You are on page 1of 16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pariwisata.
Kata pariwisata menjadi populer di indonesia setelah diselenggarakannya
musyawarah nasional turisme II di tretes, jawatimur tanggal 12-14 juni 1958 yang
lebih dikenal dengan istilah turisme.
Secara etimologi kata pariwisata berasal dari bahasa sanksekerta. pari
berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar atau berkeliling, dan wisata berarti
perjalanan atau bepergian. Secar singka dapat di simpulkan bahwa pariwisata adalah
suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Berdasarkan Undang-Undang RI No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
menyebutkan bahwa pariwisata adalah :
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Institute oftourisme in britain (sekarang Tourism society in britain)di tahun
1976 merumuskan Pariwisata adalah
kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ketempat-tempat
tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan
mereka selama di tempat tujuan tersebut, ini mencakup kepergian untuk berbagai
maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata.

Robert McIntosh bersama Gupta mengungkapkan bahwa pariwisata adalah :
gabuangan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis,
pemerintah tuan rumah serta masyarakattuan rumah dalam proses menarik dan
melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainya.
Universitas Sumatera Utara
Herman von Schullern zu schrattenhofen seorang ekonom Australia, pada
tahun 1910 merumuskan bahwa pariwisata adalah :
sejumlah kegiatan terutama yang besifat ekonomi, yang secara langsung berkaitan
dengan masuk, tinggal, dan bergeraknya orang-orang asing didalam suatu negara,
kota, atau wilayah.
E. Guyer-Freuler memberikan rumusan tentang pengertian pariwisata adalah :
pariwisata dalam arti modern merupakan gejala zaman sekarang yang didasarkan
atas kebutuhan akan kesehatang dan penggantian hawa, sebgai suatu penilaian
yang sadar dan tumbuhnya rasa cinta terhadap keindahan alam, sebagai akibat dari
perkembangan pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat yang merupakan
hasil dari perkembangan perniagaan, industri, prdagangan dan penyempurnaan
alat-alat angkutan.

Sedangkan Prof. Hunzieker dan Prof. Krapf mengatakan bahwa pariwisata
adalah
sejumlah hubungan-hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tinggalnya
orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulna
tepat tinggal serta usaha-usahayang bersifat permanen sebagai usaha mencari kerja
penuh.
Dari beberapa defenisi yang dikemukakan di atas terdapat beberapa hal yang
merupakan ciri dari pariwisata, yaitu :
1. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
2. Perjalanan tersebut dilakukan untuk sementara.
3. Perjalanan tersebut berkaitan dengan rekreasi.
4. Oarng-orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di
tempat yang dikunjunginya, tetapi hanya sebagai konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Dan dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan
orang dari suatu tempat ke tempat lain, untuk sementara waktu engan maksud atau
tujuan tidak untuk berusaha atau mencari pekerjaan di tempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata untuk menikmati perjalanan bertamasya, untuk memenuhi keinginan
yang beraneka ragam.
2.2 Pengertian Wisatawan.
Berbicara mengenai pariwisata tentu tidak terlepas dari pembicaraan masalah
wisatawan. Dan salah satu yang harus kita ketahui adalah siapa yang disebut dengan
wisatawan. Banyak orang yang mendefenisikan wisatawan itu secara simpel yaitu
wisatawan adalah orang yang melakukan perjalana wisata. Tetapi pemahaman
tersebut masih tergolung sempit atau biasa.
Berdasarkan Undang-Undang RI No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
menyebutkan bahwa wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
Berdasarkan Undang-Undang No 9 tahun 1969 menyebutkan bahwa
wisatawan adalah : Setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu.
The Comittee of Statistical Experts of the League of Nation pada tehun 1937
menyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara
selain negara dimana dia biasa tinggal, dan dengan periode setidaknya 24 jam.
Kemudian menyebutkan yang dapat dianggap sebagai wisatawan adalah :
1. Orang-orang yang bepergian untuk tujuan bersenang-senag, alasan keluarga,
untuk tujuan kesehatan dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2. Orang-orang yang bepergian untuk mengadakan pertemuanatau mewakili
kedudukan sebagai diplomat, misi keagmaan, orang-orang yang bepergian
dengan alasan dagang.
3. Orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila mereka
tinggal kunga dari 24 jam.
Bedasarkan konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perjalanan
internasional dan pariwisata di Roma tahun 1963 menyatakan bahwa wisatawan
adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempa tinggalnya
yang biasa, untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan
yang menguntungkan di negara yang dikunjungi. Dari defenisi tersebut telah
mencakup wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang yang datang tinggal paling
edikit 24 jam di negara yang dikunjungi dan pelancong (excursionist) yaitu seorang
pengunjung yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi.
Dari defenisi-defenisi yang telah diuraikan diatas dapat simpulkan batasan
yang disebut sebagai wisatawan adalah
1. Perjalanan yang dilakukan lebih kurang 24 jam.
2. Perjalanan yang dilakukan hanya untuk sementara.
3. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mncari nafkah di tempat
tujuannya.
2.3 Motivasi Perjalanan Wisata.
Defenisi wisatawan dari uraian di atas, kita dapat menelusuri apa yang
menjadi maksud seseorang melakukan perjalan wisata. Pada hakikatnya mobilitas
manusia merupakan salah satu sifat kehidupan mansia yang tidak bisa puas atau
Universitas Sumatera Utara
terpaku pada suatu tempat dalam memenuhi kebutuhan atau tuntutan kelangsungan
hidupnya. Moblitas manusia timbuldari berbagai dorongan kebutuhan atau
kepentingan.
Motivasi atau tujuan perjalanan dari para wisatawan pada dasarnya dapat di
golongkan dalam dua kategori yaitu : pesiar (leasure), untuk keperluan rekreasi,
liburan, kesehatan, keagamaan, olahraga, dan lain sebagainya. Kemudian business,
untuk keperluan konferensi, lokakarya, simposium, dan missi tertentu.
H.Peter Gray mengemuakan dua motivasi utama dalam perjalanwisata yaitu :
1. Keingina bertualang (wanderlust) yaitu keinginan seseoarang untuk
mengetahui yang baru atau mencari sesuatu yang belum diktahui,
meninggalkan semua yang sudah dikenal dan melihat tempat, orang,
kebudayaan yang berbeda.
2. Keingnan mendapatkan sinar matahari (sun lust) sejenis perjalana
yang tergantung pada adanya tempat yang menarik atau
menyenangkan yang lebih baik di tempat lain untuk tujuan tertentu.
Misalnya untuk olahraga, atau benar-benar hanya untuk mencari
matahari.
2.4 Pengertian Industri Pariwisata
Ketika kita mendengar kata industri, maka tumbuh gambaran dibenak kita
adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya dan menghasilkan
prodak dalam bentuk barang. Namun industri pariwisata jauh berbeda dengan yang
kita lihat biasanya.
Universitas Sumatera Utara
Para ahli umumnya memberi batasan pengertian kata industri sebagai
berikut :
1. Industri adalah segala usaha yang bertujuan untuk menghasilkan barang-
barang atau jasa.
2. Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan
barang-barang yang sejenis atau serupa.
3. Industri adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan (firms) yang
menggunakan bahan mentah yang sama (Yoeti, 1983:138).
Dari pengertian pengertian kata industri seperti yang telah diuraikan
dalam di atas, maka kita cenderung untuk memberikan batasan tentang industri
pariwisata, yaitu : Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam macam
perusahaan yang secara bersama sama mengahasilkan barang dan jasa (good and
service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya,
selama dalam perjalanannya (Yoeti, 1983:140).
R.S. Damarjadi (dalam Yoeti, 1983:141) menjelaskan arti industri pariwisata,
yaitu: Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha
yang secara bersama sama mengahasilkan produkproduk maupun jasa/pelayanan
atau service yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan
wisatawan nantinya, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan
oleh wisatawan selama perlawatannya.
Sedangkan, menurut Undang-Undang RI No 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan menjelaskan bahwa: Industri pariwisata adalah kumpulan usaha
Universitas Sumatera Utara
yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa
atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan ketika
melakukan perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahap-tahap wisatawan sebagai
konsumen yang memerlukan pelayanan tertentu.
Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi
Presiden RI No.9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus 1969, di mana dalam Bab II
pasal 3 (Yoeti, 1983:138) disebutkan:
Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu
pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan
dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara.
Sesuai dengan instruksi presiden tersebut (Yoeti, 1983:138) dikatakan bahwa
tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah:
a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara
pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan
mendorong kegiatan kegiatan industri sampingan lainnya.
b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan
Indonesia.
c. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.
Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan
dengan kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat Comercial. Hal tersebut
dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika
Universitas Sumatera Utara
melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali
ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang
berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya.
Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata yaitu:
1. Travel Agent
2. Perusahaan Angkutan (Transportasi)
3. Akomodasi perhotelan
4. Bar dan Restoran
5. Souvenir dan Handicraft.
6. Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti;
tempat orang menjual dan mencetak film, camera, postcards, kantor pos,
money changer, bank, dan lain-lain (Yoeti, 1983:147).
2.5 Produk Pariwisata
J ika berbicara mrngenia produk, kita cenderung memikirkan kalau produk itu
berwujud barang, tetapi produk tersebut ada dua yaitu barang dan jasa. Dalam hal
pariwisata yang produk yang dipsarkan itu adalah dalam arti jasa atau pelayanan
(service)
Baud-bovy (dalam Yoeti, 2002:128) mengatakan Produk pariwisata adalah
sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan
yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber daya yang terdapat pada suatu Daerah
Tujuan Wisata, fasilitas yang terdapat di suatu Daerah Tujuan Wisata dan transportasi
yang membawa dari tempat asalnya ke nsuatu Daerah Tujuan Wisata tertenta.
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih mengenal produk pariwisata kita harus mengetahui ciri-ciri
produk pariwisata tersebut yaitu:
1. Hasil atau produk pariwisata itu tidak dapat dipindahkan.
2. Pada umumnya peranan perantara (middlemen) tidak diperlikan karena
proses produksi terjadi saat bersamaan dengan konsumsi.
3. Hasil atau produk pariwisata tersebut tidak dapat di timbun.
4. Hasil atau produk pariwisata tidak mmiliki standar atau ukuran yang
objektif.
5. Permintaan (demand) terhadap hasil atau produk pariwisata tidak tetap
dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-ekonomis.
6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang
akan dibelinya.
7. Hasil atau prodok pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga
manusia dan sedikit sekali yang dapat diganti dengan mesin.
8. Dari segi pemilihan usaha, penyediaan produk industri pariwisata
dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya
besar.(yoeti, 1983:156)
2.6 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata.
Objek wisata dan daya tarik wisata adalah dua hal yang berbeda namun sangat
erat hubungannya. Tanpa adanya daya tarik disebuah objek wisata maka objek
tersebut pasti tidak akan berkembang, karena dengan adanya daya tarik yang melekat
pada suatu objek wisata, itulah yang menumbuhkan suatu motivasi wisatawan untuk
berkunjung ke suatu objek wisata. Deimikian juga sebaliknya daya tarik wisata yang
Universitas Sumatera Utara
belum dikembangkan menjadi suatu objek wisata semata-mata hanya merupakan
sebuah sumber daya potensial yang belum dapat disebut daya tarik wisata. Objek
wisata dang daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan (Drs. Happy
Marpaung, SH.,MH, 2000: 78)
Peraturan Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah:
perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan
tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi
Berdasarkan Undang-Undang RI No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
menyebutkan bahwa daya tarik wisata adalah : segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembangunan objek dan daya
tarik wisata adalah
1. Kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan
ekonomi dan sosial budaya.
2. Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat.
3. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup.
4. Kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri.
2.7 Pengertian Sarana dan Prasarana.
2.7.1 Sarana Kepariwisataan
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan
pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung dan
Universitas Sumatera Utara
kehidupannya tergantung kepada kedatangan wisatawannya. Sarana kepariwisataan
ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai
dengan perkembangan kebutuhan wisatawan. Untuk mendukung pencapaian yang
lebih baik perlu adanya kemampuan pengelolaan yang memadai sesuai dengan
kondisi objek dan kebutuhan pengunjung.
Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 (tiga) unsur pokok, antara lain :
A. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure)
Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan
kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan
perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah:
1. Travel Agent
2. Tour Operator
3. Perusahaan Transportasi
4. Restoran, Bar, objek dan atraksi wisata.
B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure)
Adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya
tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah
untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal, di tempat atau daerah
yang dikunjunginya. Yang termasuk dikelompok ini adalah:
1. Saran olahraga, misalnya: lapangan tenis, lpangan golf, kolam renang,
permainan bowling, dan lain sebagainya.
2. Sarana ketangkasan, misalnya: permainan bilyard, jackpot, pachinco,
dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
C. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure)
Adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yakni
fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang
berfungsi untuk membuat para wisatawan lebih lama tinggal di daerah yang
dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah
tersebut. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah:
1. Night Club
2. Casino
3. Steambath
2.7.2 Prasarana kepariwisataan
Prasarana (infrastrukture) kepariwisataan sesungguhnya merupakan tourist
supply yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri
pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu
kegiatan dari sektor perekonomian juga. Yang dimaksud prasarana (infrastukture)
adalah Semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan
dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi
kebutuhannya. Jadi fungsi dari prasarana adalah untuk melengkapi sarana
kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagai mana mestinya (Yoeti,
1983:170).
Adapun beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan
bagi wisatawan, meliputi:
1. Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyajikan makanan dan
minuman yang khas setempat.
Universitas Sumatera Utara
2. Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan sekali dibutuhkan karena
salah satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah
kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu
kawasan objek wisata.
3. Pelayanan informasi, agar dapat mengatur pengunjung yang datang ke
objek wisata.
2.8 Ekowisata
Berbicara tentang ekowisata berarti tidak terlepas dengan masalah wisata
alam. Agar lebih memahami mengenai ekowisata ada baiknya kita pahami terlebih
dahulu mengenai wisata alam.
J ika kita mendengar tentang wisata alam maka kita akan membanyangkan
sebuah daerah yang memiliki panorama indah dan menarik. Wisata alam sangat
banyak diminati orang karena cenderung memberi kesan yang sangat indah bagi
wisatawan, terutama orang-orang yang bersal dari kota-kota besar.
Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi
sumber daya alam dan tata lingkungan (Gamal Suwantoro, SH)
Sedangkan menurut PP no 18/ 1994 Wisata alam adalah kegiatan perjalanan
atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindaham alam di objek wisata
alam.
Dari defenisi diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam kegiatan wisata alam
tersebut bertujuan untuk menikmati alam ciptaan Tuhan yang masih alami, atau
gejala alam yang unik.
Universitas Sumatera Utara
Akhir-akhir ini ekowisata sangat populer kita dengar. Ekowisata tergolong
dalam suatu bentuk wisata khusus. Ekowisata sering disebut sama dengan konservasi
yang cenderung memusatkan perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya
pariwisata, atau dapat diartikan sebagai sebuah perjalanan wisata alam yang
bertanggungjawab dengan cara mengonversikan lingkungan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lokal (responsible travel to natural area that conserves the
environment and improves the wel-being of local people) (janianton damanik dan
F.weber, 2006:37).
Deklarasi Quebec secara spesifik menyebutkan bahawa ekowisata merupakan
suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang
membedakan dengan bentuk wisata lain. Dalam praktik hal itu terlihat dalm bentuk
kegiatan wisata yang secara aktif menyumbang kegiatan konservasi alam dan budaya,
melibatkanmasyarakat lokal dalam perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan
wisata serta memberi sumbangan positif bagi mereka, dan dilakukan dalam bentuk
wisata independen atau diorganisasi dalam bentuk kelompok kecil (janianton
damanik dan F.weber, 2006:37).
Ekowisata memiliki beberapa karakteristik yang jelas membadakannya
dengan wisata massal yang biasa kita dengar.
1. Aktivitas wisata terutama berkaitan dengan konservasi lingkungan. Meskipun
motif berwisata bukan untuk melestarikan, namun dalam kegiatan-kegiatan
tersebut melekat keinginan untuk ikut serta dalam melestarikan lingkungan.
