You are on page 1of 73

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genito-
genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano-genital, sehingga
kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak hanya terbatas pada
daerah genital saja, tetapi dapat juga pada daerah-daerah ekstra genital.
1
Dengan perkembangan di bidang sosial, demografik, serta meningkatnya
migrasi penduduk, populasi berisikio tinggi tertular !" akan meningkat pesat.
!" menempati peringkat 1# besar alasan berobat di banyak negara
berkembang, dan biaya yang dikeluarkan dapat mempengaruhi pendapatan
rumah tangga. Pelayanan untuk komplikasi atau sekuele dari !"
mengakibatkan beban biaya yang tidak sedikit, misalnya untuk skrining dan
pengobatan kanker ser$iks, pelayanan morbiditas perinatal, kebutaan bayi,
pemeriksaan infertilitas, serta nyeri panggul kronis pada %anita.
&
Di negara industri, insidens !" klasik seperti gonore dan sifilis
menurun dengan cepat terutama pada masyarakat kelas menengah dan atas,
sedangkan pada masyarakat ba%ah insidens penyakit tersebut tetap stabil
bahkan cenderung meningkat, demikian halnya di negara berkembang.
'
!" sendiri memilii klasifikiasi berdasarkan sindrom sindroms seperti
!" dengan gejala utama duh, !" dengan gejala utama $egetasi, dan !"
dengan gejala utama ulkus.
&
nsidens global dari ulkus genital diperkirakan lebih dari &# juta kasus
belakangan ini. (") tipe 1 dan & merupakan penyebab tersering di *"+,
diikuti dengan sifilis dan ulkus mole. "atu dari lima %anita dan satu dari
sembilan pria dari usia 1,-,- tahun menderita infeksi (") tipe &.
,
1
*lkus genitalis dapat disebabkan oleh infeksi atau non infeksi. !"
dengan gejala utama ulkus genitalis adalah infeksi herpes simple. $irus, sifilis
/Treponema pallidum), chancroid /Haemophilus ducreyi), granuloma inguinale
/donovanosis ; Calymmatobacterium granulomatis), dan limfogranuloma
$enerum /Chlamydia trachomatis serotipe L1,L&, dan L'0. nfeksi sekunder
atau jamur dapat juga menyebabkan ulkus genitalis. Penyebab non infeksi
termasuk psoriasis, trauma seksual, Behcet syndrome, Wegener
granulomatosis, dan erupsi obat. Di *"+, penderita yang muda dan aktif
seksual yang memiliki ulkus genital menderita infeksi (") atau sifilis.
Limfogranuloma $enerum, dono$anosis, infeksi bakteri sekunder, jamur, dan
penyebab non infeksi jarang terjadi.
4
Dalam &# tahun belakangan ini, pengetahuan mengenai dinamika
transmisi !" telah berkembang sebagai dampak pandemi () dan
peningkatan upaya untuk mengendalikan infeksi lainnya. !odel matematika
dan riset menunjukkan peran penting jejaring seksual dalam menentukan arah
penyebaran berbagai jenis infeksi tersebut. Pemahaman yang baik terhadap
dinamika penularan !" menimbulkan dampak pada rancangan strategi
pencegahan dan inter$ensi pengendaliannya.
'
1ambar 1. Dinamika 2ransmisi !"
'
"ampai saat ini, penyakit kelamin tetap merupakan penyakit yang sukar
ditanggulangi, karena dalam penanggulangan penyakit kelamin ada beberapa
segi yang perlu mendapat perhatian, yaitu segi medis, epidemiologik, sosial,
ekonomi, dan budaya. "ecara medis, penanganan !" secara komprehensif
2
harus mencakup diagnosis yang tepat, pengobatan yang efektif, konseling
kepada pasien /dalam komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai
penyakitnya, upaya mencegah penularan, maupun pentingnya mematuhi
pengobatan0, dan penanganan pasangan seksualnya.
1
1.& +natomi +lat 3elamin
"ebelum membahas !", yang akan dibicarakan adalah anatomi alat
kelamin pria maupun %anita, karena gejala beberapa !" erat sekali
hubungannya dengan susunan anatomi alat kelamin.
4
a. +natomi +lat 3elamin Pria
*retra
*retra adalah organ berbentuk pipa yang terdapat antara ostium uretra
internum dan ostium uretra eksternum. Panjangnya 5 &# cm, lebih
panjang pada pria daripada %anita dan menyerupai huruf " terbalik
dalam kedudukan hori6ontal, dan kandung kencing ke simfisis pubis
melengkung dengan cekungan ke depan atas, sedangkan bagian
selanjutnya melengkung menghadap ke ba%ah belakang.
4
3
1ambar 1. Bagian dari *retra
Pada uretra dibedakan menjadi pars prostatitka dan pars
membranosa /uretra posterior0 dan pars spongiosa /uretra anterior0.
*retra pars prostatika adalah bagian uretra yang letaknya paling
proksimal dan terletak dikelilingi oleh prostat. Pada bagian distal uretra
pars prostatika, terdapat uretra pars membranosa yang dimulai dari
bagian ba%ah prostat dan menyebar hingga membran perineal. *retra
pars spongiosa /penile0 berjalan di sepanjang corpus spongiosum penis
dan merupakan bagian terpanjang dari uretra pria.
7
Penis
Penis merupakan organ genital eksterna pada pria. *retra pars spongisa
berjalan sepanjang penis dan bermuara di ostium uretra eksternum di
glans penis. Di dalam penis, terdapa tiga badan penggembung /erektil0,
yaitu 8
4,7

1. 3orpus spongiosum penis yang meliputi uretra.
Badan penggembung ini melebar di kedua ujungnya dengan
membentuk bulbus penis di akar penis dan diujung bebasnya /glans
penis0. 1lans penis ditutupi oleh preputium yang disebelah $entral
berhubungan dengan glans melalui frenulum preputii. Di kedua sisi
frenulum ini bermuara saluran kelenjar sebasea, yaitu glandula
2yson yang membuat smegma.
4
1ambar &. +natomi penis
7
&. 3orpus ka$ernosum penis, di sebelah dorsolateral kanan dan kiri
korpus spongiosum penis.
Prostat
Berukuran ,.,, terletak diba%ah kandug kencing, diatas
diafragma urogenitalia dan meliputi bagian pertama uretra. 2erdiri atas
& lobus lateral dan 1 lobus medial. "alurannya dilapisi oleh torak dan
bermuara pada uretra pars prostatika.
4
)esikula "eminalis
3edua $esika seminalis merupakan alat yang gepang, dan
panjang 5 4 cm. "aluran kedua $esika seminalis masing-masing bersatu
dengan bagian terakhir duktus deferens yang homolateral untuk
membentuk duktus ejakulatorius.
4
1ambar '. +natomi 9rgan :eproduktif Pria
;
Duktus de$erens
5
!erupakan pipa penghubung yang terentang antara kutub
ba%ah epididimis dan alas prostata di kedua sisi tubuh. Bagian pertama
berjalan naik di belakang epididimis lalu ikut membentuk funikulus
spermatikus. Bagian terakhirnya melebar menjadi ampula duktus
deferentis, kemudian menyempit dan bersatu dengan saluran $esikula
seminalis menjadi duktus ejakulatorius.
4
"krotum
"krotum adalah kantung fibromuskular yang dibagi oleh septum
/raphe) membentuk dua kompatermen, yang masing-masing terdiri dari
testis, epididimis, dan bagian dari sprematic cord. 2estis adalah organ
reproduktif primer pria dan bertanggung ja%ab dalam produksi
testosteron dan sperma <pididimis melekat pada permukaan
posterolateral buah 6akar testis.
4,;
b. +natomi +lat 3elamin =anita
9rgan reproduktif %anita dapat dibagi menjadi gentalia interna
dan eksterna. 1enitalia interna adalah organ yang berada di dalam
pel$is /true pelvic0, yaitu $agina, uterus, ser$iks, tuba uterina, dan
o$arium. 1enitalia eksterna berada di luar pel$is, yaitu perineum, mons
pubis, klitoris, meatus uretra, labia mayor dan minor, $estibulum,
glandula $estibularis maor /Bartholini0, glandula "kene, dan area
periuretral.
8
)ul$a atau pudendum, adalah istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan organ yang terlihat di area perineal, yaitu mons pubis,
labia mayor dan minor, himen, klitris, $estibulum, uretra, glandura
"kene, Bartholini.
8

!ons $eneris dan kedua labium pudendi
3edua bibir labia mayor pudendi masing-masing berasal dari
benjolan genital kanan-dan kiri yang pada laki-laki menghasilkan
6
skrotum. Persatuan kedua benjolan genital disebelah $entrokranial
kemudian diubah menjadi mons pubis. 3edua bibir labia minor berasal
dari lipat-lipat urogenital kanan dan kiri yang pada perempuan tidak
bersatu di garis tengah. 3edua labia minor ini di muka bertemu
membentuk preputium klitorides dan di belakang bersatu dalam
komisura posterior /fourchette0.
4
3litoris
!erupakan homolog bagian dorsal penis dan berisi dua badan
penggembung yang bersatu pada glans klitorides.
4
)estibulum pudendi
)estibulum pudendi adalah ruagan yang dibatasi oleh kedua
labia minora. Pada ruangan ini bermuara orifisium uretra, saluran
kelenjar Bartholini /glandula $estibularis mayor0, dan ostium $agina. Di
kedua sisi $estibulum terdapat badan pengembang yang dikenal bulbus
$estibuli. Di ujung ba%ah bulbus $estibuli sebelah kanan dan kiri
terdapat glandula Bartholini dimana salurannya bermuara di pemukaan
dalam labium minor pada perbatasan antara &>' bagian depan.
4
1ambar ,. +natomi 1enitalia <ksterna =anita
?
7
(imen
!erupakan lipatan mukosa yang tipis yang membatasi ostium
$agina pada gadis. Biasanya, membran ini perforasi pada saat sebelum
menstruasi sehingga memungkinkan mens.
4,?
*retra
Panjang uretra pada %anita hanya ' cm. 3elenjar "kene terletak
di sebelah kanan dan kiri lateral dari orifisium uretra eksternum dan
bermuara di $estibulum $agina atau orifisium uretra eksternum.
4
1landula "kene dan Bartholini
1landula "kene mensekresi lubrikasi pada pembukaan uretra.
1landula $estibular mayor atau Bartholini juga bertanggung ja%ab
dalam mensekresi lubrikans untuk $agina. 1landula ini bentuknya
kecil, dengan bentuk seperti kacang.
?
1ambar 4. Bagian +nterior 9rgan :eproduktif =anita
?
8
)agina
)agina adalah saluran penghubung antara $estibulum pudendi
dan ser$iks uteri. Panjang dinding depannya - cm dan dinding belakang
1, cm. <pitenya adalah epiterl gepeng berlapis yang mengandung
banyak glikogen.
4
*terus
2erdiri dari ser$iks dan korpus uteri. 3orpus uteri terdiri dari '
lapisan, yaitu endometrium, miometrium, dan perimetrium. Di
dalamnya terdapat sebuah rongga berukuran 4.? cm yang disebu
ka$um uteri. Bagian atas uterus disebut fundus uteri dan di sudut lateral
fundur uteri bermuara saluran telur ke dalam ka$um uteri.
4
2uba uterina dan 9$arium
2uba uterina terletak melintang di sisi kanan dan kiri rahim,
masing-masing panjangnya 5 1& cm, terdiri atas pars uteri, istmus,
ampula, dan fimbriae. 9$arium berbentuk o$al dan melekat pada
permukaan belakang ligamentum latum uteri.
4
9
BAB II
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
&.1 Definisi
Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual. !eskipun infeksi menular seksual /!"0 terutama ditularan
melalui hubungan seksual, namun penularan dapat juga terjadi dari ibu
terhadap janin dalam kandungan atau saat kelahiran, melalui produk darah atau
transfer jaringan yang telah tercemar, kadang-kadang dapat ditularkan melalui
alat kesehatan /termometer0.
1,&
nfeksi menular seksual mempunyai beberapa ciri, yaitu 8
1
a. Penularan penyakit tidak selalu harus melalui hubungan kelamin.
b. Penyakit dapat terjadi pada orang-orang yang belum pernah melakukan
hubungan kelamin atau orang-orang yang tidak promiskus.
c. "ebagian penderita adalah akibat korban keadaan di luar kemampuan
mereka, dalam arti mereka sudah berusaha sepenuhnya untuk tidak
mendapat penyakit, tetapi kenyataan masih juga terjangkit.
&.& <tiologi
Dilihat dari penyebabnya, maka !" dapat dikelompokkan sebagai
berikut 8
1
Hubungan Antara Penyebab dan PMS
Patogen Manifestasi Klinis dan
Penyait yang
Diti!bulan
10
Infesi Bateri Neisseria gonorrhoeae
Chlamydia trachomatis
ycoplasma hominis
!reaplasma urealyticum
Treponema pallidum
"ardnerella vaginalis
#onovania granulomatis
*retritis, epididimitis,
ser$isitis, prokitis, faringitis,
konjungti$itis, Bartholinitis
*retritis, epididimitis,
ser$isitis, prokitis,
salpingitis, limfogranuloma
$enerum
*retritis, epididimitis,
ser$isitis, prokitis,
salpingitis
*retritis, epididimitis,
ser$isitis, prokitis,
salpingitis
"ifilis
)aginitis
1ranuloma nguinale
"irus Herpes simple$ virus
Herpes B virus
Human papilloma virus
olluscum contagiosum
virus
Human immunodeficiency
virus
(erpes genitalis
(epatitis fulminan akut dan
kronik
3ondiloma akuminatum,
papiloma laring pada bayi
!oluskum kontagiosum
+D"
11
Proto#oa Trichomonas vaginalis )aginitis, uretritis, balanitis
Fungus Candida albicans )ul$o$aginitis, balanitis,
balanopostitis
Eto$arasit %hthirus pubis
&arcoptes scabiei var
hominis
Pedikulosis pubis
"kabies
2abel 1. (ubungan +ntara Penyebab dan P!"
