You are on page 1of 25

BAB 1

PENDAHULUAN
Tonsilitis kronis merupakan keradangan kronik pada tonsil yang biasanya
merupakan kelanjutan dari infeksi akut berulang atau infeksi subklinis dari tonsil.
Kelainan ini merupakan penyakit yang paling sering terjadi dari seluruh penyakit
tenggorok berulang dan merupakan kelainan tersering pada anak di bidang THT.
Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di 7 provinsi (Indonesia) pada tahun
!!"#!!$% prevalensi Tonsilitis Kronis "%$& tertinggi setelah 'asofaringitis
(kut ()%*&). +edangkan penelitian di ,+-. /r. Hasan +adikin pada periode
(pril !!7 sampai dengan 0aret !!* ditemukan 12" pasien Tonsilitis kronik
atau $%73& dari seluruh jumlah kunjungan. /ata morbiditas pada anak menurut
+urvey Kesehatan ,umah Tangga (+K,T) !!3 pola penyakit anak laki#laki dan
perempuan umur 3#" tahun yang paling sering terjadi% Tonsilitis Kronis
menempati urutan kelima (1%3 persen pada laki#laki% )%7 persen pada
perempuan). 0engingat angka kejadian yang tinggi dan dampak yang ditimbulkan
dapat mempengaruhi kualitas hidup anak% maka pengetahuan yang memadai
mengenai tonsilitis kronis diperlukan guna penegakan diagnosis dan terapi yang
tepat dan rasional.
%2
Bagian posterior faring dan nasofaring dikelilingi oleh 4in4in jaringan limfoid
yang dikenal sebagai 4in4in 5aldeyer. -nsur penting dari 4in4in ini adalah tonsila
palatina% tonsil nasofaring atau adenoid% dan tonsila linggua di dasar lidah. /ua
yang disebut pertama merupakan fokus atau bagian dari saluran napas atas dengan
manifestasi sistemik% terutama pada usia muda.

.eran tonsil mulai aktif pada umur
antara " hingga 1 tahun dan akan menurun setelah masa pubertas. Hal ini
menjadi alasan fungsi pertahanan dari tonsil lebih besar pada anak#anak daripada
orang de6asa. (nak#anak mengalami perkembangan daya tahan tubuhnya
terhadap infeksi terjadi pada umur 7 hingga * tahun dan tonsil merupakan salah
satu organ imunitas pada anak yang memiliki fungsi imunitas yang luas.
2%)
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI TONSIL
Tonsil merupakan suatu akumulasi dari limfonoduli permanen yang
letaknya di ba6ah epitel yang telah terorganisir sebagai suatu organ. Berdasarkan
lokasinya% tonsil dibagi menjadi7 Tonsilla lingualis yang terletak pada radi8
linguae% Tonsilla palatina (tonsil) yang terletak pada ismus fau4ium antara ar4us
glossopalatinus dan ar4us glossopharingi4us% Tonsilla pharingi4a (adenoid) yang
terletak pada dinding dorsal dari nasofaring% Tonsilla tubaria yang terletak pada
bagian lateral nasofaring di sekitar ostium tuba auditiva dan .la9ues dari peyer
(tonsil perut)% terletak pada ileum.
2
/ari kelima ma4am tonsil tersebut% Tonsilla lingualis% Tonsilla palatina%
Tonsilla pharingi4a% dan Tonsilla tubaria membentuk 4in4in jaringan limfe pada
pintu masuk saluran nafas dan saluran pen4ernaan. :in4in ini dikenal dengan
nama 4in4in 6aldeyer. Kumpulan jaringan ini melindungi anak terhadap infeksi
melalui udara dan makanan. ;aringan limfe pada 4in4in 6aldeyer menjadi
hipertrofi fisiologis pada masa kanak#kanak% adenoid pada umur ) tahun dan
tonsil pada umur 3 tahun dan kemudian menjadi atrofi pada masa pubertas.
2
Tonsil palatina dan adenoid (tonsil faringeal) merupakan bagian terpenting
dari 4in4in 6aldeyer. Tonsil palatina adalah masa jaringan limfoid yang terletak di
dalam fossa tonsil pada kedua sudut orofaring dan dibatasi oleh pilar anterior (otot
palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus). .alatoglosus mempunyai
origo seperti kipas dipermukaan oral palatum mole dan berakhir pada sisi lateral
lidah. .alatofaringeus merupakan otot yang tersusun verti4al dan di atas melekat
pada palatum mole% tuba eusta4hius dan dasar tengkorak. <tot ini meluas ke
ba6ah sampai ke dinding atas esophagus. <tot ini lebih penting daripada
palatoglosus dan harus diperhatikan pada operasi tonsil agar tidak melukai otot
2
ini. Kedua pilar bertemu diatas untuk bergabung dengan palatum mole. /i inferior
akan berpisah dan memasuki jaringan pada dasar lidah dan leteral dinding faring.
2
;aringan limfoid pada 4in4in 6aldeyer berperan penting pada a6al
kehidupan% yaitu sebagai daya pertahanan lo4al yang setiap saat berhubungan
dengan agen dari luar (makan% minum% bernafas) dan sebagai surveilens imun.
=ungsi ini didukung se4ara anatomis dimana didaerah faring terjadi tikungan
jalannya material yang mele6atinya disamping itu bentuknya tidak datar%
sehingga terjadi turbulensi khususnya udara pernafasan. /engan demikian
kesempatan kontak berbagai agen yang ikut dalam proses fisiologis tersebut pada
permukaan penyusun 4in4in 6aldeyer itu semakin besar.
2%)%3
(dapun struktur yang terdapat disekitar tonsila palatina adalah>
2
(nterior > ar4us palatoglossus
.osterior > ar4us palatopharyngeus
+uperior > palatum mole
Inferior > ?) posterior lidah
3
0edial > ruang orofaring
@ateral > kapsul dipisahkan oleh m. 4onstri4tor pharyngis superior
oleh jaringan areolar longgar. (. 4arotis interna terletak 2%3 4m di belakang
dan lateral tonsila.
Tonsil tidak mengisi seluruh fosa tonsilaris% daerah yang kosong di atasnya
dikenal sebagai fossa supratonsilaris. Bagian luar tonsil terikat longgar pada
muskulus konstriktor faring superior% sehingga tertekan setiap kali makan.
.ermukaan lateral tonsil melekat pada fasia faring yang sering juga disebut kapsul
tonsil% sehingga mudah dilakukan diseksi pada tonsilektomi.
2
Tonsil mendapat vaskularisasi dari 4abang#4abang a. karotis eksterna
yaitu> a. maksilaris eksterna (a. fasialis) yang mempunyai 4abang a. tonsilaris dan
a. palatina asenden% a. maksilaris interna dengan 4abangnya yaitu a.palatina
desenden% a. lingualis dengan 4abangnya yaitu a. lingualis dorsal dan a. faringeal
asenden. a. tonsilaris berjalan ke atas di bagian luar m. konstriktor superior dan
memberikan 4abang untuk tonsil dan palatum mole. (rteri palatina asenden%
mengirim 4abang#4abangnya melalui m. konstriktor posterior menuju tonsil.
(rteri faringeal asenden juga memberikan 4abangnya ke tonsil melalui bagian luar
m. konstriktor superior. (rteri lingualis dorsal naik ke pangkal lidah dan
mengirim 4abangnya ke tonsil% plika anterior dan plika posterior.
2,4,6
4
Tonsil dipersarafi oleh nervus trigeminus dan glossofaringeus. 'ervus trigeminus
mempersarafi bagian atas tonsil melalui 4abangnya yang mele6ati ganglion
sfenopalatina yaitu nervus palatine. +edangkan nervus glossofaringeus selain
mempersarafi bagian tonsil% juga dapat mempersarafi lidah bagian belakang dan
dinding faring
$
. /i sekitar tonsil terdapat ) ruang potensial yang se4ara klinik
sering menjadi tempat penyebaran infeksi dari tonsil. Ketiga ruang potensial
tersebut adalah