Tingginya kesadaran lingkungan memudahkan wisatawan untuk terlibat dalm
berbagai upaya pelestarian.
2. Penyediaan wisata tidak hanya menyiapkan sekedar atraksi untuk menarik
tamu, tapi juga menawarkan peluang bagi mereka untuk lebih menghargai
lingkungan, sehingga keunukan ODTW dan lingkungannya tetap terpelihara
Universitas Sumatera Utara
dan masyarakat lokal serta wisatawan berikutnya daoat merasakan keunikan
tersebut.
3. Kegiatan wisata berbasis alam. ODTW yang menjadi basis kegiatan wisata
adalah alam dan lingkungan hijau (kawasan pegunungan, hutan raya, dan
taman nasional) dan biru (laut yang bening dan bersih)
4. Organisasi perjalanan (tour operator) menunjukkan tanggungjawab finansial
dalam pelestarian lingkunan hijau yang dikunjungi atau dinikmati oleh
wisatawan dan wisatawan juga melakukan kegiatan yang terkait dengan
konservasi.
5. Kegiatan wisata dilakukan tidak hanya dengan tujuan untuk menikmati
keindahan dan kekayaan alam itu sendiri, tetapi juga secara spesifik
mengumpulkan danayang akan digunakan bagi pelestarian ODTW.
6. Perjalana wisata menggunakan alat trasportasi dan akomodasi lokal.
Pengertian ini menunjukkan pada mode angkutan dan fasilitan akomodasi
yang dikelola langsung oleh masyarakat lokal di daerah tujuan wisata,
terlebih-lebih yang bersifat ramah lingkungan.
7. Pendapatan dari pariwisata tidak hanya digunakan untuk mendukung kegiatan
konservasi lokal tetapi juga membantu pembangunan masyarakat setempat
secara berkelanjutan, misalnya dengan membentuk program-program
pendidikan lingkungan.
8. Perjalanan wisata mengunakan teknologi sederhana yang tersedia di daerah
tujuan wisata, terutama yang hemat energi, dan menggunakan sumberdaya
lokal, termasuk melibaikan masyarakat lokal dalam pembuatanya.
9. Kegiatan wisata berskala kecil, baik dalam arti jumlah wisatawan maupun
usaha jasa yang dikelola, meskipun dengan cara tersebut keuntungan yang
diperoleh cenderung kecil (janianton damanik dan F.weber, 2006:37).

Dari penjelasan di atas dapat dilihat tiga prespektif ekowisata yaitu: ekowisata
sebagai produk merupakan wisata yang semua atraksi wisatanya berbasis pada
sumber daya alam. Ekowisata sebagai pasar yakni perjalanan yang diarahkan pada
upaya-upaya pelestarian lingkungan. Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan
yakni metode yang memanfaatkan pengelolaan sumber daya alam pariwisata yang
ramah lingkungan.
2.9 Kunjungan Wisata
Berbicara tentang kunjungan wisata tentu erat hubunganya dengan kuantitas
pengunjung yang berkunjung kesuatu daerah objek wisata. Dengan kata lain dapat di
Universitas Sumatera Utara
defenisikan bahwa kunjungan wisata adalah jumlah wisatawan yang datang kesuatu
objek wisata.
Meningkatnya kunjungan wisata di suatu objek wisata sangat ditentukan oleh
jenis dan daya tarik yang terdapat di objek wisata tersebut.
2.10 Strategi Peningkatan Kunjungan Wisata.
Strategi peningkatan kunjungan wisata adalah upaya yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kunjungan di suatu objek wisata. Salah satu upaya tersebut yaitu
melalui pembangunan atau pengembangan objek wisata.
Pengembangan suatu objek wisata harus dilakukan berdasarkan konsep
pengembangan pariwisata berkelanjutan yang artinya pengembangan sumber daya
(atraksi, aksesibilitas, amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberikan
keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan (stakeholders) dan nilai kepuasan
optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang (janianton damanik dan helmut F.
Weber, 2006).









Universitas Sumatera Utara

You might also like