You are on page 1of 15

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN



2.1 Pengertian Objek Pemandian Air Panas

Pemandian Air Panas atau sumber air panas adalah mata air yang
dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah dipanaskan secara
geotermal. Air yang keluar suhunya di atas 37C (suhu tubuh manusia), namun
sebagian mata air panas mengeluarkan air bersuhu hingga di atas titik didih. Di
seluruh dunia terdapat mata air panas yang tidak terhitung jumlahnya, termasuk di
dasar laut dan samudra.
Air panas lebih dapat mengencerkan padatan mineral, sehingga air dari
mata air panas mengandung kadar mineral tinggi, seperti kalsium, litium, atau
radium. Mandi berendam di dalam air panas bermineral, dipercaya dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Berdasarkan alasan tersebut, orang
membangun pemandian air panas dan spa untuk tujuan rekreasi dan pengobatan.
Sumber air panas memiliki dua sumber panas, magma yang berada di dasar
gunung berapi, dan panas yang bukan dari gunung berapi. Jenis mineral yang
dikandung air menyebabkan perbedaan warna air, bau, dan khasiat mandi dengan
air panas tersebut. Air panas bisa keluar secara alami dari dalam tanah, atau keluar
setelah dibor manusia.
Di kawasan gunung berapi, air dipanaskan oleh magma hingga menjadi
sangat panas. Air menjadi terlalu panas hingga membentuk tekanan uap, dan
menyembur ke permukaan bumi sebagai geyser. Bila air hanya mencapai
permukaan bumi dalam bentuk uap, maka disebut fumarol. Bila air tercampur
dengan lumpur dan tanah liat, maka disebut kubangan lumpur panas.
2.2 Pengertian Wisatawan
Berdasarkan Undang-undang No.9 tahun 1990, tentang kepariwisataan,
menyebutkan definisi dari wisata, wisatawan kepariwisataan dan pariwisata yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara waktu, untuk menikmati
objek dan daya tarik wisata.
Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. .
Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata, atau menyediakan, mengusahakan objek dan daya tarik wisata,
usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.
Objek dan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran
wisata.
Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun dan
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Dari pendapat di atas dapat diambil beberapa asensi terpenting dari
pengertian
Pariwisata yang menjadi ciri-cirinya yaitu :
a) Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu.
b) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
c) Perjalanan itu walau apapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan
pertamasyaan dan rekreasi.
d) Tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi

2.3 Produk Pariwisata

Pada umumnya yang dimaksud dengan produk dalam ilmu ekonomi adalah
sesuatu yang dihasilkan melalui suatu proses produksi. Dalam pengertian ini,
ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lain adalah suatu
barang (produk) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi
kebutuhan manusia.
Medlik dan Meddleton mengemukakan bahwa produk pariwisata adalah
semua jasa-jasa (servis) yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat
meninggalkan rumah sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya sampai
ia kembali dimana ia bisa tinggal.
Universitas Sumatera Utara
Jadi dapat disimpulkan bahwa produk pariwisata adalah produk yang
dihasilkan oleh berbagai jenis usaha yang terdiri dari produk nyata maupun tidak
nyata yang diutuhkan wisatawan selama perjalanannya.

Produk ataupun jasa-jasa tersebut adalah sebagai berikut :
1. Biro Perjalana Wisata
Memberikan informasi tentang objek wisata yang telah ada di suatu daerah,
pengurusan dokumen-dokumen (paspor,visa) membuat dan mengatur suatu
rencana peralanan dan lain sebagainya
2. Perusahaan angkut, baik darat, udara maupun laut
Memberikan pelayanan kepada wisatawan berupa alat trasportasi yang
membawanya ke daerah-daerah yang telah dipilihnya.
3. Jasa-jasa dari perhotelan/akomodasi, bar dan restoran, fasilitas rekreasi,
entertainment dan lain-lain.
4. Jasa-jasa Travel Agent atau Tour Operator yang menyelenggarakan city sight
seeing tours atau excursiont pada objek wisata dan atraksi wisata setempat.
5. Jasa-jasa transport lokal (bus, taxi, tourist coach), dalam melakukan city sight
seeing, tours atau excursion pada objek wisata dan atraksi wisata setempat.
6. Objek wisata atau atraksi wisata yang terdapat di daerah tujuan wisata yang
menjadi daya tarik orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
7. Jas-jasa souvenir shop dan handicraft serta shopping center, dimana wisatawan
dapat berbelanja untuk membeli oleh-oleh dan barang-barang lainnya.
8. Perusahaan pendukung seperti penjual post card, perangko, kantor pos, penjual
kamera dan film, penukaran uang (money changer) dan bank.

