You are on page 1of 3

ETIKA SITUASI

Pendapat Etika Situasi


Etika situasi adalah pedekatan dan teori dalam etika yang timbul setelah perng dunia
kedua dan sangat dipengaruhi oleh dilsafat eksistensialisme dan personalisme. Eksistensial
sangat menekankan keunikan dan tanggung jawab tiap-tiap orang, khas dan tidak dapat
dimasukkan ke ddalam norma-norma umum tetapi harus menentukan diri sendiri berdasarkan
penghayatan yang otentik. Sedangkan personalisme menekankan bahwa manusia adalah
person, yang memiliki akal budi dan berkehendak sendiri, memiliki kebebasan menentukan
dirinya sendiri dan suara hati sebagai kesadaran mandiri akan apa yang merupakan kewajiban
dan tanggung jawabnya.
Etika situasi menegaskan bahwa setiap orang dan setiap situasi adalah unik. Setiap
situasi memiliki tuntutannya sendiri. Maka etika situasi menolak adanya norma-norma dan
peraturan-peraturan moral yang berlaku umum. Setiap situasi adalah baru, maka setiap orang
dalam setiap situasi harus secara baru dan kreatif menemukan apa yang merupakan tanggung
jawab dan kewajibannya. Jadi etika situasi adalah lawan ekstrem dari etika peraturan. Etika
peraturan menekankan tanggung jawab dan membawahkan kehidupan manusia terhadap
suatu sistem peraturan yang kaku, sedangkan etika situasi menolak adanya peraturan dan
norma-norma moral yang berlaku dan mengembalikan moralitas pada tanggung jawab
individual masing-masing orang berdasarkan panggilan unik setiap situasi.
Jasa Etika Situasi
Etika situasi menekankan bahwa setiap manusia memang merupakan individu yang
unik, sehingga tujuan dalam dirinya sendiri tidak boleh dipukulratakan atau diperhitungkan
sebagai roda gigi dalam mesin masyarakat belaka. Etika situasi mengakui martabet manusia
sebagai person merupakan harkatnya. Anggapan bahwa setiap situasi unik ada benarnya
karena tidak ada situasi yang sama persis. Setiap situasi menuntut pertimbangan moral yang
baru. Tidak pernah boleh begitu saja menjiplak pemecahan masalah moral dari situasi lain,
meskipun peristiwa tersebut terlihat mirip. Sehingga etika peraturan mati harus ditolak karena
tidak memadai dengan keunikan situasi karena etika peraturan memasang peraturan moral
secara mutlak dalam menetapkan bagaimana seseorang harus bertindak dalam setiap situasi.
Namun etika situasi melupakan suatu hal bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang
mengembangkan identitasnya yang unik dalam struktur-struktur yang tidak unik dan
individual. Artinya manusia berpartisipasi bersama dengan banyak orang lain dalam ruang
yang sama dan arus sejarah yang sama. Hubungan antara kita tidak hanya bersifat spontan
dan langsung, melainkan mendapat bentuk dan penghayatan dalam kedudukan kita masing-
masing di struktur sosial yang dibangun manusia karena hanya melalui struktur-struktur itu ia
dapat menangani kehidupan bersama. Setiap orang memiliki peran sosial masing-masing dan
peran itu ikut menentukan identitasnya.
Kelemahan etika situasi adalah melupakan tanggung jawab indivisual, dan jatuh
dalam individualisme ekstrem yang hanya melihat keunikan tanggung jawab individual tetapi
melupakan bahwa tanggung jawab itu baru menjadi nyata saat berhubungan dengan
kedudukan kita dalam kesatuan kehidupan masyarakat.
Penolakan etika situasi terhadap norma umum tidak rasional dan tidak masuk akal.
Jika peraturan dihapus dan manusia diwajibkan untuk menjalani kehidupan sesuai dengan
kesadaran masing-masing individu, maka pasti kehidupan di dunia ini akan kacau balau.
Karena semua hal didunia ini memerlukan peraturan untuk mengendalikan kelancaran
kehidupan.
Melawan etika situasi perlu ditegaskan bahwa kita tetap memerlukan norma-norma
moral yang cukup umum. Kebanyakan masalah moral yang kita hadapi muncul dalam
hubungan erat dengan persoalan-persoalan structural dalam bidang-bidang kehidupan
masyarakat tertentu. Maka masyarakat perlu memiliki norma-norma moral mengenai semua
bidang pokok kehidupannya.
Kecuali itu etika situi kurang memperhatikan bahwa norma-norma moral ada
tingkatannya. Perhatian etika situasi terlalu difokuskan pada etika peraturan yang
menempatkan semua aturan moral pada kedudukan yang sama.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik tentang Etika situasi? Pertama argumentasi Etika
Situasi tidak mengenai pronsip-prinsip moral dasar, melainkan mengenai norma-norma
konkret. Prinsip-pronsip dasar diandaikan oleh segala etika karena tanpa prinsip-prinsip itu
tidak mungkin untuk merumuskan norma-norma yang praktis. Tetapi kita tidak hanya
memerlukan prnsip-prinsip dasar moral yang paling umum dan sangat abstrak, seperti
keadilan, kita juga membutuhkan petunjuk-petunjuk moral bagi perlbagai situasi konkret
dalam kehidupan kita.
Akan tetapi, karena setiap situasu memang ada keunikannya, maka norma-norma
konkret tu memang tidak pernah berlaku mutlak. Sesuai dengan eika situasi dan berlawanan
dengan etika peraturan harus di tegaskan bahwa tidak pernah situasi konkret dapat ditangani
semata-mata berdasarkan peraturan-peraturan moral umum. Namun dilain pihak kita memang
dapat berpegang pada peraturan-peraturan itu. Suara hati kita akan ambruk andai kata dalam
setiap situasi arus diadakan pertimbangan mendalam baru tentang apa yang menjadi
kewajiban kita. Patok-patok itu seakan-akan berseru: ikutilah kami, kecuali ada alasan
khusus.
Namun kata kecuali itu menunjukkan bahwa suatu norma moral konkret tidak pernah
menhikat dengan mutlak. Norma-norma moral konkret hanya mengikat sejauh
mengungkapkan prinsip-prinsip dasar itu.
Dari etika situasi kita dapat belajar bawa kita selalu harus bertanggung jawab. Kita
tidak dapat memparkir penilaian dan suara hati diluar dan begitu saja bertindak menurut suatu
peraturan moral. Apa yang dalam situasi konkret menjadi kewajiban atau keharusan moral
saya yang mutal, tidak seluruhnya dapat dipastikan berdasarkan suatu norma umum.

You might also like