You are on page 1of 13

TUGAS PANCASILA

Hubungan Pancasila Dengan Kebudayaan




Disusun oleh:
11.12.6066 Affan Ainurrahman
Kelompok I
S1 SI
MOHAMMAD IDRIS .P, DRS, MM

2

BAB I


A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagai warga Negara Indonesia, kita tentu sudah mengenal dan memahami dasar
Negara kita, dan di dalam Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan
nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Indonesia hidup di dalam berbagai macam keanekaragaman, baik itu suku,
bangsa, budaya dan agama. Dari keanekaragaman tersebut, Indonesia bersatu dalam suatu
keutuhan dan menjadi kesatuan yang bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah
naungan Pancasila dan semboyannya Bhinneka Tunggal Ika.

Pancasila mempersatukan berbagai macam kalangan dalam keanekaragaman
budaya dan menjadikan Pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya
satu dengan yang lain










3

BAB II



B. RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang ada dalam makalah ini,antara lain:
1. Apakah pancasila itu?
2. Apakah kebudayaan itu?
3. Apa hubungannya Pancasila dengan Kebudayaan?

BAB III

C. PENDEKATAN

SOSIOLOGIS
Pendekatan ini berasal dari kenyataan perkembangan pertumbuhan bangsa
Indonesia sejak proses kehidupannya di tanah air ini. Pertumbuhan bangsa Indonesia
dimulai sejak zaman Neopolitikum ratusan ribu tahun yang silam, yang terdiri dari
suku bangsa yang berpindah dari suku Yunani, Cina bagian selatan yang terkenal
gelombang pertama sebagai proto melayu dan pada gelombang kedua dengan
sukuditoro melayu. Proto melayu pada akhirnya mendiami daerah pedalaman Jawa,
Sumatra, Kalimantan. Masing-masing suku tersebutmembawa tradisi kebudayaannya,
namun perlu di ingat bahwasebelum itu dibeberapa Pulau Nusantara telah ada
penduduk asli yangmemiliki corak kebudayana tersendiri yaitu penduduk yang
dikenaldalam sejarah berketurunan Dravida.Dengan bercampurnya bengsa pendatang
dengan bangsa asliini akhirnya terjadi akulturasi etnis, tradisi dan daerah menurut
sistemakulturasi yang bersifat asimilasi syncretism. Yakni perpaduan berbagai unsur
4

budaya rohaniah menjadi satubentuk budaya baru yang isi, karakter dan ciri cirinya
berkembang mengikuti watak pengaruh etnis dan lingkungan geografisnya.



BAB IV


D. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sansekerta. paca yang berarti lima dan la yang berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila yaitu
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. kemanusiaan yang adil dan beradab
3. persatuan Indonesia
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia




5



Butir Butir Penngamalan Pancasila
Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan
kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi
pelaksanaan Pancasila.

36 BUTIR-BUTIR PANCASILA/EKA PRASETIA PANCA KARSA

A. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

B. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
6

8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.

C. SILA PERSATUAN INDONESIA
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.

D. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
8. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
7


E. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.









2. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
8


Budaya atau kebudayaan berasal lari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.


9

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

3. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN KEBUDAYAAN
Setelah masa Reformasi, citra Pancasila tak kunjung membaik. Ia masih tetap
dipahami dalamkonteks politis yang ideologis dan tidak dalam konteks kebudayaan
yang dialogis. Tak heran bila nilai-nilainya gagal membendung pengaruh destruktif
dari pemuasan hasrat manusia modern.

Pemahaman yang kaku dan tertutup terhadap Pancasila sejak masa Orde Baru
menyebabkan ideologi ini terlepas dari akarkebudayaan bangsa Indonesia. Pancasila
kerap menampakkan diri sebagai alat kekuasaan yang otoriter ketimbang sebuah
ruang dialog tempat di mana segala hulu kebudayaan menemukan muaranya. Tak
jauh berbeda dengan Komunisme pada masa Lenin-Stalin, Pancasila telah dibekukan
dalam sebentuk tafsir tunggal oleh pihak penguasa.






10


Bila kita membaca karya kontroversial Daniel Bell, The End of Ideology, kita
akan memahami bagaimana ideologi Kapitalisme Liberal dapat memenangkan
pertarungan atas ideologi-ideologi lainnya. Kapitalisme Liberal berpijak pada hasrat
manusia untuk memperoleh kebebasan sepenuhnya guna memperoleh kemakmuran.
Ia berakar pada ruang kebudayaan manusia yang paling substil, yaitu pemenuhan
segala impian yang mungkin dicapai. Oleh karena itu ia tak pernah terikat pada satu
sistem yang ketat; ia hadir secara fleksibel mengikuti hasrat manusia untuk menjadi
kaya, berkuasa, dan populer.

