Lumpur aktif adalah merupakan metoda pengolahan limbah cair secara konvensional dengan menggunakan bantuan bakteri, lumpur aktif bekerja secara aerobik karena bakteri yang digunakan adalah bakteri aerobic dan bekerja ditekanan atmosferik, pengolahan lumpur aktif dibantu dengan bantuan aerator untuk meningkatkan kandungan O 2
dalam air limbah. Dengan kondisi lingkungan yang sesuai dengan pH yang sesuai dan suhu yang sesuai (tidak terlalu panas atau dingin) maka proses pendegradasian mikroba berjalan dengan baik,. Dalam menguraikan kandungan organik dalam limbah, bakteri membutuhkan energi dan nutrisi . Oleh karena itu, untuk makanan mikroorganisme tersebut diberikan nutrisi dengan perbandingan BOD:N:P =100:5:1. Pada praktikum ini, KNO3 digunakan sebagai sumber nitrogen , glukosa sebagai sumber karbon dan KH 2 PO 4 sebagai sumber poffor dan jumlah yang diperlukan untuk BOD 500mg/L untuk keperluan 15L limbah, maka jumlah nutrisi KNO 3 , glukosa dan KH 2 PO 4 adalah . gr, .. gr dan . gr. Pada percobaan pertama, dilakukan penentuan konsentrasi organik dari sampel dengan menghitung nilai COD (Chemical Oxigen Demand),dengan metode titrasi oleh Ferro Amonium denganlarutan pembanding berupa larutan blanko, didapat nilai COD sebesar . mgO 2 /L. Dengan meghitung COD, praktikan menghitung kandungan mikroorganisme yang ada di dalam lumpur aktif, dengan menghitung MLVSS yang mewakili hal tersebut, didapat nilai MLVSS sebesar ... Parameter pertama yang diamati yaitu MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid). Dari hasil percobaan didapatkan total padatan tersuspensinya (TSS) sebesar mg/L dan total padatan tersuspensi yang mudah menguap (VSS) sebesar .. mg/L. Dan total padatan tersuspensi yang tidak mudah menguap (FSS) adalah sebesar . mg/L. Sedangkan literatur diketahui bahwa MLVSS yang optimum adalah sebesar 1500 - 4500 mg/L dan nilai yang MLVSS sama dengan VSS yaitu . mg/L. Nilai MLVSS tersebut terlalu tinggi karena desain dari tempat lumpur aktif yang ada tidak memiliki system buangan dan recycling. Akibatnya memungkinkan terjadinya penumpukan bakteri, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, sehingga bakteri tersebut ikut tercampur dalam penentuan konsentrasi MLVSS. Pada pengolahan limbah dengan lumpur aktif, untuk mendapatkan efisiensi pengolahan, dilihat dari peubahan nilai COD (Chemical Oxygen Demand) sebelum dan sesudah penambahan nutrisi. Penambahan nutrisi akan meningkatkan nilai COD dalam lumpur aktif. Hal ini disebabkan adanya penambahan nutrisi dalam bentuk glukosa (C 6 H 12 O 6 ), KNO 3, dan KH 2 PO 4 . Penambahan glukosa dianggap mewakili konsentrasi COD karena mudah diuraikan oleh bakteri dan mudah dihitung konsentrasinya secara teoritis. Nilai COD pada awal percobaan sebelum ditambahkan nutrisi diketahui adalah ...... mg O 2 /L dan setelah 10 menit penambahan nutrisi diketahui nilai COD-nya adalah .... mg O 2 /L. Dari hasil perhitungan didapat bahwa besar efisiensi pengolahan adalah .. %. Perhitungan effisiensi seharusnya dilakukan kurang lebih satu minggu setelah penambahan nutrisi karena dalam jangka waktu tersebut diperkirakan telah 75 % bahan organic telah terurai oleh mikroorganisme.