PENDAHULUAN Ginjal berasal dari metanefros terdiri atas:dorsal metanefros dan tonjol ureter.
Ginjal organ berbentuk seperti kacang, di kedua sisi kolumna vertebralis.
Fungsinya menyalurkan kemih ke kandung kemih.
Kandung kemih:kantong berotot dapat mengempis, terletak di belakang simpisis pubis.
Kandung kemih memiliki 3 muara:dua muara ureter dan satu muara uretra. Fungsi Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit, mengekskresikan kelebihannya sebagai kemih. mengeluarkan sampah metabolisme (urea, kreatin, dan asam urat) dan zat kimia asing. regulasi dan ekskresi mensekresi renin(mengatur tekanan darah), juga bentuk aktif vitamin D yaitu penting untuk mengatur kalsium, serta eritropoeitin yang penting untuk sintesis darah. PERUBAHAN ANATOMI GINJAL PADA LANJUT USIA Ukuran lebih kecil. Usia 90 tahun beratnya ber(-)20-30 % atau 110-150 gram
Korteks ginjal, arteri aferen dan eferen cenderung atrofi ,pengurangan jumlah darah di glomerulus. Atrofi terjadi tidak simetris sehingga timbul fistel. Jadi ketika aliran darah di korteks berkurang, aliran di jukstagomerular akan meningkat. Ini berpengaruh pada konsentrasi urin yang berkurang pada usia lanjut akibat gangguan pengaturan sistem keseimbangan.
Tubulus : jumlah dan panjang tubulus proksimal berkurang, juga sering didapati divertikel pada tubulus distal. PERUBAHAN FUNGSI GINJAL PADA LANJUT USIA Beberapa hal yang berkaitan dengan faal ginjal pada lanjut usia antara lain : (Cox, Jr dkk, 1985)
1. Fungsi konsentrasi dan pengenceran me 2. Keseimbangan elektrolit dan asam basa lebih mudah terganggu dibandingkan usia muda 3. Ureum darah normal karena masukan protein terbatas dan produksi ureum yang me. Kreatinin darah normal karena produksi yang me,massa otot yang ber(-). Yang paling tepat menilai faal ginjal pada lanjut usia adalah dengan memeriksa Creatinine Clearance. 4. Renal Plasma Flow ( RPF ) dan Glomerular Filtration Rate (GFR) mesejak usia 30 tahun. PERUBAHAN ALIRAN DARAH GINJAL PADA LANJUT USIA Setelah usia 20 tahun:Pean aliran darah ginjal 10 % per dekade, shg aliran darah ginjal usia 80 tahun hanya sekitar 300 ml/menit.
Pe(-)an dari aliran darah ginjal berasal dari korteks.
Pe(-)an aliran darah ginjal hasil dari kombinasi pe(- ) an curah jantung dan perubahan dari hilus besar, arcus aorta dan arteri interlobaris yang berhubungan dengan usia. Pean GFR., pe(-)an ukuran dan jumlah glomerulus. GFR tetap stabil setelah usia remaja hingga usia 30-35 tahun, menurun hingga 8-10 ml/menit/1,73 m2/dekade.
Pean bersihan kreatinin dengan usia tidak berhubungan dengan pean konsentrasi kreatinin serum. Produksi kreatinin sehari-hari (dari pengeluaran kreatinin di urin) me sejalan dengan pean bersihan kreatinin.
Dengan ber(+)nya usia, terjadi pe(-)an massa otot sejalan dengan pean GFR. MENILAI GFR/CREATININE CLEARANCE Cratinine Clearance (pria) : (140-umur) X BB (kg) ml/menit 72 X serum cretinine (mg/dl) Cretinine Clearance (wanita) : 0,85 X CC pria PERUBAHAN FUNGSI TUBULUS PADA LANJUT USIA
Aliran plasma ginjal me sejalan dari usia 40 ke 90-an.
Filtrasi tetap ada pada usia muda, berkurang pada usia 70, 80 dan 90 tahunan.