Adapun ciri-ciri dari produk wisata adalah sebagai berikut :
1. Produk terjadi pada saat konsumen mempergunakan jasa-jasa pariwisata.
2. Produk pariwisata tidak dapat dicicipi terlebih dahulu oleh calon konsumen.
3. Komponen-komponen produk pariwisata tidak dapat diukur karena tidak
memiliki ragam bentuk
4. Produk pariwisata sangat tergantung pada manusia dan sedikit sekali
tergantung pada alat-alat produksi.
Universitas Sumatera Utara
5. Produksi wisata merupakan usaha-usaha yang memerlukan investasi yang
besar, dengan resiko yang tinggi, sedangkan permintaan konsumen elastis.
6. Pemintaan (demand) tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor non
ekonomi seperti gejolak politik.

2.4 Uraian Teoritis Tentang Objek dan Daya Tarik Wisata
Dalam kepariwisataan Indonesia, terdapat perbedaan objek dab atraksi
wisata. Hal ini ditemukan dalam literatur luar negeri. Untuk pengertian objek
wisata mereka lebih banyak menggunakan istilah tourism attractions yaitu :
segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu
daerah tertentu. Kita akan menyebut sesuatu ini sebagai objek wisata, bila untuk
melihat objek tersebut tidak dibutuhkan persiapan yang akan dilakukan terlebih
dahulu. Misalnya :pemandangan, gunung, sungai, danau, lembah, monumen, candi
dan lain-lain. (Yoeti,1996:172)
Lain halnya dengan atraksi wisata yaitu: segala sesuatu yaang harus
dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dinikmati dan dilihat, yang termasuk
dalam kelompok ini adalah: tari-tarian, kesenian rakyat tradisional, upacara adat
dan lain sebagainya.
Menurut Marioti (Yoeti, 1996:172), ada tiga hal yang menjadi daya tarik
orang untuk mengunjungi suatu daerah. Adapun tiga hal tersebut adalah:
1. Hasil ciptaan manusia (man made supply), yang berupa benda-benda sejarah,
kebudayaan dan keagamaan.
2. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural amenities),
yang termasuk dalam kelompok ini ialah: iklim, flora, fauna, bentuk tanah,
pemandangan, hutan belukar dan lain-lain.
3. Tata cara hidup masyarakat (the way of life), Misalnya: pembakaran mayat di
Bali (Ngaben), upacara sekaten di Yogyakarta.
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa objek dan daya
tarik wisata adalah unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan yang dapat dikembangkan
dan dimanfaatkan sebagai daya tarik untuk menjadi sasaran wisata.


Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Ruang Lingkup Objek dan Daya Tarik Wisata
Di dalam UU No.9/1990 tentang kepariwisataan memberikan rumusan
tentang ruang lingkup objek dan daya tarik wisata, yaitu:

a. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan.
Objek dan daya tarik wisata ciptaan tuhan ini merupakan suatu kawasan yang
berisi flora dan fauna yang dikuasai atau dikelola untuk dijadikan suatu tempat
untuk melaksanakan kegiatan wisata.
Objek dan daya tarik wisata ini dapat dibedakan atas 3 kelompok, yaitu:
1. Objek wisata kawasan hutan, pertanian, perkebunan dan peternakan.
2. Objek wisata laut, pantai, gunung dan sebagainya.
3. Objek wisata lembah, gua dan sebagainya.
Adapun unsur yang membentuk daya tarik sumber daya alam dan
ekosistemnya sebagai objek wisata adalah :keindahan, keunikan dan
kelangkaan, banyaknya sumber daya alam yang menonjol yang memiliki ciri-
ciri potensial untuk daya tarik bagi pengunjung, keutuhan sumber daya alam,
kebrsihan udara lingkungan.
b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia.
Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia dapat berwujud peninggalan
purbakala, sejarah seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, taman
rekreasi dan tempat hiburan.
Jenis-jenis objek dan daya tarik wisata yang berupa hasil karya manusia
dengan budayanya adalah sebagai berikut:
1. Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan
2. Aneka ragam budaya seperti: adat istiadat, upacara keagamaan,
perkawinan, pemakaman dan lain-lain.
3. Hasil kerajinan tangan dan karya arsitektur.

2.4.2 Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata
Objek wisata merupakan salah satu unsur yang terpenting dalam
pengembangan di suatu daerah, karena merupakan tujuan wisatawan untuk
Universitas Sumatera Utara
berkunjung ke suatu daerah. Oleh sebab itu, maka pengembangannya perlu
diusahakan sebaik-baiknya.
Perlu disadari bahwa ada berbagai alasan utama orang untuk melakukan
kegiatan wisata. Adapun alasan-alasan yang menonjol mengapa mereka
melakukan kegiatan wisataantara lain adalah: kesehatan, kesenangan, pendidikan,
agama, kebudayaan, hobi, olahraga, konverensi, seminar dan lainnya. Namun pada
umumnya mereka akan mengharapkan kenyamanan dan sesuatu yang
menyenangkan pada objek yang mereka tuju tersebut. Maka dari itu perlu usaha
pengembangan dan pembinaan terhadap objek-objek dan daya tarik wisata
tersebut. (Yoety,1985:5).
Usaha meningkatkan potensi daya tarik wisata di suatu daerah perlu ada
usaha-usaha untuk mengembangkan dan membangun daya tarik wisata yang sudah
ada maupun usaha untuk menciptakan objek dan daya tarik wisata baru. Misalnya
dengan menggariskan kebijaksanaan pariwisata jangka panjang dan jangka
pendek, menyiapkan, memberi, dan menyebarkan informasi kepariwisataan
dengan ruang lingkup yang seluas-luasnya (Pendit, 1999:300)
Usaha pengembangan ini bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena
melibatkan suatu potensi sumber daya alam, flora, fauna dan faktor manusia.
Faktor pelestarian oleh karena itu, perlu diperhatikan supaya potensi sumber daya
yang dimiliki tidak rusak dan dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama.
Hal yang penting agar usaha pengembangan dan pengelolaan objek dan
daya tarik wisata tersebut dapat memberikan sesuatu hal yang menarik dan
memotivasi wisatawan untuk berkunjung adalah bila terpenuhinya tiga syarat
utama yang harus ada di objek wisata yaitu :
a. Something to do, yaitu kegiatan yang dapat dilakukan.
b. Something to see, yaitusesuatu hal yang dapat dilihat.
c. Something to buy,yaitu sesuatu yang dapat dibeli. (Yoety,1996:178)
Ada beberapa hal beberapa hal yang merupakan prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan dalam usaha pengembangan objek dan daya tarik wisata sesuai
dengan UU No.9/1990, antara lain :
Mampu mendorong peningkatan dan perkembangan kehidupan ekonomi,
sosial budaya dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat serta pandangan nilai-nilai yang
hidup dan berkembang di dalam masyarakat.
Memperhatikan kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup.
Memperhatikan kelestarian usaha pariwisata itu sendiri.
Mengorganisir pengelolaan objek dan daya tarik wisata merupakan unsur
yang sangat penting juga untuk diperhatikan. Suatu objek yang baik dan memiliki
potensi yang cukup besar belum tentu dapat berkembang dengan baik dan mampu
memberikan nilai ekonomi apabila tidak disertai dengan pengadaan suprastruktur
dan infrstruktur yang cukup memadai.
Untuk mengelola dan mengadakan sarana dan prasarana ini adalah menjadi
tugas baik pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat yang ada disekitar objek
wisata. Oleh sebab itu maka usaha pengembangan objek dan daya tarik wisata ini
tidak dimonopoli oleh salah satu pihak saja, namun dapat dilakukan oleh semua
pihak yang terlibat.
Pengorganisasian ini sangat penting meminimalisasikan dampak negatif
dari perkembangan periwisata terhadap masyarakat dan lingkungan.