1
Berdasarkan sindrom, infeksi menular seksual dapat diklasifikasikan
menjadi ' kelompok, yaitu 8
1. nfeksi menular seksual dengan gejala utama duh
&. nfeksi menular seksual dengan gejala utam ulkus
'. nfeksi menular seksual dengan gejala utama $egetasi
Klasifiasi IMS Berdasaran Sindro!
%
Du& 1onorrhoae
Clamydia trachomatis
2rikomoniasis
)aginosis bakterialis
3andidiasis $aginalis
Ulus *lkus !ole
"ifilis stadium 1
Limfogranuloma $enerum /L1)0
(erpes simpleks episode pertama
1ranuloma nguinale
"egetasi "ifilis
3ondiloma akuminata
!oluskum kontagiosum
(erpes simple.
"elajutnya akan dibahas lebih lanjut mengenai infeksi menular seksual
/!"0 dengan gejala utama ulkus.
12
BAB III
INFEKSI MENULAR SEKSUAL ULKUS 'ULKUS (ENI)ALIS*
'.1 *lkus !ole /Chancroid)
'.1.1 Definisi
*lkus mole atau sering disebut chancroid, ialah penyakit infeksi
genitalia akut, setempat, dapat inokulasi sendiri /auto'inoculable),
disebabkan oleh Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis yang khas
beruba ulkus pada nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi, dan
seringkali disertai supurasi kelenjar getah bening regional.
-,1#
'.1.& <pidemiologi
Penyakit ini bersifat endemik dan tersebar di daerah tropik dan
subtropik, terutama di kota dan pelabuhan. "elain penularan melalui
hubungan seeksual, secara kebetulan juga dapat megenai jari dokter atau
pera%at. @rekuensi penyaki ini berkuurang di negara maju akibat
perbaikan tingkat ekonomi.
-
Berdasarkan pemeriksaan polumerese chain reaction (%C)),
pere$alensi terjadinya ulkus mole didapatkan &'A-47A di daerah
endemik /+frika, +sia, dan 3aribian0. Penyakit ini juga didapatkan &4
kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan %anita, mugkin karena
pada %anita lebih sukar membuat diagnosis /asimtomatik0. Beberapa
faktor menunjukkan bah%a terdapat pemba%a kuman /karier0 basil
ducreyi, tanpa gejala klinis, biasanya %anita tuna susila.
11
'.1.' <tiologi
Penyebab ulkus mole adalah Haemophilus ducreyi, yang
ditemukan oleh #ucrey pada tahun 1??-, merupakan bakteri negatif 1ram,
anaerob fakultatif, perlu faktor hemin /faktor B0 untuk pertumbuhannya,
13
berbentuk batang kecil atau pendek dengan ujung bulat, tidak bergerak,
dan tidak membentuk spora.
1#
Pada bahan apusan dari ulkus dengan pengecatan 1ram,
menunjukkan susunan sejajar, sehingga memberi gambaran seperti rel
kereta api atau seka%anan ikan. "ifat lainnya yang khas adalah dapat
mereduksi nitrat menjadi nitrit, memberikan hasil positif pada tes oksidase,
negatif katalase, dan menghasilkan fosfatase alkali.
1#
Basil ini pada lesi terbuka di daerah genital sukar ditemukan
karena tertutup oleh infeksi sekunder, lebih mudah dicari bila bahan
pemeriksaan berupa nanah yang diamil dengan cara spirasi abses kelenjar
inguinal. 3uman ini sukar dibiak.
-
'.1., Patofisiologi
Belum diselidiki secara mendalam. +danya trauma penting untuk
organisme melakukan penetrasi epidermis. Cumlah inokulum untuk
menimbulkan infeksi tidak diketahui.
-
H ducreyi dapat masuk ke dalam kulit melalui mikroabrasi yang
terjadi ketika coitus. :eaksi jarainggan lokal mengakibatkan terjadinyay
papul eritematosa yang kemudian dapat menjadi pustul. Lesi tersebut
makin lama menjadi nekrosis sentral sampai menjadi ulserasi.
Pemeriksaan histologi dari lesi didapatkan ulserasi nekrotik yang dalam
dikelilingi oleh infiltrasi eutrofil, makrofag, sel Langerhans, CD,, dan
CD?. Pada lesi didapatkan ( ducreyi hidup, namun hanya sedikit
organisme yang ditemukan dalam fagosit. Penemuan ini menunjukkan
bah%a ( ducreyi merupakan organisme ekstraseluler yang memiliki
kemampuan untuk menahan fagositosis dan celluar upta*e yang
mekanismenya balum diketahui seecara pasti

.
11,1&
14
'.1.4 1ejala 3linis
!asa inkubasi pada pria berkisar antara ;-1, hari, pada umumnya
kurang dari ; hari. "edangkan pada %anita sukar ditentutkan, oleh karena
sering ditemukan kasus asimtomatik. Lesi kebanyakan multipel, jarang
soliter, biasanya pada daerah genital, jarang pada daerah ekstragenital.
2idak ada gejala prodromal sebelum timbulnya ulkus.
-,1#
3eluhan pada pria biasanya berhubungn dengan adeopati ingunail
dan ulkus. Lesi a%al berupa papul kcil dengan eritema ringan disekitarnya
kemudian bagian tengah papul akan berpustulasi, dan cepat mejadi erosi.
Lesi akan menjadi ulkus dalam %aktu ,? jam setelah timbulnya lesi a%al,
dan segera diliputi oleh eksudat nekrotik kuning keabu-abuan.
1#
/a0 /b0
1ambar 7. a. *lkus yang nyeri yang dikelilingi dengan eritema dan edema. b.
*lkus multipel, nyeri, punch out dengan batas tidak jelas di $ul$a setelah
autoinokulasi.
*lkus yang terjadi kecil, multipel, lunak pada perabaan, tidak
terdapat indurasi, berbentuk ca%an, pinggir tidak rata, sering bergaung,
dan dikelilingi halo yang eritematosa. *lkus sering tertutup jaringan
nekrotik, dasar ulkus berupa jaringan granulasi yang mudah berdarah,dan
pada perabaan terasa nyeri.
1#
15
Pada %anita, ulkus mole memberikan gambaran ber$ariasi. 3eluhan
pada %anita seringkali tidak berhubungan dengan ulkus, misalnya disuria,
nyeri %aktu defekasi, dispareunia, atau duh $agina. *lkus tidak senyeri
pada pria. Pada %anita, ulkus dapat lebih banyak dan dalam.
1#
2empat predileksi 8
- Pada laki-laki 8 permukaan mukos preputium, sulkus koronarius,
frenulum penis, meatus uretr eksternum, dan batang penis
- =anita 8 labia minor, klitoris, fourchette,$estibuli, anus,
dan ser$iks.
- <kstragenital 8 lidah, jari tangan, bibir, payudara, umbilikus, dan
konjungti$a.
Pada tempat predileksi tersebut, selain lembab dan basah, daerah ini paling
mudah luka pada %aktu melakukan akti$itas seksual, dan kerusakan kecil
pada epitelnya akan memudahkan bakteri tersebut masuk.
1#
Beberapa $ariasi klinis ulkus mole telah dilaporkan, diantaranya 8
1#
a. "iant chanchroid
Beberapa ulkus dapat bergabung membentuk lesi tunggal yang
dapat meluas ke tepinya dengan cepat. "ering mengikuti abses
ingunal yang pecah, dan dapat meluas ke daerah suprapubis bahkan
daerah paha dengan cara autoinokulis.
b. *lkus mole serpiginosum
16
Lesi-lesi yang berkonfluens, membesar akibat akibat perluasan dan
inokulasi sendiri, dan bersifat destruktif. *lkus jarang menyembuh,
dapat menetap berbulan-bulan
c. Transient chancroid
*lkus kecil yang sembuh spontan dalam %aktu beberapa hari.
Dapat diikuti oleh limfadenitis regional akut &-' minggu kemudian.
d. *lkus mole folikularis /follicular chancroid)
2imbul pada folikel rambut, terdiri atas ulkus kecil multipel. Lesi
ini isa terjadi di $ul$a atau pada daerah genitalia yang berambut.
Lesi ini sangat superfisial.
e. *lkus mole papular /ulcus molle elevatum)
2erdiri atas papul yang berulserasi dan granulomatosa /ulkus yang
kemudian mendimul terutama pada tepinya0, dan dapat menyerupai
kondiloma lata pada sifilis stadium .
f. *lkus mole gangrenosum /phagedenic chancroid)
"atu $arian yang disebabkan oleh super-infeksi dengan bakteri
fusopirokhetosis, sehingga menimbulkan ulkus fagedenik. Dapat
menyebabkan destruksi jaringan yang cepat dan dalam.
'.1.7 Diagnosis
Diagnosis ulkus mole ditegakkan berdasarkan ri%ayat pasien,
keluhan dan gejala klinis, serta pemeriksaan laboratorium untuk
menemukan agen penyebabnya.
1#
'.1.; Diagnosis Banding
17
1. (erpes genitalis
Pada herpes genitalis kelainan kulitnya ialah $esikel yang
berkelompok dan jika memecah menjadi erosi, jadi bukan ulkus
seperti pada ulkus mole. 2anda-tanda radang akut lebih
mencolok ada ulkus mole.
-,1#
Pada sedaan hapus ulkus mole, bahan yang diambil dari dasar
ulkus tidak ditemukan sel raksasa berinti banyak.
&. "ifilis stadium 1
Pada sifilis stadium 1 /ulkus durum0, ulkus bersih, indolen,
terdapat indurasii, dan tanda radang akut tidak terdapat. Cika
terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional tidak disertai
tanda-tanda radang akut kecuali tumor.
-,1#
'. Limfogranuloma $enerium
Pada L1), afek primer tidak spesifik da cepat hilang. 2erjadi
pembesaran kelenjar getah bening inguinal, perlunakannya tidak
serentak.
-,1#
2iter tes ikatan komplemen untuk L1) kurang dari 1>7 dan tes
ulangan tidak meninggi.
-,1#
,. 1ranuloma inguinale
Dang khas pada ini adalah ulkus dengan granuloma. Pada
sediaan jaringan tidak tampak badan Dono$an.
-,1#
'.1.? Pemeriksaan Penunjang
18
1. Pemeriksaan sediaan hapus
Diambil bahan pemeriksaan dari tepi ulkus yang tergaung,
dibuat hapusan pada gelas alas, kemudian dibuat pe%arnaan
1ram, =right atau 1iemsa. (anya pada '#-4#A kasus
ditemukan basil berkelompok atau berderet seperti rantai.
-,1#
&. Biakan kuman
Bahan diambil dari pus bulbo atau lesi kemudian ditanam
pada perbenihan agar khusus /ueller Hinton) yang
ditambahkan darah kelinci yang sudah didefibrinasi. nkubasi
memerlukan %aktu ,? jam. !edium yang mengandung
gonococcal medium base, ditambah dengan hemoglobin 1A,
+so'Witale$ ,-, dan $ankomisin ' mcg>ml akan mengurangi
kontaminasi yang timbul. 3oloni yang khas tampak kecil,
nonmukoid, kuning abu-abu, dan tetap utuh bila diangkat ke
permukaan agar.
-,1#
'. 2eknik imunofluoresens untuk menemukan antibodi.
-,1#
,. 2es kulit ito-:eenstierna dan +utoinokulasi
2es kulit ito-:eenstiernaa merupakan reaksi hipersensiti$itas
tipe lambat terhadap antigen H.ducreyi. Pada tes ini disuntikkan
#,1 ml intradermal $aksin yang terdiri atas &&4 juta kuman
mati>ml di lengan ba%ah bagian fleksor, dan sebagai kontrol di
lengan lain. 3emudian dibaca ,? jam kemudian, tes ini menjadi
positif 7-11 hari setelah timbul ulkus mole. 2es ini sudah tiak
dipakai lagi karena tidak spesifik.
-,1#
2es autoinokulasi ini bahan diambil dari lesi yang tersangka,
kemudian diinokulasikan pada kulit sehat daerah lengan ba%ah
atau paha penderita yang digores lebih dahulu.
-,1#
19
'.1.- Penatalaksanaan
1. "istemik
9bat pilihan tergantung atas beberapa faktor, misalnya
tersedianya fasilitas kultur H.ducreyi, hasil tes resistensi
antimikrobial terhadap isolat H.ducreyi setempat, ketersediaan
obat, dan harga obat. :ejimen yang optimal untuk pengobatan
ulkus mole harus dapat menyebuhkan ulkus genital dan bubo
disertai dengan eradikasi cepat H.ducreyi.
-,1#
Berdasarkan CDC, terapi yang dianjurkan adalah 8
1'
1. +6itromisin 1 gram peroral dosis tunggal
&. Ceftria.one &4# mg intramuskular, dosis tunggal
'. Ciproflo.acin 4## mg peroral, &.1 selama ' hari. 9bat ini
dikotraindikasi untuk ibu hamil dan ibu menyusui.
4. <ritromisin 4## mg peroral '.1 selama ; hari.
&. Lokal
Lesi dini yang kecil dapat sembuh setelah diberi EaCl fisiologik
untuk membantu menghilangkan debris nekrotik dan
mempercepat penyembuhan ulkus. +ntiseptik lokal merupakan
kontraidikasi, karena dapat mengganggu pemeriksaan untuk
diagnosis dini sifilis dengan mikroskop lapangan gelap.
-,1#
Penderita ulkus mole harus di follo. up '-; setelah
terapi inisiasi. +pabila terapi berhasil, ulkus biasanya akan
menghilang dalam %aktu ' hari dan ulkus akan membaik dalam
%aktu ; hari. Bila tidak ada perbaikan, klinisi harus
mempertimbangkan berbagai kemungkinan, apakah diagnosis
sudah tepat, terjadi konfeksi dengan !" lain, penderita
20
terinfeksi (), obat tidak diminum sesuai petunjuk, atau telah
terjadi resistensi H ducreyi terhadap antimikroba. Lamanya
pengobatan tergantung besarnya ulkus, semakin besar semakin
lama dapat sampai lebih dari & minggu.