Transpor maksimal tubulus untuk tes ekskresi PAH me progresif sejalan dengan pean usia dan pean GFR.
Pe(-)an TmG sejalan dengan GFR ,rasio GFR : TmG tetap pada beberapa dekade.
PERUBAHAN FUNGSI TUBULUS PADA LANJUT USIA
Ambang ginjal untuk glukosa me sejalan dengan pean usia.
Pean cepat sekresi asam dari ginjal
Pean kemampuan sekresi asam berhubungan dengan pean GFR dan sebagai hasil dari pe(-)an jumlah nefron
Ginjal pada usia tua cenderung membuang natrium, saat ke(-)an natrium akan me(-)i pembuangan natrium
Defisiensi natrium hipovolemik dengan gejala: Takikardi, Hipotensi, Oliguria, dan Azotemia.
Kelebihan natrium edema dengan atau tanpa gangguan sirkulasi.
Pean jumlah natrium disebabkan gangguan pencernaan pada lanjut usia(muntah atau diare) Waktu yang dibutuhkan untuk keseimbangan natrium pada usia muda 17,6 jam, sedangkan pada lanjut usia 31 jam.
Konsentrasi natrium serum merupakam indeks yang baik untuk keseimbangan total cairan tubuh
Hiponatremia terjadi bila >>cairan dan sering terjadi indikasi untuk membatasi ekskresi air.
Hipernatremia sebenarnya disebabkan karena ke(-)an air. PERUBAHAN PENGATURAN KALIUM Keseimbangan ion K diatur oleh :
1. Distribusi ion K di dalam dan di luar sel. Adalah kesanggupan ion K masuk ke dalam dan ke luar dari sel.
Asidosis, ion H ber>>an di luar sel , kelebihan ini masuk ke dalam sel. Untuk menjaga keseimbangan listrik,Ion K dan ion Na keluar dari selkadar ion K di luar sel me. sebaliknya pada alkalosis.
Insulin merangsang masuknya ion K ke dalam sel. Pada diabetes mellitus ke(-) an insulin, mudah hiperkalemia dibanding orang normal.
2. Ekskresi ion K melalui ginjal terutama tubulus distal. Ekskresi dipengaruhi aldosteron, keseimbangan asam basa, kecepatan cairan melalui tubulus distal, masuknya ion K, diuretik dan kadar ion K di dalam sel.
Aldosteron yang ber>>an menyebabkan ekskresi ion K (+), ion Na diretensi PERUBAHAN PENGATURAN KESEIMBANGAN AIR ADH dalam lengkung Henle memiliki 2 mekanisme:
Aliran darah di medulla ber(-) bila terdapat ADH me(-)i pengeluaran solut dari daerah interstitial hiperosmotik.
ADH mekan permeabilitas duktus koligentes dan tubulus distal >>air berdifusi keluar untuk membentuk keseimbangan dengan cairan interstitial yang hiperosmotik.
Kedua mekanisme ini bekerja menghasilkan kemih yang pekat sehinggan mengurangi volume ekskresi. Pada lanjut usia: respon ginjal pada vasopressin berkurang, sehingga konsentrasi urin juga berkurang.
Orang dewasa sehat mengeluarkan 80 % atau lebih dari air yang diminum (20 ml/kgBB) dalam 5 jam. Menyempitnya arteri pada ginjal karena aterosklerosis
Holley et al (otopsi): 40 % orang dengan TD normal dan 77 % dari yang menderita hipertensi terdapat stenosis arteri renalis.
Komplikasi :insufisiensi ginjal kronik, hipertensi, oklusi arteri dan ateroemboli.
Arteriogram: paling baik untuk mendiagnosa penyakit renovaskular.
Tidak diatasi, aterosklerosis arteri renal TD yang tinggi, insufisisensi ginjal kronikgagal ginjal terminal.
Angioplasti dan pembedahan ,baik bagi perbaikan hipertensi renovaskular.
Pengobatan jangka panjang (obat anti hipertensi), hanya mengontrol TD tapi tidak mengakibatkan perbaikan ginjal atau pencegahan kerusakan parenkim ginjal. Insidens sekitar 1,4 % dari keseluruhan penyakit ginjal.