>
. ,uang peritonsil (ruang supratonsil)
Berbentuk hampir segitiga dengan batas#batas >
# (nterior > m. palatoglosus
# @ateral A posterior > m. palatofaringeus
# /asar segitiga > pole atas tonsil
/alam ruang ini terdapat kelenjar salivarius 5eber% yang bila terinfeksi dapat
menyebar ke ruang peritonsil% menjadi abses peritonsil

.
2. ,uang retromolar
5
Terdapat tepat di belakang gigi molar )% berbentuk oval% merupakan sudut yang
dibentuk oleh ramus dan korpus mandibula. /i sebelah medial terdapat m.
Bu44inator% sementara pada bagian postero#medialnya terdapat m. .terygoideus
internus dan bagian atas terdapat fasikulus longus 0. temporalis. Bila terjadi
abses hebat pada daerah ini akan menimbulkan gejala utama trismus disertai sakit
yang amat sangat% sehingga sulit dibedakan dengan abses peritonsil

.
). ,uang parafaring (ruang faringomaksila 7 ruang pterygomandibula)
0erupakan ruang yang lebih besar dan luas serta banyak terdapat pembuluh darah
besar% sehingga bila terjadi abses% berbahaya sekali. (dapun batas#batas ruang ini
adalah
# +uperior > Basis kranii dekat foramen jugulare
# Inferior > <s hyoid
# 0edial > 0. Konstriktor faringeus superior
# @ateral > ,amus as4endens mandibula% tempat m. .terygoideus
interna dan bagian posterior kelenjar parotis
# .osterior > <tot#otot prevertebra

Ruang parafarng ini terbagi 2 (tidak sama besar) oleh prosesus styloideus dan
otot#otot yang melekat pada prosesus styloideus tersebut >
# ,uang pre#styloid% lebih besar% abses dapat timbul oleh karena > radng tonsil%
mastoiditis% parotitis% karies gigi atau tindakan operatif.
# ,uang post#styloid% lebih ke4il% di dalamnya terdapat > (. karotis interna% B.
;ugularis% '. Bagus dan saraf#saraf simpatis.
# ,uang parafaring ini hanya dibatasi oleh fas4ia yang tipis dengan ruang retro
faring