2.4.3 Pengusahaan dan Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata
Suatu objek dan daya tarik wisata tidak akan memilki nilai ekonomi apa-
apa, apabila tidak mendapatkan pengelolaan atau manajemen yang baik. Maka
untuk meningkatkan potensi daya tarik sehingga mampu memberikan manfaat
ekonomi, maka suatu objek tersebut perlu dikelola secara profesional. Pengelolaan
itu tidak saja semata-mata untuk mengelola objek dan daya tarik wisata itu sendiri,
namun juga perlu usaha-usaha untuk membangun dan mengembangkan serta
mengelola sarana dan prasarana yang mendukung objek dan daya tarik wisata itu.
Seorang wisatawan tidak akan menikmati objek dan daya tarik wisata
apabila untuk mencapai objek itu sendiri sangat sulit dan memakan biaya yang
sangat besar. Ataupun apabila di tempat objek daya tarik wisata itu sangat sulit
ditemui sarana rumah makan, penginapan, toilet dan lain-lain.
Selain untuk mengelola dan membangun faktor-faktor fisik, faktor-faktor
lain juga perlu mendapatkan perhatian dalam pengelolaannya, seperti
merencanakan dan mengelola sumber daya manusia agar dapat menjadi pengelola
objek dan daya tarik wisata itu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut UU No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dalam pasal,
Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata dikelompokkan ke dalam :
a. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam.
b. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya.
c. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus.
Untuk melaksanakan usaha-usaha pengelolaan dan pengusahaan objek dan
daya tarik wisata diperlukan izin usaha yang diterbitkan oleh pemerintah.
Perusahaan-perusahaan yang melaksanakan kegiatan pengelolaan ini harus
memenuhi kewajiban-kewajiban yang antara lain :
1. Menjalankan usaha dengan norma-norma dan ketentuan pengelolaan objek dan
daya tarik wisata.
2. Memenuhi segala peraturan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan pada
keputusan Direktur Jendral Pariwisata No. Kep.18/U/II/88 tentang pelaksanaan
ketentuan objek wisata.
3. Memberikan perlindungan terhadap setiap pengunjung objek dan daya tarik
wisata.
4. Menjaga martabat objek dan daya tarik wisata lain.
5. Mencegah dan melarang kegiatan yang melanggar kesusilaan, perjudian,
penggunaan obat bius dan lain-lain.
6. Menerapkan unsur Sapta Pesona secara mutlak.
7. Mentaati segala perundang-undangan yang menyangkut tenaga kerja dan
kegiatan usaha.