Penyebab >> : embolipada jantung,mis: trombus mural, vegetasi jantung, gagal jantung kongestif dan aritmia jantung
Pembentukan trombus dapat berasal dari ginjal itu sendiri: trauma abdomen, pembedahan, kateter angiografi atau keadaan hiperkoagulasi darah
Klinis bervariasi: demam, mual, muntah bila kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) me, dapat tanpa gejala. Laboratorium:SGOT dan LDH me 1- 2 hari setelah infark dan pean LDH (bertahan 2 mg). Leukosituria, albuminuria dan hematuria
Infark:radiologik IVP, CT-scan dan renal arteriografi.
Penanganan dini :mengontrol TD,menjaga laju aliran darah ginjal
Apabila penanganan terlambat hipertensi dan gagal ginjal kronik. D/ ateroemboli saat autopsi ,klinis tidak menunjukkan gejala yang khas.
Faktor resiko :op arteri besar, anti koagulan
Ateroemboli pada organ yang mendapat aliran darah langsung dari aorta, ginjal>>
Gejala :demam naik turun, hipertensi sulit dikontrol(peningkatan renin oleh iskemi dari parenkim ginjal
Laboratorium : SGOT dan LDH me, leukosituria, proteinuria dan hematuria,
Diagnosa :biopsy ginjal
Penanganan :suportif .bila tidak ditangani gagal ginjaL terminalhemodialisis. Etiologi : proses autoimun
Gejala :demam, pean berat badan, anemia, arthritis, dermatitis, miopati, hipertensi, gangguan gastrointestinal dan ginjal,kelainan pada saraf tepi dan nyeri pada testis.
Poliarteritis nodosa meningkat insidensnya pada usia > 60 tahun, pria >> wanita
Sedimen urin: sel darah merah, sel darah putih, kristal sel darah merah dan protein. D/:biopsi ginjal atau arteriografi pada aneurisma multipel.
Bentuk klasik poliarteritis nodosainflamasi arteri kecil, sedang dan kapiler.
Kematian vaskulitis itu sendiri atau karena dari gagal ginjal.
Pengobatan:kontroversi, namun ada anggapan penggunaan kortikosteroid mungkin bermanfaat.
Jarang ,sindrom yang paling agresif dari glomerulonefritis akut dan memiliki ciri perburukan cepat kearah gagal ginjal terminal
Penyebab :reaksi antigen antibodi pada glomerulus dan kerusakan kompleks imun.
Gejala: hematuria dan proteinuria akut. Kadang edema, hipertensi dan pean GFR.
Mungkin tanpa gejala
Penting untuk diketahui bahwa bukan sesuatu yang normal pada lansia apabila terjadi hematuria dan proteinuria yang tidak ada keluhan tapi merupakan tanda adanya proses patologik yang melibatkan ginjal, ureter atau kandung kemih.
Lansia mempunyai prognosis yang buruk terhadap penyakit ini, namun data terakhir menunjukkan pengobatan dengan metal prednisolon mungkin dapat menolong. 1. Glomerulonefritis proliferatif primer 2. Sindrom Goodpasture 3. Vaskulitis (Granulomatosis Wegener, Purpura Henoch Schonlein) 4. Lupus Eritomatosus Sistemik 5. Mikroangiopati trombotik (Sindrom Uremia Hemolitik, Purpura Trombositopeni Trombotik)
6. Diatesa Hemoragik Orang yang cenderung lebih mudah mengalami perdarahan atau lebih lambat mengatasi perdarahan karena hemostasis yang tidak normal, dikatakan menderita Diatesa Hemoragik.
Untuk menghentikan perdarahan karena luka pada pembuluh darah besar bedah. Perdarahan oleh luka-luka pembuluh darah kecil (kapiler, venula) mekanisme hemostasis Gejala :hematuria berat, oliguria berat dan nyeri pinggang.