Demikian juga dengan Pancasila, bila kita ingin kembali
menghidupkannya sebagai ideologi bangsa, maka Pancasila juga harus berakar dalam
ruang kebudayaan manusia Indonesia. Atau meminjam konsepsi Jurgen Habermas,
ruang hidup manusia Indonesia harus menjadi ruh bagi tumbuh dan berkembangnya
nilai-nilai Pancasila.

Dalam semangat kebudayaan bangsa Indonesia, kita menemukan semangat
komunitarian yang religius. Ritual upacara dan festival rakyat hadir di setiap siklus
kehidupan manusia Indonesia, mulai dari persiapan kelahiranhingga setelah
kematian. Juga yang berhubungan dengan proses sosial semisal mata pencaharian,
pendidikan, peperangan, dan perdamaian.

Ritual upacara labuhan yang dilakukan oleh kraton dan ribuan masyarakat
Yogyakarta setiap tanggal satu Suro dalam penanggalan Jawa adalah wujud rasa
syukur pada Tuhan agar negara dan rakyat memperoleh kesejahteraan dan
kemakmuran. Demikian juga ritual dan festival kesuburan menjelang panen selama
satu bulan yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Bahau Uma Talivaq di Kalimantan
Timur. Seluruh elemen kampung mulai dari anak-anak, muda-mudi, orang dewasa
dan orang-orang tua semuanya terlibat untuk melakukan tarian hudoq dari pagi
hingga malam hari.

11

Fenomena ritual upacara dan festival rakyat Indonesia dapat dijelaskan dengan
konsepsi carnavalesque (karnaval) Mikhail Bakhtin. Baginya, karnaval merupakan
ritual penyatuan hasrat dalam keberagaman. Di dalamnya kita dapat menemukan
persentuhan si kaya dan si miskin, bangsawan dan rakyat jelata, atau kaum tua dan
kaum muda. Semuanya menyatu dalam hasrat religius yang sama, yaitu keselarasan
hidup dalam keteraturan alam semesta. Mereka sama mengaku tunduk pada yang
sakral, kekuatan adikodrati yang maha teratur dan abadi.

Semangat komunitarian yang religius dalam berbagai festival dan ritual upacara
tradisional rakyat Indonesia ini sebenarnya selaras dengan kelima sila dalam
Pancasila yang merangkum semangat humanisme, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan dalam bingkai religius. Dalam ruang inilah selayaknya Pancasila dapat
ditemukan, ia muncul dari keberagaman yang hendak tunduk pada kesakralan, yaitu
kesatuan dan keselarasan antarmanusia di hadapan Tuhan.










12


BAB V
A. KESIMPULAN & SARAN

Kita telah melihat dan membaca bahwa kebudayaan bangsa Indonesia dan
Pancasila saling berhubungan. Karena dari segi Pancasila terkandung kebudayaan yang
menekankan persatuan serta sebaliknya. Tidak lupa dari segi pengertian, Pancasila
merupakan lima buah asas atau prinsip yang harus kita junjung tinggi sebagai bangsa
Indonesia. Sedangkan kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat. Sehingga Pancasila tercipta berdasarkan kebudayaan. Kaitan di antara
keduanya begitu erat sehingga timbal balik antara Pancasila dan Kebudayaan dapat
terjadi dengan signifikan karena keduanya saling berhubungan. Kebudayaan adalah akar
dari Pancasila dikarenakan di dalam pancasila terkandung nilai kebudayaan. Bagaimana
bisa demikian? Karena unsur persatuan dapat kita lihat di dalam pancasila, sedangkan
kita sebagai negara yang memiliki beragam macam kebudayaan, memang sepantasnya
memiliki asas persatuan yang terkandung di dalam Pancasila. Sehingga kita sebagai insan
berbudaya, harus juga berdasarkan kepada Pancasila yang adalah ideologi bangsa kita.









13

Referensi:

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
3. http://lpmekspresi.wordpress.com/2007/08/24/pancasila-dari-rahim-kebudayaan/
4. http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2204443-pendekatan-kebudayaan/#ixzz1c5BRgqWG

You might also like