2009, kelompok sektor primer
sebesar Rp. 48,67 trilyun meningkat menjadi Rp. 49,60 trilyun tahun 2010,
sebagaimana tabel 1.4 diatas.

Tabel 1.6
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Dalam Perekonomian J awa Barat Tahun 2009-2010
(%)
Sektor
Tahun
2009
**)
2010
***)

(1) (2) (3)
I. Primer
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
II. Sekunder
12,30
13,00
8,38
-0,5
0,93
1,00
0,54
3,90
LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
10
1. Industri Pengolahan
2. Listrik, Gas & Air Bersih
3. Bangunan
III. Tersier
1. Perdagangan, Hotel dan Restoran
2. Pengangkutan dan Komunikasi
3. Keuangan, Persewaan & J asa
Perusahaan
4. J asa-jasa

-1,74
16,82
5,84
8,09
10,12
7,83
5,98
3,18

2,90
6,97
14,67
11,56
11,77
16,23
9,84
8,64
PDRB 4,29 6,09
Sumber : BPS Provinsi J awa Barat dan Bappeda Provinsi J awa Barat
Catatan **) Angka Sementara
***) Angka Sangat Sementara

Berdasarkan tabel 1.6, sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan
tertinggi adalah sektor sekunder dan tersier. Sektor pengangkutan dan
komunikasi merupakan salah satu sektor tersier yang mengalami pertumbuhan
tertinggi dibandingkan sektor lainnya sebesar 16,23%, disusul sektor
bangunan/konstruksi yang merupakan salah satu dari sektor sekunder sebesar
14,67%. Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian mengalami
hambatan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 8,38% menjadi 0,54% pada
tahun 2010. Beberapa sektor lainnya mengalami pertumbuhan cukup pesat
adalah sektor perdagangan, hotel & restoran, sektor jasa dan sektor keuangan,
persewaan, serta jasa perusahaan mengalami pertumbuhan di atas 8,00%.

c. Struktur Ekonomi
Peranan sektor ekonomi suatu daerah terhadap pembentukan PDRB
menggambarkan potensi perekonomian suatu wilayah. Tingginya peranan suatu
sektor dalam perekonomian, memberikan gambaran bahwa sektor tersebut
merupakan sektor andalan yang terus dapat dikembangkan serta menjadi
pendorong roda perekonomian semakin berkembang.
Distribusi persentase PDRB sektoral menunjukkan peranan masing-
masing sektor dalam kontribusi terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin
besar persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut
dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga
memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB,
sehingga tampak sektor-sektor andalan yang menjadi pemicu pertumbuhan di
wilayah yang bersangkutan.
Struktur ekonomi J awa Barat dapat dijelaskan menurut kelompok sektor
primer, sekunder dan tersier. Pada tahun 2010 kontribusi sektor primer terhadap
LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
11
PDRB J awa Barat berdasarkan harga berlaku sebesar 14,63%. Kontribusi sektor
primer terbesar masih disumbang sektor pertanian, sebesar 12,61%, sedangkan
kontribusi sektor pertambangan dan penggalian hanya sebesar 2,02%.
Dibandingkan dengan tahun 2009, kontribusi sektor primer mengalami
peningkatan menjadi sebesar 0,62% dari 14,01% pada tahun 2009 menjadi
14,63% di tahun 2010.
Kelompok sektor sekunder masih merupakan penyumbang terbesar bagi
PDRB J awa Barat yaitu sebesar 44,26% walaupun mengalami penurunan
sebesar 4,29% dibandingkan tahun 2009. Kontribusi terbesar sektor sekunder
adalah sektor industri sebesar 37,73%, sedangkan sektor listrik, gas, dan air
bersih serta sektor bangunan hanya berkontribusi masing-masing sebesar 2,76%
dan 3,77%.