Kecurigaan terutama bila ditemukan : 1. Sindrom nefrotik akut pada orang dewasa 2. Hematuria mikroskopik yang berat pada sindrom nefritik akut 3. Proteinuria berat pada sindrom nefritik akut 4. Oliguria berat atau anuria 5. Penurunan laju filtrasi glomerulus 6. Adanya penyakit sistemik
Karena merupakan kedaruratan, yang terpenting adalah biopsi ginjal.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan sesuai dengan pada sindrom nefritik akut.
1. Pertukaran plasma menukar 4 liter plasma pasien dengan albumin atau cairan plasma protein
Dikombinasi dengan imunosupresif dan terapi antitrombotik (biasanya prednisolon 1 mg/kgBB/hari), siklofosfamid 1,5-2,5 mg/kgBB/hari dan dipiridamol 400 mg/hari).
2. Terapi steroid pulsasi metilprednisolon intravena dengan pulsasi berupa 1 g/hari selama 3 hari kedua untuk 3 dosis dan diulangi 1 minggu kemudian bila responsnya tidak baik. Infeksi Saluran Kemih (ISK) :invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
semua umur
wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15 %.
D/ ISK harus: bakteri dalam urin.
Bakteriuria disertai dengan gejala pada saluran kemih:bakteriuria bergejala. tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. Sisa urin dalam kandung kemih meningkat akibat pengosongan kandung kemih kurang efektif. Mobilitas menurun. Pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral. Adanya hambatan pada aliran urin. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat. ISK uncomplicated(simple) Pada penderita dengan saluran kencing tak baik anatomik maupun fungsionil normal. Pada usia lanjut mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superfisial kandung kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E coli.
ISK complicated kuman penyebab sulit diberantas dan sering resisten terhadap beberapa macam antibiotik, sering terjadi bakteriemia,sepsis, dan shok.
Penyebab kuman pada ISK complicated : Pseudomonas, Proteus, dan Klebsiela.
ISK complicated tejadi bila terdapat keadaan-kadaan sebagai berikut: Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu( pada usia lanjut kemungkinan terjadinya batu lebih besar dari pada usia muda). Reflek vesiko urethral obstruksi, paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap, serta prostatitis menahun. Kelainan faal ginjal, baik gagal ginjal akut (GGA) maupun gagal ginjal kronis (GGK Masukmya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui : Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi tersebut. Hematogen Limfogen Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistiskopi.
Terjadinya ISK dapat secara hematogen dan asending,asending leboih banyak
Infeksi hematogen : pasien dengan daya tahan tubuh rendah atau pasien dengan pengobatan imunosupresif.
Infeksi asending :kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina, masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih kemudian naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal. Sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sbb : ISK bagian bawah: rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
ISK bagian atas :sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang Gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala.
Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan.
Nyeri suprapubik dan daerah pelvis.
Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 mL karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing.
Stranguria yaitu kencing yang susah dan disertai kejang otot pinggang yang sering ditemukan pada sistitis akut.
Tenesmus adalah rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung kemih meskipun telah kosong.
Nokturia ialah cenderung sering kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih menurun.
Enuresis nokturnal sekunder yaitu ngompol pada orang dewasa,
Prostatismus yaitu kesulitan memulai kencing dan kurang deras arus kencing.
Nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal. Urinalisis
1. Leukosuria petunjuk penting suatu ISK.
positif : >5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih.
leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi.
2. Hematuria 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin.
etiologi:keadaan patologis berupa kerusakan glomerulus ,urolitiasis, tumor ginjal, atau nekrosis papilaris. Bakteriologis
1. Mikroskopis Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi.
2. Biakan bakteri criteria Cattell , 1996 : Wanita, simtomatik 10 organisme koliform/mL urin plus piuria, atau 105 organisme pathogen apapun/mL urin, atau Adanya pertumbuhan organisme pathogen apapun pada urin yang diambil dengan cara aspirasi suprapubik
Laki-laki, simtomatik 103 organisme patogen/mL urin
Pasien asimtomatik 105 organisme patogen/mL urin pada 2 contoh urin berurutan. Diagnosis Banding Infeksi atau iritasi pada periuretra atau vagina.
