You are on page 1of 4

PAMERAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN NASIONAL
halaman 2

SCOOPING WORKSHOP
KLHS-NCICD
halaman 2

RESENSI BUKU:
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA

SISTEM PERENCANANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ... HAL 3

halaman 4

NEWSLETTER

TATA RUANG PERTANAHAN


MEDIA INFORMASI BIDANG TATA RUANG DAN PERTANAHAN

EDISI 4 / MEI 2014

KILAS BALIK:

Dinamika Isu Tata Ruang dan Pertanahan


ISU TATA RUANG :
Peraturan Daerah Rencana Detail Tata
Ruang 2010-2030 Pemprov DKI menjadi
berita yang menjadi sorotan media di
bulan ini. Perda tersebut akan lebih kuat
jika disinkronkan dengan aturan baru
Pajak Bumi dan Bangunan. Sinkronisasi
dua aturan ini diyakini membuat rencana
penataan kota lebih terarah dan tidak akan
memberatkan rakyat. Hal ini dikarenakan
Tata Ruang mengakomodasi banyak
kepentingan, sehingga dalam perencanaan
harus dilakukan dengan seksama.
Namun demikian, saat ini, informasi
tentang rencana detail tata ruang Jakarta
belum meluas. Hal ini memicu konflik
antara warga di beberapa tempat di
Jakarta dan para pengembang kawasan.
Warga dan pengembang berselisih
pendapat terkait peruntukan kawasan
itu. Di satu sisi warga menganggap
kawasan
tersebut
sebagai
ruang
terbuka hijau (RTH), sementara para
pengembang tetap pada pendiriannya
bahwa kawasan tersebut dapat digunakan
untuk
perumahan.
Konflik-konflik
semacam ini dapat dikurangi melalui
sosialisasi informasi yang tepat sasaran.

yang sedang berkembang. Posisi ini dinilai


berdasarkan kemajuan beberapa sektor,
yakni transportasi, kesehatan, edukasi,
ekonomi, dan politik. Namun, kemajuan yang
diungkap dari studi perusahaan konsultasi
global AT Kearney ini tidak sepenuhnya
selaras dengan kondisi riil di lapangan.
ISU PERTANAHAN:
Pembebasan lahan dan pengelolaan lahan
menjadi perhatian khusus pada bulan ini.
Banyaknya pembebasan lahan yang menjadi
kendala
pembangunan
infrastruktur
di beberapa daerah, mengakibatkan
keterlambatan pembangunan. Pemerintah
perlu mengawal dan menangani masalah
pembebasan lahan ini dengan cepat dan
tepat,sehingga kerugian dapat diminimalisir.

Fokus Pemberitaan
Bidang TATA RUANG

Sementara itu, draft RUU Pertanahan


menyebutkan bahwa yag dimaksud
dengan tanah obyek reforma agraria
adalah (a) tanah negara bekas tanah
telantar; (b) tanah kawasan hutan produksi
yang dapat dikonversi; (c) tanah dari
sumber lain yang berasal dari: (1) tanah
negara bebas; (2) tanah negara bekas
hak barat; (3) tanah negara berasal dari
tanah timbul dan tanah tumbuh; (4) tanah
negara bekas swapraja; (5) tanah negara
berasal bekas pertambangan mineral,
batubara, dan panas bumi; (6) tanah negara
berasal dari pelepasan kawasan hutan; (7)
tanah negara berasal dari tukar menukar
atau perbuatan hukum keperdataan
lain dalam rangka reforma agraria; dan
(8) tanah yang diserahkan pemegang
haknya ke negara untuk reforma agraria.
Fokus Pemberitaan
Bidang PERTANAHAN

Berita
lain
menyebutkan,
Jakarta
menduduki posisi puncak sebagai kota
T: 021 392 7412

E: trp@bappenas.go.id

WWW.TATARUANGPERTANAHAN.COM

POTRET KEGIATAN:

Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional


Melanjutkan Reformasi Pembangunan bagi Percepatan Pembangunan yang Berkeadilan

Sumber: Dokumentasi TRP


Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan,
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas, bertindak sebagai
panitia pelaksana Pameran Perencanaan
Pembangunan Nasional
2014 yang
mengusung
tema,
Melanjutkan
Reformasi Pembangunan bagi Percepatan
Pembangunan
yang
Berkeadilan,
pada tanggal 29 30 April 2014 yang
berlokasi di Ruang Binakarna, Hotel
Bidakara, Jl. Jend. Gatot Soebroto
Kav. 71-73, Pancoran, Jakarta Selatan.