.
Ruang r!"r#farng
Batas#batasnya adalah sebagai berikut >
6
# (nterior > fas4ia m. Konstriktor superior
# .osterior > fas4ia prevertebralis
# +uperior > basis 4ranii
# Inferior > mediastinum setinggi bifurkasio trakea
# @ateral > parafaringeal spa4e

A$ran L%f! T#n&$


Tonsil tidak mempunyai sistem limfatik aferen. (liran limfe dari parenkim
tonsil ditampung pada ujung pembuluh limfe eferen yang terletak pada trabekula%
yang kemudian membentuk pleksus pada permukaan luar tonsil dan berjalan
menembus 0. Konstriktor faringeus superior% selanjutnya menembus fas4ia
bukofaringeus dan akhirnya menuju kelenjar servikalis profunda yang terletak
sepanjang pembuluh darah besar leher% di belakang dan di ba6ah arkus
mendibula. Kemudian aliran limfe ini dilanjutkan ke nodulus limfatikus daerah
dada% untuk selanjutnya bermuara ke dalam duktus torasikus

.
2.2 IMUNOLO'I TONSIL
=ungsi jaringan limfoid faring adalah memproduksi sel#sel limfosit tetapi
peranannya sendiri dalam mekanisme pertahanan tubuh masih diragukan.
.enelitian menunjukkan bah6a tonsil memegang peranan penting dalam fase#fase
permulaan kehidupan terhadap infeksi mukosa nasofaring dari udara pernafasan
sebelum masuk ke dalam saluran nafas bagian ba6ah

.
.ada tonsil terdapat sistem imun kompleks yang terdiri atas sel 0 (sel
membran)% makrofag% sel dendrit% dan (.:s yang berperan dalam transportasi
antigen ke sel limfosit sehingga terjadi sintesis imunoglobin spesifik. ;uga
terdapat sel limfosit B% limfosit T% sel plasma dan sel pemba6a IgC. Tonsil
merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit% 1%#1%2& dari
keseluruhan limfosit tubuh pada orang de6asa. .roporsi limfosit B dan T pada
tonsil adalah 31&>31&% sedangkan di darah 33#73&>3#)1&

.
7
Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk
diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2
fungsi utama yaitu ) menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif7
2) sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan
antigen spesifik
11
.
Hasil penelitian mengenai kadar antibodi pada tonsil menunjukkan bah6a
parenkim tonsil mempunyai kemampuan untuk memproduksi antibodi. .enelitian
terakhir menyatakan bah6a tonsil memegang peranan dalam memproduksi Ig#(%
yang menyebabkan jaringan lokal resisten terhadap organisme patogen
11
.
+e6aktu baru lahir tonsil se4ara histologis tidak mempunyai 4entrum
germinativum% biasanya ukurannya ke4il. +etelah antibodi dari ibu habis% barulah
mulai terjadi pembesaran tonsil dan adenoid% yamg pada permulaan kehidupan
masa kanak#kanak dianggap normal dan dipakai sebagai indeks aktifitas sistem
imun. .ada 6aktu pubertas atau sebelum masa pubertas% terjadi kemunduran
fungsi tonsil yang disertai proses involusi
11
..
Terdapat 2 bentuk mekanisme pertahanan tubuh% yaitu >
1. 0ekanisme pertahanan non spesifik
11
Berupa kemampuan sel limfoid untuk menghan4urkan mikroorganisme.
/engan masuknya kuman ke dalam lapisan mukosa% maka kuman ini akan
ditangkap oleh sel fagosit% dalam hal ini adalah elemen tonsil. +elanjutnya sel
fagosit akan membunuh kuman dengan proses oksidasi dan digesti.
2. 0ekanisme pertahanan spesifik
11
0erupakan mekanisme pertahanan yang penting dalam mekanisme
pertahanan tubuh terhadap udaran pernafasan sebelum masuk ke dalam saluran
nafas ba6ah. Tonsil dapat memproduksi Ig( yang akan menyebabkan resistensi
jaringan lokal terhadap organisme patogen. /isamping itu% tonsil dan adenoid juga
dapat menghasilkan IgD yang berfungsi untuk mengikat sel basofil dan sel
mastosit% dimana sel#sel tersebut mengandung granula yang berisi mediator
8
vasoaktif% yaitu histamin. +el basofil yang terutama adalah sel basofil dalam
sirkulasi (sel basofil mononuklear) dan sel basofil dalam jaringan (sel mastosit).
Bila ada alergen% maka alergen tersebut akan bereaksi dengan IgD sehingga
permukaan sel membrannya terangsang dan terjadilah proses degranulasi. .roses
ini akan menyebabkan keluarnya histamin sehingga timbul reaksi hipersensitivitas
tipe
/engan teknik immunoperoksida% dapat diketahui bah6a IgD dihasilkan
dari plasma sel terutama dari epitel yang menutupi permukaan tonsil% adenoid% dan
kripta tonsil. +edangkan mekanisme kerja Ig(% bukanlah menghan4urkan antigen
akan tetapi men4egah substansi tersebut masuk ke dalam proses imunologi%
sehingga dalam proses netralisasi dari infeksi virus. <leh karena itu% Ig(
merupakan barier untuk men4egah reaksi imunologi serta untuk menghambat
proses bakteriolisis.
(pabila terjadi peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
4in4in 6aldeyer% maka dapat terjadi pembesaran tonsil% berikut pembagian
menurut Thane & Cody