Komplikasi Pielonefritis akut, septkemia dan kerusakan ginjal. Pasien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasana urin alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuaii. Biasanya ditujukan untuk bakteri Gram-negatif dan obat tersebut harus tinggi konsentrasinya dalam urin.
Wanita dengan bakteriuria asimtomatik atau gejala ISK bagian bawah cukup diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan urin porsi tengah seminggu kemudian, jika masih positif harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotik selama 5 hari, bukan dosis tunggal dan diadakan pemeriksaan lebih lanjut. Penyebab sindrom nefrotik pada dewasa adalah : Glomerulonefritis primer (sebagian besar tidak diketahui sebabnya) Glomerulonefritis membranosa Glomerulonefritis kelainan minimal Glomerulonefritis membranoproliferatif Glomerulonefritis paskastreptokok Glomerulonefritis sekunder Lupus eritematosus sistemik Obat ( penisilinamin, kaptopril, AINS) Neoplasma (kanker payudara, kolon, bronkus) Penyakit sistemik yang mempengaruhi glomerulonefritis (DM, amiloidosis) Gejala utama yang ditemukan adalah :
Proteinuria > 3,5 g/hari Hipoalbuminemia < 30 g/l Edema generalisata. Terutama kaki,edema muka, asites dan efusi pleura Hiperlipidemia, hiperkolesterolemia Hiperkoagulabilitas, yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan arteri Tentukan penyebabnya (biopsi ginjal pada seluruh orang dewasa)
Penatalaksanaan edema Tirah baring,memakai stoking yang menekan.Hati- hati pemberian diuretic,proteinuria berat gagal ginjal atau hipovolemik.
Memperbaiki nutrisi makanan tinggi kalori dan rendah garam. Manfaat diet tinggi protein tidak jelas dan mungkin tidak sesuai karena adanya gagal ginjal, biasanya cukup dengan protein 50-60 g/hari ditambah kehilangan dari urin. Mencegah infeksi Diberi antibiotik profilaksis, terutama terhadap infeksi pneumokok.
Pertimbangkan obat antikoagulasi Pasien dengan sindrom nefrotik berat, kecuali terdapat K.I
Penatalaksanaan penyebabnya Pada dewasa tidak sama seperti anak-anak diberi terapi steroid sebagai penegakan diagnosis, kelainan minimal hanya menjadi penyebab yang mendasarinya.
Pada lansia prednisolon jangka pendekmemperlambat terjadinya gagal ginjal terminal dan terapi kombinasi antara klorambusil dan prednison cukup efektif untuk pengobatan sindrom nefrotik.
Penanganan penyakit ini pada lansia biasanya secara simtomatis, pengguanaan diuretik dan membatasi asupan natrium. Hal lain yang juga penting adalah penyakit sistemik yang mendasarinya harus diobati. Pada usia lanjut penyebab GGA berturut-turut sebagai berikut : (potret GA, Bennet WM, 1991) sebagian besar (50%) karena dehidrasi atau gangguan elektrolit obstruksi merupakan 40% penyebab GGA, terutama hipertrofi prostat kelainan ginjal primer hanya merupakan sebagian kecil (10%) dari GGA pada usia lanjut. Tanda-tanda gagal ginjal akut (oliguria dengan kenaikan kreatinin dan ureum plasma.Umumnya penyebab jelas diketahui.
Pada obstruksi diperlukan pemeriksaan berupa memasukkan kateter ureter dan USG ginjal.
Kelainan instrinsik biasanya nekrosis tubular akut.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan biopsi ginjal untuk mengetahui kelainan patologinya. Diagnosa dan tatalaksana penyebab Kelainan praginjaldiperiksa konsentrasi natrium urin, volume darah dikoreksi, diberikan diuretik,pemberian inotropik dan dopamine.
Kelainan ginjal urinalisa , mikroskopik urin, biopsi ginjal, arteriografi, atau tes lainnya.