pembangunan yang dilakukan secara


inovatif oleh oleh para pemangku
kepentingan di Indonesia. Pada hari
kedua, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono beserta rombongan Menteri
dan Kepala Daerah berkenan meninjau
Pameran Perencanaan Pembangunan
Nasional 2014. Pameran tahun ini
difokuskan untuk membangun jejaring
bagi para pihak yang berperan aktif
dalam
reformasi
pembangunan,
utamanya dalam forum Diskusi Interaktif.

Pameran yang dibuka oleh Menteri


Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Armida
S. Alisjahbana ini bertujuan untuk
mensosialisasikan hasil-hasil pelaksanaan
pembangunan Kabinet Indonesia Bersatu
Jilid I dan II, serta berbagi informasi
mengenai keberhasilan pelaksanaan

Peserta pameran terdiri dari: (1)


Kementerian/Lembaga
Pemerintah;
(2) Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
(3)
Organisasi
Masyarakat Sipil (OMS), termasuk
lembaga penelitian, perguruan tinggi,
lembaga swadaya masyarakat; dan (4)

Mitra pembangunan multilateral dan


bilateral. Pameran ini terbagi menjadi
empat subtema, yakni: (1) Subtema 1:
Penyiapan Landasan Pembangunan yang
Kokoh; (2) Subtema 2: Pembangunan
Ekonomi yang Berkeadilan; (3) Subtema
3: Peningkatan Kualitas Sumberdaya
Manusia dan Kesejahteraan Rakyat
yang Berkeadilan; dan (4) Subtema 4:
Pemerataan
Pembangunan
Wilayah.
Pameran yang menjadi rangkaian
dari
penyelenggaraan
Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Nasional 2014
(Musrenbangnas 2014) ini diharapkan
dapat menumbuhkan pemahaman yang
sama tentang proses perencanaan dan
pembangunan bagi para pemangku
kepentingan.
(MA/SY/GP/IAS/AY)

Scooping Workshop KLHS-NCICD


National Capital Integrated Coastal Development
Dalam rangka mendapatkan masukan
untuk penyusunan TOR pelaksanaan KLHS
untuk NCICD, Tim Pelingkupan Rancangan
KLHS NCICD melaksanakan Scooping
Workshop Rancangan KLHS NCICD di Hotel
Mercure, Ancol, pada tanggal 29 April 2014.
Peserta yang turut hadir yakni perwakilan
dari Bappenas, Kementerian Pekerjaan
Umum, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian
Lingkungan
Hidup,
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
dan
beberapa
perwakilan
LSM.

dikaji sebatas di lokasi NCICD nya saja,


tetapi perlu melihat keterkaitannya
dengan daratan, terutama bagian hulu,
misalnya hingga kabupaten Bogor; b)
perilaku masyarakat Indonesia yang
masih membuang sampah sembarangan
sehingga berpotensi menyebabkan NCICD
menjadi waduk yang berisi sampah. Perlu
dipersiapkan pula skenario pada saat
pelaksanaan pembangunan tahap I NCICD
(2014-2018), terutama asal ketersediaan
tanah yang menjadi salah satu faktor utama.

Hasil temuan dari kajian awal (DKI dan


Tangerang) menerangkan secara garis
besar, banyak dampak negatif yang perlu
diantisipasi sejak dini. Untuk itu, Scooping
KLHS NCICD perlu memperhatikan
beberapa hal berikut: a) tidak hanya

Terkait dengan program NCICD, pemangku


kepentingan Pelabuhan Muara Baru
mengharapkan kejelasan terhadap skema
relokasi kegiatan ekonomi penduduk
dan investasi di kawasan yang sudah
berlangsung selama ini. (RT/AY/TRP)

Gambar Ilustrasi NCICD

WAWASAN

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)

Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional adalah sistem yang menjadi
pedoman
pengambilan
kebijakan
pemerintahan di Indonesia. Dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tercantum bahwa Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional adalah satu
kesatuan
tata
cara
perencanaan
pembangunan
untuk
menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan masyarakat di
tingkat Pusat dan Daerah.
Ruang Lingkup Perencanaan
Ruang Lingkup Perencanaan yang
dimaksud oleh UU 25/Tahun 2004
meliputi: (i) Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJP-Nasional
untuk periode 20 tahun); (ii) Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJM-Nasional untuk periode 5 tahun;
(iii) Rencana Strategi Kementerian/
Lembaga (Renstra K/L); (iv) Rencana Kerja
Pemerintah (RKP); dan (v) Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja K/L).
Asas Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Beberapa
asas
yang
digunakan
adalah: (1) Pembangunan nasional
diselenggarakan berdasarkan demokrasi
dengan prinsip-prinsip kebersamaan,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, serta kemandirian dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan nasional; (2) Perencanaan
pembangunan nasional disusun secara
sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh,
dan tanggap terhadap perubahan; (3)
SPPN
diselenggarakan
berdasarkan

asas umum penyelenggaraan negara,


yakni: (i) asas kepastian hukum; (ii) asas
tertib penyelenggaraan negara; (iii) asas
kepentingan umum; (iv) asas keterbukaan;
(v) asas proporsionalitas; (vi) asas
profesionalitas; dan (vii) asas akuntabilitas.
Tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
(1) Mendukung koordinasi antar-pelaku
pembangunan; (2) Menjamin terciptanya
integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antardaerah,
antarruang,
antarwaktu,
antarfungsi
pemerintah
maupun
antara pusat dan daerah. (3) Menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
dan pengawasan; (4) Mengoptimalkan
partisipasi masyarakat; (5) Menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
Kendala
Namun demikian, pada pelaksanaannya
di lapangan, terdapat berbagai kendala
umum, di antaranya: (a) kurangnya
koordinasi dalam pengelolaan data dan
informasi sehingga tidak tepat sasaran;
(b) keterkaitan antara proses perencanaan,
proses
penganggaran,
dan
proses
politik dalam menerjemahkan dokumen
perencanaan menjadi dokumen anggaran
belum optimal; (c) kurangnya keterlibatan
masyarakat (civil society); (d) masih
lemahnya sistem pemantauan, evaluasi,
dan pengendalian; (e) Koordinasi antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
belum optimal, dan (f) masih melekatnya
ketergantungan pada sumber dana dari
donor dan lembaga internasional.

LINK TERKAIT
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan,
Bappenas
Portal Tata Ruang dan Pertanahan
Sekretariat BKPRN

Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan sistem perencanaan
pembangunan, diadakan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Nasional
(Musrenbangnas) setahun sekali yang
diselenggarakan
oleh
Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/
Bappenas.
Musrenbangnas
adalah
wahana untuk mempertemukan hasil
perencanaan teknokratis-partisipatif yang
dilakukan K/L dengan pemerintah daerah
dan para pemangku kepentingan lainnya
dalam rangka menyerasikan perencanaan
pembangunan nasional dan daerah.
Adapun tujuan Musrenbangnas yang
dilaksanakan tahun 2014 , antara lain: (1)
melakukan penyempurnaan rancangan
awal RKP 2015 menjadi rancangan akhir
RKP 2015; (2) melakukan penyerasian
dan penyempurnaan rancangan Rencana
Kerja
Kementerian/Lembaga
(Renja
K/L) 2015; (3) melakukan penyerasian
program, kegiatan, indikator serta lokasi
kegiatan dan pagu anggaran yang disusun
oleh K/L dan pemerintah provinsi sesuai
dengan tema dan prioritas pembangunan
Tahun 2015; (4) memperkuat koordinasi
dan sinergi pembangunan baik melalui
kerangka regulasi (peraturan perundangundangan) maupun kerangka anggaran
agar terwujud penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan; serta (5) menyediakan
arahan bagi penyempurnaan rancangan
akhir Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) 2015.
(dari berbagai sumber)

Potret Kegiatan TRP

Pameran Perencanaan Pembangunan


Nasional
Scooping Workshop KLHS - NCICD
Seminar Nasional Masalah Agraria
Kontemporer