>
T > batas medial tonsil mele6ati pilar anterior sampai E jarak pilar anterior#
uvula
T2 > batas medial tonsil mele6ati E pilar anterior#uvula sampai
F jarak pilar anterior#uvula
T) > batas medial tonsil mele6ati F pilar anterior#uvula sampai G jarak pilar
anterior#uvula
T" > batas medial tonsil mele6ati G pilar anterior#uvula sampai uvula atau lebih.
9
Cambar (natomi Tonsil
$
Tonsil palatina merupakan penghasil utama dari sitokin yang dihasilkan
oleh makrofag # makrofag dan partikel netrofil didalam tubuh yang merupakan
mekanisme pertahanan tubuh dan juga merupakan organ limfatik sekunder yang
diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi.
Interleukin ( I@) seperti I@#H% I@#$ . dan tumor necrosis factor- juga berperan
dalam pertahanan tubuh pada fase akut. +e4ara sistemik proses imunologi dari
tonsil terbagi ) yaitu7
1
,espon imun tahap .
,espon imun tahap 2.
0igrasi limfosit
.ada respon imun tahap terjadi ketika antigen memasuki orofaring
mengenai epitel kripta yang merupakan kompartemen tonsil pertama sebagai
barrier imunologi. +el 0 tidak hanya berperan untuk mentransport antigen
melalui barrier tetapi juga membentuk kompartemen intraepitel spesifik yang
memba6a material asing dalam konsentrasi yang tinggi se4ara bersamaan. ,espon
imun tonsila palatina tahap kedua terjadi setelah antigen melalui epitel kripta dan
men4apai daerah ekstrafolikular atau folikel limfoid% sel plasma tonsil juga
menghasilkan lima jenis Ig ( Ig C $3 &% Ig ( )1&% Ig 0% Ig d% Ig D) yang
membantu mela6an dan men4egah infeksi. ,espon imun berikutnya berupa
10
migrasi limfosit. /ari penelitian didapat bah6a migrasi limfosit berlanjut terus
menerus dari darah ke tonsil dan kembali ke sirkulasi melalui pembuluh limfe.
1

2.( TONSILITIS
Tonsillitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
4in4in 5aldeyer. :in4in 5aldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang
terdapat di dalam rongga mulut% yaitu tonsil faringeal (adenoid)% tonsil palatina
(tonsil fau4ial)% tonsil lingual (tonsil pangkal lidah)% tonsil tuba eustasius (lateral
band dinding faring?Cerla4hIs tonsil).
2
2.4 TONSILITIS
TONSILITIS AKUT
/ibagi menjadi >
T#n&$"& )ra$
E"#$#g * +irus Dpstein Barr.Hemofilus influenJa (penyebab tonsilitis akut
supuratif)% infeksi virus 4o8s4hakie
'!,a$a -an Tan-a *
Terdapat Cejala :ommon :old
@ebih khusus pada infeksi virus :o8s4hakie tampak luka#luka ke4il
pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri
T!rap * istirahat% minum 4ukup% analgetika dan antivirus diberikan jika
gejala berat.
2
T#n&$"& .a/"!r
E"#$#g * /uman grup ( +treptokokus beta hemolitikus (penyebab
tersering)% pneumokokus% streptokokus viridan dan streptokokus piogenes
'!,a$a -anTan-a >
0asa inkubasi 2#" hari.
11
Terdapat nyeri tenggorokan dan nnyeri 6aktu menelan
/emam(suhu tinggi)% rasa lesu% rasa nyeri di sendi% tidak nafsu
makan% dan rasa nyeri ditelinga
.ada pemeriksaan tampak tonsil membengkak% hiperemis%
.embengkakan kelenjar submandibula
T!rap * (ntibiotik spektrum lebar penisilin% antipiretik% dan obat kumur
(mengandung disinfektan)
K#%p$/a& * pada anak dapat menyebabkan otitis media akut% sinusitis% abses
peritonsil% abses parafaring% bronkhitis% glomerulonefritis% dan dalam jangka
lama dapat menyebabkan .;,
2
T#n&$"& /r#n& merupakan radang pada tonsila palatina yang sifatnya
menahun.

