Sekarang penyakit jantung tidak memandang batas usia lagi. Tua, muda bahkan bayi pun memiliki potensi menderita penyakit jantung. Berdasarkan data Children Heart Foundation, pada setiap tahun sebanyak 1.000.000 bayi di seluruh dunia lahir dengan penyakit jantung bawaan. Untuk Indonesia sendiri angka kejadian untuk penyakit jantung bawaan adalah 8-10 dari 1000 kelahiran hidup. Keadaan ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat awam, sehingga angka kematian anak-anak yang disebabkan oleh penyakit jantung ini terus meningkat. Oleh karena itu, kita perlu memahami lebih jauh mengenai tanda-tanda penyakit jantung, sehingga kita dapat melakukan deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak-anak. Kelainan ini terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan pembentukan dan perkembangan jantung pada fase awal kehidupan janin. Penyebab hal ini antara lain faktor genetik, maternal, infeksi dan lingkungan. Penyakit jantung bawaan seringkali ditemukan pada masa kanak-kanak. Pada umumnya kelainan jantung bawaan yang berat dapat menimbulkan gejala dalam beberapa bulan pertama setelah lahir, sehingga seringkali dapat terdeteksi pada masa kanak-kanak. Pada dasarnya penyakit jantung bawaan terbagi atas dua, yaitu penyakit jantung bawaan golongan biru (sianosis) dan penyakit jantung bawaan tidak biru (non sianosis). Namun secara garis besar , penyakit jantung bawaan pada anak akan memberikan gejala seperti : 1. Gangguan pertumbuhan 2. Sianosis (kebiruan) 3. Toleransi latihan (petunjuk klinis) 4. Infeksi saluran nafas berulang 5. Bising jantung Apabila menjumpai tanda dan gejala klinis seperti diatas, sebaiknya anak atau bayi segera dibawa ke dokter ahli. Kelainan jantung bawaan dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan fisik, rontagen, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Jangan menunda untuk melakukan pemeriksaan karena menunda pemeriksaan berdampak buruk bagi kesehatan anak ataupun bayi anda.