1'
'.1.1# 3omplikasi
- +denitis inguinal
3omplikasi ini paling sering, didapatkan pada separuh kasus.
2imbul beberapa hari sampai ' minggu setelah lesi primer,
biasanya unilateral. Bila tidak diobati, abses akan memecah ke
kulit, sehingga membentuk sinus tunggal yang kemudian
menjadi ulkus chancroid.
-,1#
- @imosis atau parafimosis
Dapat terjadi akibat sikatrisasi pada lesi yang mengenai
preputium, perlu sirkumsisi untuk penanganannya.
-,1#
- @istula uretra
"ebagai akibat ulkus pada glans penis yang bersifat destruktif.
Bila mengenai uretra akan menimbulkan nyeri hebat pada %aktu
miksi. Dapat diikuti oleh striktura uretra.
-
- @istel rekto$agina
3omplikasi yang dapat terjadi pada %anita.
-
- nfeksi campuran
21
Dengan organisme )incent, sehinga ukus semakin parah dan
destruuktif. 3eadaan ini dapat meyebabkan ulkus mole yang
sukar diobati.
-,1#
nfeksi campuran dengan Treponema pallidum, disebut ulkus
mikstum, pada mulanya menunjukkan gambaran ulkus mole
tetapi semakin berkurang nyerinya dan lebih berindurasi.
-,1#
'.1.11 Prognosis
2erapi antibiotik yang efektik baik untuk kesembuhan
chancroid, resolusi dari gejala klinis, dan pemutusan rantai penularan.
Prognosis penyakit ini sangat baik, namun karena pada pasien dapat
terjadi reinfeksi, sebaiknya pasangan seksual penderita juga diobati,
meskipun tidak ada gejala.
11
'.& "ifilis
'.&.1 Definisi
"ifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema
pallidum, merupakan penyakit kronik dan bersifat sistemik. "elama
perjalanan penyakit dapat menyerang seluruh organ tubuh, ada masa
laten tanpa manifestasi lesi di tubuh, dan dapat ditularkan kepada bayi
di dalam kandungan.
1,
'.&.& <pidemiologi
"ifilis biasanya didapat melalui hubungan seksual ataupun
kongenital. 3asus yang jarang dilaporkan didapatkan melalui produk
darah. "ifilis dapat juga disebarkan oleh kontak kulit ataupun mukosa
dengan lesi menular /misalnya melalui kontak langsung non seksual
seperti kulit ke kulit atau berciuman0. :isiko terkena sifilis pada
paparan seksual dengan indi$idu dengan infeksi seksual adalah sekitar
'#A dan tergantung dari beberapa faktor, termasuk tingkat dan lokasi
22
penyakir pada indi$idu yang terinfeksi. 2idak didapatkannya kekebalan
yang didapat setelah infeksi meskipun telah mendapat terapi, dan
kemungkinan untuk rekurennya penyakit ini adalah hal yang mungkin
terjadi.
11
nsidens sifilis di berbagai negeri di seluruh dunia pada tahunn
1--7 berkisar antaa #,#,-#,4&A. nsidens terendah di Cina, sedangkan
yang tertinggi di +merika "elatan. Di ndonesia, insidennya #,71A. Di
bagian kami penderita yang terbanyak ialah stadium laten, disusul sifilis
stadium yang jarang, dan yang langka ialah sifilis stadium .
1,
'.&.' <tiologi
Penyebab sifilis ditemukan oleh "chaudinn dan (offman pada
tahun 1-#4 yaitu Treponema pallidum. Treponema pallidum merupakan
spesies Treponema dari famili &pirochaetaceae, ordo &pirochaetales.
1,

Treponema pallidum berbentuk spiral, negatif-1ram dengan
panjang rata-rata 11 m /antara 7-&# m0, dengan lebar #,14 m. Pada
umumnya terdiri atas delapan sampai dua puluh empat leukan.
1erakannya berupa rotasi sepanjang aksis, fleksi sel, dan maju seperti
gerakan pembuka botol. T.pallidum jarang menunjukkan gerakan rotasi.
!embiak secara permbelahan melintang, pada stadium aktif terjadi
setiap tiga puluh jam.
1,,14
Pembiakan pada umumnya tidak dapat dilakukan di luar badan.
Di luar badan kuman tersebut cepat mati, sedangkan dalam darah untuk
transfusi dapat hidup tujuh puluh dua jam.
14
'.&., Patofisiologi
"tadium dini
23
Pada sifilis yang didapat, T.pallidum masuk ke dalam kulit melalui
mikrolesi atau selaput lendir, biasnya melalui senggama. 3uman
tersebut membiak, jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat yang
terdiri atas sel-sel limfosit dan sel-sel plasma, terutama di peri$askular,
pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi dikelilingi oleh
T.pallidum dan sel-sel radang. 2reponema tersebut terlihat diantara
endotelium kapiler dan jaringan peri$askuler di sekitarnya. <nteritis
pembuluh darah kecil menyebabkan perubahan hipertrofik endotelium
yang menyebabkan obliterasi lumen /enarteritis obiterans0. 3ehilangan
pendarahan akan menyebabkan erosi, pada pemeriksaan klinis tampak
sebagai stadium /" 0 yang disebut sebagai afek primer /lesi ini dapar
sembuh secara spontan0. "elain itu kuman ini juga menginfiltrasi
kelenjar getah bening regional sehingga menyebabkan terjadinya
limfadenopati. +fek primer dan pembesaran kelenjar getah bening
disebut juga sebagai kompleks primer yang terjadi berkisar &-, minggu
setelah infeksi.
14
Pada saat kuman mencapai kelenjar getah bening, pada saat itu
terjadi juga penjalaran hematogen dan menyebar ke semua jaringan di
badan, namun manifestasinya akan tampak kemudian. !ultiplikasi ini
diikuti oleh reaksi jaringan sebagai " , yang terjadi enam sampai
delapan minggu setelah " . Pada " dan " merupakan keadaan yang
sangat infeksius. !asa infeksius akan terjadi selama 1 tahun.
14
2ibalah stadium laten yang tidak disertai dengan gejala, meskipun
infeksi yang aktif masih terdapat, hanya dapat dideteksi dengan
menggunakan uji serologi. !isalnya seorang ibu dapat melahirkan bayi
dengan sifilis kongenital.
14
"tadium lanjut
"tadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun, dimana trepoema
dalam keadaan dorman. !eskipun demikian, antibodi tetap ada dalam
24
serum penderita. 3eseimbangan antara treponema dan jaringan dapat
berubah, sebabnya belum jeas, mungkin trauma merupakan salah satu
faktor presipitasi. Pada saat itu muncullah guma yatu " . !eskipun
pada guma tersebutt tidak dapat ditemukan T.pallidum, reaksinya hebat
karena bersifat desktruktif dan berlangsung bertahun-tahun. "etelah
mengalamai masa laten yang ber$ariasi, guma tersebut timbul di
tempat-tempat lain kecuali sistem kardio$askular dan sistem saraf.
14
'.&.4 3lasifikasi
"ifillis dapat dibagi menjadi sifilis kongenital dan sifilis akuisita
/didapat0. "ifilis kongenital dibagi menjadi dini /sebelum dua tahun0,
lanjut /setelah dua tahun0, dan stigmata.
14
"ifilis akuisita dibagi secara klinis dan epidemiologis. "ecara klinis,
sifilis dibagi menjadi tiga stadium, yaitu stadium , stadium , dan
stadium . "ecara epidemiologik menurut =(9, dibagi menjadi 8
14
a. "tadium dini menular /dalam satu tahun sejak infeksi0 terdiri
dari " , " , stadium rekuren, dan stadium laten dini
b. "taidum lanjut tidak menular /setelah satu tahun sejak infeksi0,
terdiri dari stadium laten lanjut dan " .
25
1ambar ;. "tadium pada "ifilis
'.&.7 1ejala 3linis
"ifilis primer /" 0
2anda klinis yang pertama muncul adalah ulkus, dapat terjadi
dimana saja di daerah genitalia eksterna, tiga minggu setelah kontak. Lesi
a%al berupa papul lentikular yang mengalami erosi, teraba kerasa karena
terdapat indurasi, permukaan dapat tertutup krusta dan terjadi ulserasi.
*lkus yang terjadi biasanya bulat, ukurannya ber$ariasi dari beberapa
mm sampai dengan 1-& cm, soliter, dasarnya ialah jaringan granulasi
be%arna merah dan bersih, diatasnya hanya tampak serum. Dindingnya
tidak bergaung, kulit disekitarnya tidak menunjukkan tanda-tanda radang
akut. Dang khas ialah ulkus tersebut indolen dan teraba indurasi, karena
itu disebut dengan ulkus durum. 3elainan tersebut dinamakan afek
primer.
14
Pada pria tempat yang sering dikenai ialah sulkus koronarius,
sedangkan pada %anita di labia minor dan mayor. "elain itu juga dapat di
ekstragenital, misanya di lidah, tonsil, dan anus.
14
26
1ambar ?. +fek primer pada "ifilis
+fek primer biasanya sembuh sendiri antara tiga sampai sepuluh
minggu. "eminggu setelah afek primer, biasanya terdapat pembesaran
kelenjar getah bening regional di inguinalis medialis unilateral atau
bilateral yang seelalu terjadi pada pria. 3eseluruhannya disebut dengan
kompleks primer. 3elenjar tersebut soliter, indolen, tidak lunak, besarnya
lentikular, tidak supuratif, dan tidak terdapat periadenitis. 3ulit diatasnya
tidak menunjukkan tanda-tanda radang akut.
14
"ifilis sekunder / " 0
Biasanya " timbul setelah enam sampai delapan minggu sejak " .
Lama " dapat sampai sembilan bulan dan sepertiga kasus masih
disertai " . " dapat disertai dengan gejaa konstitusi sebelum atau
selama " . 1ejala umumnya tidak berat, berupa anoreksia, malase,
turunnya berat badan, nyeri kepala, demam yang tidak tinggi, dan
atralgia.
1,,14
!anifestasi klinis sifilis sekunder dapat berupa berbagai ruam pada
kulit, selaput lendir, dan organ tubuh. Cuga adanya kelainan kulit dan
selaput lendir dapat diduga sifilis sekunder, bila ternyata
pemeriksaan serologis reaktif. 3elainan kulit dapat menyerupai
berbagai penyakir kulit sehingga disebut the great immitator. Lesi
kulit yang basah pada stadium sangat menular, sedangkan lesi
27
yang kering kurang menular. 3ondiloma lata dan pla/ue mu/ueuses
ialah bentuk yang sangat menular.
1,,14
Lesi kulit pada " umumnya tidak gatal dan sering disertai
limfadenitis generalisata. Pada " dini, kelainan kulit generalisata,
simetrik, dan lebih cepat hilang. Pada " lanjut, lesi setempat dan
lebih lama bertahan /beberapa minggu hingga beberapa bulan0. Lesi
dapat berbentuk roseola, papul, dan pustul, atau bentuk lain.
1,,14
1. :oseola
:oseola adalah eritema makular berbintik atau berbercak-bercak,
%arnanya merah tembaga, bentuknya bulat atau lonjong. 3eluhan ini
merupakan kelainan kulit pertama yang terlihat pada stadium dan
disebut roseola sifilitika. :oseola akan menghilang dalam beberapa hari
atau minggu, atau tidak menghilang. Cika menghilang, umumnya tanpa
beks, kadang meninggalkan bercak hipopigmentasi yang disebut
leukoderma sifilitikum.
1,
&. Papul
Bentuk ini merupakan bentuk yang paling sering pada " . Bentuknya
bulat, ada kalanya terdapat bersama-sama dengan roseola. Papul ini
dapat berskuama yang terdapat di pinggir /koleret0 yang disebut
papulo-skuamosa. Cika papul ini menghilang dapat menyebabkan
adanya leukoderma sifilitikum, yang akan hilang perlahan-lahan. Bila
pada leher dinamakan leukoderma koli atau colar of venus.
1,,14
Pada stadium lanjut, dapat bersifat setempat dan tersusun secara
tertentu /arsinar, sirsinar, polisiklik, dan korimbiformis0. Papul papul
terserbut dapat mun$ul di dahi yang bila sususannya arsinar dinamakan
korona $eerik, atau pada sudut mulut, ketiak, dan alat genital.
1,,14
28
Bentuk lain adalah kondiloma lata, terdiri dari papul lentikular,
permukaan datar, sebagian berkonfluens, terletak pada daerah lipatan
kulit sehingga dapat terjadi erosi akibata geesekan kulit, eksudatif, dan
sangat menular. 2empat predileksinya di lipat paha, skrotum, $u$a,
perianal, diba%ah mamae, dan antar jari kaki.
1,,14
1ambar -. 3ondiloma lata /"ifilis stadium 0
'. Pustul
Bentuk ini jarang terdapat, mula-mula terbentuk banyak papul yang
segera menjadi $esikel dan kemudian terbentuk pustul. 2imbulnya
pustul sering disertai demam. 3eluhan ini disebut sifilis
$ariseliformis.
1,,14
,. Bentuk lain
Bentuk lain adalah sifilis impetiginosa dimana terlihat banyak papul,
pustul, dan krusta yang berkonfluensi, dapat juga berbentuk ektima
sifilitika dimana tampak ulkus yang tertutup oleh krusta, bila krustanya
tebal disebut rupia sifilitika. Disebut sifilis ostrasea juka ulkus meluas
ke perifer sehingga berbentuk seperti kulit kerang. Cika keadaan pasien
buruk disertai ulkus-ulkus khas sifilis disebut sebagai sifilis maligna.
2es serologis sering negatif atau positif lemah.