Tabel 1.7
Peranan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku setiap Sektor
dalam Perekonomian J awa Barat tahun 2009 - 2010
(%)
Lapangan Usaha 2009
**)
2010
***)

(1) (2) (3)
I.Primer
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
14,01
12,25
1,76
14,63
12,61
2,02
II. Sekunder
1. Industri Pengolahan
2. Listrik Gas dan Air Bersih
3. Bangunan
48,55
42,20
3,09
3,26
44,26
37,73
2,76
3,77
III. Tersier
1. Perdagangan Hotel, & Restoran
2. Pengangkutan & Komunikasi
3. Keuangan, Persewaan & J asa Perusahaan
4. J asa-jasa
37,44
20,32
6,41
2,88
7,83
41,11
22,41
7,09
2,75
8,86
PDRB 100,00 100,00
Sumber : BPS Provinsi J awa Barat dan Bappeda Provinsi J awa Barat
Catatan **) Angka Sementara
***) Angka Sangat Sementara

Pada tahun 2010 kontribusi kelompok sektor tersier sebesar 41,11% atau
mengalami peningkatan 3,67% dari tahun sebelumnya sebesar 37,44%.
Kelompok sektor tersier didukung oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran
dengan kontribusi sebesar 22,41%, sektor pengangkutan dengan kontribusi
LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
12
sebesar 7,09%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan
kontribusi sebesar 2,75% serta sektor jasa dengan kontribusi sebesar 8,86%.
Berdasarkan uraian pada tabel 1.7, diketahui struktur perekonomian
J awa Barat selama periode 2009 2010 sangat didukung sektor industri
pengolahan serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sedangkan sektor
yang memberikan kontribusi terendah pembentukan PDRB selama tahun 2010
adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan.

Tabel 1.8
PDRB menurut Penggunaan Tahun 2009 dan Tahun 2010
Atas Dasar Harga Berlaku
(%)
NO
KOMPONEN
PENGGUNAAN
PDRB
Distribusi (%) Laju
Pertumbuhan 2009
**)
2010
***)

1
2
3
4
5

6
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Lembaga Nirlaba
Konsumsi Pemerintah
Pembentukan Modal Tetap
Bruto
Perubahan Inventory
Diskrepansi Statistik
Ekspor
Dikurangi Impor
65,59
0,78
8,33
18,30
0,33
-
36,70
-30,03
60,39
0,44
8,63
17,73
3,94
1,30
36,08
-28,51
8,83
-33,04
14,34
17,38
18,10
-
13,40
11,37
Sumber : BPS Provinsi J awa Barat
Catatan : **) Angka Sementara
***) Angka Sangat Sementara

PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2010, sebagian besar digunakan
untuk konsumsi rumah tangga sebesar 60,39%, ekspor sebesar 36,08% dan
dikurangi impor sebesar 28,51%. Sedangkan pertumbuhan nilai PDRB menurut
penggunaan, konsumsi Pemerintah mengalami kenaikan sebesar 14,34% dan
konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 8,83% dibandingkan
tahun 2009.
Laju Pertumbuhan Investasi atas dasar harga berlaku tahun 2010
mengalami pertumbuhan sebesar 17,38% dilihat dari nilai Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB) tahun 2009 sebesar Rp.119,31 trilyun menjadi Rp.136,63
trilyun.


LPPD Pemerintah Provinsi J awa Barat 2010
13
d. PDRB per Kapita
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan
masyarakat secara makro adalah PDRB per kapita. Semakin tinggi PDRB yang
diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan masyarakat di
wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Secara rinci PDRB
per kapita sebagaimana tabel 1.9 :
Tabel 1.9
Pendapatan per Kapita J awa Barat dan Laju Pertumbuhannya
Tahun 2009-2010
PDRB per Kapita Tahun 2009
**)
Tahun 2010
***)

(1) (2) (3)
Atas Dasar Harga Berlaku
(juta rupiah)
15,71 17,91
Pertumbuhan ( % ) - 14,02
Atas Dasar Harga
Konstan (juta rupiah)
7,29 7,48
Pertumbuhan ( % ) - 2,63
Keterangan : **) Angka Sementara
***) Angka Sangat Sementara

Tabel 1.9 menggambarkan terjadinya kenaikan PDRB per kapita atas
dasar harga berlaku dari tahun 2009 sebesar Rp. 15,71 juta menjadi Rp. 17,91
juta tahun 2010. Peningkatan PDRB per kapita tersebut, belum
menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat. Hal tersebut,
disebabkan beberapa faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli
masyarakat.
Untuk melihat perkembangan daya beli masyarakat secara riil digunakan
PDRB berdasarkan harga konstan. Berdasarkan harga konstan, PDRB per kapita
J awa Barat naik dari Rp. 7,29 juta tahun 2009 menjadi Rp. 7,48 juta tahun
2010. Kondisi tersebut memberi gambaran secara riil, daya beli masyarakat
J awa Barat tumbuh sebesar 2,63% tahun 2010.

You might also like