2.5 Motivasi Perjalanan Wisata.
Di bawah ini diberikan beberapa motivasi, mengapa orang-orang
melakukan perjalanan, sebagai berikut :
a. Alasan Pendidikan dan Kebudayaan.
1. Ingin melihat bagaimana rakyat negara lain bekerja dan bagaimana cara
hidupnya (the way of life).
2. Ingin melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai negara lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Ingin menyaksikan tempat-tempat bersejarah, peniggalan-peninggalan
kuno, monomen-monumen, kesenian rakyat, industri kerajinan, festival,
events, keindahan alam dan lain-lain.
4. Untuk mendapatkan saling pengertian dan ide-ide baru ataupun penemuan-
penemuan baru.
5. Untuk berpartisipasi dalam suatu festival kebudayaan, kesenian dan lain
sebagainya.
b. Alasan Santai, Kesenangan dan Petualangan.
1. Menghindarkan diri dari kesibukan sehari-hari dan kewajiban rutin.
2. Untuk melihat daerah-daerah baru, masyarakat asing dan untuk
mendapatkan pengalaman baru.
3. Untuk mendapatkan atau menggunakan kesempatan yang ada agar
memperoleh kegembiraan.
4. Untuk mendapatkan suasana yang romantis yang berkesan terutama bagi
pasangan-pasangan yang sedang melakukan honeymoon.
c. Alasan Kesehatan, Olahraga dan Rekreasi.
1. Untuk beristirahat dan mengembalikan kekuatan sesudah bekerja keras dan
ketegangan pikiran.
2. Untuk melatih diri dan ikut pertandingan dalam olahraga tertentu, seperti
olimpiade dan sebagainya.
3. Untuk menyembuhkan diri dari suatu penyakit tertentu.
4. Melakukan rekreasi dalam menghabiskan masa liburan
d. Alasan Keluarga, negeri asal dan tempat bermukim.
1. Untuk mengunjungi tempat dimana kita berasal atau dilahirkan.
2. Untuk mengunjungi tempat dimana kita pernah tinggal atau berdiam pada
masa lalu.
3. Untuk mengunjungi famili dan kawan-kawan.
4. Untuk pertemuan keluarga dan kawan-kawan (reuni).
e. Alasan Bisnis, Sosial Politik dan Konferensi.
1. Untuk menyaksikan suatu pameran (exhibition), dagang, peninjauan suatu
proyek dan lain-lain.
2. Menghadiri konferensi, seminar, simposium dan pertemuan ilmiah lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengikuti perjanjian kerjasama, pertemuan politik dan undangan negara-
negara lain yang berhubungan dengan kenegaraan.
4. Untuk ikut dalam suatu kegiatan sosial.
f. Alasan Persaingan dan Hadiah.
1. Untuk memperlihatkan kepada orang lain bahwa yang bersangkutan juga
dapat atau mampu melakukan perjalanan jauh.
2. Untuk memenuhi keinginan agar dapat bercerita tentang negara lain pada
kesempatan-kesempatan tertentu.
3. Agar tidak dikatakan orang ketinggalan zaman.
4. Merealisir hadiah yang diperoleh dalam suatu sayembara tertentu.
5. Merealisir hadiah yang diberikan oleh seseorang.

2.6 Sarana dan Prasarana Pariwisata
2.6.1 Sarana Pariwisata
A. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Superstructure)
Yang dimaksud dengan sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan
yang hidup dan kehidupannya tergantung pada kedatangan orang yang melakukan
kunjungan dan perjalanan wisata.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
Biro Perjalanan Umum
Perusahaan Angkutan Umum
Hotel dan Akomodasi lainnya
Restoran, Bar dan Rumah Makan lainnya
Objek dan Atraksi Wisata

B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan(Supplementary Tourism Superstructure)
Yang dimaksud dengan sarana pelengkap kepariwisataan adalah
perusahaan yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana
pokok sedemikian rupa sehingga berfungsi untuk memperpanjang masa tinggal
wisatawan di tempat atau di daerah yang dikunjunginya.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
a. Sarana olah raga seperti
Lapangan golf
Universitas Sumatera Utara
Lapangan tenis
Kolam renang
Daerah perburuan
Permainan bowling
Selancar
Berlayar
b. Sarana Ketangkasan seperti :
Permainan bilyard
Jackpot

c. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Superstructure)
Yang dimaksud dengan sarana penunjang kepariwisataan adalah fasilitas-
fasilitas yang diperlukan wisatawan, khususnya tourist bisnis, yang berfungsi tidak
hanya melengkapi sarana pokok juga membuat para wisatawan lebih betah lama
untuk tinggal di daerah itu.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
Night club
Casino
Steambath
Olah raga ketangkasan