1,,14
29
Pada " yang masih dini sering terjadi kerontokan rambut,
umumnya bersifat difus dan tidak khas, disebut alopecia difusa+ Pada "
yang lanjut dapat terjadi kerontokan setempat, tampak sebagai bercak
yang ditumbuhi oleh rambut yang tipis, jadi tidak botak seluruhnya,
seolah-olah seperti digigit ngengat dan disebut alo$esia areolaris+ Pada
mukosa dapat terjadi angina sifilitika eritematosa, makula eritematosa
yang cepat berkonfluensi sehingga membentuk eritema yang difus, dan
berbatas tegas. 3eluhan ini juga dapat menyerang faring sehingga
menyebabkan suara parau. Pada eritema tersebut dapat terbentuk bercak
keabuan yang dapat erosif dan nyeri. 3elainan lain pada mukosa adalah
plaFue musFueuses /mucous patch0 berupa papul eritematosa,
permukaan datar, dan ukurannya miliar sampai lentikular. PlaFue
musFueuses dapat juga terletak di selaput lender alat genital dan
biasanya erosif.
14
Dapat juga menyerang kuku %alaupun jarang terjadi dimana
kuku menjadi rapuh berubah menjadi putih, kabur dan bagian distal
lempeng kuku menjadi hiperkeratotik sehingga kuku terangkat hal ini
dinamakan onikia sifilitika. Dapat juga terjadi paronikia sifilitika yang
ditandai dengan radang kronik kuku sehingga kuku dapat terlepas.
1ejala sifilis stadium dapat juga menyerang kelenjar getah bening,
mata, hepar, tulang, dan saraf.
1,,14
"ifilis Laten
"ifilis laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis, akan
tetapi pemeriksaan seorologis darah reaktif, sedangkan tes likuor
serebrospinal normal. Dalam prjalanan penyait sifilis selalu melalui
tingkat laten, selama bertahun-tahun atau seumur hidup. +kan
tetapi bukan berarti penyakit akan berhenti pada tingkat ini, sebab
dapat berjalan menjadi sifilis lanjut berbentuk gumma. 2es serologi
yang dianjurkan adalah )D:L dan 2P(+.1
,,14
30
"ifilis Lanjut
Perbedaan karakteristik sifilis dini dan sifilis lanjut ialah sebagai
berikut 8
14
"ifilis dini "ifilis Lanjut
1. nfeksius
&. hasil pemeriksaan lapangan
gelap ditemukan T pallidum
'. infeksi ulang dapat terjadi
%alau telah diberi
pengobatan yang cukup
,. tidak destruktif
4. hasil tes serologis selallu
reaktif dengan titer tinggi,
setelah diberi pengobatan
yang adekuat akan berubah
menjadi non reaktif /titer
rendah0
1. tidak infeksius kecuali
kemungkinan pada %anita
hamil
&. tidak ditemukan
'. sangat jarang
,. destruktif
4. umumya hasil tes serologis
reaktifi, selalu dengan titer
rendah dan sedikit atau
hampir tidak ada perubahan
setelah diberi pengobatan.
2iter yang tinggi ditemukan
pada gumma dan paresis.
"ifilis tersier /" 0
Lesi pertama umumnya terlihat anatara tiga sampai sepuluh tahun
setelah " . 3elainan yang khas ialah guma, yakni infiltrat
sirkumskrip, kronis, biasanya melunak, dan destruktif.
14
Besar guma ber$ariasi dari lentikular sampai sebesar telur ayam.
3ulit diatasnya mula-mula tidak menunjukkan tanda-tanda radang
akut dan dapat digerakkan. "etelah beberapa bulan mulai melunak,
biasanya mulai dari tengah, tanda-tanda radang mulai nampak, kulit
31
menjadi eritematosa dan li$id serta melekat terhadap guma
tersebut. 3emudian terjadi perforasi dan keluarlah cairan
seropurulen, kadang-kadang sanguinolen. Pada beberapa kasus
disertai jaringan nekrotik.
1,,14
2empat perforasi akan meluas menjadi ulkus, bentuknya
lonjong>bulat, dindingnya curam, seolah-olah kulit tersebut
tedorong ke luar. Beberapa ulkus berkonfluensi sehingga
membentuk pinggir yang polisiklik. Cika telah menjadi ulus, maka
infiltrat yang terdapat diba%ahnya yang semula sebagai benjolan
menjadi datar. Biasanya guma solitar, tetapi dapat juga multipel,
umumny asimetrik. Cika guma multipel dan perlunakannya cepat,
dapat disertai demam.
1,,14
"elain guma, kelainan yang lain pada " ialah nodus. !ula- mula
di kutan kemudian ke epidermis, pertumbuhannya lambat yakni
beberapa minggu>bulan dan umumnya meninggalkan sikatriks yang
hipotrofi. Eodus tersebut dalam perkembangannya mirip guma,
mengalami nekrosis di tengah dan membentuk ulkus. Dapat pula
tanpa nekrosis dan menjadi sklerotik. Perbedaannya dengan guma,
nodus lebih superfisial dan lebih kecil /miliar hingga lentikular0,
lebih banyak, mempunyai kecenderungan untuk bergerombol atau
berkonfluensiG selain itu tersebar /diseminata0. =arnanya merah
kecoklatan.
1,,14
Eodus-nodus yang berkonfluensi dapat tumbuh terus secara
serpiginosa. Bagian yang belum sembuh dapat tertutup skuama
seperti lilin dan disebut psoriasiformis. 3elenjar getah bening
regional tidak membesar.
1,,14
" pada mukosa
1uma juga ditemukan di selaput lendir, dapat setempat ataupun
menyebar. Dapat di mulut dan tenggorokan atau septum nasi. 1uma
32
akan melunak dan menjadi ulkus, bersifat destruktif sehingga dapat
merusak tulang ra%an septum nasi atau palatum mole hingga terjadi
perforasi. Pada lidah yang tersering adalah guma yang nyeri dengan
fisur-fisur tidak teratur serta leukoplakia.
1,,14
" pada tulang
Paling sering menyerang tibia, tengkorak, bahu, femue, fibula, dan
humerus. 1ejala nyeri terutama malam hari. 2erdapat dua bentuk
yaitu periostitis gumayosa dan osteitis gumatosa dimana keduannya
dapat didiagnosa dengan sinar B.
1,,14
" pada alat dalam
(epar merupakan organ intra abdomial yang paling sering diserang.
1uma bersifat multipel, jika sembuh terjadi fibrosis, hingga hepar
mengalami retraksi, membentuk lobus-lobus yang tidak teratur yang
disebut hepar lobatum.
14
<sofagus dan lambung dapat pula dikenai meskipun jarang. 1uma
dapat menyebabkan fibrosis. Pada paru juga jarang, guma dapat
menyerang ginjal, $esika urinaria, dan prostat, meskipun jarang. "
pada o$arium jarang, pada testis kadang-kadang berupa guma
atau fibrosis interstisial, tidak nyeri, permukaannya rata dan
unilateral. 3adang kadang memecah ke bagian anterior skrotum.
14
"ifilis kardio$askuler
"ifilis kardio$askular bermanifestasi pada " , dengan masa laten
14-'# tahun. *mumnya mengenai usia ,#-4# tahun. nsidensi pada
pria lebih banyak tiga kali drpada %anita.
14
Biasanya disebabkan karena nekrosis aorta yang beralanjut ke arah
katup. 2anda tanda sifilis kardio$askuler adalha insufisiensi aorta
atau aneurisma, berbentuk kantong pada aorta torakal. "ecara teliti
harus diperiksa kemungkinan adanya hipertensi, arteriosklerosis,
33
penyakit jantung rematik sebelumnya, +neurisma aorta torekales
merupakan tanda sifilis kardio$askuler. Bila ada insufisiensi aorta
tanpa kelainan katup pada seseorang yang setengah umur disertai
pemeriksaa serologis darah yang reaktif, pada tahap pertama harus
diduga sifilis kardio$askuler, sampai dapat dibuktikan lebih lanjut.
Pemeriksaan serologis umumnya menunjukkan reaktif.
1,
Eeurosifilis
Pada perjaanan penyakit neurosifilis dapat asimtomatik dan sangat
jarang terjadi dalam bentuk murni. Pada semua jenis neurosifilis
terjadi perubahan berupa endarteritis obliterans pada ujung
pembuluh darah disertai degenerasi parenkimatosa yang mungkan
sudah atau belum menunjukkan gejala pada saat pemeriksaan.
1,
Eeurosifilis dibagi menjadi empat macam 8
a. Eeurosifilis asimtomatik
Diagnosis berdasarkan kelainan pada likuor serebrospinalis.
3elainan tersebut belum cukup memberi gejala klinis.
1,,14
b. "ifilis meningo$askular /sifilis serebrospinalis0, misalnya
meningitis, meningomielitis, endarteritis sifilitika.
1,,14
2anda dan gejala kerusakan susunan saraf pusat, berupa
kerusakan pembuluh darah serebrum, infark, dan
ensefalomalasia dengan tanda-tanda adanya fokus neurologis
sesuai dengan ukuran dan lokasi lesi. Pemeriksaan cairan
sumsum tulang belakang menunjukkan kenaikan sel, protein
total, disertai pemeriksaan serologis yang reaktif.
1,,14
Bentuk ini terjadi beberapa bulan hingga lima tahun sejak " .
1ejalanya bermacam-macam bergantung pada letak lesi. 1ejala
yang sering terdapat ialah nyeri kepala, kon$ulsi fokal atau
umum, papil ner$us optikus, sembabb, gangguan mental, gejala-
34
gejala meningitis basalis dengan kelumpuhan saraf-saraf otak,
atroi ner$us optikus, gangguan hipotalamus, gangguan miksi
dan defekasi stupor atau koma. Bentuk yang sering dijumpai
ialah endarteritis sifilitika dengan hemiparesis karena
penyumbatan arteri otak.
1,
c. "ifilis parenkim
- Demensia paralitika
Penyakit ini timbul delapan sampai sepuluh tahun sejak infeksi
primer, umumnya pada umur antara tiga puluh sampai lima
puluh tahun. "ejumlah 1#-14A dari seluruh kasus neurosifilis.
Prosesnya ialah meningoensefalitis yang lambat lain teradi
atrofi pada bagian koorteks dan substansi alba sehingga korteks
menipis dan terjadi hidrosefalus.
14
1ejala klinis yang utama adalah demensia yang terjadi
berangsur-angsur dan progresif. !ula-mula terjadi kemunduran
intelektual, kemudian kehilangan dekorum, bersikap apatis,
euforia, dan dapat terjadi depresif atau maniakal.
14
- 2abes dorsalis
2imbul antara delapan sampai duabelas tahun setelah infeksi
pertama. 3erusakan terutama pada radiks posterior dan
funikulus dorsalis daerah torako-lumbalis.
14
2anda dan gejala pertama tabes dorsalis akibat degenerasi
kolumna posterior adalah parastesia, ataksia, arefleksia,
gangguan kandung kemih, impotensi, dan perasaan nyeri seperti
dipotong-potong. Pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang
abnormal pada hampir semua penderita dan pemeriksaan
serologis sebagian menunjukkan reaktif.
1,
35
d. 1uma
*mumnya terdapat pada meningen, rupanya terjadi akibat
perluasan pada tulang tengkorak. Cika membesar akan
menyerang dan menekan parenkim otak. 1uma dapat solitar
atau multipel pada $erteks atau dasar otak.
14
3eluhannya nyeri kepala, mual, muntah, dan dapat terjadi
kon$ulsi dan gangguan $isus. 1ejalanya berupa edema papil
akibat peninggian tekanan intrakranial, paralisis ner$us kranial,
atau hemiplegia.
14
'.&.; Diagnosis
Dasar diagnosis " adalah pada anamnesis dapat diketahui
masa inkubasi, gejala konstitusi tidak terdapat, demikian juga
gejala setempat yaitu tidak adanya rasa nyeri. Pada afek primer
yang terpenting adalah adanya erosi>ulkus yang bersih, solitar,
bulat, teratur, indolen dengan indurasi. 3elanjar getah bening dapat
nyeri apabila terdapat infeksi sekunder. 2es serologik setelah
beberapa minggu bereaksi positif lemah.
14
Dasar diagnosis " i adalah timbul enam sampai delapan
minggu setelah " dan dapat menyerupai berbagai peyakit kulit.
Pada anamesis hendaknya ditanyakah apkah pernah menderita luka
di alat genital yang tidak nyeri. 3linis yang penting adalah kelainan
tidak gattal, biasanya terdapat limfadenitis generalisata. 2es
serologik postif kuat pada " dini, dan lebih kuat lagi pada "
lanjut.
1,,14
3elainan kulit yang utama pada " ialah guma. 2es
serologik dapat negatif atau positif lemah, karena itu yang penting
adalah anamnesa apakah penderita tersangka menderita " atau "
dan pemeriksaan histopatologik.
14
36
'.&.? Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis klinis harus dikonfirmasikan dengan pemeriksaan
laboratorium, berupa 8
1,
a. Pemeriksaan lapanga gelap dengan bahan pemeriksaan dari
bagian dalam lesi, untuk melihat adanya T pallidum.
- Pemeriksaan lapangan gelap /dar* field)
:uam sifilis primer, dibersihkan dengan larutan EaCl
fisiologis. "erum diperoleh dari bagian dasar>dalam lesi dengan
cara menekan lesi sehingga serum akan keluar. Diperiksa
dengan mikroskop lapangan gelap menggunakan minyak imersi.
T. pall berbentuk ramping, gerakan lambat, dan angulasi. (ares
hati-hati membedakannya dengan Treponema lain yang ada di
daerah genitalia. 3arena di dalam mulut banyak dijumpai
Treponema komensal, maka bahan pemeriksaan dari rongga
mulut tidak dapat digunakan.
14
- !ikroskop fluoresensi
Bahan apusan dari lesi dioleskan pada gelas objek,
difiksasi dengan aseton, sediaan diberi antibodi spesifik yang
dilabel fluorescein, kemudian diperiksa dengan mikroskop
fluoresensi. Penelitian lain melaporkan bah%a pemeriksaan ini
dapat memberi hasil nonspesifik dan kurang dapat dipercaya
dibandingkan pemeriksaan lapangan gelap.