Kang dimaksud kronis adalah apabila terjadi perubahan histologis pada
tonsil% yaitu didapatkannya mikroabses yang diselimuti oleh dinding jaringan
fibrotik dan dikelilingi oleh Jona sel L sel radang yang dapat menjadi fokal infeksi
bagi organ L organ lain% seperti sendi% ginjal% jantung dan lain L lain.
2%$
Tonsilitis kronis umumnya terjadi akibat komplikasi tonsilitis akut yang
tidak mendapat terapi adekuat7 mungkin serangan mereda tetapi kemudian dalam
6aktu pendek kambuh kembali dan menjadi laten. .roses ini biasanya diikuti
dengan pengobatan dan serangan yang berulang setiap enam minggu hingga ) L "
bulan. +eringnya serangan merupakan faktor prediposisi timbulnya tonsilitis
kronis yang merupakan infeksi fokal.
7
=aktor predisposisi lain timbulnya tonsillitis kronis ialah rangsangan yang
menahun dari rokok% beberapa jenis makanan% hygiene mulut yang buruk%
pengaruh 4ua4a% dan kelelahan fisik. Kuman penyebabnya sama dengan tonsillitis
akut tetapi kadang kuman berubah menjadi kumah golongan gram negatif.
2
2.4.1 ETIOLO'I
Dtiologi penyakit ini dapat disebabkan oleh serangan ulangan dari
tonsilitis akut yang mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil atau
12
kerusakan ini dapat terjadi bila fase resolusi tidak sempurna. Bakteri penyebab
tonsilitis kronis pada umumnya sama dengan tonsilitis akut% yang paling sering
adalah kuman gram positif.
$
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli% bakteri yang paling
banyak ditemukan pada jaringan tonsil adalah +trepto4o44us H hemolyti4us.
Beberapa jenis bakteri lain yang dapat ditemukan adalah +taphylo4o44us%
.neumo4o44us% Haemophylus influenJa% virus% jamur dan bakteri anaerob.
$
2.4.2 PATO0ISIOLO'I
Terjadinya tonsilitis dimulai saat kuman masuk ke tonsil melalui kripte#
kriptenya% sampai disitu se4ara aerogen (melalui hidung% droplet yang
mengandung kuman terhisap oleh hidung kemudian nasofaring terus ke tonsil)%
maupun se4ara foodvorn yaitu melalui mulut bersama makanan.
$

=ungsi tonsil sebagai pertahanan terhadap masuknya kuman ke tubuh baik
yang melalui hidung maupun mulut. Kuman yang masuk kesitu dihan4urkan oleh
makrofag% +el#sel polimorfonuklear. ;ika tonsil berulang kali terkena infeksi maka
pada suatu 6aktu tonsil tidak bisa membunuh kuman#kuman semuanya% akibatnya
kuman bersarang di tonsil. .ada keadaan inilah fungsi pertahanan tubuh dari tonsil
berubah menjadi sarang infeksi (tonsil sebagai fokal infeksi). +e6aktu L 6aktu
kuman bisa menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada keadaan umum yang
menurun.
$
=okal infeksi adalah sumber kuman di dalam tubuh dimana kuman dan
produk#produknya dapat menyebar jauh ke tempat lain dalam tubuh itu dan dapat
menimbulkan penyakit. Kelainan ini hanya menimbulkan gejala ringan atau
bahkan tidak ada gejala sama sekali% tetapi akan menyebabkan reaksi atau
gangguan fungsi pada organ lain yang jauh dari sumber infeksi. .enyebaran
kuman atau toksin dapat melalui beberapa jalan. .enyebaran jarak dekat biasanya
terjadi se4ara limfogen% sedangkan penyebaran jarak jauh se4ara hematogen.
=okal infeksi se4ara periodik menyebabkan bakterimia atau toksemia. Bakterimia
adalah terdapatnya kuman dalam darah. Kuman#kuman yang masuk ke dalam
13
aliran darah dapat berasal dari berbagai tempat pada tubuh. /arah merupakan
jaringan yang mempunyai kemampuan dalam batas#batas tertentu untuk
membunuh kuman#kuman karena adanya imun respon. 0aka dalam tubuh sering
terjadi bakterimia sementara. Bakterimia sementara berlangsung selama 1 menit
sampai beberapa jam setelah tindakan.
$
2.4.( MANI0ESTASI KLINIS 1 DIA'NOSIS
.asien dengan tonsillitis kronis akan mengeluh ada penghalang?rasa
mengganjal di tenggorokan% tenggorokan terasa kering dan pernafasan berbau.
.ada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata%
kriptus membesar% dan kriptus berisi detritus.
2
Bila tonsillitis kronis tersebut
dalam keadaan eksaserbasi akut maka aka nada tanda#tanda infeksi seperti
demam% infeksi saluran nafas% nyeri menelan% lesu% tidak nafsu makan% pada
pemeriksaan tonsil terlihat hiperemi% membengkak% ada kripte melebar% dan
detritus.
2
Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring% dengan
mengukur jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan
medial kedua tonsil% maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi>
2