2.6.2 Prasarana Pariwisata
Baik sarana dan prasarana kepariwisataan sesungguhnya merupakan
tourist supply yang perlu dipersiapkan atau disediakan apabila ingin
mengembangkan industri pariwisata, karena dalam kepariwisataan sama seperti
prasarana dalam perekonomian pada umumnya, kegiatan kepariwisataan pada
hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekonomian juga.
Yang dimaksud dengan prasarana (infrastructure) adalah semua fasilitas
yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar
sedemikian rupa sehinga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya.
Jadi fungsinya adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat
memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengertian ini yang termasuk dalam prasarana kepariwisataan
adalah :
a. Prasarana umum (General Infrastructure)
yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi perekonomian
dan yang termasuk dalam kelompok ini adalah
Sistem penyediaan air bersih
Pembangkit tenaga listrik
Jaringan jalan raya dan jembatan
Airport, seaport, terminal dan stasiun
Alat angkutan seperti pesawat, bus, kapal dan lain-lain
Telekomunikasi
b. Kebutuhan masyarakat banyak
Yaitu sarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak dan yang termasuk
kelompok ini adalah :Rumah sakit, Apotik, Bank, Pompa bensin, dan Administrasi
Office (seperti pemerintahan umum, polisi, dan lain-lain).
Tanpa adanya prasarana tersebut di atas, sukarlah bagi sarana-sarana
kepariwisataan untuk dapat memenuhi fungsinya untuk memberikan pelayanan
bagi wisatawan dan travellers lainnya.

2.7 Dasar dan Kriteria Pembangunan Objek Wisata
2.7.1 Dasar Pembangunan Objek Wisata
Dasar pembangunan objek wisata dapat dikategorikan sesuai tujuan
pembangunan sumber daya sebagai objek wisata, sebagai berikut :
1. Komersil
Dalam pembangunan objek wisata maka masalah keuntungan keuangan
objek wisata merupakan faktor pokok yang lebih diperhatikan dan lebih
diperhitungkan dari faktor lain.
2. Pengembangan sosial ekonomi regional
Pertimbangan utama adalah apakah pembangunan objek wisata itu mampu
memberikan dampak sosial ekonomi regional walaupun secara ekonomi
mikro objek wisata itu tidak layak.
3. Kebutuhan rekreasi masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Objek wisata pertama-tama dibangun dengan maksud memenuhi
kebutuhan masyarakat, sehingga pemerintah berkewajiban membangun
tempat-tempat rekreasi. Masyarakat ataupun wisatawan biasanya tidak
dipungut bayaran untuk berkunjung ke tempat tersebut. Contoh : Taman-
Taman Kota, Taman Monas dan sebagainya.
4. Optimalisasi sumber daya yang memiliki fungsi lain
Sering terjadi pembangunan atau pemanfaatan sumber daya sebagai objek
wisata bukan tujuan utama, karena tujuan utamanya antara lain : untuk
konservasi plasma penelitian, pendidikan, perlindungan tata air dan lain
sebagainya. Pemanfaatan-pemanfaatan sebagai objek wisata merupakan
optimalisasi pemberdayagunaan sumber daya, Contoh :Taman Nasional,
Museum dan Cagar Alam.
Adapun dasar pertimbangan pembangunan sesuatu objek wisata, maka hal
yang mendasar adalah objek wisata harus mampu menarik dan memuaskan
pengunjung, dan berdasarkan Undang-Undang No 4 tahun 1982 tentang ketentuan-
ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dan Peraturan Pemerintah nomor
29 tahun 1986 tentang analisis mengenai dampak lingkungan dan harus
memperhatikan dampak lingkungan.
Dasar pertimbangan pembangunan objek wisata berpedoman pada :
a. Layak Finansial
Biasanya membandingkan besaran keuntungan dengan proyek lain dengan
menerapkan komersil perbandingan biaya dan penerimaan serta pengembalian
modal.
b. Layak Sosial Ekonomi Regional
Pada mulanya dinilai dari layak finansial, namun andai kata dari sudut
finansial proyek rugi, proyek tetap diteruskan apabila layak ekonomi
(regional). Dalam kaitan ini analisa biaya dan manfaat biasanya digunakan
karena lebih memberikan gambaran dampak nyata pariwisata yang
memberikan batas perbandingan (ratio) penting, seperti penerimaan devisa
pada setiap unit investasi, modal biaya pada setiap penciptaan lapangan kerja
dan penerimaan daerah atau negara pada setiap unit penanaman modal.