14
b. 2es serologik sifilis
Pada %aktu terjadi infeksi Treponema akan dihasilkan $ariasi
antibodi. Beberapa tes yang dikenal sehari-hari yang mendeteksi
37
antibodi no spesifik, akan tetapi dapat menunjukkan reaksi
dengan g! dan juga g 1, ialah 8
14
1. 2es yang menunjukkan antibodi nonspesifik
/nontreponemal0
1,,14
Pada tes ini digunakan antigen tidak spesifik yaitu
kariolipin yang dikombinasikan dengan lesitin dan
kolesterol, karena itu tes ini dapat memberi :eaksi Biologik
"emu.
+ntibodinya disebut reagin, yang terbentuk setelah
infeksi dengan T pallidum. :eagin ini dapat bersatu dengan
suspensi ekstrak lipid dari binatang atau tumbuhan,
menggumpal membentuk massa yang dapat diliat pada tes
flokulasi.
- 2es =assermen
- 2es 3ahn
- 2es )D:L /veneral diseases research laboratory)
Lebih dianjurkan karena secara teknis lebih
mudah dan cepat dibandingkan tes fiksasi kompleme,
lebih sensitif dibandingkan tes =assemen, dan baik
untuk menilai terapi.
2es ini dipakai secara rutin, termasuk untuk
screening. Cika titer seperempat atau lebih
menunjukkan tersangka sifilis, mulai positif setelah dua
sampai empat minggu sejak " timbul. 2iter akan
meningkat hingga mencapai puncaknya paa " lantu
/1>7, sampai 1>1&?0 kemudian berangsur-angsur
menurun dn menjadi negatif. +pabila terapi berhasil,
38
maka titer )D:L pun akan cepat menurun /dalam
%aktu enam minggu menjadi normal0.
1,,14
- 2es :P: /rapid plasma region)
Dilakukan dengan antigen )D:L, flokulasi dapat
dilihat secara makroskopik, lebih sederhana, dan dapat
dilihat setelah sepuluh menit sehingga dapat dipakai
sebagai screening.
,0,,1
- 2es 2utomated reagin
&. +ntibodi terhadap kelompok antigen yaitu tes :PC@ /)eiter
protein complement fi$ation)
"ering digunakan unruk screening karena murah,
namun dapat timbul reakti positif semu.
1,,14
'. +ntibodi spesifik, yaitu 8
- 2es 2P /2reponema pallidum immobili3ation)
!erupakan tes yang paling spesifik, namun
mahal, tekis sulit, daan membutuhkan %aktu yang
banyak. "elain itu tidak dapat digukan untuk menilai
hasil pengobatan, baru positif pada akhir stadium
primer dan biasanya negatif pada sifilis dini dan sangat
lanjut.
1,,14
- 2es @2+-+B" /4luorescent treponema absorbed)
Paling sensitif /-#A0, terdapat dua mcam yatu
g! dan g1 sudah positif pada %aktu timbul kelainan
" . g! sangat reaktif pada stadium dini, juga penting
dalam mendiagnosis sifilis kongenital.
14

- 2es 2P(+ /Treponema %alidum Haemagglutination 2ssay0
39
!erupakan tes treponemal yang dianjurkan
karena teknis dan pembacaan hasilnya mudah, cukup
spesifik dan sensitif, menjadi reaktinya cukup dini.
3ekurangannya tidak dapat dipakai untuk meniai
keberhasilan terapi, karena tetap reaktif dalam %aktu
yang lama.
14
- 2es <lisa /5n3yme lin*ed immuno sorbent assay)
'.&.- Diagnosis Banding
14
Diagnosis banding "
a. (erpes simpleks
Penyakit ini dapat disertai rasa gatal atau nyeri, lesi berupa
$esikel di atas kulit yang eritematosa, berkelompok. Cika telah
pecah tampat kelompok erosi, sering berkonfluensi dan
polisklik, tidak terdapat indurasi.
b. *lkus piogenik
+kibat trauma /garukan0 dapat terjadi infeksi piogenik. *lkus
tampak kotor karena mengandung pus, nyeri, tanpa indurasi.
Cika terdapat limfadenitis regional disertai tanda-tanda radang
akut dapat terjadi supurasi yang serentak, danterdapat
leukositosis pada pemeriksaan darah tepi.
c. "kabies
Lesi berbentuk beberapa papul atau $esikel di genitalia eksterna,
terasa gatal pada malam hari. 3elainan yang sama juga terdapat
di tempat predileksi, misalnya lipat jari tangan. 9rang serumah
juga akan menderita penyakit yang sama.
40
d. Balanitis
3elainan berupa erosi superfisial pada glans penis yang disertai
eritema, tanpa indurasi. @aktor prdisposisi berupa diabetes
melitus dan yang tidak disirkumsisi.
e. Limfogranuloma $enerum
+fek primer pada L1) tidak khas, dapat berupa papul, $esikel,
pustul, ulkus, dan biasanya cepat hilang. Dang khas ialah
limfadenitis regional, disertai tanda-tanda radang akut, supurasi
tidak serentak, terdapat periadenitis. Cuga didapatkan gejala
konstitusi.
14
f. 3arsinoma sel skuamosa
*mumnya terjadi pada orang lanjut usia yang tidak
disirkumsisi. 3elainan kulit berupa benjolan-benjolan, terdapat
indurasi dan mudah berdarah. Perlu pemeriksaan biopsi
14
g. Penyakit Behcet
*lkus superfisial, multipel, biasanya pada skrotum>labia.
2erdapat lesi pada mata dan ulserasi pada mulut.
14
h. *lkus mole
*lkus lebih dari satu ditandai tanda-tanda radang akut, terdapat
pus, dindingnya bergaung. Haemophilus ducreyi positif. Bia
terjadi limfadenitis regional juga disertai tanda-tanda radang
akut, terjadi supurasi serentak.
14
41
Diagnosis banding "
a. <rupsi alergi obat
Pada anamnesis dapat diketahui timbulnya alergi karena obat
yangd apat disertai demam. 3elainan kulit bermacam-macam,
diantaranya eritema sehingga mirip roseola pada " dan juga
biasanya gatal sedangkan pada sifilis tidak gatal.
14
b. !orbili
3elainan kulit berupa eritema seperti pada " . Eamun pada
morbili disertai gejala konstitusi, kelenjar getah bening tidak
membesar.
14
c. Pitiriasis rosea
2erdiri atas banyak bercak eritematosa terutama di pinggir
dengan skuama halus, berbentuk lonjong, lentikular,
susunannya sejajar dengan lipatan kulit. Dan tidak disertai
dengan limfadenitis generalisata.
14
d. Psoriasis
Pada psoriasis tidak didapatkan limfadenitis generalisata dan
terdapat eritema dengan skuama berlapis-lapis dan terdapat
tanda tetesan lili dan 2uspit3.
14
e. Dermatitis seboroika
2erdapatnya eritema dan skuama namum tempat predileksinya
berbeda, skuama berminyak dan kekuning-kuningan, tidak
disertai limfadenitis generalisata.
14
f. 3ondiloma akuminata
42
Penyakit ini mirip kodiloma lata, yaitu berbentuk papul, namun
pada penyakit ini permukaannya runcing- runcing, sedangkan
pada kondiiloma lata permukaannya datar serta eksudatif.
14
g. +lopesia areata
!irip dengan alopesia areolaris pada " . Bedanya pada
alopesia areata ukurannya numular dan hanya beberapa,
sedangkan pada sifilis lebih kecil /lentikular0 dan banyak
/seperti digigit oleh ngengat0.
14
Diagnosis banding "
!ikosis dalam yang dapat menyerupai " ialah
sporotrikosis dan atino!iosis+ Perbedaannya8 pada sporotrikosis
berbentuk nodus yang terletak sesuai dengan perjalanan pembuluh
getah bening, dan pada pembiakan akan ditemukan jamur
penyebabnya. +ktinomikosis sangat jarang di ndonesia. Penyakit
ini juga terdiri atas infiltrat yang melunak seperti guma " .
Lokalisasinya khas yakni di leher, dada, dan abdomen. 3elainan
kulitnya berbeda, yakni terdapat fistel multipelG pada pusnya
tampak butir-butir kekuningan yang disebut sulfur granules. Pada
biakan akan tumbuh 2ctinomyces.
14
2uberkulosis kutis gumosa mirip gums " . Cara
membedakannya dengan pemeriksaan histopatologik. Demikian
pula frambusia stadium lanjut. 1uma " bersifat kronis dan
destruktif, karena itu kelainan tersebut mirip keganasan. Cara
membedakannya dengan pemeriksaan histopatologik.
14
'.&.1# Penatalaksanaan
43
Pada pengobatan jangan dilupakan agar pasangan seksualnya
juga diobati, dan selama sebelum sembuh penderita dilarang
bersenggama.
14
(ingga saat ini obat pilihan utama untuk sifilis ialah penisilin,
bila ternyata alergi terhadap penisilin dapat diberikan antibiotika
lain.
14
P<E"LE
9bat yang merupakan pilihan ialah penisilin. 9bat tersebut
dapat menembus placenta sehingga mencegah infeksi Pada janin
dan dapat menyembuhkan janin yang terinfeksiG juga efektif untuk
neurosifilis.
14
3adar yang tinggi dalam serum tidak diperlukan, asalkan
jangan kurang dari #,#' unit>ml. Dang penting ialah kadar tersebut
hares bertahan dalam serum selama sepuluh sampai empat betas
hari untuk sifilis dini dan lanjut, dua puluh sate hari untuk
neurosifilis dan sifilis kardio$askular. Cika kadarnya kurang dari
angka tersebut, setelah lebih dari dua puluh empat sampai tiga
puluh jam, maka kuman dapat berkembang biak.
14
!enurut lama kerjanya, terdapat tiga macam penisilin8
a. Penisilin 1 prokain dalam akua dengan lama kerja dua puluh empat
jam, jadi bersifat kerja singkat. Dengan dosis #.7 juta unit>hari
salama 1# hari
b. Penisilin 1 prokain dalam minyak dengan aluminium monostearat
/P+!0, lama kerja tujuh puluh dua jam, bersifat kerja sedang.
Dengan dosis 1.& juta unit>kali & kali seminggu
44
a. Penisilin 1 ben6atin dengan dosis &,, juts unit akan bertahan dalam
serum dua sampai tiga minggu, jadi bersifat kerja lama.
3etiga obat tersebut diberikan intramuskular. Deri$at
penisilin per oral tidak dianjurkan karena absorpsi oleh saluran
cerma kurang dibandingkan dengan suntikan. Cara pemberian
penisilin tersebut sesuai dengan lama kerja masing-masingG yang
pertama diberikan setiap hari, yang kedua setiap tiga hari, dan yang
ketiga biasanya setiap minggu.
14
*ntuk sifilis laten dapat diberikan Penisilin 1 ben6atin
dengan dosis ;.& juta unit. Dapat juga digunakan Penisilin 1
Prokain dalam akua dengan dosis total 1& juta unit /#.7 juta
unit>hari0 dan P+! dengan dosis total ;.& juta unit /1.& juta
unit>kali, & kali seminggu0. Pada sifilis " dapat diberikan
Penisilin 1 ben6atin dengan dosis total -.7 juta unit. Penisilin 1 prokain
dalam akua dengan dosis 1? juta unit /#.7 juta unit>hari0. Dan P+!
dengan dosis total -.7 juta unit /1.& juta unit>kali, & kali seminggu0.
14
+E2B923 L+E
"elain penisilin, masih ada beberapa antibiotik yang dapat
digunakan sebagai pengobatan sifilis, meskipun tidak seefektif
penisilin.
14
Bagi yang alergi terhadap penisilin diberikan tetrasiklin , .
4## mg>hari, atau aeritromisin , . 4## mg>hri, atau doksisiklin & .
1## mg>hari. Lama pengobatan 14 hari bagi " dan " dan '# hari
bagi stadium laten. <ritromisin bagi yang hamil, efekti$itasnya
meragukan. Doksisiklin absorbsinya lebih baik daripada tetrasiklin,
yakni -#-1##A, sedangkan tetrasiklin hanya 7#-?#A.
14
45
Pada penelitian terbaru didapatkan bah%a doksisiklin atau
eritromisin yang diberikan sebagai terapi sifilis primer selama 1,
hari, menunjukkan perbaikan.
14
9bat yang lain ialah golongan sefalosporin, misalnya
sefaleksin , . 4## mg sehari selama 14 hari. Cuga seftriakson setiap
hari & gr, dosis tunggal i.m. atau i.$. selama 14 hari.
14
+6itromisin juga dapat digunakan untuk " dan " 11,
terutama dinegara yang sedang berkembang untuk menggantikan
penisilin.
1#
Dosisnya 4## mg sehari sebagai dosis tunggal. Lama
pengobatan 1# hari. !enurut laporan )erdun dkk.
Penyembuhannya mencapai ?,,,A.
&
tunggal. Lama pengobatan 1#
hari. !enurut laporan )erdun dkk., penyembuhannya mencapai
?,,,A.
14
'.&.11 2indak Lanjut
<$aluasi )D:L dilakukan 1 bulan setelah pengobatan selesai
jika titer menurun tidak diberikan obat kembali, jika titer meningkat
diberikan pengobatan ulang dan jika tetap ditunggu untuk diperiksa
ulang satu bulan lagi. 3eriteria sembuh jika lesi telah menghilang,
kelenjar getah bening tidak teraba lagi, dan )D:L negatif.
14
Pada sifilis dini akan menjadi negatif dalam %aktu tiga sampai
enam bulan, tindak lanjut dilakukan setelah ',7, dan 1& sejak
pengobatan selesai. "etelah setahun diperisa likuor serebrospinalis.
3asus yang mengalami kekambuhan baik klinis maupun serologik
diberikan terapi ulang dengan dosis dua kali lebih banyak. Pada sifilis
laten tindak lanjut dilakukan selama & tahun.