T< > tonsil masuk di dalam fossa atau sudah diangkat
T > M23& volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
T2 > 23#31& volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
T) > 31#73& volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
T" > N 73& volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
.ada anak% tonsil yang hipertrofi dapat terjadi obstruksi saluran nafas atas
yang dapat menyebabkan hipoventilasi alveoli yang selanjutnya dapat terjadi
hiperkapnia dan dapat menyebabkan kor polmunale. <bstruksi yang berat
14
menyebabkan apnea 6aktu tidur% gejala yang paling umum adalah mendengkur
yang dapat diketahui dalam anamnesis.
$
2.4.4 TATALAKSANA
.engobatan pasti untuk tonsillitis kronis adalah pembedahan dengan
pengangkatan tonsil. Tindakan ini dilakukan pada kasus#kasus dimana
penatalaksanaan medis atau yang konservatif gagal untuk meringankan gejala#
gejala. .enatalaksanaan medis termasuk pemberian penisilin yang lama% irigasi
tenggorokan sehari#hari dan usaha untuk membersihkan kripte tonsil dengan alat
irigasi gigi (oral). -kuran jaringan tonsil tidak mempunyai hubungan dengan
infeksi kronis maupun berulang.
2%*
Terapi antibiotik pada tonsilitis kronis sering gagal dalam mengurangi dan
men4egah rekurensi infeksi% baik karena kegagalan penetrasi antibiotik ke dalam
parenkim tonsil ataupun ketidaktepatan antibiotik. <leh sebab itu% penanganan
yang efektif bergantung pada identifikasi bakteri penyebab dalam parenkim tonsil.
.emeriksaan apus permukaan tonsil tidak dapat menunjukkan bakteri pada
parenkim tonsil% 6alaupun sering digunakan sebagai a4uan terapi% sedangkan
pemeriksaan aspirasi jarum halus (fine needle aspiration/FNA) merupakan tes
diagnostik yang menjanjikan.
$
Indikasi tonsilektomi menurut (meri4an (4ademy of <tolaryngology L
Head and 'e4k +urgery :lini4al Indi4ators :ompendium tahun !!3 menetapkan
Indikasi tonsilektomi menurut The American Academy of Otolarynoloy !"ead
and Neck #urery>
2%!
a) Indikasi absolut>
. .embesaran tonsil yang menyebabkan sumbatan jalan nafas atas%
disfagia menetap% gangguan tidur atau komplokasi kardiopulmunar.
2. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan
gangguan pertumbuhan orofa4ial
15
). ,hinitis dan sinusitis yang kronis% peritonsilitis% abses peritonsil yang
tidak hilang dengan pengobatan. <titis media efusi atau otitis media
supuratif.
". Tonsilitis yang menimbulkan febris dan konvulsi
3. Biopsi untuk menentukan jaringan yang patologis (di4urigai
keganasan)
b) Indikasi relatif >
. .enderita dengan infeksi tonsil yang kambuh ) kali atau lebih dalam
setahun meskipun dengan terapi yang adekuat
2. Bau mulut atau bau nafas yang menetap yang menandakan tonsilitis
kronis tidak responsif terhadap terapi media
). Tonsilitis kronis atau rekuren yang disebabkan kuman strepto4o4us
yang resisten terhadap antibiotik betalaktamase
". .embesaran tonsil unilateral yang diperkirakan neoplasma
4) Kontra indikasi >
. /iskrasia darah ke4uali di ba6ah penga6asan ahli hematologi
2. -sia di ba6ah 2 tahun bila tim anestesi dan ahli bedah fasilitasnya
tidak mempunyai pengalaman khusus terhadap bayi
). Infeksi akut yang sedang terjadi pada saat itu?saat pasien datang%
sehingga bisa ditenangkan dahulu dengan antibiotik dan obat#obatan
simtomatik (kontraindikasi relatif)
". .erdarahan atau penderita dengan penyakit sistemik yang tidak
terkontrol.
16
3. :elah pada palatum
2.4.2 KOMPLIKASI
,adang kronik tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah sekitarnya
berupa rhinitis kronik% sinusitis atau otitis media% abses peritonsil% absesperitonsil
(Ouinsy)% abses parafaringeal% kista tonsil dan tonsilolith se4ara perkontinuitatum.
Komplikasi jauh terjadi se4ara hematogen atau limfogen dan dapat timbul
endokarditis% arthritis% miositis% nefritis% uveitis% iridosiklitis% dermatitis% pruritus%
urtikaria% dan furunkolosis.
2
2.4.6 PRO'NOSIS