Kelainan pascaginjal kandung kemih penuh , ada pembesran prostat, gangguan miksi, atau nyeri pinggang. memasang kateter urinmengetahui adanya obstruksi ,pengawasan akurat dari urin dan mengambil bahan pemeriksaan.
Bila perlu dilakukan USG ginjal. Mencapai dan mempertahankan keseimbangan natrium dan air.
Memberikan nutrisi yang cukup. Bila melalui suplemen tinggi kalori atau hiperalimentasi intravena.
Mencegah dan memperbaiki hiperkalemia.
Mencegah dan memperbaiki infeksi, terutama ditujukan terhadap infeksi saluran nafas dan nosokomial
Mencegah dan memperbaiki perdarahan saluran cerna.
Feses diperiksa untuk mengetahui adanya perdarahan dan dapat dilakukan endoskopi.
Dialisis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi, hiperkalemia, atau terjadi kelebihan cairan.
Ureum tidak boleh melebihi 30-40 mmol/liter.
Etiologi: Glomerulonefritis, nefropati analgesik, nefropati refluks, ginjal polikistik, nefropati diabetik, penyebab lain seperti hipertensi, obstruksi, GOUT, dan tidak diketahui. Pada lanjut usia, penyebab gagal ginjal kronik yang tersering adalah progressive renal sclerosis dan pielonefritis kronis. Umum Fatig, malaise, gagal tumbuh, debil Kulit Pucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia Kepala dan leher Fetor uremik, lidah kering dan berselaput Mata Fundus hipertensif, mata merah Kardiovaskular Hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis uremik, penyakit vaskular Pernafasan Hiperventilasi asidosis, edema paru, efusi pleura Gastrointestinal Anoreksia, nausea, gastritis, ulkus peptikum, kolitis uremik, diare yang disebabkan oleh antibiotik Kemih Nokturia, poliuria, haus, proteinuria, penyakit ginjal yang mendasarinya Reproduksi Penurunan libido, impotensi, amenore, infertilitas, ginekomastia, galaktore Saraf Letargi, malaise, anoreksia, tremor, mengantuk, kebingungan, flap, mioklonus, kejang, koma Tulang Hiperparatiroidisme, defisiensi vitamin D Sendi GOUT, pseudogout, kalsifikasi ekstra tulang Hematologi Anemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan Endokrin Multipel Farmakologi Obat-obat yang diekskresi oleh ginjal Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.
Diet tinggi kalori dan rendah protein.
Keseimbangan protein penting juga untuk diperhatikan pada penderita GGK.
Diet rendah protein dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksia dan nausea dari uremia.
Deteksi dan terapi komplikasi
Persiapan dialisis dan program transplantasi Kontrol hipertensi.
Kontrol ketidakseimbangan elektrolit.
Mencegah dan tata laksana penyakit tulang ginjal
Deteksi dini dan terapi infeksi
Pasien uremia harus diterapi sebagai imunosupresif dan terapi lebih ketat.
Modifikasi terapi obat dan fungsi ginjal
Pengeluaran urine secara tak terkendali (tanpa disadari) dalam jumlah sedikit/banyak yang tidak pada tempatnya dan dapat terjadi pada usia berapapun (Kane dkk).
Timbul masalah sosial dan higiene
isolasi sosial, depresi, stres, luka lecet, infeksi saluran kemih berulang, dan tak kalah pentingnya biaya perawatan yang tinggi. 1 dari 3 lansia memiliki masalah dengan kandung kemihnya dan wanita 2 kali lebih sering terkena daripada pria.
Inkontinensia urin merupakan salah satu keluhan utama pada penderita usia lanjut, tapi usia lanjut tidak menyebabkan inkontinensia.