14
'.&.1& Prognosis
46
Dengan adanya antibiotik prognosis dari peyakit sifilis menjadi
lebih baik. Penyembuhan berarti sembuh klini seumur hidup, tidak
menular ke orang lain. )D:L pada darah dan likuor serebrospinal
selalu negatif.
Cika sifilis tidak diobati maka hampir seperempatnya akan
kambuh, 4A akan mendapat " , 1#A akan mengalami sifilis
kardio$askular, neurosifilis pada pria -A dan pada %anita 4A,
sedangkan &'A aka meninggal.
14
Pada sifilis dini yang diobati angka kesembuhannya mencapai
?4A. Pada sifilis laten prognosisnya tergantung dari jumlah organ yang
diserang selama infeksi. 3egagalan terapi sebanyak 4A pada " dan "
. 3ambuh klinis umumnya terjadi setahun setelah terapi, berupa lesi
menular pada mulut, tenggorok, dan regio perianal. +da juga istilah
kambuh serologik, yang berarti tes seroogi yang negatif menjadi positi,
dan biasanya mendahului kambuh klinis.
14
'.' Limfogranuloma )enerum /L.1.)0
'.'.1 Definisi
Limfogranuloma $enerum /L1)0 adalah penyakit menular
seksual yang mengenai sistem saluran pembuluh limfe dan kelenjar
limfe, terutama pada daerah genital, inguinal, anus, dan rektum.
+fek primer pada penyakit ini cepat menghilang, dimana bentuk
yang paling sering adalah sindrom inguinal berupa linfadeenitis dan
periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan
kelima tanda radang akut dan disertai dengan gejala konstitusi,
kemudian akan mengalami perlunakan yang tidak serentak.
17,1;
'.'.& <pidemiologi
47
Penyakit ini terutama terdapat di negeri tropik dan subtropik,
penderita pria lebih banyak dibandingkan %anita. Eamun kini
penyakit ini jarang ditemukan.
17
'.'.' <tiologi
Penyebab penyakit ini adalah Chlamydia trachomatis.
Chlamydia trachomatis merupakan organisme dengan sifat
sebagian seperti bakteri dalam hal pembelahan sel, metabolisme,
struktur, maupun kepekaan terhadap antibiotika dan kemoterapi,
dan sebagian lagi bersifat seperti $irus yang memerlukan sel hidup
untuk berkembang biak /parasit obligat intrasel0. 9rganisme L1)
sendiri terdiri atas tiga sero$ars yaitu L1, L&, dan L'.
17,1;,1?
Chlamydia berukuran lebih kecil dari bakteri /diameter &4#-
4##mm0. Di dalam jaringan host, membentuk sitoplasma inklusi
yang merupakan patognomonik adanya infeksi Chlamydia.
1;
'.'., Patofisiologi
C trachomatis adalah mikroorganisme intraseluler obligat
dimana membutuhkan sel host untuk memproduksi +2P dan
bereplikasi. 9rganisme ini dikelilingi oleh membran yang terdiri
dari ma6or outer membrane protein /!9!P0. Bio$ar trachoma,
termasuk didalamnya sero$ars + sampai 3 bertanggung ja%ab
dalam infeksi yang mengenai mukosan dari traktus genital dan
mata. "ero$ar L1,L&, dan L' yang merupakan bio$ar L1), lebih
in$asif, melibatkan proliferasi dalam jaringan limfoid.
11,1-
'.'.4 1ejala 3linis
L1) merupakan penyakit sistemik yang primer menyerang
sistem limfatik dengan kompikasi pada stadium lanjut. !asa tunas
penyakit ini adalah 1-, minggu.
17,1;
48
1ambaran klinisnya terditi atas dua stadium, yaitu 8
17
1. "tadium dini, yang terdiri dari afek primer dan sindrom inguinal
&. "tadium lanjut, yang terdiri atas sindrom genital, anorektal, dan
uretral.
Bagan 1. Perjalanan penyakit L1)
Afe Pri!er
"etelah masa inkubasi antara '-&# hari, akan terjadi lesi primer
di genital yang bersifat tidak khas, tidak nyeri, dan cepat
menghilang tanpa bekas. Lesi primer dapat berupa erosi, papul
miliar, $esikel, pustul, dan ulkus, umunya solitar. Pada pria sering
berlokasi di sulkus koronarius, frenulum, preputium, penis, uretra,
dan skrotum. Pada %anita, biasanya afek primer tidak terdapat di
genitalia eksterna, tetapi pada $agina bagian dalam dan ser$iks.
17
49
Stadium Dini Stadium lanjut
Afek
primer
Sindrom inguinal
36 mggu
1 ! "e"erapa
ta#un
1ambar 1#. +fek primer L1) menunjukan superfisial, erosi
preputial, limfangitis dorsal penis, dan bubo inguinal kanan.
Sindro! Inguinal
Biasanya terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu setelah
lesi primer menghilang. "indrom ini terjadi pada pria, jika afek
primernya di genitalia eksterna, uilateral, kira-kira ?#A. Pada
%anita terjadi jika afek primernya pada genitalia eksterna dan
$agina 1>' ba%ah.
1;
1ejala sistemik seperti demam, nausea, anoreksia, sakit kepala
sering menyertai sindrom ini. Pada %anita, gejaa nyeri pinggang
ba%ah lebih sering terjadi karena terkenanya kelenjar limfe
perirektal 1erotha.
1;
Pada sindrom ini yang terserang ialah kelenjar getah bening
inguinal medial, dan terdapat gejala radang akut. "elain
limfadenitis, terjadi pula periadenitis yang menyebabkan perlekatan
dengan jaringan sekitarnya /kelenjar dengan kelenjar ataupun
kelenjar dengan kulit0, yang kemudian terjadi perlunakan yang
tidak serentak ditandai dengan fluktuasi pada ;4A kasus, dan
terbetuk abses multipel. +bses pecah menjadi sinus atau fistel
mutipel pada 1>' kasus sedang yang lain mengalami in$olusi secara
perlahan dan membentuk massa padat kenyal di daerah inguinal.
17,1;
Pembesaran kelenjar diatas dan diba%ah ligamentum inguinal
Poupati sehingga terbentuk celah disebut sign of groove
("reenblatt7s sign). 2erjadinya pembesaran kelenjar femralis,
50
inguinalis superfisial, dan profundus menyebabkan bentuk seperti
tangga yang disebeut ettage bubo.
1;
Sindro! genital
Cika sindrom inguinal tidak diobati, maka terjadi fibrosis ada
kelenjar inguinal medial, sehingga aliran getah bening terbendung
serta terjadi edema dan elefantiasis.
17,1;
Pada pria, elefantiasis terdapat di penis dan skrotum, sedangkan
pada %anita di labia dan klitoris disebut estiomen. Cika meluas
terbentuk elefantiasis genito-anorektalis dan disebut sindrom
Cerslid. Dapat pula terjadi fistel akibat ulserasi yang destruktif dan
pecah ke $agina atau $esika urinaria.
17
Sindro! anoretal
"indrom ini dapat terjadi pada pria homoseksual, yang
melakukan hubungan secara anogenital. "edangkan pada %anita,
dapat terjadi dengan cara bila senggama dilakukan secara
anogenital atau bila afek primer tedapat pada $agina &>' atas atau
ser$iks, sehingga terjadi penjalaran ke kelenjar perirektal /kelenjar
1erota0 yang terletak antara uterus dan rektum. "etelah kelenjar
1erota meradang terjadi perlunakan dan terbentuk abses yang
kemudian pecak dan keluar darah adn pus pada %aktu defekasi dan
kemudia membentuk fistel. "elanjutnya muara fistel meluas dan
menjadi ulkus, yang kemudian menyembuh dan menjadi sikatriks,
terjadilah retraksi hingga mengakibatkan striktura rekti.
17
1ejala a%al adalah perdarahan anus yang diikuti duh anal yang
purulen disertai febris, nyeri %aktu defekasi, sakit perut ba%ah,
konstipasi dan diare. Bila tidak diobati, akan terjadi proktokolitis
51
berat yang gejalanya mirip kolitis ulserosa dengan tanda-tanda
fistel anal, abses perirektal dan fisterl rekto$aginal>rekto$esikal.
1;
'.'.7 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis adanya koitus
suspektus, disertai gambaran klinis. Pemeriksaan konfirmasi yang
paling spesifik adalah ditemukannya adanya antibodi yang tinggi
terhadap serotipe C trachomatis L1-L'.
1;,1?
'.'.; Pemeriksaan Penunjang
Pada gambaran darah tepi biasanya leukosit normal, sedangkan
L<D meninggi. Peninggian ini menunjukkan keaktifan L1).
munoglobulin yang meninggi ialah g+ dan tetap meninggi selama
penyakit masih aktif.
1;,1-
2es 1P: /"ate %apacosta )eaction) dimana berdasarkan
peningkatan globulin dalam darah. (asil positif bila terjadi
penggumpalan. 2es ini tidak spesifik.
1;,1-
Pengecatan 1iemsa dari pus bubo dapat dipakai untuk
menemukan badan inklusi Chlamydia yang khas.
1;
2es @rei memerlukan bahan yang diambil dari aspirasi bubo
yang belum pecah untuk membuat antigen @rei. Cara melakukanya
#,1 cc disuntikkan intrakutan pada bagian anterior lengan ba%ah
dengan kontrol di lengan lainnya dan dibaca setelah ,? jam. Cika
terdapat infiltrat berdiameter #,4 cm atau lebih, dan daerah kontrol
negatif, berarti positif. 2es ini tidak khas karena penyakit yang
segologan juga memberikan hasil positif. 2es ini juga baru positif
setelah 4-? minggu setelah infeksi dan akan tetap positi dalam
jangka %aktu yang lama.
17,1;
52
2es ikatan komplemen. 2es ini lebih peka dan lebih cepat
menjadi positif yaitu setelah sebulan. Cika titer 1>17 berarti sedang
sakit, tetapi jika lebih rendah berarti pernah sakit.
17
'.'.? Diagnosis Banding
a. "krofuloderma
Pada skrofuloderma terdapat limfadenitis pada beberapa
kelenjar dan periadenitis, perlunakan tidak serentak, serta
pembentukan abses. Eamun, tidak didapatkan tanda radang
akut kecuali tumor dan mengenai kelenjar inguinal lateral
dan femoral.
17
b. Limfadenitis piogenik
!asih tampak adanya lesi primer misalnya dermatitis atau
skabies pada genitalia eksterna yang mengalami infeksi oleh
piokokus, dan terdapat radang akut. Pada laboratorium
didapatkan leukositosis.
17
c. Limfadenitis karena ulkus mole
Lesi primer masi tampak, dan terdapat tand radang, namun
perlunakannya serentak.
17,1;
d. Limfoma malignum
Bila masih dini tidak disertai tanda radang kecuali tumor,
biasanya tidak melunak.
17,1;
e. (ernia inguinalis
2idak didapatkannya tanda radang kecuali tumor, dan pada
pengejanan tumor akan membesar.
17,1;
'.'.- Penatalaksanaan
53
9bat pilihan yang direkomendasikan =(9 saat ini adalah
doksisiklin dengan dosis &.1## mg selama 1,-&1 hari. "elain itu
dapat diberikan eritromisin dengan dosis ,.4##mg sampai &1 hari
atau kotrimoksa6ol/kombinasi trimetroprim ,##mg dan ?#mg
sulfametoksasol0 '.& tablet selama ; hari.
1',1;,1?
Pada sindrom inguinal dianjurkan untuk beristirahat total dan
pengobatan topikal berupa kompres terbuka bila abses telah
memecah misalnya larutan permanganas kalikus 1>4###.
17
2indakan pembedahan kadang perlu dilakukan selain
antibiotika. Pada abses multipel yang berfluktuassi lebih baik
dilakukan aspirasi berulang daripada insisi karena dapat
memperlambat penyembuhan.
1;
L1) stadium dini perlu diobser$asi selama '-7 bulan setelah
pengobatan. 3adar g+ dapat dipakai untuk monitor hasil
pengobatan, biasanya menjadi normal setelah terjadi kesembuhan.
Pasangan seksual yang kontak dengan penderita dalam %akti 7#
hari sebelum onset perlu dilakukan pemeriksaan baik infeksi
chlamydia uretra atau ser$iks dan juga mendapatkan pengobatan
/a6itromisin 1 gram peroral dosis tunggal atau doksisiklin 1## mg
per oral &.1 selama ; hari.
1',1;
'.'.1# Prognosis
Pada sindrom inguinal prognosisnya baik, sedangkan pada
bentuk lanjut prognosisnya buruk.
17
'., 1ranuloma nguinale
'.,.1 Definisi
1ranuloma inguinale ialah proses granulomatosa yang biasanya
mengenai daerah anogenital dan inguinal. Daya penularan penyakit
ini rendah, bersifat kronik, progresif, penularan secara
54
autoinokulasi, mengenai geitalia dan kulit di sekitarnya, dan
kadang-kadang sistem limfatik.
&#
'.,.& <pidemiologi
Penyakit ini terutama terdapat di daerah tropis dan subtropis dan
lebih banyak mengenai ras kulit be%arna. @rekuensi pada laki-laki
dua kali daripada %anita. Pada umumnya penderita berumur &#-,#
tahun dengan sosial-ekonomi yang rendah dan higiene yang buruk.
&#
Beberapa kasus didapatkan di ndia, Bra6il, +frika "elatan, dan
Papua Ee% 1uinea.
&#
'.,.' <tiologi
Penyebab dari penyakit ini adalah #onovania granulomatis
/Calymatobacterium granulomatis). Calymatobacterium
grauomatis berbentuk batang pendek, tebal, tidak membentuk
spora, negatif H1ram, dan pada pe%arnaan membentuk gambaran
bipolar seperti peniti, meskipun sering juga terjadi pleomorfi.