/ubia ad bonam. Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan
beristirahat dan pengobatan suportif. 0enangani gejala L gejala yang timbul dapat
membuat penderita tonsilitis lebih nyaman.
$
BAB (
LAPORAN KASUS
(.1 IDENTITAS PASIEN
17
'ama pasien > (n PI+P
-mur > 7 tahun
;enis kelamin > .erempuan
(lamat > Tanjung% Kabupaten @ombok -tara
Tanggal .emeriksaan > ) 0ei 212
(.2 ANAMNESIS
Keluhan utama> nyeri menelan.
,i6ayat penyakit sekarang>
.asien merasa nyeri dan kesulitan menelan sejak minggu yang lalu. +elain
itu% pasien juga mengeluhkan demam% sedangkan pilek (#)% hidung tersumbat
(#)% batuk (#)% demam sejak 3 hari yang lalu namun saat ini suhu telah turun%
dan ibu pasien menyatakan pasien ngorok saat tidur (snoring)%serta sering
terbangun tengah malam karena seulit bernapas. +elain itu% tidak ada keluhan
lain. .asien sering minum es.
,i6ayat penyakit dahulu dan ri6ayat pengobatan>
.asien mengeluhkan hal serupa sejak tahun yang lalu dan hilang timbul
,i6ayat penyakit keluarga?sosial> (#)
,i6ayat alergi>
.asien mengaku terdapat alergi dingin.
18
(.( PEMERIKSAAN 0ISIK
+tatus Ceneralis
Keadaan umum > Baik
Kesadaran > :ompos mentis
Tanda vital
Tensi > #
'adi > *1 8?menit
,espirasi > 21 8?menit
+uhu > afebris
+tatus @okalis
Pemeriksaan telinga
'o. .emeriksaan
Telinga
Telinga kanan Telinga kiri
. Tragus 'yeri tekan (#)% edema (#) 'yeri tekan (#)% edema (#)
2. /aun telinga Bentuk dan ukuran dalam batas
normal% hematoma (#)% nyeri
tarik aurikula (#)
Bentuk dan ukuran dalam batas
normal% hematoma (#)% nyeri
tarik aurikula (#)
19
). @iang telinga +erumen (Q)% hiperemis (#)%
furunkel (#)% edema (#)% otorhea
(#)
+erumen (Q)% hiperemis (#)%
furunkel (#)% edema (#)% otorhea
(#)
". 0embran timpani Intak. ,etraksi (#)% bulging (#)%
hiperemi (#)% edema (#)%
perforasi (#)% 4one of light (Q)
Intak. ,etraksi (#)% bulging (#)%
hiperemi (#)% edema (#)%
perforasi (#)% 4one of light (Q)
Pemeriksaan hidung
P!%!r/&aan H-ung H-ung /anan H-ung /r
Hidung luar Bentuk normal% hiperemi (#)%
nyeri tekan (#)% deformitas (#)
Bentuk normal% hiperemi (#)%
nyeri tekan (#)% deformitas (#)
,inoskopi anterior
Bestibulum nasi Hiperemis (#)% sekret (#) Hiperemis (#)% sekret (#)
:avum nasi Bentuk (normal)% hiperemia
(#)
Bentuk (normal)% hiperemia
(#)
0eatus nasi media 0ukosa hiperemis% sekret (#)%
massa (#)
0ukosa hiperemis% sekret (#)%
massa (#)
20
Konka nasi inferior Ddema (#)% mukosa hiperemi
(#)
Ddema (#)% mukosa hiperemi
(#)
+eptum nasi /eviasi (#)% perdarahan (#)%
ulkus (#)% abses (#)
/eviasi (#)% perdarahan (#)%
ulkus (#)% abses (#)
Pemeriksaan Tenggorokan
Bibir 0ukosa bibir basah% ber6arna merah muda (')
0ulut 0ukosa mulut basah ber6arna merah muda
Celigi 'ormal
@idah Tidak ada ulkus% pseudomembrane (#)
-vula Bentuk normal% hiperemi (Q)% edema (#)
.alatum mole -lkus (#)% hiperemi (#)
=aring 0ukosa hiperemi (#)% refle8 muntah (Q)% membrane (#)
Tonsila palatine /anan /r
T)
Hiperemi (Q)% kripte melebar
(Q)% detritus (Q)
T)
Hiperemi (Q)% kripte melebar
(Q)% detritus (Q)
=ossa Tonsillaris
dan (rkus =aringeus
hiperemi (Q) hiperemi (Q)
(.4 PEMERIKSAAN PENUNJAN'
# @aboratorium> /arah lengkap% bleeding time% 4loting time.
# /iusulkan apus?s6ab tenggorokan dan dilakukan kultur bakteri
(.2 DIA'NOSIS
21
Tonsilitis kronis eksaserbasi akut.
(.6 DIA'NOSIS BANDIN'
(denotonsilitis kronis
(.3 REN4ANA TERAPI
a. <bat#obatan
o (mo8i4illin (sirup kering 231mg?3ml) selama 3#7 hari
o .ara4etamol sirup (21mg?3ml)
b. .embedahan
/isarankan dilakukan > Tonsilektomi.
(.5 KIE pa&!n
Hindari makanan yang berminyak% manis% dan pedas. Begitu pula dengan
minuman dingin. 0akan#makanan yang bergiJi dan tidak memakanan
makanan ringan. 0inum hangat dan susu hangat
0enjaga higiene mulut% dengan rajin menggosok gigi.
Habiskan antibiotik? (mo84y4iline% dan parasetamol hanya diberikan bila
masih nyeri saat menelan dan demam
Kembali kontrol setelah 3 hari% untuk melihat perkembangan
penyembuhan.
Kumur dengan air garam hangat