Pada lansia, resiko tinggi inkontinensia urin didapatkan pada mereka yang mengalami BPH (pembesaran prostat jinak), demensia, diabetes melitus, riwayat melahirkan banyak anak, dan yang mempunyai gangguan bejalan. Inkontinensia urin bukan konsekwensi normal dari bertambahnya usia, tetapi pada lansia terdapat beberapa perubahan yang mendukung terjadinya inkontinensia (Kane dkk), yaitu 1. mobilitas lebih terbatas karena menurunnya panca indera dan kemunduran sistem lokomosi 2. kondisi-kondisi medik yang patologik dan berhubungan dengan pengaturan sistem imun misalnya diabetes melitus. Kapasitas VU
Normal bervariasi sekitar 300-600 ml
Sensasi berkemih timbul saat vol. 150-350 ml
Umumnya dapat menampung urin 500 ml tanpa bocor
PROSES BERKEMIH YANG NORMAL ADALAH PROSES DINAMIK YANG DIKONTROL OLEH SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF TEPI DIDAERAH SAKRUM.
Usia Bertambah
40-75% lansia Mengalami inkontinensia, (Reuben dkk) kapasitas VU menurun Sisa urin dalam VU setiap selesai berkemih cenderung meningkat kontraksi VU yang tidak teratur semakin sering terjadi Terjadi penurunan tahanan uretra dan VU karena 1. Berkurangnya kadar estrogen 2. Melemahnya jaringan dan otot- otot panggul karena proses melahirkan.
Pembesaran prostat jinak (BPH) mempunyai potensi untuk menyebabkan inkontinensia (Kane dkk) Pria Lansia Akut:
Terjadi mendadak dan reversibel
Berkaitan dengan sakit yang sedang diderita, apabila penyakit disembuhkan maka inkontinensia akan sembuh sendiri.
Dibagi menjadi 4 tipe 1. Tipe Stres (tekanan) 1. Tipe Urgensi 2. Tipe Luapan 2. Tipe Fungsional Tipe Stres (Tekanan)
Tersering pada lansia <75 tahun, dan banyak terdapat pada lansia wanita.
Yaitu urin keluar sedikit akibat tekanan intra abdominal meningkat misalnya pada saat bersin, tertawa, atau olah raga.
Predisposisinya adalah kelemahan otot dasar panggul, hilangnya pengaruh estrogen, sering melahirkan, dan batuk kronik Tipe Urgensi
Tersering pada lansia >75 tahun.
urin keluar >>krn tidak mampu menunda berkemih begitu sensasi VU penuh diterima oleh pusat berkemih.
Pada gangguan sistem saraf pusat, misalnya demensia, stroke, dan sindrom parkinson,sistitis, dan batu pada VU,inkontinensia tipe urgensi. Tipe Overflow (Luapan)
Urin keluar dalam jumlah sedikit akibat desakan mekanik karena VU sudah sangat terenggang.
Penyebab umumnya adalah: 1. Sumbatan akibat BPH, 2. Sumbatan jalan keluar urin 3. Gangguan kontraksi VU akibat gangguan persyarafan misalnya pada DM
Tipe Fungsional
Urin keluar secara dini, akibat ketidak mampuan mencapai tempat berkemih karena demensia yang berat atau gangguan berjalan. PENGELOLAAN INKONTINENSIA URIN PADA USILA (FONDA DAN REUBEN DKK) 1 1. Program rehabilitasi
Melatih perilaku berkemih,
Promted Voiding
Latihan otot dasar panggul
2. Kateterisasi baik secara berkala maupun menetap.
3. Obat-obatan (menurut Kane dkk, sebaiknya dihindari) Preparat estrogen, yaitu Angeliq (estradiol 1mg, drospirenone 2mg)
Anti kolinergik untuk merelaksasi VU, punya efek samping seperti mulut terasa kering ,retensio urin. Contohnya Flavoxate HCl ( Uripas 200, Uroxal ) mrpkan ADO dan Imipramine ( Tofranil ) merupakan anti depresan.
4. Pembedahan untuk mengangkat penyebab sumbatan.
5. Lain-lain, yaitu menyeseuaikan lingkungan agar mudah dicapainya tempat berkemih, dan penggunaan pakaian dalam maupun bahan-bahan penyerap khusus untuk mengurangi dampak inkontinensia. PENGELOLAAN INKONTINENSIA URIN PADA USILA (FONDA DAN REUBEN DKK) 2