Universitas Sumatera Utara
c. Layak Teknis
Layak teknis berkaitan dengan apakah objek wisata yang ingin dibangun itu
dipertanggungjawabkan, misalnya dari segi daya dukung. Apabila daya
dukung itu sangat rendah, misalnya karena objek yang bersangkutan berbahaya
bagi pengunjung, maka pembangunan objek secara teknis tidak layak, dapat
juga suatu objek wisata tidak layak teknis karena tidak terdapat supply air
bersih dan sebagainya.
d. Layak Linkungan
Berdasarkan PP Nomor 29 tahun 1986 tentang analisis mengenai dampak
linkungan yang menegaskan apabila : Analisis dampak lingkungan
menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat ditanggulangi
berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan dampak
positifnya, maka instansi yang bertanggug jawab memutuskan menolak
rencana kegiatan yang bersangkutan.

2.7.2 Kriteria Pembangunan Objek Wisata
Kriteria pembangunan objek wisata harus berorientasi pada daya tarik dan
memuaskan pengunjung, tanpa mempersoalkan dasar tujuan pembangunan objek
wisata adalah :
a. Potensi Sumberdaya Manusia
Potensi daya tarik sumber daya merupakan pertimbangan utama untuk
pembangunan objek wisata, penilaian atas kadar daya tarik sumber daya tidak
mudah karena soal rasa dan daya tarik itu sendiri.
b. Potensi Pasar
Pengembangan sumber daya sebagai objek wisata harus memperhitungkan
potensi pasar, tidak hanya dikaitkan dari segi mutu tetapi juga harus dari segi
kualitas, seperti: minat, selera dan kebutuhan, termasuk kebutuhan yang
disediakan.
c. Kemudahan Pencapaian
Kemudahan pencapaian adalah suatu keadaan dimana wisatawan dapat
mencapai objek wisata dengan mudah dari tempat tinggalnya.
d. Kondisi Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
Perhatian dan perhitungan terhadap kondisi lingkungan suatu objek wisata
bersifat timbal balik dalam arti pengaruh atau dampak lingkungan wisatawan
terhadap lingkungan objek wisata, seperti : lingkungan sosial budaya, biota dan
abiota, sehingga untuk menilai hal itu diperlukan analisis dampak lingkungan.
e. Prasarana Wisata
Prasarana wisata adalah sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan
oleh perjalanan wisatawan pada daerah tujuan wisata, seperti : terminal, jalan,
stsiun, listrik, jembatan, telekomunikasi, air.
f. Daya Tarik Pendukung
Pembangunan objek wisata diperlukan adanya daya tarik wisata pendukung
lain, sehingga wisatawan merasa puas karena telah menyaksikan beberapa
daya tarik wisata.
g. Pengelolaan
Dalam pengelolaan objek wisata harus diperhitungkan kemampuan
perkembangannya di kemudian hari.
h. Sarana Wisata
Yang dimaksud sarana pariwisata adalah : hotel, biro perjalanan, trasportasi,
restaurant dan sarana pendukung lainnya.





















Universitas Sumatera Utara

You might also like