+arankan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien dan
mempertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan amandel atau
tonsilektomi jelaskan indikasi% dan komplikasinya.
(.6 PRO'NOSIS
/ubia ad bonam.
22
BAB 4
PEMBAHASAN
.asien datang dengan keluhan nyeri dan sulit menelan yang sebelumnya
dia6ali oleh demam dan mereda 3 hari yang lalu . Ketika dimintai keterangan
lebih lanjut% pasien mengaku sejak dulu sudah sering merasa nyeri saat menelan
sejak setahun yang lalu. +aat dilakukan pemeriksaan pada daerah tenggorok%
terlihat tonsil membesar T) (de8tra) dan T) (sinistra) dengan tampilan hiperemis%
kripte melebar% dan terlihat detritus. Keterangan tersebut dapat digunakan sebagai
a4uan untuk mendiagnosa pasien dengan tonsillitis kronis eksaserbasi akut. Hal
ini diperkuat dengan ri6ayat infeksi yang sedang diderita pasien saat ini yaitu
demam bbrp hari yang lalu% nyeri saat menelan dan terlihat hiperemia pada
tonsilnya yang menandakan adanya eksaserbasi akut.
/ilihat dari ukurannya T) dan T)% keadaan pasien merasa nyeri menelan
dalam keadaan apapun% dan seringnya keadaan ini kambuh +ejak tahun yang
lalu% serta pasien mengorok dan tiba#tiba terbangun tengah malam saat tengah
malam% maka disarankan untuk dilakukan operasi tonsilektomi. 'amun sebelum
dilakukan tonsilektomi% peradangan pada tonsil ditenangkan terlebih dahulu
dengan terapi medikamentosa untuk memberikan 6aktu pada keluarga untuk
mempertimbangkan persetujuan operasi. Bila nantinya telah ada persetujuan
untuk dilakukannya tonsilektomi dan saat kontrol kembali keadaan tonsil sudah
tenang% maka dapat dipersiapkan untuk operasi% mulai dengan pemeriksaan
laboratorium untuk menge4ek darah lengkap% bleeding time dan 4lotting time. Bila
agar lebih peka lagi pemeriksaan untuk melihat bakteri yang menginfeksi dapat
23
dilakukan s6ab tenggorokan% serta dilakukan kultur bakteri untuk melihat
ke4o4okan antibiotik pada pasien ini.
DA0TAR PUSTAKA
. ,ubin 0(% ConJales ,% +ande 0(. 2113. Infections of the $pper
%espiratory Tract. HarrisonIs .rin4iple of Internal 0edi4ine. $
th
ed. 'e6
Kork% 'K> 04Cra6 Hill.
2. +oepardi et all. 2117. &enyakit dan kelainan tonsil dan Farin. Buku (jar
Ilmu THT. ;akarta > Balai .enerbit =K-I
). 'ave H% Cebert (% .abst. 211. 'orpholoy and immunoloy of the human
palatine tonsil. (natomy Dmbryology 211"> )$7#)7).
". Byron ;.% 211. (arinoloy) Head and 'e4k +urgery#<tolaryngology )rd
Ddition% 'e6 Kork > @ippin4ott 5illiams and 5ilkin
3. +eeley% +tephens% Tate. 211". (ymphatic #ystem and Immunity) (natomy and
.hysiology% :h.22% $th Dd. The 04Cra6RHill :ompanies% 'e6 Kork
6. 'urjanna S% 21. *arakteristik &enderita Tonsilitis *ronis di %#$& ")
Adam 'alik 'edan tahun +,,--+,.,. -+- Institutonal ,epository.
(vailable at>
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32582/4/Chapter%20II.pd
Ta44essed 3
th
;une 212U
24
7. (marudin% Tolkha et (nton :hristanto. 2113. *a/ian 'anfaat Tonsilektomi%
:ermin /unia Kedokteran. (vailable at >
http://""".cermi#du#ia$edotera#.com Ta44essed 3
th
;une 212U
*. /edya% et. (l. Tonsilitis *ronis "ipertrofi dan O0structi1e #leep Apnea
(O#A2 &ada Anak. Bagian?+mf Ilmu .enyakit Tht =k -nlam. 211!.
!. /erake (% :arr 00. Tonsille4tomy. /alam > Codsmith (;% Talavera =% (llen
Dd. D0edi4ine.4om.in4.2112 > L 1
10. 5anri% (r6ansyah. 2117. Anatomi dan Fisioloi Tonsil) -niversitas +umatra
-tara. (vailable from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27639/4/Chapter%20II.pd
a44essed on )
th
;une 212
. =eris% Kuriko. 21. Cincin 3aldeyer. Bagian THT ,umah +akit -mum
/aerah Kara6ang. (vailable from >
http>??ml.s4ribd.4om?do47!"3""3*?4in4in#6aldeyer . (44essed on 5ednesday
;une )
th
212
2. Ballenger% ;;. !!". &enyakit Telina! "idun! Tenorok! *epala! dan
(eher! /ilid . edisi .4. ;akarta> Binarupa (ksara.
). Kliegman% Behrman% ,obert 0. et al (eds).% 2117% Nelson Te5t0ook of
&ediatrics% -+(> +aunders Dlsevier.
25

You might also like