&#
3uman ini termasuk famili Brucellaceae, dapat dibiak pada
yol* sac embrio ayam, bakteri tersebut juga dapat ditanam pada
media sintetik, tetapi agak sukar tumbuhnya. Basil dikeliligi oleh
kapsul yang berbatas tegas, dapat dilihat dengan pe%arnaan
=right, merupakan parasit intraselular dalam $akuol pada histiosit
jaringan yang besar, kadang terdapat dalam leukosit
polimorfonuklear.
&#
'.,., Patofisiologi
Lesi primer dimulai sebagai satu nodus yang keras
/berindurasi0, dimana bila terjadi kerusakan pada permukaannya
terjadi permukaannya terjadi ulkus yang be%arna seperti daging
dan granulomatosa. Biasanya berkembang perlahan-lahan,
sering berkonfluens atau menjadi lesi baru dengan
55
autoinokulasi, terutama di daerah perianal. 2imbul akantosis
heat dan terdapat banyak histiosit.
&#,&1
1ambaran patognomonik dono$anosis adalah sel
mononuklear besar yang terinfeksi, berisi banyak kista
intrasitoplastik yang diisi oleh badan-badan Dono$an. 3adang-
kadang terjadi peyebaran hematogen, metastik ke tulang-tulang,
sendi, atau hati. nfeksi sekunder akan menimulkan destruksi
jaringan kemudian terjadi sikatriks.
&#,&1
'.,.4 1ejala klinis
!asa inkubasi berkisar antara 1-1& minggu. Lesi dimulai
pada daerah genitalia eksterna, paha, lipat paha, atau perineum.
Pada permulaan, lesi berbentuk papul atau $esikel yang tidak
nyeri, kemudian perlahan-lahan menjadi ulkus granulomatosa
berbentuk bulat, menimbul, seperti beludru, dan mudah
berdarah karena kaya akan $asukularisasi /beety red) .*lkus
tersebut hampir tidak mempunyai tendensi sembuh spontan.
Pembengkakan ke daerah inguinal dapat timbul, sebagai massa
induratif atau abses yang akhirnya pecah dan menimbulkan
ulkus yang khas, yang disebut juga pseudobubo /karena
merupakan granuloma kutan0.
,
Proses ulserasi kadang-kadang meluas ke genitalia
%anita, mengenai ser$iks uteri. 2empat predileksi pada %anita
adalah labia minor, mons $eneris, dan fourchette. Lesi
menyebar dengan cara ekstensi langsung atau autoinokulasi.
"edangkan pada pria sering mengenai skrotum dan penis.
&#
56
1ambar 11. 1ranuloma nguinale
1ambar 1&. *lkus genital dengan batas yang hipertrofik,
yang disebabkan oleh Dono$anosis
2erdapat beberapa gambaran klinis, yaitu 8
&#
- 2ipe nodular G nodus be%arna merah, lunak, dan akhirnya
timbul ulkus dengan granulasi
- 2ipe ulsero-$egetatif G terdiri atas ulkus-ulkus besar, makin
melebar, berasal dari tipe nodular
57
- 2ipe hipertrofik G timbul reaksi proliferatif dan membentuk
massa $egetatif yang besar.
- 2ipe sikatrikasi G timbl sikatriks pada tempat jaringan granulasi,
terlihat pulau-pulau jaringan granulasi di antara sikatriks.
'.,.7 Diagnosis
Diagnosis granuloma inguinale dapat ditegakkan atas dasar
ri%ayat penyakit, gambaran klinis, maupun pemeriksaan
penunjang.
&#
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa 8
a. (apusan jaringan /tissue smears)
!encari #.granulomatis dalam sel-sel mononuklear yang
besar. Bahan terdiri atas jaringan granulasi yang tpis,
diambil dengan biopsi plong atau skalpel dari lesi bagian
dalam. "etelah kering bahan di%arnai dengan 1iemsa,
=right Leishmann, atau gram.
&#
b. Biakan
Dapat digunakan biakan jaringan dan telur dengan hasil
terbatas karen #.granulomatis tidak dapat tumbuh di media
biasa.
&#
c. Biopsi
1ambaran histologi terdiri atas ditemukannya badan iklusi
intrasitoplasmik /badan Dono$an0 terdapat dalam histiosit di
dalam dermis. *ntuk melihan badan Dono$an dapat
diguakan pe%arnaan 1iemsa dan perak.
&#,&1
d. 2es "erum
58
Dapat ditemukan antibodi ikan komplemen terhadap
#.granulomatis, namun sensiti$itasnya terbatas.
&#
e. 2es kulit
Digunakan antigen #.granulomatis, disuntik intradermal
dan dibaca setelah ;& jam. Eamun sering terjadi reaksi
positif semu.
'.,.; Diagnosis banding
Lesi permukaan dapat menyerupai sifilis dini, terutama
kondiloma lata. 3emudian pada stadium lanjut harus dibedakan
dengan limfogranuloma $enerum sindrom genital. Bentuk bentuk
yang tidak khas harus dibedakan dengan ulkus mole, tuberkulosis
kulit, filariasis, dan karsinoma sel skuamosa.
&#
'.,.? Penatalaksanaan
"emua pengobatan diberikan sampai pasien sembuh atau paling
tidak selama &-' minggu. Dapat diberikan doksisiklin 1##mg per
oral &.1 selama ' minggu. "elain itu dapat diberikan a6itromisin
4##mg perhari atau 1 gram per minggu atau eritromisin 4##mg ,
kali sehari.
1?
'.,.- 3omplikasi
- 3arena lesi mengenai pembuluh getang bening akan terjadi
fibrosis dan mengakibatkan edema genital /14-&#A penderita0,
lebih sering terjadi pada %anita. Pada kasus yang berlangsung
lama dapat terjadi deformitas genital.
&#
- Lesi dapat menetap pada daerah genita dan periana. Dapat
terjadi hiperplasia pseudoepiteliomatosa, yang sukar dibedakan
dengan karsinoma baik secara klinis maupun histologis.
59
3eganasan dapat berupa karsinoma sel basal atau sel skuamosa.
&#
- Lesi metastatik dapat mengenai tulang, sendi, dan alat dalam.
Lebih sering terjadi pada %anita.
&#
'.,.1# Prognosis
3adang kadang timbul residif 7-1? bulan setelah pengobatan
sempurna, sehingga pengobatan perlu diulang. Pada penyembuhan
terjadi jaringan parut yang berdepigmentasi.
1',&#
'.4 (erpes "impleks
'.4.1 Definisi
(erpes simpleks ialah infeksi akut yang disebabkan oleh $irus
herpes simpleks tipe atau yang ditandai dengan gejala khas
berupa $esikel yang berkelompok dengan dasar eritema pada daerah
dekat mukokutan dan bersifat rekurens.
&&,&'
'.4.& <pidemiologi
Penyakit ini tersebar secara kosmopolit dan menyerang baik pria
maupun %anita dengan frekuensi yang tidak berbeda. nfeksi
primer oleh $irus herpes simpleks /(")0 tipe biasanya dimulai
pada usia anak-anak, sedangkan infeksi (") tipe biasanya
terjadi pada dekade atau , berhubungan dengan peningkatan
akti$itas seksual.
&&
'.4.' <tiologi
(erpes simpleks atau herpes genitalis disebabkan oleh
Herpes simple$ virus /(")0. )irus ini dibedakan menjadi (") tipe
1 dan (") tipe &. "ebagai besar penyebanya adalah (") tipe &
meskipun dapat juga disebabkan oleh (") akibat adanya
60
hubungan kelamin secara orogenital atau penularan melalui
tangan.
&&
)irus ini merupakan $irus DE+. Pembagian tipe dan
berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur,
antigenic mar*er, dan lokasi klinis /tempat predileksi0.
&&
'.4., Patofisiologi
Bila seseorang terpaja ("), maka infeksi dapat terbentuk
episode infeksi primer, episode non infeksi primer, infeksi
rekurens, asimtomatik atau tidak terjadi infeksi sama sekali.
&&
Pada episode infeksi primer, $irus yang berasal dari luar
masuk ke dalam tubuh hospes yang dapat berasal dari inokulasi
dari mukosa, kemudian terjadi penggabungan dengan DE+ hospes
di dalam tubuh hospes tersebut dan mengadakan replikasi dalam
tubuh hospes dan menimbulkan kelainan pada kulit. "elanjutnya
$irus menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf
regional /ganglion sakralis0, dan berdiam diri disana bersifat
laten.
11,&&
Bila pada suatu %aktu ada faktor pencetus /trigger factor0, $irus
akan mengalami reakti$asi dan multiplikasi kembali sehingga
terjadilah infeksi rekurens. Pada saat ini di dalam tubuh hospes
sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yng timbul dan
gejala konstitusi tidak seberat pada %aktu infeksi primer. Trigger
factor tersebut antara lain adalah trauma, koitus yang berlebihan,
demam, gangguan pencernaan, stress emosi, kelelahan, makanan
yang merangsang, alkohol, obat-obatan /imunosupresif,
kortikosteroid0. @aktor pencetus akan mengakibarkan reakti$asi
$irus dalam ganglion dan $irus akan turun melalui akson saraf
perifer ke sel epitel kulit yang dipersarafinya dan disana akan
mengalai replikasi dan multiplikasi serta menimbulkan lesi.
&&,&'

61
'.4.4 1ejala klinis
nfeksi ()" ini berlagsung dalam ' tingkat, yaitu 8
Infesi $ri!er
2empat predileksi (") tipe di daerah pingang keatas
terutama di daerah mulut dan hidung, biasanya dimulai pada
usia anak-ana. nokulasi dapat terjadi secara kebetulan,
misalnya kontak kulit pada pera%at, atau pada orang yang
sering mengigit jari. nfeksi primer oleh (") tipe mempunyai
tempat predileksi di daerah pinggang keba%ah, terutama di
daerah genital. Eamund daerah predileksi ini sering kacau
karena adanya cara hubungan seksual seperti oro-genital.
&&
nfeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat,
kira-kira ' minggu dan sering disertai gejala sistemik, misalnya
demam, malese, anoreksia, dan dapat ditemukan pembengkakan
kelenjar getah bening regional.
&&
3elainan klinis yang dijumpai berupa $esikel yang
berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi
cairan jernih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi
krusta dan kadang kadang mengalami ulserasi yang dangkal,
biasanya sembuh tanpa sikatriks. Pada perabaan tidak terdapat
indurasi.
&&
62
1ambar 1'. nfeksi primer herpes simpleks dan ulserasi genital
2empat predileksi pada pria biasanya di preputium,
glans penis, batang penis, dapat juga di uretra dan daerah anal.
Lesi pada %anita dapat ditemukan di daerah labia major dan
minoor, kitoris, introitus $agina, dan ser$iks.
&&
Fase laten
@ase ini berarti pada penderita tidak ditemukan gejala
klinis, tetapi (") ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada
gangglion dorsalis.
&&
Infesi reurens
nfeksi ini berarti (") pada ganglion dorsalis yang
dalam keadaan tidak aktif, dengan mekanisme pacu menjadi
aktif dan mencapai kulit sehingga menimbulkan gejala klinis.
1ejala yang timbul biasanya lebih ringan dari infeksi primer dan
berlangsung kira-kira ;-1# hari. "ering ditemukan gejala
prodromal lokal sebelum timbul $esikel berupa rasa panas,
gatal, dan nyeri.
&&
'.4.7 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik dengan adanya gejala khas berupa $esikel
berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren.
&&
Dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang, berupa percobaab
26anck dengan pe%arnaan 1iemsa dapat ditemukan sel datia
63
berinti banyak dan badan inklusi intranuklear. Pemeriksaan dengan
cara <L"+ adalah pemeriksaan untuk menentukan adanya antigen
("). Pemeriksaan ini sensiti$itasnya -4A dan sangat spesifik. 2es
ini memerlukan %aktu ,,4 jam. 2es ini juga dapat dipakai untuk
mendeteksi adanya antibodi terhadap (") dalam serum penderita
dan hasilnya cepat dibaca.
&&
'.4.; Diagnosis banding
(erpes simpleks di daerah sekita mulut dan hidung harus
dibedakan dengan impetigo $esikobulosa. 3elainan kulit pada
impetigo $esikobulosa berupa eritem, bula, dan bula hipopion.
3eadaan umum tidak dipengaruhi, kadang-kadang %aktu penderita
datang berobat, $esikel>bula telah memecah sehingga yang tampak
hanya koleret dan dasarnya masih eritematosa.
&&
1ambar 1,. mpetigo $esikobulosa. Bula superfisial dan erosi pada daerah
hidung.
Pada daerah genitalia harus dibedakan dengan ulkus durum,
ulkus mole, dan ulkus mikstum.
&&
*lkus durum
Chancre /ulkus durum0 sifilis biasanya muncul sebagai lesi tunggal
yang tidak menyakitkan dan tidak berulang. *lkus tersebut
biasanya bulat, dasarnya ialah jaringan granulasi ber%arna merah
dan bersih, diatasnya hanya tampak serum. Dang khas ialah ulkus
tersebut indolen dan teraba indurasi.
&&
64
Chancroid /*lkus !ole0
Chancroid adalah penyakit infeksi menular ulseratif akut yang
disebabkan oleh organisme Haemophilus ducreyi, sering
bermanifestasi sebagai ulkus dengan eksudat abu-abu kekuningan
diatas dasar jaringan granulasi. *lkus kecil, lunak pada perabaan,
tidak terdapat indurasi, berbentuk ca%an, pinggir tidak rata,
sering bergaung dan dikelilingi halo yang eritematosa.
&&
Limfogranuloma )enereum
*lkus yang mendahului limfigranuloma $enereum berbentuk
tidak khas dan tidak nyeri, dapat berupa erosi, papul miliar,
$esikel, pustul, dan ulkus. *mumnya penderita tidak datang
65
1ambar 14. Chancre pada sifilis primer
1ambar 17. Pembesaran chancroid dengan eksudat abu-abu yang
telah merusak frenulum /kissing ulcer0.
berobat pada fase ini, tetapi pada %aktu terjadi sindrom ingunal
yaitu terjadi limfadenitis dan periadenitis.