Seminar Nasional
Masalah Agraria Kontemporer Tantangan Kebijakan Agraria di Indonesia
Dalam rangka mendiseminasikan hasil
penelitian Tim CSSI agraria, serta melakukan
diskusi permasalahan dan tantangan
kebijakan agraria di Indonesia, PMBLIPI bekerjasama dengan Konsorsium
Pembaruan Agraria, mengadakan seminar
nasional Masalah Agraria Kontemporer
Tantangan Kebijakan Agraria di Indonesia, di
Gedung PDII LIPI, Selasa (8/4).
Seminar nasional ini menghadirkan beberapa
narasumber dari kalangan akademisi dan
pemerintahan, di antaranya Laksmi Savitri
dari Departemen Antropologi UGM, Suraya
Afif dari Pusat Antropologi UI, Bambang
Widjojanto sebagai salah satu komisioner
KPK, dan Keynote Speaker, Gunawan Wiradi.
Gunawan menyampaikan bahwa Indonesia
perlu membentuk Badan Otorita Reforma
Agraria untuk mengkoordinir sektor dalam
pelaksanaan percepatan reforma agraria.
Selama 2011-2013, tim peneliti menemukan

bahwa masyarakat Indonesia masih


memandang penting arti tanah. Lebih
lanjut, penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan tanah yang ideal yang
berpengaruh pada peningkatan urbanisasi
dan peningkatan jumlah buruh akibat
terbatasnya akses masyarakat terhadap
tanah. Tim peneliti LIPI mengajukan
rekomendasi agar pemerintah membuat
Dokumen Perencanaan Kebijakan Agraria
Nasional.
Dalam seminar tersebut Direktorat Tata
Ruang dan Pertanahan yang diwakili
oleh Uke Muhammad Husein, dan staf,
menyampaikan arah kebijakan pengelolaan
pertanahan yang akan dilaksanakan dalam
periode III RPJMN. Direktorat Tata Ruang
dan Pertanahan Bappenas juga telah
menyusun kebijakan di bidang pertanahan
yang multi sektor sehingga diharapkan
dapat
mempercepat
penyelesaian

Ilustrasi Reforma Agraria

permasalahan yang ada. Selain itu, Direktorat


Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas juga
membuka kesempatan bagi peneliti dan pihak
yang terkait dengan bidang pertanahan untuk
dapat memberikan saran dan masukan yang
dapat dilaksanakan secara real bagi perbaikan
sistem pengelolaan pertanahan di Indonesia.
(GN/AY/TRP)

RESENSI BUKU:

2013
Pembangunan Daerah Dalam Angka
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat
Pusat dan Daerah.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang,
perencanaan
pembangunan
daerah
mengacu pada perencanaan pembangunan
nasional. Buku ini menyajikan data dan
informasi tentang perkembangan hasil
pembangunan daerah dalam kurun waktu
2004 sampai dengan 2009. Pembangunan
daerah yang dimaksud meliputi: (1)
Pembangunan Wilayah Sumatra; (2)
Pembangunan Wilayah Jawa Bali; (3)
Pembangunan Wilayah Nusa Tenggara; (4)
Pembangunan Wilayah Kalimantan; dan (5)
Pembangunan Wilayah Sulawesi.
Data dan informasi tersebut mencakup
enam pokok bahasan yaitu: (i) geografis

dan administrasi wilayah; (ii) kondisi


fisik wilayah; (iii) sosial ekonomi dan
kependudukan; (iv) perekonomian daerah;
(v) prasarana wilayah; dan (vi) kondisi
lingkungan hidup. Sebagian besar data
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
dan sebagian lainnya bersumber dari
Kementerian dan lembaga yang kompeten
di bidangnya. Namun demikian, informasi
dalam buku ini belum menggambarkan
perkembangan dari keseluruhan aspek
pembangunan. Ke depan, diharapkan
berbagai data dan informasi tersebut
dapat disempurnakan dengan berbagai
indikator yang lebih relevan.

Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami:

DIREKTORAT TATA RUANG DAN


PERTANAHAN,
BAPPENAS
Jalan Taman Suropati No. 2A
Gedung Madiun Lt. 3

T : 021 392 7412


F : 021 392 6601
E : trp@bappenas.go.id
W: www.trp.or.id

Judul Buku:

Pembangunan Daerah Dalam


Angka - Tahun 2013
Penyusun: Bappenas
Penerbit : Bappenas
Jumlah halaman: 225

You might also like