&&
A B
1ambar 1;. +. <rosi 2idak Eyeri di Prepusium
B.Pembesaran dari 3elenjar 1etah Bening nguinalis
'.4.? Penatalaksanaan
"ampai saat ini belum ada terapi yang memberikan
penyembuhan radikal, artinya tidak ada pengobatan yang dapat
mencegah episode rekurens secara tuntas. Pengobatan dapat
dibagi menjadi tiga kategori yaitu 8
&&
2indakan profilaksis
a. Penderita diberi penerangan tentang sifat penyakitnya yang
dapat menular terutama bila sedang terkena serangan.
&'
b. Proteksi indi$idual.
&'
c. @aktor-faktor pencetus sedapat mungkin dihindari.
Pengobatan non spesifik
a. :asa nyeri dan gejala lain ber$ariasi, sehingga pemberian
analgetika, antipiretik, dan antiprurius disesuaikan dengan
kebutuhan indi$idual.
&'
66
b. +ntibiotika dapat diberikan untuk mencegah infeksi
sekunder.
c. Iat pengering antiseptik seperti preparat idoksuridin dapat
dipakai secara topikal untuk mengeringkan lesi, mencegah
infeksi sekunder, dan mempercepat %aktu penyembuhan.
+taupun dapat juga diperi asiklo$ir secara topikal.
&'
Pengobatan spesifik
&&
Penderita herpes genital akuisita dapat menyebabkan
perjalanan penyakit yang lama dengan ulserasi genital yang
berat dan masalah neurologik. 3arena itu, semua penderita
episode pertama dari herpes genital sebaiknya mendapatkan
terapi anti$iral. :egimen yang direkomendasikan adalah
asiklo$ir ,##mg per oral '.1 selama ; hari atau asiklo$ir &##mg
per oral 4.1 selama ; hari. +siklo$ir merupakan obat anti$irus
yang spesifik terhadap $irus herpes, dapat diberikan pada
penderita dengan infeksi mukokutan disertai defisiensi imunitas.
9bat ini tidak teratogenik dan bekerja mengganggu replikasi
DE+ $irus. "elain itu, dapat diberikan famsiklo$ir &4#mg . '
atau $alasiklo$ir 1gram per oral . & selama ; hari. Pengobatan
anti$irus ini dapat dilanjutkan apabila keluhan tidak membaik
setelah 1# hari.
1',&&,&'
Pada penderita herpes genital rekurens, regimen yang
direkomendasikan adalah asiklo$ir ,## mg . ' selama 4 hari
atau famsiklo$ir 1&4 mg . & selama 4 hari atau $alasiklo$ir 4##
mg . & selama ' hari.
1'
'.4.- 3omplikasi
3omplikasi yang paling ditakutkan adalah akibat penyakit ini
pada bayi yang baru lahir. (erpes genitalis pada permulaan
kehamilan bisa menimbulkan abortus atau malformasi kongenital
67
berupa mikroensefali. Pada bayi yang lahir dari ibu yang menderita
herpes genitalis pada %aktu kehamilan dapat ditemukan kelainan
berupa hepatitis, infeksi berat, ensefalitis, keratokonjungti$itis,
erupsi kulit berupa $esikel herpetiformis dan bahkan bisa lahir
mati.
&'
'.4.1# Prognosis
!eskipun kematian yang disebabkan oleh infesi (")-& jarang
terjadi, akan tetapi selama belum ada pengobatan yang efektif
sehingga masih dapat terjadinya rekurensi.
&'
Prognosisnya akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia
seperi pada orang de%asa. nfesi primer dini yang segera diobati
mempunyai prognosis yang lebih baik, sedangkan infeksi rekuren
hanya dibatasi frekuensi kambuhnya.
&&
BAB I"
KESIMPULAN
Penyakit menular seksual masih merupakan salah satu penyakit dengan angka
kejadian yang cukup tinggi. Penyakit menular seksual tidak selalu penyakit
yang menular melaui genato-genital saja tetapi oro-genital atau ano-genital
juga masuk didalamnya. "ecara gejala penyakit, !" dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu !" dengan gejala utama duh, !" dengan gejala utama
$egetasi, dan !" dengan gejala utama ulkus.
68
*lkus genitalis dapat disebabkan oleh infeksi atau non infeksi. !"
dengan gejala utama ulkus genitalis adalah infeksi herpes simple. $irus, sifilis
/Treponema pallidum), chancroid /Haemophilus ducreyi), granuloma inguinale
/donovanosis ; Calymmatobacterium granulomatis), dan limfogranuloma
$enerum /Chlamydia trachomatis serotipe L1,L&, dan L'0.
(erpes simpleks merupakan penyakit yang diseebabkan oleh $irus
herpes simpleks. Biasanya ditandai dengan lesi $esikel berkelompok yang
dapat pecah sehingga menyebabkan timbulnya erosi atau ulkus yang dangkal
dan nyeri. 2erdapat juga gejala konstitusi, dan limfadenopati. Diagnosis dapat
dibantu dengan pemeriksaa 26anck atau PC:. Penyakit ini dapat diterapi
dengan menggunakan anti$irus yaitu asiklo$ir, $alasiklo$ir, atau famsiklo$ir.
"ifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
Penyakit ini dapat bersifat sistemik. 1ejala kinis ditandai dengan ulserasi
singel, batas yang tegas dengan dasar yang bersih dan berindurasi. Dapat
ditemukan linfadenopati inguinal ringan dan teraba lunak. Penyakit ini dapat
dideteksi dengan pemeriksaan serologi yaitu ):DL dan 2P(+.
Penatalaksanaan berupa injeksi penicilin 1 ben6atin &,, juta unit secara
intramuskular.
*lkus mole merupakan penyakit yang disebabkan oleh Haemophilus
ducreyi. 1ejala klinis berupa ulkus yang nyeri, dengan batas serpiginosa, dan
dasar yang rapuh /mudah pecah0, biasanya ditutupi oleh jaringan neekrotiik
dan sering dengan eksudat yang purulen. *lkusnya non indurasi. Ditemukan
juga linfadenopati atau adenitis unilateral, yang lunak dan bersupurasi.
Penyakit ini dapat ditunjang dengan pemriksaan 1ram yang ditemukan basil
gram negatif yang berkelompok seperti rantai /cocobacillus). Penatalaksanaan
berupa pemberian a6itromisik, ceftria.one, ciproflo.acine, atau eritromisin.
Dapat juga dilakukan tindakan pebedahan berupa insisi atau aspirasi jarum.
Limfogranuloma )enerium ialah penyakit yang disebabkan oleh C
trachomatis. 1ejala klinis ditemukan ulserasi atau papul yang kecil, dangkal,
tidak nyeri di genital atau rektal, dan tidak ada indurasi. "elain itu dapat
69
ditemukan linfadenopati inguinal atau femoral, yang unilateral dan lunak. Pada
pemeriksaan kultur spesimen ditemukan C trachomatis serotipe L1,L&, dan
L'. Penatalaksanaan berupa pemberian doksisiklin atau eritromisin selama &1
hari.
1ranuloma nguinale merupakan proses granulomatosa yang
disebabkan oleh Calymatobacterium granulomatis. Ditemukan ulkus atau
papul yang persisten, tidak nyeri, mudah berdarah karena banyak $askular
/beety red). *lkus mungkin hipertrofik, nekrotik atau sklerotik. 2idak
ditemukan linfadenopati. Pada pe%arnaan gram dengan =right ditemukan
#onovan bodie intrasiroplasma. Penatalaksanaan berupa doksisiklin,
a6itromisin, ciprofloksasin, atau eritromisin selama &1 hari.
(erpes simpleks dan sifilis adalah penyakit yang cukup sering kita
temukan sehari-hari. "ehingga kemampuan kita sebagai klinisi harus lebih baik
dan peka terhadap penyakit ini. Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan
bermanfaat dan dapat membantu dalam mendiagnosa penyakit ini.
DAF)AR PUS)AKA
1. @ahmi ". 2injauan Penyakit !enular "eksual. Dalam 8 Djuanda +di,
(am6ah !, +isah ",editors. lmu Penyakit 3ulit dan 3elamin. Cakarta 8
Balai Penerbit @3 *. &##?. (al '7'-4
&. 3ementerian 3esehatan :epublik ndonesia. Pedoman Easional
Penanggulangan nfeksi !enular "eksual. Cakarta 8 Direktorat Cendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. &#11
70
'. (akim Lukman. <pidemiologi Penyakit !enular "eksual. Dalam 8
@ahmi ", ndriatmi =, Iubier @, Cudanarso C,editor. Penyakit !enular
"eksual. Cakarta 8 Balai Penerbit @3*. &##'. (al 1-1,
4. :oett !, !ayor !ejebi, *duhiri 3. Diagnosis and !anagement of
1enital *lcer. &#1&. Diakses di
http8>>%%%.aafp.org>afp>&#1&>#&#1>p&4,.html . Diakses tanggal &'
Eo$ember &#1'.
4. @ahmi ". +natomi +lat 3elamin. Dalam 8 Djuanda +di, (am6ah !,
+isah ",editors. lmu Penyakit 3ulit dan 3elamin. Cakarta 8 Balai
Penerbit @3 *. &##?. (al --1?
7. Coseph Patrick, 1est 2homas. !ale *rinary 9rgan +natomy. &#1'.
Diakses di http8>>emedicine.medscape.com>article>1?--#-;-
o$er$ie%Jsho%a
.
Diakses tanggal &' Eo$ember &#1'.
7. 3laassen I, 1est 2homas. !ale :eproducti$e 9rgan +natomy. &#1'.
Diakses di http8>>emedicine.medscape.com>article>1?--#;4-
o$er$ie%Jsho%all. Diakses tanggal &' Eo$ember &#1'.
8. !iranda +urora. @emale :eproducti$e 9rgan +natomy. &#1'. Diakses
di http8>>emedicine.medscape.com>article>1?-?-1--o$er$ie%Jsho%all.
Diakses tanggal &' Eo$ember &#1'.
-. Cudanarsono C. *lkus !ole. Dalam 8 Djuanda +di, (am6ah !, +isah
",editors. lmu Penyakit 3ulit dan 3elamin. Cakarta 8 Balai Penerbit @3
*. &##?. (al ,1?-&&.
1#. ndriatmi =. *lkus !ole. Dalam 8 @ahmi ", ndriatmi =, Iubier @,
Cudanarso C,editor. Penyakit !enular "eksual. Cakarta 8 Balai Penerbit
@3*. &##'. (al 1#,--
11. 3lausnerr Ceffrey. Chancroid. Chapter 1&. Current Diagnosis and
2reatment of "e.ually 2ransmitted Disease. "an @ransisco 8 !c 1ra%-
(ill. &##;
71
1&. +l-2a%fiF +, "pinola ". (aemophilus ducreyi8 Clinical disease and
pathogenesis. Current 9pinion in nfect Diseases. &##&G148,'H,;
1'. CDC. Diseases Charcteri6ed by 1enital, +nal, or Perianal *lcers.
"e.ually 2ransmitted Disease 2reatment 1uidelines. &#11.
1,. (utapea Eamyo. "ifilis. Dalam 8 @ahmi ", ndriatmi =, Iubier @,
Cudanarso C,editor. Penyakit !enular "eksual. Cakarta 8 Balai Penerbit
@3*. &##'. (al ?4-1#'
14. Eatahusada <.C, Djuanda +di. "ifilis. Dalam 8 Djuanda +di, (am6ah
!, +isah ",editors. lmu Penyakit 3ulit dan 3elamin. Cakarta 8 Balai
Penerbit @3 *. &##?. (al '-'-,1'
17. Djuanda +di. Limfogranuloma )enerum. Dalam 8 @ahmi ", ndriatmi
=, Iubier @, Cudanarso C,editor. Penyakit !enular "eksual. Cakarta 8
Balai Penerbit @3*. &##'. (al 1'1-;
1;. 3ario (. Limfogranuloma )enerum. Dalam 8 Djuanda +di, (am6ah !,
+isah ",editors. lmu Penyakit 3ulit dan 3elamin. Cakarta 8 Balai
Penerbit @3 *. &##?. (al 11,-1;
1?. Co%an @rances. 1enital *lcer Disease. Dalam 8 +dler !ikael, Co%an
@rances, :ichens C, @rench Patrick, !itchel (ellen. +BC of "e.ually
2ransmitted nfection. 4th ed. London 8 B!C. &##,. (al ,,-44
1-. +rso$e Pamela. Lymphogranulom )enerum. Dalam 8 @lit6patrick 2 B,
<isen +.I, =olff 3, @reedberg .!, +usten. Dermatology in 1eneral
!edicine.;
th
ed. Ee% Dork 8!c 1ra% (ill. &##?. (al -'--,1
&#. Cudarsono C. 1ranuloma nguinale. Dalam 8 Djuanda +di, (am6ah !,
+isah ",editors. lmu Penyakit 3ulit dan 3elamin. Cakarta 8 Balai
Penerbit @3 *. &##?. (al ,&'-&7
72
&1. :othenberg :.B. 1ranuloma nguinale. Dalam 8 @lit6patrick 2 B, <isen
+.I, =olff 3, @reedberg .!, +usten. Dermatology in 1eneral
!edicine.;
th
ed. Ee% Dork 8!c 1ra% (ill. &##?
&&. (andoko :onny. (erpes "impleks. Dalam 8 Djuanda +di, (am6ah !,
+isah ",editors. lmu Penyakit 3ulit dan 3elamin. Cakarta 8 Balai
Penerbit @3 *. &##?. (al '?1-'
&'. @ahmi ", Cudarsono C. (erpes 1enitalis. Dalam 8 @ahmi ", ndriatmi
=, Iubier @, Cudanarso C,editor. Penyakit !enular "eksual. Cakarta 8
Balai Penerbit @3*. &##'. (al 11#-&1
73

You might also like